Anda di halaman 1dari 7

Proposal Usaha Produksi Dodol Ketan

Kewirausahaan

Disusun oleh :

Syafril Rahmst Umsr

4211419074

Dosen Pengampu : Dra. Langlang Handayani, M. App. Sc.

Universitas Negeri Semarang

Tahun Akademik 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dodol merupakan salah satu makanan tradisional yang mudah dijumpai di


beberapa daerah di Indonesia yang merupakan makanan berasal daru Jawa Barat
dengan bahan dasar tepung beras ketan, santan, susu, gula, dan perasa lainnya yang
dididihkan hingga menjadi kental dan berminyak tidak lengket, dan apabila dingin pasta
akan menjadi padat, kenyal dan dapat diiris. Dodol memiliki rasa manis gurih, berwarna
coklat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah. Masing-masing daerah
memiliki nama khas, dodol garut berasal dari garut dan dodol kudus berasal dari kudus,
dengan bahan dasar tepung ketan. Di samping itu dodol juga dibuat dari buah dan sayur,
seperti dodol apel, dodol sirsak, dodol wortel dan sebagainya, sehingga dodol sebagai
salah satu produk olahan hasil pertanian. (Mulyana, 2018).
Dodol diketahui memiliki umur simpan yang relatif pendek. Umur simpan
dodol bermacam - macam tergantung jenisnya, misalnya umur simpan dodol ketan
adalah minimal 7 hari pada suhu ruang, umur simpan dodol terong ungu adalah 5 hari
pada suhu ruang dan umur simpan dodol pisang awa adalah 8 hari pada suhu ruang.
Dodol merupakan makanan semi basah yang memiliki tekstur plastis. Sifat
organoleptik yang khas dimiliki dodol adalah berwarna coklat, dan memiliki rasa yang
manis, gurih dan legit dengan tekstur yang plastis. Jenis dodol sangat beragam
tergantung keragaman campuran tambahan dan juga cara pembuatannya. Produk
olahan dodol banyak digemari oleh masyarakat, hal ini karena dodol memiliki variasi
rasa dan harga terjangkau. Buah dan sayur merupakan bahan alami digunakan untuk
memperkaya cita rasa dan nilai gizi dodol. Labu kuning sebagai salah satu buah yang
dapat ditambahkan sebagai campuran bahan dodol. (Prayitno, 2017)
Rumput laut merupakan salah satu komoditi laut yang sangat berlimpah. Jenis
yang paling banyak di budidayakan di Indonesia yaitu eucheuma yang tersebar hampir
diseluruh wilayah Indonesia. Selain memiliki banyak kegunaan juga akan bernilai
ekonomis setelah mendapatkan penanganan lebih lanjut. Pada umumnya penanganan
pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampai pengeringan saja. Pemanfaatan
rumput laut sebagai dodol juga dapat meningkatkan nilai ekonomis serta daya guna
dalam deversifikasi produk. Selain itu masih banyak varian dan jenis pada dodol,
contohnya dodol yang diberi irisan/potongan kelapa muda ditambah sedikit corak
menggunakan susu atau santan. Inovasi ini akan membuat produk dodol dapat bersaing
di pasaran, tergantung cara publikasi dan promosinya. Anlisis peluang usaha harus
dilakukan sebelum memulai usaha, mulai dari produk apa yang dipilih sampai dengan
melihat persaingan di pasaran atau media promosi yang tepat digunakan. (Teguh,
2014).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh kelapa muda dan susu terhadap tekstur dan komposisi dodol?
2. Bagaimana pemasaran produk dodol yang memiliki inovasi baru dikenal oleh
komsumen?
3. Bagaimana pengaruh produksi dodol terhadap sumber daya yang ada di sekitar?
4. Bagaimana cara agar pengeluaram tidak lebih dari pemasukan pada proses produksi
supaya tidak timbul padat karya?
C. Tujuan program
1. Untuk mengetahui pengaruh kelapa muda dan susu terhadap tekstur dan komposisi
dodol.
2. Untuk mengetahui cara yang tepat dalam pemasaran produk dodol yang memiliki
inovasi baru dikenal oleh komsumen.
3. Untuk mengetahui pengaruh produksi dodol terhadap sumber daya yang ada di
sekitar.
4. Untuk mengetahui cara agar pengeluaram tidak lebih dari pemasukan pada proses
produksi supaya tidak timbul padat karya.
D. Luaran yang diharapkan

Dari program usaha ini, diharapkan dapat menghasilkan produk dodol ketan
yang berbahan dasar dari alam, memiliki inovasi baru, dan memiliki kualitas yang baik
sehingga mampu bersaing di pasaran. Selain itu, melaui ide kreatif ini para produsen
dodol bisa berfikir dengan kreatif supaya memberikan warna baru pada produk dodol
mereka.

E. Manfaat

Dengan memproduksi dodol yang berbahan dasar alami akan membuat


makanan yang sehat dan memiliki mutu yang tinggi. Dodol ini menciptakan inovasi
baru dan mendorong manusia untuk berfikir matang dalam persaingan usaha.selain itu,
dampak ekonomi pangan akan terpenuhi sehingga SDM (sumber daya manusia) akan
menjadi unggul dan dipakai dalam usaha-usaha kecil pembuatan dodol, mengurangi
angka pengangguran dan berani menciptakan lapangan kerja sendiri. Selain itu, dodol
merupakan makanan warisan dari zaman dahulu. Jadi pembuatan dodol ini dapat
melestarikan budaya Indonesia melalui makanan khasnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen produksi

Pembuatan dodol sebenarnya cukup mudah dan terjangkau, namun prosesnya


butuh kesabaran dan ketelitian. Sekali membuat manajemen waktu yang salah, pasti
hsilnya sangat mengecewakan. Dodol dibuat dari bahan-bahan adonan tepung ketan,
pati (tapioka), gula jawa, pemanis alami, susu, santan, dan kelapa menggunakan mesin
khusus. Mesin ini bekerja dengan bantuan tenaga listrik untuk meratakan adonan yang
di bawahnya diberi nyala api. Berikut proses pembuatan dodol ketan :

1. Bahan-bahan yang sudah disiapkan dicampur dalam keadaan encer bersama dalam
kuali besar dengan mesin dan dimasak dengan api sedang sampai besar.
2. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan
begitu saja, maka dodol akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk
kerak.
3. Campuran dodol harus diaduk terus menerus menggunakan mesin untuk
mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan
waktu 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk
dimakan rasanya masih hambar.
4. Setelah 2 jam, pada umumnya campuran dodol akan berubah warna menjadi cokelat
pekat dan terlihat corak putih + irisan kelapa. Pada saat itu juga campuran dodol
akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
5. Dodol harus diaduk terus-menerus agar gelembung-gelembung udara yang
terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap
untuk diangkat.

6. Terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar. Untuk
mendapatkan hasil yang baik dan rasa yang sedap, dodol harus berwarna cokelat
tua, berkilat dan pekat. Setelah didinginkan, dodol tersebut bisa dipotong-potong
sesuai keinginan dan siap dimakan.

Proses di atas merupakan perkembangan dari proses-proses sebelumnya melalui


inovasi baru yaitu menggukan bahan alami dan terdapat banyak varian. Perlu diketahui
bahwa pembuatan dodol ini terlihat mudah, namun di samping itu terdapat banyak
kendala jika kurang sabar dan kurang teliti. Takaran yang digunakan harus sesuai
dengan apa yang ada pada prosedur produksi dan waktu pembuatan yang pas untuk
menghasilkan produk yang baik.

B. Manajemen pemasaran

Untuk melakukan proses penjualan di pasaran, dapat memnggukan beberapa media :

1. Media sosial : promosi dalam penjualan produk dodol ketan dapat dilakukan melaui
media sosial, contohnya instagram, facebook, twiter, WA, dan toko-toko online
lainnya. Cukup besar peluang usaha di dunia digital dengan memanfaatkan media
sosial. Dalam bersaing di media sosial pastinya harus memasang promosi iklan
yang menarik dan mudah diterima konsumen serta menunjukkan testimoni dengan
orang lain sebagai bukti keaslian produk.
2. Menitipkan produk pada penjual di tempat-tempat umum, seperti di tempat-tempat
religi. Maksudnya adalah produsen menitipkan barang kepada distributor untuk
dijualkan ke konsumen. Media ini paling sulit pendapatannya dibandingkan dengan
media-media lainnya.
3. Menjual secara langsung kepada konsumen di pasar dagang. Peluang terbesar
memperoleh pemasukan adalah melaui media ini. Kegiatan ini dilakukan di tempat-
tempat yang ramai orang, seperti tempat religi dan tempat rekreasi. Walaupun
menguras banyak tenaga dan tambah anggaran, namun hasilnya sangat
menguntungkan bagi produsen untuk satu kali jual.

Harga penjualan dodol ketan terbilang sangat terjangkau, yaitu Rp. 15.000
perkilo untuk varian rasa campuran, yang biasa hanya Rp. 12.000 perkilo. Sangat ketat
persaingan dari produk dodol ketan ini di pasaran. Oleh karena itu, pemasaran sangat
penting agar produk dodol ketan mudah terjual di semua kalangan.
C. Manajemen sumber daya

1. Sumber daya alam (SDA)

SDA merupakan komponen penting dalam proses produksi. Kekayaan alam


sekitar menjadi anugrah dari Allah SWT yang tidak bisa dilupakan. Rasa syukur
selalu terucap jika melihat melimpahnya sumber daya alam yang bisa dijadikan dan
dimanfaatkan manusia untuk kehidupan, mulai makhluk yang kecil hingga makhluk
yang besar. Flora dan fauna sangat melimpah di alam yang bisa dimanfaatkan
manusia untuk memenuhi kehidupan sesuai aturan yang ada.

Proses produksi dodol ini telah memanfaatkan bahan dari alam. Kayu bakar
bekas digunakan sebagai sumber api diambil dari alam, buah kelapa digunakan
sebagai varian rasa dari dodol, tepung ketan dan pati (tapioka) yang diolah dari
singkong pilihan, dan gula jawa diolah dari tanaman tebu. Semua bahan tersebut
merupakan bahan alami yang digunakan dalam produk dodol ketan.

2. Sumber daya manusia (SDM)

Dengan terciptanya usaha dari inovasi baru, maka terciptalah lapangan


pekerjaan bagi manusia. Manusia diajarkan untuk belajar bagaimana memanfaatkan
dan mengolah sumber daya alam yang ada menjadi sebuah produk yang bernilai
ekonomis. Dengan demikian, angka pengangguran akan berkurang dan dapat
meningkatkan perekonomian yang maju untuk Indonesia.

D. Manajemen keuangan
Anggaran dana satu kali produksi :
No. Jenis alat dan bahan Harga
1. Tepung ketan 5 kg Rp. 30.000,-
2. Pati kaji (topika) 2 kg Rp. 10.000,-
3. Gula jawa 15 kg Rp. 150.000,-
4. Kelapa Rp. 10.000,-
5. Kayu bakar Rp. 20.000,-
6. kWh listrik (untuk mesin produksi) Rp. 15.000,-

Total pengeluaran satu kali produksi = Rp. 235.000,-


BAB III
KESIMPULAN

Dodol ketan merupakan makanan khas daerah Jawa yang berasal dari Jawa Barat kini
tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Dodol ketan memang
tidak dijadikan sebagai makanan pokok, namun dodol memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi untuk menghasilkan energi bagi manusia. Dodol terbuat dari bahan adonan alami yaitu
tepung ketan, pati (tapioka), gula jawa, kelapa, susu, dan santan. Proses pembuatannya terlihat
mudah, namun jangan membuat dodol lepas dari pengawsan agar produk yang dihasilkan baik
dan enak untuk dimakan. Produk dodol ketan telah memanfaatkan bahan-bahan yang diambil
dari alam dan diolah menjadi satu adonan. Oleh karena itu, sumber daya alam berhasil dipakai
dan dimanfaatkan untuk diolah menjadi suatu produk yang berkualitas. Hal tersebut memicu
manusia untuk berfikir bagaimana memanfaatkan alam sekitar dan menjaganya agar tidak mati.
Mulai dari sinilah terjadi keseimbangan anatara SDA dan SDM karena SDA dapat
dimanfaatkan secara benar dan manusia yang berfikir untuk mengolahnya menjadi suatu
potensi usaha bermula dari usaha kecil sampai besar.

Daftar pustaka

Mulyana, Karim.”Makanan Khas Dodol yang Kaya akan Khasiat”.Kuliner Khas Daerah

Jawa.4 (2018):Print Press.

Prayitno, Sigit.”Bahan Sehat pada Makanan Khas Indonesia’.”Bincang Makanan’.5 (2017):

Pustaka Ilmu.

Teguh, Sarwo.”Manajemen Produk Usaha Makanan”.Kiat Sukses Usaha Dagang.10 (2014):

Cadangan Ilmu Press.

Anda mungkin juga menyukai