ISSN 1948-9358 (online)

Jurnal Dunia
Diabetes
Diabetes Dunia J 2017 April 15; 8(4): 120-171

Diterbitkan oleh Baishideng Publishing Group Inc

-----=

Isi Volume Bulanan 8 Nomor 4 15 April 2017

ULASAN
120 Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup

Trikkalinou A, Papazafiropoulou AK, Melidonis A

ULASAN MINIR
130 Syndecan-1-coating sel T pembunuh alami penghasil interleukin-17 menyediakan metode khusus untuk

visualisasi dan analisisnya

Jaiswal AK, SadasivamM, Hamad ARA

135 Osteomielitis pada kaki diabetik: Tinjauan komprehensif

Giurato L, Meloni M, Izzo V, Uccioli L

ARTIKEL ASLI
Studi Dasar
143 Senyawa insulin-mimetik hexaquis (benzylammonium) decavanadat bersifat antilipolitik pada sel lemak manusia

Carpéné C, Garcia-Vicente S, Serrano M, Marti L, Belles C, Royo M, Galitzky J, Zorzano A, Testar X

Studi Observasi
154 Efek puasa intermiten pada penanda kesehatan pada mereka dengan diabetes tipe 2: Sebuah studi percontohan

Arnason TG, Bowen MW, Mansell KD

TINJAUAN SISTEMATIS
165 Kerangka KMAP-O untuk penelitian manajemen perawatan pasien dengan diabetes tipe 2.

Wan TTH, Terry A, McKee B, Kattan W

WJD|www.wjgnet.com saya 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|

 Jurnal Diabetes Dunia
Isi
Jilid 8 Nomor 4 15 April 2017

TENTANG PENUTUP Anggota Dewan Redaksi Jurnal Dunia Diabetes , David Meyre, PhD, Associate
Professor, Rekan Peneliti, Departemen Epidemiologi Klinis dan Biostatistik,
Universitas McMaster, Hamilton, ON L8N3Z5, Kanada

TUJUAN DAN LINGKUP Jurnal Diabetes Dunia (World J Diabetes, WJD, online ISSN 1948-9358, DOI: 10.4239), adalah jurnal
akademik akses terbuka peer-review yang bertujuan untuk memandu praktik klinis dan
meningkatkan keterampilan diagnostik dan terapeutik dokter.
WJD mencakup topik tentang , , dan sel PP pulau pankreas, efek insulin dan
resistensi insulin, transplantasi pulau pankreas, sel adiposa dan obesitas.
Kami mendorong penulis untuk mengirimkan manuskrip mereka ke WJD. Kami akan
memprioritaskan manuskrip yang didukung oleh yayasan nasional dan internasional utama dan
yang memiliki signifikansi klinis yang besar.

PENGINDEKSIAN/ABSTRAKSI Jurnal Diabetes Dunia sekarang diindeks di Emerging Sources Citation Index (Web of Science),
PubMed, dan PubMed Central.

DAUN LALAT aku-Ⅵ Dewan Redaksi

Asisten Editor Penanggung Jawab: Xiang Li

EDITOR UNTUK Editor Sains yang Bertanggung Jawab: Jin-Xin Kong

Editor Elektronik yang Bertanggung Jawab: Huan-Liang Wu Pembuktian Direktur Kantor Redaksi: Lagu Xiu-Xia
MASALAH INI Pemimpin Redaksi Proofing: Lian-Sheng Ma

NAMA JURNAL KANTOR REDAKSI HAK CIPTA

Jurnal Diabetes Dunia Lagu Xiu-Xia, Sutradara © 2017 Baishideng Publishing Group Inc. Artikel yang
Jurnal Diabetes Dunia diterbitkan oleh jurnal Open-Access ini didistribusikan di
ISSN Baishideng Publishing Group Inc bawah ketentuan Lisensi Non-komersial Atribusi Creative
ISSN 1948-9358 (online) 8226 Regency Drive, Pleasanton, CA 94588, AS Commons, yang mengizinkan penggunaan, distribusi,
Telepon: +1-925-2238242
TANGGAL PELUNCURAN dan reproduksi dalam media apa pun, asalkan karya asli
Faks: +1-925-2238243
15 April 2010 dikutip dengan benar, penggunaan non-komersial dan
Email: editorialoffice@wjgnet.com HelpDesk:
http://www.f6publishing.com/helpdesk http:// sebaliknya sesuai dengan lisensi.
FREKUENSI
Bulanan www.wjgnet.com
PERNYATAAN KHUSUS
EDITOR-IN-CHIEF PENERBIT Semua artikel yang diterbitkan dalam jurnal milik
Lu Qi, MD, PhD, Asisten Profesor, Departemen Baishideng Publishing Group Inc Kelompok Penerbit Baishideng (BPG) mewakili
Nutrisi, Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard, Boston, MA 8226 Regency Drive, pandangan dan pendapat penulisnya, dan bukan
02115, Amerika Serikat Pleasanton, CA 94588, AS pandangan, pendapat, atau kebijakan BPG, kecuali
Telepon: +1-925-2238242 dinyatakan lain secara eksplisit.
Jingbo Zhao, PhD, Associate Professor, Aalborg Faks: +1-925-2238243
Pusat Sains dan Inovasi Rumah Sakit, Rumah Sakit
Email: bpgoffice@wjgnet.com
Aalborg, Rumah Sakit Universitas Aarhus, Aalborg 9000, PETUNJUK UNTUK PENULIS
HelpDesk: http://www.f6publishing.com/helpdesk
Denmark http://www.wjgnet.com/bpg/gerinfo/204
http://www.wjgnet.com
ANGGOTA DEWAN EDITORIAL
Semua sumber daya anggota dewan redaksi online di http:// TANGGAL PENERBITAN PENGIRIMAN ONLINE
www.wjgnet.com/1948-9358/editorialboard.htm 15 April 2017 http://www.f6publishing.com

WJD|www.wjgnet.com II 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|

 Kirimkan Naskah: http://www.f6publishing.com DOI:
10.4239/wjd.v8.i4.120
Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
Aikaterini Trikkalinou, Athanasia K Papazafiropoulou, Andreas Melidonis
Aikaterini Trikkalinou, Athanasia K Papazafiropoulou,
Andreas Melidonis, 1st Departemen Penyakit Dalam dan Pusat
Diabetes, Rumah Sakit Umum Tzaneio Piraeus, 18536
Piraeus, Yunani
Kontribusi penulis: Trikkalinou A dan Papazafiropoulou AK
menulis makalah; elidonis Melakukan revisi.
Pernyataan konflik kepentingan: Penulis menyatakan tidak ada konflik dari
kepentingan untuk artikel ini.
Akses terbuka: Artikel ini adalah artikel akses terbuka yang dipilih
oleh editor internal dan sepenuhnya ditinjau oleh peninjau eksternal.
Ini didistribusikan sesuai dengan lisensi Creative Commons
Attribution Non Commercial (CC BY-NC 4.0), yang mengizinkan orang
lain untuk mendistribusikan, me-remix, mengadaptasi, membangun
karya ini secara non-komersial, dan melisensikan karya turunan
mereka dengan persyaratan yang berbeda, asalkan karya asli dikutip
dengan benar dan penggunaan non-komersial. Lihat: http://
creativecommons.org/licens/by-nc/4.0/
Sumber naskah: Naskah yang diundang
Korespondensi dengan: Athanasia K Papazafiropoulou, MD,
MSc, PhD, 1st Departemen Penyakit Dalam dan Pusat Diabetes,
Rumah Sakit Umum Tzaneio Piraeus, 1 Zanni and Afentouli
Street, 18536 Piraeus, Yunani. pathan@ath.forthnet.gr
Telepon: +30-697-9969483
Diterima: 29 Juni 2016
Tinjauan sejawat dimulai: 1 Juli 2016
Keputusan pertama: 5 Agustus 2016
Diperbaiki: 5 Januari 2017
Diterima: 16 Januari 2017
Artikel dalam pers: 18 Januari 2017
Dipublikasikan secara online: 15 April 2017
Abstrak
Memang benar bahwa tujuan utama diagnosis dan
pengobatan dini diabetes adalah kualitas hidup (QoL).
Istilah QoL masih membingungkan tetapi disepakati
bahwa ia terdiri dari empat komponen: komponen fisik,
mental, komponen kognitif, komponen psikologis dan
sosial. Banyak artikel telah ditulis membahas keempat
WJD|www.wjgnet.com
Diabetes Dunia J 2017 April 15; 8(4): 120-129
ISSN 1948-9358 (online)
ULASAN
komponen. Selama lima tahun terakhir 15.500 artikel dan
ulasan telah ditulis untuk menangani diabetes dan penyakit
arteri koroner, 16.100 membahas diabetes dan fungsi ginjal,
28.900 membahas diabetes dan retinopati, 16.800
menangani ulkus kaki diabetik, dan 26.300 lainnya
menangani neuropati diabetes. Selain itu 17200 artikel
berhubungan dengan disfungsi seksual diabetes, 24500
dengan korelasi diabetes dan depresi 17500 tentang
diabetes dan demensia, hanya 1 tentang diabetes dan fungsi
keluarga dan 1950000 tentang diabetes dan kualitas hidup,
menunjukkan minat di seluruh dunia. Untuk menghadapi
anomali metabolik ini dan konsekuensinya, para peneliti
mengembangkan banyak alat psikometri generik dan
spesifik penyakit. Dengan bantuan alat-alat psikometrik
komunitas ilmiah telah mulai menyadari efek mengerikan
dari diabetes pada kehidupan pasien. Kualitas hidup
penderita diabetes menjadi lebih buruk ketika komplikasi
mulai berkembang atau komorbiditas hidup berdampingan.
Di antara komplikasi yang dominan, dalam penurunan
kualitas hidup terkait kesehatan (HRQoL), tetapi tidak terkait
dengan faktor risiko (genetik, berat lahir, atau lainnya)
adalah penyakit arteri koroner diikuti oleh gagal ginjal,
kebutaan, dan kombinasi mikro- dan komplikasi
makrovaskular dan dalam beberapa penelitian dengan
disfungsi seksual. Selain itu banyak komorbiditas yang
memperburuk efek diabetes lebih lanjut dalam kehidupan
pasien. Diantaranya obesitas, hipertensi, dislipidemia,
depresi, arthritis adalah yang paling umum. Bidang yang
paling menarik untuk penelitian adalah interaksi diabetes
dan depresi dan dalam beberapa kasus perkembangan
menjadi demensia. Banyak aspek dan kombinasi tindakan
berada di bawah mikroskop peneliti mengenai peningkatan
skor HRQoL. Sampai saat ini, penelitian yang dilakukan, telah
menunjukkan sedikit manfaat sampai sedang. Lebih banyak
dari mereka diperlukan untuk menarik kesimpulan yang
aman tentang topik kombinasi tindakan terbaik untuk
mengoptimalkan skor HRQoL.
Kata kunci: Diabetes tipe 2; Kualitas hidup; Penyakit
penyerta diabetes; komplikasi diabetes; demensia;
Diabetes tipe 3
© Penulis 2017. Diterbitkan oleh Baishideng Publishing
120 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|

Group Inc. Semua hak dilindungi undang-undang.
Kiat inti: Meskipun banyak artikel dan ulasan yang ditulis
tentang diabetes setiap tahun mengenai epidemiologi,
komplikasi, terapi, perbandingan perawatan, strategi
kesehatan, data literatur tentang kualitas hidup pasien
diabetes dan seberapa besar sebenarnya dipengaruhi
oleh komplikasi, komorbiditas atau perawatan yang
berbeda. terbatas. Tinjauan saat ini difokuskan pada:
(1) cara pasien memandang perubahan dalam berbagai aspek
kualitas hidup mereka sebagaimana dicatat oleh berbagai alat
dan skala psikometri; (2) tentang persamaan dan perbedaan
antara penelitian yang dilakukan di seluruh dunia bersama
dengan masalah dan peringatan dalam penelitian; dan (3) pada
aspek yang menarik tetapi menuntut penelitian lebih lanjut
sebagai efek diabetes dalam kehidupan keluarga atau jalur
metabolisme umum antara diabetes dan demensia (baru-baru ini
disebut juga diabetes tipe 3).
Trikkalinou A, Papazafiropoulou AK, Melidonis A. Diabetes tipe 2
dan kualitas hidup. Diabetes Dunia J 2017; 8(4): 120-129 Tersedia
dari: URL: http://www.wjgnet.com/1948-9358/full/v8/i4/120.htm
DOI: http://dx.doi.org/10.4239/ wjd.v8.i4.120
PENGANTAR
Diabetes adalah ancaman metabolisme yang semakin berkembang di
era kontemporer kita. Diabetes pertama kali dijelaskan[1]
dalam sebuah manuskrip Mesir dari 1500 SM,
menyebutkan "pengosongan urin yang terlalu besar"[2].
Kemudian, dokter India juga menggambarkan penyakit
tersebut dan mengklasifikasikannya sebagai urin madu
karena semut diserang oleh urin pasien[2]. Istilah
"diabetes" atau "melewati" pertama kali digunakan pada
250 SM oleh Apollonius Yunani dari Memphis[2]. Diabetes
tipe 1 dan 2 diakui untuk pertama kalinya sebagai kondisi
terpisah oleh dokter India Sushruta dan Charaka pada
400-500 SM, menghubungkan diabetes tipe 1 dengan
remaja dan tipe 2 dengan obesitas.2,3]. Istilah "mellitus"
atau "dari madu" ditambahkan oleh Thomas Willis pada
akhir tahun 1600-an karena rasa manis yang dimiliki urin
dari pasien diabetes.2]. Deskripsi klinis lengkap pertama
diabetes diberikan oleh dokter Yunani Kuno Aretaeus dari
Cappadociast abad AC), yang juga mencatat jumlah urin
yang berlebihan merupakan tanda khas diabetes.
Deskripsi penyakit telah menyertai umat manusia selama
berabad-abad. Ini ditemukan di Persia abad pertengahan di
Aviccena'sKanon Kedokteran, di Kekaisaran Romawi dengan
Galen menggambarkan dua kasus pasien diabetes selama
karirnya[2]. Diabetes juga diperkenalkan ke dalam
pengobatan Korea dan Jepang dengan nama Cina táng niào
bìng, yang berarti “penyakit kencing gula”. Meskipun
diabetes telah dikenal sejak zaman kuno, patogenesis
penyakit ini dipahami sekitar tahun 1900.4] sedangkan insulin
ditemukan oleh orang Kanada Frederick Banting dan Charles
Bestthe pada tahun 1921 dan pertama kali digunakan pada
tahun 1922[2].
WJD|www.wjgnet.com
Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
Telah diketahui dengan baik bahwa prevalensi diabetes telah
meningkat di negara maju dan berkembang selama empat
dekade terakhir. Itu adalah hasil dari makanan yang berlimpah,
akibat dari perubahan kebiasaan makan kita dan kurangnya
olahraga. Menurut Federasi Diabetes Internasional, saat ini, satu
dari 11 orang dewasa menderita diabetes (415 juta di seluruh
dunia). Pada tahun 2040, satu dari 10 orang dewasa (642 juta di
seluruh dunia) akan menderita diabetes. Satu dari 7 kelahiran
dipengaruhi oleh diabetes gestasional dan 542.000 anak di
seluruh dunia menderita diabetes tipe 1[5]. Selain itu setiap 15 sa
orang meninggal karena diabetes dan 12% dari pengeluaran
global dihabiskan untuk diabetes. Yang ditakutkan adalah 46,5%
orang dewasa dengan diabetes tidak terdiagnosis! Dalam sebuah
penelitian Yunani baru-baru ini, prevalensi diabetes yang
disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin
10,6% ditemukan, sedangkan prevalensi diabetes yang tidak
terdiagnosis adalah 34%.6].
Perkembangan diabetes, dan terutama kontrol glikemik yang
buruk, menyebabkan banyak komplikasi yang berpotensi
mengancam jiwa. Hampir setengah dari orang dewasa dengan
penyakit ginjal kronis berasal dari populasi diabetes. Demikian
pula, 9,8% penderita diabetes pernah mengalami serangan
jantung, 9,1% menderita penyakit arteri koroner (CAD), 7,9%
mengalami gagal jantung kongestif, 6,6% mengalami stroke
sedangkan lebih dari seperempatnya 27,8% menderita penyakit
ginjal kronis, hampir seperempat 22,9% memiliki masalah kaki
dan terakhir tetapi tidak sedikit 18,9% memiliki kerusakan mata[4].
Semua komplikasi ini bersama dengan penurunan metabolisme
menuntut sejumlah besar energi, perencanaan, dan pemikiran
pasien setiap hari[7],
yang mengarah ke situasi yang disebut oleh Rubin[7]
“diabetes berlebihan”.
KUALITAS HIDUP
Kenyataannya adalah bahwa diabetes mempengaruhi kehidupan
pasien. Kehadiran diabetes belaka memperburuk kualitas hidup
seseorang (QoL). Ketika diabetes hidup berdampingan dengan
penyakit kronis lainnya, efeknya bahkan lebih buruk. Tapi apa
sebenarnya QoL itu? Apakah ini hanya karena tidak adanya
penyakit dalam kehidupan seorang pria? Apakah itu sesuatu
yang lebih? Apakah itu terukur? Minat di seluruh dunia tercermin
pada 1950000 artikel dan ulasan yang diterbitkan lima tahun
terakhir di bidang penelitian ini sementara jumlah publikasi pada
setiap komplikasi diabetes adalah antara 15000 dan 28000
tergantung pada komplikasinya. Khususnya hanya satu artikel
yang ditemukan untuk menilai fungsi keluarga.
Sebagai Snoek dkk[8] menjelaskan, kami tidak yakin
tentang asal usul frasa QoL, tetapi ekonom Amerika Samuel
Ordway (1953) dan Fairfield Osborn (1954) dianggap sebagai
yang pertama menggunakan istilah tersebut. Orang lain
yang menggunakan kata-kata yang hampir sama adalah John
Galbraith (1967), presiden Amerika Lyndon B Johnson 1964
diikuti oleh ilmuwan sosial pada tahun 1960-an yang tertarik
pada topik baru QoL, dan khususnya korelasi antara
penanda QoL (seperti tingkat pendapatan sosial interaksi),
dan cara individu memandang mereka menentukan kualitas
hidup mereka. Cukup mengejutkan
121 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|
 Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
kesehatan biologis bukanlah faktor penentu. Karena
kemajuan sosial dan perkembangan medis, penelitian
difokuskan pada masalah kesejahteraan seperti yang
dirasakan pasien.
Sebagai Snoek dkk[8] menggambarkan setelah Perang Dunia
II dan pengenalan obat-obatan baru, jumlah pasien dengan
penyakit kronis terus meningkat. Secara paralel ada kebutuhan
yang berkembang untuk evaluasi perawatan dalam hal
kemanjuran medis tetapi juga dalam hal peningkatan kehidupan
sehari-hari seperti yang dipahami pasien.8].
Tidak lebih awal dari tahun 1976 adalah konsep QoL
termasuk dalam Indeks Medis[8]. Pada tahun 2000, ada lebih
dari 300 artikel tentang masalah kualitas hidup pada
populasi diabetes.
Pada tahun 1997, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkenalkan definisi pertama kesehatan sebagai
“Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan
hanya bebas dari penyakit”. WHO, selanjutnya,
memperkenalkan QoL sebagai perkiraan kesejahteraan serta
pengukuran kesehatan dan efek perawatan kesehatan[9].
WHO mendefinisikan QoL sebagai persepsi individu tentang
posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan
sistem nilai di mana mereka tinggal dan dalam kaitannya
dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian mereka.
Oleh karena itu, kecuali definisi kesehatan fisik seseorang
dari QoL termasuk keadaan psikologis, tingkat kemandirian
seseorang, kehidupan sosial dan keyakinan pribadi.9].
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Amerika Serikat (CDC) QoL adalah konsep multidimensi yang
mencakup evaluasi aspek positif dan negatif dari kehidupan
seseorang. Sejak tahun 1980-an, istilah kualitas hidup yang
berhubungan dengan kesehatan (HRQoL) telah mencakup
aspek-aspek kualitas hidup yang dapat terbukti
mempengaruhi kesehatan fisik atau mental.10-13]. HRQoL
mencakup persepsi kesehatan fisik dan mental (kondisi
kesehatan, status sosial dan sosial ekonomi) dan sumber
daya tingkat komunitas, kondisi (praktik yang memengaruhi
persepsi kesehatan dan status fungsional). Menurut hal di
atas, CDC telah mendefinisikan HRQoL sebagai "kesehatan
fisik dan mental yang dirasakan individu atau kelompok dari
waktu ke waktu"[10-13].
Tidak diragukan lagi jawaban untuk konteks kebahagiaan dan
kualitas hidup tidak jelas dan meskipun tidak ada konsensus di antara
para ilmuwan, sebagian besar setuju bahwa kualitas hidup: (1)
mencakup banyak aspek yang berbeda seperti yang disebutkan
sebelumnya; dan (2) harus diukur melalui persepsi pasien tentang
kesejahteraan atau kekurangannya dalam hidup mereka[8].
Terkait langsung dan komponen penting dari QoL adalah
HRQoL. Sering kali kedua konsep tersebut dikacaukan atau
dianggap identik, atau identik dengan kesejahteraan, yang
tentu saja merupakan kesalahan. Selama dekade terakhir
minat peneliti telah beralih ke konsep QoL spesifik penyakit
sebagai tujuan pengobatan.14] dan komponen penting dari
terapi. Seluruh filosofi pengobatan diabetes telah berubah
dari berpusat pada dokter menjadi berpusat pada pasien.
Pedoman ADA-EASD terakhir berfokus pada partisipasi
pasien dalam pilihan pengobatan bersama dengan dokter.
Bersamaan dengan itu, kuesioner HRQoL telah menjadi
komersil yang penting
WJD|www.wjgnet.com
ponen kesehatan masyarakat dan dianggap indikator
yang valid dari hasil intervensi dan prediktor kuat
mortalitas dan morbiditas [15-18].
ALAT PSIKHOMETRIK
Akibatnya, kebutuhan untuk mengembangkan alat psikometrik
khusus untuk mengukur HRQoL telah meningkat pesat. Dengan
demikian, banyak alat semacam itu dikembangkan, obat generik
lain dan penyakit spesifik lainnya dalam upaya untuk
menentukan dampak diabetes dan penyakit kronis lainnya,
bersama dengan komplikasinya pada kehidupan pasien dan juga
pengaruh intervensi medis terhadap evolusi penyakit. Tapi
sebagai Snoekdkk[8] menyatakan “tidak ada standar emas untuk
penilaian kualitas hidup terkait kesehatan secara keseluruhan
atau kualitas hidup spesifik diabetes dan upaya harus dilakukan
untuk pengembangan alat penilaian yang valid, andal, dan
ramah pengguna”.
Ada banyak alat psikometrik yang dikembangkan dalam berbagai
bahasa yang mencoba untuk menilai aspek-aspek yang mungkin dari
gangguan diabetes dengan kehidupan seseorang. Yang paling sering
digunakan di kemudian hari atau yang menghadirkan minat khusus
disajikan di bawah ini.
Pengukuran Kualitas Hidup Diabetes (DQOL)
diperkenalkan dalam Uji Kontrol dan Komplikasi Diabetes[
19,20]. Ruang lingkupnya adalah untuk menilai empat dimensi
dampak diabetes: Kepuasan, dampak pengobatan,
kecemasan akan komplikasi dan masalah sosial. DQOL
banyak digunakan meskipun memiliki keterbatasan. Skor
yang lebih rendah dalam skala ini terkait dengan komplikasi
diabetes dan kontrol glikemik.19,21].
Skala Kualitas Hidup Khusus Diabetes (DSQOLS) memiliki 64
pertanyaan yang memiliki enam dimensi: Hubungan sosial,
pembatasan dan fleksibilitas waktu luang, keluhan fisik,
kekhawatiran tentang masa depan, pembatasan diet, dan
kerepotan sehari-hari. Ini hanya digunakan untuk diabetes tipe 1
dan tidak divalidasi dalam bahasa Inggris[19,22].
Kuesioner Uji Klinis Kualitas Hidup Diabetes Revisi
memiliki 57 pertanyaan yang mengukur fungsi fisik,
energi, tekanan kesehatan, kesehatan mental, kepuasan,
kepuasan pengobatan, fleksibilitas pengobatan, dan
frekuensi gejala[19,23].
Penilaian Skala Diabetes memiliki 7 pertanyaan yang
berfokus pada perasaan dan sikap pasien diabetes dan
efek psikologis diabetes[19,24].
ATT39 dan skala ATT19 yang direvisi fokus pada
penyesuaian psikologis untuk diabetes dan integrasi
diabetes yang tidak selalu identik dengan HRQoL spesifik
diabetes [19,25].
Kuesioner Stres pada Penderita Diabetes Revisi
memiliki 8 dimensi: Waktu luang dan waktu kerja,
hubungan dengan pasangan, dengan dokter,
hipoglikemia, terapi, gejala fisik dan kecemasan tentang
komplikasi diabetes[19,26].
Daftar Periksa Gejala Diabetes Tipe 2 adalah skala 34
item yang menilai gejala sebagai hipoglikemik, jantung,
neuropatik, psikologis, dan terkait penglihatan. Skala ini
mencakup spektrum gejala yang luas yang bagaimanapun
tidak selalu dapat dikaitkan dengan diabetes.
122 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|

Skala dikembangkan dalam bahasa Belanda tetapi ada
terjemahan dan validasi bahasa Inggris[19,27].
Area Masalah dalam Skala Diabetes (PAID1) dan yang
direvisi (PAID2) berfokus pada empat dimensi: Secara
keseluruhan emosional, interpersonal, terkait pengobatan,
dan tekanan terkait dokter[19,28-30].
Audit Diabetes-Dependent Quality of Life (ADDQoL) memiliki 15
pertanyaan yang mengukur 13 domain kehidupan: Karir, kehidupan
sosial, keluarga, persahabatan, kehidupan seks, peluang waktu luang,
bepergian, kekhawatiran tentang masa depan, kekhawatiran tentang
masa depan untuk keluarga. dan teman-teman, dan motivasi untuk
mencapai sesuatu[19,31].
SF36 yang banyak digunakan memiliki 36 pertanyaan:
Profil 8 skala kesehatan biologis dan skor kesejahteraan
serta ukuran kesehatan fisik dan mental berbasis
psikometri dan indeks utilitas kesehatan berbasis
preferensi. Fungsi fisik, nyeri, kesehatan umum dan
mental, fungsi emosional dan sosial dinilai.32].
DIABETES DAN QOL TERKAIT KESEHATAN
Sudah diketahui bahwa diabetes sendiri[33] menyebabkan
penurunan kualitas hidup yang serius terutama mempengaruhi
HRQoL. Hasilnya serupa di seluruh dunia, bervariasi dalam
tingkat pengaruhnya. Yang terpenting ada studi[34]
menerapkan bahwa kecemasan dan depresi kualitas hidup yang
rendah dari individu yang, belum secara resmi didiagnosis
menderita diabetes tetapi berisiko tinggi terkena diabetes. Oleh
karena itu, dokter harus dididik bahwa pasien berisiko tinggi
pada keadaan pradiabetes mungkin mengalami penurunan
HRQoL dan depresi, dimensi kesehatan yang tidak boleh
diabaikan.34].
Seperti yang ditunjukkan dalam sebuah penelitian di tiga negara
bagian yang berbeda di Malaysia, ada perbedaan kualitas hidup yang
penting secara statistik di antara tiga populasi yang diteliti, Malaysia,
India, dan Cina.35]. Orang Cina mendapat skor yang jauh lebih rendah
(21,0 ± 4,3) di DQOL Asia dibandingkan dengan Melayu (81,4 ± 9,0)
dan India (81,5 ± 9,2). Selain itu, orang Cina mendapat skor yang jauh
lebih rendah (21,0 ± 4,3) pada skor DQOL (diet) Asia dibandingkan
dengan orang Melayu (22,8± 3,6) dan India (22,5 ± 3,7). Satu-satunya
komponen yang berbeda dalam analisis yang lebih dalam adalah
perbedaan persepsi diet antar kelompok etnis[35]. Dalam studi yang
sama, disfungsi seksual menyebabkan kualitas hidup yang lebih
rendah (-10% dalam bahasa Inggris -5,9%, dalam bahasa Mandarin
berbahasa Cina,
- 6% dalam berbicara bahasa tradisional Malaysia) di semua
sub kelompok sementara ada perbedaan dalam prediktor
lainnya. Temuan ini mirip dengan studi Singapura oleh Wee
dkk[36] pada tahun 2005 yang menunjukkan etnis sebagai
faktor penting yang mempengaruhi QOL pada penderita
diabetes.37].
Berbeda dengan penelitian lain, survei yang dilakukan pada
populasi Nordik[38] di kesehatan primer menunjukkan perbedaan
antara toleransi glukosa terganggu dan penderita diabetes
terbuka sementara hasil pada HRQoL menunjukkan skor yang
lebih rendah terutama untuk penderita diabetes tipe 2 sesuai
dengan literatur [39,40]. Pasien yang lebih tua dan terkontrol lebih
buruk menunjukkan skor yang lebih rendah. Faktor terpenting
dalam studi Nordik[38] untuk kerusakan HRQoL adalah
WJD|www.wjgnet.com
Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
adanya komplikasi terutama CAD dan komplikasi
nonvaskuler seperti gangguan psikiatri minor atau
gangguan muskuloskeletal. Namun demikian Viinamäkidkk[
41], tidak menemukan peningkatan tingkat gangguan mental
ringan di antara pasien diabetes tetapi ketika mereka hidup
berdampingan, gejalanya cenderung lebih parah.
Selanjutnya, neuropati ditemukan menjadi prediktor
gangguan mental dalam penelitian tersebut. Anehnya
komplikasi mikrovaskular tidak memiliki efek yang besar
pada HRQoL. Temuan penting lainnya adalah bahwa
personalisasi dan terapi yang sesuai dengan kesinambungan
dalam perawatan.42-44] memiliki hasil yang menjanjikan.
Dalam sebuah studi[45], yang dimulai dalam studi Biaya
Diabetes Tipe 2 di Eropa - (KODE-2), populasi Belanda yang terdiri
dari 1371 penderita diabetes tipe 2 dievaluasi menggunakan skor
EQ5D dan EuroQol VAS untuk HRQoL dan Kuesioner Kepuasan
Perawatan Diabetes (DTSQ). Hasilnya menunjukkan korelasi yang
baik antara skor EQ-5D dan EuroQol Vas meskipun skor dalam
satu skor tidak selalu berarti skor yang sama pada skor lainnya.
Skor yang lebih rendah dilaporkan sebagai usia mendahului
lebih, pada jenis kelamin perempuan, dengan obesitas, dengan
penggunaan insulin dan komplikasi muncul. Terutama skor
rendah yang diamati untuk kombinasi komplikasi mikrovaskular
dan makrovaskular.45]. Poin penting adalah bahwa kecemasan dan
depresi meningkat dan kemudian menurun seiring
bertambahnya usia. Penjelasan yang diberikan dari penulis
adalah bahwa orang yang lebih tua menghubungkan
keterbatasan mereka dengan penuaan dan mengatasi atau
menerima mereka lebih baik daripada orang yang lebih muda.
Penjelasan lain adalah bahwa pada populasi yang lebih muda,
ketakutan akan komplikasi di masa depan lebih besar. Satu hal
lagi yang menarik adalah bahwa durasi diabetes tidak
berkorelasi dengan HRQoL seperti halnya kepuasan pengobatan.
Kemudian dikaitkan dengan sikap dokter terhadap pasien dan
tingkat komunikasi di antara mereka, fakta yang konsisten
dengan literatur[14]. Individu dengan neuropati diabetik memiliki
skor lebih rendah dibandingkan dengan ulkus kaki. Akhirnya,
pertanyaan diajukan dalam hal respons EQ5D terhadap
perubahan[45,46].
Dalam studi cross sectional lain [47], dilakukan di
Amerika Serikat, Self-Administered Quality of Well Being
index (QWBSA) diberikan kepada 2.048 penderita
diabetes tipe 1 dan tipe 2. Skor kesehatan lebih rendah
pada wanita dan pasien obesitas, dan pada subjek
dengan penyakit ginjal dan hipertensi arteri. Skor secara
substansial lebih rendah pada subjek diabetes tipe 1
dengan retinopati, neuropati, ulkus kaki, amputasi,
stroke, dan gagal jantung kongestif. Skor tertinggi di
antara subkelompok memiliki kelompok diet terkontrol
tidak ada pria diabetes obesitas tanpa komplikasi
mikrovaskular, neuropatik, atau kardiovaskular. Temuan
yang sama diamati pada penderita diabetes tipe 2.
Akhirnya,
Juga serupa adalah temuan dari studi populasi
diabetes dari populasi diabetes pedesaan Kanada kecil
yang terisolasi di lembah Bella Coola.48]. SF36 dan BRFSS
123 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|
 Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
(dirancang oleh CDC, yang bertujuan untuk hari dan batasan
sehat/tidak sehat) digunakan dan skor dikorelasikan dengan
informasi bagan klinik. Dari catatan 57% penderita diabetes
merespon, sementara hanya 37% non-diabetes. Sampel
diperkirakan mewakili populasi penderita diabetes di daerah
tersebut dan juga dalam hal komplikasi CAD (16%vs 19%),
retinopati (15% vs 14%), penyakit serebrovaskular (9% vs 8%,
neuropati (9% vs 10%), penyakit pembuluh darah perifer (7%
vs 7%, dan nefropati (6% vs 7%). Skor HRQoL lebih rendah
untuk penderita diabetes. Faktor yang berhubungan dengan
skor QoL terkait kesehatan adalah durasi diabetes, insulin,
dan komplikasi jangka panjang diabetes. Tingkat HbA1c yang
rendah secara paradoks terkait dengan skor kualitas hidup
yang lebih rendah dan ada hubungan terbalik antara durasi
diabetes dan kualitas hidup. Belakangan ini konsisten
dengan beberapa penelitian[49] melaporkan hasil yang sama
sementara ada yang lain melaporkan peningkatan dengan
usia[49-51].
Menariknya ada hasil serupa dalam tinjauan terbaru dari
studi Iran [52]. Pada topik QoL pada populasi diabetes,
sebagian besar tipe 2 dan lebih kecil memperpanjang tipe 1
diabetes. Wanita dan orang tua memiliki HRQoL lebih rendah
daripada pria dan status sosial ekonomi dan perkawinan
berhubungan positif dengan HRQoL. Ada hubungan negatif
antara HbA1c, BMI, tekanan darah, lipid dan HRQoL. Juga
penurunan HRQoL ditunjukkan pada kelompok perokok,
sementara hasil yang bertentangan mengenai durasi
diabetes dan perbandingan populasi pedesaan perkotaan.
Para penulis mencatat default metodologis studi. Meskipun
demikian perlu dicatat bahwa hasil-hasil tersebut merupakan
akibat dari studi-studi internasional meskipun ada
perbedaan dalam budaya, pola makan dan kebiasaan
olahraga.
Dalam UKPDS 37[53], penelitian penderita diabetes tipe 2
tanpa komplikasi memiliki nilai indeks rata-rata EQ5D sebesar
0,83, dibandingkan dengan 0,85 dalam studi Norwegia[54]
dilakukan melalui pos pada tahun 2006. Dalam studi UKPDS
37, EQ5D mendeteksi perbedaan yang signifikan antara
orang dengan dan tanpa komplikasi. Dalam studi UKPDS 37,
EQ-5D mendeteksi perbedaan yang signifikan antara orang
dengan dan tanpa komplikasi makrovaskular, tetapi bukan
komplikasi mikrovaskular. Di baris yang sama, dalam studi
cross sectional Singapura oleh Quahdkk[55],
menggunakan EQ5D dan SF36 pada 699 penderita diabetes melaporkan
HRQoL yang lebih rendah pada pasien dengan komplikasi simtomatik. Hal
ini sesuai dengan banyak penelitian[53,56,57].
KOMPLIKASI DAN
KOMORBIDITAS DIABETES
Seperti yang terlihat dalam penelitian-penelitian di atas, diabetes
menunjukkan pengaruh gelapnya ketika komplikasi mulai muncul
dalam kehidupan pasien. Dalam sebuah penelitian di Cina yang
melibatkan penderita diabetes tipe 2[37], yang merupakan bagian dari
program JADE Zhang dkk[37], melaporkan indeks EQ5D rata-rata adalah
0,897 ± 0,173. Lebih dari 80% penderita diabetes memiliki hipertensi
atau dislipidemia dan lebih dari setengahnya
WJD|www.wjgnet.com
mengalami obesitas. Nefropati, neuropati, dan CAD dikaitkan
dengan indeks EQ-5D yang rendah sementara retinopati
tidak. Khususnya, hipertensi berkorelasi dengan indeks
EQ-5D. Hasilnya konsisten dengan penelitian di Singapura[58]
sementara studi Belanda dan Norwegia yang melibatkan
populasi Kaukasia[45,54] melaporkan skor yang lebih rendah.
Dalam studi Cina lainnya oleh Gohdkk[35], di lingkungan
multietnis komplikasi diabetes memiliki dampak yang besar
pada kualitas hidup.
Dalam studi Norwegia oleh Solli dkk[54], pasien dengan
komplikasi telah mengurangi HRQoL; 0,90 untuk penderita
diabetes tipe 1 dan 0,85 untuk penderita diabetes tipe
2. Adanya satu komplikasi menurunkan skor masing-masing
menjadi 0,76 dan 0,80, sedangkan dengan 2 atau lebih
komplikasi diabetes, skor masing-masing adalah 0,55 dan
0,64. Penyakit serebrovaskular dan neuropati memiliki
dampak negatif pada HRQoL keseluruhan pada kedua jenis
diabetes, sementara CAD berdampak pada mereka dengan
diabetes tipe 1.
Dalam studi Belanda oleh Redekop dkk[45] pada pasien
diabetes tipe 2 yang lebih tua, subjek wanita, pengobatan
dengan insulin, obesitas dan adanya komplikasi berkorelasi
dengan HRQoL yang lebih rendah. Dalam survei Bella Coola
Kanada[48] tingkat komplikasi diabetes mengenai CAD (16%),
retinopati (15%), kecelakaan serebrovaskular (9%), neuropati
(9%), penyakit pembuluh darah perifer (7%), dan nefropati
(6%). Skor SF36 untuk penderita diabetes lebih rendah
sebagai berikut: Fungsi fisik 13,7, dalam fungsi sosial 8,8,
dalam nyeri tubuh -11,1, dalam peran fisik -27,4 dalam peran
emosional 22, dalam kesehatan mental 3,5 dalam vitalitas
6,3, dalam kesehatan umum -16,3. Penderita diabetes
memiliki hari yang lebih tidak sehat bila diukur dengan nilai
rata-rata hari sehat/tidak sehat:
+ 4.4 untuk fisik yang tidak sehat, +2.3 untuk mental yang tidak sehat,
+ 3.4 untuk dibatasi oleh kesehatan, +5.4 untuk dibatasi oleh rasa sakit,
+ 1,9 untuk merasa tertekan, +3 untuk merasa cemas, +2,6 untuk
kurang tidur, -1.3 untuk merasa sehat. Dalam sebuah penelitian
di Amerika oleh Coffeydkk[47], dengan 2048 penderita diabetes
tipe 1 dan 2. skor lebih rendah (0,058-0,208) pada penderita
diabetes tipe 1 dengan retinopati, neuropati, ulkus kaki,
amputasi, stroke, dan gagal jantung kongestif. Skor kesehatan
secara signifikan lebih rendah (0,052-0,170) pada penderita
diabetes tipe 2 dengan retinopati, penyakit ginjal stadium akhir
kaki diabetik, neuropati, stroke dan gagal jantung.47]. Ragnarson
Tennvall dkk[59] juga, menilai skor pada subjek dengan masalah
kaki diabetik menggunakan kuesioner EuroQol-EQ5D. Dalam
subkelompok ini, amputasi mayor (EQ5D: 0,31) dan ulkus kaki
saat ini (EQ5D: 0,44) terkait dengan skor yang lebih rendah
daripada ulkus sembuh primer (EQ5D: 0,60) atau amputasi minor
(EQ5D: 0,61).
Sebuah studi Yunani[6] orang lanjut usia yang tinggal di
pedesaan menunjukkan bahwa prediktor terpenting dari
gangguan HRQoL adalah jenis kelamin perempuan (55,4
dalam alat psikometri SF36), komplikasi diabetes,
komorbiditas dan durasi diabetes. Usia yang lebih tua (56,5
pada alat psikometri SF36), pendidikan rendah (60,5 pada
alat psikometri SF36), belum menikah (59,6 pada alat
psikometri SF36), obesitas (60,5 pada alat psikometri SF36).
124 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|

alat psikometri), hipertensi (62,7 pada alat psikometri SF36) dan
dislipidemia (58,8 pada alat psikometri SF36) juga dikaitkan dengan
gangguan HRQoL. Dalam sebuah artikel tahun 2006 Piettedkk[60]
catatan: Kebanyakan orang dewasa dengan diabetes memiliki
setidaknya satu penyakit kronis komorbiditas dan sebanyak 40%
memiliki setidaknya tiga. Penulis mengkategorikan komorbiditas ke
dalam kelompok sesuai dengan tingkat keparahan klinis mereka
(kanker stadium akhir atau stadium)IV
gagal jantung), ada tidaknya gejala (dislipidemia, hipertensi).
vs rheumatoid arthritis) dan kesesuaian atau
ketidaksesuaiannya dengan diabetes (dislipidemia). vs nyeri
punggung bawah) tanpa menjelaskan pentingnya kehadiran
komorbiditas dari setiap kategori untuk evolusi diabetes.
Dalam penelitian lain koeksistensi komorbiditas
menghasilkan skor skala yang lebih rendah. Juga, HRQoL
yang lebih rendah dilaporkan dalam banyak penelitian yang
menilai koeksistensi diabetes dan penyakit kronis lainnya
serta komorbiditas. Dalam sebuah studi oleh Maddigandkk[
61], skor perkiraan penderita diabetes tanpa komplikasi sedikit
lebih rendah dari populasi umum, tetapi ketika penyakit
penyerta ditambahkan dalam kehidupan pasien, skor
memburuk parah. Triplet komorbiditas dikaitkan dengan
defisit HRQoL. Ada penelitian yang menghubungkan
olahraga dengan kualitas hidup yang melaporkan tingkat
aktivitas fisik tertinggi pada responden dengan HRQoL yang
lebih baik dan kesehatan secara keseluruhan[55]. wee dkk[62]
menjelaskan tiga kemungkinan jenis korelasi antara diabetes
dan kondisi medis lainnya: (1) aditif; (2) sinergis; dan (3)
hubungan subtraktif, sedangkan dalam penelitiannya
melaporkan korelasi tersebut di atas bersifat aditif. Dia juga
melaporkan diabetes secara umum memiliki pengaruh
moderat pada subjek dibandingkan dengan penyakit kronis
lainnya. Poin lain yang semakin menarik tetapi tidak begitu
jelas adalah interaksi antara penyakit kronis komorbiditas,
perawatan inovatif seperti agen imunosupresif dan
perkembangan diabetes yang jelas pada pasien non diabetes
sebelumnya sebagai Pereiraadkk[63] tinggi meringankan.
Dalam artikel ini penulis menunjukkan bahwa CsA,
tacrolimus dan terutama rapamycin mempengaruhi lipolisis
adiposit manusia melalui berbagai jalur metabolisme dan
regulasi (IL6, TNF, penghambatan mTORC1 dan 2 dan
anomali konsekuen dalam ekspresi stimulasi PPΑRγ)
sehingga mengganggu kapasitas jaringan adiposa untuk
pembersihan lipid plasma, yang mungkin berkontribusi
terhadap dislipidemia, perlemakan hati dan memicu
timbulnya diabetes.63].
DEPRESI, DEMENSIA DAN DIABETES:
SEGITIGA MENARIK
Koeksistensi depresi dan diabetes telah menarik perhatian para
peneliti. Fakta ini cukup dibenarkan karena banyak penelitian
telah menunjukkan efek yang tidak jelas dari depresi dalam
evolusi diabetes terutama ketika ada komorbiditas atau
komplikasi.64-66]. Aspek lain yang kurang dipelajari adalah efek
antidepresan pada metabolisme glukosa. Beberapa dari mereka
telah menunjukkan tindakan diabetogenik pada pasien depresi
non-diabetes sementara yang lain
WJD|www.wjgnet.com
Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
telah terbukti memperbaiki metabolisme glukosa dan
akibatnya mereka lebih disukai untuk pengobatan populasi
diabetes.67]. Dijelaskan bahwa pengobatan yang efektif
dengan antidepresan meningkatkan kadar glukosa pada
nondiabetik. Terapi perilaku kognitif dan selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI) meningkatkan kontrol glikemik,
sedangkan antidepresan noradrenergik dan antidepresan
trisiklik menyebabkan perubahan kontrol metabolik.67].
Penerangan lebih lanjut tentang masalah interaksi yang
sangat kompleks antara pengobatan depresi dan
perkembangan dan evolusi diabetes berasal dari studi Köhler
dkk[68] yang melaporkan hasil yang menguntungkan ketika
statin (sebagian besar diabetogenik dan pengobatan standar
dislipidemia diabetik) ditambahkan ke SSRIS. Studi tentang
Goldneydkk[64], menunjukkan peningkatan prevalensi depresi
hampir 24% dari penderita diabetes dibandingkan dengan
17,1% dari non-diabetes. Juga Gavarddkk[69], dalam tinjauan
sistematis depresi pada diabetes memberikan kisaran 8,5%
27,3% mengenai prevalensi depresi pada penderita diabetes.
Di sisi lain depresi terkait dengan 60% peningkatan risiko
diabetes tipe 2 [70]. Goldney dkk[64], memberikan penjelasan
melalui kemunduran pemulihan setelah serangan jantung [
71], kelangsungan hidup keganasan, dan predisposisi
terhadap infeksi. Banyak jalur telah diusulkan untuk sistem
kekebalan yang disfungsional ini. Dampak depresi pada diet,
olahraga, merokok, penyalahgunaan alkohol, kepatuhan
terhadap rejimen pengobatan. Terlepas dari mekanismenya,
hasilnya jelas tentang peran negatif depresi pada perjalanan
perkembangan diabetes.66]. Akhirnya Lin dkk[72],
mengimplementasikan pasien dengan diabetes dan depresi
yang hidup bersama berada pada peningkatan risiko.
Beberapa di antaranya adalah infeksi, demensia, penyakit
paru obstruktif kronik, dan radang sendi. Informasi baru
yang muncul dari literatur adalah karakterisasi penyakit
Alzheimer sebagai diabetes tipe 3 karena jalur metabolisme
yang umum, resistensi terhadap insulin dan defisit serupa
dari sel saraf otak bersama dengan peningkatan fungsi
kognitif otak setelah insulin intranasal atau agonis reseptor
teraktivasi proliferator peroksisom [73-84].
Potensi serupa ditunjukkan dengan terapi berbasis incretin [85]. Tidak perlu
merujuk pada demensia yang tidak hanya pada kualitas hidup penderita
diabetes tetapi juga kehidupan itu sendiri. Lebih buruk lagi, mari kita
sertakan demensia apa yang tidak hanya pada pasien tetapi juga pada
kehidupan pasangan atau keluarga dan kualitas hidup.
FUNGSI SOSIAL DAN HRQOL
Terlepas dari penurunan fungsi fisik, mental dan kognitif,
aspek lain dari pengaruh diabetes yang mengerikan pada
HRQoL terjadi melalui disintegrasi keluarga. Dalam sebuah
studi oleh Takenakadkk[86], itu menunjukkan bahwa masalah
keluarga yang umum di antara penderita diabetes tipe 2.
Penderita diabetes berinteraksi dengan lingkungan keluarga
dan jaringan sosial (teman, saudara dan kenalan). Kadang-
kadang keluarga bertindak seperti polisi diabetes dan di lain
waktu keluarga tidak mau berpartisipasi dalam perjuangan
pasien untuk kontrol glikemik yang lebih baik. Bahkan
125 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|
 Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
lebih buruk, mereka merusak upaya pasien. Pasien bereaksi
dengan agresivitas, keterasingan, dendam, atau penolakan
untuk mematuhi, yang semuanya menyebabkan hilangnya
dukungan sosial, hilangnya kepercayaan pada efikasi diri, kontrol
glikemik yang lebih buruk, depresi merokok, penggunaan dan
penyalahgunaan alkohol, akibatnya komplikasi dan komorbiditas
dan penurunan dramatis HRQoL [73,84,87].
APAKAH HRQOL DIABETES DIPERBAIKI?
Setelah memproses semua hal di atas, komunitas internasional
sedang mencari intervensi yang tepat untuk pasien yang pas dan
perbedaan spesifik. Banyak penelitian telah dilakukan dan
diperlukan lebih banyak lagi. Hal ini juga diketahui korelasi
antara intervensi gaya hidup dan kontrol glikemik yang lebih
baik, manajemen hipertensi dan manajemen lipid. Ada banyak
penelitian untuk mengkonfirmasinya[88,89]. Dalam sebuah analisis
tahun 2004 oleh Ranji
dkk[90], banyak jenis intervensi diakui:
(1) pengingat penyedia; (2) penyampaian data klinis yang
difasilitasi ke penyedia; (3) audit dan umpan balik; (4)
penyelenggara pendidikan; (5) pendidikan pasien; (6)
promosi manajemen diri; (7) pengingat pasien; (8)
perubahan organisasi; dan (9) insentif keuangan,
peraturan, atau legislatif.
Dalam analisis yang sama penulis mengidentifikasi jenis yang
paling umum dari kategori intervensi kualitas hidup dari
perubahan organisasi, diikuti oleh pendidikan pasien dan
pendidikan penyedia. Selain itu, laporan ini melaporkan manfaat
intervensi multifaset dari manajemen penyakit pada tingkat yang
lebih rendah dan tidak ada manfaat yang signifikan secara
statistik dari keberadaan sistem informasi klinis.
Ulasan lain oleh RicciCabello dkk[91], ditujukan untuk kualitas
perawatan Afrika Amerika melaporkan bahwa intervensi
menargetkan manajemen diri, pendidikan, mengurangi
persentase HbA1c sebesar 0,8%. Tidak ada hubungan seperti itu
yang diamati dengan intervensi yang ditujukan pada sistem
perawatan kesehatan dan intervensi multitarget
Sementara dalam studi Wong dkk[92], menilai pengaruh
intervensi pendidikan di antara penderita diabetes tipe 2
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah sesi
yang dihadiri dan HRQoL. Studi lain mengevaluasi HRQoL pada
individu diabetes yang kelebihan berat badan setelah
menghadiri program penurunan berat badan. Buktinya adalah
bahwa penderita diabetes memiliki manfaat yang signifikan
terutama mereka yang memiliki BMI awal tertinggi dan skor awal
yang lebih rendah.93].
Akhirnya ulasan Norwegia mengenai intervensi
diabetes Sørensen dkk[89], menandai perlunya intervensi
multikomponen yang menargetkan pasien, profesional
perawatan kesehatan, dan pembuat kebijakan. Namun,
dalam tinjauan yang sama menekankan fakta bahwa
metode untuk menilai dampak berbasis populasi dari
program-program ini di dunia nyata terbatas. Di sisi lain,
hasil dari program Peningkatan Kualitas Berkelanjutan di
Catalonia menggembirakan dan menjanjikan karena
menunjukkan kemungkinan dan potensi intervensi
perawatan kesehatan pada diabetes HRQoL[94].
WJD|www.wjgnet.com
KESIMPULAN
Diabetes terus menjadi epidemi kontemporer utama.
Dalam mengatasi tantangan menghadapi epidemi,
tujuan terapeutik utama adalah kualitas hidup. Masih
banyak kebingungan mengenai konteks QoL, HRQoL dan
QoL spesifik diabetes. Baru-baru ini banyak alat
psikometri telah dikembangkan dalam upaya
mengevaluasi QoL, HRQoL dan QoL spesifik Diabetes.
Diabetes mempengaruhi komponen utama kualitas
hidup meskipun perbedaan dalam hal etnis, lingkungan,
status sosial ekonomi gender, budaya, diet profesi dan
kebiasaan gaya hidup memang ada. Lebih khusus: (1)
komponen fisik terutama dengan komplikasi obesitas
yang menyertai seperti gagal ginjal CAD, neuropati
diabetik atau retinopati atau komorbiditas; (2) komponen
psikologis terutama tipe 1 pada subjek yang lebih muda
dan hidup berdampingan dengan depresi; (3) komponen
sosial dengan merusak ikatan keluarga dan
persahabatan; dan (4) komponen kognitif mental
terutama ketika demensia muncul.
Dalam lingkup itu banyak penelitian di seluruh dunia
telah dilakukan dan telah menunjukkan sedikit hingga
sedang manfaat dalam komponen yang berbeda. Ke arah
positif adalah pengembangan proyek-proyek seperti proyek
peningkatan kualitas diabetes tetapi banyak yang harus
dilakukan di masa depan[32].
Akan ideal jika alat psikometrik yang sama dapat
diterjemahkan divalidasi dan digunakan dalam skala dunia
untuk mengeksplorasi perbedaan dalam populasi dan
mengekstrak hasil yang sebanding. Akhirnya, diabetes
adalah musuh yang kuat dan licik yang menuntut semua
sumber daya kita, tetapi perkembangan teknologi dan
kualitas otak manusia yang belum dijelajahi memberi kita
sindiran fajar yang lebih cerah di tanah air diabetes.
REFERENSI
1 Brian C, Leutholtz, Ripoll I. Latihan dan manajemen penyakit. edisi
ke-2 CRC Press, 2011: 256 Halaman - 9 Ilustrasi Hitam Putih
2 Poretsky L. Prinsip diabetes melitus. edisi ke-2 New York:
Springer, 2009
3 Sri GS, Kavitha HA, Reddy VJ, Anil K. Evaluasi Terapi Anti-
Diabetik, Hasil Dan Dampak Konseling Pasien Terhadap Kualitas
Hidup Pada Diabetes Mellitus Tipe-2 Di Rumah Sakit Pendidikan
Perawatan Tersier. Indo Amerika J dari Pharm Sci 2015: 2:
4 870-877 Kontrol tekanan darah yang ketat dan risiko komplikasi
makrovaskular dan mikrovaskular pada diabetes tipe 2: UKPDS
38. UK Prospective Diabetes Study Group. BMJ 1998; 317:
703-713 [PMID: 9732337]
5 da Rocha Fernandes J, Ogurtsova K, Linnenkamp U, Guariguata
L, Seuring T, Zhang P, Cavan D, Makaroff LE. IDF Diabetes Atlas
memperkirakan pengeluaran kesehatan global tahun 2014 untuk diabetes.
Praktek Klinik Diabetes Res 2016; 117: 48-54 [PMID: 27329022 DOI: 10.1016/
j.diabres.2016.04.016]
6 Papadopoulos AA, Kontodimopoulos N, Frydas A, Ikonomakis
E, Niakas D. Prediktor kualitas hidup terkait kesehatan pada pasien
diabetes tipe II di Yunani. Kesehatan Masyarakat BMC 2007; 7: 186 [PMID:
17663782]
7 Rubin R. Diabetes dan kualitas hidup. Spektrum Diabetes 2000; 13:
21-23
8 Snoek FJ. Kualitas Hidup: Pandangan Lebih Dekat dalam Mengukur
Kesejahteraan Pasien. Spektrum Diabetes 2000; 13: 24
126 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|

9 Penilaian Kualitas Hidup Organisasi Kesehatan Dunia
(WHOQOL): perkembangan dan sifat psikometrik umum.
Soc Sci Med 1998; 46: 1569-1585 [PMID: 9672396 DOI: 10.1016/
S0277-9536(98)00009-4]
10 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Mengukur hari
sehat: Penilaian populasi kualitas hidup terkait kesehatan. Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Atlanta, Georgia, 2000
11 Gandek B, Sinclair SJ, Kosinski M, Ware JE. Evaluasi psikometri
survei kesehatan SF-36 di Medicare Managed Care.
Keuangan Perawatan Kesehatan Rev 2004; 25: 5-25 [PMID: 15493441]
12 McHorney CA. Metode penilaian status kesehatan untuk orang dewasa: pencapaian masa
lalu dan tantangan masa depan. Kesehatan Masyarakat Annu Rev
1999; 20: 309-335 [PMID: 10352861 DOI: 10.1146/annurev. kesehatan
masyarakat.20.1.309]
13 SelimAJ, Rogers W, Fleishman JA, Qian SX, Fincke BG, Rothendler JA, Kazis
LE. Standar populasi AS yang diperbarui untuk Survei Kesehatan 12 item
Veteran RAND (VR-12).Resolusi Hidup Berkualitas 2009; 18:
43-52 [PMID: 19051059 DOI: 10.1007/s11136-008-9418-2]
14 Sixma HJ, van Campen C, Kerssens JJ, Peters L. Kualitas
perawatan dari perspektif orang tua: instrumen QUOTE-lansia.
Penuaan Usia 2000; 29: 173-178 [PMID: 10791453 DOI:
10.1093/penuaan/29.2.173]
15 Kindi DA, Booske BC, Remington PL. MobilizingAction Toward
Community Health (MATCH): metrik, insentif, dan kemitraan untuk
kesehatan penduduk.Penyakit Kronis Sebelumnya 2010; 7: A68
[PMID: 20550826]
16 Hennessy CH, Moriarty DG, Zack MM, Scherr PA, Brackbill
R. Mengukur kualitas hidup terkait kesehatan untuk surveilans kesehatan
masyarakat. Perwakilan Kesehatan Masyarakat 1994; 109: 665-672 [PMID:
7938388]
17 Dominick KL, Ahern FM, Emas CH, Heller DA. Hubungan kualitas hidup terkait
kesehatan dengan pemanfaatan perawatan kesehatan dan kematian di antara
orang dewasa yang lebih tua.Aging Clin Exp Res 2002; 14: 499-508 [PMID:
12674491 DOI: 10.1007/BF03327351]
18 DeSalvo KB, Bloser N, Reynolds K, He J, Muntner P. Prediksi kematian
dengan satu pertanyaan kesehatan self-rated umum. Sebuah meta-
analisis.J Gen Intern Med 2006; 21: 267-275 [PMID: 16336622 DOI:
10.1111/j.1525-1497.2005.00291.x]
19 Polonsky WH. Memahami dan Menilai Kualitas Hidup Khusus
Diabetes. Spektrum Diabetes 2000; 13: 36
20 JacobsonAM. The DCCT Research Group: Pengukuran kualitas hidup
diabetes. Dalam Buku Pegangan Psikologi dan Diabetes. Bradley C,
Ed. Chur, Swiss: Penerbit HarwoodAcademic, 1994: 65-87
21 Jacobson AM, de Groot M, Samson JA. Evaluasi dua ukuran
kualitas hidup pada pasien dengan diabetes tipe I dan tipe II.
Perawatan Diabetes 1994; 17: 267-274 [PMID: 8026281 DOI:
10.2337/diacare.17.4.267]
22 Bot U, Mühlhauser I, Overmann H, Berger M. Validasi skala kualitas
hidup khusus diabetes untuk pasien dengan diabetes tipe 1.
Perawatan Diabetes 1998; 21: 757-769 [PMID: 9589237 DOI:
10.2337/diacare.21.5.757]
23 Shen W, Kotsanos JG, Huster WJ, Mathias SD, Andrejasich CM,
Patrick DL. Pengembangan dan validasi Kuesioner Uji Klinis
Kualitas Hidup Diabetes.Perawatan Medis 1999; 37: AS45-AS66
[PMID: 10217393 DOI: 10.1097/00005650-199904001-00008]
24 Carey MP, Jorgensen RS, Weinstock RS, Sprafkin RP, Lantinga LJ,
Carnrike CL, Baker MT, Meisler AW. Keandalan dan validitas
penilaian skala diabetes.J Perilaku Med 1991; 14: 43-51 [PMID:
2038044 DOI: 10.1007/BF00844767]
25 Dan SM, Smartt HH, Beeney LJ, Turtle JR. Pengukuran penyesuaian
emosional pada pasien diabetes: validitas dan reliabilitas ATT39.
Perawatan Diabetes 1986; 9: 480-489 [PMID: 3769718 DOI:
10.2337/diacare.9.5.480]
26 Herschbach P, Duran G, Waadt S, Zettler A, Amm C, Marten-
Mittag B. Sifat psikometrik Kuesioner tentang Stres pada
Pasien Diabetes--Revisi (QSD-R). Psikolog Kesehatan 1997;
16: 171-174 [PMID: 9269888 DOI: 10.1037/0278-6133.16.2.171]
27 Grootenhuis PA, Snoek FJ, Heine RJ, Bouter LM. Pengembangan
daftar periksa gejala diabetes tipe 2: ukuran keparahan gejala.
Obat Diabetes 1994; 11: 253-261 [PMID: 8033523 DOI:
WJD|www.wjgnet.com
Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
10.1111/j.1464-5491.1994.tb00268.x]
28 Polonsky WH, Anderson BJ, Lohrer PA, Welch G, Jacobson AM,
Aponte JE, Schwartz CE. Penilaian tekanan terkait diabetes.
Perawatan Diabetes 1995; 18: 754-760 [PMID: 7555499 DOI: 10.2337/
diacare.18.6.754]
29 Polonsky WH, Welch G. Mendengarkan kekhawatiran pasien kami:
memahami dan menangani tekanan emosional khusus diabetes.
Spektrum Diabetes 1996; 9: 8-11
30 PapathanasiouA, KoutsovasilisA, Shea S, PhilalithisA, Papavasiliou
S, Melidonis A, Lionis C. Area Masalah dalam Skala Diabetes (PAID):
survei evaluasi psikometri dalam sampel Yunani dengan diabetes tipe
2. J Psikiater Kesehatan Jiwa Perawat 2014; 21: 345-353 [PMID:
22340071 DOI: 10.1111/j.1365-2850.2012.01875.x]
31 Bradley C, Todd C, Gorton T, Symonds E, Martin A, Hak Bajak
R. Pengembangan ukuran kuesioner individual dari dampak
yang dirasakan diabetes pada kualitas hidup: ADDQoL.
Resolusi Hidup Berkualitas 1999; 8: 79-91 [PMID: 10457741 DOI: 10.1023/
A:1026485130100]
32 Barang JE. Pembaruan survei kesehatan SF-36. Tulang belakang (Phila Pa 1976) 2000;
25: 3130-3139 [PMID: 11124729]
33 pakaian F, Excler-Cavailher G, Christophe B, Masson F, Fasquel D. Diabetes
Tipe 2 dan Survei Kesehatan 36-item Bentuk Pendek. Metabolisme Diabetes
2001; 27: 711-717 [PMID: 11852382]
34 nenek S, Chapman RH, Fox KM. Kualitas hidup dan depresi orang yang
hidup dengan diabetes mellitus tipe 2 dan mereka yang berisiko rendah
dan tinggi untuk diabetes tipe 2: temuan dari Studi untuk Membantu
Meningkatkan Evaluasi dini dan pengelolaan faktor risiko yang mengarah
ke Diabetes (SHIELD).Praktek Int J Clin 2008; 62: 562-568 [PMID: 18266708
DOI: 10.1111/j.1742-1241.2008.01703.x]
35 Wah SG, Rusli BN, Khalid BA. Persepsi kualitas hidup diabetes pada
populasi multietnis.Resolusi Hidup Berkualitas 2015; 24: 1677-1686
[PMID: 25492728 DOI: 10.1007/s11136-014-0885-3]
36 wee HL, Li SC, Cheung YB, Fong KY, Thumboo J. Pengaruh etnis
pada kualitas hidup terkait kesehatan pada diabetes mellitus:
studi multietnis berbasis populasi. J Komplikasi Diabetes 2006;
20: 170-178 [PMID: 16632237 DOI: 10.1016/j.jdiacomp.2005.06.010]
37 Zhang OYLA, Ko G, Brown N, Ozaki R, Tong P, Ma R, Tsang C, Cheung
Y, KongA, Chow C, Chung H, Lau M, Cheung M, Wong R, Wolthers T,
Lyubomirsky G, Wing-Yee So, Chan J. Atas nama Joint Asia Diabetes
Evaluation (JADE) Hong Kong Study Group Asia Diabetes Foundation,
Hong Kong. Kualitas Hidup Terkait Kesehatan pada Pasien Cina
dengan Diabetes Tipe 2: Analisis Program Evaluasi Diabetes Asia
Bersama (JADE).Metabolisme Diabetes
2014; 5: 2 [DOI: 10.4172/2155-6156.1000333]
38 Wändell PE. Kualitas hidup penderita diabetes melitus. Tinjauan penelitian
dalam perawatan kesehatan primer di negara-negara Nordik.
Scand J Prim Perawatan Kesehatan 2005; 23: 68-74 [PMID: 16036544 DOI:
10.1080/02813430510015296]
39 Rubin RR, Peyrot M. Kualitas hidup dan diabetes. Diabetes Metab Res
Rev 1999; 15: 205-218 [PMID: 10441043 DOI: 10.1002/(SICI)
1520-7560(199905/06)15]
40 Stewart AL, Greenfield S, Hays RD, Wells K, Rogers WH,
Berry SD, McGlynn EA, Ware JE. Status fungsional dan
kesejahteraan pasien dengan kondisi kronis. Hasil dari Studi
Hasil Medis.JAMA 1989; 262: 907-913 [PMID: 2754790 DOI:
10.1001/jama.262.7.907]
41 Viinamäki H, Niskanen L, Uusitupa M. Kesejahteraan mental pada orang dengan
diabetes yang tidak tergantung insulin. Acta Psychiatr Scand 1995; 92:
392-397 [PMID: 8619345 DOI: 10.1111/j.1600-0447.1995.tb09602.x]
42 Hanninen J, Takala J, Keinänen-Kiukaanniemi S. Kesinambungan
perawatan yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup pada diabetes
tipe 2. Praktek Klinik Diabetes Res 2001; 51: 21-27 [PMID: 11137178 DOI:
10.1016/ S0168-8227(00)00198-4]
43 Hansen LJ, Olivarius Nde F, Siersma V, Beck-Nielsen H, Pedersen PA.
Mendorong perawatan diabetes pribadi terstruktur dalam praktik umum.
Sebuah studi tindak lanjut 6 tahun proses dan hasil pasien pada pasien
yang baru didiagnosis.Scand J Prim Perawatan Kesehatan 2003; 21:
89-95 [PMID: 12877371 DOI: 10.1080/802813430310001680]
44 Olivarius Nde F. Perawatan diabetes hari ini: tidak semua orang harus menjalani
perawatan multifarmakologis yang intensif. Pindai J Prim Kesehatan
127 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|
 Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
peduli 2004; 22: 67-70 [PMID: 15255483 DOI: 10.1080/028134304
10005874]
45 Redekop WK, Koopmanschap MA, Stolk RP, Rutten GE, Wolffenbuttel BH,
Niessen LW. Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dan
kepuasan pengobatan pada pasien Belanda dengan diabetes tipe 2.
Perawatan Diabetes 2002; 25: 458-463 [PMID: 11874930 DOI: 10.2337/
diacare.25.3.458]
46 Bradley C. Pentingnya membedakan status kesehatan dari kualitas
hidup. Lanset 2001; 357: 7-8 [PMID: 11197385 DOI: 10.1016/
S0140-6736(00)03562-5]
47 Kopi JT, Brandle M, Zhou H, Marriott D, Burke R, Tabaei BP, Engelgau
MM, Kaplan RM, Herman WH. Menghargai kualitas hidup terkait
kesehatan pada diabetes.Perawatan Diabetes 2002; 25: 2238-2243
[PMID: 12453967 DOI: 10.2337/diacare.25.12.2238]
48 Thommasen HV, Zhang W. Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dan
diabetes tipe 2: Sebuah studi tentang orang yang tinggal di Lembah Bella Coola.
BCMJ 2006; 48: 272-278
49 PM kecil, Wade MJ, Pine D, Weinstock RS. Perbandingan kualitas hidup
terkait kesehatan orang tua dan orang dewasa yang diobati insulin dengan
diabetes.Penuaan Usia 2003; 32: 613-618 [PMID: 14600002 DOI:
10.1093/penuaan/afg105]
50 Michael AC, Zumbo BD, Hubley A. Kesehatan dan kualitas hidup.
Penelitian Indikator Sosial 2000; 51: 245-286 [DOI: 10.1023/
A:1006930019814]
51 Michael AC. Penelitian indikator sosial dan penelitian kualitas hidup
terkait kesehatan. Penelitian Indikator Sosial 2003; 65: 27-72 [DOI:
10.1023/A:1025592219390]
52 Kiadalir AA, Najafi B, Mirmalek-Sani M. Kualitas hidup pada
penderita diabetes: tinjauan sistematis studi di Iran. J Gangguan
Metab Diabetes Diabetes 2013; 12: 54 [PMID: 24354933 DOI:
10.1186/2251-6581-12-54]
53 Kelompok Studi Diabetes Calon Inggris. Kualitas hidup penderita DM tipe 2
dipengaruhi oleh komplikasi tetapi tidak dipengaruhi oleh kebijakan intensif
untuk meningkatkan glukosa darah atau pengendalian tekanan darah (UKPDS).
37). Perawatan Diabetes 1999; 22: 1125-1136 [PMID: 10388978 DOI:
10.2337/diacare.22.7.1125]
54 Soli O, Stavem K, Kristiansen IS. Kualitas hidup terkait kesehatan
pada diabetes: Asosiasi komplikasi dengan skor EQ-5D.
Hasil Hidup Berkualitas Kesehatan 2010; 8: 18 [PMID: 20132542 DOI:
10.1186/1477-7525-8-18]
55 Quah JH, Luo N, Ng WY, Bagaimana CH, Tay EG. Kualitas hidup terkait
kesehatan dikaitkan dengan komplikasi diabetes, tetapi tidak dengan
kontrol diabetes jangka pendek dalam perawatan primer.Ann Acad
Med Singapura 2011; 40: 276-286 [PMID: 21779616 DOI:
10.1186/1472-6823-13-18]
56 Weinberger M, Kirkman MS, Samsa GP, Cowper PA, Shortliffe EA, Simel DL,
Feussner JR. Hubungan antara kontrol glikemik dan kualitas hidup yang
berhubungan dengan kesehatan pada pasien dengan diabetes mellitus
tidak tergantung insulin.Perawatan Medis 1994; 32: 1173-1181 [PMID:
7967857 DOI: 10.1097/00005650-199412000-00002]
57 Davidson MB. SF-36 dan ukuran hasil diabetes. Perawatan
Diabetes 2005; 28: 1536-1537 [PMID: 15920092 DOI: 10.2337/
diacare.28.6.1536-a]
58 ShimYT, Lee J, Toh MP, Tang WE, Ko Y. Kualitas hidup terkait
kesehatan dan kontrol glikemik pada pasien dengan diabetes
mellitus tipe 2 di Singapura. Obat Diabetes 2012; 29: e241-e248
[PMID: 22507291 DOI: 10.1111/j.1464-5491.2012.03689.x]
59 Ragnarson Tennvall G, Apelqvist J. Kualitas hidup terkait kesehatan
pada pasien dengan diabetes mellitus dan ulkus kaki. J Komplikasi
Diabetes 2000; 14: 235-241 [PMID: 11113684 DOI: 10.1016/
S1056-8727(00)00133-1]
60 Piet JD, Kerr EA. Dampak kondisi kronis komorbiditas pada perawatan
diabetes.Perawatan Diabetes 2006; 29: 725-731 [PMID: 16505540]
61 Maddigan SL, Feeny DH, Johnson JA. Defisit kualitas hidup terkait
kesehatan yang terkait dengan diabetes dan komorbiditas dalam Survei
Kesehatan Populasi Nasional Kanada.Resolusi Hidup Berkualitas 2005;
14: 1311-1320 [PMID: 16047506]
62 wee HL, Cheung YB, Li SC, Fong KY, Thumboo J. Dampak diabetes mellitus
dan kondisi medis kronis lainnya pada Kualitas Hidup yang berhubungan
dengan kesehatan: adalah keseluruhan lebih besar daripada jumlah
WJD|www.wjgnet.com
bagian? Hasil Hidup Berkualitas Kesehatan 2005; 3: 2 [PMID: 15644146 DOI:
10.1186/1477-7525-3-2]
63 Pereira MJ, Palming J, Rizell M, Aureliano M, Carvalho E, Svensson
MK, Eriksson JW. Agen imunosupresif rapamycin, cyclosporin A dan
tacrolimus meningkatkan lipolisis, menghambat penyimpanan lipid
dan mengubah ekspresi gen yang terlibat dalam metabolisme lipid
dalam jaringan adiposa manusia.Sel Mol Endokrinol 2013;
365: 260-269 [PMID: 23160140 DOI: 10.1016/j.mce.2012.10.030]
64 Goldney RD, Phillips PJ, Fisher LJ, Wilson DH. Diabetes, depresi,
dan kualitas hidup: studi populasi.Perawatan Diabetes
2004; 27: 1066-1070 [PMID: 15111522]
65 Glasgow R, Toobert D, Gillette C. Hambatan Psikososial untuk Manajemen
Diri Diabetes dan Kualitas Hidup. Spektrum Diabetes 2001; 14:
33-41 [DOI: 10.2337/diaspect.14.1.33]
66 Mawar M, Fliege H, Hildebrandt M, Schirop T, Klapp BF. Jaringan variabel
psikologis pada pasien dengan diabetes dan pentingnya mereka untuk
kualitas hidup dan kontrol metabolik.Perawatan Diabetes
2002; 25: 35-42 [PMID: 11772898 DOI: 10.2337/diacare.25.1.35]
67 Deuschle M. Efek antidepresan pada metabolisme glukosa dan diabetes
mellitus tipe 2 pada orang dewasa. Curr Opin Psikiatri 2013; 26:
60-65 [PMID: 23187087 DOI: 10.1097/YCO.0b013e32835a4206]
68 Kohler O, Gasse C, Petersen L, Ingstrup KG, Nierenberg AA, Mors O,
stergaard SD. Pengaruh Pengobatan Bersamaan Dengan SSRI dan
Statin: Sebuah Studi Berbasis Populasi.Am J Psikiatri
2016; 173: 807-815 [PMID: 27138586 DOI: 10.1176/appi.
ajp.2016.15040463]
69 Gavard JA, Lustman PJ, Clouse RE. Prevalensi depresi pada
orang dewasa dengan diabetes. Evaluasi epidemiologi.
Perawatan Diabetes 1993; 16: 1167-1178 [PMID: 8375247 DOI:
10.2337/diacare.16.8.1167]
70 Mezuk B, Eaton WW, Albrecht S, Emas SH. Depresi dan diabetes tipe
2 selama masa hidup: meta-analisis.Perawatan Diabetes 2008;
31: 2383-2390 [PMID: 19033418 DOI: 10.2337/dc08-0985]
71 Bot M, Pouwer F, Zuidersma M, van Melle JP, de Jonge P.
Asosiasi hidup berdampingan diabetes dan depresi dengan
kematian setelah infark miokard. Perawatan Diabetes 2012; 35:
503-509 [PMID: 22301118 DOI: 10.2337/dc11-1749]
72 Lin EH, Heckbert SR, Rutter CM, Katon WJ, Ciechanowski P, Ludman
EJ, Oliver M, Young BA, McCulloch DK, Von Korff M. Depresi dan
peningkatan kematian pada diabetes: penyebab kematian yang tidak
terduga. Ann Fam Med 2009; 7: 414-421 [PMID: 19752469 DOI:
10.1370/afm.998]
73 de la Monte SM, Tongkat JR. Penyakit Alzheimer adalah diabetes tipe
3 - bukti ditinjau.J Diabetes Sci Technol 2008; 2: 1101-1113 [PMID:
19885299 DOI: 10.1177/193229680800200619]
74 Baglietto-Vargas D, Shi J, Yaeger DM, Ager R, LaFerla FM. Diabetes
dan penyakit Alzheimer crosstalk.Neurosci Biobehav Rev 2016; 64:
272-287 [PMID: 26969101 DOI: 10.1016/j.neubiorev.2016.03.005]
75 Rani V, Deshmukh R, Jaswal P, Kumar P, Bariwal J. penyakit Alzheimer:
Apakah ini kondisi diabetes khusus otak? Perilaku Fisik 2016;
164: 259-267 [PMID: 27235734 DOI: 10.1016/j.physbeh.2016.05.041]
76 Hao K, Di Narzo AF, Ho L, Luo W, Li S, Chen R, Li T, Dubner
L, Pasinetti GM. Etiologi genetik bersama yang mendasari penyakit
Alzheimer dan diabetes tipe 2.Aspek Mol Med 2015; 43-44: 66-76
[PMID: 26116273 DOI: 10.1016/j.mam.2015.06.006]
77 Mukherjee A, Morales-Scheihing D, Butler PC, Soto C. Diabetes tipe 2
sebagai penyakit salah lipat protein. Tren Mol Med 2015; 21:
439-449 [PMID: 25998900 DOI: 10.1016/j.molmed.2015.04.005]
78 Blazquez E, Velázquez E, Hurtado-Carneiro V, Ruiz-Albusac JM. Insulin
di otak: implikasi patofisiologinya untuk keadaan yang berhubungan
dengan resistensi insulin sentral, diabetes tipe 2 dan penyakit
Alzheimer.Endokrinol Depan (Lausanne) 2014; 5: 161 [PMID:
25346723 DOI: 10.3389/fendo.2014.00161]
79 Duduk diatas, Morishita R. Peran metabolisme lipid dan glukosa
dalam modulasi -amiloid, tau, dan neurodegenerasi dalam
patogenesis penyakit Alzheimer. Neurosci Penuaan Depan 2015; 7:
199 [PMID: 26557086 DOI: 10.3389/fnagi.2015.00199]
80 Kimura N. Diabetes Mellitus Menginduksi Penyakit
Alzheimer Patologi: Bukti Histopatologis dari Model Hewan.
Int J Mol Sci 2016; 17: 503 [PMID: 27058526 DOI: 10.3390/
128 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|

ijms17040503]
81 Walker JM, Harison FE. Karakteristik Neuropatologis Bersama
Obesitas, Diabetes Tipe 2 dan Penyakit Alzheimer: Dampak pada
Penurunan Kognitif.Nutrisi 2015; 7: 7332-7357 [PMID: 26340637 DOI:
10.3390/nu7095341]
82 Sridar GR, Lakshmi G, Nagamani G. Munculnya hubungan antara
diabetes tipe 2 dan penyakit Alzheimer. Diabetes Dunia J 2015; 6:
744-751 [PMID: 26069723 DOI: 10.4239/wjd.v6.i5.744]
83 Sandhir R, Gupta S. Lintasan molekuler dan biokimia dari
diabetes hingga penyakit Alzheimer: Penilaian kritis. Diabetes
Dunia J 2015; 6: 1223-1242 [PMID: 26464760]
84 Benediktus C, Hallschmid M, Hatke A, Schultes B, Fehm HL, Lahir J,
Kern W. Intranasal insulin meningkatkan memori pada manusia.
Psikoneuroendokrinologi 2004; 29: 1326-1334 [PMID: 15288712 DOI:
10.1016/j.psyneuen.2004.04.003]
85 Groeneveld AKTIF, Kappelle LJ, Biessels GJ. Potensi terapi berbasis
inkretin pada demensia dan stroke pada diabetes mellitus tipe 2.
J Diabetes Investigasi 2016; 7: 5-16 [PMID: 26816596 DOI: 10.1111/
jdi.12420]
86 Takenaka H, Sato J, Suzuki T, Ban N. Masalah keluarga dan fungsi
keluarga pasien rawat jalan Jepang dengan diabetes tipe 2: studi
cross-sectional. Biopsychosoc Med 2013; 7: 13 [PMID: 23799927 DOI:
10.1186/1751-0759-7-13]
87 Wang J, He M, Zhao X. Gejala Depresi, Fungsi Keluarga dan
Kualitas Hidup pada Pasien Cina dengan Diabetes Tipe 2.
Bisakah J Diabetes? 2015; 39: 507-512 [PMID: 26297526 DOI:
10.1016/j.jcjd.2015.06.001]
88 Haris SB, Petrella RJ, Leadbetter W. Intervensi gaya hidup untuk
diabetes tipe 2. Relevansi untuk praktik klinis.Bisa Fam Dokter
2003; 49: 1618-1625 [PMID: 14708927]
89 Sorensen M, Korsmo-Haugen HK, Maggini M, Kuske S, Icks A,
WJD|www.wjgnet.com
Trikkalinou A dkk. Diabetes tipe 2 dan kualitas hidup
Rothe U, Lindström J, Zaletel J. Intervensi promosi kesehatan pada
diabetes tipe 2. Ann Ist Super Sanita 2015; 51: 192-198 [PMID:
26428042]
90 Ranji SR, Shetty K, Posley KA, Lewis R, Sundaram V, Galvin
CM, Winston LG. Menutup Kesenjangan Kualitas: Analisis Kritis
Strategi Peningkatan Kualitas (Vol. 6: Pencegahan Infeksi Terkait
Layanan Kesehatan). Rockville (MD): Badan Penelitian dan
Kualitas Kesehatan (AS); 2007 Jan. Laporan No.: 04(07)-0051-6
[PMID: 20734530]
91 Ricci-Cabello I, Ruiz-Pérez I, Nevot-Cordero A, Rodríguez- Barranco
M, Sordo L, Gonçalves DC. Intervensi perawatan kesehatan untuk
meningkatkan kualitas perawatan diabetes di Afrika Amerika:
tinjauan sistematis dan meta-analisis.Perawatan Diabetes 2013; 36:
760-768 [PMID: 23431094 DOI: 10.2337/dc12-1057]
92 Wong CK, Wong WC, Wan EY, Wong WH, Chan FW, Lam CL.
Peningkatan jumlah kehadiran pendidikan diabetes terstruktur
tidak terkait dengan peningkatan kualitas hidup terkait
kesehatan yang dilaporkan pasien: hasil dari Program
Pemberdayaan Pasien (PEP).Hasil Hidup Berkualitas Kesehatan
2015; 13: 126 [PMID: 26264130 DOI: 10.1186/s12955-015-0324-3]
93 Williamson DA, Rejeski J, Lang W, Van Dorsten B, Fabricatore AN, Toledo K. Dampak
program manajemen berat badan pada kualitas hidup yang berhubungan dengan
kesehatan pada orang dewasa yang kelebihan berat badan dengan diabetes tipe 2.
Arch Intern Med 2009; 169: 163-171 [PMID: 19171813 DOI:
10.1001/archinternmed.2008.544]
94 Mata-Kasus M, Roura-Olmeda P, Berengué-Iglesias M, Birulés- Pons
M, Mundet-Tuduri X, Franch-Nadal J, Benito-Badorrey B, Cano-Pérez
JF. Lima belas tahun perbaikan terus-menerus kualitas perawatan
diabetes mellitus tipe 2 dalam perawatan primer di Catalonia,
Spanyol.Praktek Int J Clin 2012; 66: 289-298 [PMID: 22340449 DOI:
10.1111/j.1742-1241.2011.02872.x]
P- Peninjau: Aureliano M, Nayak BS S-Editor: Ji FF L- Redaktur: SEBUAH
E-Editor: Wu HL
129 15 April 2017|Volume 8|Edisi 4|
Diterbitkan oleh Baishideng Publishing Group Inc
8226 Regency Drive, Pleasanton, CA 94588, AS
Telepon: +1-925-223-8242
Faks: +1-925-223-8243
Email: bpgoffice@wjgnet.com
Meja Bantuan: http://www.f6publishing.com/helpdesk
http://www.f6publishing.com

© 2017 Baishideng PublishingGroup Inc. Semua hak dilindungi undang-undang.