Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA MATERIAL

KERAMIK DAN GELAS

“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Material”


DOSEN PENGAMPUH
RANI CAHYANI S.Si, M.Si
OLEH

TIAN AGUSTINA / 18010109001


RAHMAWATI / 18010109019
IRMAWATI / 18010109006
HARIANI / 18010109031
SANTRI / 18010109016
DINAR / 18010109008

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITIT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Keramik
dan Gelas”.

Makalah ini telah dibuat dengan diskusi kelompok dan studi pustaka dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaiakan tantangan
dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalamu‘alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Baruga, 18-Mei-2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

A. Keramik................................................................................................
a. Pengertian Keramik .......................................................................
b. Sifat Keramik..................................................................................
c. Karakteristik struktur keramik........................................................
d. Klasifikasi keramik.........................................................................
e. Aplikasi keramik.............................................................................
B. Gelas.....................................................................................................
a. Pengertian Gelas.............................................................................
b. Sifat Fisika Gelas
c. Karakteristik Gelas
d. Aplikasi gelas

BAB III PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu material atau ilmu bahan adalah sebuah interdisiplin ilmu yang
mempelajari sifat material dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu
dan teknik. Ilmu material sangat berperan penting dalam perkembangan
peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian dan
komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam
kehidupansehari-hari kita, tidak terlepas dari pemanfaatan material beserta
teknologinya.
Salah satu material yang sering kita temui adalah material keramik
dan gelas. keramik adalah suatu bentuk dari tanah liat yang megalami
proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun (1950) mendefinisikan
keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang di bakar, seperti gerabah, porselin, dan sebagainya.
Gelas merupakan benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya
tidak bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang
bisa dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh
karenanya sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan di banyak
bidang kehidupan.
Kedua material ini sangat sering kita temui di dalam kehidupan
sehari-hari kita. Namun tak banyak yang mengetahui bagaimana sifat,
karakterisasi, dan aplikasi serta hal lainnya mengenai material keramik dan
gelas. Oleh karenanya, sebagai pelajar yang haus akan ilmu pengetahuan
akan mengkaji mengenai hal tersebut untuk menambah wawasan serta
menyelesaikan tugas pada mata kuliah fisika material.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari keramik dan gelas ?
2. Bagaiamana sifat fisika dari keramik dan gelas ?
3. Bagaimana pengaplikasian dari keramik dan gelas ?
C. Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari keramik dan gelas.
2. Untuk mengetahui sifat fisika dari keramik dan gelas.
3. Untuk mengetahui pengaplikasian dari keramik dan gelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keramik
a. Pengertian keramik
Pengertian keramik adalah cakupan untuk semua benda yang
terbuat dari tanah liat (lempung), yang mengalami proses panas /
pembakaran sehingga mengeras. Balai Besar Keramik
Bandung,mendefinisikan keramik sebagai berikut:
“Keramik adalah produk yang terbuat dari bahan galian anorganik
non - logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan
bahan jadinya mempunyai struktur kristalin dan nonkristalin atau
campuran dari padanya” (Praptopo Sumitro, dkk, 1984:15). Definisi
keramik yang pengertiannya luas dan umum adalah “bahan-bahan
yang dibakar tinggi”, termasuk didalamnya adalah semen, gibs, besi
(metal) dan lain sebagainya. Karena hal itulah sebutan keramik
bervariasi seperti gerabah, tembikar, mayolika, email, keramik putih,
terracota, porselin, keramik batu (stoneware), benda tanah liat, barang
pecah-belah, benda api, cermet (keramik-metal), gelas, semen api,
keramik halus, kaca, silikon dan lain sebagainya.1
b. Sifat keramik
1. Sifat Mekanik
 Kuat
 Keras
 Tahan Korosi
 Kerapatan yang rendah
 Titik lelehnya yang tinggi
 Rapuh

1
Agus Mulyadi Utomo, Pengertian Dan Cara Pandang Tentang Keramik. Program Studi
Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar . H,4.
2. Sifat Termal

Sifat termal dari bahan keramik atau material terdiri dari atas
kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, serta konduktivitas termal.
Pengertian dari Kapasitas panas bahan yaitu kemampuan dari bahan
untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan, energi panas yang diserap
akan disimpan oleh benda padat antara lain dalam bentuk vibrasi
(getaran) dari atom/ion penyusun benda padat tersebut.

3. Sifat Elektrik

Sifat listrik dari keramik sangat bervariasi bergantung dari bahan


dasar yang terkandung dalam kemarik tersebut, keramik adalah
isolator yang baik. Beberapa isolator dari keramik (seperti BaTiO₃)
dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai bahan untuk kapasitor.
Keramik dengan bahan dasar yang lain akan menghantarkan elektron
bila energi ambangnya tercapai yang disebut sebagai semikonduktor.
Pada tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor dengan
temperatur kritis yang tinggi ditemukan, dimana bahan jenis dengan
ini di jika suhu berada di bawah titik kritisnya akan memiliki
hambatan = 0. Keramik yang kemudian disebut sebagai
piezoelektrik akan dapat menghasilkan respons listrik akibat
adanya tekanan yang bersifat mekanik atau sebaliknya.

4. Sifat Optik

Sifat optik keramik yaitu sifat karena bisa mentransmisikan,


mengabsorbsi, dan memantulkan cahaya.

5. Sifat Fisik

Keramik sebagian besar terdiri atas ikatan dari karbon, oksigen


atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam
yang terkandung didalamnya. Keadaan menyebabkan keramik pada
umumnya memiliki densitas yang bernilai kecil. Sebagian keramik yang
ringan memungkinkan dapat bersifat sekeras logam yang berat.
Keramik yang keras juga lebih tahan terhadap gesekan. Senyawa
keramik yang paling keras contohnya adalah berlian, diikuti boron
nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Senyawaan
aluminum oksida dan silikon karbida merupakan contoh keramik yang
biasa digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan
menghaluskan material-material keras lain.

c. Karakteristik Struktur Keramik

Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang


berbeda atau minimal terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang
paling kompleks dari semua struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini
umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau
ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan
ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti
kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih tinggi
keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal
ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh besar
terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus
(sehingga dikatakan keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan
ketangguhannya.

Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan


kovalen dan ikatanantara. Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem
Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat dikatakan masing-masing 70%, 60%,
60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada ReO3,V2O3 dan
TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat
ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif
dapat disamakan dengan logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan
ikatannya merupakan ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal
demikian dapat dimengerti apabila mengingat bahwa Kristal tersusun oleh
kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana satuan kecil dari kation
dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang
merupakan bahan baku penting bagi keramik.2

d. Klasifikasi Keramik
Keramik di klasifikasikan menjadi 4 yaitu :
 Traditional ceramics, yaitu silikat yang digunakan untuk
produk tanah liat seperti batu bata, ubin, genteng, kerajinan
pecah belah, abrasive umum, dan lain-lain.
 New ceramics,adalah keramik yang dikembangkan
belakangan berbasis pada non silicates seperti oxides dan
carbides, umumnya memiliki sifat mekanik dan fisik yang
lebih unggul dibanding keramik tadisional.
 Glasses, pada dasarnya berbasis pada silika dan dibedakan
dari keramik lainnya karena struktur non-crystaline.
 Glass ceramics, glasses yang telah diubah menjadi memiliki
struktur kristal yang besar dengan proses perlakuan panas.

Keramik juga terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu keramik


tradisional dan keramik modern. Keramik tradisional terdiri dari
2
Fiqrotul, 2012. Karakteristik struktur dan sifat keramik dan teknik pemrosesan keramik.
https://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/14/karakteristik-struktur-dan-sifat-keramik/amp/.
benda-benda yang terbuat dari lempung dan semen yang telah
dibuat mengeras setelah dipanaskan pada suhu tinggi. Keramik
tradisional digunakan dalam peralatan makan, peralatan masak,
pot bunga, genteng, ubin lantai, dan batu bata. Keramik modern
termasuk keramik oksida campuran yang dapat bertindak
sebagai superkonduktor. Keramik modern memerlukan teknik
pengelohan yang modern.

e. Aplikasi keramik
1. Bidang Teknologi

Contoh produk keramik di bidang teknologi yaitu pemakaian


Al2O3 sebagai bahan pembuatan printed circuit dan pendukung
katalisator. Al2O3 digunakan pada printed circuit karena ikatan
ionnya yang kuat menghalangi transpor listrik. Komponen yang
dicetak merupakan bubuk dari oksida semikonduktor dan logam
yang menghasilkan sirkuit fungsional. Pendukung katalisator
berbentuk seperti sarang lebah dan digunakan pada sistem
pembuangan di mobil. Keramik mendukung katalis yang
membersihkan hidrokarbon tak terbakar selama proses oksidasi.
Al2O3 digunakan karena mampu menahan kenaikan temperatur
dan telah dibuat cukup kuat untuk menahan getaran dalam
pemakaiannya. Selain itu, keramik juga digunakan dalam
pembuatan nuklir. Hal ini disebabkan karena bahan keramik
merupakan satu-satunya bahan yang tahan terhadap radiasi nuklir.

2. Bidang Industri
Beberapa contoh penggunaan keramik di bidang industri
yaitu : Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat
digunakan sebagai pemotong, pembentuk dan penghancur
logam.Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan
untuk pelapis pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit.
Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencegah
korosi. Keramik yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan
rumah tangga yang menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya
adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, dan mesin pengering.
3. Bidang Medis
Dalam bidang medis, keramik digunakan untuk perbaikan,
rekonstruksi, dan penggantian bagian tulang dan gigi serta jaringan
lunak pada tubuh. Pada kesehatan tulang, hidroksi apatit
merupakan jenis keramik yang paling sering dimanfaatkan.
Aplikasinya ialah sebagai bone filler karena sifatnya yang baik
dalam merangsang terbentuknya sel – sel baru pada tulang setelah
bedah ortopedi. Hidroksi apatit cepat bersesuaian ke dalam tubuh
manusia karena mempunyai kemapuan menyatu sebab keramik
secara biologi mempunyai kemampuan untuk mengoptimalkan
biomineral sehingga di saat bersamaan tubuh tidak merasakan
kalau ada benda asing didalamnya. Selain itu, hidroksi apatit
mempunyai kemampuan pengikat ke tulang.

Penggunaan keramik dalam bidang kesehatan gigi sudah cukup luas. Bahan-
bahan yang terdapat dalam keramik gigi antara lain alumina oksida yang
merupakan suatu oksida yang sangat kuat, boric oksida yang merupakan suatu
flux keramik, dan juga digunakan feldsfar, kaolin, silika, oksida lain, serta bahan
pewarna. Keramik gigi memiliki kuat mampat yang tinggi, kekuatan tarik yang
rendah, kekerasan yang tinggi serta mempunyai biokompatibilitas yang baik.
Bahan keramik gigi dapat digunakan dalam pembuatan inlay, onlay, mahkota
vinir, mahkota dan jembatan serta dental implan. Bahan keramik gigi dalam
penggunaannya mempunyai beberapa kelebihan meliputi adaptasi yang baik
terhadap jaringan mulut, dapat dibentuk sesuai anatomi gigi, memiliki sifat
translusen, estetis baik, tidak toksik, tidak larut dalam cairan mulut.3

3
Kesa Camelya, 2015. Aplikasi keramik di berbagai bidang. http://kesa-camelya-
fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-149598 Akademik Aplikasi% 20Keramik% 20di%20 Berbagai
%20Bidang.html.
B. Gelas
a. Pengertian Gelas
Gelas berasal dari kata glass yang mempunyai arti kaca. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia kontemporer gelas adalah tempat air minum
berbentuk tabung terbuat dari kaca dan menjadi bagian dari kehidupan
manusia untuk menunjang aktivitas sehari-hari.4 Gelas mempunyai sifat
yang transparan, dan tahan terhadap bahan kimia, tetapi memiliki tingkat
kerapuhan yang tinggi. Menurut Ensiklopedia Indonesia disebutkan bahwa
gelas secara umum adalah nama segala jenis bahan yang tembus cahaya
terbentuk dari zat padat, tetapi tidak menghasilkan struktur Kristal setelah
suhu mendingin. Secara khusus, gelas adalah senyawa silika dengan sifat
bahan yang mempunyai kandungan soda, batu kapur, potas, pasir, boraks,
magnesium, barium sulfat, dan timah hitam.5
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, kebanyakan tidak
bereaksi dengan benda/barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa
dibuat dengan permukaan yang sangat halus dan kedap cairan. Oleh karena
sifatnya yang sangat ideal, gelas banyak dipergunakan dalam kehidupan.6
Terkait bahan pembuatan gelas dalam perkembangannya, sekarang
tidak hanya terbuat dari kaca, tetapi ada juga yang terbuat dari plastik, kayu,
dan tanah liat dengan bentuk yang unik dan estetik.
b. Sifat Fisika Gelas
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, bahwa gelas memiliki
sifat yang sangat ideal. Hal ini tidak lepas dari adanya sifat fisika yang
dimiliki gelas. Adapun sifat fisika yang dimiliki gelas, yaitu sifat kelistrikan
dan sifat thermal. Sifat kelistrikan gelas merupakan insolator yaitu material
yang berada pada ragam isolator dan semi konduktor. Contohnya yang

4
Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern English
Press, 2002), 453
5
E. Nugroho, Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka,1991),
341
6
Buku Ensiklopedi. https://p2kp.stiki.ac.id/id3/3068-2956/gelas_32228_p2kp-stiki.html
(diakses pada 16 Mei 2021)
bersifat isolator seperti paduan gelas keramik, sedangkan yang bersifat
semikonduktor adalah paduan gelas dengan logam (metal-gelas).
Selanjutnya sifat thermal dari gelas memiliki konduktivitas thermal yang
sangat kecil, jika dibandingkan dengan materialin in organic lainnya seperti
keramik. Hal ini di karenakan hambatan yang besar terjadi pada vibrastermal
atom-atomnya oleh karena ketidak beraturan struktur atomnya.7
c. Karakteristik Kimia dan Fisik Gelas
Secara fisika gelas dapat didefinisikan sebagai cairan yang lewat
dingin (supercolled liquid), tidak mempunyai titik lebur tertentu dan
mempunyai viskositas yang tinggi (> 103 Poise) untuk mencegah
kristalisasi. Secara kimia gelas didefinisikan sebagai hasil peleburan
berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap yang berasal dari
peruraian senyawa-senyawa kimia dimana struktur atomnya tidak menentu.8

1. Komposisi Kimia
Gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam. Bahan baku
pembuatan gelas adalah:
- Pasir silica (SiO2)
- Soda abu (Na2CO3) yang dengan pembakaran pada suhu tinggi akan
terbentuk Na2O sehingga gelas tampak jernih.
- Batu kapur (CaO) yang berfungsi untuk memperkuat gelas
- Pecahan gelas (kaca) disebut cullet (calcin), untuk memudahkan
proses peleburan. Cullet kadang-kadang ditambahkan dengan
persentase15-20%
- Al2O3 dan boraksida (B2O3), titanium dan zirconium untuk
meningkatkan ketahanan dan kekerasan gelas
- Borax oksida pada pada gelas boroksilikat seperti pyrex berfungsi
agar gelas lebih tahan pada suhu tinggi
- Na2SO4 atau AS2O3 untuk menghaluskan dan menjernihkan.
7
Afif Shidiq Arsana, skripsi: “Sintesis dan Uji Sifat Mekanis Material Amorf Pada Kaca
Film” (Surabaya: Universitas Airlangga, 2012), Hal 8.
8
S. Fardiaz dan D. Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi Dalam
Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi Dalam Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta.
Senyawa-senyawa kimia tersebut dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu:
1. Bahan pembentuk gelas (glass former) yang mempunai sifat membentuk
gelas.
2. Bahan antara (Intermediate) yang mempunyai sifat pembentuk gelas,
tetapi tidak mutlak.
3. Bahan pelengkap (modifier) yang tidak mempunyai sifat membentuk
gelas.
Berdasarkan jumlahnya, maka bahan dasar pembentuk gelas dapat
dibedakan menjadi:
a. Major material (berjumlah besar), yaitu pasir silica, soda abu, batu
kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet).
b. Minor material (berjumlah kecil), yaitu natrium sulfat, natrium bikroma,
selenium dan arang.
Pasir silica tanpa bahan lain dapat dibuat menjadi wadah gelas tapi
tidak praktis karena untuk peleburannya diperlukan suhu 1760-1870oC.
penambahan soda abu akan menurunkan suhu peleburan pada keadaan yang
mudah dipraktekkan yaitu 1426-1538oC, sehingga soda abu disebut juga
Fluxing Agent.
Untuk membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan netral maka
gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi permukaan
kemasan gelas maka diberi laminasi silicon polietilen glikol atau polietilen
stearat.
Sifat gelas yang stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam
jangka waktu panjang tanpa kerusakan, namun kadang-kadang jika kondisi
gudang kurang baik maka dapat merusak label dan sumbat. Wadah gelas
inert dalam penggunaan bahan yang mengandung asam kuat atau alkali,
tetapi dengan air dapat terjadi pengikisan komponen tertentu. Misalnya:
- Air destilata (aquadet) dalam wadah gelas flint akan mengikis 10-15
ppm NaOH selama 1 tahun.
- Penambahan boron 6% dalam gelas borosilikat mengurangi
pengikisan hingga 0.5 ppm selama 1 tahun.
Gelas yang disimpan pada kondisi dimana suhu dan RH berfluktuasi
maka terjadi kondensasi air dari udara sehingga garam-garam dapat terlarut
keluar gelas, peristiwa ini disebut blooming.

2. Warna Gelas
Warna gelas dapat diatur dengan menambahkan sejumlah kecil
oksida-oksida logam seperti Cr, Co, dan Fe. Sifat semi opaq diberikan
dengan penambahan florin. Penambahan senyawa-senyawa tersebut
dilakukan pada proses pembuatan wadah gelas.

3. Sifat Kedap Gas dan Pelapisan Gelas


Wadah gelas kedap terhadap semua gas sehingga menguntungkan
bagi minuman berkarbonasi karena kecepatan difusinya sama dengan 0.
Wadah gelas barrier terhadap benda padat, cair dan gas sehingga baik
sebagai pelindung terhadap kontaminasi baud an cita rasa. Sifat-sifat
ketahanan gelas dapat diawetkan dengan cara member lapisan yang tidak
bereaksi dengan gelas, misalnya minyak silicon, oksidalogam, lilin,
resin, belerang, polietilen.

4. Sifat Tahan Panas


Bahan gelas sesuai digunakan untuk produk pangan yang
mengalami pemanasan seperti pasteurisasi atau sterilisasi. Gelas jenis
pyrex tahan terhadap suhu tinggi. Umumnya perbedaan antara suhu
bagian luar dan bagian dalam gelas tidak boleh lebih dari 27 oC, sehingga
pemanasan botol harus dilakukan perlahan-lahan. Konduktivitas panas
gelas 30 kali lebih kecil daripada konduktivitas panas besi.

5. Jenis-jenis Gelas
Berdasarkan komponen-komponen penyusunnya yang terdiri dari
oksida-oksida, baik logam maupun non logam, maka dikenal berbagai
jenis gelas yaitu:
a. Fused Silica
Gelas Fused Silica dibuat dengan meleburkan pasir. Ciri-ciri gelas
ini adalah koefisien ekspansinya rendah dan titik lunaknya cukup
tinggi sehingga memberikan tahanan yang baik terhadap panas. Gelas
ini juga memberikan transmisi terhadap cahaya ultra violet yang baik.
b. Alkali Silica
Gelas alkali silikat mudah larut dalam air dan banyak digunakan
sebagai perekat karton atau melapisi kulit telur supaya tahan terhadap
serangan bakteri. Konstituen penyusunnya terutama adalah pasir dan
soda abu.
c. Gelas Soda-Kapur Silikat
Gelas ini merupakan gelas yang paling banyak diproduksi.
Komposisinya membuat gelas ini mempunyai titik lebur yang tidak
terlalu tinggi dan cukup kental sehingga tidak mengkristal dan
mempunyai daerah kekentalan yang baik untuk proses pembuatannya.
Bahn utama gelas soda kapur silikat adalah SiO2, CaO, Na2O, Al2O3,
MgO dan K2O. Gelas ini mempunyai tingkat ketahanan kimia yang
rendah atau tingkat alkalinitasnya tinggi.
d. Gelas Barium
Gelas barium banyak digunakan untuk pembuatan gelas optik
karena mempunyai indeks refraksi yang tinggi, sehingga banyak
digunakan untuk pembuatan lensa kacamata bifokus dan panel layar
monitor televisi atau komputer.
e. Gelas Borosilikat
Gelas borosilikat mempunyai koefisien ekspansi terhadap
goncangan rendah, tahan terhadap serangan kimia, dan mempunyai
tahanan listrik yang tinggi. Kandungan gelas borosilikat adalah 13-
28% B2O3 dan 80-87% silika. B2O3 bertindak sebagaifluks terhadap
silika. Gelas borosilikat banyak digunakan untuk keperluan industri
dan laboratorium. Contohnya gelas email yang merupakan gelas
pelapis, mempunyai titik lebur yang rendah, sehingga aplikasi
pelapisan dapat dilakukan pada suhu yang rendah dan tidak melebihi
titik lunak gelas.
f. Gelas Aluminosilikat
Gelas aluminosilikat mengandung ± 20% alumina, sejumlah kecil
CaO atau MgO dan kadang-kadang menggunakan sedikit B2O3
sebagai fluks.proses peleburan dan pembuatan gelas tipe ini lebih
sukar daripada gelas borosilikat. Gelas tipe ini mempunyai titik lunak
yang tinggi dan koefisien ekspansi yang rendah sehingga sering
digunakan untuk pembuatan thermometer suhu tinggi, pipa-pipa
pembakaran dan lain-lain.
g. Gelas Spesial
Yang termasuk gelas spesial adalah gelas yang berwarna, gelas
oval, gelas foto sensitif, gelas pengaman (safety glass), gelas optik,
fiber glass dan gelas keramik.
h. Gelas Kristal
Gelas Kristal disebut juga leadglass, memiliki tingkat
kecemerlangan yang tinggi sehingga banyakdigunakan sebagai gelas
seni (art glass). Gelas Kristal mengandung timbale (PbO) antara 20-
74%, sehingga tidak bias digunakan untuk makanan dan minuman,
melainkan hanya untuk barang hiasan dan barang teknis. Tingkat
kecemerlangan gelas krital sesuai dengan tingginya kadar timbal.
Gelas ini juga mempunyai densitas yang lebih besar dari gelas soda
kapur silikat, sehigga dengan kadar PbO yang lebih tinggi, maka gelas
Kristal dapat digunakan sebagai perisai nuklir, pada alat-alat yang
menggunakan teknologi nuklir. Contoh produk gelas Kristal adalah
gelas seni dan berbagai jenis lensa, gelas elektronika, dan gelas solder
yaitu bahan bahan penyambung dua jenis gelas.
d. Aplikasi Gelas
Titik transisi gelas merupakan sifat penting dari gelas karena sifat ini
merepresentasikan batas suhu atas dimana suatu gelas dapat digunakan dan
juga memberikan suatu parameter yang dapat diukur secara cepat untuk
mempelajari gelas. Untuk gelas-gelas yang sangat stabil secara kinetik,
seperti gelas silica, titik transisi gelas biasanya merupakan satu-satunya
proses termal yang terdeteksi karena kristalisasi terlalu lambat untuk dapat
berlangsung. Untuk jenis gelas lainnya, kristalisasi atau devitrifikasi dapat
muncul pada temperatur tertentu di atas atau di bawah titik leleh.
Devitrifikasi nampak sebagai suatu proses eksoterm yang diikuti dengan
proses endoterm pada suhu yang lebih tinggi yang berkorelasi dengan
pelelehan dari kristal-kristal yang sama. Contoh dari gelas yang dapat
terdevitrifikasi dengan mudah adalah gelas-gelas metal, yang dapat
diperparasi sebagai film tipis melalui quenching secara cepat suatu
komposisi alloy cair tertentu. Material pembentuk gelas jenis lain adalah
polimer-polimer amorf dan semikonduktor chalcogenida amorf.9

9
Agus Setiabudi dan Rifan Hardian dan Ahmad Muzakir “Karakterisasi Material;
Prinsip dan Aplikasinya Dalam Penelitian Kimia” (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,
2012), hal. 18.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian keramik adalah cakupan untuk semua benda yang terbuat
dari tanah liat (lempung), yang mengalami proses panas / pembakaran
sehingga mengeras. Adapun gelas adalah tempat air minum berbentuk
tabung terbuat dari kaca dan menjadi bagian dari kehidupan manusia
untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
2. Sifat fisika keramik yaitu umumnya memiliki densitas yang bernilai
kecil, bersifat sekeras logam yang berat, tahan terhadap gesekan.
Adapun sifat fisika yang dimilik gelas yaitu sifat kelistrikan dan sifat
termal.
3. Pengaplikasian material keramik yaitu secara tradisional keramik
dimanfaatkan untuk keperluan bangunan seperti batu bata, genteng dan
lainya, dan digunakan juga sebagai barang pecah belah seperti gelas
dan lain-lain untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan di zaman
modern keramik juga diaplikasikan di bidang industri, bidang medis,
dan bidang teknologi. Adapun pengaplikasian dari gelas, dalam
kehidupan sehari-hari sangat banyak dijumpai. Aplikasi gelas
disesuaikan dengan bahan dan strukturgelasitu sendiri.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca, jika sekiranya
pembaca ingin menjadikan makalah ini sebagai sumber rujukan lebih
lanjut, diharapkan pembaca dapat lebih memperluas sumber referensi agar
dapat lebih menambah pengetahuan mengenai keramik dan gelas.
DAFTAR PUSTAKA

Arsana, Afif Shidiq. 2012. skripsi: “Sintesis dan Uji Sifat Mekanis Material
Amorf Pada Kaca Film” (Surabaya: Universitas Airlangga) Hal 8.

Buku Ensiklopedi. https://p2kp.stiki.ac.id/id3/3068-2956/gelas_32228_p2kp-


stiki.html (diakses pada 16 Mei 2021)
Camelya, Kesa. 2015. Aplikasi keramik di berbagai bidang. http://kesa-camelya-
fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-149598 Akademik Aplikasi%
20Keramik% 20di%20 Berbagai%20Bidang.html
Fardiaz, S. dan D. Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi
Dalam Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi Dalam Negeri dan
Ekspor Pangan. Jakarta.

Fiqrotul, 2012. Karakteristik struktur dan sifat keramik dan teknik pemrosesan
keramik. https://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/14/karakteristik-struktur-
dan-sifat-keramik/amp/
Nugroho, E. 1991. Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: PT Cipta Adi
Pustaka) 341.

Salim, Peter. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta:


Modern English Press,), 453.

Setiabudi, Agus dkk. 2012.“Karakterisasi Material; Prinsip dan Aplikasinya


Dalam Penelitian Kimia” (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia)
hal. 18.

Utomo, Agus Mulyadi. Pengertian Dan Cara Pandang Tentang Keramik.


Program Studi Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni
Indonesia Denpasar. H,4.

Anda mungkin juga menyukai