Anda di halaman 1dari 7

(Monday, March 1 st 2021)

Persediaan merupakan salah satu akun maupun komponen penting dalam laporan keuangan.
Mengapa? Karena akun persediaan diharapkan akan mendatangkan penghasilan yang besar, mudah
diselewengkan, jumlahnya relatif banyak, penyimpanan pada gudang yang biasanya tersebar luas,
barang yang tumpah tindih, dan lain sebagainya. Karena hal-hal tersebut lah akun peersediaan menjadi
komponen yang penting dan menjadi komponen yang relatif lebih lama di audit dalam proses audit.

Dalam dunia akuntansi dikenal ada 2 metode pencatatan persediaan diantaranya Perpetual dan
Periodik. Pada metode Perpetual pencatatan persediaan dilakukan secara permanen atau terus menerus,
detail atau terperinci pada setiap transaksi. Dan metode ini jugalah yang diakui oleh perpajakan.
Sedangkan pada metode Periodik perpindahan barang yang keluar maupun masuk tidak akan dicatat.
Pencatatan barang dilakukan oleh perusahaan barang dagang melalui akun penjualan untuk transaksi
penjualan barang dan akun pembelian untuk transaksi pembelian barang.

Contoh :
- Perpetual - Periodik
Persediaan XX Pembelian XX
Kas/Utang XX Kas/Utang XX
Work In Process XX
Raw Materials XX
Finish goods XX
Work in process XX
> Penjualan > Penjualan
Kas/Piutang XX Kas/Piutang XX
Penjualan XX Penjualan XX
HPP XX
Pers. barang jadi XX
> Acrual Basis > Cash Basis
> Langsung Diinventarisasi > Di inventarisasi saat penyajian Lap.keu

Dalam akuntansi dikenal ada 3 metode penilain persediaan, antara lain FIFO, LIFO, dan Average.
Metode FIFO merupakan metode penilaian barang dagangan berdasarkan harga barang yang dibeli/
diterima pertama di gudang, Metode LIFO merupakan metode penilaian barang dagangan berdasarkan
harga barang yang dibeli/ diterima terakhir di gudang, dan Metode average atau metode rata-rata
tertimbang, harga pokok penjualan per unit barang dagangan dihitung dengan membagi total pembelian
barang dengan jumlah barang yang tersedia.

1. Skedul Produksi– Disiapkan berdasarkan permintaan yang diharapkan untuk produk entitas.

2. Laporan Penerimaan – Mencatat penerimaan barang dari vendor.

3. Daftar Permintaan Bahan Baku –Biasanya digunakan perusahaan manufaktur untuk


menelusuri material selama proses produksi.

4. Arsip Induk Persediaan – Memuat semua informasi penting terkait persediaan entitas, termasuk
catatan persediaan perpetual.

5. Informasi data produksi – Informasi produksi mengenai transfer barang dan akumulasi biaya
yang terkait pada tiap tahap produksi seharusnya dilaporkan.

6. Laporan Akumulasi dan Variasi Biaya – Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
dibebankan pada persediaan sebagai bagian proses manufaktur.

7. Laporan Status Persediaan – Menunjukkan jenis dan jumlah produk ditangan.

8. Pengiriman Pesanan – Digunakan untuk memindahkan barang dari laporan persediaan


perpetual.
Auditor seharusnya mempertimbangkan faktor terkait industri, karakteristik pengoperasian dan
perikatan ketika menilai kemungkinan adanya salah saji material. Jika persaingan industri sangat
ketat, mungkin ada masalah dengan valuasi yang tepat persediaan. Perubahan teknologi dalam industri
tertentu juga dapat mempromosikan salah saji material karena usang. Produk yang kecil dan bernilai
tinggi lebih rentan terhadap pencurian. Auditor harus waspada terhadap transaksi pihak terkait untuk
memperoleh bahan baku dan menjual produk jadi. Salah saji tahun sebelumnya merupakan indikator
yang baik dari salah saji potensial dalam tahun berjalan.

Tiga tahap utama yang ada dalam pengaturan risiko pengendalian untuk proses manajemen
SDM, antara lain :

1. Memahami dan mendokumentasikan proses manajemen persediaan berdasarkan strategi


kepercayaan.

2. Merencanakan dan melakukan pengujian pengendalian pada transaksi persediaan

3. Menetapkan dan mendokumentasikan risiko pengendalian untuk proses manajemen persediaan.


Asersi mengenai Golongan Transaksi, Peristiwa, Saldo Akun dan Pengungkapan untuk Persediaan :

1. Keterjadian, transaksi dan peristiwa persediaan adalah valid


2. Kelengkapan. Semua transaksi dan peristiwa persediaan telah dicatat.
3. Otorisasi. Seluruh transaksi dan peristiwa persediaan telah diotorisasi dengan tepat
4. Akurasi, Transaksi persediaan telah dihitung dan dicatat dengan tepat
5. Pisah Batas. Penerimaan dan pengiriman persediaan dicatat dalam periode akuntansi yang benar.
6. Klasifikasi, persediaan dicatat dalam akun yang benar

Asersi mengenai saldo akun pada akhir periode:

1. Keberadaan. Persediaan dicatat dalam buku dan catatan yang memang benar ada
2. Hak dan Kewajiban. Entitas telah mengubah hak legalnya pada persediaan dicatat
3. Kelengkapan. Semua persediaan telah dicatat
4. Penilaian dan Alokasi. Persediaan telah dicatat dengan tepat sesuai dengan PABU

Asersi mengenai Penyajian dan Pengungkapan:

1. Kejadian, hak dan kewajiban. Seluruh peristiwa, transaksi, dan hal lain yang diungkapkan
terkait persediaan memang telah terjadi dan merupakan milik entitas
2. Kelengkapan. Seluruh pengungkapan terkait persediaan yang seharusnya dimasukkan dalam
laporan keuangan telah dimasukkan
3. Klasifikasi dan keterpahaman. Informasi keuangan terkait persediaan telah disajikan dan
dijelaskan dengan tepat dan pengungkapan dinyatakan dengan jelas.
4. Akurasi dan penilaian. Informasi keuangan dan lainnya terkait persediaan telah diungkapkan
secara wajar dan dalam jumlah yang benar.

Bahan Baku, Menentukan biaya bahan bakui membutuhkan biaya pemerikasaan kuantitas dan jenis
material yang dimasukkan dalam produk dan harga produk.

Tenaga Kerja, Penentuan tenaga kerja membutuhkan bukti mengenai jenis dan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan untuk produksi dan upah tenaga kerja.

Overhead, Auditor mengumpulkan bukti mengenai biaya overhead dengan meninjau metode alokasi
overhead klien untuk kelogisannya.

Selama observasi perhitungan persediaan fisik, auditor seharusnya melakukan hal berikut:

1. Memastikan tidak ada produksi yang diskedulkan


2. Memastikan bahwa tidak ada pergerakan barang selama perhitungan persediaan.
3. Memastikan bahwa tim perhitungan klien mengikuti intruksi perhitungan persediaan.
4. Melakukan pengujian perhitungan dan mencatat satu sampel perhitungan dalam kertas kerja.
5. Memperoleh informasi pengendalian label untuk menguji kompilasi persediaan klien
6. Memperoleh Informasi pisah batas, termasuk jumlah pengimiran terakhir dan dokumen
penerimaan yang diterbitkan pada tanggal perhitungan fisik.
7. Mengamati kondisi persediaan untuk komponen yang mungkin usang..
8. Meminta keterangan tentang barang konsinyasi yang ada untuk pihak lain atau disimpan dalam
dasar “bill and hold”

Pengujian Transaksi, Saldo Akun dan Pengungkapan Persediaan

1. Keterjadian. Menjamin suatu sample persediaan tambahan pada laporan penerimaan dan daftar
permintaan pembelian.
2. Kelengkapan. Menelusuri suatu sampel laporan penerimaan pada catatan persediaan
3. Otorisasi. Menguji suatu sampel pengiriman persediaan untuk memastikan bahwa ada tiket
pengiriman yang telah disetujui dan penjualan pada pelanggan.
4. Akurasi. Menghitung ulang akurasi sistematis suatu sampel transaksi persediaan.
5. Pisah batas. Menelusuri suatu sampel kartu jam kerja sebelum dan sesudah periode berakhir
pada laporan persediaan mingguan yang sesuai, dan menelusuri laporan persediaan mingguan
ke buku besar untuk melakukan verfikasi.
6. Klasifikasi. Menguji suatu sampel cek persediaan untuk klasifikasi yang tepat dalam akun biaya

Pengujian Rinci atas Saldo Akun

1. Keberadaan. Melakukan obervasi perhitungan persediaan fisik


2. Hak dan Kewajiban. Melakukan verifikasi bahwa persediaan yang disimpan sebagai konsinyasi
untuk pihak lain tidak dimasukkan dalam persediaan.
3. Kelengkapan. Menelusuri pengujian perhitungan dan label informasi pengendalian yang ada
dikompilasi persediaan.
4. Penilaian dan Alokasi. Memperoleh salinan kompilasi persediaan dan memberikan persetujuan
untuk total nilainya ke buku besar. Menelusuri pengujian dan label informasi pengendalian yang
ada di kompilasi persediaan. Menguji akurasi matematis atas perkalian dan penjumlahan
kompilasi persediaan. Meminta keterangan manajemen terkait persediaan yang usang mengalami
pergerakan yang lambat dan kuantitas berlebih.
Pengujian Rinci Atas Pengungkapamn

1. Keterjadian, serta hak dan kewajiban. Meminta keterangan manajemen dan melakukan review
berbagai perjanjian pinjaman dan dewan direksi untuk berbagai indikasi bahwa persediaan
telah dijaminkan atau dilekatkan pada hal lain
2. Kelengkapan. Melengkapi checklist pelaporan keuangan untuk memastikan bahwa semua
pengungkapan laporan keuangan terkait persediaan telah dibuat
3. Klasifikasi dan keterpahaman. Melakukan review kompilasi persediaan untuk klasifikasi yang
sesuai antara bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Membaca catatan kaki
laporan keuangan untuk memastikan bahwa pengungkapan yang diperlukan dapat dipahami.
4. Akurasi dan penilaian. Menentukan jika metode biaya telah diungkapkan secara akurat.
Meminta keterangan manajemen mengenai masalah yang terkait likuiditas. Membaca catatan
kaki dan informasi lain dalam laporan keuangan untuk memastikan bahwa informasi tersebut
akurat dan disajikan secara memadai pada jumlah yang tepat.

Perbedaan fisik buku:


1. Kesalahan Persediaan Pisah Batas
2. Memo tidak dilaporkan
3. Pencurian.
.
Komponen pengungkapan untuk persediaan dan akun terkait:
1. Metode biaya (FIFO, LIFO, retail method).
2. Komponen persediaan.
3. Kontrak pembelian jangka panjang.
4. Persediaan dikonsinyasi.
5. Pembelian dari pihak-pihak terkait.
6. Likuidasi FIFO.
7. Persediaan yang dijaminkan atau dijanjikan.
8. Pengungkapan kerugian tidak biasa dari penghapusan nilai persediaan atau kerugian dari
komitmen pembelian jangka panjang.
9. Kewajiban garansi.

Anda mungkin juga menyukai