Kewirausahaan
Disusun oleh :
4211419074
PENDAHULUAN
Dari program usaha ini, diharapkan dapat menghasilkan produk dodol ketan
yang berbahan dasar dari alam, memiliki inovasi baru, dan memiliki kualitas yang baik
sehingga mampu bersaing di pasaran. Selain itu, melaui ide kreatif ini para produsen
dodol bisa berfikir dengan kreatif supaya memberikan warna baru pada produk dodol
mereka.
E. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen produksi
1. Bahan-bahan yang sudah disiapkan dicampur dalam keadaan encer bersama dalam
kuali besar dengan mesin dan dimasak dengan api sedang sampai besar.
2. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan
begitu saja, maka dodol akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk
kerak.
3. Campuran dodol harus diaduk terus menerus menggunakan mesin untuk
mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan
waktu 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk
dimakan rasanya masih hambar.
4. Setelah 2 jam, pada umumnya campuran dodol akan berubah warna menjadi cokelat
pekat dan terlihat corak putih + irisan kelapa. Pada saat itu juga campuran dodol
akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
5. Dodol harus diaduk terus-menerus agar gelembung-gelembung udara yang
terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap
untuk diangkat.
6. Terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar. Untuk
mendapatkan hasil yang baik dan rasa yang sedap, dodol harus berwarna cokelat
tua, berkilat dan pekat. Setelah didinginkan, dodol tersebut bisa dipotong-potong
sesuai keinginan dan siap dimakan.
B. Manajemen pemasaran
1. Media sosial : promosi dalam penjualan produk dodol ketan dapat dilakukan melaui
media sosial, contohnya instagram, facebook, twiter, WA, dan toko-toko online
lainnya. Cukup besar peluang usaha di dunia digital dengan memanfaatkan media
sosial. Dalam bersaing di media sosial pastinya harus memasang promosi iklan
yang menarik dan mudah diterima konsumen serta menunjukkan testimoni dengan
orang lain sebagai bukti keaslian produk.
2. Menitipkan produk pada penjual di tempat-tempat umum, seperti di tempat-tempat
religi. Maksudnya adalah produsen menitipkan barang kepada distributor untuk
dijualkan ke konsumen. Media ini paling sulit pendapatannya dibandingkan dengan
media-media lainnya.
3. Menjual secara langsung kepada konsumen di pasar dagang. Peluang terbesar
memperoleh pemasukan adalah melaui media ini. Kegiatan ini dilakukan di tempat-
tempat yang ramai orang, seperti tempat religi dan tempat rekreasi. Walaupun
menguras banyak tenaga dan tambah anggaran, namun hasilnya sangat
menguntungkan bagi produsen untuk satu kali jual.
Harga penjualan dodol ketan terbilang sangat terjangkau, yaitu Rp. 15.000
perkilo untuk varian rasa campuran, yang biasa hanya Rp. 12.000 perkilo. Sangat ketat
persaingan dari produk dodol ketan ini di pasaran. Oleh karena itu, pemasaran sangat
penting agar produk dodol ketan mudah terjual di semua kalangan.
C. Manajemen sumber daya
Proses produksi dodol ini telah memanfaatkan bahan dari alam. Kayu bakar
bekas digunakan sebagai sumber api diambil dari alam, buah kelapa digunakan
sebagai varian rasa dari dodol, tepung ketan dan pati (tapioka) yang diolah dari
singkong pilihan, dan gula jawa diolah dari tanaman tebu. Semua bahan tersebut
merupakan bahan alami yang digunakan dalam produk dodol ketan.
D. Manajemen keuangan
Anggaran dana satu kali produksi :
No. Jenis alat dan bahan Harga
1. Tepung ketan 5 kg Rp. 30.000,-
2. Pati kaji (topika) 2 kg Rp. 10.000,-
3. Gula jawa 15 kg Rp. 150.000,-
4. Kelapa Rp. 10.000,-
5. Kayu bakar Rp. 20.000,-
6. kWh listrik (untuk mesin produksi) Rp. 15.000,-
Dodol ketan merupakan makanan khas daerah Jawa yang berasal dari Jawa Barat kini
tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Dodol ketan memang
tidak dijadikan sebagai makanan pokok, namun dodol memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi untuk menghasilkan energi bagi manusia. Dodol terbuat dari bahan adonan alami yaitu
tepung ketan, pati (tapioka), gula jawa, kelapa, susu, dan santan. Proses pembuatannya terlihat
mudah, namun jangan membuat dodol lepas dari pengawsan agar produk yang dihasilkan baik
dan enak untuk dimakan. Produk dodol ketan telah memanfaatkan bahan-bahan yang diambil
dari alam dan diolah menjadi satu adonan. Oleh karena itu, sumber daya alam berhasil dipakai
dan dimanfaatkan untuk diolah menjadi suatu produk yang berkualitas. Hal tersebut memicu
manusia untuk berfikir bagaimana memanfaatkan alam sekitar dan menjaganya agar tidak mati.
Mulai dari sinilah terjadi keseimbangan anatara SDA dan SDM karena SDA dapat
dimanfaatkan secara benar dan manusia yang berfikir untuk mengolahnya menjadi suatu
potensi usaha bermula dari usaha kecil sampai besar.
Daftar pustaka
Mulyana, Karim.”Makanan Khas Dodol yang Kaya akan Khasiat”.Kuliner Khas Daerah
Pustaka Ilmu.