Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok ke-3 Business Economics

Nama Kelompok :

 Ririt Lukmansyah - 2401967422


 Lutfi Hanif Nabila - 2440126650
 Irfan Fahmil Huda - 2101721400
 Giveni Gracela Sutandy - 2440126114
 Zaidan Nafil Fadhlurrahman – 2440126663

1. a. Jelaskan perbedaan utama dari bentuk pengangguran siklikal, struktural dan friksional
dan berikan contohnya !

Pengangguran Siklikal/Siklis : Adalah Pengangguran yang terjadi sebagai akibat oleh perubahan –
perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pada waktu perekonomian mengalami
kemunduran, perusahaan – perusahaan harus mengurangi kegiatan produksi. Hal ini berarti jam kerja
dikurangi, Sebagian mesin tidak digunakan dan tenaga kerja diberhentikan, sehingga dengan
demikian kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingkat pengangguran

Contoh : Turunnya permintaan barang elektronik berupa televisi menyebabkan berkurangnya jumlah
tenaga kerja yang bekerja di pabrik tersebut.

Pengangguran Struktural : Adalah Pengangguran yang terjadi sebagai akibat adanya perubahan
struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi suatu negara

Contoh: Perubahan struktur perekonomian yang awalnya struktur pertanian menjadi struktur
perindustrian, akibat terjadinya perubahan struktur perekonomian tersebut, maka tenaga kerja
dituntut memiliki keahlian dalam bidang perindustrian agar mampu bekerja, keahlian tersebut
misalnya keahlian dalam mesin pabrik seperti petani yang kehilangan pekerjaannya karena tanah
garapannya diubah menjadi pabrik besar. Petani tersebut tidak memiliki keterampilan dalam
mengoperasikan mesin pabrik yang akhirnya menjadi pengangguran struktural

Pengangguran Friksional : Adalah jenis pengangguran yang terjadi hanya sementara waktu,
misalnya sementara untuk menunggu panggilan kerja atau mogok kerja

Contoh: Seorang pekerja yang bekerja pada pabrik tekstile yang ingin pindah pekerjaan pada pabrik
plastik, dengan harapan agar bisa mendapatkan yang lebih baik.

ECON6098 – Business Economics-R0


b. Jelaskan pula perbedaan tenaga kerja dan angkatan kerja !

Tenaga Kerja : Menurut UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 tenaga kerja merupakan setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Penduduk usia kerja yang diberlakukan di
Indonesia sejalan dengan The Labour Force Concept yang disampaikan Organisasi Tenaga Kerja
Internasional (ILO). Mereka yang masuk usia kerja yaitu berumur minimal 15-64 tahun. Tenaga
kerja masih dibagi menjadi dua bagian yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan Kerja : Angkatan kerja merupakan penduduk usia produktif/usia kerja 15 tahun ke atas
yang telah memiliki pekerjaan, sementara tidak bekerja, atau menganggur. Contoh orang yang punya
pekerjaan namun sementara tidak bekerja adalah pekerja sedang cuti, sakit, mogok kerja,
izin/berhalangan, dan sebagainya. 

2. Perhatikan tabel Jumlah Penduduk usia kerja, jumlah penduduk yang bekerja dan jumlah
pengangguran di Indonesia tahun 2010-2018 berikut ini.

Periode Penduduk Usia kerja Bekerja Pengangguran


(Agustus)
2010 172,070,339 108,207,767 8,319,779
2011 173,851,717 107,416,309 8,681,392
2012 176,873,832 112,504,868 7,344,866
2013 179,967,361 112,761,072 7,410,931
2014 182,992,204 114,628,026 7,244,905
2015 186,100,917 114,819,199 7,560,822
2016 189,096,722 118,411,973 7,031,775
2017 192,079,416 121,022,423 7,040,323
2018 194,779,441 124,004,950 7,000,691

Hitunglah jumlah angkatan kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat pengangguran!

Periode Penduduk Bekerja Penganggura Angkatan Tingkat Tingkat


Usia Kerja n kerja Partisipasi pengangguran
Angkatan
Kerja

2010 172.070.339 108.207.767 8.319.779 116.527.546 67.72% 7.14%

2011 173.851.717 107.416.309 8.681.392 116.097.701 66.78% 7.48%

2012 176.873.832 112.504.868 7.344.866 119.849.734 67.76% 6.13%

ECON6098 – Business Economics-R0


2013 179.967.361 112.761.072 7.410.931 120.172.003 66.77% 6.17%

2014 182.992.204 114.628.026 7.244.905 121.872.931 66.60% 5.94%

2015 186.100.917 114.819.199 7.560.822 122.380.021 65.76% 6.18%

2016 189.096.722 118.411.973 7.031.775 125.443.748 66.34% 5.61%

2017 192.079.416 121.022.423 7.040.323 128.062.746 66.67% 5.50%

2018 194.779.441 124.004.950 7.000.691 131.005.641 67.26% 5.34%

Langkah 1. Identifikasi rumusnya

Asumsikan variabel berikut:

N mengacu pada jumlah penduduk usia kerja untuk tahun yang bersangkutan

E mengacu pada jumlah penduduk yang bekerja untuk tahun yang bersangkutan

U mengacu pada jumlah penduduk yang menganggur untuk tahun yang bersangkutan

Untuk menghitung Angkatan Kerja digunakan rumus sebagai berikut:

Tenaga Kerja = E + U

Untuk menghitung Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja digunakan rumus sebagai berikut:

Langkah 2. Hitung

Untuk mendemonstrasikan perhitungan tersebut, tahun 2010 digunakan sebagai contoh.

Pada tahun 2010, diberikan hal-hal sebagai berikut:

N = 172070339

E = 108207767

U = 8319779

Angkatan Kerja tahun 2010:

ECON6098 – Business Economics-R0


Tenaga Kerja = E + U

Labor Force = 108207767 + 8319779

Labor Force = 116527546

Catatan: jawaban di atas dibulatkan ke 2 tempat desimal terdekat

Tingkat Pengangguran 2010:

Catatan: jawaban di atas dibulatkan ke 2 tempat desimal terdekat

Penghitungan yang sama dilakukan untuk tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018.

3. Jelaskan perbedaan antara inflasi dan deflasi dan bagaimana akibat terjadinya inflasi dan akibat
terjadinya deflasi bagi perekonomian ?

Inflasi dan Deflasi

Inflasi dan deflasi adalah proses dalam perekonomi yang bertolak belakang. Jika inflasi adalah kenaikan
harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam periode waktu tertentu. Deflasi adalah
penurunan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam periode waktu tertentu.

Inflasi dan deflasi terjadi karena perubahan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Seperti hukum
permintaan dan penawaran, jika kemudian uang beredar di masyarakat bertambah, maka secara teori
nilainya akan turun walau secara nominal tetap. Itulah yang menyebabkan penurunan nilai uang, sehingga
harga barang dan jasa naik.

ECON6098 – Business Economics-R0


Sedangkan deflasi, kebalikan dari inflasi. Deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa secara umum
dalam periode waktu tertentu, bulanan, tiga bulanan, atau tahunan. Secara teori, deflasi atau penurunan
harga terjadi seiring dengan kenaikan nilai tukar mata uang karena uang beredar di masyarakat berkurang.

Efek Inflasi dan Deflasi ke Perekonomian

Inflasi dan deflasi membawa efek besar bagi perekonomian, baik positif maupun negatif. Bisa jadi tidak
ada negara yang menginginkan terjadi deflasi. Namun tidak ada negara juga yang berharap terjadi inflasi
tinggi atau hyperinflation.

Tingkat inflasi yang sehat adalah 2-3%. Inflasi sebesar itu dianggap positif karena bisa mendorong
pertumbuhan ekonomi, termasuk peningkatan upah dan kenaikan keuntungan perusahaan juga aliran
modal. Namun jika lebih tinggi, maka inflasi menyebabkan kenaikan harga sehingga menyusahkan
masyarakat terutama masyarakat kelas bawah.

Deflasi dihindari karena lebih banyak memberikan efek negatif bagi perekonomian. Beberapa efek deflasi
yang berkepanjangan adalah turunnya pendapatan perusahaan seiring dengan penurunan harga barang dan
jasa. Seiring dengan turunnya pendapatan perusahaan, maka akan disusul dengan penurunan keuntungan
industri sehingga menyebabkan penurunan upah dan PHK.

ECON6098 – Business Economics-R0

Anda mungkin juga menyukai