Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS

KISTA OVARIUM

OLEH:

RESKY HIDAYAT

18301065

DOSEN PEMBIMBING

Desti Puswati, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM
A. Defenisi Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu benjolan yang berada di ovarium yang dapat
mengakibatkan pembesaran pada abdomen bagian bawah dimana pada
kehamilan yang disertai kista ovarium seolah-olah terjadi perlekatan ruang bila
kehamilan mulai membesar (prawirohardjo,2009). Kista ovarium merupakan
salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di
masa reproduksinya. Kista ovarium disebabkan oleh ganguan (pembentukan)
hormone pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Kista ovarium yang bersifat
ganas disebut kanker ovarium.
Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
yang berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (nugroho, 2010).
B. Etiologi Kista Ovarium
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Pen yebab inilah yang
nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,
tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini
terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada
keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini
tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan
menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang
keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.
Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti
rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor
pemicu yaitu :
Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
a) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b) Zat tambahan pada makanan
c) Kurang olah raga
d) Merokok dan konsumsi alkohol
e) Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f) Sering stress
g) Zat polutan
h) Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu
yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena
makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau
karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen
pemicu kanker.
C. Tanda dan Gejala
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya, tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar
dan menimbulkan nyeri yang tajam. Penyakit ini tidak hanya bisa dilihat dari
tanda dan gejala saja karena memungkinkan gejala mirip dengan penyakit
lainnya
Gejala yang mungkin muncul :
 Perut teras penuh, berat dan kembung
 Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
 Haid tidak teratur
 Nyeri panggul yang menetap atau menyebar ke punggung bawah dan
paha
 Nyeri sanggama
 Mual, ingin muntah atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil
D. Klasifikasi Kista ovarium
Pembagian kista ovarium berdasarkan neoplastik dan non neoplastik:
A. Non neoplastik
1. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun terus tumbuh menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer
yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami
proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Biasanya
dapat didapati beberapa kista dengan diameter kista 1-1,5 cm. Kista yang
berdiri sendiri sebesar jeruk nipis. Cairan di dalam kista jernih dan
mengandung estrogen. Kista jenis ini mengganggu siklus menstruasi. Kista
folikel ini lambat laun mengecil dan menghilang dengan sendirinya.
2. Kista korpus luteum
Normalnya, korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans, kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (persisten).
Perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista
luteum lebih jarang daripada kista folikel, dan yang pertama bisa lebih
besar dari yang kedua.
3. Kista teka lutein
Biasanya terjadi pada mola hidrosa, koriokarsinoma, dan kadang-
kadang tanpa adanya kelainan tertentu, ovarium dapat membesar menjadi
kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada
pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulose
dapat pula dapat pula menunjukkan luteinisasi , akan tetapi seringkali sel-
sel menghilang karena atresia. Timbulnya kista ini adalah pengaruh
hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mola
atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

4. Kista inklusi germinal


Biasanya terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium, besarnya jarang melebihi
diameter 1 cm. Kista ini biasanya kebetulan ditemukan pada pemeriksaan
histologi ovarium yang diangkat sewaktu operasi.
5. Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
6. Kista Stein-Levental
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polikistik, permukaan
licin, kapsul ovarium menebal dan tampak tunika yang tebal dan fibrotik
pada pemeriksaan mikroskopis.
B. Neoplastik
1. Kistoma ovarii simpleks
Kista ini memiliki permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar, dinding kista tipis dan cairan
dalam kista jernih, terus berwarna kuning.
2. Kistadenoma ovarii musinosum
Kemungkinan berasal dari suatu teratoma diamana di dalam
pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen lain. Tumor ini
mempunyai bentuk bulat, ovoid tidak teratur, dengan permukaan rata
berwarna putih kebirubiruan.
3. Kistadenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium,dinding luarnya dapat
menyerupai kista musinosum. Dinding dalam kista sangat licin, sehingga
pada kista yang kecil sukar dibedakan dengan kista folikel biasa.
4. Kista endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding
dalam terdapat satu lapisan sel

E. Patofisiologi
Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, Folikel dominan dengan
diameter lebih 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akna
menjadi korpus lutem, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, kurpus
luteum mula –mula akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, kurpus luteum mula – muala kan membesar
kemudian secara gradual akan mengeci selama kehamilan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan
untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)
yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh
dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya
dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan
cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap
cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.

4. Foto Rongent
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada kista
dermoid kadang- kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
bedah,misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen
dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan
oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi
abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita
abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan
pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan
seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,
informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda
infeksi, perawatan insisi luka operasi.
Woc Kista Ovarium

Degenerasi Ovarium Infeksi cairan

histerektomi Cistoma ovarium Pembesaran Ruptur


Ovarium Ovarium

Kurang informasi Oovorektomi Resiko Pendarahan

Luka Operasi Pembatasan


Kurang pengetahuan Perfusi perifer tidak
Nutrisi
efektif
Diskontinuitas Jaringan
ansietas Metabolisme

Partd’entri Nyeri
hipolisis
Anastesi
Komplikasi peritonia Resiko Infeksi
Asam laktat
Paristaltik
peritonitis
Usus
keletihan
Resiko pendarahan Nyeri
Gg. Metabolisme Absorbsi
air di kolon

Intoleransi Aktivitas

Resiko Konstipasi
MCP TEORI
Key Assesment :

1. Perut teras penuh, berat dan


kembung
2. Tekanan pada dubur dan
Dx 1 : Nyeri akut b.d agen kandung kemih (sulit buang
pencedera fisiologis Dx 2 : Ansietas b.d ancaman
air kecil) terhadap kematian
Ds :
- Ps mengatakan nyeri di 3. Haid tidak teratur Ds :
pinggang - Ps mengatakan khawatir
4. Nyeri panggul yang menetap
- Ps mengatakan nyeri dengan kondisinya
atau menyebar ke punggung - Ps mengatakan tidak
menjalar ke punggung dan
paha bawah dan paha berdaya
Do : 5. Nyeri sanggama - Ps mengatakan sulit
- Ps tampak meringis berkosentrasi
6. Mual
- Ps tampak gelisah Do :
7. Muntah - Ps tampak gelisah
- Ps tampak sulit tidur
- Frekuensi nadi meningkat 8. Pengerasan payudara mirip - Ps tampak tegang
- Pola napas berubah seperti saat hamil - TTV meningkat
- Muka tampak pucat
Terapi : pemberian analgetik - Sering berkemih tapi sulit
keluar

Terapi : Relaksasi
Diangnosa SLKI SIKI
Nyeri akut b.d agen Tujuan : Setelah Intervensi : manajemen nyeri
pencedera dilakukan tindakan Observasi :
fisiologis keperawatan selama 3 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(neoplasma) x 24 jam maka frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
d.d diharapkan Tingkat 2. Identifikasi skala nyeri
 Mengeluh nyeri Nyeri Menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
 Tampak KH : memperingan nyeri
meringis 1. Keluhan nyeri 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
menurun Terapeutik :
2. Meringis menurun 1. Berikan terapi nonfarmkologis untuk
3. Gelisah menurun mengurangi rasa nyeri ( mis, hypnosis,
4. Kesulitan tidur akupresur, terapi musik, terapi pijat,
menurun aromaterpi)
5. Frekuens nadi 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
membaik 3. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
6. Pola napas dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
membaik Edukasi :
7. Tekanan darah 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
membaik nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Anjarkan teknik nonfarmokologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Ansietas b.d Tujuan : Setelah Intervensi : Teknik Relaksasi
ancaman terhadap dilakukan tindakan Observasi:
kematian keperawatan selama 3 1. Identifikasi penurunan tingkat energy,
x 24 jam maka ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
diharapkan Tingakt gejala yang lainnya
Ansietas menurun 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
KH : efektif digunakan
1. Verbalisasi 3. Monitor respon terhadap relaksasi
kebingungan Terapeutik :
menurun 1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
2. Verbalisasi gangguang dengan pencahayaan dan suhu
khawatir akibat ruang nyaman, jika memungkinkan
kondisi yang 2. Berikan informasi tertulis tenatng
dihadapi menurun persiapan dan prosedur teknik relaksasi
3. Perilaku gelisah 3. Gunakan nada suara lembut dengan
menurun berirama lambat dan berirama
4. Perilaku tegang Edukasi :
menurun 1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
5. Pucat menurun relaksasi yang tersedia (mis. Music,
6. Kosentrasi meditas, napas dalam, relaksasi otot
membaik progresif)
7. TTV membaik 2. Anjurkan mengambil posisi nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasaksn sensasi
relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
5. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
( mis,. Napas dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing
Kolaborasi :
-

Anda mungkin juga menyukai