Sedangkan pembagian laut berdasarkan letaknya dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. Laut tepi yaitu bagian laut yang terletak di pinggir benua serta terhalang dari lautan luas oleh
gugusan pulau atau jazirah. Contoh laut Banda dll.
b. Laut tengah yaitu laut yang terletak antara dua benua yang memiliki gejala-gejala gunung api
dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contoh laut pertengahan Australia.
c. Laut pedalaman yaitu bagian laut yang hamper seluruhnya di keliling oleh daratan. Contoh
laut Baltik, Laut Kaspia dll.
Penggolongan wilayah laut yang didasarkan pada wilayah kekuasaan suatu Negara diatur
berdasarkan Konferensi Hukum Laut Internasional dan disepakatioleh PBB. Berdasarkan
Konferensi Hukum Laut Internasional maka disepakati pembagian wilayah laut sebagai
berikut :
a. Laut Teriorial yaitu merupakan laut kedaulatan penuh suatu Negara dimana Negara
tersebut berhak sepenuhnya memanfaatkan semberdaya yang terkandung di dalamnya.
Batas laut territorial ditarik dari garis dasar sejauh 12 mil kea rah luar.
b. Landas Kontinen yaitu bagian dari benua yang terendam oleh air laut. Paa batas ini
Negara memilikihak dan kewenangan untuk mengabil sumber daya yang terkandung di
dalamnya seperti ikan dan sumber daya tambang. Batas landas kontinen di ukur dari garis
dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil.
c. Zona Ekonoi Eksklusif (ZEE), jalur ini bukan merupakan bag ian wilayah suatunegara tetapi
hanya memiliki dan dapat menggunakan secara khusus untuk kepentingan ekonomi yang
terdapt dalam jalur tersebut.
Arus Laut
Arus laut adalah aliran air laut yang mempuyai arah dan peredaran yang tetap dan
teratur. Arus laut dapat dibedakan menurut letak, suhu dan cara terjadinya.
a. Arus laut menurut letaknya
ü Arus bawah adalah arus laut yang bergerak di bawah permukaan laut. Misalnya arus bawah di
Selat Gibraltar
ü Arus atas adalah arus laut yang bergerak di permukaan laut, misalnya arus California.
b. Arus laut menurut suhunya
ü Arus panas adalah jika suhu arus laut lebih panas daripada suhu air laut disekitarnya. Misalnya
Arus teluk.
ü Arus digin ialah jika suhu arus laut yang lebih dingin dibandingkan dengan air laut
disekitarnya. Missal arus Labrador.
c. Arus laut menurut terjadinya
ü Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut.
ü Arus karena angin.
ü Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air).
ü Arus karena pengaruh daratan atau benua.
ü Arus karena pasang naik dan surut.
Gelombang Laut
Gelombang adalah suatu bentuk punggung air yang menyerupi bentuk bukit yng dapat
berubah bentuk pada permukaan air. Aliran turbulen dan energy angin menyebabkan
terjadinya perubahan tegangan dan tekanan di atas permukaan laut. Selain karena tiupan
angin, gelombang juga dapat ditimblkan oleh adanya dislokasi dasar laut atau yang diketahui
sebagai gelombang tsunami. Tinggi rendahnya gelombang dipengaruhi oleh kekuatan gaya
geser angin yang menggerakkannya. Komar (1983) membagi gelombang menjadi tiga jenis
yaitu sea, swell dan surf. Sea adalah gelombang yang langsung dibangkitkan oleh
angin. Swell adalah gelombang lanjutan dari gerakan air yang terdorong oleh kekuatan
gelombang sea. SedangkanSurf adalah gelombang yang telah pecah mndekati garis pantai.
Pasang Surut
Pasang surut air laut adalah perubahan ketinggian permukaan air laut yang berlangsung
secara periodic dalam periode setengah hari. Pasang surut air laut disebabkan oleh adanya
pengaruh gaya gravitasi bulan. Sela itu juga disebabkan oleh gaya grafitasi antara bumi-
bulan-matahari. Hokum gravitasi Newton menyatakan bahwa semua massa benda tarik
menarik satu sama lain, dan gaya ini tergantung pada besarnya massa serta jarak di antara
massa tersebut. Sehingga dapat dipahami meskipun massa bulan lebih kecil dari massa
matahari tetapi jaraknya ke bumi juga jauh lebih kecil sehingga gaya tarik bulan terhadap
bumi pengaruhnya lebih besar dibandingkan pengaruh gaya tarik matahari terhadap bumi.
Ketka bulan baru dan bulan penuh posisi matahari bulan dan bumi berada pada satu garis
lurus, kombinasi gaya tarik bulan dan matahari bekerja saling menguatkan sehingga terjadi
pasang naik tertinggi.
Jenis-Jenis Perairan
1. Sungai
Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu,
berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara ke laut atau
perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat
manusia termasuk ke dalam kategori sungai.
a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang
airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada,
namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu
sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh
jenis sungai ini.
c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es ( gletser ), dari hujan,
dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai
Mamberamo di Papua ( Irian Jaya).
2. Danau
Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan air berfluktuasi
kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai
sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan, terbentuk secara alami dan terisoiasi
dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam kategori danau. Berdasarkan cara terbentuknya,
danau dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
a. Danau Tektonik yaitu danau yang terbentuk tenaga endogen yang bersumber dari gerakan
tektonik. Misalnya Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi
b. Danau Vulkanik, yaitu danau bekas kawah kawah gunung api. Misalnya Danau Kawah
Gunung Kelud, Gunung Batur, Gunung Galunggung dan lain sebagainya
c. Danau Vulkano-tektonik yaitu danau yang terbentuk karena proses vulkanik dan tektonik.
Hal ini diakibatkan kerena patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan.
d. Danau Pelarutan (solusional) yaitu danau yang terbentuk pada bentuk lahan negative atau
berada dibawah rata-rata permukaan bumi akibat pelarutan.
e. Danau Tapal Kuda (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan meander secara alami
dan ditinggalkan alirannya sehingga disebut kali mati.
3. Waduk
Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai oleh
manusia.
4. Rawa
Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan sumber
air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan dengan sungai, relatif
tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan membusuk, banyak terdapat vegetasi baik
yang mengapung dan mencuat maupun tenggelam. Berdasarkan proses terbentuknya, rawa
dibedakan dalam beberapa jenis:
a. Rawa Pantai
Rawa ini slalu dipengaruhi oleh pasang-surut air laut
b. Rawa Pinggiran
Rawa pinggiran sepanjang aliran sungai terjadi akibat sering meluapnya air sungai tersebut
c. Rawa Abadi
Rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke lau. Air
rawa ini asam dan berwarna kemerah-merahan.
5. Gletser
Gletser menurut Katili (dalam Tanudidjaja) adalah masa es berbutir yang terbentuk dari
penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil menguap
ataupun meleleh.salju berasal dari uap air yang membeku di daerah dingin pada lintang tinggi
dan daerah lintang sedang pada musim dingin (winter). Timbunan es di daerah lereng
pegunungan tersebut akan menuruni lereng-lereng yang disebut gletser.
Daerah Aliran Sungai (DAS)
DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hu jan dan mengalirkannya menuju
parit, sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut. Istilah yang juga umum digunakan
untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed. Batas DAS
adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya.
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka
garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sunga i. Garis batas DAS
tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat, tetapi dapat digambarkan pada peta.
Batas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi. Akibatnya sebuah
DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi. Ada DAS yang meliputi wilayah
beberapa negara (misalnya DAS Mekong), beberapa wilay ah kabupaten (misalnya DAS
Brantas), atau hanya pada sebagian dari suatu kabupaten.
DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada
bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit. Parit tersebut kemungkinan mempunyai
aliran sebelum dan sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya
sepanjang tahun (perennial flow). Sebuah DAS yang menjadi bagian dari DAS yang lebih
besar dinamakan sub DAS yang merupakan daerah tangkapan air dari anak sungai.
DAS dapat dibagi ke dalam tiga komponen yaitu : bagian hulu, tengah dan hilir.
Ekosistem bagian hulu merupakan daerah tangkapan air utama dan pengatur aliran.
Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan pengatur air, sedangkan ekosistem hilir
merupakan pemakai air. Hubungan antara ekosistem-ekosistem ini menjadikan DAS sebagai
satu kesatuan hidrologis. Di dalam DAS terintegrasi berbagai faktor yang dapat mengarah
kepada kelestarian atau degradasi tergantung bagaimana suatu DAS dikelola.
Di pegunungan, di dataran tinggi dan dataran rendah sampai di pantai dijumpai iklim,
geologi, hidrologi, tanah dan vegetasi yang saling berinteraksi membangun ek osistem.
Setiap ekosistem di dalam DAS memiliki komponen biot ik dan abiotik yang saling
berinteraksi. Memahami sebuah DAS berarti belajar tentang segala proses-proses alami yang
terjadi dalam batas sebuah DAS.
Sebuah DAS yang sehat dapat menyediakan :
a. Unsur hara bagi tumbuh-tumbuhan
b. Sumber makanan bagi manusia dan hewan
c. Air minum yang sehat bagi manusia dan makhluk lainnya
d. Tempat berbagai aktivitas manusia dan hewan
Beberapa proses alami dalam DAS bisa memberikan dampak menguntungkan kepada
sebagian kawasan DAS tetapi pada saat yang sama bisa merugikan bagian yang lain. Banjir
di satu sisi memberikan tambahan tanah pada dataran banjir tetapi untuk sementara
memberikan dampak negatif kepada manusia dan kehidupan lain.
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas gerakan air laut, baik pada
tebing curam, pantai berpasir, pantai berkarang maupun pantai berlumpur. Aktivitas marine
sering dipengaruhi aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai fluvio-marine. Proses
marine mempunyai pengaruh yang sangat aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai.
Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam
daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang
alam di daerah pantai. Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan
daerah pantai juga dipengaruhi oleh:
a. Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
b. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai
tersebut.
c. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari
luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
d. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di
permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan,
patahan, dan sebagainya.
e. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang
ada di laut.
2. Pantai bergisik
Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat
endapan material hasil abrasi. Material ini dapat berupamaterial halus dan juga bisa berupa
material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff, tetapi juga
bisa terdapat pada daerah pantai yang landai. Pada pantai yang landai material gisik ini
kebanyakan berupa pasir ,dan sebagaian kecil berupa meterial dengan butiran kerikil sampai
yang lebih besar. Pada umumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari
daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut kemudian diendapkan oleh arus laut
sepanjang pantai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar Muara sungai.
3. Pantai berawa payau
Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi(accretion). Proses
sedimentasi merupakan penyebab bertambah majunya pantai ke arah laut. Material penyusun
umumnya berbutir halusdan medan ini berkembang pada lokasi yang gelombangnya kecil
atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif dangkal. Karena airnya p a y a u ,
m a k a d a e r a h i n i kemungkinan untuk pengembangannya sangat terbatas. Rawa payau ini
pada umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa payau seperti bakau, nipah, dan tumbuh-
tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau. Tumbuhan bakau ini dapat berfungsi sebagai
pemecah g e l o m b a n g d a n s e b a g a i penghalang pengikisan di pantai, sebaliknya
sedimentasi bisa terjadi. Oleh karena itu pantai mengalami akresi. Peranan bakau di dalam
merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas jika bakaunya hilang/mati, ditebang habis,
maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi.
Topografi Pantai
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang,
kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman airnya,
serta lamanya proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang curam, maka sebagian besar
air akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng cliff tersebut dan naik dari
permukaan air yang dangkal.
1. Kekuatan Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab pengikisan gelombang
secara langsung. Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut menyebabkan semakin
besarnya kekuatan gelombang.
2. Kenampakan Hasil Kerja Gelombang
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat menyebabkan
pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu sisi menebabkan kerusakan
pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan berkembang atau terbentuknya garis pantai.
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur batuan yang menyusun
pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih cepat terkikis bila
dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai
yang berusia tua.
b. Pantai curam (Cliff) dan teras-teras pantai
Apabila dinding pantai Cliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi dihantam
gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak hancur sekaligus. Sebagian
material batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari
gelombang. Apabila tumpukan material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai
kliff tersebut akan mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras-
teras gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor-faktor penyebab
erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya, maka teras-teras gelombangnya akan
bertambah lebar.
3. Kenampakan Hasil Pengendapan Gelombang
Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada beberapa macam, yaitu:
a. Gisik (beach)
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi di
atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang gisik ini
terlihat seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini
terdiri dari kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel), dan pasir.
b. Penampang gisik yang seimbang
Apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai tingkatan gisik yang lebar
dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi keseimbangan antara tenaga erosi dan
pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses pengendapan arus bawah serta arus
pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini terjadi, maka lereng akan terlihat
bertingkat-tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah penampang melintang pantai yang
mengalami keseimbangan. Jenis pantai ini biasanya berbentuk cembung ke atas dan
bertingkat-tingkat ke arah daratan.
c. Gisik puncak (cusped beaches)
Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang. Pada sisi yang mengarah ke laut dari
beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar yang seragam. Di bagian
bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik yang berbentuk agak
cembung.
d. Gosong pasir (offshore bars) atau penghalang (barrier)
Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi
proses sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu
memecah daratan dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar dengan garis
pantainya. Endapan yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang (barrier), ambang
(bar), atau gosong pasir (offshore bars).
Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah tumbuh-
tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang dapat membantu
pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat menjadi endapan kapur.
Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan.
Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan
gelombang dan arus laut.