Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUSUN POLRES TYPE 36/47 KK
POLRES SERAM BAGIAN TIMUR POLDA MALUKU

1. PENDAHULUAN
1. Umum
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, amdal ramah lingkungan dan
dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan gedung Negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat memenuhi criteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya
dan criteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah,norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai
dengan kepentingan kegiatan.
2. Latar Belakang
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana
yang memuat masukan, azas, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam pelaksanaan tugas perencanaan. Dengan
penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup Perencanaan
Pembangunan Rusun Polres T. 36/ 47 KK Polres Seram Bagian Timur Polda
Maluku Pemegang Mata Anggaran adalah Kepolisian Daerah Maluku, Tahun
Anggaran 2021
2. Untuk penyelenggaraan termaksud, dibentuk organisasi pengelola satuan kerja
berdasarkan Surat Keputusan Kepolisian Daerah Maluku.

Hal - 0
2. ALASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kepolisian Daerah Maluku yang menyetujui kegiatan Perencanaan Pembangunan
Rusun Polres T. 36/ 47 KK Polres Seram Bagian Timur Polda Maluku
2. Dalam penyelenggaraan pekerjaan tersebut diperlukan suatu Kerangka Acuan Kerja
(KAK) bagi pekerjaan perencanaan/perancangan pekerjaan yang dimaksud, sehingga
diperoleh suatu fasilitas yang mampu mendukung dalam pencapaian sasaran kegiatan.
3. Konsultan perencana yang ditunjuk adalah rekanan/perusahaan pemenang pengadaan
jasa konsultan proyek dan atau yang ditunjuk langsung berdasarkan aturan yang
berlaku. Konsultan perencana yang ditunjuk harus memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan tugas konsultansi dalam bidang jasa perencanaan teknis.
4. Konsultan Perencana diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan proyek dan bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan yang
dilaksanakannya kepada Pengguna Anggaran dalam hal ini Kepolisian Daerah Provinsi
Maluku.
5. Dalam melaksanakan tugasnya, Konsultan perencana akan mendapat bantuan dari
PA/KPA/ Kepolisian Daerah Maluku.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang
memuat masukan, azas, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan kedalam pelaksanaan tugas perencanaan. Dengan penugasan ini
diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik
untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
Sedangkan maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Maksud Kegiatan
Perencanaan Pembangunan Rusun Polres T. 36/ 47 KK Polres Seram Bagian
Timur Polda Maluku ini membutuhkan dukungan sarana dan prasana yang sesuai
dengan tujuan untuk dapat memberikan pelayanan pada anggota Polisi polda Maluku
dengan tidak mengesampingkan dari sisi estetika bangunan gedung negara yang ada
dengan skala pelayanan publik.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan adalah untuk mendapatkan hasil perencanaan berupa drawing
engineering detail dan rencana anggaran biaya dan rencana kerja dan syarat-syarat
teknis terhadap Perencanaan Pembangunan Rusun Polres T. 36/ 47 KK Polres

Hal - 1
Seram Bagian Timur Polda Maluku secara tepat mutu, tepat waktu, tepat guna,
tertib administrasi dan keuangan (angkutabel)

4. SASARAN
a. Sasaran Kegiatan adalah Perencanaan Pembangunan Rusun Polres T. 36/ 47 KK
Polres Seram Bagian Timur Polda Maluku
b. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Rusun Polres T. 36/ 47 KK Polres
Seram Bagian Timur Polda Maluku terdiri dari komponen kegiatan :
1) Pekerjaan Persiapan;
2) Pekerjaan Master Plan Kawasan
3) Pekerjaan Sipil/Struktur;
4) Pekerjaan Arsitektur;
5) Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal (M/E);
6) Pekerjaan Arsitektur Interior
7) Pekerjaan Utilitas.
8) Pekerjaan Landscape
c. Tahap-tahap yang akan dilaksanakan adalah :
1) Persiapan perencanaan termasuk survey dan Pemeriksaan Tanah
(Boring/Sondir/Hand Boring);
2) Penyusunan Master Plan Kawasan
3) Penyusunan Pra-Rencana;
4) Pengembangan Rencana
5) Penyusunan Rencana Detail (Gambar Rencana/Kerja);
6) Penyusunan Rencana Anggaran Biaya;
7) Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat;
8) Penyusunan Bill Of Quantity (BOQ)
9) Pembuatan Animasi

Sesuai dengan lingkup dan tahap pelaksanaan kegiatan maka konsultan perencana harus
dapat mengalokasikan penugasan personil sesuai dengan kebutuhan lingkup dan tahapan
kegiatan dimaksud.

5. NAMA DAN ORGANISASI PA/KPA/PPK


Kementerian/Lembaga : Kepolisian Negara R.I

Hal - 2
Unit Organisasi : Polda Maluku
Unit Kerja : Biro Logistik Polda Maluku
Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Rusun Polres Type 36/ 47 kk Polres
Seram Bagian Timur Polda Maluku
Lokasi : Bula - Kabupaten Seram Bagian Timur Prov. Maluku
Sumber Dana :
Tahun Anggaran : 2021

6. SUMBER PENDANAAN
A. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada : DIPA Biro
Logistik Polda Maluku, Tahun Anggaran 2021 dengan besaran Pagu Anggaran sebesar
Rp. …………………..

B. BIAYA PERENCANAAN
1. Biaya pekerjaan konsultan perencana berdasarkan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) yang disusun adalah sebesar Rp. …………………..
dengan tata cara pembayarannya diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan
proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri
dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b. Materi dan penggandaan hasil perencanaan.
c. Pembelian dan atau sewa peralatan.
d. Sewa kendaraan.
e. Jasa dan overhead perencanaan.
f. Pajak dan iuran daerah lainnya.
2. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi
kemajuan pekerjaan bulanan/perencanaan (akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Perjanjian Kerja/Kontrak).

7. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


A. Lingkup Kegiatan Perencanaan

Hal - 3
Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara vide
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 22/PRT/M/2018
tanggal 15 Oktober 2018.
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah meliputi
tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik
bangunan gedung Negara yang terdiri dari :
a. Persiapan Perencanaan, yaitu kegiatan yang meliputi seluruh pekerjaan awal
sebelum pekerjaan dimulai : penyusunan jadwal, mobilisasi dan pengerahan
tenaga ahli, tenaga pendukung, rencana dan metode pengumpulan data dan
informasi lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK;
b. Mengidentifikasi kebutuhan Perencanaan Pembangunan Rusun Polres T. 36/
47 KK Polres Seram Bagian Timur Polda Maluku
c. Membuat analisa harga satuan untuk setiap item pekerjaan yang ada pada kegiatan
tersebut;
d. Menyusun konsep pendekatan program dan program standar ruang kantor dan
fungsi-fungsi lain yang terkait;
e. Menyusun Pra-Rencana, antara lain berupa gambar-gambar pra-rencana (rencana
site plan; bangunan yang terdiri dari denah, tampak dan potongan; jaringan
prasarana; konsep struktur, mekanikal dan elektrikal), perkiraan biaya
pembangunan dan garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
f. Melakukan koordinasi dan konsultansi dengan pengguna jasa untuk menampung
saran masukan dan aspirasi sebagai bahan pertimbangan dalam proses
perencanaan teknis;
g. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
1) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
2) Rencana arsitektur, dan uraian konsep yang mudah dimengerti;
3) Rencana sistem Mekanikal/Elektrikal;
4) Rencana utilitas;
5) Rencana Landscape
6) Perkiraan biaya.

h. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :


1) Gambar-gambar detail Arsitektur, Struktur, Utilitas dan Mekanikal/Elektikal,
yang sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui;

Hal - 4
2) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS);
3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (Bill of Quantity), rencana anggaran
biaya pekerjaan (RAB);
4) Pembuatan Animasi;
5) Membantu Kuasa pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) di dalam menyusun dokumen pelelangan dan pelaksanaan
pelelangan;
6) Membantu Pokja Pengadaan Barang dan Jasa pada waktu penjelasan
pekerjaan, termasuk menyusun kembali dokumen pelelangan dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang;
7) Mendampingi konsultan pengawasan selama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan kegiatan seperti :
a) Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila
ada perubahan.
b) Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa pelaksanaan konstruksi terutama mengenai detail gambar
perencanaan.
c) Memberikan saran-saran.
d)
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan KAK ini adalah lebih
lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian meliputi :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Akhir
4. Laporan Perencanaan meliputi :
a. Gambar Perencanaan
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
c. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
d. Laporan Perhitungan Struktur
e. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah
f. Album Gambar Presfektif 3D
5. Soft Copy Pelaporan
B. Data Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan perencanaan terletak di Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi
Maluku

Hal - 5
1. Untuk melaksanakan tugas konsultan perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh PA/KPA termasuk melalui
Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya baik yang berasal dari PA/KPA maupun yang dicari
sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan (bila diperlukan/disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan)
diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
 Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan tofografi,
 Kondisi tanah (hasil soil test)
 Keadaan air tanah
 Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain
b. Pemakai bangunan :
 Struktur organisasi
 Jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk
5 (lima) tahun mendatang,
 Kegiatan utama, penunjang, dan pelengkap,
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
 Air bersih :
1) Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang)
2) Sumber air, jaringan dan kapasitasnya
 Air hujan dan air buangan ;
1) Letak saluran kota
2) Cara pembuangan keluar tapak
 Air kotor dan sampah
1) Letak tempat pembuangan sementara (TPS)
2) Cara pembuangan keluar dari TPS
 Transportasi vertical dalam bangunan (bila dipersyaratkan);
1) Type dan kapasitas yang akan dipilih
2) Interval dan waktu tunggu (Waiting Time)
3) Penggunaan escalator dan conveyor.
 Penggunaan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan);

Hal - 6
1) Fire Alarm (Jenis)
2) Peralatan pemadaman kebakaran (jenis, kemampuan)
 Jaringan listrik :
1) Kebutuhan daya,
2) Sumber daya dan spesifikasinya
 Dan lain-lain sesuai keperluannya.
5. Staf/tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
PA/KPA akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak sebagai Tim
Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan.

8. LINGKUP PEKERJAAN
A. Lingkup Tugas
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018
tanggal 15 Oktober 2018, yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan,
site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari :
1. Persiapan perencanaan, seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar
terhadap KAK dan berkonsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat mengenai
peraturan daerah / perijinan bangunan.
2. Penyusunan Prarencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan, termasuk
program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai
mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan dan IMB pendahuluan dari Pemerintah daerah setempat.
3. Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat :
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dua dimensi atau
tiga dimensiyang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
b. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitunganya.
c. Rencana jaringan utilitas dan tata hijau/landscape beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
d. Perkiraan Biaya.
4. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.

Hal - 7
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi (E.E)
d. Laporan akhir perencanaan.
5. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu panitia didalam menyusun
dokumen pelelangan menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
6. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
terjadi lelang ulang.
7. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan satuan kerja seperti :
a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan
b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa pelaksanaan konstruksi
c. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan
d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala..
8. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya
termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan.

B. Tanggung Jawab Perencanaan


1. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan
yang berlaku dilandasi pasal 11 Undang-Undang Nomor 18 Tentang Jasa
Konstruksi.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah minimal sebagai
berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Hal - 8
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini,
seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan
gedung negara pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung
negara.
9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Dalam proses pelaksanaan perencanaan sampai dengan serah terima pekerjaan untuk
menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, Konsultan pelaksana harus menyusun
jadwal pertemuan berkala dengan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Dalam
pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 2 (Dua) bulan kalender
atau 60 (Enam puluh) hari Kalender sejak dikeluarkannya Surat Perjanjian (Kontrak) dan
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), namun demikian dikarenakan keterbatasan waktu
yang dibatasi oleh tahun fiscal/anggaran, yang mana dalam DIPA ini anggaran
perencanaan dan anggaran konstruksi dalam satu tahun anggaran yang bersamaan maka,
konsultan perencana harus menyiapkan dokumen untuk keperluan proses pelelangan
konstruksi lebih awal atau sebelum serah terima pekerjaan perencanaan/ berakhirnya masa
kontrak.
10. INFORMASI DAN TENAGA/PERSONIL
1. Informasi
a. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran dan Pejabat Pejabat Pembuat Komitmen (PA/KPA/PPK).
b. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kuasa Pengguna Anggaran
dan Pejabat Pembuat Komitmen (PA/KPA/PPK), maupun yang dicari sendiri.
c. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.

2. Tenaga/Personil

Hal - 9
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyediakan Tenaga Ahli
dan Tenaga Pendukung yang memenuhi ketentuan dari Kuasa Pengguna Anggaran dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PA/KPA/PPK), baik ditinjau dari segi lingkup kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
1) Tenaga Ahli
1. Team Leader, berpendidikan Sarjana Teknik Arsitektur (S1) Lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta yang telah diakreditasi/disamakan oleh
instansi berwenang atau lulusan perguruan tinggi Luar Negeri yang ijazahnya
telah disyahkan/diakui oleh Instansi yang berwenang, memiliki Sertifikat
Keahlian (Ahli Arsitek - Madya), dengan pengalaman dalam perencanaan
gedung/ bangunan sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun.
Lingkup tugas ketua tim yaitu melakukan kajian dan detail desain aspek
arsitektur bangunan, lingkungan termasuk sistem drainase serta memimpin
dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai sesuai waktu

penugasan.
2. Ahli Arsitektur/Desain, berpendidikan Sarjana Teknik Arsitektur (S1),
Lulusan perguruan tinggi negeri/swasta yang telah diakreditasi/disamakan
oleh instansi berwenang atau lulusan perguruan tinggi Luar Negeri yang
ijazahnya telah disyahkan/diakui oleh Instansi yang berwenang, memiliki
Ijazah, Sertifikat Keahlian (Ahli Arsitek - Madya), dengan pengalaman
sejenis sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun.
Lingkup tugas Tenaga Ahli yaitu melakukan kajian dan detail desain aspek
arsitektur bangunan, lingkungan termasuk sistem drainase dan membantu
ketua tim dalam hal Arsitektural.

3. Ahli Struktur, berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) Lulusan perguruan


tinggi negeri/swasta yang telah diakreditasi/disamakan oleh instansi
berwenang atau lulusan perguruan tinggi Luar Negeri yang ijazahnya telah
disyahkan/diakui oleh Instansi yang berwenang, memiliki Ijazah, Sertifikat
Keahlian (Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya), dengan pengalaman
sejenis sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian dan detail struktur
bawah bangunan/pondasi dan bangunan atas.

Hal - 10
4. Ahli Lingkungan berpendidikan Sarjana Teknik Lingkungan (S1) Lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta yang telah diakreditasi/disamakan oleh
instansi berwenang atau lulusan perguruan tinggi Luar Negeri yang ijazahnya
telah disyahkan/diakui oleh Instansi yang berwenang, memiliki Sertifikat
Keahlian (Ahli Teknik Lingkungan - Madya), dengan pengalaman sejenis
sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian dan Analias dampak
Pada Lingkugan.
5. Ahli Elektrikal berpendidikan Sarjana Teknik Elektro (S1) Lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta yang telah diakreditasi/disamakan oleh
instansi berwenang atau lulusan perguruan tinggi Luar Negeri yang ijazahnya
telah disyahkan/diakui oleh Instansi yang berwenang, memiliki Sertifikat
Keahlian (Ahli Teknik Tenaga Listrik - Madya), dengan pengalaman sejenis
sekurang-kurangnya 3 (Tga) tahun.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian dan detail desain
aspekutilitas mekanikal seperti genset, plumbing ,Air Conditioning, termasuk
trasportasi vertikal seperti escalator atau elevator untuk Bangunan
Dan juga melakukan kajian dan detail desain aspek utilitas elektrikal untuk
Bangunan. Termasuk perhitungan daya listrik dan pengkabelan untuk semua
elemen mekanikal.
6. Ahli Interior berpendidikan Sarjana Teknik Arsitek/Desain Interior (S1)
Lulusan perguruan tinggi negeri/swasta yang telah diakreditasi/disamakan
oleh instansi berwenang atau lulusan perguruan tinggi Luar Negeri yang
ijazahnya telah disyahkan/diakui oleh Instansi yang berwenang, memiliki
Sertifikat Keahlian (Ahli Interior - Madya), dengan pengalaman sejenis
sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian Mengenai Tata Letak
Interior pada bangunan Sesuai fungsinya.
7. Ahli Estimator berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan universitas
atau perguruan tinggi negeri atauperguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Memiliki Sertifikat Keahlian (Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya)
Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan perhitungan estimasi biaya
proyek dan penyusunan dokumen lelang.

Hal - 11
8. Ahli Geoteknik/Mekanika Tanah, berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1)
Lulusan perguruan tinggi negeri/swasta yang telah diakreditasi/disamakan
oleh instansi berwenang atau lulusan perguruan tinggi Luar Negeri yang
ijazahnya telah disyahkan/diakui oleh Instansi yang berwenang, memiliki
Ijazah, Sertifikat Keahlian (Ahli-Geo Teknik - Madya), dengan pengalaman
sejenis sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan analisa dan perhitungan
kekuatan tanah dan menentukan jenis pondasi yang aman untuk bangunan.
9. Ahli K3 Konstruksi, berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) Lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta yang telah diakreditasi/disamakan oleh
instansi berwenang atau lulusan perguruan tinggi Luar Negeri yang ijazahnya
telah disyahkan/diakui oleh Instansi yang berwenang, memiliki Ijazah,
Sertifikat Keahlian (Ahli K3 Konstruksi), dengan pengalaman sejenis
sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu menerapkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi serta merencanakan
dan menyusun program K3.

2) Asisten Tenaga Ahli


Tenaga Asisten Ahli yang dibutuhkan terdiri dari
1. Asisten Ahli Teknik Arsitektur (SKA Ahli Arsitek - Muda) dengan
pengalaman sejenis sekurang-kurangnya 1 (Satu) tahun
2. Asisten Ahli Teknik Sipil (Struktur dan Konstruksi Bangunan), (SKA Ahli
Teknik Bangunan Gedung-Muda) dengan pengalaman sejenis sekurang-
kurangnya 1 (Satu) tahun
3. Asisten Ahli Lingkungan, (SKA Ahli Teknik Lingkungan - Muda) dengan
pengalaman sejenis sekurang-kurangnya 1 (Satu) tahun
4. Asisten Ahli Mekanikal dan Elektrikal (SKA Ahli Teknik Mekanikal
Elektrikal - Muda) dengan pengalaman sejenis sekurang-kurangnya 1 (Satu)
tahun
5. Asisten Ahli Interior (SKA Ahli Interior - Muda) dengan pengalaman sejenis
sekurang-kurangnya 1 (Satu) tahun
6. Asisten Ahli Estimator, (SKA Ahli Bangunan Gedung - Muda) dengan
pengalaman sejenis sekurang-kurangnya 1 (Satu) tahun

Hal - 12
7. Asisten Ahli Geoteknik / Mekanika Tanah, (SKA Ahli GeoTeknik - Muda)
dengan pengalaman sejenis sekurang-kurangnya 1 (Satu) tahun
8. Asisten Ahli K3 Konstruksi, (SKA Ahli K3 Konstruksi) dengan pengalaman
sejenis sekurang-kurangnya 1 (Satu) tahun

3) Tenaga Penunjang
Tenaga penunjang yang dibutuhkan terdiri dari :
1. Surveyor/Juru Ukur
2. Drafter CAD
3. Driver
4. Operator Komputer/Administrasi/Keuangan

11. HASIL/PRODUK/KELUARAN
A. Tahap Perencanaan
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak), yang
minimal meliputi :
1. Tahap Konsep Perencanaan
a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang, dll.
c. Laporan data informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana
(jika ada), dan keterangan rencana kota, dll.

2. Tahap Pra-rencana Teknis.


a. Gambar-gambar rencana tapak.
b. Gambar-gambar Pra-rencana bangunan.
c. Perkiraan biaya pembangunan.
d. Laporan perencanaan
e. Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.
f. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

3. Tahap Pengembangan Rencana

Hal - 13
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra
bila diperlukan
b. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya
c. Rencana mekanikal-elektrikal termaksud IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya
d. Garis besar spesifikasi teknis (outline specifi-cations)
e. Perkiraan biaya

4. Tahap Rencana Detail


a. Membuat gambar-gambar detail
b. Rencana kerja dan syarat-syarat, (RKS)
c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, (BQ)
d. Rencana anggaran biaya pekerja konstruksi, (RAB) berdasarkan analisa biaya
konstruksi – SNI.
e. Menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggung jawabka

5. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)


a. Gambar rencana beserta detail pelaksanaan ; arsitektur, struktur, mekanikal
dan elektrikal, pertamanan, tata ruang.
b. Rencana kerja dan syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis (RKS)
c. Rencana anggaran biaya (RAB)
d. Rincian volume pekerjaan/ bill of quantity (BOQ)
e. Laporan perencanaan
6. Tahap pengawasan berkala
a. Laporan pengawasan berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar
dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan
penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi,
memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan
akhir pengawasan berkala
b. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

Hal - 14
12. KRITERIA
1. Kriteria Umum
a. Persyaratan peruntukan dan intensitas :
1) Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan
2) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
3) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan
b. Persyaratan arsitektur dan lingkungan
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah
(kearifan Lokal) sehingga seimbang, serasi, dan selaras dengan
lingkungannya (fisik, sosial, dan budaya)
2) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya
3) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
c. Persyaratan struktur bangunan
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusi (gempa, dll)
2) Menjamin keselamatan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur
3) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur
d. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran
1) Menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan gedung
2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia
e. Persyaratan jalan masuk dan keluar
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak,
aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya
2) Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka
saat evakuasi pada keadaan darurat
3) Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan social

Hal - 15
f. Persyaratan transportasi dalam gedung
1) Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman, dan nyaman
didalam bangunan gedung
2) Menjamin tersedianya aksebilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial
g. Persyaratan pencahayaan darurat, tanda arah keluar, dan sistem peringatan bahaya
1) Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan
gedung apabila terjadi keadaan darurat
2) Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila
terjadi keadaan darurat
h. Persyaratan instalasi listrik, penangkal petir dan komunikasi
1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya
2) Menjamin terwujudnya kemanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya akibat petir
3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselanggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai fungsinya.
i. Persyaratan sanitasi bangunan gedung dan lingkungan
1) Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada
bangunan gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya
2) Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan
3) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik
j. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja di dalam bangunan
gedung sesuai fungsinya
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara
baik
k. Persyaratan pencahayaan
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang fungsi bangunan gedung

Hal - 16
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan
secara baik

2. Kriteria khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus atau
spesifik berkaitan dengan bangunan yang akan direncanakan, baik dari segi
fungsi khusus bangunan tersebut dan segi teknis lainnya, misalnya :
a. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan. Khususnya yang
berkaitan dengan arsitektur lingkungan.
b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geografi klimatologi, dan lain-lain.
c. Kebutuhan ruangan yang relevan.

13. AZAS – AZAS


Selain dari krtiteria di atas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
a. Bangunan gedung hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan
b. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada keletakan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan
fungsi sosial bangunan terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin
d. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksakan dalam waktu yang pendek dan dapat dianfaatkan secepatnya
e. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya

14. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan di
lingkungan sekitarnya. Teknik konstruksi yang disaratkan oleh perencana hendaknya
menggunakan teknologi sederhana sampai dengan teknologi tinggi atau Hightech.
Adapun konsep pendekatan dan metodologi yang bias dilakukan adalah :

Hal - 17
a. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pengelola
kegiatan
b. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam
KAK ini
c. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat

15. PROGRAM KERJA


1) Konsultan perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
a. Jadwal kegiatan secara detail
b. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang
diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari
PA/KPA/PPK.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan
2) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari PA/KPA/PPK,
setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan perencana dan mendapatkan
pendapat teknis dari pengelola teknis kegiatan.

3) Secara umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan


dalam :
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1
Desember 2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober
2018 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Standar Nasional Indonesia tentang BG serta standar teknis yang terkait
d. Peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung

16. PELAPORAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana yang lebih lanjut akan diatur dalam
Surat Perjanjian (Kontrak) namun sebagai pedoman awal berdasarkan KAK ini adalah
meliputi :
1. Laporan Pendahluan
2. Laporan Akhir

Hal - 18
3. Laporan Perencanaan meliputi :
a. Gambar Perencanaan
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
c. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
d. Laporan Perhitungan Struktur
e. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah
4. Pembuatan Animasi
5. Soft Copy Pelaporan

17. LAIN-LAIN
a. Sewaktu-waktu Penyedia Jasa dapat diminta oleh Pengguna Jasa mengadakan diskusi
atau memberi penjelasan mengenai tahap atau hasil kerjanya;
b. Penyedia Jasa harus selalu mendiskusikan usulan-usulan hasil pekerjaan ini dengan
Pemilik pekerjaan.
c. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan dijelaskan dalam
berita acara penjelasan pekerjaan.
d. Kerangka acuan kegiatan ini sudah diupayakan rinci. Namun demikian, demi
sempurnanya hasil kegiatan ini maka dimungkinkan adanya perubahan-perubahan
berdasarkan masukan dan hasil pembahasan pada saat proses pelaksanaannya. Semua
perubahan yang bertujuan mendapatkan hasil yang terbaik akan dicatat sesuai
kesepakatan pihak-pihak bersangkutan.

Ambon, Desember 2020

DIBUAT OLEH : MENGETAHUI :


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

........................................ .......................................
............................... ...............................

Hal - 19

Anda mungkin juga menyukai