Anda di halaman 1dari 3

Real friend

Perkenalkan aku Sherly siswi kelas 3 SMP Nusa Antara. Ingin tahu apa yang aku alami?.
Semua dimulai dari sahabatku yang mendapat teror dari orang yang tak dikenal berupa Seurat
misterius. Semula sahabatku Andina mengabaikannya, tapi lama kelamaan ia merasa terusik oleh
surat-surat itu. Ia mulai menyelidiki segala kemungkinan yang berhubungan dengan surat itu.
Anehnya semua buktinya mengarah padaku. Hei bukan aku yang melakukannya! Jujur bukan
aku. Kalau buntut masalah ini tidak panjang, aku juga tak akan mempermasalahkannya. Tapi
sekarang semua orang menatapku seolah aku adalah kutu dirambut mereka. Mereka semua
mengganggapku pemghianat, jahat, antagonis, aku benci semua itu. Persahabatanku hancur dan
repotasiku hancur di sekolah ini.

Aku berusaha kuat, kuat- kuat saja. Aku tidak ingin terlihat lemah dihadapan mereka
yang hanya bisa menuduh tanpa membuktikannya. Segala masalah ini membuatku lelah, lebih
baik aku beristirahat. “Liat tuh, si penghianat. Hah jahat banget dia masih belga gak ada apa-apa
lagi. Idih, jijik gue” suara seorang siswa mulai menghinaku, aku bersikap santai dan tidak
menghadapi dengan harap dia lelah sendiri. Tapi nampaknya itu mustahil. Dia malah trus
menghinaku, terus dan terus. Dan itu didepan Andina dan membuatnya semakin benci padaku.
Apa jangan-jangan….. dia pelakunya? Dara pelakunya? Astaga, apa yang dia harapkan dengan
berbuat seperti itu? Berharap Vieno beralih padanya? Mencari sensasi? Atau apa? Tapi itu jelas
tidak mungkin.
Aku memejamkan mataku, lelah mendera menuntutku segera tidur. Tapi beban yang
menimpaku ini seolah menahank, tidak dapat beristirahat dengan tenang. Memoriku mengingat
saat Andina pertama kali mendapat surat teror itu. “ada apa an?” tanyaku. “ tau nih, ada surat
buat gue”jawab Andina. “surat cinta kali” spontan kata-kata itu keluar dari dalam mulut gue,
Andina nyengir “pengennya sih gitu”. “ ya udah buka aja” jawabku “oke” jawab Andina dengan
santai.
Heh Andina anak sok manis…… gue ingetin, jangan sok! Muak gue litany. Inget ya awas
lo, jika terus lo nebar pesona sama si dia gue gk akan biarin lo hidup tenang! Ngerti?.
Wajah Andina syok saat membaca surat tersebut. Tapi sejenak kemudian dia bersikap santai
dengan berkata”biarin aja, mungkin orang iseng”. Aku ingat saat itu, aku hanya mengangkat
bahu tidah tahu apa yang terjadi. “ Lagi pula aku bisa ngapain?” Pikir ku kala itu.
Aku mengerjapkan mata pelan, kupandangi sebuah gelang pemberian Andina yang
melingkar dipergelangan tanganku. Benarkah Andina sahabatku? Kenapa dia mudah terhasut
orang lain? Sahabat sejati tak akan langsung mudah percaya pada perkataan tanpa bukti orang
lain yang memfitnah sahabatnya, bukan? Ah aku sempat ingat ibuku berkata bahwa ada surat
untukku sebelum ia berangkat kerja. Kubuka amplop itu
Hei Sherly, gimana? Enak diabaikan temen? Enak? Mudah-mudahan lo suka
Tunggu aja deh, masih ada kejutan lainnya buat lo, semoga lo suka
Pingin gk dingganggu oleh masalah ini lagi? Gue liat mata lo berkantung gitu ya ha.ha.ha
Mau gk gue kembaliin sahabat dan reputasi lo? Tapi ada syaratnya jauhin Vieno
From someone who hate you
Aku tercekat mataku mengerjap beberapa kali nyatakah ini? Siapa?. Dia ingin aku menjauhi
Vieno? Vieno sahabatku, tetangga sejak kecilku, sekaligus sepupuku?.
Len gue tunggu ditempat biasa ya. Gpl. Penting bro cepet begitulah isi pesan yang
kukirimkan kepada Vieno. Ada apa sis?. “gini… “aku menjelaskan segala beban yang berada di
pundakku yang kutanggung sendiri selama sebulan ini. “iya gue emang keren, ganteng, cool
jadinya banyak fansnya “. “eh gue udah panik gini lo malah narsis gitu”. “becanda kali!, oke gini
aja lo laksanaiin perintah orang nyebelin itu. “nah sekarang lo traktir gue aja nanti kita omonin
lagi.
…….
Sherly yang sok cantik!
Lo gk paham dengan surat gue kemaren? Kenapa lo mlah nemuin Vieno? Pake becanda-becanda
gitu lagi. Gue mau ketemu lo sok cantik! Belakang sekolah besok pulang sekolah jangan ajak
siapa-siapa inget !!!.
…..
Mau apa sih orang ini? Jahat sekali. Oke aku akan pergi. Kupandangi seluruh penjuru taman
belakang ini, ,mana si misterius itu? Pengecutkah dia sehingga berubah pikiran?. “gue kira lo gk
datang Sherly.” Suara itu Dara! Benar dugaanku. “kenapa lo nantangin gue kesini dan kenapa lo
mint ague ngejauhin Vieno? Nada ucapanku gagah berani sekaligus menentang. “karna gue suka
sama Vieno gue gk suka kalao lo deket-deket sama Vieno”. Gue gk punya hubungan khusus
sama dia apa masalah lo?”. “cih! Gk punya hubungan apa kenapa keliatan akrab banget?” cibir
Dara meremehkan. “karna gue sepupu Vieno!”. Dara membeku pipinya mulai berubah menjadi
pink dia tak mampu berbicara aku mengalahkannya dengan satu kalimat, Dara terduduk lemas
sorry”. “terus gimana lo balin semua ini? Bisa?” tanyaku, “gue coba” jawab Dara dengan lemas.
Keadaan membaik, semua tak memmandangku layaknya kotoran sepatu. Tetapi aku
mendiamkan Andina ternyata Andina disuruh Dara, lalu Andina menurutinya dan itu membuatku
syok. Sahabat sejak SDku dengan mudahnya menuruti orang yang baru dikenalnya bahkan tida
sampai setahun mereka berteman. Andina berusaha meminta maaf padaku, namun aku terus
mengabaikannya. Ia mengikutiku sampe perjalanan pulang mencoba menjelaskan apa yang
sedang terjadi. Semula, aku tak menghiraukannya tapi satu kalimat langsung terkaget “gue gk
mau lo terluka” aku menoleh padanya dengan tatapan sinis. “gue gk mau lo disakitin Dara, dia
bilang akan nyakitin lo kalao gue gk ngelakuin apa yang dia mau sebenarnya gue tersiksa sher,
gue kesiksa banget ngeliatin lo sedih gitu. Tapi kalao gk…”. “diam, thanks ya An perhaatian lo
baik banget maaf gue sempet berprangkasa buruk sama lo.”. “gue yang harusnya minta maaf.
“udalah yang penting friend?”. “friend seru thanks Sher, lo mau maafin gue!”. Aku memeluk
Andina, sahabatku selamanya tak akan pernah berybah. Sahabat sejatiku yang
rela berkorban demi menyelamatkan perasaan sahabatnya, meski dia kurang
berpikir lebih jauh, tapi dia tetap sahabat sejatiku Andina membalas memelukku
“thanks….” Bisiknya.

Anda mungkin juga menyukai