3872 11284 1 SM
3872 11284 1 SM
Abstrak
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masa sekarang berpengaruh pada industri yang
sangat bergantung pada tenaga manusia dan mesin-mesin yang menimbulkan intensitas suara,
semakin lama paparan intensitas suara berpengaruh pada ambang dengar. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memperoleh gambaran intensitas suara mesin produksi dan lama paparan yang
dihubungkan dengan ambang dengar pekerja penggiling padi.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi analitik dengan pendekatan
crossectional. Variabel yang diteliti adalah intensitas suara mesin produksi, lama paparan dan
ambang dengar. Penelitian dilakukan di 3 unit lokasi penggilingan padi. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah semua pekerja penggiling padi sebanyak 11 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 titik pengukuran intensitas suara yang tidak
memenuhi syarat (>85 dBA), yaitu titik A 1 sebesar 86,72 dBA , titik A 2 sebesar 86,61 dBA dan titik
C 3 sebesar 85,45 dBA. Pengukuran ambang dengar pekerja penggiling padi yaitu normal sebanyak 5
orang, tuli ringan sebanyak 5 orang dan tuli sedang 1 orang. Lama paparan pekerja terbanyak yaitu
6-8 jam/hari.
Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan intensitas suara mesin produksi dan lama paparan
dengan ambang dengar pekerja penggiling padi. Disarankan untuk pihak penggilingan padi
menyediakan APT (Alat Pelindung Telinga) untuk pekerja dan diharapkan penelitian lanjutan.
Abstract
The advance science and technology of the year have an effect on a industry that relies heavily
on human resources and mechines which lead to the intensity of sound, the longer exposure of the
intensity of sound has an effect on the verge of a listen. The purpose of the research is to obtain an
estimation of the intensity of the sound from mechine production and the long exposure which is
associated with the brink heard workers rice mill.
The research method which used is the analytic observation with crossectional approach.
Variable which researched is the intensity of the sound from mechine production, the long exposure
and the brink heard. The reserach was done in 3 unit location of rice mill. Population and sample on
this research are all of the workers rice mill as many as 11 people.
*)Email: agdatiarakhmawati@gmail.com
**)Email:djamaluddinramlan@gmail.com
***)Email:yulianto_61@yahoo.com
The research shows that 3 points of the measurement of the intensity of sound that don’t fill the
requirement (>85 dBA) that are the point A as many as 86,72 d BA, the point A 2 as many as 86,61
dBA and the point of C 3 as many as 85,45 dBA. The measurement of the brink herad workers rice mill
Keywords : The intensity of the sound, the long exposure, the brink heard
Pendahuluan: Perkembangan dunia akan dirasakan para tenaga kerja pada setiap
industri dewasa ini membawa suatu perubahan melakukan pekerjaan sehingga akan dapat
terhadap perekonomian negara maupun terhadap menimbulkan ketidaknyamanan kerja.
kesejahteraan pekerja. Dunia industri yang dahulu Daya dengar seseorang di dalam
hanya menggunakan peralatan sederhana dalam menangkap suara dipengaruhi oleh faktor internal
pekerjaannya, sekarang berkembang menggunakan maupun eksternal. Faktor internal meliputi kondisi
peralatan modern. Penggunaan peralatan yang kesehatan, maupun riwayat penyakit yang pernah
modern, selain dapat memberikan kemudahan diderita. Sedangkan faktor eksternal meliputi
terhadap proses produksi juga dapat meningkatkan tingkat intensitas suara disekitarnya, lama terpapar
produktivitas. (Koaguw, Supit & Rumampuk dalam dengan kebisingan, karakteristik kebisingan serta
Nurina Suciani Ma’ruf 2016). frekuensi suara yang ditimbulkan, dari berbagai
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi faktor yang mempengaruhi ambang dengar
masa sekarang berpengaruh pada industri. Hal ini tersebut, yang paling tinggi adalah lamanya
terbukti dengan bertambahnya jumlah dan jenis paparan terhadap kebisingan (Patrick dalam
industri yang masih sangat bergantung pada tenaga Tarwaka, dkk, 2004).
manusia. Masalah tenaga kerja dalam industri tidak Penggilingan padi adalah suatu tempat
lepas dari masalah keselamatan dan kesehatan. kerja di sektor informal. Usaha penggilingan padi
Risiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja dalam kegiatan produksinya menggunakan mesin-
adalah bahaya kecelakaan dan penyakit akibat mesin kerja yang menimbulkan suara. Berdasarkan
kerja, akibat kombinasi dari berbagai faktor yaitu survei pendahuluan yang telah dilakukan di 3 unit
tenaga kerja dan lingkungan kerja (Suma’mur, industri penggilingan padi di Desa Banjarsari
2009). mempunyai jumlah tenaga sebesar 11 orang. Pada
Pengaruh utama kebisingan terhadap survei awal dilakukan pengukuran pada 2 titik.
kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengar Peneliti mengetahui mesin-mesin yang digunakan
yang dapat menyebabkan ketulian progresif. dalam kegiatan produksi mengeluarkan suara
Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan bising. Besarnya intensitas suara di dalam ruang
manusia. Pengaruhnya berupa peningkatan produksi yaitu titik A sebesar 79,73 dBA dan titik
sensitivitas tubuh seperti peningkatan sistem B 82,24 dBA, dari hasil pengukuran intensitas
kardiovaskuler dalam bentuk kenaikkan tekanan suara masih di bawah NAB (Nilai Ambang
darah dan peningkatan denyut jantung. Apabila Dengar) yaitu 85 dBA menurut Permenakertrans
kondisi tersebut tetap belangsung dalam waktu Nomor Per. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai
yang lama, akan muncul reaksi psikologis berupa Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
penurunan konsentrasi dan kelelahan (Budiman Tempat Kerja. Dalam proses produksi pekerja tidak
Chandra, 2007). menggunakan alat pelindung telinga (APT) seperti
Intensitas suara adalah besarnya tekanan ear plug atau ear muff.
(energi) yang dipancarkan oleh suatu bunyi. Upaya pencegahan bagi pekerja yang
Intensitas suara di tempat kerja bukan hanya melakukan aktivitas pada tempat kerja dengan
menyebabkan gangguan pendengaran seperti intensitas suara tinggi serta sifat suara kontinyu
penurunan nilai ambang batas dengar pekerja, dapat dilakukan dengan cara mengurangi waktu
namun juga dapat menyebabkan gangguan kontak, mengatur jarak paparan, menggunakan Alat
pendengaran yang tidak berpengaruh langsung Pelindung Telinga (ear plug atau ear muff) dan
pada pekerja yaitu dapat menyebabkan stress, melakukan pemeliharaan mesin produksi secara
gangguan komunikasi dan menyebabkan berkala untuk mengurangi intensitas dari sumber.
produktivitas pekerja menurun. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin
Pada industri penggilingan padi terdapat melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
suara yang ditimbulkan oleh mesin-mesin. Suara Intensitas Suara Mesin Produksi dan Lama
mesin ini cukup tinggi sehingga berpengaruh Paparan dengan Ambang Dengar Pekerja
langsung pada tenaga kerja maupun orang lain Penggiling Padi di Desa Banjarsari Kecamatan
yang berada di tempat kerja yaitu berupa gangguan Sumbang Kabupaten Banyumas Tahun 2017”
komunikasi, gangguan konsentrasi, gangguan dengan harapan hasil penelitian ini dapat
kenyamanan pendengaran, gangguan seperti ini
Lama Paparan 0,589 0,37 0,057 Peningkatan ambang dengar tetap adalah
4 keadaan terjadinya peningkatan ambang dengar
menetap akibat suara dengan intensitas tinggi dan
berlangsung cepat atau lama. Kerusakan biasanya
terdapat pada organ corti, sel-sel rambut, vaskularis
Semakin lama terpapar intensitas suara, dan lainnya. Gangguan pendengaran yang
maka akan semakin meningkat ambang dengarnya. disebabkan oleh kebisingan berkaitan dengan lama
Peningkatan ambang dengar disetiap pertambahan paparan. Pekerja yang pernah atau sedang bekerja
lama paparan, membuktikan bahwa ambang dengar di lingkungan bising dalam jangka waktu yang
menurun akibat pertambahan lama paparan cukup lama berisiko terhadap kejadian gangguan
(Turmaningsih Surya Pratama, 2010). pendengaran. Jika dilihat berdasarkan lama
paparan, pekerja berisiko terkena gangguan
Hubungan lama paparan dengan ambang pendengaran jika bekerja lebih dari 8 jam/hari
dengar menggunakan uji statistik Regresi dengan intensitas suara yang melebihi 85 dB.
Sederhana untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan tersebut. Berdasarkan pengujian Timbulnya risiko kerusakan pendengaran
diperoleh nilai hitung (r = 0,589 <0,5) pada tingkat kebisingan <80 dB untuk paparan
menunjukkan hubungan lama paparan dengan harian selama 8 jam dapat diabaikan dan tidak ada
ambang dengar kuat dan berpola positif artinya peningkatan persentase subjek dengan gangguan
semakin lama paparan, maka semakin besar pendengaran. Paparan kebisingan >85 dB ada
penurunan ambang dengar. Nilai koefisien kemungkinan bahwa setelah 5 tahun kerja, 1%
determinasi 0,347 artinya, lama paparan yang pekerja akan memperlihatkan sedikit gangguan
ditimbulkan mempengaruhi ambang dengar sebesar pendengaran (Suyono dalam Andrians Wahyu
34,7% dan sisanya 65,3% ambang dengar Listyaningrum, 2011).
dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji statistik
terlihat bahwa lama paparan memiliki (p value = Hasil uji statstik dengan Regresi Ganda
0,057) artinya tidak ada hubungan antara lama untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
paparan dengan ambang dengar. Hal ini terjadi intensitas suara mesin produksi dan lama paparan
dikarenakan pekerja memiliki waktu istirahat dengan ambang dengar pekerja penggiling padi
sehingga terdapat jeda waktu paparan intensitas diperoleh (p value = 0,022<0,05) maka H0 ditolak,
suara selama 1 jam. yang berarti ada hubungan intensitas suara mesin
produksi dan lama paparan dengan ambang dengar
3. Analisis Multivariat pekerja penggiling padi.
Hubungan Intensitas Suara Mesin Produksi dan
Lama Paparan dengan Ambang Dengar Pekerja Simpulan dan Saran: Berdasarkan
Penggiling Padi penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan, sebagai berikut: Hasil pengukuran
Variabel r R2 Ρ value intensitas suara mesin produksi di industri
Penggilingan Padi Desa Banjarsari Kecamatan
Sumbang Kabupaten Banyumas berkisar antara
Intensitas Suara 0,784 0,615 0,022
(78,82-86,72 dBA).
Mesin Produksi
Hasil pengukuran ambang dengar pekerja
dan Lama
penggiling padi diketahui bahwa terdapat 5
Paparan
responden dengan ambang dengar <25 dB
(normal), 5 responden dengan ambang dengar 26-
40 dB (tuli ringan) dan ambang dengar 41-55 dB
(tuli sedang) sebanyak 1 responden. Responden
Suara dengan intensitas tinggi dapat yang terpapar intensitas suara mesin produksi
merusak kokhlea telinga dalam sehingga dengan waktu paparan 4-6 jam/hari sebanyak: 8
menganggu fungsi pendengaran pekerja, sedangkan orang dan waktu paparan 6-8 jam/hari sebanyak: 3
kerusakan yang ditimbulkan pada saraf vestibuler orang. Tidak tersedia APT (Alat Pelindung
dapat menyebabkan gangguan keseimbangan Telinga) pada 3 unit lokasi penggilingan padi. Hasil
terhadap pekerja. Organ pendengaran manusia wawancara menunjukkan bahwa 6 orang
hanya dapat menerima suara pada batas tertentu mengalami keluhan pendengaran. Intensitas suara
saja, jika nilai ambang batas dilampaui dan waktu mesin produksi dengan ambang dengar pekerja
Idhayu Oktarini, 2010, Pengaruh Kebisingan Ummi Ianatul Khakinm, 2011, Hubungan Masa
Terhadap Stress Kerja Tenaga Kerja Kerja dengan Nilai Ambang Dengar Tenaga
Penggilingan Padi CV Padi Makmur Kerja yang Terpapar Bising pada Bagian
Karanganyar, Skripsi, Surakarta: Program Weaving di PT.Triangga Dewi, Skripsi,
Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Surakarta: Program Diploma IV Kesehatan
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Surakarta Sebelas Maret Surakarta
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, WHO, Penuaan dan Kapasitas Kerja, 1996,
2011, Permenakertrans No.13/MEN/X/2011 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas