Anda di halaman 1dari 13

Nama: siska aprila

Nim/kelas: 1920042/IIIB

Tugas refleksi kelompok 9

Dosen pengampu: Tesya Cahyani Kusuma,M.Pd

A. Perkembangan Karakteristik Remaja


Para remaja dari kelas sosial yang satu berbeda dengan para remaja dari
kelas yang lain dalam sikap dan cita-citanya. Singkatnya, beberapa
keunikan para remaja terletak dalam individualitasnya bukan pada masa
remajanya.
Adapun ciri-ciri atau karakteriskik remaja antara lain:
 Perkembangan seksual
 Emosi yang meluap-luap
 Mulai tertarik kepada lawan jenis
 Kegelisahan
 Pertentangan
 Aktifitas kelompok
 Keinginan mencoba segala sesuatu
Menurut Para Ahli
1. Menurut Stanley Hall, Masa remaja merupakan masa dimana
dianggap sebagai masa topan badai
dan  stress  (Storm  and  Stress). Karena mereka telah memiliki
keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah
dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang
memiliki rasa tanggungjawab,  tetapi kalau  tidak  terbimbing maka
bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
usia  remaja  antara  12 sampai usia 23 tahun.
2. Menurut Piaget, masa remaja adalah usia di mana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak
lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua,
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-
kurangnya dalam masalah hak.

B. Karakteristik Perkembangan Pada Remaja

1) Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa
rentang kehidupan individu dimana terjadi pertumbuhan fisik yang
sangat pesat. Masa pertama terjadi pada fase prenatal dan bayi.
Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan
kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa
remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih
dahulu mencapai kematangan dari pada bagian-bagian yang lain.
Hal yang paling jelas terlihat pada hidung, kaki dan tangan. Pada
masa remaja akhir proporsi tubuh individu mencapai proporsi
tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.
2) Perkembangan kognitif (intelektual)
Pada usia 12-20 tahun proses pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan. Pada usia 16 tahun berat otak sudah menyamai
orang dewasa. Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran
syaraf Lobe frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif
tingkat tinggi yaitu kemampuan merumuskan perencanaan strategis
atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini berkembang sampai
usia 20 tahun lebih dan sangat berpengaruh pada kemampuan
intelektual remaja, seperti halnya anak usia 12 tahun  walaupun
secara intelektual remaja tersebut berbakat namun belum bijaksana.
3) Perkembangan emosi
Pada masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu
perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik serta organ-
organ seksual yang mempengaruhi berkembangnya emosi atau
perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya
seperti perasaan cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih
intim dengan lawan jenis. Pada remaja awal perkembangan
emosinya menunjukan sifat sensitive dan reaktif terhadap peristiwa
atau situasi sosial, emosinya bersifat negative dan temperamental.
Sedang remaja akhir sudah bias mengendalikan emosinya.
4) Perkembangan Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu
kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami
orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat
pribadi minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahamannya,
mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun
percintaan. Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih teman
yang memiliki kualitas psikologisnya relative sama dengan dirinya,
baik menyangkut interes, sikap, nilai maupun kepribadian. Pada
masa ini juga remaja cenderung mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, hobby dan juga keinginan orang lain.
5) Perkembangan Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan
perbuatan yang dinilai baik oleh orang lain. Keberagaman tingkat
moral remaja disebabkan karena faktor penentuannya yang
beragam juga. Salah satu yang mempengaruhi adalah orangtua.
6) Perkembangan Kepribadian
Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik,
seksual,  emosional, sosial, kognitif dan nilai-nilai. Pada masa
remaja paling penting bagi pengembangan dan integrasi
kepribadian. Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak
terjadinya perubahan kepribadian pada masa meliputi remaja:
 Perolehan pertumbuhan fisik yang menyerupai masa
dewasa.
 Kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-
dorongan dan emosi baru.
 Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk
mengarahkan diri dan mengevaluasi diri kembali tentang
standar (norma), tujuan dan cita-cita.
 Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual,
berteman dengan pria maupun wanita.
Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri).
Perkembangan “identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang
memberikan dasar bagi masa dewasa. Erikson meyakini bahwa
perkembangan identity pada masa remaja berkaitan erat dengan
komitmen terhadap okupasi masa depan.

C. Fase-Fase Remaja

1. Fase Pueral
Pueral berasal dari kata ”puer” artinya anak besar. Masa
pueral merupakan masa akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah
anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak tetapi ia
belum termasuk golongan orang dewasa.
 Perkembangan jasmani tidak banyak yang kita ketahui
tentang perkembangan jasmani ini karena masa pueral
dialami dalam tempo yang singkat. Anak laki-laki merasa
badannya bertambah kuat dari keadaannya dimasa masa
yang lalu. Pertambahan kekuatan itu diikuti tanda-tanda
lebih berani, senang beramai-ramai, suka mengganggu
orang lain, menimbulkan perselihan dan perkelahian.
Sebagian besar sifat-sifat yang tampak pada anak laki-laki
itu tidak begitu jelas kelihatan pada anak perempuan. Suatu
keistimewaan pada anak-anak perempuan ialah mereka
suka tertawa riuh dan gembira sekali.
 Perkembangan psikis
Pueral ingin diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Ia tidak mau selalu
diperlakukan sebagai anak-anak. Mereka suka mencetuskan
perasaannya, jika dianggap perlu sampai memberontak
tetapi belum dapat dikatakan menentang kewibawaan orang
tua atau gurunya. Segera setelah kejadian itu biasanya
mereka ingin damai kembali.
Mereka menganggap kekuasaan orang tua sebagai
suatu hal yang sudah semestinya, asalkan orang tua
bertindak bijaksana. Mereka membutuhkan pimpinan yang
jujur, tegas dan tindakannya tidak menyinggung rasa harga
dirinya.
Guru yang baik sikapnya ditaati karena pueral sudah
kritis, tidak begitu saja menerima segala sesuatu. Perbuatan
yang buruk dipandang buruk karena perbiuatan itu
merugikan bagi dirinya sendiri, bukan karena bentuk
perbuatan itu memang buruk adanya.
Dalam masa pueral perasaan harga diri bertambah kuat,
keberanian melewati batas, suka menyombongkan diri, sering
bertindak tidak sopan, dan gemar akan pengalaman yang luar
biasa.
2. Fase Prapubertas
Sebenarnya prapubertas masih termasuk kedalam masa
peralihan. Masa ini dialami anak perempuan lebih singkat daripada
lamanya dialami anak laki-laki. Kedua jenis berangsur-angsur
melepaskan dirinya dari ikatan orang tuanya untuk memungkinkan
mereka dapat bertindak dan berpikir lebih bebas. Andaikan mereka
tidak dapat melepaskan dirinya dari keterikatan itu dan merasa
kemerdekaannya terancam, ada kemungkinan mereka akan
berontak atau sekurang-kurangnya tidak mau nengikuti peritah,
tidak tunduk kepada peraturan. Bila sudah sampai pada menentang
orang tua dan lingkungannya, hal ini dapat mempersukar guru
dalam melaksanakan tugasnya.
Sehubungan dengan sikap seperti diatas itu, Oswald Kroh
menyebutkannya ”masa menentang”. Datangnya masa ini disertai
dengan gajala-gejala seperti mudah kena pengaruh buruk dari
teman-temannya, kegiatannya cenderung merusak keadaan, suka
mengganggu ketertiban umum, bertindak sesuka hatinya, sering
bertindak tidak sopan, suka melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan kebiasaan, suka mencela tetapi ia sendiri
belum mampu berbuat lebih baik.
 Masa Negatif
Dalam masa ini perubahan-perubahan kejiwaan
sangat sukar diteliti secara objektif karena perasaannya
sangat tertegun dan kelakuannya sangat pasif. Untuk
mendapatkan informasi yang jelas hendaknya penelitian
dilakukan denagn pengamatan yang sistematis. Diantara
sifat-sifat yang nampak pada masa negatif antara lain:
a. Kemampuan bekerja menurun.
b. Kewajiban dan hobinya sering diabaikan.
c. Merasa gelisah dan kurang senang terhadap keadaan
lingkungannya.
d. Mereka sombong, selain masih memperlihatkan
sifat-sifat kelemahannya.
Dalam masa negatif mudah terjadi pelanggaran
moral, khususnya bagi mereka yang pendidikannya kurang
baik dan lingkungannya tidak turut mencegah keadaan yang
kurang baik itu. Dalam keadaan seperti inilah mereka
membutuhkan bimbingan agar dapat mengerti tentang
keadaan dan tingkah lakunya. Charlotte Buhler
menggambarkan keadaan prapuber itu dengan kata-kata: ”
saya sangat bermuram hati, tetapi saya tak tahu apa
sebabnya.”
 Masa Merindu puja
Dalam masa prapubertas timbul rasa merindu puja.
Merindu puja tidak ditujukan kepada manusia saja, juga
kepada hal-hal yang abstrak yang sangat dikagumunya
seperti keindahan alam, kebaikan, dan kecantikan. Dalam
hal ini jelas ada unsur kejasmanian karena reaksi terhadap
lingkungan umumnya bersifat psikofisik. Selain itu juga
terdapat aspek nafsu, yaitu ingin mencari kepuasan dan
kegembiraan, tetapi keinginan itu bukan berasal dari motif
kejiwaan. Jika kita gambarkan dengan kata-kata, merindu
puja mengalami proses sebagai berikut:
a. Seseorang dipuja karena bentuk, sifat-sifat lahir
yang dimilikinya, dan sifat-sifat batinnya.
b. Pujaan itu berdasarkan nilai kultur yang didukung
oleh individu itu sendiri, misalnya seorang
pemimpin, seorang tokoh, seorang aktor, dan
sebagainya.
3. Fase Pubertas
Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya
kepribadian ketika minat-minatnya lebih ditujukan kepada
perkembangan pribadi sendiri. Hal ini merupakan inti dari seluruh
masa remaja. Ciri-ciri fase ini didasarkan atas adanya pertumbuhan
alat-alat kelamin, baik yang nampak diluar maupun yang ada di
dalam tubuhnya. Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah,
sehingga cara berjalanpun mengalami perubahan. Anak laki-laki
nampak lebih kaku dan kasar, sedanag anak perempuan nampak
lebih canggung. Mulai tahu manghias diri, baik laki-laki maupun
perempuan. Mereka berusaha menarik perhatian dengan
memamerkan segala perkembangannya, tetapi malu-malu.
4. Fase Adolesen
Masa adolesen berada diantara usia 17 dan 20 tahun. Atau
mengambil batas-batas permulaannya pada saat-saat remaja
mengalami perkembangan jasmani yang sangat menonjol,
sedangakan batas-batas akhir pada saat berakhirnya perkembangan
jasmani. Menurut Michaelis, pada awal adolesen seseorang
mengalami perkembangan jasmani yang pesat karena organ-organ
pada tubuh pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi
gangguan apa saja yang didorong oleh perkembangan kelenjar.
Beberapa diantara sifat-sifat adolesen ialah:
 Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup.
 Jika pada masa pubertas mengalami keguncangan, dalam
masa ini jiwanya mulai tampak tenang.
 Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengecam itu
memang mudah, tetapi ternyata sukar melaksanakannya.
 Ia menunjukkan perhatiannya kepada masalah kehidupan
yang sebenarnya.
D. Karakteristik Tugas Perkembangan Remaja
Karakteristik Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3
bagian yaitu:
1. Tugas Perkembangan Pribadi. Seorang individu akan menjadi
“orang” sebagaimana adanya yang telah ditentukan oleh
kemampuan dan sifatnya yang dibawa sejak ia dilahirkan.
2. Pendidikan dan Karier. Remaja mempunyai tiga lingkungan
pendidikan yang pola dan karakteristiknya berbeda serta masing-
masing memikul tanggung jawab dalam penyelenggaraan
pendidikan.
3. Kehidupan Berkeluarga. Secara biologis, remaja telah siap
melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut
berpengaruh terhadap doringan seksual remaja dan telah mulai
tertarik kepada lawan jenis. Sekolah perlu memberikan perhatian
khusus tentang masalah perkawinan dalam bentuk pendidikan
seksual atau kegiatan yang lain bagi remaja sebagai persiapan
baginya dalam menghadapi fungsinya sebagai orang tua di
kemudian hari.
Pertanyaan?

1. Ewilda Oktria Zarni 1920046

Jelaskan factor penyebab terjerumus nya remaja ke kenakalan remaja dan kiat apa
yang harus dilakukan agar remaja tidak terjerumus ke kenakalan remaja?

Jawaban:

Faktornya adalah

a. faktor keluarga

1. Keluarga tidak harmonis


2. kurang kasih sayang
3. terbiasa dimanja dari kecil dan dididik terlalu keras
b. faktor religi
Masih berkaitan dengan bimbingan orang tua, setiap orang tua
wajib memberikan anak-anaknya pendidikan tentang agama. Dari pendidikan
tentang agama lah anak-anak akan mendapatkan etika serta moral di kehidupan.
Saat seorang anak tidak dibekali dengan pendidikan agama sejak kecil, tentunya
hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kenakalan remaja nantinya.
c. faktor ekonomi
d. linkungan pergaulan dan tempat tinggal

Bagaimana cara mencegah kenakalan remaja?

1. Membangun hubungan yang baik dengan anak

2. Membuat peraturan dan ekspektasi yang jelas

3. Tambah pengetahuan dan pemahaman mengenai perkembangan remaja

4. Jadilah orangtua yang suportif dan selalu ada bagi anak remaja Anda

2. Suci ramadhani (1920035

Seperti yang kita ketahui banyak sekali karakteristik anak pada zaman sekarang.
pertanyaannya Apakah ada nilai-nilai maupun metode yang kekinian atau yang
modern yang terkait dengan cara kita menghadapi remaja pada masa sekarang?

Jawaban: Berikut adalah hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi Problematika
remaja sebagaimana :
1.) Mengendalikan Diri.

Orang tua kerap kali kehilangan kendali menghadapi perilaku nakal


remaja. Jika ingin mengendalikan remaja, maka hal yang perlu dilakukan
adalah mengendalikan diri sendiri. Orang tua perlu tau kapan waktu
berkomunikasi yang tepat untuk nya dan untuk anak. JIka orang tua masih
dalam keadaan marah, maka disarankan untuk menunggu hingga
kemarahan reda.

Salah satu ciri umum remaja adalah mereka senang memprovokasi orang
tua sehingga orang tua bereaksi negatif. Oleh karena itu, orang tua tidak
boleh hilang kendali dan harus tenang dalam menghadapi remaja.

2.) Membangun Komunikasi Asertif.

Pada masa remaja, individu lebih senang “curhat” atau mengungkapkan


perasaan dan menceritakan masalahnya kepada teman sebaya. Remaja
merasa khawatir dan tidak nyaman mengomunikasikan dengan orang tua
karena takut orang tua akan bereaksi negatif. Oleh karena itu, cara paling
baik agar remaja mau menceritakan tentang dirinya kepada orang tua
adalah dengan membangun komunikasi asertif.

Orang tua perlu mengajari remaja bahwa mengungkapkan perasaan, baik


positif maupun negatif kepada orang tua adalah hal yang tidak dilarang.
Orang tua dapat mengajak anak berbicara tentang kehidupan, rutinitas,
hobi, dan minat mereka. Ini adalah cara untuk menarik remaja ke dalam
percakapan yang lebih serius.

3.) Membuat Batasan yang Jelas.

Orang tua dan anak perlu duduk bersama membuat aturan dan batasan-
batasan jelas. Adapun batasan dan aturan tersebut harus masuk akal dan
dengan alasan yang dapat diterima. Membuat aturan bersama penting agar
anak belajar bagaimana berkomitmen atas apa yang telah dibuat dan
disetujuinya.

4.) Memahami Kenapa Anak Terlibat dalam Kenakalan Remaja.

Orang tua cenderung untuk marah dan menghakimi ketika anak berbuat
sesuatu yang melanggar norma, tanpa mengetahui alasan kenapa anak
berbuat demikian. Sikap seperti ini tidak adil bagi anak. Oleh karena itu,
orang tua harus menelusuri penyebab anak menjadi nakal agar langkah
dalam mengatasi juga tepat.
3. Putri Wahyu Nengsih 1920027

bagaimana cara mengatasi remaja yang telah memasuki tahap dewasa tetapi tidak
mengalami perubahan sikap dan psikisnya jelaskan?

Jawaban:

4. Dita Andelia 1920044

Pertanyaan:

"apakah ada faktor penghambat dari karakteristik perkembangan remaja, kalau


ada tolong jelaskan? "

Jawaban:

Itelegensi
Intelegensi sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan remaja dan
menentukan berhasil atau tidaknya seorang remaja dalam belajar. Seorang remaja
yang memiliki intelegensi tinggi akan sanggup menyelesaikan segala persoalan
yang dihadapi sehingga bisa berkembang secara baik dibandingkan seorang
remaja yang memiliki intelegensi rendah. Namun, intelegensi tidak dapat
menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar dan berkembang
sebab belajar sendiri merupakan proses yang cukup kompleks dan banyak faktor
lain yang bisa berpengaruh.

Kesalahan Cara Orang Tua Mendidik


Orang tua merupakan hal pertama dimana anak anak mendapatkan banyak
pendidikan dimulai sejak mereka dilahirkan bahkan saat masih ada dalam
kandungan. Cara orang tua dalam mendidik anak akan besar pengaruhnya pada
perkembangan anak remaja sehingga keluarga yang sehat juga akan menentukan
keberhasilan dari perkembangan anak. Orang tua yang acuh dan tidak
memperhatikan kepentingan serta kebutuhan anak dalam belajar, tidak bisa
mengatur anak, tidak memantau perkembangan anak dan membantu anak dalam
mengatasi berbagai kesulitan akan menjadi penghambat dalam perkembangan
anak di usia remaja. Selain itu, kebiasaan orang tua yang selalu memanjakan anak
juga sangat buruk pengaruhnya terhadap perkembangan remaja. Cara mengatasi
kenakalan remaja terbaik adalah dengan lebih memperhatikan perkembangan anak
khususnya di usia remaja.

Teman Bergaul
Pengaruh yang didapat dari teman bergaul juga sangat berpengaruh pada
perkembangan psikologi remaja. Teman bergaul yang baik akan mendukung tahap
perkembangan anak remaja semakin baik. Sedangkan teman bergaul yang buruk
juga akan memberikan hambatan dalam perkembangan anak remaja. Contoh dari
pengaruh buruk dari teman bergaul diantaranya adalah senang begadang,
merokok, senang menonton film dewasa, minum minuman keras, tawuran dan
berbagai pengaruh buruk lainnya.

Fisik dan Motorik


Usia remaja sangat lekat hubungannya dengan pertumbuhan fisik yang cepat dan
menjadi hal penting dalam usia remaja. Saat seorang remaja memiliki
perkembangan fisik atau ciri ciri pubertas tidak seperti seharusnya, maka bisa
menyebabkan rasa tidak percaya diri dan tidak puas begitu pun dengan
perkembangan fisik yang tidak proporsional seperti kematangan organ reproduksi
di masa remaja yang bisa menyebabkan penyimpangan perilaku seksual di usia
remaja.

Perkembangan Kognitif dan Bahasa


Remaja juga memiliki perkembangan kemampuan intelektual yang berkembang
secara pesat. Saat seorang remaja tidak mendapat kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan intelektualnya khususnya dalam pendidikan di
sekolah seperti mengenal dan mendalami kemampuan berbahasa asing, maka juga
akan menghambat perkembangan anak remaja. Terbatasnya kesempatan dan
sarana membuat seorang remaja kesulitan dalam meningkatkan kemampuan
kognitif dan berbahasa sebab sedikit banyak hal ini berpengaruh pada kesuksesan
anak remaja yang juga berdampak pada aspek emosional dan kepribadian
impulsif, sosial dan beberapa aspek perilaku serta kepribadian yang lainnya.

Kurang Pengalaman
Pengalaman sangat penting dalam perkembangan kognitif usia remaja. Semakin
banyak pengalaman yang dimiliki seorang remaja, maka semakin bagus juga
kemampuan kognitif yang dimiliki. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Saat seorang
remaja kurang memiliki pengalaman, maka kemampuan kognitif mereka juga
sangat rendah. Pengalaman yang dimiliki remaja sangat penting dalam bagaimana
mereka menyelesaikan setiap masalah yang terjadi dalam hidup sehingga remaja
yang belum banyak pengalaman akan lebih mengutamakan kemampuan
operasional konkret dibandingkan operasional formal yakni menyelesaikan
masalah tanpa didukung dengan materi yang kngkret.

Lingkungan Masyarakat Luas


Kehidupan masyarakat yang terjadi di sekeliling anak remaja juga berdampak
pada perkembangan mereka. Jika masyarakat yang ada di sekeliling adalah
kumpulan orang tidak terpelajar, senang berjudi, mabuk mabukan, mencuri dan
berbagai kebiasaan buruk lainnya, maka akan menghambat perkembangan dari
seorang remaja. Jiwa mereka yang labil akan mudah terpengaruh sehingga
mengikuti perbuatan tidak baik yang terjadi di sekelilingnya. Mereka akan
kehilangan semangat untuk belajar sebab seluruh perhatiannya sudah tercurah
pada perbuatan buruk yang

Anda mungkin juga menyukai