Anda di halaman 1dari 17

PPN KEPERAWATAN KELUARGA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Semester I Tahun Ajaran 2020/2021

Disusun Oleh :
Rizkiyah Ayu Wulandari
(9204100039)
Dosen Pengampu :
Ns. Dini Tryastuti, S.Kep, M.Kep,Sp.Kom

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DESEMBER 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERURISEMIA

Pokok Bahasan : Hiperurisemia


Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Etiologi, Tanda dan Gejala, serta Penatalaksanaan
Hiperurisemia
Sasaran : Ny. A
Hari & Tanggal : Rabu, 18 November 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ny. A
Pelaksana : Mahasiswi PPN UIN Jakarta
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 X 30 menit, Ny.A dapat mengetahui
tentang hiperurisemia
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan 1X30 menit, diharapkan Ny. A mengerti apa yang
telah disampaikan dengan kriteria hasil :
A. Ny.A dapat menjelaskan pengertian hiperurisemia dengan benar
B. Ny.A dapat menyebutkan etiologi atau penyebab hiperurisemia dengan benar
C. Ny.A dapat menyebutkan tanda dan gejala hiperurisemia dengan benar
D. Ny.A dapat menjelaskan penatalaksanaan hiperurisemia dengan benar
3. Materi Penyuluhan
A. Pengertian Hiperurisemia
B. Etiologi Hiperurisemia
C. Tanda dan Gejala Hiperurisemia
D. Penatalaksanaan Hiperurisemia
4. Metode : Ceramah, tanya jawab dan simulasi
5. Media : Leaflet
6. Setting Tempat :
Keterangan :

Presenter

Klien
7. Strategi Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan penyaji Kegiatan peserta Media
Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam -
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
(5 menit)
3. Menggali 3. Menjawab pertanyaan
pengetahuan penyaji sesuai dengan
peserta tentang pengetahuan yang
hiperurisemia dimiliki
4. Menjelaskan tujuan
4. Mendengarkan
pendidikan
kesehatan

Fase kerja 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Leaflet


pengertian 2. Menjawab pertanyaan
( 15 menit)
hiperurisemia, Penyaji
etiologi, tanda dan
3. Melihat dan
gejala dan
mendengarkan
penatalaksanaan
2. Memberikan
pertanyaan kepada
peserta
3. Menanyakan
apakah peserta
sudah jelas tentang
apa yang telah kita
jelaskan
4. Mendemonstrasika
n senam ergonomik
Penutup 1. Evaluasi 1. Mendengarkan -
2. Membuat
( 10menit)
kesimpulan
3. Berpamitan

Materi yang dibahas :


1. Pengertian Hiperurisemia
Hiperurisemia adalah keadaan di mana terjadi peningkatan kadar asam urat darahdi atas
normal. Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat
(overproduction), penurunan asam uraturin (underexcretion), atau gabungan keduanya.
Hiperurisemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan goutatau pirai, namun tidak semua
hiperurisemia akan menimbulkan kelainan patologi berupa gout (Sudoyodkk., 2010). Kadar
asam urat pada tiap individu sangat bervariasi tergantung dari faktor sintesis dan ekskresi.
Hiperurisemia didefinisikan sebagai peningkatan kadar asam urat dalam darah. Secara umum
hiperurisemia pada usia dewasa didefinisikan sebagai kadar asam urat serum lebih dari 7,0
mg/dl pada laki-laki dan lebih dari 6,0 mg/dl pada wanita (Maiuolo J, dkk 2016).
2. Etiologi
Penyebab asam urat adalah metabolisme tubuh yang tidak sempurna. Penyebab asam urat
bisa juga dari kegagalan ginjal mengeluarkan asam urat melalui air seni. Adapun faktor dari
luar adalah makanan yang tinggi purin contohnya kacang-kacangan, emping, melinjo, daging
(Jeroan), ikan, coklat, minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh. Faktor dari
dalam dikarenakan terjadinya proses penyimpanan metabolisme yang umumnya berkaitan
dengan faktor usia, dimana usia lebih dari 40 tahun atau manula lebih beresiko besar terkena
asam urat (Nabyluro’y, 2011).
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko terjadinya gout erat
hubungannya dengan usia, kadar kreatinin dalam serum, kadar Blood Urea Nitrogen (BUN),
jenis kelamin (pria), tekanan darah, berat badan, stress, trauma, dislipidemia, pasien dengan
kerusakan ginjal, dan konsumsi alkohol. Penggunaan beberapa obat seperti diuretik, niasin,
pirazinamide, levodopa, etambutol, siklosporin, aspirin dosis rendah dan obat sitotoksik juga
dapat memicu terjadinya hiperurisemia dan gout. Pada penderita gout, kadar asam urat dalam
serum rata-rata adalah 7,0 mg/dl untuk pria dan 6,0 mg/dl untuk wanita. Resiko pria
menderita gout 10 kali lebih sering dibandingkan wanita (Burns et al., 2008). Gangguan
hiperurisemia disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah, yang menyebabkan
terjadinya penumpukan kristal di daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit.
Penyebab lainnya tingginya konsentrasi bahan pangan sumber protein, terutama purin, bahan
makanan yang banyak mengandung sumber purin adalah hati, jantung, otak, paru-paru
daging, kacang-kacang, dan sebagainya (Almatsier, 2003). Makanan yang banyak
mengandung sumber purin kalau makannya tidak dikontrol maka akan memincu penyakit
hiperurisemia (Vitahealth, 2006).Asupan makanan tinggi purin berpengaruh terhadap kadar
asam urat dalam tubuh. Secara ilmiah purin terdapat dalam tubuh dan di jumpai pada semua
makanan. Jika asupan makanan tinggi purin berlebih, sementara tubuh sudah mengalami
peninggian kadar asam urat, maka purin yang masuk semakin banyak dan menjadi timbunan
kristal asam urat. Apabila penimbunan kristal terbentuk di cairan sendi, maka terjadilah
penyakit gout, dan jika penimbunan terjadi di ginjal, akan muncul batu asam urat ginjal yang
disebut dengan batu ginjal. Sehingga seseorang yang sudah terkena penyakit asam urat
sebaiknya harus menghindari bahan makanan yang bebas dari sumber purin namun hampir
semua bahan makanan yang mengandung sumber purin sehingga di lakukan untuk
membatasi asupan purin menjadi 100 – 150 mg purin per hari (normal biasanya mengandung
600 – 1000 mg purin per hari) (Dewanti, 2010).
3. Tanda dan Gejala
Gangguan hiperurisemia di tandai dengan suatu serangan mendadak atau tiba – tiba di
daerah persendian. Saat bangun tidur misalnya, ibu jari kaki dan pergelangan kaki anda
terasa sakit seperti terbakar dan bengkak. Gejala hiperurisemia adalah serangan akut biasanya
sering menyerang pada satu sendi denagan gejala bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas
dan gangguan gerak dari sendi yang terserang terjadi mendadak yang mencapai puncaknya
kurang lebih 24 jam. Lokasi yang sering pertama diserang adalah sedi pangkal ibu jari kaki.
Berikut ini rincian gejala penyakit asam urat :
a. Kesemutan dan linu.
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
c. Sendi yang terkena asam urat terlihatan bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri luar biasa
pada malam dan pagi (Sari, 2010).
4. Penatalaksanaan Hiperurisemia
A. Modifikasi gaya hidup

1) Penurunan berat badan (bagi yang obesitas)

2) Menghindari makanan yang mengandung purin tinggi (hati, ginjal, lidah), dan
minuman tertentu (tinggi fruktosa)

3) Mengurangi konsumsi alkohol (bagi peminum alkohol), alkohol meningkatkan


produksi urat dan menurunkan ekskresi urat dan dapat mengganggu ketaatan pasien

4) Meningkatkan asupan cairan

5) Mengganti obat-obatan yang dapat menyebabkan gout (misal : diuretik tiazid)

6) Terapi es pada tempat yang sakit

B. Obat
1) Kolkhisin
Merupakan obat antiflamasi berfungsi untuk mengurangi nyeri dan mengurangi
bengkak pada gout akut, dosis yang digunakan adalah 2 tablet (1,2 mg) diberikan
segera, 1 jam kemudian diberikan 1 tablet (0,6 mg). Dilanjutkan 1 tablet dua atau tiga
kali sehari selama satu minggu. Obat ini harus diminum setelah makan, karena risiko
untuk terjadi gangguan lambung. Efek samping yang mungkin terjadi adalah diare,
mual atau muntah dan nyeri lambung. Kolkhisin harus digunakan hati-hati pada orang
dengan gangguan ginjal.
2) Glukokortikosteroid (Methylprednisolone Medrol)
Prednisone (Deltasone), Triamcinolone (Kenalog).Kenalog 60 mg diikuti dengan
steroid dosis rendah atau prednison secara oral diberikan 30 mg sampai 0 mg sampai
10 hari. Untuk mencegah serangan gout diberikan 1 atau 2 tablet(0,6 mg) per hari,
maksimum 1,2 mg perhari. Efek samping antara lain: retensi sodium dan cairan,
kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi, kehilangan potasium, buruknya kontrol
gula darah, dan sakit kepala. Hati-hati penggunaan pada pasien diabetes.
3) Nonsteriodal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs),(Celecoxib Celebrex), Ibuprofen
(Advil), Indomethacin (Indocin),Naproxen (Aleve, Naprosyn).
Dosis tinggi diberikan selama tiga hari pertama, diikuti dengan dosis sedang selama
7 hari. Untuk mencegah serangan gout dosis rendah digunakan selama 6 bulan
pertama untuk terapi penurunan urat. Efek samping yang terjadi seperti mual, perut
tidak nyaman, retensi sodium dan cairan, dispepsia, ulser lambung, dan sakit kepala.
Khususnya pada pasien tua, obat mungkin berinteraksi dengan tekanan darah dan obat
jantung. Hati-hati penggunaan pada pasien dengan riwayat ulser lambung, penyakit
ginjal dan orang tua.
4) Allopurinol (Lopurin, Zyloprim)
Terapi jangka panjang untuk menurunkan asam urat, dosis yang digunakan adalah
100-800 mg per hari. Dosis dimulai dengan 100 mg setiap 2 sampai 4 minggu untuk
mencapai level asam urat dibawah 6,0 mg/Dl. Penggunaan pada pasien gagal ginjal
harus dimulai dengan dosis 50 mg per hari. Efek samping berupa kemerahan, gatal,
mual.
5) Febuxostat (Uloric)
Dosis awal 40 mg per hari kemudian ditingkatkan sampai80 mg per hari selama 2
minggu jika serum urat tidak turundibawah 6,0 mg/Dl. Efek samping berupa
peningkatan enzimhati, mual, nyeri sendi dan kemerahan.
6) Pegloticase (Krystexxa)
Dosis 8 mg diberikan via intravena setiap 2 minggu. Digunakan untuk gout kronis
dan hiperuricemia yang sulit dikontrol. Efek samping berupa demam, mual dan
hipotensi.
7) Probenecidand colchicines(Col-Benemid,Col-Probenecid)
1 tablet (mengandung 500 mg probenecid dan 0,5 mg kolkhisin) 2 kali per hari.
Efek samping berupa diare, sakit kepala, tidak nafsu makan, mual muntah, nyeri
lambung dan kemerahan. Pada pasien dengan riwayat batu ginjal obat ini tidak
dianjurkan (Choi et al.,2013).
C. Latihan Fisik
1. Senam Ergonomik
Senam ergonomik merupakan senam yang memadukan antara Gerakan otot dan
Teknik pernafasan. Teknik pernafasan yang dilakukan dalam senam ergonomis adalah
dilakukan secara sadar dan menggunakan diagfragma. Teknik pernafasan tersebut
mampu memberikan pijatan atau tekanan pada jantung sehingga dapat membuka
sumbatan dan melancarkan aliran darah ke jantung maupun ke seluruh tubuh. Selain
itu Teknik pernafasan tersebut akan memperlancar pengangkutan sisa dari pembakaran
seperti halnya asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal yang nantinya akan
dikeluarkan dalam bentuk feses dan urin (Wahyuningsih,2015). Gerakan yang sangat
efektif, efisien dan logis karena rangkaian gerakannya merupakan rangkaian gerak
yang dilakukan manusia sejak dulu sampai saat ini. Gerakan-gerakan senam
ergonomik merupakan gerakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh
dan gerakan ini diilhami dari gerakan shalat sehingga lansia mudah mengaplikasikan
gerakan senam ini dalam kehidupan sehari-hari (Sagiran, 2012). Senam ergonomik
merupakan senam yang dapat langsung membuka, membersihkan dan mengaktifkan
seluruh sistem-sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler, perkemihan, sistem
reproduksi, sistem pembakaran (asam urat, kolesterol, gula darah, asam laktat, Kristal
oxalate), sistem konversi karbohidrat, sistem pembuatan elektrolit dalam darah, sistem
kesegaran tubuh dan sistem kekebalan tubuh dari energi negatif/virus, sistem
pembuangan energi negatif dari dalam tubuh (Wratsongko, 2015).
2. Teknik Senam Ergonomik
a. Gerakan ke-1, Lapang Dada

1) Tahapan Gerakan Lapang Dada


Berdiri tegak, kedua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin,
tarik nafas dalam melalui hidung lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Saat
dua lengan di atas kepala, jari kaki dijinjit.

2) Manfaat Gerakan Lapang Dada


a) Putaran lengan menyebabkan stimulus regangan dan tarikan pada saraf di
bahu, mengoptimalkan fungsi organ paru, jantung, hati, ginjal, lambung dan
usus sehingga metabolisme optimal.
b) Kedua kaki dijinjit menstimulasi sensor-sensor saraf yang merefleks fungsi
organ dalam.
3) Gerakan dilakukan sebanyak 40 kali putaran. Satu gerakan memutar butuh
waktu 4 detik sebagai gerakan aerobic. Keseluruhan 40 kali putaran dalam
waktu 4 menit. Kemudian istirahat sebelum melakukan gerakan kedua (Sagiran,
2012).

b. Gerakan ke-2, Tunduk Syukur


1) Tahapan Gerakan Tunduk Syukur

Gerakan tunduk syukur berasal dari gerakan rukuk. Posisi tubuh berdiri
tegak dengan menarik napas dalam perlahan, lalu tahan napas sambil
membungkukkan badan ke depan sempurna. Tangan berpegangan pada
pergelangan kaki, wajah menengadah dan hembuskan napas secara rileks dan
perlahan.

Menarik napas dalam dengan menahan di dada merupakan teknik


menghimpun oksigen untuk metabolisme tubuh. Membungkukkan badan ke
depan dengan dua tangan berpegangan pada pergelangan kaki akan menyebabkan
posisi tulang belakang dalam posisi segmen dada-punggung sehingga
menyebabkan relaksasi dan membantu mengoptimalkan fungsi serabut pada
tulang belakang. Gerakan ini dapat menguatkan struktur anatomi-fungsional otot,
ligament dan tulang belakang.

2) Manfaat Gerakan Tunduk Syukur


a) Posisi tunduk syukur dapat menyebabkan tarikan pada serabut saraf yang
menuju ke tungkai, meningkatkan fungsi dan membantu menghindari
resiko saraf terjepit.

b) Gerakan menengadahkan kepala menyebabkan fleksi tulang leher dan


mengaktivasi serabut saraf simpatis yang berada di leher. Gerakan ini
berperan dalam meningkatkan, mempertahankan suplai darah dan
oksigenasi otak secara optimal.

c) Gerakan tunduk syukur berfungsi untuk meregangkan otot-otot punggung


bawah, paha dan betis serta berfungsi memompakan darah ke batang tubuh
bagian atas dan melonggarkan otot-otot perut dan ginjal.

3) Gerakan ini dilakukan sebanyak 5 kali. Umumnya 1 kali gerakan selesai dalam
waktu 35 detik ditambah 10 detik untuk nafas, jadi keseluruhan gerakan selesai
dalam 4 menit.
c. Gerakan ke-3, Duduk Perkasa

1) Tahapan Gerakan Duduk Perkasa

Posisi duduk dengan jari kaki sebagai tumpuan, tarik napas dalam lalu
tahan sambil membungkukkan badan ke dapan. Tangan memegang pergelangan
kaki dan wajah menengadah.

2) Manfaat Gerakan Duduk Perkasa


a) Duduk perkasa dengan lima jari kaki ditekuk dapat menstimulasi fungsi
organ tubuh. Ibu jari terkait dengan fungsi energi tubuh, jari telunjuk terkait
dengan fungsi pikiran, jari tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari
manis terkait dengan fungsi metabolisme serta detoksifikasi dalam tubuh
dan jari kelingking terkait dengan fungsi hati serta sistem kekebalan tubuh.

b) Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan ke depan


dengan dua tangan bertumpu pada paha dapat meningkatkan tekanan dalam
rongga dada yang dapat meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak.

3) Gerakan dilakukan sebanyak 5 kali. Umumnya 1 kali gerakan selesai daam


waktu 35 detik ditambah 10 detik untuk menarik nafas, jadi keseluruhan
gerakan selesai dalam waktu 4 menit.
d. Gerakan ke-4, Duduk Pembakaran

1) Tahapan Gerakan Duduk Pembakaran

Posisi duduk seperti duduk perkasa kemudian telapak tangan pada pangkal
paha, tumit di samping pantat, tarik napas dalam sambil membungkukkan badan
ke depan sampai punggung terasa teregang, wajah menengadah sampai terasa
teregang. Hembuskan napas secara rileks dan perlahan.
2) Manfaat Gerakan Duduk Pembakaran

a) Gerakan menarik napas dalam lalu ditahan meningkatkan tekanan di dalam


saluran saraf tulang belakang sehingga meningkatkan suplai darah
oksigenasi ke otak.

b) Gerakan menengadahkan kepala menyebabkan fleksi ruas tulang leher dan


menstimulasi saraf simpatis di leher.

c) Kedua tangan menggenggam pergelangan kaki berfungsi melebarkan ruang


antar ruas tulang pada tangan dan leher, memberikan efek relaksasi pada
serabut saraf simpatis sehingga terjadi relaksasi dinding pembuluh darah.

3) Gerakan dilakukan sebanyak 5 kali. Umumnya 1 kali gerakan selesai dalam


waktu 35 detik ditambah 10 detik untuk menarik nafas, jadi keseluruhan
gerakan selesai dalam waktu 4 menit.
e. Gerakan ke-5, Berbaring Pasrah

1) Tahapan Gerakan Berbaring Pasrah

Posisi kaki seperti pada gerakan duduk pembakaran kemudian


baringkan badan perlahan semampunya. Jika bisa punggung menyentuh lantai
atau alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas dada, perut mengecil. Apabila
tidak mampu menekuk kaki maka kaki dapat diluruskan.

2) Manfaat Gerakan Berbaring Pasrah


Gerakan berbaring dengan meluruskan lengan di atas kepala dapat
menyebabkan regangan atau tarikan pada serabut saraf tulang belakang
sehingga dapat merilekskan tulang belakang.

3) Gerakan dilakukan minimal 5 menit, gerakan dilakukan perlahan dan tidak


dipaksakan saat merebahkan badan maupun bangun. (Sagiran, 2012).

Satuan Operasional Pelaksanaan (SOP)

SOP SENAM ERONOMIK


1. PENGERTIAN Senam ergonomik adalah teknik senam untuk
mengembalikan atau membetulkan posisi dan
kelenturan dalam sistem saraf, dan aliran darah,
memaksimalkan supply oksigen ke otak,
membuka sistem kecerdasan, sistem keringat,
sistem pemanasan tubuh, sistem pembakaran
asam urat, dan lain sebagainya.

2. TUJUAN a. Mengoptimalkan suplai darah dan oksigen ke


otak, sehingga fungsi organ paru, jantung,
ginjal, lambung, usus, dan liver.
b. Meningkatkan kemampuan memori.
c. Meningkatkan kemampuan sistem syaraf
d. Mobilisasi sendi, jaringan lunak.
e. Mengurangi nyeri sendi.
f. Menurunkan kadar asam urat.
g. Mengembalikan atau membetulkan posisi dan
kelenturan sistem saraf dan aliran darah.

3. INDIKASI a. Asam urat


b. Diabetes Mellitus
c. Kolesterol
d. Membuka sistem kecerdasan
e. Dan berbagai penyakit lain.
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN a. Perkenalkan diri anda dan identifikasi klien
dengan memeriksa identitas klien dengan
cermat.
b. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan, berikan kesempatan pada
klien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan klien.
c. Siapkan peralatan yang dibutuhkan.
d. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan
nyaman.

6. PERSIAPAN ALAT DAN Alas lantai, laptop, kamera digital, video


MEDIA senam ergonomik.
7. LANGKAH – LANGKAH
a. Gerakan ke – 1 putaran energi inti
Duduk bersimpuh dengan punggung kaki sebagai alas, dua lengan
lurus ke depan, selanjutnya pergelangan tangan di putar mulai dari depan
dada hingga ke atas kepala sebanyak 60 putaran; kemudian putaran
pergelangan tangan tangan ke arah luar sebanyak
60 putaran. Saat putaran berakhir, ambil nafas lalu tahan. Dua lengan lalu
digerakkan ke belakang melewati dua pinggang hingga dua lengan lurus
dengan telapak tangan menghadap ke atas. Badan dibungkukkan ke depan,
wajah ditengadahkan sampai terasa darah berjalan dari punggung ke wajah
(wajah tampak kemerahan). Jika sudah maksimal, maka nafas
dihembuskan secara perlahan dengan rileks.
b. Gerakan ke – 2 menyeimbangkan otak kanan – kiri
Posisi duduk simpuh dengan lima jari kaki ditekuk pada ujung jarinya
(sebagai tumpuan) atau duduk pembakaran, kemudian bernafas dengan
rileks. Pergelangan tangan diputar ke arah dalam (ke arah pinggang) lalu
ke arah luar. Tangan sejajar dengan mata, telapak tangan menghadap ke
atas. Dimulai dengan kanan, lalu ke kiri. Masing – masing 5 kali. Lakukan
putaran sebaliknya sampai kembali ke posisi awal. Bayangkan membuat
angka “8” (seperti tari piring). Setelah dua – duanya, lakukan secara
bersamaan sebanyak 10 kali.
c. Gerakan ke – 3 lapang dada
Berdiri tegak, kedua lengan diputar ke belakang secara maksimal,
rasakan keluar masuk nafas dengan rileks. Saat kedua tangan berada di atas
kepala, jari kaki jinjit.
d. Gerakan ke – 4 tunduk syukur
Dimulai dari gerakan berdiri tegak, lalu menarik nafas dalam secara
rileks, lalu tahan nafas sambil membungkukkan badan ke depan (nafas
dada) semampunya. Kedua tangan berpengangan pada pergelangan kaki
sampai punggung terasa tertarik. Wajah menengadah sampai terasa tegang/
panas. Saat melepaskan nafas, lakukan secara rileks.
e. Gerakan ke – 5 duduk perkasa
Menarik nafas dalam (nafas dada) lalu tahan sambil badan
membungkuk dan kedua tangan betumpu pada paha. Wajah menengadah
sampai terasa tegang/ panas. Saat posisi membungkuk, pantat tidak
menungging.
f. Gerakan ke – 6 sujud syukur
Posisi duduk simpuh dengan kedua tangan menggenggam pergelangan
kaki, tarik nafas dalam (nafas dada) sambil badan membungkuk sampai
punggung terasa tertarik, wajah menengadah sampai terasa panas, pantat
jangan sampai ikut menungging, lepaskan nafas dengan rileks dan
perlahan.

g. Gerakan ke – 7 berbaring pasrah


Posisi kaki duduk simpuh dilanjutkan dengan berbaring pasrah.
Punggung menyentuh lantai, dua lengan lurus di atas kepala, nafas rileks
dan dirasakan (nafas dada), perut mengecil.

8. EVALUASI
a. Evaluasi hasil yang dicapai.
b. Beri reinforcement positif pada klien.
c. Kontrak pertemuan selanjutnya.
d. Mengakhiri pertemuan dengan baik.

9. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. Kenyamanan dan kekuatan kondisi fisik klien harus selalu dikaji untuk
mengetahui keadaan klien selama prosedur.
b. Perhatikan kontraindikasi dilakukannya tindakan.

Anda mungkin juga menyukai