Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENCEMARAN PERAIRAN

Dibuat Oleh :
1. Geovani Lumongga LumbanTobing ( CDA 118 036)

Dosen Pengampu : Dr. Eng.Rosana Elvince,S.Pi,M.Eng

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga
tidak adakehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat
menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik
kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan
manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.Di zaman sekarang, air menjadi
masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang
baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan.
Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air
menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Pencemaran airadalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air sepertidanau, sungai, lautan dan air tanahakibat
aktivitasmanusia.Danau,sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Kemanfaatan terbesar danau, sungi,lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan
air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air
tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika
tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.Walaupun fenomena alam,
seperti gunung meletus, pertumbuhan gulma yang sangat cepat, badai dan

2
gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun
fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran
air. Pencemaran ini dapatdisebabkan oleh limbah industri, perumahan,
pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan
menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah
cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham
minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air
tanah.
Rumusan Masalah
 Pencemaran nonpoint

1.2 Tujuan Penulisan


 Tujuan dari penulisan ini adalah Untuk mengetahui kajian tentang
Pencemaran perairan nonpoint.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pencemaran perairan nonpoint.
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan
kurang lebih 17.508 buah pulau dan mempunyai panjang garis pantai 81.791
km (Supriharyono, 2002). Hampir sebagian besar ibukota Provinsi
Indonesia terletak di wilayah pantai, seperti Jakarta, Surabaya, Medan,
Makassar. Kawasan kota pantai merupakan tempat konsentrasi penduduk yang
paling padat. Sekitar 75% dari total penduduk dunia bermukim di kawasan
pantai. Dua pertiga dari kota-kota di dunia dengan penduduk lebih dari 2,5
juta jiwa terdapat di wilayah pantai (UNESCO, 1993; Edgern, 1993 dalam Kay
dan Alder, 1999). Keadaan serupa juga terjadi di Indonesia, yang
mengakibatkan hampir 60% jumlah penduduk di kota-kota besar (seperti
Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan dan Makassar) menyebar di kawasan
pantai (Dahuri, dkk. 2001). Pemusatan penduduk, kegiatan pariwisata dan
industrialisasi serta aktivitas pelabuhan di kota pantai merupakan sumber
pencemaran perairan pantai. Aktivitas-aktivitas ini menghasilkan limbah yang
baik secara langsung maupun tidak langsung sering menganggu kehidupan di
perairan pantai. Dampak negatif pencemaran tidak hanya dapat menimbulkan
kerugian ekonomis dan ekologis berupa penurunan produktivitas hayati perairan,
kematian ikan dan biota laut lainnya, kerusakan atau penurunan nilai estetika,
tetapi juga dapat membahayakan kesehatan bahkan kematian manusia yang
memanfaatkan perairan pantai kota atau manusia yang mengkonsumsi biota laut di
dalamnya.
Pemusatan penduduk, kegiatan pariwisata dan industrialisasi serta
aktivitas pelabuhan di kota pantai merupakan sumber pencemaran perairan

4
pantai. Aktivitas-aktivitas ini menghasilkan limbah yang baik secara langsung
maupun tidak langsung sering menganggu kehidupan di perairan pantai. Dampak
negatif pencemaran tidak hanya dapat menimbulkan kerugian ekonomis dan
ekologis berupa penurunan produktivitas hayati perairan, kematian ikan dan biota laut
lainnya, kerusakan atau penurunan nilai estetika, tetapi juga dapat
membahayakan kesehatan bahkan kematian manusia yang memanfaatkan
perairan pantai kota atau manusia yang mengkonsumsi biota laut di dalamnya.
Pendapat yang menyatakan bahwa laut sebagai “tempat sampah” yang
mampu menguraikan dan melarutkan bahan-bahan yang dibuang ke dalamnya
menyebabkan banyak limbah dibuang ke laut. Pendapat ini perlu diluruskan
mengingat sebagai suatu sistem, laut memiliki keterbatasan dalam kemampuan
menampung dan mengurai (carrying capacity) limbah, seharusnya laut
merupakan ”halaman rumah kita” yang harus dijaga kebersihannya. Kemampuan
perairan pantai dalam menampung dan mengurai limbah yang terbatas dapat
menimbulkan penumpukan limbah yang lambat laun menimbulkan pencemaran
perairan pantai.
Menurut Agenda 21, makin tingginya jumlah penduduk di wilayah
perkotaan akibat urbanisasi, mengakibatkan limbah padat dan cair semakin
meningkat. Kontribusi pencemar organik di berbagai sungai oleh limbah cair yang
berasal dari manusia telah mencapai 50% sampai 75% dari limbah cair total. Hasil
beberapa penelitian menunjukkan bahwa perairan kota pantai di Indonesia telah
mengalami pencemaran yang menimbulkan kerugian baik secara moril maupun
materil.
Pada tahun 1997 perairan pantai Kota Jakarta telah mengalami pencemaran
bahan organik (BOD5), nitrat, fosfat, Pb dan Zn (Anna, 1999), dan pada tahun
2005 pencemaran di perairan pantai Jakarta semakin meningkat nampak dari
tingginya nilai BOD5, amonia, nitrit, nitrat, fosfat, Pb, Cd dan Cr (Riani dkk.,
2005). Demikian pula dengan perairan pantai Kotamadya Semarang, telah
mengalami pencemaran bahan organik dan anorganik (Sulardiono, 1997).

5
Perairan pantai Kota Makassar mengalami peningkatan kekeruhan, kadar
nitrat dan fosfat serta kandungan bahan organik akibat penutupan salah
satu aliran Sungai Jeneberang (Samawi, 2001). Bapedalda Makassar (2003)
melaporkan bahwa perairan pantai Kota Makassar juga telah mengalami
pencemaran bahan organik, hara nitrogen dan fosfat serta logam Pb (BAPEDALDA,
2003).
Beban pencemaran merupakan salah satu penyebab menurunnya
biomassa dan keanekaragaman perairan laut (Duda, 2006). Pencemaran
terhadap perairan pantai menghasilkan nilai ekonomi yang rendah dan biaya
sosial yang cukup tinggi yang pada akhirnya mengakibatkan skor ekonomi yang
rendah (Anna, 2003).
Sejalan pernyataan tersebut Islam dan Tanaka (2004) menyatakan bahwa
pencemaran pantai dan laut telah menjadi penyebab utama perubahan struktur
dan fungsi dari fitoplankton, zooplankton, bentos dan komunitas ikan pada
area yang luas, termasuk dampak terhadap kesehatan masyarakat, khususnya
pada perikanan dan penggunaan komersil habitat pantai dan laut.
Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan
identifikasi adanya sejumlah kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu
operasi sistem yang dianggap efektif. Pendekatan sistem umumnya ditandai
oleh dua hal, yaitu (1) mencari semua faktor penting yang ada dalam
mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah, dan (2)
penyusunan suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional.
Tahapan dengan metode pendekatan sistem meliputi analisis kebutuhan,
formulasi masalah, identifikasi sistem, pemodelan sistem, verifikasi dan validasi,
implementasi.
Identifikasi sistem dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen
yang terlibat di dalam sistem yang akan dikaji. Identifikasi sistem digambarkan
dalam bentuk diagram lingkar sebab akibat (causal loop). Diagram lingkar sebab
akibat adalah pengungkapan tentang kejadian hubungan sebab akibat (causal

6
relationships) ke dalam bahasa gambar tertentu. Bahasa gambar tersebut dibuat
dalam bentuk garis panah yang saling mengait, sehingga membentuk sebuah
diagram sebab akibat (causal-loop), pangkal panah mengungkapkan sebab dan
ujung panah mengungkapkan akibat.
Sistem pengendalian pencemaran pantai diidentikkan dengan komponen perairan
pantai kota yang merupakan suatu ekosistem terbuka oleh pengaruh dari luar.
Peningkatan jumlah penduduk dan industri pada kota pantai menghasilkan
berbagai jenis limbah cair dalam jumlah yang besar.
Peningkatan pencemaran perairan pantai akan menurunkan kualitas dan kuantitas
sumberdaya hayati. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap
keberlangsungan aktivitas pembangunan seperti perikanan, pariwisata,
pemukiman dan investasi. Pemerintah daerah selaku pengelola kota mempunyai
tanggungjawab mengendalikan pencemaran perairan pantai. Hal ini dilakukan
untuk melindungi masyarakat dari dampak pencemaran yang ditimbulkan.
Harapan seluruh stakeholder terhadap upaya pengendalian pencemaran
perairan pantai Kota Makassar adalah terjadinya penurunan tingkat pencemaran,
adanya partisipasi stakeholder dan tersedianya payung hukum.
Membangun model dilakukan bertujuan melihat perilaku sistem dalam
membantu perencanaan strategi pengendalian pencemaran perairan pantai kota.
Model bersandar pada hasil pendekatan kotak gelap dan kondisi faktual hasil
studi yang dikombinasikan dengan konsep teoritis dari berbagai kepustakaan.
Kegiatan perindustrian di wilayah Kota Makassar dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok yaitu industri makanan, industri minuman, industri tekstil,
industri pakaian jadi, industri kayu, bambu, rotan, rumput dan sejenisnya, indutri
perabot dan kelengkapan rumah tangga serta alat dapur dari kayu, bambu dan
rotan, Industri kertas dan barang dari kertas, industri percetakan dan penerbitan,
industri bahan kimia, industri kimia lain, industri pembekuan udang dan ikan,
industri karet dan barang dari karet, industri barang dari plastik, industri
semen, kapur dan baja, indutri logam dasar besi dan logam, Industri barang dari

7
logam kecuali mesin dan peralatannya, industri mesin dan perlengkapannya,
industri mesin, peralatan dan perlengkapan listrik, industri alat angkutan,
indutri pengolahan lainnya.
Kegiatan industri ini terbanyak di daerah aliran Sungai Tallo. Berdasarkan data
pemerintah daerah Kota Makassar distribusi industri pada tahun 2002 berjumlah
151 industri dan pada tahun 2003 berjumlah 155 industri. Kecamatan yang memiliki
jumlah industri cukup besar adalah Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea,
Panakukkang dan Tallo.
Tempat-tempat lain yang terletak di pulau-pulau kecil Kepulauan
Spermonde seperti Pulau Lumu-lumu, Pulau Bonetambung, Pulau Barrang
Lompo, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau Samalona,
Pulau Kayangan dan Pulau Lae-lae, memiliki kekayaan alam bahari seperti pasir
putih, terumbu karang, ikan dan beragam biota laut yang dapat dimanfaatkan
untuk wisata dan olah raga bahari.
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui aktivitas ion
hidrogen. Nilai pH pada perairan laut cenderung bersifat basa. Sedangkan pH air
limbah buangan rumah tangga dan industri bersifat asam karena
mengandung asam-asam organik dan asam-asam mineral, sehingga dapat
menyebabkan nilai pH rendah. Nilai pH perairan pantai Kota Makassar berkisar
antara 7,75 – 8,14 dengan rata-rata 7,94. Berdasarkan baku mutu air laut pH yang
sesuai untuk kehidupan biota laut adalah 6 – 9, dengan demikian pH perairan
pantai Kota Makassar masih pada keadaan yang mendukung kehidupan
biota laut. Gambar 10 memperlihatkan pH sumber limbah yang lebih rendah
dari pH perairan pantai. Keadaan ini disebabkan oleh kandungan asam yang tinggi
pada sumber limbah.
Daerah aliran kanal di wilayah Kota Makassar menjadi tempat aktivitas
penduduk. Diperkirakan aktivitas penduduk pada kanal ini menyumbang beban
limbah cair cukup besar. Kanal melalui daerah pemukiman dengan jumlah
penduduk 336036 jiwa, jumlah hotel sebanyak 38 dengan jumlah kamar 1982

8
buah. Jumlah pengunjung per tahun sebesar 393552 orang. Daerah aliran ini
diperkirakan memberikan beban limbah cair sebesar 9294,124 ton BOD5 per
tahun; 17823,18 ton COD per tahun, 3981,172 ton N per tahun; 665,89 ton P per
tahun. Daerah aliran Sungai Tallo melalui pemukiman dengan jumlah penduduk
sebesar 48.892 jiwa, jumlah hotel 1 buah dengan jumlah kamar 22 buah dan
pengunjung 9.504 orang per tahun. Diperkirakan beban limbah cair yang
dihasilkan sebesar 1.023,528 ton bahan organik yang tercermin pada nilai BOD5 per
tahun; 1.962,083 ton bahan organik yang tercermin pada nilai COD per tahun,
438,379 ton N per tahun; 73,385 ton P per tahun.
Menunjukkan terjadinya kegiatan konstruksi di sekitar daerah aliran sungai dan
kanal yang menimbulkan erosi tanah. Terjadi pula kecenderungan peningkatan nilai
COD dan Fosfat yang berasal dari limbah industri dan domestik. Hal ini
menunjukkan penggunaan detergen yang sulit terurai masih cukup tinggi untuk
wilayah Kota Makassar. Gambar 20 memperlihatkan peningkatan nitrat dari sumber
limbah domestik dan pertanian cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Konsentrasi beban limbah parameter logam berat khususnya Pb dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan dan berada di atas baku mutu lingkungan.
Pencemaran airadalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air sepertidanau, sungai, lautan dan air tanahakibat
aktivitasmanusia.Danau,sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam
siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Kemanfaatan terbesar danau, sungi,lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.Dalam PP No 20/1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di definisikan
sebagai:“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia

9
sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air
tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya.(Pasal 1, angka 2).
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan
air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika
tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.Walaupun fenomena alam,
seperti gunung meletus, pertumbuhan gulma yang sangat cepat, badai dan
gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun
fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air.
Pencemaran ini dapatdisebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian,
rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun.
Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik
(padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli
merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah
anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere)
juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah.
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat
Fisika dan kimia dari air.
Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air.
Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit
pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat
keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-
negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air
tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan
sebagian kecil lautmuara.Bahan-bahan yang berbahaya masuk ke laut
atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak
jenis kerang-keranganyang mungkin mengandung zat-zat yang berbahaya untuk
dimakan.

10
Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman,
pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak.Minyakdapat
mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan
dapat dilihat di Jepang.Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk
minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang
mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencemaran yang terjadi akibat industri galangan kapal dan aktivitas
masyarakat seperti limbah rumah tangga pada lingkungan dan ekosistem
perairan pesisir akan menimbulkan dampak negatif terhadap penghidupan
masyarakat pesisir (livelihood of coastal society) yang hidup bergantung pada
perairan pesisir khususnya nelayan. Ancaman yang paling serius dari kehadiran
limbah (misal minyak dan lemak) adalah kerugian ekonomi yang timbul karena
terhentinya aktivitas nelayan (ITOPF, 2009) dan hasil perikanan terkontaminasi,
sehingga akan mendorong penurunan harga atau penolakan hasil laut oleh para
pembeli (ITOPF, 2004). Kualitas perairan yang tidak lagi mendukung untuk
kehidupan organisme karena kualitas perairan yang semakin menurun akan
menggangu sosial ekonomi masyarakat yang bergantung pada sumberdaya perairan
pesisir dan laut
3.2 Saran
Dari penyusunan makalah ini, diharapakan bermanfaat bagi semua pihak
khususnya mahasiswa pendidikann. Kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat diharapkan, agar lebih sempurnanya makalah ini untuk selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Vikas, M., and G. S. Dwarakish. 2015. International Conference on Water Resources, Coastal
and Ocean Engineering(ICWRCOE 2015).Journal of Aquatic Procedia. Vol. 4 : 381-388 pp.

https://jil.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/article/viewFile/7896/6202

13

Anda mungkin juga menyukai