Anda di halaman 1dari 21

Kesadahan Air Pada Air Sumur

A. Pengertian
Air merupakan pelarut penting, yang memiliki kemampuan yang dapat
melarutkan zat-zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan dan banyak macam molekul organik. Bahan-bahan
mineral yang dapat terkandung dalam air adalah CaCO 3, MgCO3, CaSO4,
MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana air yang banyak
mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah.
Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam
kalsium dan magnesium, air sadah tidak baik untuk mencuci karena ion-ion
Ca2+ dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun dan
membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Senyawa-senyawa kalsium
dan magnesium ini relatif sukar larut dalam air, sehingga senyawa-senyawa
ini cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan
atau precipitation  yang kemudian melekat pada logam (wadah) dan menjadi
keras (Bintoro, 2008 dalam Ginoest, 2010).
Kesadahanair dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :

1. Air sadah sementara

Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium
bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO 3)2). Air
yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah
sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air,
sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan
pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel.
Reaksi yang terjadi adalah:

Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

2. Air sadah tetap


Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion
bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa
yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl 2), kalsium nitrat
(Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium

1
nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung
senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya
tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan
air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu
dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi
yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na 2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq).
Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca 2+ dan
atau Mg2+.

CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)


Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah
terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah
terbebas dari kesadahan.

B. Metode Penentuan Kesadahan


Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel
yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air
tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan
pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan
penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersebut akan meledak, dan jika
terjadi peledakan akan dapat menyebabkan polusi udara yang bisa
menurunkan kualitas lingkungan dan lingkungan tidak bisa berfungsi sebagai
mana mestinya. Untuk itu perlu dilakukan pengujian kesadahan. Manfaat
penentuan atau pengujian kesadahan adalah untuk mengetahui tingkat
kesadahan air, adapun cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu
anda gunakan adalah air sadah atau bukan dengan menggunakan sabun.
Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar
berbuih, kalaupun berbuih, buihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis
kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan
pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan
adalah air sadah tetap. Dan untuk dapat menentukan kesadahan air secara
kompleks dapat digunakan metode Titrasi EDTA (Ethylene Diamene Tetra
Asetat).Metode yang dapat dilakukan untuk penentuan kesadahan adalah
metode Titrasi EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat). EDTA berupa
senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul
(HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2. Merupakan suatu senyawa asam amino

2
yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam logam bervalensi dua
dan tiga. EDTA mengikat logam melalui empat karboksilat dan dua gugus
amina. EDTA membentuk kompleks kuat terutama dengan Mn (II), Cu (II),
Fe (III), dan Co (III) (Anonim, 2008 dalam Ginoest, 2010).
EDTA merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, serta dapat
diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam penggunaannya, karena adanya
sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi terlebih
dahulu.

Gambar : Struktur EDTA

Terlihat dari strukturnya bahwa molekul tersebut mengandung baik donor


elektron dari atom oksigen maupun donor dari atom nitrogen sehingga dapat
menghasilkan khelat bercincin sampai dengan enam secara serempak
(Khopkar, 1990 dalam Ginoest, 2010).

Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi
dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap
semua kation tersebut. Titrasi kompleks meliputi reaksi pembentukan ion-ion
kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam
larutan. Persyaratan yang mendasari terbentuknya kompleks adalah tingkat
kelarutan yang tinggi.

EDTA biasa dikenal sebagai asam etilen diamina tetraasetat, mengandung


atom oksigen dan nitrogen yang efektif dalam membentuk kompleks yang
stabil dengan logam lain yang berbeda. EDTA adalah ligan yang dapat
berkoordinasi dengan satu ion logam melalui dua nitrogen dan satu
oksigennya. EDTA juga dapat berlaku sebagai ligan kudentat dan konsidentat
yang membebaskan satu atau dua gugus oksigen dari reaksi yang kuat
dengan logam lain (Brady, 1994 dalam Ihsan, 2011).

3
EDTA membentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan
ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil
Eriochrome Black Tea atau Calmagite ditambahkan ke suatu larutan
mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ± 0,1,
larutan menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai
satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika
semua magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks, larutan akan berubah
dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang menandakan titik
akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk menghasilkan suatu
titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini, kompleks garam
magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.

Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH


untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH
lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi
hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari
pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan
bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk
penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut
terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan (Ginoest,
2010).

 Standar Jenis Kesadahan

Kandungan kapur yang terdapat dalam air, agar tidak kurang dan tidak juga
berlebih maka perlu diterapkan standar suatu air dikatakan sadah atau
berlebih kesadahannya. Standar kualitas menetapkan kesadahan total adalah
5-10 derajat Jerman. Apabila kurang dari 5 derajat Jerman maka air akan
terasa lunak dan sebaliknya. Jika dalam air mengandung lebih dari 10
derajat Jerman maka akan merugikan bagi manusia.

Di kalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan mana air
yang tingkat kesadahannya tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja
berdasarkan apa yang ditimbulkan dari air, misalnya mereka mengamati
kerak yang ditimbulkan air pada dasar panci memberikan sedikit pemahaman
pada masyarakat bahwa air yang dikonsumsinya itu tingkat kesadahannya

4
tinggi, dan sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang ditimbulkan artinya
bahwa air yang dikonsumsinya tingkat kesadahannya masih tergolong rendah
(Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011)..

Standar kesadahan air meliputi (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy 2011):

 Standar kesadahan menurut WHO, 1984, mengemukakan bahwa :

a. Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3;

b. Lunak mengandung 0-60 ppm CaCO3;

c. Agak sudah mengandung 60-120 ppm CaCO3;

d. Sadah mengandung 120-180 ppm CaCO3;

e. Sangat sadah 180 ppm ke atas.

 . Standar kesadahan menurut E. Merck, 1974, bahwa :

a. Sangat lunak antara 0-4 OD atau 0-71 ppm CaCO3;

b. Lunak antara 4-8 OD atau 71-142 ppm CaCO3;

c. Agak sadah antara 8-18 OD atau 142-320 ppm CaCO3;

d. Sadah 18-30 OD atau 320-534 ppm CaCO3;

e. Sangat sudah 30 OD keatas atau sekitar 534 ppm ke atas.

 Standar kesadahan menurut EPA, 1974, bahwa :

a. Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3;

b. Lunak, antara 0-75 ppm CaCO3;

c. Agak sadah, antara 75-150 ppm CaCO3;

d. Sadah, 150-300 ppm CaCO3;

e. Sangat sadah 300 ppm ke atas CaCO3.

 Kesadahan merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki air.


Kesadahan air disebabkan adanya ion – ion Ca2+ dan Mg2+.
Berdasarkan Standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas

5
maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L
CaCO3. Bila melewati batas maksimum maka harus diturunkan
(pelunakan).

Dari data tersebut dapat dilihat jelas bahwa air yang dikatakan sadah
adalah air yang mengandung garam mineral khususnya CaCO3 sekitar 120-
180 ppm menurut WHO, sedangkan menurut Merck air dikatakan sadah jika
mengandung 320-534 ppm atau sekitar 18-30 OD, menurut EPA air yag
dikatakan sadah jika mengandung CaCO3 sekitar 150-300 ppm, dan menurut
PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas maksimum maka
harus diturunkan (pelunakan) (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011).

 Praktik Penentuan Kesadahan Air

Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Batang Pengaduk

b. Botol Semprot

c. Bulp

d. Buret

e. Erlenmeyer 250 mL

f. Gelas Kimia 250 mL

g. Gelas Kimia 300 mL

h. Gelas Ukur 50 mL

i. Pipet Tetes

j. Pipet Volume

k. Statif

l. Sendok tanduk

6
2. Bahan:

a. Air sumur (sampel)

b. Aquades

c. Buffer pH 10

d. Eriochrom Black Tea (EBT)

e. Larutan Etylene Diamine Tetra Asestat (EDTA) 0,01 M

f. Murexide

g. Larutan NaOH 1 N

Prosedur Kerja

1. Penentuan Kesadahan Total

Memipet 25 mL sampel kemudian memasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu


menambahkan 2 mL larutan Buffer pH 10 kemudian menambahkan sedikit
indikator EBT hingga berwarna merah muda dan menitrasi dengan larutan
EDTA hingga berubah warna dari merah muda menjadi biru.

2. Penentuan Kadar Kalsium (Ca)

Memipet 25 mL sampel air kemudian memasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu


menambahkan larutan 3 mL Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N, kemudian
menambahkan sedikit indikator murexide hingga berwarna merah muda dan
menitrasi dengan larutan EDTA hingga berubah warna dari merah muda
menjadi ungu.

7
Hasil Pengamatan

1. Penentuan Kesadahan Total

Zat yang Bereaksi Hasil

Larutan bening
25 mL sampel air
ditambahkan buffer pH
10

Larutan berwarna
Ditambahkan indikator
merah muda
Eriochrome Black Tea
(EBT)

Larutan berwarna
Dititrasi dengan
biru
larutan EDTA 0,01 M

Volume EDTA : 5,5 mL

2. Penentuan Kesadahan Ca

Zat yang Bereaksi Hasil

25 mL sampel air
Larutan bening
ditambahkan buffer
pH 12

Ditambahkan indikator Larutan berwarna


Murexide merah muda

Dititrasi dengan
Larutan berwarna
larutan EDTA 0,01 M
ungu

8
Volume 3,3 ml

Perhitungan

1. Kesadahan Total :

Dik: Vol EDTA = 5,5 mL

[EDTA] = 0,01 M

Mr CaCO3 = 100 gr/mol

Dit: Kesadahan Total …….?

Penyelesaian:

Kesadahan Total : Kadar CaCO3 = A × [EDTA] × Mr CaCO3 × 1000 mL


sampel

Mr CaCO3 = 1. Ar Ca + 1. Ar C + 3. Ar O

= 40 + 12 + 3. 16

= 40 + 12 + 48

= 100 gr/mol

Kadar CaCO3 = A × [EDTA] × Mr CaCO3 × 1000 mL sampel

= 5,5 mL× 0,01 mol/L × 100 gr/mol × 1000mg/gr x 25 mL

= 220 mg/L

= 220 ppm

2. Kadar Ca

Dik: Vol EDTA = 3,3 mL

[EDTA] = 0,01 M

Ar Ca = 40

Dit: [Ca] …….?

Penye:

9
Kadar Ca = B × [EDTA] × Ar Ca × 1000 mL sampel

Kadar Ca = 3,3 mL × 0,01 mol/L × 40 gr/mol × 1000mg/gr

25 mL

= 52,8 mg/L

= 52,8 ppm

3. Kadar Mg

Dik: Vol EDTA A = 5,5 mL

Vol EDTA B= 3,3 mL

[EDTA] = 0,01 M

Ar Mg = 24

Dit: [Mg] …….?

Penye:

Kadar Mg = ( Volume A – Volume B)

Kadar Mg = C × [EDTA] × Ar Mg × 1000

mL sampel

= (5,5 – 3,3) mL x 0,01 mol/L x 24 gr/mol x 1000 mg/gr

25 mL

= 2,2 mL x 0,01mol/L x 24 gr/mol x 1000 mg/g

25 mL

= 21,12 mg/L

= 21,12 ppm

10
Pembahasan

Pada praktikum kesadahan ini, sampel diambil dari sumur di daerah sekitar
Minasaupa. Praktikum melakukan beberapa percobaan yakni untuk
menentukan kesadahan total, kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium
terhadap sampel air sumur.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu penentuan kesadahan total. Sampel


yang digunakan sama dengan sampel pada penentuan kalsium (Ca). Sampel
ditambahkan dengan larutan buffer pH 10 karena indikator yang akan
digunakan yaitu indikator EBT, Setelah penambahan indikator Eriochrom
Black Tea (EBT) diperoleh larutan berwarna merah muda, selanjutnya
dititrasi dengan EDTA. Jika EDTA dijadikan sebagai titran, maka larutan
akan berubah dari warna merah muda menjadi warna biru. Pada titik akhir
titrasi diperoleh volume titran sebesar 5,5 mL, dan kadar CaCO3 sebanyak
220 mg/L. Berdasarkan standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010
batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L
CaCO3 (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011), dapat dikatakan bahwa
air sumur yang diteliti layak konsumsi karena tidak melebihi nilai ambang
batas yang dianjurkan.

Langkah kedua adalah penentuan kalsium (Ca), pertama-tama sampel


dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan dengan NaOH
sebanyak 3 mL. Fungsi penambahan NaOH disini yaitu untuk meningkatkan
pH sampel. Selanjutnya ditambahkan dengan mureksid. Mureksid berfungsi
sebagai indikator, setelah penambahan indikator mureksid dihasilkan larutan
warna merah muda. Menurut teori pada pH lebih tinggi 12, Mg akan
mengendap sehingga EDTA hanya dapat diikat oleh Ca2+ dengan indikator
mureksid. Larutan kemudian dititrasi dengan EDTA sampai warna larutan
berubah menjadi ungu. Volume titran yang digunakan yaitu sebesar 3,3 mL
dengan kadar kalsium (Ca) sebesar 52,8 mg/L, artinya dalam 1 liter air
mengandung 52,8 mg kalsium (Ca).

Sedangkan untuk penentuan Magnesium (Mg) pada praktikum kali ini


dilakukan dengan cara mengurangi volume titran kesadahan total dengan
kadar Ca dan diperoleh hasil kadar magnesium (Mg) sebesar 21,12 mg/L,
yang artinya dalam 1 liter air mengandung 21,12 mg magnesium (Mg)..

11
Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai kesadahan total sampel air adalah 220 mg/L CaCO3.

2. Nilai kesadahan kalsium sampel air adalah 52,8mg/L.

3. Nilai kesadahan magnesium sampel air adalah 21,12 mg/L.

4. Berdasarkan standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010


batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L
CaCO3

C. Dampak dari Kesadahan Air yang Kurang


dan yang Berlebih
Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak atau
hambar karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan
mengurangi selera dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air
kandungan kapurnya sangat tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak
mengandung garam-garam mineral justru akan memberikan dampak yang
buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui
dampak apa saja yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air
berlebih atau kesadahannya tinggi (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy,
2011).

Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai kecenderungan
menyebabkan korosi pada pipa. Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur
yang banyak atau tingkat kesadahannya tinggi, maka mengakibatkan
terbentuknya kerak-kerak pada dinding pipa yang menyebabkan penyempitan
pipa, sehingga memperkecil debit aliran air. Dalam rumah tangga hal
tersebut menyebabkan terbentuknya kerak pada dinding peralatan memasak
sehingga menyebabkan pemakaian bahan bakar yang lebih banyak dan

12
menyebabkan pemakaian sabun yang semakin tinggi (Bakti Husada, 1995
dalam Resthy, 2011).

Apabila kandungan CaCO3 atan MgCO3 dalam air itu melewati batas 10
derajat Jerman maka akan menyebabkan, antara lain (Sanropie dkk, 1984
dalam Resthy, 2011):

a. Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam;

b. Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler;

c. Pipa air menjadi terumbat;

d. Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih.

Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat
menyebabkan beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang, hal
tersebut dapat menimbulkan osteoporosis atau pengapuran pada tulang
manusia. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun
di rumah tangga, selain itu air sadah dapat membentuk gumpalan scum yang
sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi
ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya
digunakan beberapa zat kimia ataupun dengan menggunakan resin pertukaran
ion (Kris, 2006 dalam Resthy, 2011).

Air sadah membawa dampak negatif, yaitu (Anoymous, 2009 dalam Resthy,
2011):

1. Menyebabkan sabun tidak berbusa karena adanya hubungan kimiawi


antara kesadahan dengan molekul sabun sehingga sifat detergen sabun hilang
dan pemakaian sabun menjadi lebih boros;

2. Menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-katup


ketel karena terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding atau
katup ketel. Akibatnya hantaran panas pada ketel air berkurang sehingga
memboroskan bahan bakar.

13
D. Menghilangkan Kesadahan Air

 Dengan menggunakan teknik penyaringan air secara


tradisional dan sederhana

1. Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik
penyaringanyang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan
menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air
dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalamair keruh. Air
hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang
digunakan.

2. Saringan Kapas
Teknik  saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik
sebelumnya.Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan
dengan kapas juga dapatmembersihkan air dari kotoran dan organisme kecil
yang ada dalam air keruh. Hasil saringan  juga tergantung pada ketebalan
dan kerapatan kapas yang digunakan.

14
3. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengandiisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti
karbon dioksida serta hidrogen sulfidadan metana yang mempengaruhi rasa
dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan.Selain itu partikel
mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasidan
secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat
dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

4. Saringan Pasir Lambat (SPL)


Saringan  pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan
menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian
bawah. Air bersih didapatkan dengan jalanmenyaring air baku melewati
lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisankerikil. Untuk
keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir
Lambat(SPL). Saringan Pasir Lambat (SPL) sudah lama dikenal di Eropa
sejak awal tahun 1800an. Untukmemenuhi kebutuhan akan air bersih, SPL
dapat digunakan untuk menyaring air keruhataupun air kotor. Saringan Pasir
Lambat sangat cocok untuk komunitas skala kecil atau skalarumah
tangga. Hal ini tidak lain karena debit air bersih yang dihasilkan oleh SPL
relatif kecil.Ada dua jenis proses penyaringan yang terjadi
pada Saringan Pasir Lambat, yakni secarafisika dan biologi. Partikel-partikel
yang ada dalam sumber air yang keruh secara fisik akantertahan oleh
lapisan pasir pada SPF. Disisi lain, bakteri-bakteri dari genus Pseudomonas
danTrichoderma akan tumbuh dan berkembang biak. Pada saat proses
filtrasi dengan debit airlambat (100-200 liter/jam/m2 luas

15
permukaan saringan), patogen yang tertahan oleh saringan akan dimusnahkan
oleh bakteri-bakteri tersebut.

5. Saringan Pasir Cepat (SPC)


Saringan  pasir cepat seperti halnya saringan  pasir lambat, terdiri atas
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi
arah  penyaringan air  terbalik biladibandingkan dengan Saringan Pasir
Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan
jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu
barukemudian melewati lapisan pasir. Untuk keterangan lebih lanjut dapat
temukan pada artikelSaringan Pasir Cepat (SPC). 

6. Gravity-Fed Filtering System


Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir
Cepat(SPC) danSaringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua
tahap. Pertama-tama airdisaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC).
Air hasil penyaringan tersebut dankemudian hasilnya disaring kembali
menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut
diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih

16
baik.Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar
dari Saringan Pasir Cepat,dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir
Lambat.

7. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan  pasir arang dengan
tambahan satu buahlapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan
dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa.Untuk hasil yang lebih
baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat
lihat bentuk  saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar
dibawah ini.

17
8. Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan  pasir
arang dansaringan  pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain
menggunakan pasir, kerikil, batudan arang juga ditambah satu buah lapisan
injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat
dilihat pada artikel saringan air sederhana. 

9. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga
dapatdipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air
bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik.
Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai
disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan,kotoran yang
ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk
danmenyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan
yang terlalu seringmaka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau
kotor. Untuk perawatan saringnkeramik ini dapat dilakukan dengan cara
menyikat filter keramik tersebut pada air yangmengalir.

10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu

18
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring
denganmenggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan
oleh masyarakat desaKerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk
menyaring air yang berasal dari sumur
gali ataupun dari saluran irigasi sawah.Seperti halnya saringan keramik,
kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah biladibandingkan
dengan SPL terlebih lagi SPC.

11. Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk
khusus pada bagian bawahnya agar  air bersih dapat keluar dari pori-pori
pada bagian dasarnya.

 Dengan menggunakan zat-zat

1. Resin pengikat kation dan anion

Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya
adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah
dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion,
sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan
demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.
2. Zeolit

Zeolit memiliki rumus kimia Na2Al2Si3O10.2H2O atau K2Al2Si3O10.2H2O. Zeolit


mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati
air. Ion Ca2+ dan Mg2+akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit,
sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada
air yang anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit.

19
Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar
tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit
terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan
untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat
menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu
tertentu anda harus menggantinya.

20
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Anwar. 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih . CV.Healthy &
Sanitation : Makassar

Ginoest. 2010. Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode


Titrasi  EDT.  Online: http://ginoest.wordpress.com/2010/03/23/17/.Diakse
s pada tanggal 20 Oktober 2011

Ihsan. 2011. Analisa Kimia Sampel Air Sungai : Penentuan Kesadahan Total dan
Sementara dalam Air .
Online :http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/05/analisa-kimia-
sampel-air-sungai.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011

Mifbahuddin, 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter


Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis . Online
:http://www.google.co.id/ Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media
Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis.html. Diakses pada
tanggal 20 Oktober 2011

O-fish. 2003. Parameter Air.  Online  : http://www.o-


fish.com/parameter_air.htm.  Diakses pada tanggal  22 Oktober 2011

Resthy, 2011. Laporan Akhir Kesadahan.


Online :http://perutbuncitmeletus.blogspot.com/2011/10/laporan-akhir-
kesadahan.html. Diakses pada tanggal  22 Oktober 2011

Wikipedia. 2011. Kesadahan
Air. Online  :http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air. Diakses pada
tanggal  20 Oktober 2011

http://dhyka1207.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-kesadahan.html

http://www.academia.edu/7536115/Kumpulan_Teknik_Penyaringan_Air_Sede
rhana?login=&email_was_taken=true

21

Anda mungkin juga menyukai