Anda di halaman 1dari 4

Faktor Resiko HPP

Faktor-faktor resiko untuk masing-masing etiologi telah dijelaskan dalam bagian etiologi,
namun untuk faktor resiko secara umum . Tidak adanya faktor resiko yang teridentifikasi dari
pasien yang menjalani persalinan tidak menutup kemungkinan terjadinya PPP pada pasien
tersebut, namun bila ditemukan faktor resiko maka kewaspadaan terhadap PPP harus
ditingkatkan. Estimasi jumlah perdarahan yang terjadi dalam persalinan untuk menentukan
ada atau tidaknya PPP sifatnya subyektif sehingga menyebabkan definisi tersebut tidak akurat
dan umumnya hanya berguna untuk tenaga kesehatan yang berpengalaman, oleh karena itu
gejala dan tanda-tanda manifestasi perdarahan seperti takikardia dan takipnea, tekanan nadi
yang menyempit, menurunnya capillary refill time, akral yang dingin, oliguria, dan hipotensi
lebih direkomendasikan untuk menentukan adanya klinis PPP.
Faktor Resiko Infeksi

Faktor resiko

Beberapa faktor dalam kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan infeksi
pascapersalinan antara lain :

1. Anemia
Kekurangan sel-sel darah merah akan meningkatkan kemungkinan infeksi. Hal ini juga
terjadi pada ibu yang kurang nutrisi sehingga respon sel darah putih kurang untuk
menghambat masuknya bakteri.
2. Ketuban pecah dini
Keluarnya cairan ketuban sebelum waktunya persalinan menjadi jembatan masuknya
kuman keorgan genital.
3. Trauma
Pembedahan, perlukaan atau robekan menjadi tempat masuknya kuman pathogen,
seperti operasi.
4. Kontaminasi bakteri
Bakteri yang sudah ada dalam vagina atau servik dapat terbawa ke rongga rahim. Selain
itu, pemasangan alat selama proses pemeriksaan vagina atau saat dilakukan tindakan
persalinan dapat menjadi salah satu jalan masuk bakteri. Tentunya, jika peralatan
tersebut tidak terjamin sterilisasinya
5. Kehilangan darah
Trauma yang menimbulkan perdarahan dan tindakan manipulasi yang berkaitan dengan
pengendalian pendarahan bersama-sama perbaikan jaringan luka, merupakan factor
yang dapat menjadi jalannya masuk kuman.

Faktor PTSD

Faktor-faktor yang diduga berperan dalam munculnya gejala post partum depression adalah :

1. Faktor biologis (hormonal),


Faktor biologis yang dapat memundulkan gejala post partum depression adalah faktor
hormonal. Ketika wanita hamil hormon estrogen, progesteron cukup tinggi. Selain
kedua hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat satu hormon yang tinggi pada saat
kehamilan yaitu hormon endofrin. Hormon endofrin ini merangsang munculnya
perasaan senang dan kenyamanan saat kehamilan. Akan tetapi beberapa menit setelah
bayi dilahirkan, hormon estrogen dan progesteron akan turun drastis digantikan dengan
munculnya hormon prolaktin. Begitupula dengan hormon endofrin yang menurun secara
drastis dan dapat menyebabkan kemurungan disertai dengan perubahan suasana hati
seseorang menjadi berubah-ubah.
2. Faktor obstetrik dan genekologik,
Faktor obstetri dan genekologi ini meliputi pengalaman keguguran, lamanya waktu
persalinan, intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin
besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat melakukan proses persalinan, maka
semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang
bersangkutan mengalami depresi pasca melahirkan
3. Faktor psikis selama kehamilan,
Wanita yang mengalami tekanan selama kehamilan karena permasalahan perkawinan,
perasaan sedih atau tidak bahagia pada kehamilan yang dialami maka dapat
menimbulkan stres selama kehamilan. Stres selama kehamilan akan berpengaruh pada
hubungan ibu dan janin, menjadi kurang dekat. Hal ini menyebabkan ibu kurang
perhatian pada kondisi janin, dan kurang mempersiapkan kelahiran dengan baik.
Kondisi seperti ini, akan biasanya akan mempengaruhi kondisi ibu setelah melahirkan
4. Faktor sosial ekonomi,
Faktor sosial yang dimaksud, berkaitan dengan dukungan sosial yang didapat dari suami
dan keluarga besarnya. Dukungan sosial yang dapat dapat meringankan stres yang
dialami oleh wanita akibat proses melahirkan dan penyesuaian terhadapa peran baru
sebagai ibu
5. Kondisi-kondisi yang menimbulkan stres selama rentang kehidupan dan faktor latar
belakang sosial perempuan yang bersangkutan
Wanita yang pernah mengalami pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan atau
tidak enak, menjadikan ibu begitu ketakutan jika kejadian yang menakutkan tersebut
dialami oleh anaknya kelak. Beberapa wanita memiliki pengalaman yang tidak
menyenangkan selama kehidupannya, baik selama kehamilan maupun pada waktu kecil.
Wanita cenderung untuk menyimpan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi
dirinya dan cenderung tidak bisa melupakan.
DAFTAR PUSTAKA

Errol, N. 2008. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

WHO recommendations for the prevention and treatment of postpartum haemorrhage. 2012.
World Health Organization; NLM classification: WQ 330.

Anders, S. L., Frazier, P. A., & Frankfurt, S. B. (2011). Variations in criterion A and PTSD
rates

in community sample of women. Journal of Anxiety Disorders, 25, 176-184

Dina Yusdiana. (2011). PERBEDAAN KEJADIAN STRES PASCA TRAUMA PADA IBU
POST PARTUM DENGAN SEKSIO SESARIA EMERGENCI, PARTUS
PERVAGINA DENGAN VAKUM, DAN PARTUS SPONTAN. Jurnal Keperawatan
Indonesia, Volume 14, No. 3, November 2011; hal 207-212

Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Ana Ratnawati,A.Per.Pend.,S.Kep.,Ns,M.Kep. 2018. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta ;


Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai