Dewi Rachmania
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
nilai perusahaan yang baik dimata para Ownership Concentration) dan (2)
investor. kepemilikan perusahaan oleh manjemen
Cara yang dapat dilakukan (Management Ownership) (Wien Ika
perusahaaan untuk meningkatkan nilai Kumalasari 2010). Pemilik perusahaan
perusahaan adalah dengan memiliki dari pihak luar memiliki perbedaan
konsistensi laba perusahaan yang tingi, dengan manajer karena kecil
mendapat citra yang baik dari kemungkinan pemilik dari pihak luar
masyarakat, memiliki produk-produk terlibat dalam urusan bisnis perusahaan
yang berkualitas baik dan banyak sehari-hari sedangkan manjer ikut
diminati oleh para konsumen. Dengan berperan aktif dalam kegiatan
demikian nilai perusahaan akanmemiliki perusahaan sehari-hari.Dalam proses
citra yang baik di mata para investor. memaksimalkan nilai perusahaan
Namun untuk mencapai kondisi dengan aspek perusahaan yang
perusahaan yang memiliki nilai menerapkan sistem Kepemilikan
perusahaan yang baik, para pemegang Manajerial biasanya akan mulai muncul
saham membutuhkan bantuan dari konflik perbedaan kepentingan antara
Manager yang professional dan dapat manajer dan pemegang saham (pemilik
memenuhi keinginan para pemegang perusahaan). Yang sering disebut
saham untuk memperoleh laba yang dengan Agency Problem, tidak jarang
tinggi dan kosisten. Para manager sering pihak manajemen yaitu
kali memiliki kepentingan yang berbeda manajerperusahaan mempunyai tujuan
dengan para pegang saham, karena para dan kepentingan lain yang bertentangan
manajer cenderung menginginkan gaji dengan tujuan utama perusahaan dan
yang cukup besar hal ini bertentangan sering mengabaikan kepentingan
dengan keinginan para pemegang pemegang saham.
saham,karena semakin tinggi biaya gaji Perbedaan kepentingan antara
yang di keluarkan perusahaan maka manajer dan pemegang saham ini
akan semakin kecil laba yang akan mengakibatkan timbulnya konflik yang
diperoleh perusahaan. Perbedaan ini biasa disebut agency conflic, hal tersebut
yang akan menimbulkan konflik terjadi karena manajer mengutamakan
dalamsebuah perusahaan yang akan kepentingan pribadi, sebaliknya
mempengaruhi nilai dari perusahaan pemegang saham tidakmenyukai
tersebut. Nilai perusahaan yang rendah kepentingan pribadi dari manajer karena
dapat memperkecil tingkat kemakmuran apa yang dilakukan manajer tersebut
bagi para pemegang saham. akan menambah biaya bagi perusahaan
Hal ini yang akan menyebabkan sehingga menyebabkan penurunan
para pemegang saham tidak berminat keuntungan perusahaan dan berpengaruh
untuk menginvestasikan modalnya pada terhadap harga sahamsehingga
perusahaan tersebut. Nilai perusahaan menurunkan nilai perusahaan (Jensen
yang cenderung tidak stabil biasanya di dan Meckling, 1976). Dalam kondisi
pengaruhi oleh struktur kepemilikan. seperti ini diperlukan suatu mekanisme
Dua aspek yang perlu di pertimbangkan pengendalian yang dapat mensejajarkan
ialah (1) konsentrasi kepemilikan perbedaan kepentingan antara kedua
perusahaan oleh pihak luar (Outside belah pihak. Salah satu cara
perusahaan, dan pada akhirnya akan (1996) yang menunjukkan hasil bahwa
mengancam kelangsungan hidup ukuran perusahaan dan industri
perusahaan. berhubungan dengan jumlah
Brigham & Houston (2004:26) pengungkapan, sedangkan profitabilitas
menyatakan bahwa hubungan keagenan tidak. Interaksi antara ukuran
(agency relationship) terjadi ketika satu perusahaan dan industri menunjukkan
atau lebih individu yang disebut sebagai bahwa hubungan lebih kuat terjadi pada
principal menyewa individu atau perusahaan dengan katagori industri
organisasi lain, yang disebut sebagai high profile dibandingkan perusahaan
agen, untuk melakukan sejumlah jasa dengan katagori industri low profile.
dan mendelegasikan kewenangan untuk Karakteristik perusahaan yang
membuat keputusan kepada agen lebih beragam ditunjukkan oleh
tersebut. Hubungan keagenan utama penelitian Rosmasita (2007).
terjadi antara pemegang saham (prin- Kepemilikan manajemen, ukuran
cipal) dengan manajer (agen).Sedangkan perusahaan, dan profitabilitas
konsep agency theory menurut Anthony mempengaruhi pengungkapan informasi
dan Govindarajan (1995:569) adalah sosial, kecuali variabel leverage.
hubungan atau kontak antara principal Sehingga penelitian Hackston & Milne
dan agent. (1996) dan Rosmasita (2007)
Principal mempekerjakan agent memberikan hasil yang berbeda untuk
untuk melakukan tugas untuk pengaruh variabel profitabilitas terhadap
kepentingan principal, termasuk pengungkapan informasi social.
pendelegasian otorisasi pengambilan Dewan direksi dalam suatu
keputusan dari principal kepada agent. perusahaan akan menentukan kebijakan
Sehingga praktik CSR dan yang akan diambil atau strategi
pengungkapannya dapat dikaitkan perusahaan tersebut secara jangka pen
dengan agency theory.Artinya, dek maupun jangka panjang. Sedangkan
pengungkapan tanggung jawab sosial peran dewan komisaris dalam suatu
merupakan salah satu komitmen manaje- perusahaan lebih ditekankan pada fungsi
men untuk meningkatkan kinerjanya monitoring dari implementasi kebijakan
terutama dalam kinerja sosial.Dengan direksi.
demikian, manajemen bertujuan Peran komisaris ini
mendapatkan penilaian positif dari diharapkan akan meminimalisir
pemilik modal. permasalahan agensi yang timbul antara
Karakteristik perusahaan dapat dewan direksi dengan pemegang saham.
lihat dari net profit margin, size, umur Oleh karena itu dewan komisaris
perusahaan, laverage, dan prosentase seharusnya dapat mengawasi kinerja
kepemilikan manajerial.Beberapa dewan direksi sehingga kinerja yang
penelitian terdahulu menunjukkan dihasilkan sesuai dengan kepentingan
bahwa karakteristik perusahaan pemegang saham (Wardhani, 2006).
mempengaruhi kelengkapan Pada penelitian Kawatu (2009)
pengungkapan sosial (social disclosure), menyatakan bahwa peng aruh dewan
tetapi dengan hasil yang beragam. komisaris terhadap nilai perusahaan
Diantaranya adalah Hackston & Milne adalah positif signifikan, sedangk an
Eisenberg, et al. (1998) dalam Darwis untuk menyampaikan informasi terk ait
(2009) menyatakan bahwa ada dengan perusahaan kepada dewan
hubungan yang negatif signifikan komisaris (NCCG, 2001). Selain
antara ukuran dewan komisaris dengan mensupervisi dan mem beri nasihat pada
kinerja/nilai perusahaan. dewan direksi sesuai dengan UU No. 1
Shakir ( 2008) dalam Wahyudi tahun 1995, fungsi dewan komisaris
(2010) menemukan bahwa ukuran yang lain sesuai dengan yang
dewan berpengaruh negatif signifikan t dinyatakan dalam National Code for
erhadap nilai perusahaan. Dan Good Corporate Governance 2001
penelitian yang dilakukan oleh adalah memastikan bahwa perusahaan
Siallagan dan Machfoedz (2006) telah melakukan tanggung jawab sos
membuktikan bahwa komisaris ial dan mempertimbangkan
independen berpengaruh positif sign kepentingan berbagai stakeholder
ifikan terhadap nilai perusahaan. Tetapi perusahaan sebaik memonitor efektifitas
dalam penelitian Praditia (2010) pelaksanaan good corporate
menunjukkan bahwa komisaris governance.
independen berpengaruh negatif Dewan direksi dalam suatu
signifikan terhadap nilai perusahaan, perusahaan akan menentukan kebijakan
artinya dengan adanya komisaris yang akan diambil atau strategi
independen mampu mengurangi nilai perusahaan tersebut secara jangka pen
perusahaan. Untuk dapat menciptakan dek maupun jangka panjang. Sedangkan
sistem corporate governance yang peran dewan komisaris dalam suatu
baik pada perusahaan publik di perusahaan lebih ditekankan pada fungsi
Indonesia, maka akuntabilitas dewan monitoring dari implementasi kebijakan
komis aris yang selama ini diragukan direksi.
harus ditingkatkan, antara lain dengan Adapun rumusan masalah, sebagai
cara membentuk kom isaris berikut:
independen dan komite audit 1. Apakah corporate governance
(Apriyanti dan Juliarto, 2006). berpengaruh terhadap nilai
Hubungan antara jumlah perusahaan?
anggota dewan komisaris dengan nilai 2. Apakah corporate social
perusahaan didukung oleh perspektif responsibility berpengaruh
fungsi service dan kontrol yang dapat terhadap nilai perusahaan?
diberikan oleh dewan. Karena kedua 3. Apakah komisaris independen
fungsi tersebut lebih cenderung berpengaruh terhadap nilai?
diberikan oleh dewan komisaris untuk 4. Apakah corporate governance,
kondisi struktur corporate governance. corporate social responsibility,
Fungsi service menyatakan bahwa dan komisaris independen
komisaris dapat memberikan konsultasi berpengaruh terhadap nilai
dan nasihat kepada manajemen (dan perusahaan?
direksi) (Darwis, 2009).
Dewan komisaris tidak
memiliki otoritas dalam perusahaan,
maka dewan direksi bertanggung jawab
nilai perusahaan dan sistem nilai berkembang terdapat dua hal; pertama,
masyarakat, maka perusahaan akan kapabilitas untuk menempatkan motif
kehilangan legitimasinya dan maksimalisasi keuntungan membuat
selanjutnya akan mengancam gambaran lebih jelas tentang motivasi
kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan memperbesar tanggung
Keselarasan antara tindakan organisasi jawab sosialnya. Kedua, legitimasi
dan nilai-nilai masyarakat ini tidak organisasidapat untuk memasukkan
selamanya berjalan seperti yang faktor budaya yang membentuk tekanan
diharapkan. Tidak jarang akan terjadi institusi yangberbeda dalam konteks
perbedaan potensial antara organisasi yang berbeda. Uraian di atas
dan nilai-nilai sosial yang dapat menjelaskan bahwa teori legitimasi
mengancam legitimasi perusahaan merupakan salah satuteori yang
bahkan dapatmembuat perusahaan mendasari pengungkapan CSR.
tersebut ditutup. Suchman (dalam Pengungkapan tanggung jawab social
Barkemeyer, 2007) memberikan definisi perusahaan dilakukan untuk
mengenai organisational legitimacy mendapatkan nilai positif dan legitimasi
sebagai berikut: Legitimacy is a dari masyarakat.
generalized perception or assumption
that the actions of anentity are Corporate Governance
desirable, proper, or appropriate within Pengertian mengenai CG.
someocially constructedsystem of norms, Menurut Forum for Corporate
values, beliefs, and definitions.Nasi, Governancein Indonesia (FCGI)
Philips, and Zyglidopoulos (dalam mendefinisikan corporate governance
Nurhayati et al., 2006) mengatakan sebagai seperangkat peraturan yang
bahwa “Legitimacy theory focuses of the mengatur hubungan antar pemegang
adequacy of corporate social saham, pengurus (pengelola)
behaviour”. perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
Ini berarti bahwa society judge karyawan, serta pemegang kepentingan
organisasi berdasarkan atas image (citra) internal dan eksternal lainnya yang
yang akan perusahaan ciptakan untuk berkaitan degan hak-hak dan kewajiban
perusahaan itu sendiri.Selanjutnya mereka atau dengan kata lain suatu
organisasi dapat menetapkan legitimasi sistem yang mengatur dan
mereka dengan memadukanantara mengendalikan perusahaan.
kinerja perusahaan dengan ekspektasi Menurut FCGI tujuan dari CG
atau persepsi publik. Ketika terdapat adalah menciptakan nilai tambah untuk
kesenjangan antara pengharapan dari stakeholder. FCGI juga berpendapat,
masyarakat dan perilaku sosial apabila perusahaan menerapkan CG,
perusahaan,maka akan muncul masalah maka keuntungan yang bisa didapatkan
legitimasi. oleh perusahaan antara lain perusahaan
Barkemeyer (2007) lebih mudah untuk mendapatkan
mengungkapkan bahwa penjelasan tambahan modal,cost of capital menjadi
tentang kekuatanteori legitimasi lebih rendah, meningkatkan kinerja
organisasi dalam konteks tanggung bisnis, dan mempunyai dampak yang
jawab sosial perusahaan dinegara
Tabel 1.
Statistik Deskriptif
Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini
menggunakan pengujian autokorelasi
menggunakan Durbin-Watson untuk
mencari ada atau tidaknya autokorelasi. Gambar 1.
Menurut Santoso (2001) kriteria Scatterplot
autokorelasi, yaitu:
1. Nilai D-W di bawah -2 berarti Apabila dilihat dari grafik plot,
terlihat titik-titik tersebar baik di atas
ada autokorelasi positif. maupun dibawah angka 0 pada sumbu
2. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 Y, sehingga dapat disimpulkan tidak
berarti tidak ada autokorelasi. terdapat gejala heteroskedastisitas pada
model regresi yang digunakan pada
3. Nilai D-W di atas 2 berarti ada
penelitian ini.
autokorelasi negatif.
Tabel 4. Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini analisis
regresi linear berganda digunakan untuk
memprediksikan antara Corporate
Model Durbin-Watson Governace, Corporate Social
1 1,184 Responsibilty dan Komisaris Independen
terhadap Nilai Perusahaan.
Sumber : Data diolah SPSS
Lastanti, Sri Hexana. 2004. “Hubungan Retno, R.D., & Priantinah, D. (2012).
Struktur Corporate Governance Pengaruh Good Corporate
denganKinerja Perusahaan dan Governance dan
Reaksi Pasar.” Konferensi Corporate Social Responsibility
Nasional Akuntansi, terhadap Nilai Perusahaan.
h.1-16 Jurnal Nominal.
Laster, Meziane and Faccio, Mara. 1999. Rustiarini, N.W. (2010). Pengaruh
“Managerial Ownership, Corporate Governance Pada
BoardStructure and Firm Value: Hubungan Corporate Social
The UK Evidence”, http: // Responsibility dan Nilai
ssrn.com, abstract:179008. Perusahanan. Simposium
Nasional Akuntansi XIII.
Meilyana Elizabeth. 2012. Analisis AKPM_12.
Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Singgih Santoso. (2001). Buku Latihan
Manajemen Laba Dan Nilai SPSS Statistik Parametrik.
Perusahaan Pada Perusahaan Jakarta : PT Elex Media
Manufaktur Di BEI. Komputindo Kelompok
Jurnalilmiah Mahasiswa Gramedia.
Akuntansi – Vol. 1, NO. 3
Suhartati titi, Sabar Warsini, Nedsal
Muid Dul. 2009. Pengaruh Mekanisme Sixpria. 2011. Pengaruh
Corporate Governance Pengungkapan Tanggung Jawab
Terhadap Kualitas Laba .Jurnal Sosial Dan Praktik Tata Kelola
Fokus Ekonomi. Vol. 4.No. Perusahaan Terhadap Nilai
2.Hal:94-108 Perusahaan. Jurnal Ekonomi
Permanasari wien ika. 2010. Pengaruh Dan Bisnis, Vol 10, No. 2.
Kepemilikan Manajemen, http://scholar.google.co.id/
Kepemilikan Institusional, Dan
Corporate Social http://www.idx.co.id
ResponsibilityTerhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. Universitas
Diponegoro Semarang