KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Laporan Pengkajian Teknis Bangunan Gedung Sertifikasi Laik Fungsi di PT. HOGA REKSA
GARMENT dapat terselesaikan.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah salah satu persyaratan untuk memperoleh
penerbitan Sertifikasi Laik Fungsi. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung berikut peraturan pelaksanaannya, diamanatkan bahwa bangunan gedung yang telah
selesai pelaksanaan konstruksi, perlu dilakukan kaji kelaikan bangunan.
PT. HOGA REKSA GARMENT selaku Pemilik dan pengelola bangunan yang berlokasi
di Jln raya leles km.13 kp. tutugan Rt 01/002 Desa Haruman, Kecamatan leles, Kabupaten
Garut - Jawa Barat, mengajukan dilakukannya pemeriksaan bangunan gedungnya dalam
rangka pengurusan Sertifikat Laik Fungsi sebagai suatu kewajiban pemilik bangunan gedung,
oleh sebab itu kami telah melayangkan surat jawaban ketersediaan dan saat ini kami telah
melaksanakan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan pada persyaratan tata bangunan gedung
dan aspek keandalan bangunan yang meliputi aspek keselamatan, aspek kesehatan, aspek
kenyamanan dan aspek kemudahan. Inspeksi ini dilakukan pemeriksaan pada beberapa bidang
kajian. Laporan ini disusun sebagai bagian dari sistem pelaporan hasil pemeriksaan kelaikan
bangunan yang merupakan produk akhir dari seluruh rangkaian pemeriksaan.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
melaksanakan kegiatan pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan ini, dan bila dalam
pelaksanaannya masih di temui kekurangan-kekurangan, kami senantiasa menunggu saran
dan masukan yang membangun.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Proyek ...................................................................................... .1 - 1
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 1 - 2
1.3. Misi ..................................................................................................................... 1 - 2
1.4. Sasaran ............................................................................................................... 1 - 3
1.5. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 1 - 3
1.5.1. Aspek Keselamatan .................................................................................. 1 - 3
1.5.2. Aspek Kemudahan ................................................................................... 1 - 4
1.5.3. Aspek Kesehatan ...................................................................................... 1 - 5
1.5.4. Aspek Kenyamanan ................................................................................. 1 - 5
1.6. Ruang Lingkup Substansi Laporan ..................................................................... 1 - 5
1.6.1. Lingkup Wilayah Kegiatan ...................................................................... 1 - 5
1.6.2. Lingkup Studi Kajian Teknis ................................................................... 1 - 5
1.6.3. Lingkup Kerja .................................................................................... .......1 - 8
1.6.4. Lingkup Materi Laporan .......................................................................... 1 - 9
1.7. Sistematika Laporan .......................................................................................... 1 - 9
ii
2.3. Pendekatan Studi Literatur dan Alat Kerja ....................................................... 2 - 19
2.3.1. Pendekatan Arsitektur dan Kinerja Bangunan ...................................... 2 - 19
2.3.2. Pendekatan Struktur .............................................................................. 2 - 28
2.3.3. Pendekatan Utilitas Bangunan................................................................ 2 - 43
2.3.4. Pendekatan Aspek Lingkungan .............................................................. 2 - 48
2.4. Pemeliharaan Bangunan Gedung ........................................................................ 2 - 55
2.5. Lingkup Pemeliharaan Bangunan Gedung ......................................................... 2 - 56
2.6. Tujuan Pemeliharaan Bangunan Gedung ......................................................... 2 - 56
2.7. Pedoman Pemeliharaan Bangunan Gedung ........................................................ 2 - 58
2.8. Perencanaan Manajemen Pemeliharaan Bangunan Gedung .............................. 2 - 59
iv
LAMPIRAN - LAMPIRAN
1. Daftar Simak Pemeriksaan Teknis Tata Bangunan dan Keandalan Bangunan Terhadap
Aspek Lingkungan, Keselamatan, Kemudahan, Kesehatan, dan Kenyamanan
2. IMB
3. Lampiran Siteplant
4. Sertifikat Hak Guna Bangunan ( HGB )10.344 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan ( HGB ) 7.559 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan ( (HGB ) 7.733 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB ) 12.975 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan ( HGB )26.347 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan ( HGB ) 1.385 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan ( HGB ) 9.024 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB)39.257 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan ( HGB ) 4.430 m
Sertifikat Hak Guna Bangunan ( HGB ) 2.235 m²
Sertifikat Hak Guna Bangunan ( HGB ) 2.310 m
5. NIB Perusahaan
6. Izin Usaha Industri
7. Surat Keterangan Domisili Perusahaan
8. NPWP PT. Hoga Reksa Garment\
9. Kartu Ijin Tinggal Tetap Elektronik ( e-KITAP ) Pemohon Dong Choon Ji
10. Passport Dong Choon Ji
11. NPWP Dong Choon Ji
12. Akta Pendirian Perseroan Terbatas
13. SK Pendirian Perusahaan
14. Laporan Ketenagakerjaan Perusahaan
15. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah ( IPPT )
16. Rekomendasi Arahan tata ruang
17. Peil Banjir
18. Surat Keputusan Perubahan Izin Lingkungan
19. Dokumen AMDAL
20. Dokumen RKL – RPL Periode Jan –Juni 2020
21. Persetujuan atas dokumen ANDALALIN
22. Rekomendasi Teknis DISDAMKAR
23. Hasil Test Sistem Hydran
24. Berita Acara Pemeriksaan
25. MOU limbah B3
26. Surat Keterangan Teknis
27. Sertifikat Laik Operasi ( SLO )
28. Pertimbangan Teknis Daerah Irigasi Teknis
29. Rekomendasi pendirian Bangunan Pabrik Garment
30. Surat Keterangan K3- Instalasi Listrik
31. Laporan Pemeriksaan K3- Instalasi Listrik
32. Surat Keterangan K3-Instalasi Penyaluran Petir Lokasi Gedung 1 Depan
33. Surat Keterangan K3-Instalasi Penyaluran Petir Lokasi Gedung 1 Depan
v
34. Surat Keterangan K3-Instalasi Penyaluran Petir Lokasi Gedung 3 Samping Belakang
35. Surat Keterangan K3-Instalasi Penyaluran Petir Lokasi Gedung 3 Samping Belakang
36. Surat Keterangan K3 – Pesawat Angkat & Angkut
37. Laporan Pemeriksaan K3 – Pesawat Angkat & Angkut
38. Surat Keterangan K3-Forklift FDAOD-1230-07979
39. Surat Pemeriksaan K3-Forklift FDAOD-1230-07979
40. Surat Keterangan K3-Forklift BEATF0008
41. Surat Pemeriksaan K3-Forklift BEATF0008
42. Surat Keterangan K3-Bejana Tetap IJ-AE 1 AE-08389
43. Surat Pemeriksaan K3-Bejana Tetap IJ-AE 1 AE-08389
44. Surat Keterangan K3-Bejana Tetap 15280
45. Laporan Pemeriksaan K3-Bejana Tetap 15280
46. Surat Keterangan K3-Motor Diesel EAYOE000964
47. Laporan Pemeriksaan K3-Motor Diesel EAYOE000964
48. Surat Keterangan K3 – Motor Diesel DB58LAG004221341
49. Surat Pemeriksaan – Motor Diesel DB58LAG004221341
50. Surat Keterangan K3 – Motor Diesel DU22-00G13814896
51. Surat Pemeriksaan K3 – Motor Diesel DU22-00G13814896
52. Surat Keterangan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0002
53. Surat Pemeriksaan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0002
54. Surat Keterangan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0003
55. Surat Pemeriksaan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0003
56. Surat Keterangan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0008
57. Surat Pemeriksaan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0008
58. Surat Keterangan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0009
59. Laporan Pemeriksaan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0009
60. Surat Keterangan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0013
61. Laporan Pemeriksaan K3 – Ketel Uap Darat Berpindah 19 D 0013
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar Lokasi Site PT. Hoga Reksa Garment .................................... 1-5
Gambar 2.1 (a)Distance Meter, (b)Anemometer, (c)Light Meter, dan
(d)Sound Level Meter.............................................................................. 2-26
Gambar 2.2 Diagnosa Kerusakan Pada Beton (a)Korosi Tulangan,
(b)Susut Elastik, (c)Serangan Sulfat, dan (d)Reaksi Alkali Agregat .................... 2-37
Gambar 2.3 Hammer Test .............................................................................................. 2-39
Gambar 2.4 Hammer Test .............................................................................................. 2-41
Gambar 2.5 Alat ukur tang meter ................................................................................... 2-46
Gambar 2.6 Alat ukur mekanikal elektrikal ................................................................... 2-47
Gambar 4.1. Kabupaten Garut ......................................................................................... 4-1
Gambar 4.2. Rencana tata ruang wilayah kabupaten garut ............................................. 4-4
Gambar 6.1. Lokasi site PT. Hoga Reksa Garment ......................................................... 6-1
Gambar 6.2. Pola parkir kendaraan dua sisi 90 ............................................................... 6-3
Gambar 6.3. Pola parkir kendaraan dua sisi 30°,45°,60° ................................................ 6-3
Gambar 6.4. Dimensi kendaraan standar mobil penumpang ........................................... 6-4
Gambar 6.5. Lokasi area parkir motor PT. Hoga Reksa Garment ................................... 6-7
Gambar 6.6. Lokasi area parkir Mobil Truk PT. Hoga Reksa Garment.......................... 6-8
Gambar 6.7. Lokasi area parkir Mobil Pribadi PT. Hoga Reksa Garment ...................... 6-8
Gambar 6.8. Denah tata letak ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment .............. 6-11
Gambar 6.9. Denah tata letak ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment .............. 6-12
Gambar 6.10. Ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment (Depan Lobby) .............. 6-12
Gambar 6.11. Ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment (Parkir Mobil)................ 6-13
Gambar 6.12. Ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment (Gardu PLN) .................. 6-13
Gambar 6.13. Ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment
( Sebelah kanan Factory ) ......................................................................... 6-13
Gambar 6.14. Ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment
( Sebelahh kiri Factory ) ........................................................................... 6-14
Gambar 6.15. Ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment
( Sebelahh belakang printing ) .................................................................. 6-14
Gambar 6.16. Ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment
( Sebelahh kiri kantin ) ............................................................................. 6-14
Gambar 6.17. Ruang terbuka hijau PT. Hoga Reksa Garment
( Sebelahh kanan kantin ) ......................................................................... 6-15
Gambar 6.18. Lapis perkerasan ( Hard Standing ) akses kebakaran Gedung
PT. Hoga Reksa Garment ......................................................................... 6-16
Gambar 6.19. Jalan Lingkungan Proteksi kebakaran gedung
PT. Hoga Reksa Garment ......................................................................... 6-17
Gambar 6.20. Denah Instalasi Hidrant ............................................................................ 6-18
Gambar 6.21. Denah apar yang berada disetiap titik bangunan ( Factory ) .................... 6-19
Gambar 6.22. Denah apar yang berada disetiap titik bangunan ( Printing ) .................... 6-19
Gambar 6.23. Denah apar yang berada disetiap titik bangunan ( Pos Jaga ) ................... 6-20
Gambar 6.24. Kondisi rumah hydrant ............................................................................. 6-21
vii
Gambar 6.25. Kondisi rumah filter air minum di area PT.Hoga Reksa Garment ........... 6-22
Gambar 6.26. Hidrant di area PT. Hoga Reksa Garment ................................................ 6-23
Gambar 6.27. Hasil pemeriksaan dari disnaker kabupaten garut .................................... 6-24
Gambar 6.28. Berita acara pemeriksaan alat pemadam kebakaran
PT. Hoga Reksa Garment ......................................................................... 6-25
Gambar 6.29. Apar dia area Gedung Factory, Printing,Power House & Pos Jaga.......... 2-26
Gambar 6.30. Signage jalur Gedung evakuasi PT. Hoga Reksa Garment ...................... 6-27
Gambar 6.31. Pintu Evakuasi PT. Hoga Reksa Garment ................................................ 6-28
Gambar 6.32. Drainase bangunan dan drainase lingkungan ........................................... 6-29
Gambar 6.33. Bagan pemakaian air PT. Hoga Reksa Garment ............................... ….6-30
Gambar 6.34. Lokasi bak penampungan air PT. Hoga Reksa Garment .......................... 6-31
Gambar 6.35. Hasil uji kualitas air PT.Hoga Reksa Garment ......................................... 6-31
Gambar 6.36. Daftar pembelian air PT. Hoga Reksa Garment ....................................... 6-32
Gambar 6.37. Izin pengolahan limbah PT. Hoga Reksa Garment .................................. 6-35
Gambar 6.38. Air pengolahan air bersih dari GWT ........................................................ 6-36
Gambar 6.39. Posisi pengolahan air bersih ( komsumsi ) ............................................... 6-36
Gambar 6.40. Pipa air pengolahan air bersih................................................................... 6-37
Gambar 6.41. Tempat penampungan sampah domestik .................................................. 6-38
Gambar 6.42. Tempat penampungan limbah domestic ................................................... 6-39
Gambar 6.43. Posisi Gardu Listrik .................................................................................. 6-40
Gambar 6.44. Trafomator PT. Hoga Reksa Garment ...................................................... 6-41
Gambar 6.45. Panel LVMDP PT.Hoga Reksa Garment ................................................. 6-42
Gambar 6.46. Sumber arus listrik ( Gardu PLN ) ............................................................ 6-42
Gambar 6.47. Panel induk ruangan ................................................................................. 6-43
Gambar 6.48. Lampiran sertifikat laik operasi listrik
PT. Hoga Reksa Garment ......................................................................... 6-44
Gambar 6.49. Lampiran hasil pemeriksaan & pengujian instalasi Listrik
PT. Hoga Reksa Garment ......................................................................... 6-45
Gambar 6.50. Diagram panel gardu PT. Hoga Reksa Garment ...................................... 6-46
Gambar 6.51. Jalur instalasi listrik PT. Hoga Reksa Garment ........................................ 6-47
Gambar 6.52. Transformastor PT. Hoga Rekasa Garment .............................................. 6-47
Gambar 6.53. Panel LVSDP PT. Hoga Rekasa Garment ................................................ 6-47
Gambar 6.54. Panel LVSDP Bangunan Printing ............................................................. 6-48
Gambar 6.55. Panel LVSDP Bangunan Rumah Pompa .................................................. 6-48
Gambar 6.56. Titik Penangkal Petir ................................................................................ 6-48
Gambar 6.57. Instalasi Penangkal petir ........................................................................... 6-49
Gambar 6.58 Surat keterangan pemeriksaan instalasi pengkal petir .............................. 6-50
Gambar 6.59 Pengujian Instalasi Listrik dari dinas terkait ............................................ 6-51
Gambar 6.60 Denah bangunan pos jaga ......................................................................... 6-55
Gambar 6.61 Bangunan pos jaga .................................................................................... 6-55
Gambar 6.62 Zonasi Ruangan bangunan pos ................................................................. 6-56
Gambar 6.63 Elevasi bangunan pos jaga ........................................................................ 6-55
Gambar 6.64 Finish Dinding pos jaga ( Atas ) ............................................................... 6-57
Gambar 6.65 Finish Dinding pos jaga ( Bawah ) ........................................................... 6-57
Gambar 6.66 Pedestrian pos jaga ................................................................................... 6-58
viii
Gambar 6.67 Pintu Pos Jaga. Ruang Tunggu, Ruang Beacukai ..................................... 6-59
Gambar 6.68 Jendela Pos Jaga ....................................................................................... 6-60
Gambar 6.69 Pegecekan suhu Ruangan Beacukai.......................................................... 6-61
Gambar 6.70 Pegecekan suhu Ruangan Pos jaga Ruang tunggu .................................. 6-61
Gambar 6.71 Bangunan Gedung produksi Factory Perspektif mata burung .................. 6-62
Gambar 6.72 Entrance utama Bangunan Gedung factory .............................................. 6-62
Gambar 6.73 Zonasi bangunan Gedung factory Lantai. 1 .............................................. 6-63
Gambar 6.74 Zonasi bangunan Gedung factory Lantai. 2 .............................................. 6-63
Gambar 6.75 Koridor Evakuasi Banguna Gedung Factory ............................................ 6-64
Gambar 6.76 Denah jalur evakuasi................................................................................. 6-64
Gambar 6.77 Entarance drop off bangunan Factory...................................................... 6-65
Gambar 6.78 Tangga dan ram Entarnce bangunan factory ............................................ 6-66
Gambar 6.79 Pintu darurat bagunan Gedung factory ..................................................... 6-67
Gambar 6.80 Pintu dalam bagunan Gedung factory...................................................... 6-67
Gambar 6.81 Jendela bagunan Gedung factory .............................................................. 6-67
Gambar 6.82 Denah pedestrian bangunan Gedung Factory ........................................... 6-68
Gambar 6.83 Pedestrian dan Eksterior bangunan Gedung Factory ................................ 6-68
Gambar 6.84 Ruangan dengan plafond gypsume ........................................................... 6-69
Gambar 6.85 Ruangan dengan plafond Expose.............................................................. 6-69
Gambar 6.86 Ruangan dengan plafond akustik .............................................................. 6-67
Gambar 6.87 Ruangan produksi plafond expose ............................................................ 6-70
Gambar 6.88 Fasilitas kesehatan banguna factory ......................................................... 6-70
Gambar 6.89 Pengecekan suhu banguna factory ............................................................ 6-71
Gambar 6.90 Pengecekan suhu zona raw material banguna factory ............................. 6-71
Gambar 6.91 Pengecekan suhu Ruangan administrasi banguna factory ....................... 6-72
Gambar 6.92 Bangunan Gedung factory ....................................................................... 6-74
Gambar 6.93 Struktur dinding mengalami keretakan banguna factory ......................... 6-74
Gambar 6.94 Posisi dinding mengalami keretakan Bangunan factory .......................... 6-75
Gambar 6.95 Struktur Dinding mengalami keretakan bagian mushollah ...................... 6-75
Gambar 6.96 Posisi dinding mengalami keretakan bagian mushollah .......................... 6-76
Gambar 6.97 Pengukuran Dimensi Tiang Struktur Kolom Bangunan factory .............. 6-77
Gambar 6.98 Pengukuran Dimensi Balok Struk Bangunan factory ............................. 6-77
Gambar 6.99 Rafter Baja Bangunan factory ................................................................. 6-78
Gambar 6.100 Gambar Perencanaan Pondasi Bangunan factory .................................. 6-78
Gambar 6.101 Proses pengambilan data hammer test pada kolom pedestal ................. 6-79
Gambar 6.102 Gambar hammer test pada kolom pedestal ............................................ 6-79
Gambar 6.103 Proses pengambilan data hammer test pada kolom pedestal ................. 6-80
Gambar 6.104 Titik Posisi pengambilan data hammer test .......................................... 6-80
Gambar 6.105 Dimensi kolom dan rrafter Gedung factory ........................................... 6-84
Gambar 6.106 Dimensi kolom, balok dan rafter Gedung factroy ................................. 6-84
Gambar 6.107 Dimensi balok Gedung Factory ............................................................. 6-85
Gambar 6.108 Model 3D bangunan Factory ................................................................. 6-85
Gambar 6.109 Pemodelan beban atap ........................................................................... 6-87
Gambar 6.110 Pengambilan spektrum wilayah garut .................................................... 6-87
Gambar 6.111 Grafik RSP wilayah garut ...................................................................... 6-88
ix
Gambar 6.112 Input data spektrum ............................................................................... 6-88
Gambar 6.113 Pemodelan beban angin ......................................................................... 6-89
Gambar 6.114 Hasil Sap2000 Gedung Factory ............................................................. 6-89
Gambar 6.115 Hasil Sap2000 Gedung Factory ............................................................. 6-90
Gambar 6.116 Bangunan Gedung Printing/Sablon ..................................................... 6-115
Gambar 6.117 Tampak Bangunan Gedung Printing/Sablon ....................................... 6-115
Gambar 6.118 Jalur Evakuasi bangunan Gedung printing .......................................... 6-116
Gambar 6.119 Denah Jalur evakuasi bangunan Gedung printing ............................... 6-116
Gambar 6.120 Zona bangunan produksi ( Prinnting ) Lantai. 1 .................................. 6-117
Gambar 6.121 Dinding Gedung prinitng ..................................................................... 6-118
Gambar 6.122 Bukaan jendela Gedung prinitng ......................................................... 6-118
Gambar 6.123 Pintu Utama Gedung Printing .............................................................. 6-118
Gambar 6.124 Ruangan dengan plafond Akustik ........................................................ 6-119
Gambar 6.125 Ruangan dengan plafond Expose ......................................................... 6-119
Gambar 6.126 Ruangan Toilet Gedung prinitng ......................................................... 6-119
Gambar 6.127 Pintu kayu single & Double Gedung prinitng ..................................... 6-120
Gambar 6.128 Denah pedestrian produksi Printing Lantai. 1 ..................................... 6-120
Gambar 6.129 Pedestrian produksi Printing ............................................................... 6-121
Gambar 6.130 Pengecekan suhu Ruang produksi ...................................................... 6-121
Gambar 6.131 Pengecekan suhu Ruang produksi ...................................................... 6-122
Gambar 6.132 Bangunan Printing .............................................................................. 6-124
Gambar 6.133 Pengukuran Sruktur Kolom Baja ........................................................ 6-125
Gambar 6.134 Pengukuran Sruktur Kolom Baja ........................................................ 6-125
Gambar 6.135 Rater Baja Castellated ......................................................................... 6-126
Gambar 6.136 Proses pengambilan data hammer test pada kolom ............................ 6-127
Gambar 6.137 Hammer test ........................................................................................ 6-127
Gambar 6.138 Denah hammer test pada Gedung printing .......................................... 6-128
Gambar 6.139 Dimensi kolom dan rater Gedung printing .......................................... 6-131
Gambar 6.140 Dimensi kolom dan rater Gedung prinitng .......................................... 6-131
Gambar 6.141 Model 3D bangunan printing ............................................................... 6-132
Gambar 6.142 Pemodelan beban mati atap ................................................................. 6-133
Gambar 6.143 Pemodelan beban mati atap ................................................................. 6-133
Gambar 6.144 Pengambilan spektrum wilayah garut .................................................. 6-134
Gambar 6.145 Grafik RSP wilayah garut .................................................................... 6-134
Gambar 6.146 Input data spektrum ............................................................................. 6-135
Gambar 6.147 Pemodelan beban angin ....................................................................... 6-135
Gambar 6.148 Hasil Sap2000 gedung printing ........................................................... 6-136
Gambar 6.149 Hasil Sap2000 gedung printing ........................................................... 6-137
Gambar 6.150 Bangunan Gedung kantin .................................................................... 6-142
Gambar 6.151 Tampak Bangunan Gedung kantin ...................................................... 6-143
Gambar 6.152 Bagian Interior Bangunan Gedung kantin ........................................... 6-143
Gambar 6.153 Akses jalan Bangunan Gedung kantin ................................................. 6-144
Gambar 6.154 Pedestrian Bangunan Gedung kantin ................................................... 6-144
Gambar 6.155 Bangunan Gedung kantin .................................................................... 6-147
Gambar 6.156 Pengukuran struktur kolom baja .......................................................... 6-148
x
Gambar 6.157 Pengukuran struktur Rafter baja .......................................................... 6-148
Gambar 6.158 Proses pengambilan data hammer test pada kolom ............................. 6-149
Gambar 6.159 hammer test pada kolom ..................................................................... 6-149
Gambar 6.160 Denah hammer test pada Gedung kantin ............................................ 6-150
Gambar 6.161 Dimensi kolom dan rater Gedung kantin ............................................ 6-153
Gambar 6.162 Dimensi kolom dan rater Gedung kantin ............................................ 6-153
Gambar 6.163 Model 3D bangunan Gedung kantin ................................................... 6-154
Gambar 6.164 Pemodelan beban mati atap ................................................................ 6-155
Gambar 6.165 Pengambilan spektrum wilayah garut ................................................. 6-156
Gambar 6.166 Grafik RSP wilayah garut ................................................................... 6-156
Gambar 6.167 Input data spektrum ............................................................................ 6-157
Gambar 6.168 Pemodelan beban angin ....................................................................... 6-157
Gambar 6.169 Hasil Sap2000 Gedung kantin ............................................................. 6-158
Gambar 6.170 Hasil Sap2000 Gedung kantin ............................................................. 6-159
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR TABEL
xiv
PT. HOGA REKSA GARMENT
BAB I
PENDAHULUAN
1-1
PT. HOGA REKSA GARMENT
1.2.1. Maksud
Maksud kegiatan Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung adalah untuk
melakukan pemeriksaan awal terhadap persyaratan administrasi maupun yang
berkaitan dengan pedoman teknis bangunan gedung, untuk selanjutnya dapat
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah (dalam melakukan pemeriksaan / audit
keandalan bangunan gedung yang lebih lengkap dan terperinci) guna mendukung
penerbitan dan pemberlakuan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan gedung.
1.2.2. Tujuan
Tujuan kegiatan pemeriksaan keandalan bangunan gedung untuk mencapai
persyaratan kelaikan bangunan umum adalah:
1. Terlaksananya pemeriksaan keandalan bangunan gedung dengan cara
pengamatan visual, ditinjau dari persyaratan administrasi dan teknis.
2. Terindikasinya tingkat keandalan dan rekomendasi upaya dalam rangka
penerbit Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan gedung.
3. Terciptanya bangunan gedung yang andal sesuai dengan UU No. 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung dan sesuai dengan Peraturan Bupati Garut
Nomor 44 tahun 2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung.
1.3. MISI
1-2
PT. HOGA REKSA GARMENT
1.4. SASARAN
1-3
PT. HOGA REKSA GARMENT
1-4
PT. HOGA REKSA GARMENT
1-5
PT. HOGA REKSA GARMENT
1-6
PT. HOGA REKSA GARMENT
Agar tujuan sebagaimana tertuang dalam pasal 3 tersebut dapat tercapai, maka
menurut Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Bangunan Gedung, setiap bangunan
gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai
dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan administratif bangunan gedung
meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung,
dan ijin mendirikan bangunan dan persyaratan teknis bangunan gedung meliputi
persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.
Sehubungan dengan dimilikinya kewenangan penyelenggaraan bangunan
gedung dan berbagai kewajiban sebagaimana telah dicontohkan diatas, maka
penyelenggaraan bangunan gedung yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah harus
merujuk pada peraturan perundang-undangan tingkat pusat. Disamping itu, agar
penyelenggaraan bangunan gedung di daerah sejalan dengan situasi, kondisi, dan
aspirasi lokal, maka keberadaan persyaratan kelaikan bangunan gedung yang
mengatur bangunan gedung menjadi penting untuk diupayakan.
Aspek sertifikasi kelaikan bangunan yang antara lain persyaratan keandalan
bangunan meliputi :
1-7
PT. HOGA REKSA GARMENT
1-8
PT. HOGA REKSA GARMENT
1-9
PT. HOGA REKSA GARMENT
Sistematika laporan kajian teknis ini terdiri dari 6 bab dimana pada setiap babnya
membahas bagian-bagian tertentu dari keseluruhan isi laporan berdasarkan jenis
bahannya, sehingga sistematika laporan ini adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, misi, sasaran,
identifikasi masalah, ruang lingkup substansi laporan, pendekatan pemecahan, skema
pemikiran, metoda pengumpulan data, dan sistematika laporan.
1 - 10
PT. HOGA REKSA GARMENT
teknik pengumpulan data, jenis data, analisa dan diagram alur data dan kerangka
pemecahan masalah.
1 - 11
PT. HOGA REKSA GARMENT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN PERATURAN
PERUNDANG – UNDANGAN
2.1. Pengertian
2.1.1. Tinjauan Umum Bangunan Gedung
2-1
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-2
PT. HOGA REKSA GARMENT
1. Keandalan Bangunan
Keandalan adalah tingkat kesempurnaan kondisi bangunan dan
perlengkapannya, yang menjamin keselamatan, fungsi, dan kenyamanan suatu
bangunan gedung dan lingkungannya selama masa pakai gedung tersebut.
Keandalan Bangunan Gedung adalah keadaan bangunan gedung yang
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
bangunan gedung sesuai dengan kebutuhan fungsi yang ditetapkan.
2-3
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-4
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-5
PT. HOGA REKSA GARMENT
10. Utilitas
Utilitas adalah perlengkapan dalam bangunan gedung yang digunakan
untuk menunjang fungsi gedung dan tercapainya unsur – unsur kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas di dalam bangunan tersebut.
11.Arsitektural
Arsitektural adalah mutu hasil perencanaan dan pengerjaan dari suatu
gedung, yang meliputi aspek-aspek:
a. Estetika bangunan dan penyelesaian (finishing).
b. Bentuk dan dimensi serta kesesuaian organisasi ruang, sirkulasi dalam
bangunan, hubungan antar ruang, kondisi eksterior dan interior gedung yang
dapat menjamin fungsi gedung, kenyamanan dan kesehatan gedung sesuai
dengan rencana yang diinginkan.
c. Keserasian tata letak gedung terhadap lahan bangunan serta lingkungan
sekitarnya, sesuai dengan KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB
(koefisien lantai bangunan).
d. Ketepatan jumlah, kapasitas dan penempatan ruangan untuk penempatan
sistem pengamanan bangunan.
e. Ketepatan pemilihan bahan bangunan.
f. Ketepatan pengaturan tata cahaya dan ventilasi.
12. Struktural
Struktural adalah segala aspek berkenaan dengan perihal struktur
bangunan gedung secara keseluruhan yang menentukan kekuatan, kekakuan,
kestabilan dan keselamatan bangunan gedung.
13. Komponen Struktur
Komponen struktur adalah bagian atau anggota dari struktur yang terikat
kuat satu sama lain serta bekerjasama secara satu kesatuan membentuk dan
berfungsi sebagai struktur bangunan.
14. Kondisi Andal
Kondisi andal adalah kondisi dari bangunan atau bagian bangunan atau
utilitas yang menunjukkan kinerja yang prima atau berfungsi sesuai rencana atau
sesuai persyaratan teknis dan keselamatan gedung.
2-6
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-7
PT. HOGA REKSA GARMENT
22. Plambing/Plumbing
Plambing adalah sistem jaringan per-pipa-an dan kelengkapannya didalam
gedung yang berfungsi untuk mengalirkan kedalam bangunan gedung zat/benda
yang diperlukan seperti air bersih, gas masak (bahan bakar gas), udara bersih,
dsb. Juga yang berfungsi mengalirkan keluar dari gedung segala zat/benda
(cair,gas) yang tidak berguna atau yang dapat mengganggu/membahayakan
gedung/isinya serta kesehatan dan keselamatan penghuninya. Termasuk
didalamnya peralatan yang mendukung berfungsinya sistem plambing seperti
pompa air, bak/tangki penampungan air, tangki septic, dsb.
23. Eskalator/Escalator
Eskalator adalah alat/sistem transportasi didalam bangunan gedung untuk
mengangkut penumpang (pemakai/penghuni gedung) dari suatu tempat ke
tempat lain yang bergerak secara terus menerus baik dalam arah horizontal
maupun dalam arah miring atau diagonal.
24. Kompartemenisasi
Kompartemenisasi adalah usaha untuk mencegah penjalaran kebakaran
dengan cara membatasi api dengan dinding, lantai, kolom, balok yang tahan
terhadap api untuk waktu yang sesuai dengan kelas bangunan.
25. Pintu Kebakaran
Pintu kebakaran adalah pintu yang langsung menuju tangga kebakaran dan
hanya digunakan apabila terjadi kebakaran pada/ di dalam gedung. Tingkat mutu
bahan terhadap api :
a. Bahan mutu tingkat I atau bahan tidak bisa terbakar adalah bahan memenuhi
persyaratan pengujian sifat bakar serta memenuhi pula penguncian sifat
penjalaran api pada permukaan.
b. Bahan mutu tingkat II atau bahan tidak mudah terbakar adalah bahan yang
sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan pada pengujian penjalaran api
2-8
PT. HOGA REKSA GARMENT
pada permukaan untuk tingkat bahan sukar terbakar serta memenuhi ujian
permukaan tambahan.
c. Bahan mutu tingkat III atau bahan penghambat rambatan nyala api adalah
lahan yang sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan pada pengujian
penjalaran api permukaan, untuk tingkat bahan yang bersifat menghambat
api.
d. Bahan mutu tingkat IV atau bahan berkemampuan menghambat nyala api
adalah bahan yang sekurang-kurangnya memenuhi syarat pada pengujian
penjalaran api permukaan untuk tingkat agak menghambat api.
e. Bahan mutu tingkat V atau bahan mudah terbakar adalah bahan yang tidak
memenuhi baik persyaratan uji sifat bakar maupun persyaratan sifat
penjalaran api permukaan.
26. Tangga Kebakaran
Tangga kebakaran adalah tangga yang direncanakan khusus untuk penyelamatan
penghuni dari bahaya kebakaran.
27. Bahan Lapis Penutup
Bahan lapis penutup adalah bahan bangunan yang dipakai sebagai lapisan
penutup bagian dalam bangunan.
28. Ketahanan Terhadap Api
Ketahanan terhadap api adalah sifat dari komponen struktur untuk tetap bertahan
terhadap api tanpa kehilangan fungsinya sebagai komponen struktur dalam
satuan waktu yang dinyatakan dalam jam.
29. Alarm Kebakaran
Alarm kebakaran adalah suatu sistem penginderaan dan alarm yang dipasang
pada bangunan gedung, yang dapat memberikan peringatan atau tanda pada saat
awal terjadinya suatu kebakaran.
30. Alat Pemadam Api Ringan (PAR)
Alat pemadam api ringan (PAR) adalah alat pemadam api yang mudah
dioperasikan oleh satu orang digunakan untuk memadamkan api pada awal
terjadinya kebakaran.
31. Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran dengan
menggunakan air bertekanan.
2-9
PT. HOGA REKSA GARMENT
32. Sprinkler
Sprinkler otomatis dalam ketentuan ini adalah suatu sistem pemancar air yang
bekerja secara otomatis bilamana suhu ruangan mencapai suhu tertentu yang
menyebabkan pecahnya tabung/tutup kepala sprinkler sehingga air memancar
keluar. Deflector yang tedapat pada kepala sprinkler menimbulkan distribusi
pancaran ke semua arah.
33. Pipa Peningkatan Air (Riser)
Pipa peningkatan air (riser) adalah pipa vertikal yang berfungsi mengalirkan air
ke jaringan pipa antara di tiap lantai dan mengalirkannya ke pipa cabang dalam
bangunan. Pipa peningkatan air dibedakan atas pipa peningkatan air kering (dry
riser) yang kosong dan pipa peningkatan air basah (wet riser) yang senantiasa
berisi air.
2 - 10
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 11
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 12
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 12
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 13
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 14
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 15
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 16
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 17
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 18
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 19
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 20
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 21
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 22
PT. HOGA REKSA GARMENT
Dalam usaha untuk menunjang aktivitas yang terjadi maka dibutuhkan sistem
penerangan yang tepat. Sistem penerangan ini dibedakan menjadi 2 yang
disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu :
- Penerangan alami
Penerangan alami pada siang hari dapat dimanfaatkan untuk ruang-ruang
yang langsung berhubungan dengan luar. Penerangan alam ini memiliki
jarak jangka mencapai 6 kali tinggi bukaan sedangkan selebihnya dapat
diupayakan penerangan buatan.
- Penerangan buatan
Sebagai bangunan perkantoran, pengadaan penerangan buatan
disesuaikan dengan aktivitas dan fungsi masing-masing ruang, yaitu :
Penerangan umum untuk memberikan iluminasi yang tersebar merata ke
seluruh ruangan, penerangan, penerangan khusus untuk ruang-ruang yang
membutuhkan ketelitian kerja yang cukup tinggi, selain itu juga untuk
menciptakan suasana yang diinginkan. Penerangan buatan pada siang hari
diupayakan hanya sebagai tambahan penerangan dari terang alami atau
untuk mengatasi permasalahan apabila kondisi tidak memungkinkan,
sehingga zonasi perletakan dari tata lampu yang ada perlu untuk
direncanakan secara seksama. Perletakan tata lampu dari penerangan
buatan yang terdapat pada bangunan eksisting, umumnya sebagai
penerangan umum dengan jenis penerangan langsung dan merata pada
seluruh ruang. Jumlah titik lampu dan jenis penerangan yang ada secara
umum telah memenuhi persyaratan. Pada perencanan nantinya perlu
direncanakan zonasi dari tata letak lampu yang mengacu pada terang alami
yang diterima oleh ruangan.
d. Penerangan campuran (alam dan buatan)
Pemanfaatan penerangan alami dan buatan, dimana terdapat suatu aktivitas
yang mempersyaratkan digunakannya sistem penerangan tersebut. Adapun
kebutuhan penerangan untuk tiap-tiap ruangan sesuai dengan fungsinya dapat
dikemukakan sebagai berikut :
- Ruang umum yang meliputi ruang kerja pegawai membutuhkan iluminasi
sebesar 300 lux, koriclor membutuhkan 50 lux (sekurang-kurangnya 1/5
2 - 23
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 24
PT. HOGA REKSA GARMENT
Keterangan:
- Sound level meter LUTRON SL-4012 untuk mengukur tingkat kebisingan.
- Anemometer probe YK-200PAL-LUTRON + Intelligent Thermometer YK-
2001TM untuk mengukur laju kecepatan udara.
- Light level meter LUTRON YK-200PLX untuk mengukur tingkat
pencahayaan.
- Distance meter - DISTO untuk mengukur jarak, lugs dan volume ruang.
2 - 25
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 26
PT. HOGA REKSA GARMENT
1. Konsep Perencanaan
Struktur yang didesain pada dasarnya harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut:
- Kesesuaian dengan lingkungan sekitar.
- Ekonomis.
- Kuat dan menahan beban yang direncanakan.
- Memenuhi persyaratan kemampuan layanan.
- Mudah dalam hal perawatan (durabilitas tinggi).
Ada 2 filosofi dalam merencanakan elemen struktur beton bertulang yaitu:
a. Metoda Tegangan Kerja
Unsur struktur direncanakan terhadap beban kerja sedemikian rupa sehingga
tegangan yang terjadi lebih kecil daripada tegangan yang diijinkan, dimana:
2 - 27
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 28
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 29
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 30
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 31
PT. HOGA REKSA GARMENT
2 - 32
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-35
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-36
PT. HOGA REKSA GARMENT
a. Tahap perencanaan
- Penyelidikan visual pengamatan
Pengamatan visual diperlukan sebagai tahapan awal untuk
mendefinisikan permasalahan yang ada di lapangan. Berdasarkan
pengamatan visual ini bisa didapatkan informasi mengenai tingkat
kemampuan layanan (serviceability) komponen sruktur (seperti
lendutan), baik idaknya pengerjaan pada saat pembangunan
struktur/komponen strukur (misal ada tidaknya bagian yang keropos dan
―honeycombing‖ pada beton) dan jenis kerusakan yang dialami baik pada
tingkat material (seperi pelapukan beton) maupun tingkat struktural
(seperti retak-retak akibat lenturan pada struktur beton). Pada tahapan ini
diperlukan tenaga ahli yang terlatih yang dapat mendeteksi hal-hal
tersebut.
Sebagai contoh tenaga ahli tersebut harus mampu membedakan
jenis-jenis retak yang mungkin terjadi pada struktur beton. Untuk dapat
membedakan jenis—jenis retak tersebut beserta penyebabnya, perlu
diIakukan penyelidikan yang mendalam mengenai pola retak yang
terjadi. berdasarkan penyelidikan tersebut bisa didapat dugaan-dugaan
awal mengenai penyebab retak.
Tabel di bawah ini memperlihatkan bentuk-bentuk gejaIa yang
dapat timbul yang biasanya berhubungan deangan jenis-jenis kerusakan
tertentu. Pada session sebelumnya telah diberikan secara detail
bentukbentuk kerusakan yang umum pada material/struktur beton
bertulang eksisting beserta penyebabnya.
Gambar 2.2. Diagnosa Kerusakan Pada Beton (a)Korosi Tulangan, (b)Susut Elastik,
(c)Serangan Sulfat, dan (d)Reaksi Alkali Agregat
(Sumber: Artikel D D. Higggins berjudul "Diagnosing the Causes of Detects or
Deterioration in Cocrete Structures”)
2-37
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-38
PT. HOGA REKSA GARMENT
lebih akurat mengenai nilal kuat tekan beton. Jadi, tingkat keandalan
hasil pengujian core tersebut adalah tergolong tinggi. Namun, cara ini
membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan memerlukan waktu
pengerjaan yang relatif lebih lama. Selain itu, cara ini juga menimbulkan
kerusakan pada struktur. Jadi dapat dilihat disini bawa sebagai langkah
awal dalam memilih jenis pengujian yang paling sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada perlu disusun terlebih dahulu tingkat prioritas hal-
hal yang akan dijadikan sebagai dasar pemilihan. Namun perlu
diperhatikan bahwa biasanya tingkat akurasi hasil pengukuran
merupakan kriteria yang paling penting dalam pemilihan jenis pengujian.
Biasanya, untuk mengatasi kelemahan pengujian-pengujian yang
disebutkan pada ilustrasi diatas, dapat dilakukan penggabungan beberapa
jenis/metoda pengujian. Sebagai contoh, karena dapat memberikan hasil
yang akurat, pengujian core dapat digabungkan dengan bentuk-bentuk
pengujian yang lain seperti pengujian ultrasonic atau hammer. Disini,
pengujian core dapat dilakukan untuk mengkalibrasi hasil pengujian
ultrasonic clan hammer. Karena sifatnya yang hanya mengkalibrasi,
jumlah sample core yang diperlukan tentu saja dapat diperkecil.
Sehingga kerusakan yang timbul pun dapat diminimumkan.
- Jumlah dan lokasi pengujian
Jumlah pengujian yang dibutuhkan, ditenukan oleh:
• Tingkat akurasi yang diinginkan
• Biaya yang dibutuhkan
• Tingkat kerusakan yang ditimbulkan
Sebagai contoh, pada pengujian hammer, untuk mengetahui nilai kuat
tekan beton dengan tingkat akurasi yang tinggi biasanya diperlukan
dalam jumlah yang besar yang lokasi pengujiannya dapat disebarkan
sehingga mencakupi semua daerah komponen struktur yang kan diuji.
2-39
PT. HOGA REKSA GARMENT
b. Tahapan pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan perlu diperhatikan tingkat kesulitan dalam
mencapai lokasilokasi yang telah ditentukan sebagai lokasi pengujian.
Sistem perancah dapat digunakan, namun sistemnya harus direncanakan dan
dipersiapkan dengan baik. Penanganan peralatan pengujian harus dilakukan
dengan baik selama pelaksanaan. Selain itu, keselamatan tenaga pelaksana
harus benar-benar diperhatikan (tenaga pekerja perlu dilengkapi dengan
peralatan keselamatan seperti topi pengaman ("hard hat"), tali pengikat dan
lain-lain). Pada saat pelaksanaan, perlu diperhatikan pengaruh gangguan
yang mungkin timbul dari pengujian tersebut terhadap lingkungan (baik
terhadap orang maupun terhadap gedung-gedung struktur-struktur disekitar
lokasi struktur yang sedang diuji).
c. Tahapan interpretasi
Tahap interpretasi dapat dibagi menjadi tiga tahapan yang berbeda.
- Kalibrasi
- Peninjauan variasi hasil pengukuran
- Analisis Perhitungan
9. Metoda Pengujian
Metoda pengujian untuk mengevaluasi kerusakan beton pads umumnya dapat
dibagi menjadi dua yaitu :
- Metoda langsung
Sebagai contoh : pengamatan visual, analisis dan pengujian bahan.
- Metoda tidak langsung
Pada metoda ini, dilakukan pengukuran parameter-parameter yang dapat
dikorelasikan dengan kekuatan, perilaku elastik atau kondisi kerusakan
bahan.
Selain itu metoda pengujian dapat juga dikelompokkan atas dasar tingkat
kerusakan yang ditimbulkan pads struktur, yaitu pengujian Non-Destructive,
pengujian Semi-Destructive, dan pengujian Destructive.
Metoda pengujian non-destruktive adalah metode pengujian yang tidak
merusak struktur/komponen struktur yang ditinjau. Yang tergolong dalam jenis
pengujian ini diantaranya adalah pengujian hammer, ultrasonic, dan kain-lain.
Metoda pengujian semi-destruktive adalah pengujian yang menimbulkan
kerusakan minor sampai sedang pads struktur/komponen struktur yang diuji.
2-40
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-41
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-42
PT. HOGA REKSA GARMENT
Pemilihan jenis uji pembebanan ini bergantung pada situasi dan kondisi.
Tetapi biasanya cara kedua dipilih jikacara pertama tidak praktis (tidak
mungkin) untuk dilaksanakan.
Selain itu pemilihan jenis pengujian pembebanan ini bergantung pada
tujuan diadakannya load test. Apabila tujuannya hanya ingin mengetahui
tingkat layanan struktur, maka pillhan pertama tentunya paling baik.
Tetapi jika ingin mengetahui kekuatan batas dari suatu bagian struktur,
yang nantinya akan digunakan sebagai kalibrasi untuk bagian-bagian
struktur lainnya yang mempunyai kondisi yang sama, maka cara
kedualah yang dipilih.
- Pengujian pembebanan di tempat (in-situ load test)
Ujian utama dan pengujian ini adalah untuk memperlihatkan apakah
perilaku suatu struktur pada saat diberi beban kerja (working load)
memenuhi persyaratan bangunan yang ada yang pada dasarnya dibuat
agar keamanan masyarakat umum terjamin. Perilaku struktur tersebut
dinilai berdasarkan pengukuran lendutan yang terjadi. Selain itu
penampakan struktur pada saat dibebani juga diukur/di evaluasi. Sebagai
contoh, apakah retak-retak yang terjadi selama pengujian masih dalam
batas-batas yang wajar. Beberapa hal yang patut men jadi perhatian
dalam pelaksanaan loading test akan diberikan dalam uraian berikut ini.
d. Uji beban merusak (beban batas)
Uji merusak biasanya ditempuh jika pengujian di tempat (in-situ) tidak
mungkin di lakukan atau jika tujuan utama pengujian adalah mengetahui
kapasitas suatu bagian struktur yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan
dalam menilai bagianbagian struktur lainnya yang identik dengan bagian
yang diuji. Pengujian jenis ini biasanya memakan waktu dan biaya yang
besar, terutama untuk pemindahan dan penggantian bagian struktur yang
akan diuji dilaboratorium. Namun, walaupun begitu hasil yang bias
diharapkan dari pengujian jenis ini tergolong sangat akurat dan informatif.
2-44
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-45
PT. HOGA REKSA GARMENT
c. Utilitas plumbing
- Air bersih : sumber air, tangki penampungan atas, pompa penampungan
dan alat kontrol, pompa distribusi, listrik untuk panel pompa, pompa
instalasi, kran.
- Air kotor : kloset, saluran ke tangki septictank, kran air gelontor, tangki
septic, bak cuci, saluran dari bak cuci kesaluran terbuka, lubang
pengurasan, pipa air hujan.
d. Utilitas instalasi listrik
- Sumber daya PLN : panel tegangan menengah, trafo, panel distribusi,
lampu amature, kabel instalasi.
- Sumber daya genset : motor penggerak, alternator, alat pengisian aki,
radiator, kabel instalasi, AMF, daily tank panel.
2-46
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-47
PT. HOGA REKSA GARMENT
Sarana dari bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, untuk itu
perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk
mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan
penggunanya hidup dan bekerja dengan produktif secara sosial ekonomis. Untuk
itu sarana dan bangunan umum tersebut harus memenuhi persyaratan kesehatan.
Hal ini telah diamanatkan pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan.
Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan
lingkungan apabila memenuhi kebutuhan fisiologi, psikologis dan dapat
mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat
sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya
Kecelakaan.
Dalam rangka melindungi, memelihara dan mewujudkan lingkungan yang
sehat pada sarana dan :angunan umum perlu dilakukan berbagai upaya
pengendalian faktor risiko penyebab timbulnya penyakit sebagai bagian dari
kegiatan surveilans epidemiologi.
1. Komponen Lingkungan
Indikator penilaian Sarana Sanitasi bangunan meliputi beberapa
parameter sebagai berikut
- Sarana air bersih
- Drainase gedung
- Sarana pembuangan air limbah
2-48
PT. HOGA REKSA GARMENT
b. Drainase Gedung
Bangunan yang dilengkapi dengan sistem plambing harus dilengkapi
dengan sistem drainase untuk pembuangan air hujan yang berasa) dari atap
maupun jalur terbuka yang mengalirkan air. Air hujan yang dibawa dalam
sistem plambing ini harus disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air
hujan. Hal ini karena tidak boleh air hujan disalurkan ke dalam sistem
plambing air buangan yang hanya bertujuan untuk menyalurkan air buangan
saja atau disalurkan ke suatu tempat sehingga air hujan tersebut akin
mengalir ke jalan umum, menyebabkan erosi atau genangan air. Bila
2-50
PT. HOGA REKSA GARMENT
terdapat sistem plambing air buangan dan air hujan dalam satu gedung maka
tidak dianjurkan untuk digabungkan kecuali hanya pada lantai paling bawah
saja. Sistem plambing air hujan yang digabung dengan air buangan pada
lantai terbawah harus dilengkapi dengan perangkap untuk mencegah
keluarnya gas dan bau tidak enak dari sistem tersebut.
Setiap gedung yang direncanakan/dibangun harus mempunyai
perlengkapan drainase untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman
(dengan pengerasan) di dalam persil ke saluran pembuangan campuran kota.
Adapun sistem pengaliran air hujan dapat dilakukan dengan 2 Cara:
- Sistem Gravitasi : yaitu melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai
dasar dan dialirkan langsung ke saluran kota
- Sistem Bertekanan (Storm Water) : yaitu air hujan yang masuk ke lantai
basement melalui ramp dan air buangan lain yang berasal dari cuci mobil
dan sebagainya dalam bak penampungan sementara (sump pit) di lantai
basement terendah untuk kemudian dipompakan keluar menuju saluran
kota.
Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan digunakan untuk
menangkap air hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di
atas tanah. Dari leader kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran,
umumnya ke permukaan tanah atau sistem drainase bawah tanah
(underground drain). Tidak diperkenankan menghubungkannya dengan
sistem saluran saniter. Talang tegak dapat ditempatkan di dalam ruangan
(conductor) maupun di luar bangunan (leader).
Berdasarkan rekomendasi dari Copper & Brass Research Association
beberapa prinsip berkenaan dengan penentuan ukuran gutter & leader
adalah:
- Ukuran leader dibuat sama dengan outletnya, untuk menghindari
kemacetan aliran yang ditimbulkan oleh daun dan kotoran lainnya.
- Jarak maksimum antar leader adalah 75 ft (22,86 m). Aturan yang paling
aman adalah untuk 150 ft2 (13,94 m2) luas atap dibutuhkan I inci luas
leader. Angka-angka tersebut dapat berubah akibat kondisi-kondisi lokal.
- Ukuran outlet tergantung pada jumlah & jarak antar outlet, kemiringan
atap dan bentuk gutter.
2-51
PT. HOGA REKSA GARMENT
- Jenis gutter terbaik adalah jika punya kedalaman minimal sama dengan
setengah kali lebarnya dan tidak lebih dari 3/4 lebarnya.
Gutter berbentuk setengah lingkaran merupakan bentuk yang paling
ekonomis dalam kebutuhan materialnya dan menjamin adanya proporsi
yang tepat antara kedalaman dan lebar gutter. ukuran gutter tidak boleh
lebih kecil dari leader-nya dan tidak boleh lebih kecil dari 4 inci.
c. Sarana Pembuangan Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri, maupun tempat - tempat umum lainnya.
Jenis dan macam air limbah dikelompokkan berdasarkan sumber penghasil,
yang terdiri dari:
- Air limbah domestik : berasal dari kegiatan penghunian, seperti rumah
tinggal, hotel, sekolah, perkantoran, pertokoan, pasar dan fasilitas
pelayanan umum. Air limbah domestik dapat dikelompokkan menjadi:
air buangan kamar mandi, air buangan WC : air kotor/tinja, dan air
buangan dapur dan cucian
- Air limbah Industri : berasal dari kegiatan industri, seperti pabrik tekstil,
pabrik pangan, industri kimia, dll.
- Air limbah limpasan hujan : berasal dari air hujan yang melimpas di atas
permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah.
Pada umumnya air limbah menganclung bahan-bahan atau zat – zat yang
dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup Meskipun merupakan sisa air , namun volumenya besar, karena lebih
kurang 80 % dari air yang digunakan kegiatan manusia sehari - hari dibuang
dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Untuk kemudian air limbah ini
akan mengalir ke sungai dan laut dimana air ini digunakan manusia
kembali. Oleh sebab itu air buangan ini harus dikelola dan atau diolah
secara baik.
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan air limbah (sewerage
system). Sistem pengolahan air limbah dapat dilakukan melalui proses
pengolahan secara:
- Pengolahan individual : pengolahan yang dilakukan sendiri-sendiri oleh
masing-masing rumah terhadap limbah domestik yang dihasilkan. Secara
2-52
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-53
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-54
PT. HOGA REKSA GARMENT
Utilitas bangunan meliputi listrik, tata udara (AC), plumbing, lift, pemadam
kebakaran, dan instalasi pengolahan air.
4. Tata Ruang luar
Tata ruang luar gedung meliputi lapangan parkir, pagar, tempat sampah, dan
saluran air.
5. Tata Grha (House Keeping)
Tata grha terdiri dari pemeliharaan kebersihan, pemeliharaan hygiene service,
pemeliharaan pest control, program general cleaning.
Komponen
Pemeliharaan
Bangunan
2-57
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-58
PT. HOGA REKSA GARMENT
2-59
PT. HOGA REKSA GARMENT
BAB III
DASAR HUKUM PEMERIKSAAN KEANDALAN DAN SERTIFIKASI
LAIK FUNGSI BANGUNAN
3-1
PT. HOGA REKSA GARMENT
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 38/ PRT/ 2007 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
3-2
PT. HOGA REKSA GARMENT
3-3
PT. HOGA REKSA GARMENT
BAB IV
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat
6º56'49 – 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 – 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten
Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Sebagian
besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan
berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung
Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan
dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai
ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi
pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai
kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung,
sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.
4-1
PT. HOGA REKSA GARMENT
Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh
Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622
m), dan Gunung Guntur (2.249 m).
Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi
dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar
permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil.
Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang
paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi d ipuncak
gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di
kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–
1500 m dpl terdapat di
kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang
terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet,
Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada
ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.
4-2
PT. HOGA REKSA GARMENT
Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran
sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan
karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara.
Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari
lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak
sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-
paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.
4-3
PT. HOGA REKSA GARMENT
4-4
PT. HOGA REKSA GARMENT
Tabel 4.1. Indikator Pengumpulan Data bangunan PT. Hoga Reksa Garment
(Sumber: Dokumen IMB dan Amdal di olah)
4-5
PT. HOGA REKSA GARMENT
4-6
PT. HOGA REKSA GARMENT
4-7
PT. HOGA REKSA GARMENT
DISDAMKAR Kab.
22 Hasil Test Sistem Hydran 364.02/2625-DISDAMKAR 07/10/2019
Garut
DISDAMKAR Kab.
23 Berita Acara Pemeriksaan 976/ -BAP/DISDAMKAR 08/09/2019
Garut
503/308/02-
24 MOU limbah B3 26/05/2020 Bupati Garut
IOPLB3.Eko/DPMPT/2020
Rekomendasi pendirian
28 647/92-Kec/2017 18/09/2017 Kecamatan Leles
Bangunan Pabrik Garment
UPTD Penagawasan
Surat Keterangan K3- 756/0986/IL/PKWIL.V.Tsm/
29 22/08/2020 Ketenagakerjaan
Instalasi Listrik K3
Wilayah V Tasikmalaya
UPTD Penagawasan
Laporan Pemeriksaan K3- 756/0986/IL/PKWIL.V.Tsm/
30 22/08/2020 Ketenagakerjaan
Instalasi Listrik K3
Wilayah V Tasikmalaya
Surat Keterangan K3 – UPTD Penagawasan
756/391/IL/PKWIL.V.Tsm/
31 Instalasi Penyaluran Petir 05/03/2021 Ketenagakerjaan
K3
Lokasi Gedung 1 Depan Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 – UPTD Penagawasan
756/391/IL/PKWIL.V.Tsm/
32 Instalasi Penyaluran Petir 05/03/2021 Ketenagakerjaan
K3
Lokasi Gedung 1 Depan Wilayah V Tasikmalaya
Surat Keterangan K3 –
UPTD Penagawasan
Instalasi Penyaluran Petir 756/390/IL/PKWIL.V.Tsm/
33 05/03/2021 Ketenagakerjaan
Lokasi Gedung 3 Samping K3
Wilayah V Tasikmalaya
Belakang
4-8
PT. HOGA REKSA GARMENT
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Instalasi Penyaluran Petir 756/390/IL/PKWIL.V.Tsm/
34 05/03/2021 Ketenagakerjaan
Lokasi Gedung 3 Samping K3
Wilayah V Tasikmalaya
Belakang
Surat Keterangan K3 – UPTD Penagawasan
756/182/PAA/PKWIL.V.Tsm/
35 Pesawat Angkat & Angkut 05/03/2021 Ketenagakerjaan
K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 – UPTD Penagawasan
756/182/PAA/PKWIL.V.Tsm/
36 Pesawat Angkat & Angkut 05/03/2021 Ketenagakerjaan
K3
Wilayah V Tasikmalaya
Surat Keterangan K3 –
UPTD Penagawasan
Forklift 756/0895/PAA/PKWIL.V.Ts
37 26/07/2020 Ketenagakerjaan
FDAOD-1230-07979 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Forklift 756/0895/PAA/PKWIL.V.Ts
38 26/07/2020 Ketenagakerjaan
FDAOD-1230-07979 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Surat Keterangan K3 –
UPTD Penagawasan
Forklift 756/0896/PAA/PKWIL.V.Ts
39 26/07/2020 Ketenagakerjaan
BEATF0008 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Forklift 756/0896/PAA/PKWIL.V.Ts
40 26/07/2020 Ketenagakerjaan
BEATF0008 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Surat Keterangan K3 –
UPTD Penagawasan
Bejana Tetap 756/1033/PUBT/PKWIL.V.Ts
41 20/10/2020 Ketenagakerjaan
IJ-AE 1 AE-08389 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Bejana Tetap 756/1033/PUBT/PKWIL.V.Ts
42 20/10/2020 Ketenagakerjaan
IJ-AE 1 AE-08389 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Surat Keterangan K3 –
UPTD Penagawasan
Bejana Tetap 756/1034/PUBT/PKWIL.V.Ts
43 20/09/2020 Ketenagakerjaan
15280 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Bejana Tetap 756/1034/PUBT/PKWIL.V.Ts
44 20/09/2020 Ketenagakerjaan
15280 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Surat Keterangan K3 –
UPTD Penagawasan
Motor Diesel 756/0877/PTP/PKWIL.V.Tsm
45 26/07/2020 Ketenagakerjaan
EAYOE000964 /K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Motor Diesel 756/0877/PTP/PKWIL.V.Tsm
46 26/07/2020 Ketenagakerjaan
EAYOE000964 /K3
Wilayah V Tasikmalaya
4-9
PT. HOGA REKSA GARMENT
Surat Keterangan K3 –
UPTD Penagawasan
Motor Diesel 756/0878/PTP/PKWIL.V.Tsm
47 26/07/2020 Ketenagakerjaan
DB58LAG004221341 /K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Motor Diesel 756/0878/PTP/PKWIL.V.Tsm
48 26/07/2020 Ketenagakerjaan
DB58LAG004221341 /K3
Wilayah V Tasikmalaya
Surat Keterangan K3 –
UPTD Penagawasan
Motor Diesel 756/0879/PTP/PKWIL.V.Tsm
49 26/07/2020 Ketenagakerjaan
DU22-00G13814896 /K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Motor Diesel 756/0879/PTP/PKWIL.V.Tsm
50 26/07/2020 Ketenagakerjaan
DU22-00G13814896 /K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Ketel Uap Darat Berpindah 756/1329/PUBT/PKWIL.V.Ts
52 21/12/2020 Ketenagakerjaan
19 D 0002 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Ketel Uap Darat Berpindah 756/1330/PUBT/PKWIL.V.Ts
54 21/12/2020 Ketenagakerjaan
19 D 0003 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Ketel Uap Darat Berpindah 756/1331/PUBT/PKWIL.V.Ts
56 21/12/2020 Ketenagakerjaan
19 D 0008 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Ketel Uap Darat Berpindah 756/1332/PUBT/PKWIL.V.Ts
58 21/12/2020 Ketenagakerjaan
19 D 0009 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
4 - 10
PT. HOGA REKSA GARMENT
Laporan Pemeriksaan K3 –
UPTD Penagawasan
Ketel Uap Darat Berpindah 756/1333/PUBT/PKWIL.V.Ts
60 21/12/2020 Ketenagakerjaan
19 D 0013 m/K3
Wilayah V Tasikmalaya
4 - 11
PT. HOGA REKSA GARMENT
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
5-1
PT. HOGA REKSA GARMENT
Bagan 5.1. Alur Pikir Proses Kegiatan Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
(Sumber: Tata Cara Penyelenggaraan Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum)
5-2
PT. HOGA REKSA GARMENT
1. Tahap Persiapan
Sebelum proses pemeriksaan dilaksanakan, akan diakukan persiapan hal-hal
berikut:
a. Perlu dilakukan survei awal untuk melihat kondisi awal bangunan gedung
yang akan dilakukan pemeriksaan keandalannya dan pengumpulan data
berupa gambar as built drawings dan data umum bangunan gedung, seperti:
- Gambar Perencanaan Teknis.
- Gambar As Built Drawings.
- Gambar IMB.
b. Konsolidasi satu tim tenaga terlatih yang dipimpin oleh seorang koordinator
sesuai yang dibantu oleh beberapa tim ahli dalam jumlah dan
kemampuannya sesuai disiplin ilmu dan tingkat kesulitan seluruh/bagian
gedung yang akan diperiksa keandalannya. Setiap tenaga ahli akan dibantu
oleh seorang atau lebih tenaga pelaksana lapangan sesuai dengan
kebutuhannya.
Pra survei dan data awal ini sangat penting untuk menentukan langkah-
langkah pengambilan data pada saat survei dan pada saat penilaian.
Untuk bisa mendapatkan data-data gedung sesuai dengan point a, maka
yang perlu dilakukan adalah:
- Berkoordinasi dengan Pemerintah Kota/Kabupaten Garut dalam
Penetapan Bangunan Gedung sebagai Obyek Pemeriksaan Keandalan
Bangunan Gedung.
- Berkoordinasi dengan instansi dan pemilik/pengelola bangunan gedung
yang akan disurvei, untuk membantu dalam proses perolehan data.
- Mempelajari dan menggunakan Model Teknis Pemeriksaan Keandalan
Bangunan Gedung, dan melakukan penyesuaian terhadap aspek teknis
seperti yang diamanatkan dalam Permen PU No. 29/PRT/M/2006.
- Menyusun form isian/kuesioner yang ditujukan kepada masing-masing
pemilik bangunan guna mempermudah perolehan data pada saat survei di
lapangan.
5-3
PT. HOGA REKSA GARMENT
Sedangkan isi dari formulir daftar isian secara umum yang juga akan
digunakan sebagai acuan dan sasaran pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Data umum
- Nama bangunan
- Lokasi/alamat
- Fungsi
- Luas/jumlah lantai
- Pemilik
b. Data penunjang
- Tahun pembangunan
- Sejarah kepemilikan, dan fungsi bangunan gedung
- Perencana
- Kontraktor
- Pengawas
- Gambar bangunan
- Nomor IMB (Ijin Membangun Bangunan)
c. Data arsitektur
Pemeriksaan arsitektur dibatasi pada finishing bangunan, baik yang berada
pada bagian dalam bangunan gedung, maupun yang berada pada bagian luar
bangunan gedung, mencakup:
- Fungsi bangunan gedung terhadap kesesuaian peruntukan lahan
- Interior, antara lain: finishing lantai/selubung bangunan, dinding, pintu,
jendela, plafon, kaca, dan mebel terpasang
- Eksterior, antara lain: finishing dinding, lantai, pagar, dan lingkungan
penduduk
d. Data struktur
Pemeriksaan dilakukan terhadap
- Sistem struktur (bearing wall, shear wall, rigid frames, rangka
kombinasi, rangka tabung dalam tabung dan rangka campuran)
- Bahan struktur (kayu, pasangan batu, pasangan bata, beton bertulang,
beton precast, prestressed, baja, komposit, dll)
- Keselamatan struktur
5-4
PT. HOGA REKSA GARMENT
5-5
PT. HOGA REKSA GARMENT
5-6
PT. HOGA REKSA GARMENT
5-7
PT. HOGA REKSA GARMENT
5-8
PT. HOGA REKSA GARMENT
2. Data sekunder
a. Dengan melakukan studi pustaka contoh kajian teoritis
b. Mempelajari peraturan-peraturan yang terkait.
c. Mempelajari gambar teknis bangunan gedung (gambar IMB, gambar
arsitektur, gambar struktur, dan gambar mekanikal elektrikal bangunan
gedung terkait, serta gambar as built drawing) yang akan dilakukan
pemeriksaan keandalan dan kelaikan bangunan
d. Browsing data-data peraturan terkait melalui internet.
5-9
PT. HOGA REKSA GARMENT
d. Plesteran lantai: (apakah plesteran lantai masih dalam kondisi baik buram,
mengalami retak, pecah/ rusak, terkelupas, ambles, berlumut atau hal lain
yang dapat membahayakan pengguna)
e. Pelapis dinding: (apakah pelapis dinding/cat masih dalam kondisi baik,
luntur, pudar/kusam, mengapur, terkelupas atau berjamur )
f. Plesteran dinding: (apakah plesteran dinding masih dalam kondisi baik,
mengalami retak, pecah atau terkelupas)
g. Pintu dan Jendela: (apakah pintu dan jendela masih dalam kondisi baik bisa
difungsikan sesuai fungsinya, atau dalam kondisi rusak, macet, hilang dan
tidak berfungsi)
h. Langit-langit dalam: (apakah kondisi langit-langit dalam pada posisi baik,
kusam, lembab, berlubang atau rusak)
i. Pelapis lantai luar: (apakah pelapis lantai luar masih dalam kondisi baik,
atau sudah kusam, retak, pecah)
j. Plesteran lantai luar: (apakah plesteran lantai luar masih dalam kondisi baik,
buram, mengalami retak, pecah/rusak, terkelupas, ambles, berlumut, atau
hal lain yang dapat membahayakan pengguna)
k. Pelapis dinding luar: (apakah pelapis dinding/cat masih dalam kondisi baik,
luntur, pudar/kusam, terkelupas atau berjamur)
l. Pelapis langit-langit: (apakah kondisi langit-langit dalam posisi baik, kusam,
lembab, berlubang atau rusak)
m. Penutup atap: (apakah penutup atap dalam keadaan baik, atau terlepas, tanpa
pengikat, retak, pecah, berlubang, bocor, rapuh)
3. Aspek Struktural
Sebelum dilakukan survei ke lapangan, akan dilakukan klasifikasi form
isian terlebih dahulu, apakah bangunan menggunakan:
a. Struktur rangka beton dan dinding pasangan
b. Struktur rangka baja dan dinding pasangan
c. Struktur rangka beton dan dinding geser
d. Struktur dinding pasangan dan rangka beton praktis
Item yang akan diperiksa adalah sebagai berikut:
a. Pondasi, kepala pondasi, balok pondasi: (apakah masih kuat, kaku, atau
terjadi penurunan dan patah struktur)
5 - 10
PT. HOGA REKSA GARMENT
b. Join balok-kolom: (apakah masih kuat, kaku, atau terjadi patahan, pecah
pada beton, atau hanya retak rambut pada pelapis plesteran saja)
c. Kolom (baja/beton): ( apakah masih kaku, kuat menopang beban di atasnya,
jika dari besi apakah terjadi karat, melengkung, ikatan sambungan mur baut
terlepas, jika dari beton apakah terjadi patah, pecah, miring)
d. Balok (baja/beton): (apakah masih kaku, kuat menyalurkan beban, jika dari
besi apakah terjadi karat, melengkung, ikatan sambungan mur baut terlepas,
jika dari beton apakah terjadi patah, pecah, lendut, retak rambut)
e. Pengaku silang: (apakah pengaku silang masih dalam keadaan kuat atau
hilang, hilang mur dan baut, lapuk/ berkarat)
f. Dinding geser: (apakah dinding geser masih dalam kondisi baik, mampu
menopang/menahan beban, atau muncul retak, beton terkelupas, bocor pada
basement)
g. Slab lantai: (apakah dalam keadaan baik atau terjadi cekungan/lendutan,
patah, retak struktur, retak rambut, beton mengelupas)
h. Slab atap: (apakah dalam keadaan baik atau terjadi cekungan/lendutan,
patah, retak struktur, retak rambut, beton mengelupas, lembab, berjamur)
i. Rangka atap, ikatan angin-gording: (apakah masih dalam kondisi baik
mampu menahan beban penutup atap, apakah terdapat beban benda yang
menggantung dibawahnya seperti AC, ducting atau rangka penutup atap,
atau terjadi lengkung, patah, atau hal-hal yang menghawatirkan jika terjadi
keruntuhan)
j. Penggantung langit-langit: (apakah penggantung langit-langit kuat, kokoh,
mampu menarik beban langit-langit yang ada di bawahnya, apakah ikatan ke
penghubung atasnya masih baik)
k. Penutup langit-langit: (apakah penutup langit-langit dalam kondisi baik,
lembab, atau rusak, terlepas ikatannya dengan rangka penggantungnya)
l. Dinding pasangan (bata/batako): (apakah pasangan bata/batako dalam
kondisi baik, atau rapuh, mudah hancur, kuat dalam penataan siarnya, kuat
dalam campuran semen ikatannya)
m. Balok anak, leufel, canopy: (apakah balok anak dalam kondisi bagus atau
patah, retak struktur, retak rambut, ikatannya menyatu dengan balok induk,
apakah leufel dan canopi masih kuat, tegak, atau miring, meliuk, lendut,
retak rambut)
5 - 11
PT. HOGA REKSA GARMENT
5 - 12
PT. HOGA REKSA GARMENT
b. Escalator (meliputi motor penggerak, alat control, kabel dan panel listrik,
rantai penarik, roda-roda gigi penarik, badan escalator, anak tangga/lantai):
(apakah terdapat escalator atau tidak, apakah masih dalam kondisi berfungsi
dengan baik, atau macet, tidak berfungsi, rusak salah satu komponen, dan
permasalahan yang kiranya membahayakan bagi pengguna escalator)
6. Utilitas Plambing
a. Air Bersih (sumber air, tangki penampungan air, tangki air atas, pompa
penampung air dan control, pompa distribusi dan tangki hidrofor, listrik
untuk panel pompa, pompa instalasi, kran): (apakah terdapat semua
komponen tersebut atau hanya beberapa, apakah semua komponen masih
berfungsi dengan baik atau dalam kondisi rusak, tidak terawat, hilang)
b. Air kotor (Closet, bidet, urinoir, saluran ke septictank, kran air gelontor,
septictank, bak cuci, wastafel, saluran dari wastafel ke saluran terbuka,
lubang saluran pengurasan lantai, pipa air hujan): (apakah terdapat semua
komponen tersebut atau hanya beberapa, apakah semua komponen masih
berfungsi dengan baik atau dalam kondisi rusak, tidak terawat, hilang)
7. Utilitas Instalasi listrik
a. Sumber daya PLN (Panel tegangan menengah, trafo, panel distribusi, lampu
TL/pijar/halogen/SL, lampu amatur, kabel instalasi): (apakah masih dalam
kondisi baik, terawat, kering, bersih, atau rusak salah satu komponen, tidak
berfungsi dengan baik, hilang, tidak berfungsi)
b. Sumber daya Genset (Motor penggerak, alternator, alat pengisi aki, radiator,
kabel instalasi, AMF, Daily tank, panel): (apakah masih dalam kondisi baik,
terawat, kering, bersih, atau rusak salah satu komponen, tidak berfungsi
dengan baik, hilang, tidak berfungsi)
8. Utilitas Instalasi tata udara
a. Sistem pendingin langsung (sentral dengan pendingin air) (meliputi
kompresor, evaporator, kondensor, panel distributor, kipas udara evaporator,
kipas udara kondensator, media pendingin, alat control, diffuser grill,
cerobong udara, menara pendingin, pipa instalasi air pendingin kondensor,
pompa sirkulasi air pendingin kondensor, panel control): (apakah masih
dalam kondisi baik, terawat, bersih, atau rusak salah satu komponen, tidak
berfungsi dengan baik, hilang, tidak berfungsi)
5 - 13
PT. HOGA REKSA GARMENT
b. Jalur pedestrian dan ramp: (apakah terdapat jalur khusus untuk pedestrian
dan ramp, apakah dalam kondisi baik atau rusak)
c. Area parkir: (apakah terdapat area parkir yang mencukupi kebutuhan,
ataukah tidak mencukupi)
d. Perlengkapan dan peralatan kontrol: (semua peralatan control, baik alarm,
saklar lampu dll, apakah dapat dipakai dan dijangkau oleh semua orang
tanpa terkecuali disabilitas/lansia, atau tidak memenuhi persyaratan)
e. Toilet: (apakah dapat dipakai oleh semua orang tanpa terkecuali disabilitas/
lansia, atau tidak memenuhi persyaratan)
f. Pintu: (apakah memenuhi persyaratan ukuran, apakah dapat dilalui oleh
semua orang tanpa terkecuali disabilitas/lansia, atau tidak memenuhi
persyaratan)
g. Lift aksesibilitas: (apakah dapat dipakai oleh semua orang tanpa terkecuali
disabilitas/lansia, atau tidak memenuhi persyaratan)
h. Lift tangga: (apakah dapat dipakai oleh semua orang tanpa terkecuali
disabilitas/lansia, atau tidak memenuhi persyaratan)
i. Telepon: (apakah dalam perletakan dan posisinya dapat dipakai oleh semua
orang tanpa terkecuali disabilitas/lansia, atau tidak memenuhi persyaratan)
5 - 15
PT. HOGA REKSA GARMENT
BAB VI
TINJAUAN IDENTIFIKASI OBJEK PEMERIKSAAN
PT. HOGA REKSA GARMENT
6.1. Kajian Pemeriksaan Site, Lingkungan Perencanaan, dan Tata Bangunan Gedung
6.1.1. Site Bangunan
Letak geografis PT. HOGA REKSA GARMENT terletak di Jln Raya Leles
KM 13, KP. Tutugan RT. 001/002 Desa Haruman Kecamatan leles, Kabupaten
Garut. Gedung PT. HOGA REKSA GARMENT memiliki luas lahan 123.599 m²,
dengan luas lantai dasar bangunan gedung 25.158,35 m², Perkerasan dan jalan di
area bangunan Gedung 16.877,35 m²dan luas Ruang terbuka Hijau 81.563,3 m².
a. Kapasitas Parkir
Kapasitas parkir adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat dilayani
oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Besar kecilnya kapasitas suatu
lahan parkir akan sangat menentukan besarnya volume kendaraan yang dapat
ditampung. Hal ini berarti tingkat kapasitas sangat mempengaruhi dimensi lahan
parkir tersebut.
b. Durasi Parkir
Durasi parkir merupakan rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang
parkir. Lamanya parkir tergantung kepada maksud dan tujuanyang dilakukan.
c. Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu tempat
pada waktu tertentu. Jika sebelum diadakan pengamatan sudah ada kendaraan
yang parkir di lokasi survai maka jumlah kendaraan yang ada tersebut
dijumlahkan dalam harga akumulasi yang telah dibuat. Dari hasil yang diperoleh
dibuat grafik yang menunjukan persentase kendaraan dalam kurva akumulasi
parker
d. Indeks Parkir
Indeks parkir adalah persentase jumlah kendaraan parkir yang menempati
area parkir dengan jumlah ruang parkir yang tersedia pada area parkir tersebut.
Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa kapasitas parkir yang terisi.
e. Akumulasi Parkir
f. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah keseluruhan kendaraan yang menggunakan
fasilitas yang dihitung dalam kendaraan yang diparkir selama satu hari.
Gambar 6.3. Pola Parkir Kendaraan Dua Sisi 300, 450, 600.
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998)
6-3
PT. HOGA REKSA GARMENT
Keterangan :
a = Jarak Gandar e = Tinggi
h Total
d = Lebar Jejak
6-4
PT. HOGA REKSA GARMENT
kendaraan yang lewat jalur gang. Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan
jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm.
c. Lebar bukaan pintu kendaraan
Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang
memanfaatkan fasilitas parkir seperti pada Tabel 6.1.
Berdasarkan tabel penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas tiga
jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP untuk mobil penumpang
diklasifikasikan menjadi tiga golongan, seperti pada Tabel 6 . 2.
6-5
PT. HOGA REKSA GARMENT
Luasan lahan yang dipergunakan untuk areal parkir saat ini cukup
memungkinkan untuk dilakukan penataan karena lahan relative masih kosong,
dengan adanya program Sertifikasi Laik Fungsi, maka akan meninjau ulang lahan
untuk parkir yang telah direncanakan sebelumnya sehingga perlu dilakukan
penataan/ pengaturan berdasarkan kebutuhan.
6-6
PT. HOGA REKSA GARMENT
6-7
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6. 6. Denah Lokasi Area Parkir Mobil Truk PT. HOGA REKSA GARMENT
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Gambar 6. 7. Area Parkir, Kendaraan Mobil Pribadi, dan Tamu PT. HOGA REKSA GARMENT.
(Sumber : Dokumen Pribadi)
6-8
PT. HOGA REKSA GARMENT
Tabel 6.3. Data Tenaga Kerja di Gedung Produksi & Gedung Bordir
(Sumber: Dokumen Pribadi)
d. VolumeParkir.
Dari data keluar masuk kendaraan roda dua serta analisis yang telah
dilakukan pada tabel 6 dapat dihitung beberapa karakteristik parkir antara lain
durasi, indeks, dan kebutuan parkir sebagai berikut :
1) Durasi Parkir, dari data kendaraan roda 2 yang masuk pada area parkir dan
telah di cocokkan dengan waktu keluarnya, maka durasi total adalah
26617,50/850 = 31,314 menit. Dengan jumlah kendaraan masuk 850
kendaraan, maka rata rata durasi parkir per sepeda motor adalah 8 jam.
6-9
PT. HOGA REKSA GARMENT
2). Indeks Parkir = akumulasi parkir x 100% dibagi ruang parkir yang
tersedia = 850 x 100 / 485 = 175,257
3). Kebutuhan Parkir = jml kend. Parkir x durasi rata-rata parkir / lama waktu
pengamatan = 850 x 8 / 9 = 755.5 kend.
= 0,75 x 2,00 = 1,5 m2, Jumlah kendaraan hasil survey = 850 kendaraan, dan
luas lahan yang tersedia 40 x 27 = 1.080 m2 yang berada di sisi Timur kawasan,
Sehingga dibutuhkan 850 x (0,75 x 2,00 ) = 1.275 m² Sehingga luasan lahan
yang tersedia ( Tidak memenuhi ).
Data kendaraan roda empat yang dianalisis adalah data yang diambil pada
hari Kamis bulan September tahun 2020, dimana pada hari Kamis jumlah
kendaraan yang parkir di areal parkir Pt. Hoga Reksa Garment mempunyai
volume yang maksimum. karakteristik parkir antara lain durasi, indeks, dan
kebutuan parkir sebagai berikut :
1). Durasi Parkir, dari data kendaraan roda 4 yang masuk pada area parkir dan
telah di cocokkan dengan waktu keluarnya, maka durasi total adalah
17332,50/12 = 144.37 menit. Dengan jumlah kendaraan masuk 12 kendaraan,
maka rata-rata durasi parkir per mobil adalah 8 jam.
2). Indeks Parkir= akumulasi parkir x 100% dibagi ruang parkir yang tersedia =
12 x 100 / 980 = 1.22
3). Kebutuhan Parkir = jumlah kend. Parkir x durasi rata-rata parkir / lama
waktu pengamatan = 12 x 8 / 9 = 10.666 kend.
empat = 2.30 x 5,00 = 11,5 m2,dan 3,40 x 12,5 = 42,5 m2 ,Jumlah kendaraan
hasil survey = 12 kendaraan mobil pribadi dan 4 mobil truk, terhadap luas lahan
yang tersedia di antaranya luas lahan parkir pribadi & tamu 150 m 2 , dan luas
lahan parkir truk 2.450 m2 yang berada di sisi Barat Kawasan, Sehingga
dibutuhkan luasan lahan untuk parkir mobil pribadi 12 x (11,5) = 138 m2 lebih
kecil dari 150. m² , Dan untuk mobil truk 4 x (42,5) = 170. m2 (memenuhi).
6 - 10
PT. HOGA REKSA GARMENT
Kesimpulan:
1. Luas lahan direncanakan digunakan untuk parkir mobil di Barat PT. Hoga
2. Luas lahan yang tersedia untuk parkir sepeda motor sebelah Barat, dengan
luasan lahan parkir yang tersedia 1.080 m2 belum memenuhi kebutuhan luas
lahan yang ada.
Gambar 6. 8 Denah tata letak Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT
(Sumber : Dokumen Pribadi)
6 - 11
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6. 9 Denah tata letak Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Dari hasil pengamatan lahan yang diduduki oleh PT. HOGA REKSA
GARMENT memiliki RTH dengan luasan 81.563,3 m², Terbagi menjadi area, yaitu :
1.Area Depan Lobby 2.Area Parkiran mobil , 3.Pada Area gardu PLN ,4.Area sebalah
kanan bangunan Factory , 5.Area sebelah kiri bangunan Factory, 6.Area belakang
bangunan printer, 7.Pada Area sebelah kanan Kantin, 8. Pada Area sebelah kiri Kantin
Gambar 6.10. Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT ( Depan Lobby )
(Sumber: Dokumen ‘diolah’)
6 - 12
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.11. Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT ( Parkir Mobil )
(Sumber: Dokumen ‘diolah’)
Gambar 6.12. Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT ( Gardu PLN )
(Sumber: Dokumen ‘diolah’)
Gambar 6.13. Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT ( Sebelah kanan Factory)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
6 - 13
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.14. Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT ( Sebelah kiri Factory)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Gambar 6.15. Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT ( Belakang printing)
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Gambar 6.16. Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT ( Sebelah kanan kantin)
(Sumber : Dokumen Pribadi
6 - 14
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.17. Ruang Terbuka Hijau PT. HOGA REKSA GARMENT ( Sebelah kanan kantin )
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Dengan adanya RTH dibeberapa area site dan jalur pedestrian pada jalan lingkungan
PT. HOGA REKSA GARMENT dapat mempengaruhi iklim lokal yang baik. Sehingga
tingkat kualitas udara dilokasi site akan semakin baik dengan memperhatikan pengelolaan
dan pemeliharaan RTH di area site. Dengan ini PT. HOGA REKSA GARMENT telah
memenuhi syarat RTH (Ruang Terbuka Hijau) hingga elemen-elemen pendukungnya.
Kesimpulan : Kualitas RTH (Ruang Terbuka Hijau) secara Visualisasi cukup baik
dan sejuk karena penataan dan perawatan yang baik , dengan terdapaat pohon - pohon
peneduh dan taman pendukung dengan perawatan yang baik. Dari segi Kapasitas RTH
(Ruang Terbuka Hijau) Pada PT. HOGA REKSA GARMENT memiliki luasan yakni
81.563,3 m² setara dengan 65 % dari total luas lahan, sehingga memenuhi ketentuan
yang berlaku.
6 - 15
PT. HOGA REKSA GARMENT
posisi Lapis Perkerasan 2 < x > 10 meter dari pusat posisi akses pemadam kebakaran,
lapis Perkerasan pada bangunan lebih tinggi dari 24 meter, harus mampu menopang
beban sebesar 44 ton, dengan beban plat kaki (jack), kemiringan Lapis Perkerasan 1 :
8,3, dan panjang Lapis Perkerasan lebih dari 46 meter, harus disiapkan fasilitas belokan
(memutar kendaraan). Ketinggian < 10 meter, harus ada area operasi lebar 4 meter pada
bukaan akses, dengan jarak 45 meter dari jalur akses mobil pemadam kebakaran.
Gambar 6.18. Lapis Perkerasan (hard standing) akses Kebakaran Gedung PT. HOGA REKSA GARMENT
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 16
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.17. Jalan Lingkungan Proteksi Kebakaran Gedung PT. HOGA REKSA
Gambar 6.19. Jalan Lingkungan Proteksi Kebakaran Gedung PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 17
PT. HOGA REKSA GARMENT
Bangunan gedung PT. HOGA REKSA GARMENT memiliki lebar jalan paling kecil 4 m
dan paling lebar 6 m, tempat titik kumpul berada di sebelah kiri bagunan Factory dan sebelah
kanan bangunan printing, depan dan belakang bangunan Factory evakuasi kebakaran dengan
radius belokan minimum 10 m, dengan ini menyatakan bahwa memenuhi syarat untuk
persyaratan jalan lingkungan sebagai akses proteksi kebakaran sudah melebihi standar yang
berlaku. Mobil Pemadam kebakaran dapat leluasa mengelilingi keseluruhan jalan lingkungan
dan menjangkau keseluruhan area bangunan.
Print Building
Gambar 6.20. Denah jalur Hydran Yang Berada Disetiap Titik Bangunan Gedung
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 18
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.21. Denah Apar Yang Berada Disetiap Titik Bangunan ( Factory )
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
Gambar 6.22. Denah Apar Yang Berada Disetiap Titik Bangunan ( Printing )
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 19
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.23. Denah Apar Yang Berada Disetiap Titik Bangunan ( Pos Jaga )
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 20
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 21
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.25. Kondisi rumah Filter Air Minum di area PT. Hoga Reksa Garment
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
Rumah Hydran PT. HOGA REKSA GARMENT, bagunan ini berfungsi sebagai
tempat motor pompa Hydran yang berfungsi menyalurkan air ke pompa yang berada di setiap
lokasi Gedung PT. HOGA REKSA GARMENT, Rumah Hydran PT. HOGA REKSA
GARMENT ini memiliki ukuran luasan 190 m2 dengan struktur Baja dengan dinding
memakai besi Wiremesh dan rangka atap baja. Kondisi dari rumah Hydran ini dalam kondisi
baik dan laik.
Jumlah kotak hydran yang terdapat di area lingkungan PT. HOGA REKSA GARMENT
terdapat 8 unit dimana kondisi dari kotak hydran sendiri dengan kondisi baik dan berfungsi .
6 - 22
PT. HOGA REKSA GARMENT
G
a
m
b
a
r
6
.
2
6
.
H
y
d
r
a
n
d
i
a
r
e
a
P
Gambar 6.26. Kondisi Hydran PT. Hoga Reksa Garment
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
Instalasi proteksi kebakaran di area PT. HOGA REKSA GARMENT telah dilakukan
pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Pemerrintah Kabupaten Garut
pada tanggal 09 September 2020 ,Sehingga jaringan Instalasi proteksi kebakaran di PT.
HOGA REKSA GARMENT dinyatakan memenuhi pesrsyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja dan telah sesuai dengan standar yang berlaku dan laik untuk di gunakan.
6 - 23
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 24
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.28. Berita acara pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran PT. Hoga Reksa Garment
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 25
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.29. APAR di Area Gedung Factoy,Printing, Power House & Pos Jaga
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 26
PT. HOGA REKSA GARMENT
Jalur perkerasan pada jalan lingkungan PT. HOGA REKSA GARMENT sudah
menggunakan (rigit pemament) yang di lapisi oleh aspal sehingga dapat menampung beban
mobil pemadam kebakaran yang terisi penuh dengan tangki airnya. Dilengkapi dengan
penempatan Hydran dan APAR di setiap area site bangunan dan berdekatan disetiap masing
bangunan gedung PT. HOGA REKSA GARMENT. Selain faktor diatas signage juga
memiliki peran penting dalam mengarahkan para pengguna gedung apabila terjadi kebakaran
untuk mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran. Bangunan
gedung dan lingkungan PT. HOGA REKSA GARMENT sudah memiliki signage yang cukup
banyak untuk memberikan informasi kepada pengguna bangunan gedung tentang jalur
evakuasi demi keselamatan para pengguna bangunan.
G
a
m
b
a
r
6 - 27
PT. HOGA REKSA GARMENT
6.1.5. Drainase
Bangunan Gedung PT. HOGA REKSA GARMENT sudah dilengkapi dengan sistem
sanitasi dan drainase yang baik, dimana di fungsikan untuk menangkap/menampung air
hujan yang jatuh ke atas atap dan balkon atau bidang tangkap lainnya di atas tanah.
Penyaluran air hujan/ sistem pembuangan air hujan dari keseluruhan bangunan gedung
menggunakan sistem gravitasi melalui pipa talang tegak (leader), talang datar dan
6 - 28
PT. HOGA REKSA GARMENT
saluran persil. Talang tegak ada yang diletakkan di dalam bangunan ataupun di luar
bangunan.
Sistem penyaluran air hujan dilakukan dengan cara gravitasi melalui pipa air hujan
dari atap menuju lantai dasar (floor drain) kemudian dihubungkan ke titik-titik
pengeluaran, di luar gedung, di halaman mulai 1 (satu) meter dari dinding paling luar
gedung sampai ke roil umum. Pipa air hujan dan komponen utilitas drainase lain dalam
kondisi baik dan masih berfungsi.
Selain jalur drainase dari bangunan menuju lingkungan ada juga sumur resapan
dibeberapa titik RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang berfungsi untuk menjadi salah satu faktor
pendukung dalam mengalirkan air kedalam tanah sehingga lingkungan akan selalu terjaga dari
kondisi air ketika datang musim hujan. Sehingga air buangan yang berada di area ruang
terbuka hijau akan terserap sesuai kapasitas sumur resapan yang berada di setiap ruang
6 - 29
PT. HOGA REKSA GARMENT
terbuka hijau untuk mengontrol volume air hujan yang berada di area lingkungan PT. HOGA
REKSA GARMENT.
PT. HOGA REKSA GARMENT telah memenuhi syarat dimana drainase yang ada di
kawasan pabrik PT. HOGA REKSA GARMENT telah direncanakan dengan baik dan
pengelolaan drainase di kawasan lingkungan PT. HOGA REKSA GARMENT berfungsi
dengan baik pula, sehingga tidak menimbulkan dampak terjadinya genangan atau banjir baik
itu di lingkungan pabrik ataupun di lingkungan sekitar PT. HOGA REKSA GARMENT.
6 - 30
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.34. Lokasi Bak Penampung Air PT. Hoga Reksa Garment
(Sumber: Dokumen ‘diolah’)
Gambar 6.35. Hasil Uji Kualitas Air PT. Hoga Reksa Garment
( Sumber: Dokumen ‗ diolah‘)
6 - 31
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 32
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 33
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 34
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 36
PT. HOGA REKSA GARMENT
Kesimpulan : Air bersih yang dikelolaan oleh PT. Hoga Reksa Garment terdiri
atas 1 sumber yaitu Dengan Pihak Ke 3 ( Pembelian Air Baku/Air Bersih )sebanyak 10
m³ / Hari yang mana air tersebut digunakan untuk pembiasan di produksi, Hidran, dan
Air Komsumsi/Air
6 - 37
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.41. Tempat Penampungan Sampah Domestik PT. Hoga Reksa Garment
(Sumber: Dokumen ‘diolah’)
6 - 38
PT. HOGA REKSA GARMENT
Dilakukan pengelolaan yaitu dengan cara penyediaan tempat sampah pada titik – titik
potensi timbulan di lokasi pabrik, sampah yang ada pada masing – masing tempat sampah
dikumpulkan oleh petugas kebersihan perusahaan setiap hari, disimpan pada Tempat
Penampungan Sementara ( TPS ) sampah di lokasi pabrik, kemudian sesuai jadwal diangkut
oleh petugas. Kebersihan Kota Garut.
6 - 39
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gardu Listrik adalah Rumah gardu/ sumber arus listrik PT. HOGA REKSA GARMENT,
gedung ini berfungsi sebagai tempat utilitas Gedung PT. HOGA REKSA GARMENT ini memiliki
ukuran luasan 14 m2 dengan struktur utama adalah Beton dengan dinding memakai bata merah dan dak
dari beton. Ruangan Gardu terdiri dari Ruang Gardu Listrik yang bersumber dari PLN.
Sistem jaringan kelistrikan yang digunakan pada PT. HOGA REKSA GARMENT
yaitu sistem jaringan kelistrikan menggunakan sistem Jaringan Distribusi Primer dimana
sumber arus listriknya berasal dari Gardu PT. PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Barat
Area Garut dengan tegangan 20 Kv, dimana arus listrik dari gardu PLN di salurkan ke gardu
pelanggan dengan kabel TM NA2XSEFGBY 3x240mm² masuk ke Incoming Cubicle
6 - 40
PT. HOGA REKSA GARMENT
Pelanggan dan di couple dengan Out Going pelanggan dan langsung dilanjutkan ke trafo
pelanggan, dimana trafo yang di gunakan oleh PT. HOGA REKSA GARMENT yaitu :
Arus listrik dari trafo selanjutnya di salurkan melalui panel Low Voltage Main
Distributor Panel (LVMDP) ke panel kapasitor pelanggan kemudian disalurkan kembali ke
outgoing panel pelanggan untuk selanjutnya di suplay ke beberapa panel Low Voltage Sub
Distributor panel ( LVSDP ) melalu beberapa outgoing yang di tempatkan di power house (
Ruang Panel Utama Pelanggan ).
6 - 41
PT. HOGA REKSA GARMENT
Daya terpasang yang di gunakan di PT. HOGA REKSA GARMENT adalah 550.000
VA yang selanjutnya di salurkan ke beberapa panel pelanggan untuk di distribusikan
tegangannya ke beberapa beban melalui panel – panel LVMDP (Low Voltage Main
Distribution Panel ) dan LVSDP ( Low Voltage Sub Distribution ) yang di tempatkan di
beberapa titik di setiap gedungnya.
6 - 42
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 43
PT. HOGA REKSA GARMENT
Instalasi jaringan listrik di area PT. HOGA REKSA GARMENT telah dilakukan
pemeriksaan yang dilakukan oleh PT. Andalan Mutu Energi pada tanggal 27 Desember 2019
dengan nomor Sertifikat pemeriksaan LN1.P.06.42.3205.JEEU.19 Sehingga jaringan
Instalasi jaringan listrik di PT. HOGA REKSA GARMENT dinyatakan memenuhi
pesrsyaratan keselamatan dan kesehatan kerja dan telah sesuai dengan standar yang berlaku
dan laik untuk di gunakan.
Gambar 6.48. Lampiran Sertifikat Laik Operasi Listrik PT. HOGA REKSA
GARMENT
(Sumber: Dokumen ‘diolah’)
6 - 44
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambar 6.49. Lampiran Hasil Pemeriksaan & Pengujian Instalasi Listrik PT. HOGA REKSA
GARMENT
(Sumber: Dokumen ‘diolah’
6 - 45
PT. HOGA REKSA GARMENT
Sistem jaringan atau topologi jaringan kelistrikan yang digunakan pada PT. Hoga
Reksa Garment yaitu sistem jaringan kelistrikan menggunakan sistem Jaringan Distribusi
Primer ( Tegangan Menengah ) dimana sumber input listriknya berasal dari Gardu PLN
dengan daya 550 kVa, Sumber arus listrik didistribusikan dari Cubicle control PLN ke
pelanggan melalui penampang yang di koneksikan ke panel Cubicle Pelanggan 20.000 Volt di
salurkan ke panel incoming pelanggan kemudian disalurkan kembali ke outgoing pelanggan
untuk selanjutnya di suplay ke trafo untuk di turunkan tegangannya menjadi 380 Volt, setelah
tegangan menjadi 380 volt maka d salurkan kembali ke beberapa panel beban melalu
beberapa outgoing yang di tempatkan di utility dengan masing – masing memakai pengaman
arus MCCB 3000 Amp.
6 - 46
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 48
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 49
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 50
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 51
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 52
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 53
PT. HOGA REKSA GARMENT
= Zona Privat
6 - 54
PT. HOGA REKSA GARMENT
Pada gambar diatas dapat terlihat jelas bahwa bagunan pos jaga tersebut dengan
ruangan yang lain berbeda elevasi, dikarenakan menyesuaikan kontur lokasi, Elevasi dari
jalan masuk entrance ke lokasih pabrik berbeda elevasi yaitu, ± 2.8 m. Banguan pos ini
berbentuk persegi panjang, dan dengan bukaan jedela yang sudah sangat baik, begitupun
dengan sirkulasi udara yang ada pada setiap rungancukup baik, untuk bagian exterior dinding
luar pada pos jaga memiliki material batu alam dengan kombinasi 2 jenis, batu alam
Palimanan dengan berwarna cream dan batu alam andesit dengan warna abu-abu sehingga pos
terlihat banguna natural tapi terlihat kokoh, sedangkan Tinggi total bangunan yaitu 8.15m.
Pemasangan kulit luar pada finishing batu alam palimanan uk.10.20.1.5cm dibagian atas
dengan metode susun bata horisotal sehingga terlihat rapi, dan di lapisi dengan cat coting batu
sebagai proteksi terhadap lumut dan kotoran.
Untuk bagian bawah pada kulit bangunan pos dengan pengunaan material batu Palimanan uk.
10.20.1.5cm warna abu-abu dengan metode pemasangan susun bata horisontal dan di lapisi
dengan cat coting batu sebagai proteksi terhadap lumut dan kotoran.
6 - 55
PT. HOGA REKSA GARMENT
Pedestrian pada pos jaga memiliki 2 jenis material di antaranya Paving blok dengan
bentuk persegi 6 dan Grassblock, pedestrian yang berada depan pos mengunakan material
paving block segi 6 dengan dimensi lebar 2m berfungsi sebagai sirkulasi pejalan kaki yang
masuk dan keluarnya karyawan dan tamu, sedangkan didepan ruangan Beacukai mengunakan
material paving block segi 6 dengan dimensi lebar 1m berfungsi sebagai sirkulasi pejalan
kaki untuk menuju rungan beacukai, penggunaan grassblock yang berada di belakang
bangunan pos dengan dimensi lebar 3m, berfungsi sebagai sirkulasi karyawan dana tamu.
PAVING BLOCK
PAVING GRASSBLOCK
SEGI 6
6 - 56
PT. HOGA REKSA GARMENT
Spesifikasih bangunan tersebut adalah Pengunaan bukaan Jendela dan pintu pada
bagunan Pos Jaga, Ruang tunggu dan Ruangan Beacukai memiliki bahan material yang
berbeda, kusen jendela tersendiri memiliki bahan dari PVC/5mm glass60% Rayban black
color berbahan dasar pelastik berwarna putih, sedangkan untuk kusen pintu dalam setiap
rungan berbeda diantaranya kusen dan daun pintu Ruangan Pos Jaga memiliki Kusen dan
daun pintu single dengan material besi dengan finish cat warna abu-abu, untuk rungan
Tunggu memiliki kusen dan daun pintu Single dengan material besi finish cat warna abu-abu,
dan sedangkan untuk Rungan Beacukai memiliki kusen besi dan daun pintu kayu. Pada atap
sendiri mengunakan jenis material Spandek berpasir warna biru dan rangka atap baja rigan.
Kusen Pintu = Besi Fin.Cat Kusen Pintu = Besi Fin.Cat Kusen Pintu = Besi Fin.Cat
Daun Pintu = panel Kayu Fin. Hpl Daun Pintu = Plat Besi Fin. Cat Daun Pintu = Plat Besi Fin. Cat
6 - 57
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 58
PT. HOGA REKSA GARMENT
T
Pencahayaan
a (Lux) Suhu (ºC) Kelembaban (%) Kebisingan (dB)
b 293.5 29.2 59.6 58.2
Tabel 6.6. Pengecekan Suhu Temperatur, Kelembaban ,Kebisingan dan Pencahayaan
Ruangan Beacukai
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
T
Pencahayaan
a (Lux) Suhu (ºC) Kelembaban (%) Kebisingan (dB)
b 326.2 29.2 61.3 58.2
Tabel 6.7. Pengecekan Suhu Temperatur, Kelembaban ,Kebisingan dan Pencahayaan
Ruangan Pos Jaga & R. Tunggu
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 59
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 60
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 61
PT. HOGA REKSA GARMENT
Sistem sirkulasi didalam bangunan akan berpengaruh terhadap evakuasi para penghuni
gedung ketika dalam keadaan darurat. Untuk jalur sirkulasi pada bangunan gedung Produksi
,bangunan produksi sebagian sarana jalur sirkulasi horizontal dan tangga sebagai sarana jalur
sirkulasi vertikal, selain itu untuk kebutuhan jalur evakuasi terdapat beberapa pintu darurat
yang dapat diakses dari semua sisi bangunan arahan jalur evakuasi. Untuk sirkulasi horizontal
terdapat koridor utama entrance, koridor yang menghubungkan antara ruang – ruang di
bangunan.
6 - 62
PT. HOGA REKSA GARMENT
4.
6 - 63
PT. HOGA REKSA GARMENT
Untuk spesifikasi pada bangunan ini pada material dinding menggunakan bata Ringan
(AAC Blok dengan uk.60,20,10) finishing aci beton dengan catweatershied dengan warna
putih, dengan demikian akan berpengaruh terhadap kondisi suhu dan pencahayaan di dalam
ruangan menjadi optimal, material bukaan pada jendela kaca dan jaring udara pada jendela
untuk menepis cahaya panas masuk kedalam ruangan sehingga kondisi temperatur ruang
dalam akan menjadi optimal dengan pencahayaan yang teratur, dan untuk pelapis lantai ruang
produksi menggunakan Lantai Acian Halus dan finish lapisan epoxy, sedangkan pada untuk
setiap ruang mengunakan lantai finish keramik uk. 40.40, untuk jendela menggunakan
material PVC/5mm glass60% Rayban black color dengan sambungan sealant terhadap
permukaan dinding yang terletak di dalam dan di luar ruangan, Atap bagunan factory
menggunakan Zincalume warna biru, dan untuk kusen pintu terdapat dua jenis diantaranya
kusen kayu dan besi, untuk pintu darurat menggunakan jenis pintu Hanger Sllidingdoor,
6 - 64
PT. HOGA REKSA GARMENT
dengan pengunaan material besi dengan finishing cat berwarna Abu-abu dan dengan demikian
sudah memenuhi standar syarat proteksi bahaya kebakaran,
Gambar 6.81.
Gambar 6.81.Jendela Gedung Produksi
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 65
PT. HOGA REKSA GARMENT
Konsep pedestrian dan lingkungan bangunan gedung Produksi PT. Hoga Reksa
Garment Garut, menggunakan Material dari Paving Blok segi 6 dan memiliki lebar dimensi
3m, berfungsi sebagai sirkulasi pejalan kaki dan penempatan Loker karyawan. Dan untuk
letak Pedetrian tersebut berada di sekitar sampiang kanan dan kiri bangunan.
6 - 66
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 67
PT. HOGA REKSA GARMENT
Untuk fasilitas keselamatan para pekerja di gedung Produksi ini memiliki ruangan
peralatan untuk perawatan pertama apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, menunjukan
bahwa perusahan sangat menjunjung tinggi kesehatan para pekerjanya, dengan kondisi
ruangan yang bersih.
6 - 68
PT. HOGA REKSA GARMENT
Pencahayaan
T (Lux) Suhu (ºC) Kelembaban (%) Kebisingan (dB)
a 725.4 29.5 60.2 7.5
Tabel 6.8. Hasil RataRata Pengecekan Suhu Temperatur dan Pencahayaan
Bangunan Produksi. Zona Sewing Area
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 69
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 70
PT. HOGA REKSA GARMENT
Pengujian kekuatan beton ini dilakukan sebagai evaluasi struktur bangunan gedung
Utility MEP dan Utility Pendukung/Penunjang dalam kondisi eksisting, yang meliputi
pengujian Non-Destruktive test memakai Hammer Test.
Pengujian kekuatan beton dengan hammer test hanya dilakukan pada kolom beton untuk
memastikan tingkat kekuatan permukaan beton pada bangunan factory PT. Hoga Reksa
Garment.
6 - 71
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 72
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 73
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 74
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 75
PT. HOGA REKSA GARMENT
Rafter
Dari hasil gambar perencanaan bangunan Gedung produksi untuk struktur atas, rafter
bagunan produksi mengunakan baja jenis castellated, baja jenis castellated memiliki
keunggulan dalam meningkatkan kekuatan kapasitas momen. Dan sekaligus untuk mengatasi
terjadinya tekuk dari baja tersebut, dan diperoleh dimensi rafter dari gambar perencaan yaitu:
6 - 76
PT. HOGA REKSA GARMENT
Pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban(hidup atau mati) yang berada diatasnya
dan gaya-gaya dari luar,pondasi merupakan bagian dari strukturyang berfungsi meneruskan
beban menuju lapisan tanah pendukung yang ada di bawah. Dari hasil perencanaan di
dapatkan desain dimensi pondasi dengan ukuran sebagai berikut :
F1 = 1200 x 2800 x 700 mm
F2 = 1500 x 1500 x 700 mm
F3 = 1000 x 1000 x 500 mm
6 - 77
PT. HOGA REKSA GARMENT
Data hammer test digunakan sebagai acuan untuk menentukan mutu beton dan untuk
mengetahui sebaran keseragaman mutu beton. Namun data hasil uji hammer test ini tidak
dapat digunakan langsung dalam analisis. Berikut tititk-titik sample data Hammer test pada
elemen struktur :
6 - 78
PT. HOGA REKSA GARMENT
Nama Proyek : Pegujian Hammer Test Site Leles km13 Tanggal Uji : 30 September 2020
Nama Lokasi : PT. Hoga Reksa Garment
Alamat Lokasi : Kab. Garut
Elemen Sudut/A ab
No Hasil Pembacaan Pada Hammer Rata-rata
Struktur rah Uji kg/cm2
1 Kolom 0 30 34 32 38 33 37 38 35 32 36 34,5 305
2 Kolom 0 32 30 40 37 35 36 35 42 33 34 35,4 326,3
3 Kolom 0 36 32 33 37 34 33 31 35 33 30 33,4 295,7
4 Kolom 0 42 34 38 42 42 38 40 39 43 41 39,9 408
5 Kolom 0 32 28 32 32 36 31 37 39 40 41 34,8 316,1
6 Kolom 0 31 30 29 32 30 29 31 33 29 34 30,8 265
7 Kolom 0 33 28 29 28 32 28 31 34 36 37 31,6 274,3
8 Kolom 0 28 31 32 28 31 30 33 32 34 35 31,4 272,2
9 Kolom 0 30 29 30 32 32 38 28 28 37 33 31,7 274,3
10 Kolom 0 36 37 31 32 29 30 31 32 33 34 32,5 276,3
11 Kolom 0 28 31 32 30 31 32 32 34 33 34 31,7 274,3
12 Kolom 0 31 30 29 33 28 34 30 30 32 33 31 265
13 Kolom 0 35 30 37 34 38 44 42 41 39 40 38 367
14 Kolom 0 42 47 40 45 48 50 52 46 45 40 45,5 509
15 Kolom 0 37 36 35 36 37 41 36 34 38 35 36,5 336,5
16 Kolom 0 34 32 35 36 37 41 36 33 34 35 35,3 326,2
17 Kolom 0 31 31 30 28 36 28 29 31 32 34 31 265
18 Kolom 0 30 32 29 31 31 30 31 29 33 34 31 265
19 Kolom 0 30 29 30 29 31 35 32 32 34 31 31,3 326,6
20 Kolom 0 27 30 31 29 39 40 34 41 40 37 34,8 316,1
∑ 6263,9
Tegangan rata-rata (ɑɓμ) 313,195
Standar Deviasi 13,43
Standard deviasi
Standard deviasi adalah metode analisa tingkat mutu dengan mengukur nilai deviasi
(penyimpangan) pada beton. Jika penyimpangan (deviasi) pada beton nilainya besar maka
nilai kuat tekan beton akan semakin kecil.
Rumus yang digunakan untuk menhitung Standard deviasi :
6 - 79
PT. HOGA REKSA GARMENT
Standar Deviasi
Nilai standard deviasi ini di gunakan untuk mengukur kuat tekan beton (K). Rumus yang
digunakan untuk uji kuat betin yaitu:
K= ɑɓμ-(1,645*S)
K = 313.195 – (22,09)
K = 291,1 kg/cm2
Dari data diatas didapat nilai kuat tekan beton 291,1 kg/cm2 dimana nilai tesebut sesuai
dengan perencanaan maka dapat disimpulkan kondisi kolom pedaestal pada gedung factory
memiliki mutu beton yang baik............................................................................................
6 - 80
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 81
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 82
PT. HOGA REKSA GARMENT
4.4 Pembebanan
Struktur dibebani dengan beban akibat berat sendiri struktur, beban mati tambahan,
beban hidup dan beban gempa. Beban yang digunakan yaitu:
1. Beban Mati (D) : berat sendiri struktur + beban mati tambahan
2. Beban Hidup (L) : beban penghuni gedung
6 - 83
PT. HOGA REKSA GARMENT
3. Beban Gempa (E) : didisain dengan metode respon spektrum berdasarkan peta
wilayah gempa Indonesia
4. Beban Angin (W) : beban tekanan angin
Kombinasi beban yang digunakan yaitu:
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6 L
3. 1,42D + L + 1,3E
4. 1,42D + L – 1,3E
5. 0,58 D + 1,3E
6. 0,58D – 1,3E
7. 1,2D + 1L + 1,3W
8. 1,2D + 1L – 1,3W
Beban-beban yang bekerja pada struktur:
A. Beban gravitasi
Atap : 12 kg
PE form : 2 kg
Gording : 4 kg
Mekanikal : 10 kg
Elektrikal : 10 kg
Other : 4 kg
Total : 40 kg
B. Beban Hidup
Beban hidup (beban hujan) = 20 kg
6 - 84
PT. HOGA REKSA GARMENT
B. Beban horizontal
Beban gempa pada SAP2000 digunakan fitur pembebanan gempa dengan analisis
respon spektrum berdasarkan SNI Gempa tahun 2012 untuk kategori resiko gempa E pada
tanah Lunak.
6 - 85
PT. HOGA REKSA GARMENT
Ket: Merah= Gagal, Jingga = Bahaya, Kuning = Cukup Aman, Hijau = Aman, Biru =
Sangat Aman, Abu-abu = Sangat Kuat (boros).
Hasil analisis kekuatan struktur tampak bahwa struktur bangunan tersebut dinyatakan
aman dengan ditandai tidak adanya warna merah pada setiap elemennya.
6 - 88
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 89
PT. HOGA REKSA GARMENT
PT. Gelagar Jaya Abadi sebagai pihak yang ditunjuk untuk audit SLF, memiliki
tujuan agar dalam proses audit kelayakan instalasi kelistrikan pada PT.Hoga
Reksa Garmen bisa melakukan uji riksa secara mendetail sesui dengan standar
aturan yang berlaku. Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk ketercapaian
dari audit yang dilakukan adalah, sebagai berikut :
Untuk memenuhi tujuan tersebut, beberapa hal mengenai poko pengujian dan
pemeriksaan instalasi kelistrikan pada PT.Hoga Reksa Garmen telah disusun.
6 - 90
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 91
PT. HOGA REKSA GARMENT
Masuk pada tahap persiapa dan pelaksanaan pengujian dan pemeriksaan (Uji
Riksa), beberapa hal yang dilkukan dalam tahap ini adalah sebagaia berikut ;
Persiapan yang dilakukan, meliputi
1. Permit (Izin Kerja Pemeriksaan Listrik)
2. Perlengkapan APD
3.Perlengkapan Alat Ukur
4.Gambar teknis (Instalasi , Single line dan denah lokasi )
5.Safety Induction dan Tool box meeting
Pemeriksaan
Pengujian & Pengukuran
Pencatatan Uji Riksa
Perhitungan & Analisa
6 - 92
PT. HOGA REKSA GARMENT
Dari tahapan pelaksanaan ini data yang didapatkan akan disajikan secara
keseluruhan dan dikaji perwilayah bangunan atau gedung. Pembagian gedung
pada PT.Hoga Reksa Garmen meliputi tiga gedung utama berdasarkan denah
wilayah atau lokasi, serta berdasarkan gambar teknis dan data hasil uji riksa
lapangan. Lokasi pertama adalah bangunan gedung produksi dengan kelengkapan
trafo, kompresor, MDP, instalasi penangkal petir, dan Sub Panel Pembagi lainya
yang tersebar didalam gedung beserta kelengkapnya. Selanjutnya bangunan atau
gedung printing memiliki kelengkapan yang sama dengan gedung pertama hanya
dengan sub panel yang lebih sedikit dikarnakan luas area gedung yang tidak
terlalu besar, sehingga pembagian beban tidak terlalu banyak. Terakhir gedug
kantin dengan panel pembagi tersendiri.
Dalam pelaksanan Riksa Uji diperlukan sebuah metode yang tepat. Metode
yang bisa menelusuri kondisi penerapan standar dan ketentuan mulai dari studi
kelayaka, perencaan, implentasi dan serta kelayakan oprasi. Tahapan yang sudah
disampaikan pada poin tesebut akan mapu terpenuhi, hingga pada tahap kondisi
pengoprasian dilapangan. Berikut metode yang digunakan saat melakukan
asesmen lapangan berdasarkan wilayah atau bangunan gedung ;
6 - 93
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 94
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 95
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 96
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gambaran umum sistem intalasi yang terpasang di PT.Hoga Reksa Garmet terdiri
dari Gardu Listrik, Cubikle, Trafo, Genset, Low Voltage Main Distributor Panel
(LVMDP), dan beberapa Low Voltage Sub Distributor panel (LVSDP). Jaringan
yang tersambung merupakan jaringan distribusi primer, jaringan berasal dari
Gardu PT. PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Barat Area Garut UPL Leles dengan
tegangan 20 Kv, dimana arus listrik dari gardu PLN di salurkan ke gardu
pelanggan dengan kabel TM NA2XSEFGBY 3x240mm² masuk ke Incoming
Cubikle Pelanggan dan dicouple dengan Out Going pelanggan dan langsung
dilanjutkan ke trafo pelanggan. Arus listrik dari trafo selanjutnya disalurkan
melalui panel Low Voltage Main Distributor Panel (LVMDP) ke panel kapasitor
pelanggan kemudian disalurkan kembali ke outgoing panel pelanggan untuk
selanjutnya disuplay ke beberapa panel Low Voltage Sub Distributor panel (
LVSDP ) melalui beberapa outgoing yang ditempatkan langsung sesuai kebutuhan
pelanggan. Topologi jaringan yang digunkan adalah radial dimana satu jalur yang
melayani panel pelanggan merupaka saluran singel node, sehingga ketika terjadi
trip pada panel utama sub panel tidak akan bisa berfungsi.
6 - 97
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gardu Listrik merupakan Rumah gardu atau sumber arus listrik dari PT. PLN (
Persero ) yang ditempatkan khusus untuk melayani kebutuhan daya pada PT.Hoga
Reksa Garmen - Plant Garut, gedung ini berfungsi sebagai tempat in coming
jaringan Gedung PT.Hoga Reksa Garmen - Plant Garut, serta memiliki ukuran
luasan 3 x 4 m2 dengan struktur utama adalah Beton dengan dinding memakai
bata merah dan dak dari beton. Selanjutnya power house atau ruang panel yang
berfungsi juga sebagai gedung utilitas, dialamnya terdapat ruang terafo ruagan
disel atau enset, ruang kompresor dan ruang panel utama. Power house ini
terdapat di tiga gedung utama pada area wilayah PT.Hoga Reksa Garmen, satu
pada gudung produksi, satu pada gedung printing dengan memiliki kelengkpan
yang sama, serta ada satu khusus sebagai utilitas pada gedung kantin.
Daya terpasang yang digunakan di PT.Hoga Reksa Garmen - Plant Garut adalah
550 KVA yang selanjutnya disalurkan ke beberapa panel pelanggan untuk
didistribusikan tegangannya ke beberapa beban melalui panel – panel LVMDP
(Low Voltage Main Distribution Panel ) dan LVSDP ( Low Voltage Sub
Distribution ) yang ditempatkan dibeberapa titik pada setiap gedungnya.
6 - 98
PT. HOGA REKSA GARMENT
LVSDP. Dimana trafo yang digunakan oleh PT.Hoga Reksa Garmen - Plant
Garut memiliki sfesifikasi sebagai berikut :
Merk : Trafindo
Serial Number : 183305872
Year : 2018
Kapasitas : 1600 KVA
Tegangan : 20 KV 400 Volt
Berdasarka hasil pengamatan trafo yang terpasang terrawat dengan baik, pada
trafo terpasang stiker berkala dan ada data sheet peraawatan. Kondisi baik juga
ditunjukan dari hasil pengukuran dengan uji Cleam meter, Earth Tester dan
infrared thermograf yang team Inspeksi lakukan. Hasil uji menunjukan tidak ada
suhu terukur berlebih pada kelengkapan trafo mulai dari saluran masuk, mesin
trafo hingga saluran keluar menuju panel pembagi menujukan suhu dibawah
35°C. Hasil ukur Cleam meter menunjukan arus kerja pada masih dibawah
kapasitas maksimal, bisa dilihat pada gambar tabel data hasil pengukuran. Uji
pentanahan atau grounding juga menujukan hasil yang baik dengan nilai 0,51 Ω.
Ini menjukan kondisi sistem kelistrikan utama pada gedung dalam kondisi baik.
Selain terafo kelengkpan lainya yang majdi sumber cadangan ketika terjadi
ganguan listrik dari jaringan PT.PLN, juga disediakan sebuah pembangkt tenaga
disel atau genset untuk mensuplay daya listrik sementra. Berdasarkan penamatan
istalasi yang digunakan, sistem ini mengunakan sistem otomatis pada jaringan
6 - 99
PT. HOGA REKSA GARMENT
khusus untuk seluruh line penerangan. Sehingga saat terjadi ganguan sistem
penerangan akan tetap berpungsi disaat darurat. Kapasitas daya cadangan
terpasang sebesar 63 kVA.
Dalam ruang juga terdapat kompresor untuk kebutuhan produksi dengan kapsitas
0,70 MPa. Terdapat juga sistem darurta dan pemadam kebakaran dengan instalasi
alarm sensor dengan kondis yang baik dan teraawat. Terlihat dari adanya chek
sheet perawatan per periode.
Masuk pada pengukuran dan pengamatan LVMDP dan LVSDP serta panel
pelanggan lainya. Mengunakan alat ukur Cleam meter, Earth Tester dan infrared
thermograf, untuk melihat aruskerja pada masing-masing panel terpasang, kondisi
perlatan dalam panel dan kulitas tegangan ujung setiap saluran.
6 - 100
PT. HOGA REKSA GARMENT
Dari hasil uji riksa yang dilakukan, menujukan pada panel LVSDP atau panel
pelanggan hampir semua dalam kondisis baik. Mulai dari arus kerja yang terukur,
temperatur dan nilai gronding terukur bada batas wajar sesuai dengan standar
SPLN 26:1980. Hanya ditemukan beberapa temuan sperti terlampir pada gambar
tabel data pengukuran. Temuan berupa suhu yang melampaui suhu ruang 38°C -
41°C pada panel penerangan dan panel Cutting line A. Sehinga disarankan agan
dilakukan perbaikan atau penyesuaina beban.
6 - 101
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 102
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 103
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 105
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 106
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 107
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 108
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 109
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 110
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 111
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 112
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 113
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 114
PT. HOGA REKSA GARMENT
G
a
m
b
a
r
6
.
1
1
Gambar 6.117. Tampak Bangunan Gedung Printing
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 115
PT. HOGA REKSA GARMENT
TITI
K
KU
MP
UL
6 - 116
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 117
PT. HOGA REKSA GARMENT
G
a
Gambar 6.121. Dinding Gedung Printing
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 118
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 119
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 120
PT. HOGA REKSA GARMENT
dan kesehatan keandalan bangunan gedung. Dengan kondisi seperti ini para
penguna gedung dapat beraktifitas secara maksimal didalam ruangan dengan
pekerjaannya masingmasing.
Tabel 6.24. Hasil RataRata Pengecekan Suhu Temperatur dan Pencahayaan Bangunan
dalam ruangan desain
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
G
a
Gambar 6.131. Pengecekan Suhu Temperatur dan Pencahayaan
Ruangan Mix Color pada Bangunan Gedung Printing
(Sumber: Dokumen Pribadi ‘diolah’)
6 - 122
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 123
PT. HOGA REKSA GARMENT
secara menyeluruh mengingat gedung sudah berfungsi dan terisi sebagian serta
permukaan elemen struktur yang sudah di finishing, sehingga pemeriksaan hanya
dilakukan pada komponen struktural yang tidak tertutup finishing arsitektural.
Klasifikasi kerusakan atau deteriorasi eksisting masuk dalam klasfikasi
―TidakRusak‖ hingga sampai ―DeteriorasiRendah‖. Kondisi harus dilakukan
perbaikan karena bila tidak segera di perbaiki menyebabkan kerusakan permukaan
pada elemen struktur.
Pengujian kekuatan beton ini dilakukan sebagai evaluasi struktur bangunan
gedung Utility MEP dan Utility Pendukung/Penunjang dalam kondisi eksisting,
yang meliputi pengujian Non-Destruktive test memakai Hammer Test.
Pengujian kekuatan beton dengan hammer test hanya dilakukan pada kolom
beton untuk memastikan tingkat kekuatan permukaan beton pada bangunan
Printing PT. Hoga Reksa Garment.
6 - 124
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 125
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 126
PT. HOGA REKSA GARMENT
Dari hasil gambar perencanaan bangunan Gedung printing untuk struktur atas,
rafter bagunan printing mengunakan baja jenis castellated, baja jenis castellated
memiliki keunggulan dalam meningkatkan kekuatan kapasitas momen. Dan
6 - 127
PT. HOGA REKSA GARMENT
sekaligus untuk mengatasi terjadinya tekuk dari baja tersebut, dan diperoleh
dimensi rafter dari gambar perencaan yaitu:
G45 = 450 x 150 x 6,5 x 9 mm (baja castellated)
Data hammer test digunakan sebagai acuan untuk menentukan mutu beton
dan untuk mengetahui sebaran keseragaman mutu beton. Namun data hasil uji
hammer test ini tidak dapat digunakan langsung dalam analisis. Berikut tititk-titik
sample data Hammer test pada elemen struktur :
Elemen Sudut/Arah ab
No Hasil Pembacaan Pada Hammer Rata-rata
Struktur Uji
kg/cm2
1 Kolom -90 45 44 45 45 41 44 44 46 48 46 44,8 551
2 Kolom -90 31 27 34 33 29 28 32 32 33 34 31,3 306
3 Kolom -90 34 39 41 36 42 41 40 32 35 34 37,4 408
4 Kolom 0 42 41 45 44 36 38 38 40 42 39 40,5 408
5 Kolom -90 45 42 40 45 43 45 44 39 40 41 42,4 489,4
∑ 2.162
Tegangan rata-rata (ɑɓμ) 432,4094
Standar Deviasi 41,4723
6 - 129
PT. HOGA REKSA GARMENT
Standard deviasi
Standard deviasi adalah metode analisa tingkat mutu dengan mengukur
nilai deviasi (penyimpangan) pada beton. Jika penyimpangan (deviasi) pada beton
nilainya besar maka nilai kuat tekan beton akan semakin kecil.
Rumus yang digunakan untuk menhitung Standard deviasi :
Standar Deviasi
Nilai standard deviasi ini di gunakan untuk mengukur kuat tekan beton (K).
Rumus yang digunakan untuk uji kuat betin yaitu:
K= ɑɓμ-(1,645*S)
K = 432,4 – (68,2)
K = 364,1 kg/cm2
Dari data diatas didapat nilai kuat tekan beton 364,1 kg/cm2 dimana nilai
tesebut sesuai dengan perencanaan maka dapat disimpulkan kondisi kolom
pedaestal pada gedung Printing memiliki mutu beton yang baik.
6 - 130
PT. HOGA REKSA GARMENT
tidak dalam memikul beban-beban yang bekerja. Data material dan dimensi yang
digunakan berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian dilapangan. Sedangkan
asumsi pembebanan dan analisis berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku.
4.1 . DATA UMUM
Informasi Proyek:
• Fungsi : Pabrik/industri
• Lokasi : Jl. Leles km. 13 kp. Tutugan Rt01/Rw02
• Pemilik : PT. Hoga Reksa Garment.
Referensi Desain:
• Peraturan Pembebanan :
Peraturan Pembebanan SNI 1727:2013
Peraturan Gempa SNI 1726:2012
• Peraturan Struktur Beton :
Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI
2847:2013
• Peraturan Struktur Baja :
Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729:2015
AISC-LRFD Specification for Structural Steel Building 2005
Mutu Bahan:
• Beton :
Ditentukan berdasarkan data Hammer Test dan diasumsikan memiliki
mutu dengan nilai kuat tekan sebagai berikut :
Kolom : f‘c 35 Mpa (Gedung printing)
6 - 131
PT. HOGA REKSA GARMENT
4.4 Pembebanan
Struktur dibebani dengan beban akibat berat sendiri struktur, beban mati
tambahan, beban hidup dan beban gempa. Beban yang digunakan yaitu:
1. Beban Mati (D) : berat sendiri struktur + beban mati tambahan
2. Beban Hidup (L) : beban penghuni gedung
3. Beban Gempa (E) : didisain dengan metode respon spektrum berdasarkan
peta wilayah gempa Indonesia
4. Beban Angin (W) : beban tekanan angin
Kombinasi beban yang digunakan yaitu:
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6 L
3. 1,42D + L + 1,3E
4. 1,42D + L – 1,3E
5. 0,58 D + 1,3E
6. 0,58D – 1,3E
7. 1,2D + 1L + 1,3W
8. 1,2D + 1L – 1,3W
Beban-beban yang bekerja pada struktur:
C. Beban gravitasi
Atap : 12 kg
PE form : 2 kg
Gording : 4 kg
Mekanikal : 10 kg
Elektrikal : 10 kg
Other : 4 kg
Total : 40 kg
B. Beban Hidup
Beban hidup (beban hujan) = 20 kg
6 - 133
PT. HOGA REKSA GARMENT
D. Beban horizontal
Beban gempa pada SAP2000 digunakan fitur pembebanan gempa dengan
analisis respon spektrum berdasarkan SNI Gempa tahun 2012 untuk kategori
resiko gempa E pada tanah lunak.
6 - 134
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 135
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 136
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 137
PT. HOGA REKSA GARMENT
Ket: Merah= Gagal, Jingga = Bahaya, Kuning = Cukup Aman, Hijau = Aman,
Biru = Sangat Aman, Abu-abu = Sangat Kuat (boros).
6 - 138
PT. HOGA REKSA GARMENT
Gedung printing memiliki fungsi yang penting sebagai pendukung utama dalam
proses pencetakan bahan setangah jadi dengan berbagai pola gambar sebelum
diproduksi mejadi out fit tertentu. Dalam gedung terdapat mesin print dengan heater,
mesin bordir dengan sistem pengerak mekanik motor, area sablon dengan heater dan
penerangan khusus. Pembagian ruang terdapat area office, area printig dan pecetakan,
area lab dan pencampuran bahan pewarna serta area gudang. Dengan kebutuhan tentu
mebuat jaringan listrik yang digunakan mejadi besar sehingga pada gedung ini
diperlukan LVMDP tersepisah dari gedung lainya. Pada ruang utilitas terdapat
perlengkapan sistem instlasi yang lengkap seprti trafo, genset, kompresor, sistem
darurat atau emergensi dan LVMDP serta LVSDP. Dimana trafo yang digunakan oleh
PT.Hoga Reksa Garmen - Plant Garut pada gedung printing memiliki sfesifikasi
sebagai berikut :
Merk : Trafindo
Serial Number : 183305872
Year : 2018
Kapasitas : 1600 KVA
Tegangan : 20 KV 400 Volt
6 - 139
PT. HOGA REKSA GARMENT
Berdasarka hasil pengamatan trafo yang terpasang terawat dengan baik, sama denga
gedung sebelumnya pada trafo ini juga terpasang stiker berkala dan ada data sheet
peraawatan. Kondisi baik juga ditunjukan dari hasil pengukuran dengan uji Cleam meter,
Earth Tester dan infrared thermograf yang team Inspeksi lakukan. Hasil uji menunjukan
tidak ada suhu terukur berlebih pada kelengkapan trafo mulai dari saluran masuk, mesin
trafo hingga saluran keluar menuju panel pembagi menujukan suhu dibawah 35°C. Hasil
ukur Cleam meter menunjukan arus kerja pada masih dibawah kapasitas maksimal, bisa
dilihat pada gambar tabel data hasil pengukuran. Uji pentanahan atau grounding
menujukan hasil yang masih sesuai aturan PUIL 2000 dengan batas toleransi 0 - 5 dan
nilai terukur menunjukan 1,61 Ω. Ini menjukan kondisi sistem kelistrikan utama pada
gedung masih dalam kondisi baik.
Selain trafo kelengkpan lainya yang majdi sumber cadangan ketika terjadi ganguan listrik
dari jaringan PT.PLN, juga disediakan sebuah pembangkit tenaga disel atau genset untuk
mensuplay daya listrik sementra. Berdasarkan penamatan istalasi yang digunakan, sistem
ini mengunakan sistem otomatis pada jaringan khusus untuk seluruh line penerangan.
Sehingga saat terjadi ganguan sistem penerangan akan tetap berpungsi disaat darurat.
Terdapat 2 generator terpasang dengan kavasitas 650 kVA dan 750 kVA.
6 - 140
PT. HOGA REKSA GARMENT
Dalam ruang juga terdapat kompresor serta sistem darurta dan pemadam kebakaran
dengan instalasi alarm sensor dengan kondis yang baik dan teraawat. Terlihat dari adanya
chek sheet perawatan per periode.
Masuk pada pengukuran dan pengamatan LVMDP dan LVSDP serta panel pelanggan
lainya. Mengunakan alat ukur Cleam meter, Earth Tester dan infrared thermograf, untuk
melihat aruskerja pada masing-masing panel terpasang, kondisi perlatan dalam panel dan
kulitas tegangan ujung setiap saluran.
6 - 141
PT. HOGA REKSA GARMENT
Dari hasil uji riksa yang dilakukan, menujukan pada panel LVSDP atau panel pelanggan
hampir semua dalam kondisis baik. Mulai dari arus kerja yang terukur, temperatur dan
nilai gronding terukur bada batas wajar sesuai dengan standar SPLN 26:1980.
6 - 142
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 143
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 144
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 145
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 146
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 147
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 148
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 149
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 150
PT. HOGA REKSA GARMENT
menjalankan fungsi sesuai dengan kondisi yang ditentukan dalam kurun waktu
tertentu. Hasil pemeriksaan terhadap komponen structural tidak dapat dilakukan
secara menyeluruh mengingat gedung sudah berfungsi dan terisi sebagian serta
permukaan elemen struktur yang sudah di finishing, sehingga pemeriksaan hanya
dilakukan pada komponen struktural yang tidak tertutup finishing arsitektural.
Klasifikasi kerusakan atau deteriorasi eksisting masuk dalam klasfikasi
―TidakRusak‖ hingga sampai ―DeteriorasiRendah‖. Kondisi harus dilakukan
perbaikan karena bila tidak segera di perbaiki menyebabkan kerusakan permukaan
pada elemen struktur.
Pengujian kekuatan beton ini dilakukan sebagai evaluasi struktur bangunan
gedung Utility MEP dan Utility Pendukung/Penunjang dalam kondisi eksisting,
yang meliputi pengujian Non-Destruktive test memakai Hammer Test.
Pengujian kekuatan beton dengan hammer test hanya dilakukan pada kolom
beton untuk memastikan tingkat kekuatan permukaan beton pada bangunan
kanteen PT. Hoga Reksa Garment.
6 - 152
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 153
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 154
PT. HOGA REKSA GARMENT
Kolom
Kolom Baja : C50 = 500 x 200 x 10 x 16 mm
C25 = 250 x 125 x 6 x 9 mm
Rafter
6 - 155
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 156
PT. HOGA REKSA GARMENT
Elemen Sudut/Arah ab
No Hasil Pembacaan Pada Hammer Rata-rata
Struktur Uji
kg/cm2
1 Kolom -90 40 41 38 37 41 40 40 41 42 39 39.9 448
2 Kolom -90 38 38 40 42 42 43 45 48 43 42 42.1 489.4
3 Kolom -90 40 43 40 41 42 46 43 42 41 40 41.8 479
4 Kolom -90 35 39 39 38 34 36 35 38 37 34 36.5 387
5 Kolom -90 40 38 41 43 42 41 40 43 45 42 41.5 469
∑ 2273.067
Tegangan rata-rata (ɑɓμ) 454.6134
Standar Deviasi 18.147035
6 - 157
PT. HOGA REKSA GARMENT
Standard deviasi
Standard deviasi adalah metode analisa tingkat mutu dengan mengukur
nilai deviasi (penyimpangan) pada beton. Jika penyimpangan (deviasi) pada beton
nilainya besar maka nilai kuat tekan beton akan semakin kecil.
Rumus yang digunakan untuk menhitung Standard deviasi :
Standar Deviasi
Nilai standard deviasi ini di gunakan untuk mengukur kuat tekan beton (K).
Rumus yang digunakan untuk uji kuat betin yaitu:
K= ɑɓμ-(1,645*S)
K = 454,6 – (29,8)
K = 424,7 kg/cm2
Dari data diatas didapat nilai kuat tekan beton 424,7 kg/cm2 dimana nilai tesebut
sesuai dengan perencanaan maka dapat disimpulkan kondisi kolom pedaestal pada
gedung Kanten memiliki mutu beton yang baik.
Mutu Bahan:
• Beton :
Ditentukan berdasarkan data Hammer Test dan diasumsikan memiliki
mutu dengan nilai kuat tekan sebagai berikut :
Kolom : f‘c 35 Mpa (Gedung kanteen)
4.2 Dimensi Struktur
6 - 159
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 160
PT. HOGA REKSA GARMENT
4.4 Pembebanan
Struktur dibebani dengan beban akibat berat sendiri struktur, beban mati
tambahan, beban hidup dan beban gempa. Beban yang digunakan yaitu:
1. Beban Mati (D) : berat sendiri struktur + beban mati tambahan
2. Beban Hidup (L) : beban penghuni gedung
3. Beban Gempa (E) : didisain dengan metode respon spektrum berdasarkan
peta wilayah gempa Indonesia
4. Beban Angin (W) : beban tekanan angin
Kombinasi beban yang digunakan yaitu:
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6 L
3. 1,42D + L + 1,3E
4. 1,42D + L – 1,3E
5. 0,58 D + 1,3E
6. 0,58D – 1,3E
7. 1,2D + 1L + 1,3W
8. 1,2D + 1L – 1,3W
Beban-beban yang bekerja pada struktur:
E. Beban gravitasi
Atap : 12 kg
PE form : 2 kg
Gording : 4 kg
Mekanikal : 10 kg
Elektrikal : 10 kg
Other : 4 kg
Total : 40 kg
B. Beban Hidup
Beban hidup (beban hujan) = 20 kg
6 - 161
PT. HOGA REKSA GARMENT
F. Beban horizontal
Beban gempa pada SAP2000 digunakan fitur pembebanan gempa dengan
analisis respon spektrum berdasarkan SNI Gempa tahun 2012 untuk kategori
resiko gempa D pada tanah Batuan.
6 - 162
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 163
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 164
PT. HOGA REKSA GARMENT
Ket: Merah= Gagal, Jingga = Bahaya, Kuning = Cukup Aman, Hijau = Aman,
Biru = Sangat Aman, Abu-abu = Sangat Kuat (boros).
6 - 165
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 166
PT. HOGA REKSA GARMENT
Hasil pengukuran dengan uji Cleam meter, Earth Tester dan infrared thermograf yang
team Inspeksi lakukan, menunjukan tidak ada suhu terukur berlebih rata-rata panel
pembagi menujukan suhu dibawah 35°C. Hasil ukur Cleam meter menunjukan arus kerja
pada masih dibawah kapasitas maksimal, bisa dilihat pada gambar tabel data hasil
pengukuran. Uji pentanahan atau grounding menujukan hasil yang masih sesuai aturan
PUIL 2000 dengan batas toleransi 0 - 5 dan nilai terukur menunjukan 1,54 Ω pada PP
KANTIN, nilai terukur 2,29 Ω pada PP Pompa dan 2,9 Ω pada PP HYDRAN SISTEM.
Berdasarkan hasil uji riksa yang dilakukan, menujukan pada panel LVSDP atau panel
pelanggan hampir semua dalam kondisis baik. Mulai dari arus kerja yang terukur,
temperatur dan nilai gronding terukur bada batas wajar sesuai dengan standar SPLN
26:1980.
6 - 167
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 168
PT. HOGA REKSA GARMENT
6 - 169
PT. HOGA REKSA GARMENT
Area Parkiran
Motor
2 Jaring / penahan Pemberian jaring /
sampah ke penahan sampah pada
saluran lubang saluran air
Proses Perbaikan
Pedestriaan Gedung
Factory
Proses Perbaikan
Proses Perbaikan
Ruangan
pengecekan/quatily
control
7 Sudutan dinding Di tambahkan
rusak, akibat troli pelindung, dengan
barang besi siku, tinggi ± 90
cm pada sudutan
dinding yang sering di
Proses Perbaikan
lalui alat seperti troli
barang
Sudutan Dinding di
dalam bagunan factory
Ruang kerja
6 - 171
PT. HOGA REKSA GARMENT
tempa whudu,
Proses Perbaikan
Sudutan dinding
Proses Perbaikan
Mushollah Di
bangunan factory
Proses Perbaikan
belakang bagunan
factory
6 - 172
PT. HOGA REKSA GARMENT
Proses Perbaikan
Office Lantai. 2
Gedung Factory
Proses Perbaikan
Ruangan di bagunan
factory
15 Dinding Retak di Segera di lakukan
area Finish Good perbaikan dinding
Proses Perbaikan
Proses Perbaikan
Mushola
6 - 173
PT. HOGA REKSA GARMENT
Proses Perbaikan
Ruangan digital
Printing
2 Dibutuhkan Segera dibuatkan
rungan janitor. ruangan janitor untuk
penyimpanan alat
kebersihan
Proses Perbaikan
Proses Perbaikan
Toilet wanita
6 - 174
PT. HOGA REKSA GARMENT
Toilet wanita
R.Laser Cuting
Proses Perbaikan
warehouse
6 - 175
PT. HOGA REKSA GARMENT
6.3.3.Bangunan Kantin
No TEMUAN LOKASIH REKOMENDASI STATUS
1 Belum tersedia Dibuatkan fasilitas
fasilitas toilet toilet baik itu unutk
wanita dan pria.
Proses Perbaikan
Kantin
Kantin
Samping Ruangan
Beacukai
6 - 176