Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KOMISARIS INDEPENDEN


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI
TEKSTIL DAN GARMEN PERIODE 2011 - 2013

Dewi Rachmania
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel corporate governance,


corporate social responsibility dan komisaris independen terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan Sektor Industri Tekstil dan Garmen pada periode 2011 –
2013 dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan diperoleh
dari laporan tahunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Terdapat 10
perusahaan selama periode 2011 – 2013 sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa corporate governance dan corporate
social responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, komisaris
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. corporate
governance, corporate social responsibility dan komisaris independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Corporate Governance, Corporate Social Responsibility,


Komisaris Independen dan Nilai Perusahaan,

I. PENDAHULUAN

Seiring perkembangan era mereka terancam gulung tikar. Berbagai


globalisasi saat ini banyak perusahaan macam cara untuk meningkatakan
yang berlomba-lomba meningkatkan keuntungan bagi perusahaan harus
kualitas dari perusahaannya, karena difikirkan oleh para pemilik perusahaan,
tingkat persaingan di era globalisasi saat salah satunya adalah dengan
ini semakin pesat akan muncul pesaing- meningkatkan nilai perusahaan yang
pesaing hebat dari seluruh dunia, yang pastinya banyak menimbulkan
akan bebas masuk ke Indonesia atau pun keuntungan yang besar bagi perusahaan,
Negara lain nya di seluruh dunia. karena memperkecil modal yang
Sehingga para pengusaha yang tidak dikeluarkan dan meningkatkan minat
dapat mengembangkan usahanya akan dari para investor untuk berinvestasi
mengalami kerugian yang sangat besar pada perusahaan mereka, para
bahkan dapat menyebabkan perusahaan pengusaha harus dapat menciptakan
39

nilai perusahaan yang baik dimata para Ownership Concentration) dan (2)
investor. kepemilikan perusahaan oleh manjemen
Cara yang dapat dilakukan (Management Ownership) (Wien Ika
perusahaaan untuk meningkatkan nilai Kumalasari 2010). Pemilik perusahaan
perusahaan adalah dengan memiliki dari pihak luar memiliki perbedaan
konsistensi laba perusahaan yang tingi, dengan manajer karena kecil
mendapat citra yang baik dari kemungkinan pemilik dari pihak luar
masyarakat, memiliki produk-produk terlibat dalam urusan bisnis perusahaan
yang berkualitas baik dan banyak sehari-hari sedangkan manjer ikut
diminati oleh para konsumen. Dengan berperan aktif dalam kegiatan
demikian nilai perusahaan akanmemiliki perusahaan sehari-hari.Dalam proses
citra yang baik di mata para investor. memaksimalkan nilai perusahaan
Namun untuk mencapai kondisi dengan aspek perusahaan yang
perusahaan yang memiliki nilai menerapkan sistem Kepemilikan
perusahaan yang baik, para pemegang Manajerial biasanya akan mulai muncul
saham membutuhkan bantuan dari konflik perbedaan kepentingan antara
Manager yang professional dan dapat manajer dan pemegang saham (pemilik
memenuhi keinginan para pemegang perusahaan). Yang sering disebut
saham untuk memperoleh laba yang dengan Agency Problem, tidak jarang
tinggi dan kosisten. Para manager sering pihak manajemen yaitu
kali memiliki kepentingan yang berbeda manajerperusahaan mempunyai tujuan
dengan para pegang saham, karena para dan kepentingan lain yang bertentangan
manajer cenderung menginginkan gaji dengan tujuan utama perusahaan dan
yang cukup besar hal ini bertentangan sering mengabaikan kepentingan
dengan keinginan para pemegang pemegang saham.
saham,karena semakin tinggi biaya gaji Perbedaan kepentingan antara
yang di keluarkan perusahaan maka manajer dan pemegang saham ini
akan semakin kecil laba yang akan mengakibatkan timbulnya konflik yang
diperoleh perusahaan. Perbedaan ini biasa disebut agency conflic, hal tersebut
yang akan menimbulkan konflik terjadi karena manajer mengutamakan
dalamsebuah perusahaan yang akan kepentingan pribadi, sebaliknya
mempengaruhi nilai dari perusahaan pemegang saham tidakmenyukai
tersebut. Nilai perusahaan yang rendah kepentingan pribadi dari manajer karena
dapat memperkecil tingkat kemakmuran apa yang dilakukan manajer tersebut
bagi para pemegang saham. akan menambah biaya bagi perusahaan
Hal ini yang akan menyebabkan sehingga menyebabkan penurunan
para pemegang saham tidak berminat keuntungan perusahaan dan berpengaruh
untuk menginvestasikan modalnya pada terhadap harga sahamsehingga
perusahaan tersebut. Nilai perusahaan menurunkan nilai perusahaan (Jensen
yang cenderung tidak stabil biasanya di dan Meckling, 1976). Dalam kondisi
pengaruhi oleh struktur kepemilikan. seperti ini diperlukan suatu mekanisme
Dua aspek yang perlu di pertimbangkan pengendalian yang dapat mensejajarkan
ialah (1) konsentrasi kepemilikan perbedaan kepentingan antara kedua
perusahaan oleh pihak luar (Outside belah pihak. Salah satu cara

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


40

meminimalisir perbedaan kepentingan tidak di kelola dengan baik dan benar.


antara manjer dengan para pemegang limbah produksi yang mencemari
saham adalah dengan menerapkan Teori lingkungan udara, air dan tanah di
keagenan. daerah sekitar akan membuat
Mekanisme corporate masyarakat sekitar terganggu. Hal ini
governance memiliki kemampuan dalam membuat nama baik perusahaan menjadi
kaitannya menghasilkan suatu laporan rusak. Dengan demikian para pemegang
keuangan yang memiliki kandungan saham juga akan berfikir negative
informasi laba. Dalam era keterbukaan tentang sistem manjeman perusahaan
sekarang, masyarakat memerlukan suatu tersebut.
laporan perusahaan yang akuntabel dan Pemerintah sebagai regulator
transparan, salah satu bentuk diharapkan mendorong perusahaan agar
transparansi yang lebih luas kepada lebih memperhatikan lingkungan
publik yaitu dengan menerapkan Good sekitarnya. Untuk maksud tersebut,
Corporate governance (GCG). ditetapkanlah Undang-Undang No.
Penerapan Good Corporate governance 40/2007 bagi Perseroan Terbatas dengan
diharapkan meningkatkan pengawasan bidang usaha yang berhubungan dengan
terhadap manajemen untuk mendorong sumber daya alam untuk melaksanakan
pengambilan keputusan yang efektif, tanggung jawab sosial dan lingkungan.
mencegah tindakan yang tidak sejalan Sehingga perusahaan mulai membiasa-
dengan kepentingan perusahaan, dan kan menyusun laporan
mengurangi asimetri informasi antara pertanggungjawaban sosial, yang
pihak pihak eksekutif dan stakeholder diungkapkan ISO (International
perusahaan (Ade Raya Hermansyah, Organization for Standardization)
2013). sebagai induk organisasi standard
Permasalahan yang sering internasional menetapkan sebuah
muncul saat perusahaan ingin panduan dan standar untuk laporan
meningkatkan nilai perusahaan di mata pertanggungjawaban sosial yang bersifat
publik guna mendapat citra yang positif sukarela diberi yaitu ISO 26000: Guid-
dimata para pemegang saham adalah ance Standard on Social Responsibility.
tentang pengungkapan tanggung jawab Institusi yang mencakup sektor/badan
sosial perusahaan.Hal ini sering sekali publik ataupun privat, baik di negara
kurang diperhatikan oleh para pengelola berkembang maupun negara maju dapat
perusahaan karena dianggap hal yang menggunakan standar tersebut sebagai
kurang produktif. Tanpa mereka sadari panduan untuk mengungkapkan
permasalahan tentang pengungkapan tanggungjawab sosialnya.Selain
tanggung jawab sosial dapat menjadi didorong oleh adanya tekanan
masalah yang serius dan cukup masyarakat dan regulasi pemerintah,
merugikan perusahaan. Banyak pengungkapan sosial yang dilakukan,
perusahaan yang kurang memperhatikan juga dipengaruhi oleh karakteristik
dampak sosial yang muncul akibat perusahaan.
kegiatan produksi perusahaan seperti Menurut Ismail (2009:6)
pengolahan limbah produksi yang dapat tanggung jawab sosial perusahaan
mencemari lingkungan sekitar apabila adalah menjalankan bisnis sesuai dengan

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


41

keinginan pemilik perusahaan (owners), Konsumen, Praktik kegiatan institusi


biasanya dalam bentuk menghasilkan yang sehat, Lingkungan,
uang sebanyak mungkin dengan Ketenagakerjaan, Hak asasi manusia,
senantiasa mengindahkan aturan dasar dan Organization Governance.
masyarakat sebagaimana diatur dalam Terdapat 2 teori yang
hukum dan perundang- berhubungan dengan pengungkapan
undangan.Sedangkan ISO 26000 sosial perusahaan, yakni teori ligitimasi
menerjemahkan tanggung jawab sosial dan agensi. Menurut Gray, et al. (dalam
sebagai tanggung jawab organisasi Pujiningsih, 2008:52) legitimacy theory
terhadap masyarakat dan lingkungan, secara esensial adalah teori yang
melalui perilaku yang transparan dan berorientasi pada sistem, dalam hal ini
etis, konsisten dengan pembangunan organisasi atau perusahaan dipandang
berkelanjutan dan kesejahteraan sebagai salah satu komponen dalam
masyarakat, serta memperhatikan lingkungan sosial yang lebih besar.
kepentingan para stakeholder.Kriteria Teori legitimasi menyediakan perspektif
prilaku selanjutnya adalah sesuai hukum yang lebih komprehensif pada
yang berlaku dan konsisten dengan pengungkapan CSR. Teori ini secara
norma-norma internasional, terintegrasi eksplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi
di seluruh aktivitas organisasi. oleh kontrak sosial yang menyebutkan
Pengertian tersebut meliputi bahwa perusahaan sepakat untuk
kegiatan, produk maupun jasa. Tema menunjukkan berbagai aktivitas sosial
pengungkapan sosial berdasarkan ISO perusahaan agar diterima masyarakat
26000 tersebut terangkum ke dalam 38 akan tujuan perusahaan yang pada
item (Sri Utami 2011). Commities on akhirnya akan menjamin kelangsungan
Accounting for Corporate Social hidup perusahaan (Rachmawati, 2009).
Performance dari National Assosiation Preston (dalam Chariri, 2008)
of Accountans (dalam Pujiningsih, menjelaskan bahwa teori legitimasi
2008:6) membagi tanggung jawab sosial sangat bermanfaat dalam menganalisis
perusahaan ke dalam empat bidang perilaku organisasi.
antara lain: pengabdian masyarakat atau Legitimasi adalah hal yang
community involvement, sumber daya penting bagi organisasi sehingga
manusia atau human resources, sumber batasan-batasan yang ditekankan oleh
daya fisik dan kontribusi terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan
lingkungan atau physical resources and reaksi terhadap batasan tersebut
environmental contribution, serta mendorong pentingnya analisis perilaku
kontribusi yang berhubungan dengan organisasi dengan memperhatikan
produk atau jasa yang dihasilkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, meskipun
perusahaan atau product and perusahaan mempunyai kebijaksanaan
contribution. Berdasarkan konsep ISO operasi dalam batasan institusi,
26000 (dalam Daniri, 2008) penerapan kegagalan perusahaan dalam
social responsibility hendaknya menyesuaikan diri dengan norma
terintegrasi diseluruh aktivitas organisasi ataupun adat yang diterima oleh
yang dapat diungkap dalam 7 isu pokok, masyarakat, akan mengancam legitimasi
yaitu: Pengembangan masyarakat, perusahaan serta sumber daya

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


42

perusahaan, dan pada akhirnya akan (1996) yang menunjukkan hasil bahwa
mengancam kelangsungan hidup ukuran perusahaan dan industri
perusahaan. berhubungan dengan jumlah
Brigham & Houston (2004:26) pengungkapan, sedangkan profitabilitas
menyatakan bahwa hubungan keagenan tidak. Interaksi antara ukuran
(agency relationship) terjadi ketika satu perusahaan dan industri menunjukkan
atau lebih individu yang disebut sebagai bahwa hubungan lebih kuat terjadi pada
principal menyewa individu atau perusahaan dengan katagori industri
organisasi lain, yang disebut sebagai high profile dibandingkan perusahaan
agen, untuk melakukan sejumlah jasa dengan katagori industri low profile.
dan mendelegasikan kewenangan untuk Karakteristik perusahaan yang
membuat keputusan kepada agen lebih beragam ditunjukkan oleh
tersebut. Hubungan keagenan utama penelitian Rosmasita (2007).
terjadi antara pemegang saham (prin- Kepemilikan manajemen, ukuran
cipal) dengan manajer (agen).Sedangkan perusahaan, dan profitabilitas
konsep agency theory menurut Anthony mempengaruhi pengungkapan informasi
dan Govindarajan (1995:569) adalah sosial, kecuali variabel leverage.
hubungan atau kontak antara principal Sehingga penelitian Hackston & Milne
dan agent. (1996) dan Rosmasita (2007)
Principal mempekerjakan agent memberikan hasil yang berbeda untuk
untuk melakukan tugas untuk pengaruh variabel profitabilitas terhadap
kepentingan principal, termasuk pengungkapan informasi social.
pendelegasian otorisasi pengambilan Dewan direksi dalam suatu
keputusan dari principal kepada agent. perusahaan akan menentukan kebijakan
Sehingga praktik CSR dan yang akan diambil atau strategi
pengungkapannya dapat dikaitkan perusahaan tersebut secara jangka pen
dengan agency theory.Artinya, dek maupun jangka panjang. Sedangkan
pengungkapan tanggung jawab sosial peran dewan komisaris dalam suatu
merupakan salah satu komitmen manaje- perusahaan lebih ditekankan pada fungsi
men untuk meningkatkan kinerjanya monitoring dari implementasi kebijakan
terutama dalam kinerja sosial.Dengan direksi.
demikian, manajemen bertujuan Peran komisaris ini
mendapatkan penilaian positif dari diharapkan akan meminimalisir
pemilik modal. permasalahan agensi yang timbul antara
Karakteristik perusahaan dapat dewan direksi dengan pemegang saham.
lihat dari net profit margin, size, umur Oleh karena itu dewan komisaris
perusahaan, laverage, dan prosentase seharusnya dapat mengawasi kinerja
kepemilikan manajerial.Beberapa dewan direksi sehingga kinerja yang
penelitian terdahulu menunjukkan dihasilkan sesuai dengan kepentingan
bahwa karakteristik perusahaan pemegang saham (Wardhani, 2006).
mempengaruhi kelengkapan Pada penelitian Kawatu (2009)
pengungkapan sosial (social disclosure), menyatakan bahwa peng aruh dewan
tetapi dengan hasil yang beragam. komisaris terhadap nilai perusahaan
Diantaranya adalah Hackston & Milne adalah positif signifikan, sedangk an

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


43

Eisenberg, et al. (1998) dalam Darwis untuk menyampaikan informasi terk ait
(2009) menyatakan bahwa ada dengan perusahaan kepada dewan
hubungan yang negatif signifikan komisaris (NCCG, 2001). Selain
antara ukuran dewan komisaris dengan mensupervisi dan mem beri nasihat pada
kinerja/nilai perusahaan. dewan direksi sesuai dengan UU No. 1
Shakir ( 2008) dalam Wahyudi tahun 1995, fungsi dewan komisaris
(2010) menemukan bahwa ukuran yang lain sesuai dengan yang
dewan berpengaruh negatif signifikan t dinyatakan dalam National Code for
erhadap nilai perusahaan. Dan Good Corporate Governance 2001
penelitian yang dilakukan oleh adalah memastikan bahwa perusahaan
Siallagan dan Machfoedz (2006) telah melakukan tanggung jawab sos
membuktikan bahwa komisaris ial dan mempertimbangkan
independen berpengaruh positif sign kepentingan berbagai stakeholder
ifikan terhadap nilai perusahaan. Tetapi perusahaan sebaik memonitor efektifitas
dalam penelitian Praditia (2010) pelaksanaan good corporate
menunjukkan bahwa komisaris governance.
independen berpengaruh negatif Dewan direksi dalam suatu
signifikan terhadap nilai perusahaan, perusahaan akan menentukan kebijakan
artinya dengan adanya komisaris yang akan diambil atau strategi
independen mampu mengurangi nilai perusahaan tersebut secara jangka pen
perusahaan. Untuk dapat menciptakan dek maupun jangka panjang. Sedangkan
sistem corporate governance yang peran dewan komisaris dalam suatu
baik pada perusahaan publik di perusahaan lebih ditekankan pada fungsi
Indonesia, maka akuntabilitas dewan monitoring dari implementasi kebijakan
komis aris yang selama ini diragukan direksi.
harus ditingkatkan, antara lain dengan Adapun rumusan masalah, sebagai
cara membentuk kom isaris berikut:
independen dan komite audit 1. Apakah corporate governance
(Apriyanti dan Juliarto, 2006). berpengaruh terhadap nilai
Hubungan antara jumlah perusahaan?
anggota dewan komisaris dengan nilai 2. Apakah corporate social
perusahaan didukung oleh perspektif responsibility berpengaruh
fungsi service dan kontrol yang dapat terhadap nilai perusahaan?
diberikan oleh dewan. Karena kedua 3. Apakah komisaris independen
fungsi tersebut lebih cenderung berpengaruh terhadap nilai?
diberikan oleh dewan komisaris untuk 4. Apakah corporate governance,
kondisi struktur corporate governance. corporate social responsibility,
Fungsi service menyatakan bahwa dan komisaris independen
komisaris dapat memberikan konsultasi berpengaruh terhadap nilai
dan nasihat kepada manajemen (dan perusahaan?
direksi) (Darwis, 2009).
Dewan komisaris tidak
memiliki otoritas dalam perusahaan,
maka dewan direksi bertanggung jawab

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


44

Adapun Tujuan Penelitian, sebagai kepentingan terbaik principal (Jensen


berikut: dan Meckling, 1976).
1. Untuk menganalisis pengaruh Eisenhardt (dikutip oleh Wien
corporate governance terhadap Ika Permanasari 2010), menggunakan
nilai perusahaan. tiga asumsi sifat dasar manusia guna
2. Untuk menganalisis pengaruh menjelaskan tentang teori agensi yaitu:
corporate social responsibility (1) manusia pada umumnya
terhadap nilai perusahaan. mementingkan diri sendiri (self interest),
3. Untuk menganalisis pengaruh (2) manusia memiliki daya pikir terbatas
komisaris independen terhadap mengenai persepsi masa mendatang
nilai perusahaan. (boundedrationality), dan (3) manusia
4. Untuk menganalisis pengaruh selalu menghindari resiko (risk averse).
corporate governance, Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia
corporate social responsibility tersebut manajer sebagai manusia
dan komisaris independen kemungkinan besar akan bertindak
terhadap nilai perusahaan. berdasarkan sifat opportunistic, yaitu
mengutamakan kepentingan
II. KAJIAN TEORITIS DAN pribadinya.Perbedaan kepentingan yang
HIPOTESIS PENELITIAN muncul dalam perusahaan akan menjadi
Kajian Teoritis masalah yang kompleks, Pemahaman
Teori yang melandasi corporate tentang penerapan Coporate
governance adalah teori keagenan. Teori Governance di dalam perusahaan di
keagenan (Agenci Theori)menejelaskan harapkan dapat meminimalisir konflik
bahwa hubungan agensimuncul ketika yang mungkin terjadi di dalam
satu orang atau lebih (principal) perusahaan.
mempekerjakan orang lain (agent)untuk Menurut Haniffa et al., (dalam
memberikan suatu jasa dan kemudian Wien Ika Permanasari,2010), dalam
mendelegasikan wewenangpengambilan legitimasi teory perusahaanmemiliki
keputusan kepada agent tersebut (Jensen kontrak dengan masyarakat untuk
dan Meckling, 1976). Sedangkan melakukan kegiatannya berdasarkan
Hendriksen dan Michael (2000) nilai-nilai justice, dan bagaimana
menyatakan agen menutup kontrakuntuk perusahaan menanggapi berbagai
melakukan tugas-tugas tertentu bagi kelompok kepentingan untuk
prinsipal dan prinsipal menutupkontrak melegitimasi tindakan perusahaan. Oleh
untuk memberi imbalan kepada agen. karena itu perusahaan semakin
Sebagai agent, manajer bertanggung menyadari bahwa kelangsungan hidup
jawab untuk mengoptimalkan perusahaan juga tergantung dari
keuntungan para pemilik (principal), hubungan perusahaan dengan
namun disisi yang lain manajer juga masyarakat dan lingkungan dimana
memiliki kepentingan untuk perusahaan tersebut menjalankan setiap
memaksimumkan kesejahteraan mereka. aktivitasnya.
Terjadi konflik kepentingan / conflict of Menurut Haniffa et al., (dikutip
interest sehingga ada kemungkinan dari Wien Ika Permanasari,2010 ), jika
besar agent tidak selalu bertindak demi terjadi ketidakselarasan antara sistem

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


45

nilai perusahaan dan sistem nilai berkembang terdapat dua hal; pertama,
masyarakat, maka perusahaan akan kapabilitas untuk menempatkan motif
kehilangan legitimasinya dan maksimalisasi keuntungan membuat
selanjutnya akan mengancam gambaran lebih jelas tentang motivasi
kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan memperbesar tanggung
Keselarasan antara tindakan organisasi jawab sosialnya. Kedua, legitimasi
dan nilai-nilai masyarakat ini tidak organisasidapat untuk memasukkan
selamanya berjalan seperti yang faktor budaya yang membentuk tekanan
diharapkan. Tidak jarang akan terjadi institusi yangberbeda dalam konteks
perbedaan potensial antara organisasi yang berbeda. Uraian di atas
dan nilai-nilai sosial yang dapat menjelaskan bahwa teori legitimasi
mengancam legitimasi perusahaan merupakan salah satuteori yang
bahkan dapatmembuat perusahaan mendasari pengungkapan CSR.
tersebut ditutup. Suchman (dalam Pengungkapan tanggung jawab social
Barkemeyer, 2007) memberikan definisi perusahaan dilakukan untuk
mengenai organisational legitimacy mendapatkan nilai positif dan legitimasi
sebagai berikut: Legitimacy is a dari masyarakat.
generalized perception or assumption
that the actions of anentity are Corporate Governance
desirable, proper, or appropriate within Pengertian mengenai CG.
someocially constructedsystem of norms, Menurut Forum for Corporate
values, beliefs, and definitions.Nasi, Governancein Indonesia (FCGI)
Philips, and Zyglidopoulos (dalam mendefinisikan corporate governance
Nurhayati et al., 2006) mengatakan sebagai seperangkat peraturan yang
bahwa “Legitimacy theory focuses of the mengatur hubungan antar pemegang
adequacy of corporate social saham, pengurus (pengelola)
behaviour”. perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
Ini berarti bahwa society judge karyawan, serta pemegang kepentingan
organisasi berdasarkan atas image (citra) internal dan eksternal lainnya yang
yang akan perusahaan ciptakan untuk berkaitan degan hak-hak dan kewajiban
perusahaan itu sendiri.Selanjutnya mereka atau dengan kata lain suatu
organisasi dapat menetapkan legitimasi sistem yang mengatur dan
mereka dengan memadukanantara mengendalikan perusahaan.
kinerja perusahaan dengan ekspektasi Menurut FCGI tujuan dari CG
atau persepsi publik. Ketika terdapat adalah menciptakan nilai tambah untuk
kesenjangan antara pengharapan dari stakeholder. FCGI juga berpendapat,
masyarakat dan perilaku sosial apabila perusahaan menerapkan CG,
perusahaan,maka akan muncul masalah maka keuntungan yang bisa didapatkan
legitimasi. oleh perusahaan antara lain perusahaan
Barkemeyer (2007) lebih mudah untuk mendapatkan
mengungkapkan bahwa penjelasan tambahan modal,cost of capital menjadi
tentang kekuatanteori legitimasi lebih rendah, meningkatkan kinerja
organisasi dalam konteks tanggung bisnis, dan mempunyai dampak yang
jawab sosial perusahaan dinegara

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


46

baik terhadap harga saham perusahaan 2) Meluasnya operasi perusahaan


(Vincentius Randy dan Juniarti 2013). multinasional di negara berkembang
sehinggadituntut memperhatikan
Corporate Social Responsibility (CSR) keadaan sosial, lingkungan dan hak asasi
atau Pertanggung jawaban Sosial manusia.
Perusahaan Globalisasi dan berkurangnya
Menurut Carroll (dikutip dari peran pemerintah telah menyebabkan
Wien Ika Permanasari, 2010), konsep munculnya lembaga sosial masyarakat
CSR memuatkomponen-komponen (LSM) yang lebih memperhatikan
sebagai berikut: isukemiskinan sampai kekuatiran
1. Economic responsibilities punahnya spesies tumbuhan dan hewan
Tanggung jawab sosial perusahaan akibat ekosistem yang semakin labil.
yang utama dalah tanggung jawab Kesadaran perusahaan akan pentingnya
ekonomi karena lembaga bisnis terdiri citra perusahaan dalam
dari aktivitas ekonomi yang membawaperusahaan menuju bisnis
menghasilkan barang dan jasa bagi berkelanjutan.
masyarakat secara menguntungkan. Selain itu menurut Deegan
2. Legal responsibilities (dalam Chariri dan Ghozali, 2007)
Masyarakat berharap bisnis alasan yang mendorong praktik
dijalankan dengan mentaati hukum dan pengungkapan tanggungjawab sosial dan
peraturan yang berlaku yang pada lingkungan antara lain:
hakikatnya dibuat oleh masyarakat 1. Mematuhi persyaratan yang ada
melalui lembaga legislatif. dalam Undang-undang.
3. Ethical responsibilities 2. Pertimbangan rasionalitas ekonomi.
Masyarakat berharap perusahaan 3. Mematuhi pelaporan dan proses
menjalankan bisnis secara etis yaitu akuntabilitas.
menunjukan refleksi moral yang 4. Mematuhi persyaratan peminjaman.
dilakukan oleh pelaku bisnis secara 5. Mematuhi harapan masyarakat.
perorangan maupun kelembagaan untuk 6. Konsekuensi ancaman atas
menilai suatu isu di mana penilaian ini legitimasi perusahaan.
merupakan pilihan terhadap nilai yang 7. Mengelola kelompok stakeholder
berkembang dalam suatu masyarakat. tertentu.
4. Discretionary responsibilities 8. Menarik dana investasi.
Masyarakat mengharapkan keberadaan 9. Mematuhi persyaratan industri.
perusahaan dapat memberikan manfaat 10. Memenangkan penghargaan
bagi mereka. pelaporan.
Perkembangan CSR secara konseptual Menurut The World Business
menurut Rika dan Islahuddin (2008) Council for Sustainable Development
mulai dibahas sejak tahun 1980-an yang (dalam Rika dan Ishlahuddin, 2008),
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: Corporate Social Responsibility atau
1) Runtuhnya tembok Berlin yang tanggung jawab sosial perusahaan
merupakan simbol tumbangnya paham didefinisikan sebagai komitmen bisnis
komunis dan bergantinya ke imperium untuk memberikan kontribusi bagi
kapitalisme secara global. pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


47

Hal tersebut dilakukan melalui kerja Komisaris independen adalah


sama dengan para karyawan serta anggota komisaris yang tidak
perwakilan mereka, keluarga mereka, mempunyai hubungan afiliasi dengan
komunitas setempat maupun masyarakat anggota komisaris lainnya, anggota
umum untuk meningkatkan kualitas dewan direksi, dan pemegang saham
kehidupan dengan cara yang bermanfaat pengendali (Samsul, 2006:72)
baik bagi bisnis sendiri maupun untuk Komposisi komisaris independen
pembangunan. ditentukan dengan membagi jumlah
Menurut Boone dan Kurtz komisaris independen dengan total
(dikutip oleh Harmoni dan Ade, 2008), jumlah komisaris pada sebuah
pengertian tanggung jawab sosial (social perusahaan Dul Muid (2009).
responsibility) secara umum adalah
dukungan manajemen terhadap Nilai Perusahaan
kewajiban untuk mempertimbangkan Nilai perusahaan merupakan
laba, kepuasan pelanggan dan salah satu tujuan perusahaan yang sangat
kesejahteraan masyarakat secara setara penting bagi kelangsungan hidup
dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. perusahaan,cara untuk meningkatkan
Achda (2007) mengartikan CSR sebagai nilai perusahaan melalui peningkatan
komitmen perusahaan untuk kemakmuran bagi para pemegang
mempertanggungjawabkan dampak saham. Tingginya harga pasar saham
operasinya dalam dimensi sosial, maka akan meningkatkan nilai
ekonomi, dan lingkungan serta terus- perusahaan, Karena semakin tinggi
menerus menjaga agar dampak tersebut harga saham maka menunjukan
menyumbang manfaat kepada kemakmuran pemegang saham. Dengan
masyarakat dan lingkungan hidupnya. demikian minat dari para investor untuk
berinvestasi pada perusahaan tersebut
Komisaris Independen akan meningkat. Selain itu Kekayaan
Komisaris Independen yang dimiliki oleh para pemegang
menggambarkan puncak dari sistem saham dan perusahaan di presentasikan
pengendalian pada perusahaan.Peran oleh harga pasar dari saham yang
pengawasan oleh dewan komisaris ini merupakan cerminan dari keputusan
diharapkan akan meminimalisir konflik investasi, pendanaan ( Financing), dan
keagenan yang timbul antara dewan management asset.
direksi dengan pemegang saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Dul Hipotesis Penelitian
Muid (2009) mengenai pengaruh 1. Corporate Governance
mekanisme corporate governance terhadap Nilai Perusahaan
terhadap kualitas laba hasilnya Menurut Komite Nasional
menunjukkan bahwa semakin besar Kebijakan Governance (KNKG) yang
proporsi dewan komisaris independen tertuang dalam Pedoman Umum GCG
maka discretionary accruals semakin Indonesia (2006), terdapat 5 asas /
kecil dan tidak berpengaruh secara prinsip yang menjadi pedoman dalam
signifikan terhadap kualitas laba. penerapan GCG, yaitu antara lain :
Transparansi (transparency)

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


48

yaitu keterbukaan dalam melaksanakan Setiap pelaku ekonomi selain


proses pengambilan keputusan dan berusaha untuk kepentingan pemegang
keterbukaan dalam mengemukakan saham dan berfokus pada pencapaian
informasi materiil dan relevan mengenai laba disamping itu juga
perusahaan; mempunyaitanggung jawab sosial
Kemandirian (independency) terhadap masyarakat sekitar, dan hal itu
yaitu suatu keadaan di mana perusahaan perlu diungkapkan dalam laporan
dikelola secara profesional tanpa tahunan.
benturan kepentingan dan Perusahaan dapat memberikan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun disclosure melalui laporan tahunan yang
yang tidak sesuai dengan peraturan telah diatur (mandatory disclosure),
perundang-undangan yang berlaku dan maupun melalui pengungkapan sukarela
prinsip-prinsip korporasi yang sehat; (voluntary disclosure) sebagai tambahan
Akuntabilitas (accountability) pengungkapan minimum yang telah
yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan ditetapkan.
pertanggungjawaban organ sehingga H2: Corporate Social Responsibilty
pengelolaan perusahaan terlaksana berpengaruh signifikan terhadap nilai
secara efektif. perusahaan
Pertanggungjawaban (responsibility)
yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan 3. Komisaris Independen
perusahaan terhadap peraturan Terhadap Nilai Perusahaan
perundang-undangan yang berlaku dan Adanya komisaris independen
prinsip-prinsip korporasi yang sehat; diharapkan mampu meningkatkan peran
Kewajaran (fairness) dewan komisaris sehingga tercipta good
yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam corporate governance di dalam
memenuhi hak hak stakeholder yang perusahaan. Manfaat corporate
timbul berdasarkan perjanjian dan governance akan dilihat dari premium
peraturan perundang-undangan yang yang bersedia dibayar oleh investor atas
berlaku. ekuitas perusahaan (harga pasar).
H1: Corporate Governance Menurut KNKCG (Komite Nasional
berpengaruh signifikan terhadap nilai kebijakan Corporate Governance),
perusahaan komisaris independen adalah anggota
dewan komisaris yang tidak terafiliasi
2. Corporate Social Responsibility dengan Direksi, anggota dewan
(CSR) terhadap Nilai komisaris lainnya dan pemegang
Perusahaan saham pengendali serta bebas dari
Jenis pengungkapan social ada hubungan bisnis atau hubungan
yang bersifat wajib (mandatory) yaitu lainnya yang dapat mempengaruhi
pengungkapan informasi wajib kemampuannya untuk bertindak
dilakukan oleh perusahaan berdasarkan independen atau bertindak semata-
pada peraturan atau standar tertentu dan mata demi kepentingan perusahaan
ada yang bersifat sukarela (voluntary) Irma adriani, (2011). Berdasarkan uraian
yang merupakan pengungkapan diatas, maka hipotesis penelitian ini
informasi tambahan dari perusahaan. adalah:

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


49

H3: Komisaris Independen ini meliputi data perusahaan go publik


Berpengaruh signifikan Terhadap sektor tekstil dan garmen yang
Nilai Perusahaan mencakup periode 2011-2013.

4. Corporate Governance, Definisi dan Pengukuran Variabel


Corporate Social Responsibility Variabel dependen (Y)
(CSR), Komisaris Independen Nilai Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan Variabel dependen (variabel terikat)
Prinsip yang menjadi pedoman merupakan variabel yang
dalam penerapan GCG, yaitu: dipengaruhi atau yang menjadi akibat
a. Transparansi karena adanya variabel bebas.
(transparency),
Variabel dependen dalam penelitian
b. Kemandirian
ini adalah nilai perusahaan. Nilai
(independency),
perusahaan diukur dengan menggunakan
c. Akuntabilitas
total debt ditambah nilai pasar ekuitas
(accountability),
dibagi dengan nilai buku dari total
d. Pertanggungjawaban
(responsibility) asset.
e. Kewajaran (fairness).
Setiap pelaku ekonomi selain Variabel independen (X)
berusaha untuk kepentingan pemegang Corporate Governance (X1)
saham dan berfokus pada pencapaian Corporate Governance adalah
laba disamping itu juga variabel independen yang diproksikan
mempunyaitanggung jawab sosial menggunakan :
terhadap masyarakat sekitar, dan hal itu 1). Shareholder Rights (subindex A)
perlu diungkapkan dalam laporan a). Perusahaan menggunakan suara
tahunan. kumulatif untuk pemilihan direksi. Suara
Adanya komisaris independen kumulatif adalah aturan standar di
diharapkan mampu meningkatkan peran bawah Komersial Kode, tetapi
dewan komisaris sehingga tercipta good perusahaan dapat memilih keluar dengan
corporate governance di dalam suara mayoritas pemegang saham.
perusahaan. b). Perusahaan mengadakan ijin
H4: Corporate Governance, Corporate pemungutan suara melalui email.
Social Responsibility (CSR), Komisaris c). Perusahaan memilih tanggal
Independen berpengaruh signifikan pertemuan dengan pemegang saham
terhadap Nilai Perusahaan agar tidak tumpang tindih dengan
perusahaan lain dalam industri yang
III. METODE PENELITIAN sama, atau memilih lokasi pertemuan
Penelitian ini menggunakan data untuk mendorong kehadiran.
kuantitatif yang berbentuk data sekunder d). Perusahaan mengungkapkan calon
yang digunakan untuk pengujian direktur kepada pemegang saham di
hipotesis yaitu data laporan tahunan muka pertemuan pemegang saham.
periode 2011-2013. Yang bersumber e). Persetujuan Dewan diperlukan untuk
website www.idx.co.id. Data penelitian transaksi dengan pihak terkait.

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


50

2). Boards of Directors (subindex B). m). Perusahaan tidak mengijinkan


a).Dewan Komisaris rata-rata Komisaris Independen untuk membeli
menghadiri setidaknya 75% dari saham perusahaan.
pertemuan. 4) Audit Committee and Internal Auditor
b).Posisi Dewan Komisaris atas rapat (subindex D)
tercatat dalam notulen rapat. a)Ada Komisaris Independen didalam
c). Direktur Utama/CEO dan komisaris Komite Audit
utama adalah orang yang berbeda. b) Rasio Komisaris Independen dalam
d).Ada sistem yang mengevaluasi Komite Audit: 1 jika rasio lebih dari 2/3
anggota Dewan Komisaris. (minimum hukum bagi perusahaan yang
e). Ada peraturan yang mengatur harus memiliki komite audit), 0
pertemuan Dewan Komisaris. sebaliknya.
f). Perusahaan menggelar empat atau c) Ada peraturan yang mengatur Komite
lebih rapat Dewan Komisaris per tahun. Audit / Auditor Internal
3)Outside Directors (subindex C). d)Komite Audit meliputi seseorang
a). Perusahaan mempunyai setidaknya dengan keahlian dalam akuntansi
30% Komisaris Independen e) Komite Audit / Audit Internal
b). Perusahaan mempunyai lebih dari merekomendasikan auditor eksternal
30% Komisaris Independen pada pertemuan pemegang saham
c). Perusahaan memiliki satu atau lebih tahunan
Komisaris dari luar negeri f) Komite Audit / Audit Internal
d). Perusahaan memiliki Komisaris menyetujui penunjukan kepala audit
Independen internal
e). Komisaris Independen Tidak g) Notulen rapat menulis setiap
Menerima Dana Pensiun pertemuan Komite Audit / Audit Internal
f). Komisaris Independen dapat h) Ada laporan kegiatan Komite Audit
memperoleh saran para ahli dari luar / Audit Internal di pertemuan
perusahaan. tahunan pemegang saham
g). Perusahaan mempunyai sistem untuk i) Anggota Komite Audit rata-rata
mengevaluasi Komisaris Independen. menghadiri setidaknya 75% dari
h). Pemegang saham menyetujui pertemuan
membayar agregat Komisaris j) Komite Audit / Audit Internal
Independen di pertemuan pemegang bertemu dengan Auditor Eksternal untuk
saham. meninjau laporan keuangan
i). Komisaris independen rata-rata k) Komite Audit bertemu dua kali atau
menghadiri setidaknya 75% dari lebih per tahun
pertemuan Untuk masing-masing subindex
j). Perusahaan mempunyai kode etik diberikan angka 1 jika memenuhi,dan 0
bagi Komisaris Independen jika tidak. Untuk memperoleh skor GCG
k). Perusahaan menetapkan contact total maka digunakan rumus:
person untuk mendukung Komisaris CGI = A + (B+C)/2 + D
Independen Sumber Vincentius Randy dan Juniarti
l). Ada pertemuan khusus untuk (2013)
Komisaris Independen

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


51

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan perbandingan Jumlah


(X2) komisaris independen dengan total
Diperoleh dari laporan tahunan dewan komisaris.
perusahaan. Daftar pengungkapan sosial
yang digunakan adalah daftar item yang Metode Pengambilan Sampel
mengacu pada peneliti sebelumnya, Adapun kriteria yang dipakai dalam
yaitu penelitian yang dilakukan oleh pengambilan sampel (Purposive
Wien Ika Kumalasari (2010) dengan sampling), sebagai berikut:
empat tema, yaitu kemasyarakatan, 1. Semua perusahaan manufaktur
produk dan konsumen, ketenagakerjaan Sektor industri tekstil dan
sertamenggunakan tema lingkungan. garmen yang terdaftar di BEI
Diukur dengan menggunakan variable selama tahun 2011-2013.
dummy, yaitu: 2. Memiliki data tentang
Score 0 : Jika perusahaan tidak Corporate Governance yang
mengungkapkan item pada daftar lengkap.
pertanyaan. 3. Memiliki data tentang
Score 1: Jika perusahaan Corporate Social Responsibility
mengungkapkan item pada daftar yang diperlukan dalam
pertanyaan. penelitian.
Pengukuran kemudian 4. Perusahaan yang menerbitkan
dilakukan berdasarkan indeks laporan keuangan dan laporan
pengungkapan masing-masing tahunan di BEI selama tahun
perusahaan yang dihitung melalui 2011-2013.
jumlah item yang sesungguhnya
Metode Analisis Data
perusahaan dengan jumlah semua
Statistik deskriptif
item yang diungkapkan (Bambang Statistik deskriptif digunakan
Suripto, 1999). untuk menggambarkan profil data
sampel yang meliputi mean, median,
Komisaris Independen (X3) maksimum, minimum, dan devisi
Komisaris independen standar. Data yang diteliti
merupakan semua komisaris yang dikelompokan menjadi tiga, yaitu
tidak memiliki kepentingan bisnis Corporate Governance, Corporate
yang substantial dalam perusahaan. Social Responsibility dan Nilai
Komisaris independen yang Perusahaan.
memiliki sekurang kurangnya 30%
Uji Asumsi klasik
(tiga puluh persen) dari jumlah
Dalam penelitian ini
seluruh anggota komisaris, berarti
menggunakan uji asumsi klasik.
telah memenuhi pedoman good Pengujian asumsi klasik yang bertujuan
corporate governance guna menjaga untuk menentukan ketepatan model. Uji
independensi, pengambilan asumsi klasik yang akan digunakan
keputusan yang efektif, tepat, dan dalam penelitian ini meliputi :
cepat. Komisaris independen

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


52

Uji Normalitas (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff


Uji normalitas dilakukan untuk yang umum dipakai untuk menunjukkan
mengetahui apakah dalam model regresi, adanya mutikolonieritas adalah nilai
variabel dependen dan variabel tolerance ≤0,10 atau sama dengan nilai
independen memiliki distribusi normal VIF ≥10. Model regresi yang baik tidak
atau tidak. Untuk menghindari terdapat masalah multikolonieritas atau
terjadinya bias, data yang digunakan adanya hubungan korelasi diantara
harus terdistribusi dengan normal. variabel - variabel independennya
Model regresi yang baik adalah (Ghozali, 2009).
memiliki data normal atau mendekati
normal (Ghazali, 2009). Jika asumsi ini Uji Autokorelasi
dilanggar maka uji statistik menjadi Uji Autokorelasi bertujuan
tidak valid untuk sampel kecil. menguji apakah model regresi linear ada
Pengujian normalitas dalam korelasi antara kesalahan penggangu
penelitian ini dengan menggunakan pada periode t dengan kesalahan
onesample kolmogorov-smirnov test. pengganggu pada periode t-1 (Ghozali,
Dalam uji one sample kolmogorov- 2009).
smirnov test variabel-variabel yang Autokorelasi digunakan untuk
mempunyai nilai asymp. Sig (2-tailed) di menguji suatu model apakah antara
bawah 0,05 maka diartikan bahwa variabel pengganggu masing-masing
variabel-variabel tersebut memiliki variabel bebas saling mempengaruhi.
distribusi tidak normal dan sebaliknya Untuk mengetahui apakah pada model
(Ghozali, 2009). regresi mengandung autokorelasi dapat
digunakan pendekatan D-W (Durbin
Uji Multikolinearitas Watson). Menurut Santoso (2001)
Multikolonieritas bertujuan kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
untuk menguji apakah model regresi 1. Nilai D-W di bawah -2 berarti
ditemukan adanya korelasi antar diindikasikan ada autokorelasi
variabel bebas (independen). Model
positif.
regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. 2. Nilai D-W di antara -2 sampai 2
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya berarti diindikasikan tidak ada
multikolonieritas di dalam model regresi
autokorelasi.
dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) Variance Inflation Factor 3. Nilai D-W di atas 2 berarti
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan diindikasikan ada autokorelasi
ukuran setiap variabel independen
negatif.
manakala yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variable Uji Heterokedastisitas
independen yang dipilih yang tidak Uji Heteroskedastisitas
dijelaskan oleh variabel independen bertujuan untuk menguji apakah model
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah regresi terjadi ketidaksamaan variance
sama dengan nilai VIF yang tinggi dari residual satu pengamatan ke

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


53

pengamatan lain. Model regresi yang CG = Corprate governance


baik adalah model yang tidak terjadi CSR = Corporate Social
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Responsibility
Cara untuk mendeteksi ada atau KI = Komisaris Independen
tidaknya heteroskedastisitas yaitu e = Error Term
Melihat grafik plot antara variabel
terikat yaitu ZPRED dengan residualnya Uji Koefisien Determinan (R2)
yaitu SRESID. Deteksi ada tidaknya Pengukuran koefisien
heteroskedastisitas dapat dilakukan determinasi dilakukan untuk mengetahui
dengan melihat ada tidaknya pola persentase pengaruh variabel
tertentu pada grafik scattterplot antara independen terhadap perubahan
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y variabel dependen. Dari ini diketahui
adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X seberapa besar variabel dependen
adalah residual (Y prediksi – Y mampu dijelaskan oleh variabel
sesungguhnya) yang telah di studentized. independennya, sedangkan sisanya
Dasar analisisnya, sebagai dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar
berikut: model.
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yng
ada membentuk pola tertentu yang Uji – t
teratur (bergelombang, melebar Uji - t digunakan untuk
kemudian menyempit), maka menguji tingkat signifikansi pengaruh
mengindikasikan telah terjadi variabel independen terhadap variabel
heteroskedastisitas. dependen secara parsial. Pengambilan
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta keputusan dilakukan berdasarkan
titik-titik menyebar di atas dan di bawah perbandingan nilai t hitung masing-
angka nol pada sumbu Y, maka tidak masing koefisien t regresi dengan t
terjadi heteroskedastisitas. tabel sesuai dengan tingkat
Analisis Regresi Linier Berganda signifikansi yang digunakan. Jika t
Hipotesis yang akan diuji dalam hitung koefisien regresi lebih kecil dari t
penelitian ini yaitu pengujian tabel, maka variabel independen
pengaruh Corporate governance, secaraindividu tersebut tidak
corporate social responsibility dan berpengaruh terhadap variabel
komisaris independen terhadap nilai dependen, artinya hipotesis ditolak.
perusahaan. Model yang digunakan Sebaliknya jika t hitung lebih besar dari
untuk menguji pengaruh variabel- t tabel, maka variabel independen secara
variabel secara spesifik terhadap nilai individu berpengaruh terhadap
perusahaan dalam penelitian ini variabel dependen, artinya hipotesis
dinyatakan dalam persamaan regresi di diterima.
bawah ini:
Y = α+ b1 CG + b2 CSR + b3 KI + e Uji - F
Keterangan: Uji F digunakan untuk menguji
Y = Nilai Perusahaan tingkat pengaruh variabel
α = Konstanta independenterhadap variabel dependen
b1- b3 = Koefisien Regresi secara bersama-sama. Dalam uji F

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


54

kesimpulan yang diambil adalah dengan Analisis statistik deskriptif


melihat signifikansi (α) dengan Statistik deskriptif memberikan
ketentuan: gambaran atau deskripsi suatu data yang
1. Jika α> 5% : H0 diterima dilihat dari nilai rata-rata (mean),
2. Jikaα< 5% : H0 ditolak standar deviasi, maksimum dan
minimum. Berdasarkan hasil statistik
IV. HASIL PENELITIAN DAN deskriptif dengan menggunakan metode
PEMBAHASAN pooled data diperoleh sebanyak 30 data
Hasil Penelitian observasi.
Statistik Deskriptif

Tabel 1.
Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation

Nilai Perusahaan 30 ,95 5,96 1,4197 1,10325


CG 30 22,00 26,00 24,3333 1,26854
CSR 30 2,00 7,00 3,5000 1,45626
KI 30 ,25 ,50 ,3840 ,08007
Valid N 30
(listwise)
Sumber : Data yang diolah statistical product and service solution (SPSS)

Berdasarkan Tabel diatas terlihat dimiliki oleh (INDR) PT Indo Rama


nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata- Synthetic Tbk. Nilai rata-rata sebesar
rata,dan standar deviasi dari variabel 1.4197, dan standar deviasi nilai
yang telah diteliti pada perusahaan perusahaanadalah sebesar1.10325.Nilai
manufaktur di sektor industri tekstil dan standar deviasi yang lebih rendah dari
garment yang terdaftar di BEI periode nilai rata-rata menunjukan bahwa
2011-2013 dengan jumlah total variabel nilai perusahaan cukup baik
pengamatan 30 perusahaan. karena standar deviasi yang
Dalam penelitian ini, nilai mencerminkan penyimpangan dari data
perusahaan diukur dengan metode variabel tersebut lebih rendahdari nilai
Tobins Q dengan rumus total debt rata-rata.
ditambah nilai pasar ekuitas dibagi Variabel corporate governance
dengan nilai buku dari total aset. dalam penelitian ini nilai terendah yang
Terdapat nilai terendah nilai didapat 22.00yang dimiliki oleh
perusahaanadalah 0.95yang dimiliki (MYTX) PT Apac Citra Centertex Tbk.
oleh (CNTX) PT Centex Tbk. Nilai Nilai tertinggi corporate governance
perusahaan tertinggi sebesar 5.96 yang sebesar 26.00yang dimiliki oleh

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


55

(ADMG) PT Polychem Indonesia Tbk Tabel 2.


dan (INDR) PT Indo Rama Synthetic Uji Normalitas
Tbk. Nilai rata-rata corporate Unstandardized
governance24.3333dengan standar
Residual
deviasi 1.26854.
Variabel Corporate Social N 30
Responsibility dalam penelitian ini nilai
terendah yang didapat 2,00 yang Norma Mean ,0000000
dimiliki oleh (TFCO) PT Tifico Fiber l
Indonesia Tbk. dan (INDR) PT Indo Param Std.
,78265512
Rama Synthetic Tbk. Deviatio
etersa,b n
NilaiCorporateSocial Responsibility
yang tertinggi 7,00 yang dimiliki oleh Most Absolut
(ERTX)PT Eratex Djaya Tbk. Rata-rata ,148
Extre e
CorporateSocial Responsibility3.5000.
me
Nilai . Standar deviasi CorporateSocial ,148
Differ Positive
Responsibility1.45626.
Variabel Komisaris Independen ences -,085
Negative
dalam penelitian ini nilai minimum
adalah 0,25 persen yang dimiliki oleh Kolmogorov-
(UNTX)PT Unitex Tbk. Prosentase Smirnov Z ,811
nilai komisaris independen tertinggi
adalah 0,50yang dimiliki oleh (MYTX) Asymp. Sig. ,526
PT Apac Citra Centertex Tbk. dan (2-tailed)
(UNIT) PT Nusantara Inti Corpora Tbk. Sumber : Data diolah SPSS
Rata-rata prosentase komisaris Dari tabel di atas menunjukan
independen adalah 0,3840. standar nilai Asymp. Sig sebesar 0,526, maka
deviasi adalah sebesar 0,08007 atau dapat disimpulkan bahwa data yang
lebih kecil dari nilai rata-rata. digunakan dalam penelitian ini
berdistribusi normal.
Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas Uji Multikolinearitas
residual ini adalah untuk menguji Uji ini dilakukan dengan
dalam sebuah model regresi, variabel melihat nilai tolerance dan variance
dependen dan variabel independen inflation factor (VIF). Agar tidak terjadi
terdistribusi secara normal atau tidak. multikolinearitas, tolerance value > 0,10
Pengujian normalitas residual data dan VIF < 10.
pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan one sample kolmogrov
smirnov test, yang mana jika nilai
asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka
distribusi data dikatakan normal.

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


56

nilai Durbin Watson sebesar 1,184. Nilai


Tabel 3. D-W tersebut diantara -2 sampai 2
Uji Multikolinearitas
berarti tidak ada autokorelasi.
Coefficientsa
Collinearity
Statistics Uji Heteroskedastisitas
Model Tolerance VIF Dalam penelitian ini digunakan
1 (Constant) diagram titik (scatter plot) yang
seharusnya titik-titik tersebut tersebar
CG 0,9 1,112
acak agar tidak terdapat
CSR 0,911 1,098
heterokedastisitas.
KI 0,972 1,029
Sumber : Data diolah SPSS
Berdasarkan tabel diatas,
tolerance value > 0,10 dan VIF < 10
sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel independen tidak terjadi
multikolinearitas dan dapat digunakan.

Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini
menggunakan pengujian autokorelasi
menggunakan Durbin-Watson untuk
mencari ada atau tidaknya autokorelasi. Gambar 1.
Menurut Santoso (2001) kriteria Scatterplot
autokorelasi, yaitu:
1. Nilai D-W di bawah -2 berarti Apabila dilihat dari grafik plot,
terlihat titik-titik tersebar baik di atas
ada autokorelasi positif. maupun dibawah angka 0 pada sumbu
2. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 Y, sehingga dapat disimpulkan tidak
berarti tidak ada autokorelasi. terdapat gejala heteroskedastisitas pada
model regresi yang digunakan pada
3. Nilai D-W di atas 2 berarti ada
penelitian ini.
autokorelasi negatif.
Tabel 4. Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini analisis
regresi linear berganda digunakan untuk
memprediksikan antara Corporate
Model Durbin-Watson Governace, Corporate Social
1 1,184 Responsibilty dan Komisaris Independen
terhadap Nilai Perusahaan.
Sumber : Data diolah SPSS

Berdasarkan hasil pengujian


autokorelasi pada tabel diatas diketahui

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


57

Tabel 5. perusahaan (Y) sebesar 2,237 dengan


Regresi Linear Berganda asumsi faktor-faktor lainnya tidak
Unstandardized berubah.
Coefficients
Std. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model B Error Uji ini bertujuan untuk
1 (Constant) mengukur seberapa jauh kemampuan
-11,867 3,212
model dalam menerangkan variasi
CG 0,568 0,128
variabel terikat. Koefisien determinasi
CSR -0,397 0,11
(R²) menunjukkan proporsi yang
KI 2,237 1,945
diterangkan oleh variabel bebas dalam
Sumber : Data diolah SPSS model terhadap variabel terikatnya,
Untuk menguji hipotesis dalam sisanya dijelaskan oleh variabel lain
penelitian ini menggunakan analisis yang tidak dimasukkan dalam model.
regresi linear berganda. Model Berikut adalah hasil dari uji koefisien
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai Determinasi (adjusted R²) uji statistik t
berikut: (parsial) dan uji statistik f diuji
Y = -11,867 + 0,568 X1 - 0,397 X2 + menggunakan program data statistik
2,237 X3 + ε SPSS terlihat pada tabel di bawah ini:
Dari model regresi di atas dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 6.
Nilai konstanta sebesar -11,867 Uji Koefisien Determinasi
berarti bahwa jika tidak ada pengaruh
dari variabel-variabel bebas (X) maka R Adjusted
nilai perusahaan dalam penelitian ini Model R Square R Square
sebesar -11,867. 1
Koefisien regresi CG (X1) .711a .505 .455
sebesar 0,568 menunjukan bahwa setiap
perubahan sebesar 1 akan memberikan
Sumber : Data diolah SPSS
pengaruh kenaikan terhadap nilai
perusahaan (Y) sebesar 0,568 dengan Nilai adjusted R² Square sebesar
asumsi faktor-faktor lainnya tidak 0,455 hal ini berarti menunjukan 45,5%
berubah. nilai perusahaan dapat di pengaruhi
Koefisien regresi CSR (X2) variabel independen CG, CSR dan KI
sebesar - 0,397 menunjukan bahwa Sedangkan sisanya sebesar 54,5% dapat
setiap perubahan sebesar 1 akan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
memberikan pengaruh terhadap termasuk dalam penelitian ini.
penurunan nilai perusahaan (Y) sebesar
0,397 dengan asumsi faktor-faktor Uji t (t-test)
lainnya tidak berubah. Pengujian ini dilakukan dengan
Koefisien regresi KI (X3) membandingkan sig dari t dengan
sebesar 2,237 menunjukan bahwa setiap tingkat signifikansi yang diambil dalam
perubahan sebesar 1 akan memberikan hal ini 0,05 jika nilai sig dari t < 0,05
pengaruh terhadap peningkatan nilai

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


58

maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal


signifikan terhadap variabel dependen. ini berarti hipotesis 3 ditolak.

Tabel 7. Uji F (F-test)


Uji t Pengujian ini dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh antara CG,
CSR dan KI terhadap nilai perusahaan
Model t Sig.
secara bersama-sama (simultan).
1 (Constant) -3,694 0,001
CG Tabel 8.
4,451 0,000
Uji F
CSR
-3,594 0,001 Model F Sig.
KI 1 Regression
1,15 0,261 8,554 ,000b
Sumber : Data diolah SPSS Residual
Total
Dari uji t diatas maka dapat Sumber : Data diolah SPSS
ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
Hasil uji diketahui bahwa antara
1. Corporate Governance variabel independen terhadap variabel
terhadap Nilai Perusahaan dependen diperoleh tingkat signifikansi
Dari persamaan regresi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H4
tersebut dapat diketahui bahwa diterima atau dapat dikatakan CG, CSR
Corporate Governance memiliki nilai dan KI secara bersama-sama
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal berpengaruh signifikan terhadap nilai
tersebut menunjukan bahwa corporate perusahaan.
governance mempengaruhi nilai
perusahaan. Hal ini berarti hipotesis 1 Pembahasan
diterima. 1. Pengaruh Corporate
2. Corporate Social Responsibilty Governance terhadap Nilai
terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan
Corporate Social Responsibilty Pengujian hipotesis 1 dalam
memiliki nilai signifikansi sebesar penelitian ini adalah untuk menguji
0,001 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan apakah corporate governance
bahwa corporate social responsibilty berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini Hasil dari regresi menunjukkan nilai
berarti hipotesis 2 diterima. signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa corporate
3. Komisaris Independen governance mempengaruhi nilai
terhadap Nilai Perusahaan perusahaan. Hasil penelitian pada
Komisaris Independen memiliki hipotesis pertama menyatakan bahwa
nilai signifikansi sebesar 0,261 > 0,05. CG yang diukur dengan CG score
Hal tersebut menunjukan bahwa berpengaruh signifikan terhadap Nilai
komisaris independen berpengaruh tidak Perusahaan. Hal ini sejalan dengan

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


59

penelitian Rustiarini (2010) yang sosial perusahaan maka dapat


menyebutkan bahwa beberapa hal yang meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini
dapat menyebabkan corporate diakibatkan karena dengan adanya
governance berpengaruh pada nilai pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yaitu: (1) tingginya perusahaan maka akan direspon
kesadaran perusahaan untuk positif oleh masyarakat dan
menerapkan GCG sebagai suatu menimbulkan citra perusahaan yang
kebutuhan, bukan sekedar kepatuhan baik dimata masyarakat. Hal ini akan
terhadap regulasi yang ada, (2) memicu para investor untuk
manajemen perusahaan tertarik manfaat berinvestasi pada perusahaan tersebut
jangka panjang penerapan GCG, (3) yang menyebabkan meningkatnya nilai
meningkatnya kepemilikan saham oleh perusahaan. Penelitian ini didukung oleh
manajemen dan investor institusi Etty Murwaningsari (2009) yang
menyebabkan tekanan kepada menemukan bahwa pengungkapan
perusahaan untuk menerapkan GCG tanggung jawab sosial perusahaan
pun semakin besar, (4) keberadaan (CSR) berpengaruh terhadap nilai
dewan komisaris dan komite audit perusahaan. Semakin tinggi tingkat
dalam perusahaan dapat memantau pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dalam melaksanakan (CSR) mengakibatkan peningkatan nilai
GCG, (5) unsur budaya yang perusahaan.
berkembang dilingkungan usaha
nasional sangat menunjang 3. Pengaruh Komisaris
perkembangan penerapan GCG. Selain Independen terhadap Nilai
itu besarnya variasi dalam pelaksanaan Perusahaan
mekanisme corporate governance Komisaris independen
menyebabkan corporate governance berpengaruh tidak signifikan terhadap
merupakan faktor yang berdampak nilai peusahaan. Hasil penelitian ini
signifikan untuk meningkatkan nilai mendukung penelitian terdahulu yang
pasar saham dari perusahaan. Semakin dilakukan oleh Girsang (2010) ,
tinggi GCG Score menandakan bahwa Nurhayati (2010) dan Shakir ( 2008)
semakin baik implementasi GCG di dalam Wahyudi (2010) menemukan
perusahaan diikuti oleh naiknya harga bahwa ukuran dewan berpengaruh
saham perusahaan. negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Tetapi bertentangan dengan
2. Pengaruh Corporate Social hasil yang di peroleh Isnanta (2007)
Responsibilty terhadap Nilai Perbedaan penelitian ini disebabkan oleh
Perusahaan periode penelitian yang digunakan
CSR memberikan nilai dalam penelitian. Isnanta (2007)
signifikansi 0,001 < 0,05. Hal tersebut melakukan penelitian pada periode
menunjukkan bahwa corporate social 2005-2006 dimana pada tahun
responsibilty mempengaruhi nilai tersebut kondisi perekonomian
perusahaan. Hasil ini dapat Indonesia tidak berada dalam krisis
disimpulkan bahwa semakin tinggi moneter seperti yang dialami oleh
tingkat pengungkapan tanggung jawab perusahaan pada tahun 2007-2008

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


60

sehingga para anggota dewan komisaris faktor yang berdampak signifikan


dapat memberikan informasi yang pasti untuk meningkatkan nilai pasar saham
dan perkembangan penting perusahaan dari perusahaan. Semakin tinggi GCG
secara cepat dan tepat yang pada Score menandakan bahwa semakin
akhirnya dapat mempengaruhi nilai baik implementasi GCG di perusahaan
perusahaan. diikuti oleh naiknya harga saham
perusahaan. semakin tinggi tingkat
4. Pengaruh Corporate pengungkapan tanggung jawab sosial
Governance, Corporate Social perusahaan maka dapat meningkatkan
Responsibilty, Komisaris nilai perusahaan. Hal ini diakibatkan
Independen terhadap Nilai karena dengan adanya pengungkapan
Perusahaan tanggung jawab sosial perusahaan maka
Berdasarkan hasil pengujian akan direspon positif oleh masyarakat
yang dilakukan dengan menggunakan dan menimbulkan citra perusahaan yang
uji simultan atau uji F menunjukan baik dimata masyarakat. Hal ini akan
ketiga variabel independen secara memicu para investor untuk
bersama-sama berpengaruh signifikan berinvestasi pada perusahaan tersebut
terhadap nilai perusahaan. yang menyebabkan meningkatnya nilai
Dari hasil pengujian ini dapat perusahaan.
disimpulkan bahwa Corporate
Governance, Corporate Social V. KESIMPULAN
Responsibilty, Komisaris Independen DAN REKOMENDASI
mempengaruhi nilai perusahaan.
tingginya kesadaran perusahaan untuk Kesimpulan
menerapkan GCG sebagai suatu Berdasarkan hasil analisis dan
kebutuhan, bukan sekedar kepatuhan pembahasan yang telah dijelaskan, maka
terhadap regulasi yang ada. manajemen kesimpulan dari penelitian ini, sebagai
perusahaan tertarik manfaat jangka berikut:
panjang penerapan GCG. 1. Corporate Governance
meningkatnya kepemilikan saham oleh berpengaruh signifikan terhadap
manajemen dan investor institusi Nilai Perusahaan.
menyebabkan tekanan kepada 2. Corporate Social Responsibilty
perusahaan untuk menerapkan GCG berpengaruh signifikan terhadap
semakin besar. keberadaan dewan Nilai Perusahaan.
komisaris dan komite audit dalam 3. Komisaris Independen
perusahaan dapat memantau berpengaruh tidak signifikan
perusahaan dalam melaksanakan terhadap Nilai Perusahaan.
GCG. unsur budaya yang berkembang 4. Corporate Governance,
dilingkungan usaha nasional sangat Corporate Social Responsibilty,
menunjang perkembangan penerapan Komisaris Independen
GCG. Selain itu besarnya variasi berpengaruh signifikan terhadap
dalam pelaksanaan mekanisme Nilai Perusahaan.
corporate governance menyebabkan
corporate governance merupakan

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


61

Rekomendasi Christiawan Yulius Jogi, Josua Tarigan.


Adapun Rekomendasi yang 2007. Kepemilikan Manajeral:
diberikan, sebagai berikut: Kebijakan Hutang, Kinerja dan
1. Penelitian ini hanya dilakukan Nilai Perusahaan. Jurnal
di perusahaan manufaktur sektor Akuntansi Dan Keuangan, Vol.9
industri tekstil dan garment
untuk peneliti selanjutnya Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi
diharapkan dapat memperluas AnalisisMultivariate dengan
objek penelitian pada Program SPSS, Badan Penerbit
perusahaan lainnya yang Universitas Diponegoro.
terdaftar di Bursa Efek Semarang
Indonesia. Hendriksen, Eldon S dan M. Brenda.
2. Diharapkan untuk peneliti 2000. “Teori Akunting.” Edisi 5.
selanjutnya dapat Batam:Interaksara.
mengembangkan lagi faktor-
faktor atau variabel-variabel lain Hermansyah ade raya. 2013. Pengaruh
yang dapat mempengaruhi nilai Good Corporate Governance,
perusahaan. PertumbuhanPenjualan, Dan
Pertumbuhan Total Aset
Daftar Pustaka Terhadap Nilai Perusahaan.
Assauri, S. (2001). Manajemen Skripsi. Jurusan Akuntansi
Pemasaran. Dasar, konsep, dan Fakultas Ekonomi Dan
strategi. Jakarta : Rajawali. BisnisUniversitas
BrawijayaMalang
Barnae, Amir dan Amir Rubin, 2005.
”Corporate Social Jensen, M. and Meckling, W. 1976.
Responsibility as aConflict ‘‘Theory of the firm: managerial
Between Shareholders” behavior,agency costs and
ownership structure’’, Journal
Basamalah, Anies S., and Johnny of Financial Economics,Vol. 3,
Jermias. 2005. “Social and pp. 305-60.
EnvironmentalReporting and Komite Nasional Kebijakan
Auditing in Indonesia: Governance. (2006). Pedoman
Maintaining Organizational umum Good Corporate
Legitimacy?”, Gadjah Mada Governance Indonesia, 5-15.
International Journal of
Business, Vol. 7, No. 1, pp. 109 Laila Noor. 2011. Analisis Pengaruh
– 127. Good Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan
Brigham, E.F., & Weston, J.F. (1994). (Studi Empiris Pada Perusahaan
Dasar-Dasar Manajemen Manufaktur Yang Terd Aftar Di
Keuangan. Jakarta: Bursa Efek Indonesia Periode
Erlangga. 2005-2009). Skripsi. Fakultas

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017


62

Ekonomi Universitas Business Accounting Review,


Diponegoro Semarang. Vol. 1, No. 2.

Lastanti, Sri Hexana. 2004. “Hubungan Retno, R.D., & Priantinah, D. (2012).
Struktur Corporate Governance Pengaruh Good Corporate
denganKinerja Perusahaan dan Governance dan
Reaksi Pasar.” Konferensi Corporate Social Responsibility
Nasional Akuntansi, terhadap Nilai Perusahaan.
h.1-16 Jurnal Nominal.

Laster, Meziane and Faccio, Mara. 1999. Rustiarini, N.W. (2010). Pengaruh
“Managerial Ownership, Corporate Governance Pada
BoardStructure and Firm Value: Hubungan Corporate Social
The UK Evidence”, http: // Responsibility dan Nilai
ssrn.com, abstract:179008. Perusahanan. Simposium
Nasional Akuntansi XIII.
Meilyana Elizabeth. 2012. Analisis AKPM_12.
Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Singgih Santoso. (2001). Buku Latihan
Manajemen Laba Dan Nilai SPSS Statistik Parametrik.
Perusahaan Pada Perusahaan Jakarta : PT Elex Media
Manufaktur Di BEI. Komputindo Kelompok
Jurnalilmiah Mahasiswa Gramedia.
Akuntansi – Vol. 1, NO. 3
Suhartati titi, Sabar Warsini, Nedsal
Muid Dul. 2009. Pengaruh Mekanisme Sixpria. 2011. Pengaruh
Corporate Governance Pengungkapan Tanggung Jawab
Terhadap Kualitas Laba .Jurnal Sosial Dan Praktik Tata Kelola
Fokus Ekonomi. Vol. 4.No. Perusahaan Terhadap Nilai
2.Hal:94-108 Perusahaan. Jurnal Ekonomi
Permanasari wien ika. 2010. Pengaruh Dan Bisnis, Vol 10, No. 2.
Kepemilikan Manajemen, http://scholar.google.co.id/
Kepemilikan Institusional, Dan
Corporate Social http://www.idx.co.id
ResponsibilityTerhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. Universitas
Diponegoro Semarang

Randy Vincentius , Juniarti. 2013.


Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan Yang Terdaftar
Di BEI2007-2011. Jurnal

Competitive, Vol. 1 No. 1, Januari – Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai