Anda di halaman 1dari 51

PENCEGAHAN &

PEMADAMAN
KEBAKARAN
DAFTAR UNIT KOMPETENSI POP
No Kode Unit Judul Unit
1 PMB.PO02.001.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan
terkait Keselamatan Pertambangan
2 PMB.PO02.002.01 Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab
Keselamatan Pertambangan pada Area yang
Menjadi Tanggung Jawabnya
3 PMB.PO02.003.01 Melaksanakan Pertemuan Keselamatan
Pertambangan Terencana
4 PMB.PO02.004.01 Melaksanakan Investigasi Kecelakaan
5 PMB.PO02.005.01 Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan
Pengendalian Risiko
6 PMB.PO02.006.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan
terkait Keselamatan Lingkungan
7 PMB.PO02.007.01 Melaksanakan Inspeksi
8 PMB.PO02.008.01 Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan
Tujuan Instruksional
• Tujuan
– Memberikan pengetahuan dan ketrampilan mengenai cara
penanggulangan kebakaran di tempat kerja
• Sasaran
– Mengetahui konsep timbulnya api.
– Mengetahui bagaimana cara memadamkannya serta
media pemadamannya.
– Mengetahui cara menggunakan APAR.
KEBAKARAN
• Suatu benda dikatakan terbakar jika benda tsb bersenyawa
secara cepat dengan oksigen yang disertai dengan panas dan
nyala
• Kebakaran adalah suatu proses oksidasi secara cepat dan
tidak terkendali
DEFINISI KEBAKARAN
“Suatu peristiwa atau kejadian timbulnya api
yang tidak terkendali yang dapat membahayakan
keselamatan jiwa maupun harta benda”
-Perda DKI No. 03 Tahun 1992 -

“Suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur


yang harus ada ; bahan bakar yang mudah terbakar,
oksigen yang ada dalam udara, dan sumber energi
atau panas yang berakibatkan menimbulkan kerugian
harta benda , cidera bahkan kematian”
-NFPA-
CONTOH KEBAKARAN
Kebakaran kecil:
• Tempat sampah kantor kebakaran
• Kompor kebakaran
• Celana terbaka rknalpot motor
• Dll

Kebakaran besar:
• Rumah kebakaran
• POM Bensin kebakaran
• Pabrik textil kebakaran
• Dll
TEORI SEGITIGA API
Ada tiga elemen pembentuk api :

Oksigen (O₂)
Udara normal diatmosfir mengandung oksigen sekitar 21%,
untuk dapat terjadinya api hanya membutuhkan 16%
Oksigen

Panas (Heat)
Suhu tertentu terjadinya uap (vapor) pada suatu
bahan bakar, faktor suhu ideal:
Sifat dari bahan bakar (flash point rendah), permukaan yg
panas, percikan, gesekan, proses Kimia dll BAHAN BAKAR

Bahan Bakar (Fuel)


Terdiri dari tiga jenis berdasarkan fisiknya:
Padat: Batubara, kayu, kertas, kain, plastik, logam dll Cair:
Bensin, minyak tanah, alkohol, minyak goreng dll Gas:
LPG, propane, butane, Hydrogen Acetylene dll
AKIBAT KEBAKARAN
Non Thermal (Tidak
langsung) Produk: Gas beracun
hasil pembakaran Gas Karbon
dioksida (CO₂), Gas Karbon
monoksida(CO).
Mengancam keselamatan manusia.

Thermal (Panas
Langsung) Produk: Panas,
menyebabkan kerusakan/
kerugian Asset &
pencemaran Lingkungan,
kadang
bisa menyebabkan korban jiwa jika
sifatnya ledakan.
ISTILAH PADA KEBAKARAN
Flash Point (Titik nyala)
Adalah Suhu terendah suatu zat dimana suatu bahan bakar,
cukup mengeluarkan uap (vapor) & menyala terbakar
sekejap bila diberi sumber panas yang cukup atau masuk
pada suhu penyalaan.

Fire Point (Titik Bakar)


Temperatur terendah dimana satu bahan cukup
mengeluarkan uap yang dapat terbakar terus menerus bila
diberikan sumber panas yang cukup.

Auto Ignition (Suhu Penyalaan Sendiri)


Adalah suhu dimana suatu bahan bakar dapat menyala
/ tercipta api dengan sendirinya.
ISTILAH PADA KEBAKARAN
Tetra Hedron Of Fire

Adalah reaksi kimia berantai yang terus


menerus antara elemen oksigen, panas dan
bahan bakar dalam proses terjadinya api.

Pada definisi tetra hedron of fire, diartikan


ada empat unsur yang terlibat pada
terciptanya api, yaitu : Oksigen, Panas,
Bahan Bakar & Reaksi Kimia oksidasi
ISTILAH PADA KEBAKARAN
Flash Over
Terjadinya penyalaan serentak yang
melibat kan semua benda yang berada
didalam ruangan yang terbakar.

Pada fase Flash over ini semua benda


yang berada pada suatu ruangan
terbakar secara bersamaan,
dikarenakan terjadi proses penyebaran
api yang sangat cepat & suhu ruangan
yang sangat panas Pemadaman
dengan APAR hampir pasti mustahil
pada fase ini
ISTILAH PADA KEBAKARAN
Back draft
Situasi yang dapat terjadi ketika
produk kebakaran-gas yang
kekurangan oksigen; sehingga
pembakaran melambat (karena
kekurangan oksigen) tetapi bahan
bakar gas mudah terbakar (terutama
CO) dan asap (terutama hidrokarbon
bebas radikal dan partikel) tetap
berada pada titik api bahan bakar. Jika
oksigen kembali diperkenalkan dalam
api,misalnya dengan membuka pintu
( jendela) maka terjadi efek ledakan,
Dan ini biasanya membahayakan pada
tim pemadam kebakaran.
ISTILAH PADA KEBAKARAN
Lower Explosive Limit (LEL)
Adalah konsentrasi minim (miskin) uap bahan ba kar
yang mudah terbakar dari suatu bahan bakar di
dalam udara, dimana pada konsentrasi tersebut uap
bahan bakar TIDAK DAPAT Terbakar apabila tersulut
api terbuka.

Upper Explosive Limit (UEL)


Adalah konsentrasi jenuh (kaya) uap bahan
Bakar yang mudah terbakar dari suatu bahan
bakar di dalam udara, konsentrasi tersebut uap
bahan bakar TIDAK DAPAT terbakar apa bila
tersulut api terbuka

Daerah Bisa Terbakar (Flammable Range)


Kombinasi konsentrasi O₂ dengan uap bahan
bakar yang dapat terbakar/ menyala bila diberi
sumber panas yang cukup.
FASE KEBAKARAN
❖ Awal terjadinya api/ kebakaran tidak diduga waktu dan tempatnya;
❖ Faktor pemicunya karena terjadi energi panas yang tidak terkendali. (Source
energy)
❖ Bila energi panas kontak dengan bahan bakar maka akan terjadi awal
penyalaan
(Initiation)
❖ Nyala api akan menjadi besar dan meluas bila cukup media
penghantarnya; (Growth)
❖ Dalam waktu 3 mnt untuk bahan cair dan 10 mnt untuk bahan padat
terjadi penyalaan serentak (flash over)
❖ Temperatur dan intensitas nyala api dipengaruhi oleh sifat flammability,
quantity, dan jenis material yang terbakar (600-1000 ͦC)
❖ Kebakaran akan surut dan padam bila keseimbangan reaksinya tidak seimbang
Fenomena Kebakaran
INTENSITAS

Flashover
3 - 10 menit

STEADY
Fully development fires
(600-1000 o C)

TIME

Source of
Energy
Kelas A

Kebakaran yang melibatkan bahan organik padat,


seperti: kayu, kain, kertas, karet, dan plastik

“A” berasal dari “Ash”/Debu


Kelas B
Kebakaran yang melibatkan bahan bakar cair, gas dan
gemuk (Flammable Liquid)
• gasoline
• oil
• grease
• tar
• oil-based paint
• lacquer
• flammable gases

“B” berasal dari “Boil”/mendidih


Kelas C
“Electrical Fires”

Kebakaran yang melibatkan peralatan listrik yang


masih beraliran.
Dalam kebakaran dapat terjadi beberapa kelas kebakaran,
sebagai contoh: Kebakaran kelas C pada peralatan listrik akan
segera menjadi kebakaran kelas A setelah aliran listrik
dimatikan karena yang terbakar karet atau insulasi plastik

“C” berasal dari “Current”/Arus


Kelas D

Kebakaran yang melibatkan logam (Combustible


Metal )
– Magnesium
– Titanium
– Zirconium
– Sodium
– Potassium
– Lithium
– Calcium
– Zinc

D berasal dari “Ding”/Bunyi


KELAS KEBAKARAN
(TAMBAHAN 1)
Kadang kala kita sering menemukan lambang dibeberapa APAR atau alat
pemadam api tipe lainnya ditempat kerja dengan gambar yang sama sekali
berbeda yang ada di regulasi dari permenaker 04/MEN/1980 :

Menurut NFPA 10-2018 lambang tersebut merupakan kelas


kebakaran dengan klasifikasi :
• Klasifikasi E : Bahan-bahan radioaktif
• Klasifikasi K : Lemak dan Minyak Masakan
KONDUKSI-CONDUCTION
Penyebaran kebakaran dikarenakan
perambatan panas/ kalor melalui media
padat (umumnya logam yang tidak
terlindungi) dari sumber api awal dan
bisa menyebabkan timbulnya api
ditempat lain.

Pada kebakaran disebuah bangunan,


pada fenomena konduksi ini seringkali
api dapat muncul diruangan yang
berbeda tanpa adanya kontak langsung
KONVEKSI-CONVECTION
Penyebaran kebakaran dikarenakan
Perpindahan panas yang diakibatkan
akumulasi gas hasil pembakaran, terjadi
diketinggian yang berbeda (atas).

Pada kebakaran gedung bertingkat


fenomena konveksi ini sering terjadi.
KONTAK LANGSUNG- DIRECT
BURNING
Penyebaran kebakaran dikarenakan Adanya
kontak langsung bahan bakar sekeliling api
yang menyebabkan proses kimia oksidasi terjadi
terus menerus.
TEHNIK DASAR PEMADAMAN
KEBAKARAN
Jika terjadi kebakaran ingat saja kata FIRE sebagai pedomanpemadaman ke
bakaran di tempat kerja anda.

Selalu ingat: Upayakan memakai APD yang ideal: -Pakaian tahan api, sarung
tangan, helm safety, Kaca mata pelindung, sepatu boot. Pertimbangkan juga
apakah perlu memakai alat bantu nafas.
TEHNIK MEMADAMKAN API/
KEBAKARAN
Pada prinsipnya kita sudah HARUS paham teori ‘ Segitiga Api’, Karena
tehnik yang akan kita digunakan untuk pemadaman api sebenarnya
adalah pemisahan dari tiga unsur tersebut sehingga api dapat kita
padamkan.
Ada empat tehnik memadamkan api yaitu :

1. Starvation : Memutus suplai bahan bakar.


2. Smothering : Menurunkan kadar Oksigen (O2)
3. Cooling : Mendinginkan/ menurunkan
suhu bahan bakar dibawah suhu penyalaan
(flash point).
4. Breaking Chain Reaction : Memutus reaksi BAHAN BAKAR
kimia dengan clean agent seperti halogen.
STARVATION

Metode ini paling banyak


digunakan adalah berusaha
menutup suplai bahan bakar,
bahkan dibiarkan bahan bakar
terbakar habis sampai tidak
bisa terbakar lagi.
SMOTHERING/ DILUATION
Metode pemadaman api/ kebakaran
dengan cara memutus atau
menurunkan unsur oksigen (O2),
umumnya bahan yang digunakan
untuk pemadaman berupa busa,
selimut api, material padat tidak
terbakar (pasir, tanah dll) maupun gas
pengusir oksigen.
COOLING
Metode pemadaman api/ kebakaran
dengan cara mendinginkan area
reaksi berantai dari api, umumnya
Heat
bahan yang digunakan untuk
pemadaman berupa air maupun
bahan-bahan lain yang mempunyai
unsur air didalamnya.
BREAKING CHAIN REACTION

Metode pemadaman api/


kebakaran dengan cara
memutuskan rantai reaksi kimia
dari bahan bakar, oksigen dan
panas. Umumnya bahan yang
digunakan untuk pemadaman
berupa serbuk dry chemical dan
gas yang biasa disebut sebagai
halon maupun turunan-
turunannya (sudah tidak
diproduksi)
Untuk memadamkan suatu kebakaran
memerlukan alat dan peralatan yang tepat
agar dapat dilakukan dengan cepat sebelum
suatu kebakaran lebih menjadi besar dan
tidak terkontrol.
Media Pemadam Kebakaran
Media pemadam kebakaran tergantung dari jenis bahan
yang terbakar.

TIPE ALAT Jenis Kebakaran


PEMADAM A B C D
Air VV X X X

Busa V VV X X

CO2 V V VV VV
Bubuk kering
V VV VV X
(dry chemical)
Alat Deteksi Api
1. Alat Deteksi Panas (Heat Detector)
Alat deteksi dengan batasan suhu yang tetap dan detektor yang
mendeteksi peningkatan suhu secara seketika

2. Alat Deteksi Asap (Smoke Detector)


Deteksi asap akan bekerja bila ada asap mengenai sensornya.
Prinsip kerjanya: photo electric detector, ionisasi detector dan
resistance bridge detector.

3. Alat Deteksi Nyala (Flame Detector)


Detektor nyala akan bekerja bila ada nyala yang dapat
ditangkap oleh sensor yang peka terhadap radiasi yang tidak
tampak oleh mata manusia. ini peka terhadap bara kayu, arang
batubara dan yang lain, diantaranya: infra red, ultra violet,
photo electric.
APAR
(Alat Pemadam Api Ringan)
adalah suatu peralatan yang dipergunakan untuk melakukan
pemadaman awal

Halon (A,B,C)
Carbon Dioxide (B,C) Wet Chemical (A,C,K)
DCP Multi Purpose Combustible Metal (D)
Pressurized Water (A)
(A,B,C)
Bagian Dari APAR
PRESSURE GAUGE
DISCHARGE LEVER / HANDLE PENEKAN (not found on CO2
extinguishers) /
JARUM PENUNJUK
DISCHARGE LOCKING PIN
AND SEAL / PENGUNCI
CARRYING HANDLE /
HANDEL PENAHAN
DISCHARGE HOSE /
SELANG PENYALUR
DATA PLATE /
DATA PETUNJUK

DISCHARGE NOZZLE /
NOSEL PENYALUR
BODY /
BODI
DISCHARGE ORIFICE /
CORONG PENGATUR
Cara Penggunaan APAR
• Pastikan APAR yang akan digunakan masih layak pakai sebelum Anda
mendekati api
• Perhatikan arah angin, arah penyemprotan harus searah dengan angin
• Tarik pin pengaman pada alat pemadam (1)
• Arahkan nozzle/ selang ke arah api
• Tekan handle valve (2)
• Sapukan nozzle maju dan mundur ke pusat nyala api untuk menyebarkan
zat pemadam (3)
(1) (2) (3)
PEMADAMAN API DENGAN ( APAR )
Pull the pin
P ( Tarik pin )

Aim low at the


A base of flames
( Arahkan Kebawah dasar api )
Squeeze the
S Handle
( Tekan handle ke bawah )

S Sweep side to side


( Semprot Ke kanan dan ke kiri )
P.A.S.S. Method

Pull the pin

This will allow you to


squeeze the handle in
order to discharge the
extinguisher
P.A.S.S. Method

Aim at the base


of the fire

Aiming at the middle


will do no good.
The agent will pass
through the flames.
P.A.S.S. Method

Squeeze the
handle

This will release the


pressurized
extinguishing agent
P.A.S.S. Method

Sweep side to
side

Cover the entire area


that is on fire.
Continue until fire is
extinguished. Keep
an eye on the area for
re-lighting.
Tata Cara Pelaporan Kebakaran
1. Emergency call
2. Lokasi kebakaran
3. Apa yang terbakar
4. Potensi kerugian
5. Jalur evakuasi
6. Titik tempat berkumpul
Firefighting Decision Criteria
• Know department emergency procedures and
evacuation routes.
• Know locations of extinguishers in your area and
how to use them.
• Always sound the alarm regardless of fire size.
• Avoid smoky conditions.
• Ensure area is evacuated.
• Don’t attempt to fight unless:
– Alarm is sounded.
– Fire is small and contained.
– You have safe egress route (can be reached without
exposure to fire).
– Available extinguishers are rated for size and type of
fire.
• If in doubt, evacuate!
Fire Emergency Response

R Rescue

A Alarm

C Contain

E Extinguish
Most Important
NEVER fight a fire if any of the following apply:

• Don’t have the proper extinguisher or equipment

• Fire has spread beyond its point of origin

• Your instincts tell you GET OUT


Thank you!
JENIS KEBAKARAN
Penyebaran Kebakaran
Kebakaran dapat menyebar dengan cara:
1. Konduksi
Panas yang menjalar melalui logam/ media penghantar
seperti baja rangka bangunan
Penyebaran Kebakaran

2. Konveksi
Sirkulasi udara yang
panas menjalar ke ruang
di lantai atasnya
Penyebaran Kebakaran
3. Radiasi
Panas yang
menjalar ke benda/
bahan di
sekelilingnya

Anda mungkin juga menyukai