Anda di halaman 1dari 5

TURBO Vol. 7 No. 2.

2018 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

RANCANG BANGUN RODA TANPA UDARA (AIRLESS TYRE)


UNTUK BEBAN MAKSIMAL KENDARAAN 40.000 N
Agus Mulyono1, Ardyanto Darmanto2, Gunarko3, Harnyoto4, Farid Hendro
Wibowo5

Politeknik Angkatan Darat


Kesatrian Pusdik Arhanud Pussenarh, Kodiklat TNI AD, Desa Pendem Kecamatan Junrejo,
Kota Batu, Malang, Jawa Timur
Email: agusmulyono123@yahoo.com1, ardyantodarmanto123@yahoo.com2,
gunarko123@yahoo.com3, harnyoto123@yahoo.com4, faridhendrowibowo123@yahoo.com5

Abstract
Tyres without air/airless tyre do not have tyres like most tyres. Airless tyre or airless
tyre designed to have a hexagonal/honeycomb spoke profile where this design will receive
the same style as tyres with air. Design of this airless tyre using polyol and isocyanate
material for flexible spoke wheel material, while the tread material uses natural rubber
material added additive reinforcement. Before the spoke printing process is carried out a
simulation to determine the strength of the material and the design that was designed, after
which a mechanical test of rubber material was carried out to determine the physical
strength of the material. After that, the printing process and the overall assembly are
carried out and tested on the vehicle.
Keywords: Airless tyre, honeycomb design, polyol and natural rubber.

PENDAHULUAN volume udara/nitrogen. Untuk itu perlu


sebuah inovasi baru dengan merancang
Roda/ban adalah bagian penting
bangun ban tanpa udara (airless tyre).
dari kendaraan dan digunakan untuk
mengurangi getaran yang disebabkan
TINJAUAN PUSTAKA
ketidakteraturan permukaan jalan,
melindungi roda dari aus dan kerusakan, Desain struktur spoke
serta memberikan kestabilan antara Desain dari flexible spoke
kendaraan dan tanah untuk meningkatkan menggunakan desain segi enam atau
percepatan dan mempermudah pergerakan. heksagonal yang menyerupai dengan
Teknologi ban kendaraan yang lazim desain sarang lebah atau honeycomb,
sekarang ini masih menggunakan udara masing-masing dimensi setiap sel
sebagai bantalan yang dipompakan ke heksagonal memiliki sudut dan ukuran
dalam ban, dimana perkembangan ban seperti pada Gambar 1.
kendaraan pada awalnya dengan
menggunakan ban tipe tube tyre atau
menggunakan ban dalam, dimana fluida
udara dipompakan ke dalamnya. Setelah
itu teknologi ban kendaraan berkembang
ke arah tubeless atau ban kendaraan tanpa
ban dalam, dimana fluida udara atau
nitrogen dipompakan kedalamnya.
Kelemahan dari roda kendaraan yang Gambar 1. Geometric Hexagonal
menggunakan ban berisi udara/nitrogen Honeycomb [6].
sebagai bantalan adalah terjadinya
kebocoran, pecah ban dan berkurangnya

193
Desain Heksagonal atau sarang Perumusan poliuretana meliputi kekakuan,
lebah dirancang dengan ketebalan dinding kekerasan, serta kepadatan yang amat
sel panjang pada bidang vertikal dan sudut beragam. Komponen penting pertamanya
sel, θ, seperti yang ditunjukkan pada polimer poliuretana adalah isosianat [3].
Gambar 1. Lalu menggabungkan dimensi Molekul yang mengandung dua gugus
sel tersebut menyerupai sarang lebah. isosianat disebut diisosianat. Molekul
Kurva yang efisien dari sudut heksagonal tersebut juga dikaitkan dengan monomer
berbeda tergantung pada geometri seluler. sebab digunakan untuk menghasilkan
Sudut sel, menyebabkan struktur seluler isosianat polimerik yang mengandung tiga
untuk membentuk fleksibilitas pada atau lebih gugus fungsional isosianat.
pembebanan. Jari-jari sarang lebah Isosianat dapat digolongkan sebagai
menggambarkan tekanan lokal yang lebih aromatik, seperti difenilmetana diisosianat
rendah. (MDI) atau toluena diisosianat (TDI); atau
alifatik, seperti heksametilena diisosianat
Flexible spoke
(HDI) atau isoforon diisosianat (IPDI) [4].
Flexible spoke merupakan jari-jari
dari sebuah ban kendaraan dimana ban Natural rubber
tersebut tidak berisi fluida udara, Merupakan campuran dari senyawa
melainkan diganti dengan jari-jari yang organik polyisoprene dan sejumlah kecil
didesain seperti sarang lebah dengan bahan komponen organik lain termasuk air.
dari karet sintetis yang bersifat flexible [1]. Polimer polyisoprene (C5H8) merupakan
Desain yang digunakan pada flexible spoke komponen paling utama. Natural Rubber
ini menggunakan desain menyerupai diklasifikasikan sebagai elastomer
sarang lebah atau biasa disebut honey (polimer elastis). Natural Rubber dibuat
comb dengan sisi heksagonal [4]. dengan mengolah latex (getah) yang
Gambar 2 menunjukkan dihasilkan dari tanaman Hevea
perbandingan yang setara dengan prinsip brasiliensis. Hevea brasiliensis merupakan
utama untuk desain honeycomb airles. tanaman asli dari lembah Amazon dan
Ekuivalen maksimum dan prinsip tress diketahui dapat menghasilkan polimer
valves adalah 73.644 MPa dan 82.788 dengan berat molekul yang tinggi dengan
MPa. Dalam Gambar 2, sebuah mal kandungan cis 1:4 polyisoprene hingga
berwarna merah menunjukkan garis 100%. Berat kering rata-rata dari latex
maksimum ekuivalen dan warna biru normalnya adalah antara 30 dan 35 %, dan
menunjukkan minimum ekuivalen. secara khusus berkisar dari 25 sampai 40
%. Untuk mendapatkan latex yaitu dari
pohon Hevea brasiliensis tersebut. Latex
sendiri merupakan dispersi koloid dari
partikel solid polimer polyisoprene dalam
air. Kandungan polyisoprene dalam emulsi
getah karet adalah ± 30%.
Isosianat
Gambar 2. Stress dan tegangan pada Berfungsi sebagai perekat yang
airless tyre [6]. memiliki kekuatan yang lebih tinggi
Polyurethane daripada perekat lainnya. Isosianat
Merupakan polimer poliuretana bereaksi bukan hanya dengan aquarous
dibentuk oleh reaksi sebuah monomer tetapi juga dengan kayu yang
yang mengandung setidaknya dua gugus menghasilkan ikatan kimia yang kuat
fungsional isosianat dengan monomer sekali (chemical bonding). Isosianat juga
lainnya yang mengandung setidaknya dua memiliki gugus kimia yang sangat reaktif,
gugus alkohol didorong dengan katalis. yaitu R-N=C=O. Keunikan perekat

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 194


isosianat adalah dapat digunakan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
variasi suhu yang luas, tahan air, panas,
Simulasi desain dan bahan
cepat kering, pH netral dan kedap terhadap Pada proses awal perencanaan
solvent (pelarut organik). Perekat ini juga desain dilakukan proses simulasi
memiliki daya guna yang luas untuk dilakukan untuk mengetahui pengaruh
merekatkan berbagai macam material desain heksagonal/sarang lebah dan bahan
alam. Isosianat mempunyai keunggulan poliurethane yang digunakan pada bahan
mengental yang lama. spoke roda terhadap kemampuan menahan
beban penuh kendaraan.
METODE PENELITIAN
Hasil uji tegangan/stress
Metode yang digunakan dalam menggunakan program Solid Work
penelitian ini adalah eksperimental, data diketahui bahwa desain roda tanpa udara
yang diperoleh merupakan hasil dari (desain heksagonal/ sarang lebah) beban
proses eksperimental laboratorium dan uji atau tegangan tertinggi ditunjukkan pada
bahan serta uji fungsi yang dimulai dari bagian luar roda (warna merah) dimana
direncanakan adalah 4000 kg, adapun daerah tersebut mendapat tekanan paling
untuk bahan spoke yang digunakan adalah
poliurethane dan bahan penguat lainnya.
Perancangan, simulasi model hingga
proses manufaktur.
Perencanaan desain dan Dimensi.
Pada perencanaan bentuk dan dimensi dari
airless tyre disesuaikan dengan bentuk dan
dimensi roda kendaraan. Sistem dirancang
menggunakan komponen yang lazim
digunakan serta diperhitungkan dengan
mempertimbangkan aspek teoritis maupun
praktis serta perencanaan tentang sistem
kerja airless tyre.
Analisa sebelum proses pembuatan Gambar 3. Hasil uji tegangan/stress spoke
ban tanpa udara / model, dilakukan analisa Pengujian bahan tapak roda
perhitungan pengaruh beban maksimal Bahan yang digunakan dalam
dari senjatakendaraan terhadap kekuatan pembuatan karet tapak ban/roda adalah
bahan/material yang digunakan [6]. Uji dengan campuran bahan dari, karet alam
Bahan meliputi uji kekerasan, uji tarik, uji jenis Sheet, SBR, N 330, ZnO, STA, serta
impack dan uji struktur. Pengujian bahan bahan lainnya dengan data hasil pengujian
ini bertujuan untuk mengetahui sebagai berikut:
karakteristik dari bahan flexible spokes
1. Uji Kekerasan Bahan
yang telas dibuat. Pembuatan Ban Tanpa
Dari hasil pengujian kekerasan
Udara/Model. Pembuatan model di
pada bahan campuran karet dan additif
fokuskan pada bentuk dan dimensi dari
dapat dilihat bahwa pada sampel dua hasil
airless tyre, setelah airless tyre dirancang/
nilai kekerasan pada shore A nilai rata-
didesain, selanjutnya dilakukan pembuatan
ratanya adalah 90, dibandingkan dengan
airless tyre yang dimulai dari pembuatan
rata-rata nilai kekerasan pada sampel
cetakan ban, pembuatan komposisi bahan
bahan campuran yang lainnya. Sehingga
ban, proses pencetakan ban, serta
yang digunakan untuk pembuatan tread
dilaksanakan asslembling atau perakitan
atau tapak roda adalah sampel dua.
antara fleksible spokes dengan hub velg.

195 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


Tabel 1. Data Hasil Uji Kekerasan Rata- putus tertinggi dihasilkan pada sampel
rata bahan karet tapak ban. dua, bila dibandingkan dengan sampel
N Kekerasan (Shore A) campuran bahan yang lain (Tabel 3).
Pengujian
O Tabel 3. Hasil Pengujian Fisika Karet.
1 2 3 4 5
1 Pengujian ke 1 87 90 81 86 78 Bahan
2 Pengujian ke 2 87 90 82 86 78

Std karet
Pengujian

cetak
3 Pengujian ke 3 88 90 81 87 78 1 2 3 4 5
4 Pengujian ke 4 87 91 81 86 79
5 Pengujian ke 5 88 90 82 86 78
Rata-rata 87 90 81 86 78 Hardnes
2. Uji rheometer s, Shore 87 90 81 86 78 80
A
Uji rheometer ini digunakan untuk Tensile
mengetahui proses vulkanisasi pada karet, strength, 15.4 17.5 14.7 14.2 13.6 16
sehingga dapat diketahui berapa lama karet N/mm2
tersebut masak pada kondisi yang paling Elongati
25
optimal. Karena bila suatu proses on at 230 260 245 225 230
0
break, %
vulkanisat karet ini terlalu lama atau Tear
terlalu cepat, maka hasil pematangan karet strength, 13.5 12.4 11.4 10.9 10.5 6
kurang maksimal. N/mm2
Density, 1.32 1.17 1.21 1.18 1.21
Tabel 2. Data Uji Rheometer pada bahan gr/cm3 1 9 8 2 1
1,2
karet. Abrasion
Curing Bahan resistanc 112. 119. 125. 146. 132. 25
characteristic e DIN, 6 7 7 8 4 0
1 2 3 4 5
1500C mm3
Max.torque
modulus(MHR)kg 38,91 37,74 40,53 41,03 40,89 Dalam pembuatan bahan tread atau
cm tapak ban yang dibuat dari campuran
Min.torque bahan karet natural dan bahan penguat
modulus (ML) kg- 1,21 1,49 2,40 2,17 3,14
yang telah diuji dari ke lima sampel
cm
Opt.torque tersebut, Dipilih sampel ke dua yang
modulus (M90) kg- 37,70 36,25 38,13 38,86 37,75 merupakan hasil terbaik dari nilai
cm pengujian fisika karet. Susunan bahan
Optimum cure campuran diolah dengan proses dingin dan
3,07 2,55 4,21 3,67 2,81
time (t90), minutes selanjutnya dilakukan proses pematangan
Scorch time
(ts2),minutes
1,09 1,07 2,57 2,01 1,07 karet sehingga campuran atau compound
Cure rate index, dapat dibentuk sesuai cetakan treat/tapak
1,98 1,48 1,64 1,66 1,74 ban, seperti terlihat pada Gambar 4.
point/minute
3. Uji Fisika
Dari data rata-rata pengujian
perpanjangan putus dari semua bahan,
dapat dinyatakan bahwa nilai perpanjangan
putus dari bahan sampel dua yang paling
tinggi, yaitu 260 % dari bahan semula.
Pada pengujian tegangan putus (Tensile
strength) dilaksanakan sebanyak 5 kali
pengujian setelah itu diambil rata-rata dari
ke 5 pengujian. Sehingga dihasilkan nilai
tegangan putus dan perpanjangan putus
dari masing-masing bahan. Nilai Tegangan Gambar 4. Natural rubber/karet alam

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 196


Proses pencetakan spoke diawali telah dilakukan dengan hasil bahwa roda
dengan pembuatan casting atau cetakan sudah mampu menahan beban kendaraan
yang terbuat dari bahan aluminium sesuai 40.000 N, namun belum dilakukan
dengan desain spoke yang telah didesain pengujian kualitas bahan yang dilakukan
dan disimulasikan dengan Solid Work. secara dinamis dengan menggunakan
Proses pencetakan dilakukan dengan variabel keamanan serta kenyamanan yang
mencairkan bahan poliurethane dan bahan lebih bila dibandingkan dengan
penguat lainnya dan dilakukan uji menggunakan ban konvensional.
kekerasan dengan nilai kekerasan pada
shore A 70 HRD. REFERENSI
Setelah selesai proses pencetakan [1]. Chih-Hsing Chu, Mu-Chi Song,
tread dan spoke selesai, proses selanjutnya Vincent C.S. Luo, 2005.
adalah proses assembling kedua komponen ‘Computer aided parametric
tersebut dengan cara dilakukan design for 3d Tyre mold
pengepresan antara dua komponen production’.
tersebut.
[2]. Pajtas , S., 1990."Polyurethane non -
pneumatic tyres technology -
development and tes ting
history," SAE Technical
Paper 900763, 1990, doi:
10.4271/ 900763.
[3]. K.Periasamy, 2014., Design And
Development Of Air-Less Car
Tyre., Department of
Mechanical Engineering, J.J
Gambar 5. Proses pencetakan spoke
College of Engineering &
poliurethane
Technology, Trichy – 09.
Roda tanpa udara setelah selesai Tamil Nadu, India.
secara menyeluruh dilakukan finishing dan
[4]. Jaehyung, Ju., 2014. “Optimizat ion
pengecekan, dilanjutkan dengan uji coba
of Geo metry and Material
langsung di kendaraan untuk mengetahui
properties of a non -
kualitas hasil rancang bangun dan
pneumatic tyre for reducing
ketahanan bahan terhadap keausan serta
rolling res is tance” Int. J.
kesetabilannya.
Vehic le Des ign, Vol. 66, No.
2, 2014.
[5]. Kim, K. and Kim, D.2011, " Contact
pressure of non -pneumatic
tyres with hexagonal lattice s
pokes ," SAE Technical Paper
2011-01-0099, 2011, doi:
10.4271/2011 -01-0099.
[6]. Umesh G.C., 2016. Design and
Analysis of Non-Pneumatic
Gambar 6. Hasil proses akhir rancangan
Tyre (NPT) With Honeycomb
KESIMPULAN Spokes Structure, A mbedkar
Ins titute of Technology
Analisis statis dan dinamis dari Bengaluru, India.
roda tanpa udara hasil rancang bangun

197 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018

Anda mungkin juga menyukai