Disusun Oleh:
Nurul Afifah
1807998
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
KESIMPULAN.........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7
PENDAHULUAN
Dakwah adalah suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang lain atau
kepada masyarakat agar mau memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama secara
sadar, sehingga membangkitkan dan mengembalikan potensi fitri orang itu, dan dapat hidup
bahagia di dunia dan akhirat. Hakekat yang paling penting adalah adanya keyakinan atau
kepercayaan bahwa Allah hanya satu dan tiada satu pun yang dapat menyamai-Nya, sehinga
mau melaksanakan perintah-Nya. Hukum dakwah adalah wajib a’in, dalam arti wajib bagi
setiap muslim untuk berdakwah sesuai dengan apa ayang ia ketahui. Obyek dakwah dengan
urutannya adalah kepada diri sendiri, keluarga, sanak keluarga dekat atau sanak famili,
sebagian kelompok, kepada seluruh umat manusia. Berdakwah perlu menggunakan metode,
yaitu cara dakwah yang teratur dan terprogram secara baik agar maksud mengajak
melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna.
Hasan al-Banna sebagai seorang da’i dan pendiri ikhwan almuslimin mengatakan
bahwa dakwah itu identik dengan Islam itu sendiri (S. Noor Chozin Sufri, 2000: 450).
Dengan demikian, segala aktivitas yang berkaitan dengan Islam bisa dikatakan sebagai
aktivitas dakwah. Demikian pula dalam tataran praktik, dakwah banyak dilakukan oleh
organisasi-organisasi dakwah atau individu-individu yang orientasinya tidak hanya ceramah
an sich, tetapi banyak dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi dan sebagainya
(Aminudin, 2013).
Dilihat dari permasalahan tersebut di atas, maka kita harus mengetahui bagaimana
dakwah Islam dan eksistensinya pada era modern sekarang ini, khususnya di Indonesia.
PEMBAHASAN
Dakwah secara umum dapat diartikan upaya seseorang atau lembaga yang mengajak
atau menyeru manusia kepada kebaikan dan kebenaran serta mencegah dari keburukan.
Sehingga dakwah bermakna ajakan untuk memahami, mempercayai (mengimani), dan
mengamalkan ajaran Islam, juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran,
yang mempunyai tujuan pokok yaitu tercapainya sebuah kebahagiaan baik di dunia maupun
di akherat. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Imron ayat 104:
Terjemahannya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung (Pardianto, 2015).
Salah satu ciri abad ini adalah meluasnya penggunaan media massa dan tren ini di
masa mendatang akan terus memperlihatkan akselerasinya yang susah untuk diikuti
jejaknya. Sekarang ini, dengan bantuan teknologi komunikasi yang serba mutakhir,
sebuah pesan dapat mencapai miliaran manusia sekaligus di mana pun mereka berada.
Perkembangan teknologi yang serba canggih ini adalah sebuah peluang besar para
juru dakwah untuk terus memikirkan cara berdakwah. Tiada lain sebuah ijtihad dalam
mencari peluang-peluang pesan dakwah yang bisa disalurkan ke berbagai media. Seperti
yang sudah terlihat dilakukan oleh para penggiat bisnis dengan terus melakukan inovasi
produknya ke berbagai media yang bisa menjangkau luas masyarakat konsumennya.
Ikhtiar ini sudah pernah dilakukan oleh Al-Ghazali ketika waktu itu beliau
memikirkan cara berdakwah dalam majelis ilmu. Dan sudah seperti itu pula
hendaknya para dai memikirkan kemungkinan dakwah melalui media massa. selain itu,
Al-Ghazali juga pernah merenungkan pengaruh buku-buku filsafat Yunani pada
pemikiran Islam, sedalam itu pula hendaknya para dai masa kini merenungkan
pengaruh infiltrasi kebudayaan melalui media massa (Ghofur, 2019).
Tantangan yang dihadapi para da’i tidaklah semakin ringan. Tanda-tanda zaman
menunjukkan hal tersebut. John Naisbit dan Patricia Aburdene dalam Megatrends 2000
menunjukkan kesamaan gaya hidup di seluruh dunia pada abad XXI, yakni globalisasi dalam
3F: food (makanan), fashion (mode pakaian), dan fun (hiburan). Jalaluddin Rakhmat
(1991:72-73) menambahkan 5F lagi: faith (kepercayaan), fear (ketakutan), facts (fakta),
fiction (cerita rekaan), dan formulation (perumusan) (Muhaemin, 2017).
Permasalahan masyarakat modern saat ini memerlukan solusi yang berbeda
dibandingkan dengan situasi masyarakat zaman dahulu. Untuk itu diperlukan caracara
dakwah yang inovatif. Kreasi da’i dalam berdakwah sangat dibutuhkan. Agar mad’u lebih
tertarik dengan materi maupun metode dakwah yang digunakan. Apabila dakwah dinamis
terlaksana dengan baik maka dakwah akan berfungsi sebagai alat dinamisator dan katalisator
atau filter dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tugas da’i masa sekarang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Pertama: Da’i harus mampu menyadarkan umat tentang tuntutan perubahan yang terjadi saat
ini. Perubahan yang menuntut manusia untuk cerdas, kreatif, menguasai teknologi, dan
berbagai komponen yang ada agar mampu megambil kesempatan dalam persaingan global
yang sangat ketat. Da’i di sini berlaku sebagai motivator agar umat Islam mau membuka diri
dengan mengembangkan segala potensi yang dimiliki agar mampu menangkap peluang yang
ada tanpa meninggalkan nilainilai agama. Kedua: Da’i harus mampu membaca persoalan
umat berkenaan dengan dampak negatif dari globalisasi yang melahirkan banyak persoalan
baru, belum pernah terjadi sebelumnya, sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.
Lahirnya budaya-budaya baru yang tidak sesuai dengan islam dan budaya ketimuran yang
ada di Indonesia. Semua ini membutuhkan penyelesaian agar di masa yang mendatang
manusia tidak semakin mengalami krisis moral yang melahirkan penyakit masyarakat
(Alhidayatillah, 2017).
Perkembangan dakwah di Indonesia hingga saat ini telah diwarnai oleh berbagai
macam kondisi sosial dan budaya. Terjadinya percampuran budaya dan transkulturasi (tarik
menarik antarbudaya) tak dapat dihindarkan apalagi dengan hadirnya kemajuan tekonologi
dan informasi. Perkembangan teknologi komunikasi ikut membangun sebuah pola dakwah
yang bisa digunakan pada era sekarang ini (Pardianto, 2015).
Selain itu, penyebaran film yang luas dan massif menjadi nilai lebih tersendiri. Ada
ratusan bioskop di Indonesia yang bisa menjadi wadah untuk mulai menyebarkan kebaikan.
Terlebih karena film tidak terkesan eksklusif, semua orang bisa menikmatinya. Sehingga ada
banyak orang yang dapat mengenal nilai-nilai Islam yang disampaikan dalam sebuah film.
Semakin maju teknologi memang seharusnya membuat dakwah lebih mudah dari
sebelum adanya teknologi. Kita dapat menyebarkan ilmu agama dimana saja dan kapan saja,
selain itu kita juga dapat mendengarkan dakwah dimana saja dan kapan saja, bisa melalui
handphone, TV dan YouTube. Tidak ada alasan lagi untuk tidak mendengarkan dan
menyebarkan dakwah. Walaupun masih banyak orang yang menggunakan gadget untuk
melihat berita atau informasi diluar bahasan agama.
KESIMPULAN
Dakwah bermakna ajakan untuk memahami, mempercayai , dan mengamalkan ajaran
Islam, juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran, yang mempunyai tujuan
pokok yaitu tercapainya sebuah kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat. Perkembangan
teknologi yang serba canggih ini adalah sebuah peluang besar para juru dakwah untuk terus
memikirkan cara berdakwah. Seperti yang sudah terlihat dilakukan oleh para penggiat bisnis
dengan terus melakukan inovasi produknya ke berbagai media yang bisa menjangkau luas
masyarakat konsumennya. Tidak sedikit masyarakat yang tadinya tidak melek sekarang
menjadi melek terhadap informasi yang begitu banjir di belantara media. Perubahan yang
menuntut manusia untuk cerdas, kreatif, menguasai teknologi, dan berbagai komponen yang
ada agar mampu megambil kesempatan dalam persaingan global yang sangat ketat. Lahirnya
budaya-budaya baru yang tidak sesuai dengan islam dan budaya ketimuran yang ada di
Indonesia. Semua ini membutuhkan penyelesaian agar di masa yang mendatang manusia
tidak semakin mengalami krisis moral yang melahirkan penyakit masyarakat. Perkembangan
teknologi komunikasi ikut membangun sebuah pola dakwah yang bisa digunakan pada era
sekarang ini. Akhir-akhir ini mulai banyak dakwah-dakwah yang dilakukan pada pendakwah
di media sosial, seperti di Instagram, YouTube, TikTok, dan bahkan dakwah pun mulai
sering muncul di lagu-lagu. Ada ratusan bioskop di Indonesia yang bisa menjadi wadah untuk
mulai menyebarkan kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alhidayatillah, N. (2017). Dakwah dinamis di era modern. Jurnal Pemikiran Islam, 41(2),
265–276.
Aminudin. (2013). Dakwah di indonesia dan eksistensinya pada era modern. 6(1).
Ghofur, A. (2019). Model Dakwah Milenial Untuk Homoseksual Melalui Teknik Kontinum
Konseling Berbasis Alquran. Al-Balagh : Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 4(1), 25.
https://doi.org/10.22515/balagh.v4i1.1557
Muhaemin, E. (2017). Dakwah Digital Akademisi Dakwah. Ilmu Dakwah: Academic Journal
for Homiletic Studies, 11(2), 341–356. https://doi.org/10.15575/idajhs.v11i2.1906