Anda di halaman 1dari 16

2

Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Keluarga Nelayan Miskin


Analysis on the Need of Social Service of Poor Fishermen Families

Chatarina Rusmiyati¹ dan Akhmad Purnama²


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Sosial (B2P3KS). Jl. Kesejahteraan Sosial No. 1 Sonosewu,
Yogyakarta. Telpon (0274) 377265. HP. Email: ¹) 08562870070. E-mail: cathy.mami@yahoo.com. ²) 08562916852.
E-mail: akhmadpurnama19@gmail.com. Diterima 5 April 2016, diperbaiki 10 Juni 2016, disetujui 1 September 2016.

Abstract

Indonesian inhabitants who live along seashores still depends their lives on fishery. Fishermen are like a group
of poor people living in slum areas along the coast and it is difficult to acheive welfare society. The study meant to know
and analyse the need of social service for poor fishermen family. The study was held in Padang Pariaman Regency, West
Sumatera Province, subjects of the study were 30 poor fishermen families and field guidance official. Data were analysed
through qualitative-descriptive technique. The study found that poor fishermen families condition in Padang Pariaman
were low income, under regional minimum wage Rp 1.630.000,- with members of the family they have to support more than
three people. The educational background was also low, primary school or its equivalent. The majority have the houses
decended from their parents, some living with their parents or parents in law. House conditions some permanent and some
semipermanent. The majority benefited health care to local central community health care and some to privat doctors and
assistants. They ate enough, three and two times dailly. Social and guidance services they needed, sort of training and
motivating to enhance knowledge, reference, and to grow sense of entrepreneurship; Monetary management elucidacion
to manage families fund including saving habit, and capital assistance and guidance so that fishermen courage to put up
capital to develop their business. The Ministry of social Affairs should optimize the role of social to give social guidance
and service to help enhance fishermen lives quality, motivate and give skill supplement on fishermen and their families
so that their welfare quality raising.

Keywords: need analysis; social service; poor fishermen families

Abstrak

Penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir pantai, masih menggantungkan hidup menjadi nelayan. Nelayan
ibarat sekelompok masyarakat miskin tinggal di wilayah kumuh pinggiran pantai, dan sulit untuk bisa mewujudkan menjadi
masyarakat sejahtera. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan pelayanan sosial bagi keluarga
nelayan miskin. Kajian dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman, subjek 30 keluarga nelayan miskin dan petugas penyuluh
lapangan yang mendampingi nelayan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa kondisi
keluarga nelayan miskin di Padang Pariaman memiliki pendapatan rendah di bawah upah minimum regional kabupaten Rp
1.630.000,-, dengan jumlah tanggungan lebih dari tiga orang. Tingkat pendidikan rendah yaitu SD/sederajatnya. Sebagian
besar memiliki rumah diperoleh dari warisan orang tua dan ada yang menumpang di rumah orang tua atau mertua. Kondisi
rumah sebagian permanen dan sebagian semi permanen. Berkait layanan kesehatan, ketika sebagian besar memanfaatkan
fasilitas puskesmas, sebagian berobat ke dokter umum atau mantri kesehatan. Kebutuhan makan cukup terpenuhi, ada yang
makan tiga kali sehari dan ada yang dua kali sehari. Pelayanan dan pendampingan sosial yang dibutuhkan nelayan miskin
antara lain pelatihan dan motivasi guna menambah wawasan, pengetahuan, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan;
Penyuluhan menejemen keuangan agar dapat mengelola keuangan keluarga termasuk membiasakan menabung; serta
pemberian bantuan modal dan pendampingan agar nelayan berani menambah modal untuk mengembangkan usaha.
Kementerian Sosial agar lebih mengotimalkan peran penyuluh sosial dalam memberi pendampingan dan pelayanan sosial
yang bisa membantu meningkatkan kualitas hidup nelayan, memotivasi dan memberi tambahan keterampilan bagi nelayan
dan keluarganya agar kualitas dan kesejahteraan hidup mereka meningkat.

Kata kunci: analisis kebutuhan; pelayanan sosial; keluarga nelayan miskin

219
Jurnal PKS Vol 15 No 3 September 2016; 219 - 234

A. Pendahuluan pada musim sangat berpengaruh pada tingkat


Indonesia adalah negara yang terdiri dari kesejahteraan nelayan, terkadang beberapa pekan
banyak pulau tersebar di seluruh wilayah dari nelayan tidak melaut dikarenakan musim yang
Sabang sampai Merauke. Kondisi ini mengaki- tidak menentu. Rendahnya sumber daya manusia
batkan banyak warga negara Indonesia tinggal di (SDM) dan peralatan yang digunakan nelayan
daerah pesisir pantai dan mengandalkan hidup- berpengaruh pada cara dalam menangkap ikan,
nya sebagai nelayan. Nelayan sering disebut keterbatasan dalam pemahaman teknologi, men-
sebagai masyarakat termiskin dari kelompok jadikan kualitas dan kuantitas tangkapan tidak
masyarakat miskin subsistem (the poorest of mengalami perbaikan (Suharto, 2005).
the poor) dan merupakan salah satu bagian dari Kondisi lain yang turut berkontribusi mem-
anggota masyarakat yang mempunyai tingkat perburuk tingkat kesejahteraan nelayan adalah
kesejahteraan paling rendah (Kusnadi, 2002). kebiasaan atau pola hidup. Pada dasarnya ne-
Sungguh sangat ironis, sebagai sebuah negara layan bukan tipe manusia pemalas, karena jika
maritim seperti Indonesia, di tengah kekayaan dilihat dari daur hidup nelayan selalu bekerja
laut yang begitu besar masyarakat nelayan meru- keras. Namun kendalanya adalah pola hidup
pakan golongan masyarakat yang paling miskin. konsumtif, pada saat penghasilan banyak di-
Pemandangan yang sering dijumpai di perkam- jadikan kesempatan untuk membeli kebutuhan
pungan nelayan adalah lingkungan hidup yang konsumtif dan tidak ditabung untuk persiapan
kumuh dengan rumah-rumah yang sangat seder- apabila paceklik. Ketika terjadi paceklik, mereka
hana, kalaupun ada rumah yang menunjukkan berhutang, termasuk kepada lintah darat, kondisi
tanda kemakmuran (misalnya rumah megah dan ini semakin memperberat kehidupan nelayan.
memiliki antena parabola), umumnya dipunyai Gambaran tersebut merupakan pusaran masalah
oleh pemilik kapal, pemodal, atau rentenir yang yang terjadi pada masyarakat nelayan umumnya
jumlahnya tidak signifikan dan sumbangannya di Indonesia (Rahmattullah, 2010).
kepada kesejahteraan komunitas sangat tergan- Kondisi seperti permukiman kumuh, tingkat
tung kepada individu bersangkutan. pendapatan dan pendidikan rendah, ketidakber-
Berdasarkan data World Bank mengenai dayaan terhadap intervensi pemodal, penguasa
kemiskinan, bahwa 108,78 juta orang atau 49 yang datang, serta kebijakan pemerintah pusat
persen dari total penduduk Indonesia dalam dan daerah yang tidak pro-nelayan melekat erat
kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Ba- pada kehidupan nelayan Indonesia. Banyak
dan Pusat Statistik (BPS), dengan perhitungan sekali kasus nelayan miskin di wilayah Indone-
berbeda dari Bank Dunia, mengumumkan angka sia, yang diangkat dalam berbagai tulisan dan
kemiskinan di Indonesia 34,96 juta orang (15,42 penelitian. Salah satu contoh penelitian Mub-
persen). Angka tersebut diperoleh berdasarkan yarto (1984), yang menganalisis perekonomian
ukuran garis kemiskinan pendapatan $ 1,55 dol- masyarakat nelayan miskin di Jepara. Menurut
lar AS. Sebagian besar (63,47 persen) penduduk Mubyarto dkk, kemiskinan nelayan lebih banyak
miskin di Indonesia berada di daerah pesisir disebabkan oleh adanya tekanan struktur, yaitu
dan perdesaan (BPS, 2008). Masalah kemiski- nelayan terbagi atas kelompok kaya dan kaya
nan nelayan merupakan masalah yang bersifat sekali di satu pihak, miskin dan miskin sekali
multidimensi. Ada beberapa akar masalah yang di lain pihak, ada dominasi dan eksploitasi dari
dapat menjadi penyebab terjadinya kemiskinan nelayan kaya terhadap nelayan miskin.
nelayan, antara lain kebijakan pemerintah yang Penelitian lain Mubyarto dan Sutrisno (1988)
tidak memihak masyarakat miskin, banyak kebi- juga melihat kemiskinan nelayan di Kepulauan
jakan terkait penanggulangan kemiskinan bersi- Riau. Menurut Mubyarto dkk, kemiskinan ne-
fat top down dan selalu menjadikan masyarakat layan lebih banyak disebabkan oleh adanya te-
sebagai objek bukan subjek. Kondisi bergantung kanan struktur, yaitu nelayan kaya dan penguasa

220
Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Keluarga Nelayan Miskin (Chatarina Rusmiyati danAkhmad Purnama)

yang menekan nelayan miskin. Hasil penelitian kelembagaan agar pelayanan terorganisasi dapat
tersebut menunjukkan adanya ketidakberdayaan berfungsi (Dwi Heru Sukoco, 1991).
nelayan miskin terhadap kondisi sosial, ekonomi, Pemecahan masalah nelayan miskin perlu
dan politik di tiap-tiap daerah, mengakibatkan didasari pengetahuan tentang akar permasalahan
kemiskinan semakin menjadi-jadi dan mene- sesungguhnya, sehingga kebijakan yang dibuat
kan mereka untuk tetap hidup di dalam garis bersifat komprehensif. Kegagalan penanganan
kemiskinan. kemiskinan nelayan di samping kurang adanya
Berbagai kebijakan sosial dikeluarkan pe- keterpaduan, juga terdapat berbagai kelemahan
merintah sebagai upaya penanganan kemiskinan dalam perencanaan yang akhirnya tidak sesuai
bagi nelayan, melalui proses koordinasi antara dengan kondisi riil di lapangan. Kabupaten Pa-
masyarakat dengan pemerintah, sehingga semua dang Pariaman sebagai salah satu wilayah pesisir
kebijakan dijalankan sesuai dengan yang dibu- pantai, sebagian besar penduduknya mengan-
tuhkan dan berdampak positif bagi kemajuan dalkan hidup dari hasil laut. Banyak nelayan
masyarakat sasaran. Kebijakan sosial dapat (di wilayah tersebut yang tergolong miskin dan
dimaknai sebagai ketetapan pemerintah yang membutuhkan campur tangan berbagai pihak
dibuat untuk merespons isu-isu yang bersifat agar kesejahteraan hidupnya semakin meningkat
publik, yakni mengatasi masalah sosial atau (Iriani, 2001). Berpijak pada kondisi tersebut,
memenuhi kebutuhan masyarakat banyak ter- menarik untuk dilakukan kajian terkait analisis
masuk masalah nelayan beserta kemiskinannya. kebutuhan pelayanan sosial nelayan miskin,
Kebijakan sosial menunjuk pada yang dilakukan khususnya di Kabupaten Padang Pariaman.
oleh pemerintah sebagai upaya untuk mening- Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam
katkan kualitas hidup manusia melalui pembe- kajian ini adalah apa saja pelayanan sosial yang
rian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan dibutuhkan keluarga nelayan miskin di Kabu-
kemasyarakatan, dan program tunjangan sosial paten Padang Pariaman?
(Suharto, 2007). Bagi pemerintah, keterpaduan
keahlian dan pengetahuan dalam merumuskan B. Penggunaan Metode Penelitian
berbagai kebijakan yang terealisasi dalam sebuah Penelitian ini menggunakan pendekatan
program harus didukung berbagai disiplin ilmu deskriptif kualitatif, yang didefinisikan sebagai
pengetahuan, tujuannya agar perencanaan yang satu cara sederhana, sangat longgar, yaitu suatu
disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan penelitian interpretatif terhadap suatu masalah,
masyarakat nelayan. Kemiskinan nelayan tidak peneliti merupakan sentral dari pengertian atau
mampu ditangani secara kelembagaan oleh pemaknaan yang dibuat terhadap suatu masalah.
sektor kelautan dan perikanan saja, tetapi multi Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mema-
sektor pusat ke daerah. hami objek, tidak menemukan hukum-hukum,
Pelayanan sosial dapat dipahami sebagai tidak untuk membuat generalisasi, melainkan
suatu aktivitas terorganisasi yang bertujuan membuat ekstrapolasi (Asmadi Alsa, 2007).
untuk menolong orang agar terdapat penye- Lokasi penelitian di Kabupaten Padang Paria-
suaian timbal balik antara individu dengan man, Provinsi Sumatera Barat, yang sebagian
lingkungan sosialnya. Fungsi pelayanan sosial besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
adalah untuk peningkatan kondisi kehidupan nelayan dan kondisinya miskin.
masyarakat, pengembangan sumber manusiawi, Sumber data penelitian adalah keluarga ne-
orientasi masyarakat terhadap perubahan dan layan miskin, baik suami atau isteri berjumlah 30
penyesuaian sosial, mobilisasi dan pencipta orang dan seorang petugas penyuluh lapangan
sumber masyarakat untuk tujuan pembangunan (PPL) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
serta penyediaan dan penyelenggaraan struktur yang mendampingi nelayan. Pengumpulan data

221
Jurnal PKS Vol 15 No 3 September 2016; 219 - 234

dengan wawancara, menggunakan panduan, dan Secara administratif Kabupaten Padang Pari-
observasi. Wawancara terhadap keluarga nelayan aman terdiri atas 17 kecamatan dan 60 nagari
miskin untuk mengungkap latar belakang kehidu- serta 461 Korong. Nagari adalah pembagian
pan, dan pelayanan sosial yang dibutuhkan oleh wilayah administratif sesudah kecamatan, meng-
nelayan miskin. Wawancara terhadap informan gantikan istilah desa yang digunakan di provinsi
dari PPL untuk mengungkap tugas penyuluhan lain di Indonesia termasuk di Sumatera Barat.
dan pendampingan yang diberikan kepada Nagari terdiri dari beberapa korong yaitu pem-
keluarga nelayan. Pengolahan data dilakukan bagian wilayah berdasar gelar yang diberikan
dengan menggunakan prosedur: Mengumpulkan kepada pemimpin sebuah suku atau korong di
data yang berwujud kata-kata (misalnya hasil wilayah dengan populasi etnis Melayu atau
wawancara dari partisipan selama wawancara); Minangkabau. Kabupaten Padang Pariaman
Menganalisis kata-kata tersebut melalui pen- merupakan satu di antara tujuh Kabupaten dan
deskripsian peristiwa dan menetapkan tema; Kota di wilayah pesisir Sumatera Barat, memi-
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum dan liki jumlah penduduk 397.062 jiwa, 152.501
luas; Tidak membuat prediksi terhadap yang jiwa tinggal di wilayah pesisir, tersebar pada
diamati, tetapi menyadarkan diri pada peneliti enam kecamatan pesisir yang secara umum
untuk merangkum yang mereka laporkan dalam memiliki mata pencaharian sebagai petani,
laporan tertulis (Bogdan&Bilken dalam Asmadi pedagang, nelayan, pengolah hasil perikanan,
Alsa, 2007). Data yang terkumpul selanjutnya pemasar hasil perikanan. Jumlah nelayan yang
dianalisis secara deskriptif. Proses analisis data tinggal di wilayah pesisir Kabupaten Padang
melalui tahapan reduksi data, display data, me- Pariaman 4.081 orang. Sebelum tahun 2010,
narik kesimpulan serta melakukan verifikasi data umumnya nelayan Kabupaten Padang Pariaman
melalui proses penafsiran dan pemaknaan data masih menggunakan perahu layar dalam usaha
(Moleong, 2010). menangkap ikan di laut. Dengan menggunakan
teknologi perahu layar, hasil tangkapan jumlah-
C. Kondisi Nelayan Miskin di Padang Pari- nya terbatas karena hanya bisa beroperasi pada
aman zona penangkapan satu hingga dua mil. Namun
Deskripsi Wilayah: Kabupaten Padang dengan ditetapkan program modernisasi armada
Pariaman merupakan satu di antara 19 daerah dan alat penangkapan ikan, nelayan berangsur-
Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Secara angsur mengganti penggunaan perahu layar
geografis, Kabupaten Padang Pariaman memiliki dengan mesin robin dan mesin tempel, sehingga
luas wilayah 1.328,79 km2 dengan panjang garis jangkauan operasi penangkapan menjadi lebih
pantai 60,50 km membentang hingga wilayah gu- jauh. Kondisi ini diharapkan akan berkorelasi
gusan Bukit Barisan yang langsung berhadapan positif terhadap peningkatan hasil tangkapan
dengan Samudera Hindia, mempunyai dua pulau ikan oleh nelayan dan tentu saja diharapkan dapat
yaitu Pulau Pieh dan Bando. Sebagai wilayah meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan.
pesisir, Kabupaten Padang Pariaman memiliki Gambaran umum kondisi keluarga nelayan
potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang miskin berkait dengan pendapatan, jumlah tang-
cukup besar, berbatasan dengan Kota Pariaman gungan keluarga, pendidikan, pekerjaan isteri,
yang terletak di tengah Kabupaten Padang Pari- kepemilikan dan kondisi rumah, kesehatan dan
aman dan berbatasan dengan Kabupaten Agam pemenuhan kebutuhan makan keluarga.
di sebelah utara, Kota Padang di sebelah selatan, Pendapatan: Pekerjaan sebagai nelayan
Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar merupakan pekerjaan yang membutuhkan
di sebelah timur dan di sebelah barat dengan kekuatan dan ketahanan fisik. Nelayan Padang
Samudera Indonesia. Pariaman bekerja di laut selalu bergelut dengan

222
Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Keluarga Nelayan Miskin (Chatarina Rusmiyati danAkhmad Purnama)

ketidakpastian penghasilan sebagai akibat dari dalam memanfaatkan peluang usaha termasuk
anomali musim dan cuaca yang berubah-ubah budidaya hasil laut.
serta kurang bersahabat. Peralatan tangkap yang Pendapatan nelayan yang terbatas hanya
masih tradisional dan sebagian besar berstatus cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
nelayan buruh sangat tergantung pada juragan, sehari-hari, sehingga tidak ada kesempatan bagi
memberi konstribusi pada perolehan keuntung- mereka menyisihkan uang untuk menabung. Ada
an yang kecil. Pendapatan dari mencari ikan ketidakpastian penghasilan bagi nelayan karena
dengan peralatan sederhana dan ketergantungan jam kerja yang harus mengikuti siklus bulan,
pada juragan merupakan salah satu persoalan yaitu dalam 30 hari satu bulan, yang dapat di-
mendasar nelayan miskin di Padang Pariaman, manfaatkan untuk melaut hanya 20 hari efektif.
tidak mengherankan apabila penghasilan mere- Apabila dihitung dalam satu tahun mereka me-
ka rerata di bawah upah minimum Kabupaten laut selama sembilan bulan, sisa waktu lainnya
(UMK) Padang Pariaman. Tabel 1 berikut men- umumnya menganggur. Rata-rata penghasilan
deskripsikan kondisi pendapatan rarata nelayan minimal nelayan antara Rp 20.000,- hingga
dalam satu bulan. Rp 40.000,-. Apabila cuaca kurang bersahabat,
terkadang mereka sama sekali tidak mendapat
Tabel 1 ikan, sehingga mereka sama sekali tidak menda-
Konfigurasi Pendapatan Rerata Responden patkan penghasilan. Namun bisa saja terjadi hasil
Setiap Bulan tangkapan melimpah sehingga hasilnya berlebih
dan tidak laku di pasaran. Kondisi ini akan ber-
beda apabila nelayan mempunyai keterampilan
atau usaha lain, sehingga di waktu tidak melaut
mereka tetap memiliki penghasilan tambahan.
Sejalan dengan hasil penelitian Sujarno
(2008), bahwa peningkatan pendapatan nelayan
Sumber: Jawaban responden 2015 (N=30) dipengaruhi oleh modal kerja, jumlah tenaga
kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut.
Data pada tabel menunjukkan bahwa mayo- Modal kerja mempunyai pengaruh positif terh-
ritas nelayan di Padang Pariaman (90 persen) adap pendapatan nelayan, apabila modal kerja
memiliki pendapatan dibawah Rp 1.500.000,-. naik akan meningkatkan pendapatan nelayan, be-
Apabila dilihat dari upah minimal Kabupaten gitu juga dengan tenaga kerja, pengalaman, dan
Padang Pariaman Rp 1.630.000,-, maka se- jarak tempuh melaut juga mempunyai pengaruh
bagian besar nelayan di daerah tersebut memiliki positif terhadap pendapatan nelayan. Oleh karena
pendapatan di bawah upah minimum regional itu, pendapatan nelayan mengalami peningkatan
kabupaten. Secara keseluruhan rerata pendapa- apabila didukung adanya modal kerja, jumlah
tan nelayan tidak lebih dari Rp 914.166,- setiap tenaga kerja, pengalaman menjadi nelayan dan
bulan. Rendahnya pendapatan tersebut mengaki- jarak tempuh yang dibutuhkan nelayan ketika
batkan keluarga nelayan hidup dalam kondisi berada di tengah laut.
serba berkekurangan bahkan miskin. Kondisi ini Jumlah Tanggungan Keluarga: Keluarga
semakin diperparah ketika terjadi krisis ekster- nelayan di Padang Pariaman mayoritas memiliki
nal seperti terjadinya perubahan musim, cuaca jumlah anggota keluarga lebih dari 3 orang da-
buruk dan potensi ikan yang semakin langka. lam satu rumah, bahkan ada beberapa keluarga
Nelayan di Kabupaten Padang Pariaman sangat tinggal bersama anak yang sudah menikah dan
tergantung pada musim ikan, tidak memiliki mempunyai KK sendiri. Terkait jumlah tang-
keahlian lain, dan masih rendahnya kemampuan gungan keluarga secara lengkap tersaji dalam
tabel 2 berikut.

223
Jurnal PKS Vol 15 No 3 September 2016; 219 - 234

Tabel 2 Pendidikan: Data terkait tingkat pendidikan


Jumlah Tanggungan Keluarga responden dapat dilihat dalam tabel 3 berikut.

Tabel 3
Pendidikan Nelayan

Sumber: Jawaban responden (N=30)

Terlihat bahwa jumlah terbanyak tanggungan Sumber: Jawaban responden (N=30)


keluarga responden dalam satu keluarga antara
empat hingga enam orang, yaitu ada 18 orang (60 Data hasil penelitian menunjukkan bahwa,
persen) yang menyatakan demikian. Sebanyak tingkat pendidikan responden nelayan dapat
tujuh orang (23,33 persen) memiliki tanggungan dikatakan masih rendah karena separuh lebih
keluarga satu hingga tiga orang dan lima orang responden hanya berpendidikan sampai tingkat
lainnya memiliki tanggungan keluarga lebih dari SD/Sederajat yaitu sebanyak 16 orang atau 53,3
tujuh orang. persen. Enam orang (20 persen) nelayan res-
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa ponden memiliki pendidikan hingga ke tingkat
keluarga nelayan di lokasi penelitian rata-rata SLTP. Kondisi tersebut menunjukkan, bahwa
memiliki jumlah tanggungan tergolong cukup tingkat pendidikan nelayan sangat rendah. Hasil
banyak. Hasil wawancara lebih lanjut dengan wawancara mendalam dengan beberapa nelayan
responden terungkap bahwa memang dijumpai terungkap bahwa karena tuntutan kehidupan
banyak keluarga muda setelah menikah masih yang keras, mereka lebih memilih pergi melaut
tetap tinggal di rumah orang tua atau ikut mer- daripada ke sekolah. Pendidikan yang rendah
tuanya. Hal tersebut dikarenakan mereka belum menjadi penyebab kurangnya keterampilan dan
memiliki rumah sendiri sehingga terpaksa ting- pengetahuan yang lebih maju. Nelayan di Padang
gal bersama orang tua atau mertuanya. Kondisi Pariaman umumnya adalah nelayan tradisional
ini bisa terjadi baik bagi anak laki-laki maupun yang mengandalkan perahu-perahu kecil dengan
perempuan, karena ada responden yang ikut mesin sederhana, dengan peralatan seadanya
istrinya, tinggal bersama mertua dan ikut mem- tentu saja hasil tangkapan juga terbatas, sehingga
bantu bekerja menjadi nelayan. pendapatan nelayan sangat minim. Kalau pun ada
Apabila dikaji lebih mendalam, jumlah tang- nelayan yang berpendidikan SMA, jumlahnya
gungan keluarga dapat dijadikan sebagai salah hanya lima orang (16,7 persen).
satu indikasi penyebab kemiskinan nelayan Hasil wawancara lebih lanjut dengan salah
mengingat terdapat ketimpangan antara penda- satu responden yang berpendidikan SMA,
patan nelayan dengan banyaknya jumlah anggota diperoleh informasi bahwa meskipun pada
keluarga yang menjadi tanggungan. Kondisi ini awalnya mereka nelayan miskin, tetapi berkat
diperburuk oleh keterbatasan modal dan ketidak- kegigihan dan keuletannya memperoleh kesem-
mampuan mengakses modal usaha, misalnya patan mendapat pelatihan bidang kelautan di
dalam pengajuan kredit usaha nelayan untuk Jepang. Hasil pelatihan tersebut menjadi bekal
mengembangkan diversifikasi hasil kelautan pengetahuan yang kemudian dikembangkan dan
dan non kelautan, khususnya ketika menghadapi berbekal pengalaman tersebut akhirnya berhasil
datangnya musim paceklik untuk memperkecil menjadi nelayan yang lebih maju. Responden ini
ketergantungan pada musim penangkapan. menjadi juragan nelayan dan menjadi ketua salah

224
Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Keluarga Nelayan Miskin (Chatarina Rusmiyati danAkhmad Purnama)

satu kelompok nelayan di daerah Sungai Limau. dengan berdagang atau membuka usaha warung
Sisanya, ada tiga responden nelayan (10 persen) kecil-kecilan di rumah.
yang berpendidikan D3, mereka bekerja seba- Responden ada yang beternak kambing atau
gai nelayan karena memang tidak memperoleh sapi, meskipun jumlahnya tidak banyak. Menu-
pekerjaan lain, secara kebetulan orang tuanya rut penuturan salah satu responden, mereka me-
juga nelayan sehingga mereka sudah terbiasa melihara kambing atau sapi untuk berjaga-jaga
dengan kehidupan sebagai nelayan dan akhirnya apabila suatu ketika membutuhkan biaya untuk
ikut menjadi nelayan juga, responden ini memi- membeli peralatan mencari ikan, seperti mesin
liki pekerjaan sampingan, beternak. tempel atau membeli perahu baru untuk meng-
Rendahnya tingkat pendidikan di kalangan ganti perahu lama yang sudah rusak. Harga satu
keluarga nelayan, menjadi suatu pembelajaran buah perahu berkisar antara lima juta rupiah,
yang berharga sehingga mereka memiliki cita- sehingga kalau tidak memiliki cadangan uang,
cita agar anaknya bisa bersekolah ke jenjang mereka harus pinjam ke koperasi atau rentenir.
yang lebih tinggi. Hal tersebut diungkap salah Kondisi tersebut sejalan dengan hasil temuan
satu responden yang memiliki keinginan agar penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzan
anak-anak mereka bisa memperoleh pendidikan (2011), bahwa partisipasi istri dalam mendukung
lebih tinggi, sokor-sokor bisa menjadi seorang pekerjaan suami selain diwujudkan dengan
sarjana. Mereka mendorong anaknya agar bisa bekerja di sektor perikanan, yaitu mengelola
duduk di bangku kuliah, ada dua responden ikan hasil tangkapan suami juga bekerja di luar
yang bisa menyekolahkan anaknya ke perguruan sektor perikanan.
tinggi. Harapan mereka apabila anak-anak ber- Kondisi Kepemilikan Rumah: Untuk me-
sekolah tinggi, menjadi sarjana, akan memiliki menuhi kebutuhan tempat tinggal, tidak semua
pengetahuan yang cukup sehingga bisa berkom- keluarga nelayan mampu mengadakan. Tabel 4
petisi dan memiliki peluang untuk mendapatkan berikut merupakan kondisi kepemilikan rumah
pekerjaan yang lebih baik. Hal tersebut didukung tinggal nelayan responden.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Badiran
(2009), bahwa baik nelayan modern maupun Tabel 4
tradisonal dan buruh nelayan, menginginkan Kepemilikan Rumah
anaknya bersekolah. Masyarakat nelayan sebe-
narnya berkeinginan agar anaknya sekolah, tetapi
dengan kondisi yang pas-pasan dan terkadang
karena kebutuhan hidup, akhirnya anak nelayan
menjadi drop out dan tidak sekolah lagi.
Pekerjaan Istri: Keluarga nelayan di
Kabupaten Padang Pariaman sebagaian besar Sumber: Jawaban responden (N=30)
hidup dengan serba kekurangan dan tergolong
masyarakat yang berpenghasilan rendah. Tun- Data pada tabel 5 menunjukkan, bahwa 15
tutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga orang (50 persen) menyatakan rumah tinggal
kemudian tidak mengandalkan penghasilan dari milik sendiri, merupakan warisan orang tua
nelayan saja. Beberapa responden mencari tam- atau bantuan dari saudara yang merantau dan
bahan pekerjaan sebagai upaya untuk menambah hidupnya berhasil. Secara tradisi apabila ada sau-
penghasilan keluarga, sehingga dapat sedikit dara yang merantau dan hidupnya sukses, akan
membantu menopang kebutuhan hidup keluarga membantu keluarga besar yang masih tinggal
ketika terjadi musim paceklik karena lama tidak di tempat kelahiran secara sukarela. Sebanyak
melaut. Umumnya istri membantu suami bekerja 10 orang (33,33 persen) menyatakan masih

225
Jurnal PKS Vol 15 No 3 September 2016; 219 - 234

menumpang orang tua atau mertua, umumnya Tabel 6


mereka adalah keluarga baru yang belum bisa Cara Berobat Nelayan Saat Sakit
memiliki rumah sendiri. Nelayan yang masih
belum memiliki tempat tinggal ada yang me-
manfaatkan rumah keluarga yang tidak dipakai.
Hal ini dituturkan oleh salah seorang responden
nelayan yang menyatakan, bahwa mereka tidak
memiliki rumah tempat tinggal tetapi ada kerabat
yang berbaik hati dan mengijinkan rumahnya Sumber: Jawaban responden (N=30)
ditempati tanpa menyewa. Responden tersebut
hanya disuruh menempati, menjaga dan merawat Data pada tabel 6 terlihat bahwa sebagian
rumah tersebut, apabila sewaktu-waktu diminta besar nelayan responden di Padang Pariaman
harus bersedia untuk pindah. Kondisi rumah apabila sakit berobat di Puskesmas 21 orang (70
juga bisa menggambarkan keberadaan keluarga persen), nelayan sudah mengetahui manfaat dan
nelayan miskin, tabel 5 berikut menggambarkan keberadaan Puskesmas sebagai tempat rujukan
kondisi rumah keluarga nelayan responden. awal apabila sakit, karena selain pelayanan
bagus, biaya murah dan terjangkau. Namun
Tabel 5 masih ada beberapa responden memilih berobat
Kondisi Rumah Nelayan dengan membeli di warung, karena sakit yang
diderita ringan, sehingga cukup diobati sendiri
tanpa harus ke Puskesmas. Sisanya, responden
memanfaatkan jasa dokter umum dan mantri
kesehatan.
Sumber: Jawaban responden (N=30) Pemenuhan Kebutuhan Makan: Pola kon-
sumsi yang dilakukan nelayan responden, dapat
dilihat pada tabel 7 berikut.
Hasil pengumpulan data menunjukkan,
bahwa umumnya kondisi rumah yang dimi-
Tabel 7
liki nelayan di Padang Pariaman dalam kondisi
Frekuensi Makan Dalam Sehari
baik, 66,67 persen menyatakan kondisi rumah
permanen, terbuat dari tembok yang kokoh dan
bahan yang cukup baik, ada yang temboknya
dari batu bata dan semen. Delapan orang (26,67
persen) menyatakan kondisi rumah mereka semi
permanen, bentuk bangunannya terbuat dari Sumber: Jawaban responden (N=30)
papan dan semen. Kondisi rumah yang tidak
permanen bentuk bangunannya dari papan, lantai Data pada tabel 7 menunjukkan, bahwa ne-
dari tanah atau papan. layan Padang Pariaman pada umumnya makan
Kesehatan: Tidak jarang responden menga- tiga kali sehari, 20 responden atau 66,67 persen.
lami sakit, berbagai cara pengobatan yang di- Kondisi ini menunjukkan bahwa kebutuhan ma-
lakukan masyarakat nelayan ketika mengalami kan sehari-hari keluarga nelayan sudah cukup,
sakit, tersaji dalam tabel 6 berikut. walaupun kualitas masih sederhana bahkan
mungkin terkadang belum memenuhi empat
sehat lima sempurna. Mereka terkadang makan
dengan lauk dan sayur seadanya tanpa tambahan
buah-buahan, yang terpenting bagi mereka perut

226
Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Keluarga Nelayan Miskin (Chatarina Rusmiyati danAkhmad Purnama)

kenyang sehingga memiliki tenaga yang kuat dan di lokasi penelitian mengeluhkan hasil tangkapan
dapat bekerja di laut. Responden yang makan ikan yang sangat minim akibat cuaca yang terus
dua kali, biasanya ditambah dengan minum kopi, mengalami perubahan, sehingga menyebab-
untuk menambah kebugaran ketika melaut dan kan nelayan tidak mendapatkan penghasilan
tidak cepat mengantuk. (paceklik). Musim paceklik yang selalu datang
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap tahun dengan intensitas waktu yang cukup
ada beberapa faktor yang menyebabkan mayo- lama dan sulit diprediksikan, semakin membuat
ritas nelayan Padang Pariaman dalam kondisi masyarakat nelayan terus berada dalam lingkaran
miskin. Hasil wawancara mendalam dengan setan kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-
keluarga nelayan terungkap, bahwa ada beberapa hari masyarakat nelayan bergantung terhadap
permasalahan dasar nelayan miskin baik secara keadaan alam sekitar sehingga alam merupakan
alamiah, struktural, maupun kultural. sumber kehidupan mereka.
Kondisi alam, faktor yang menentukan bisa Rendahnya kualitas sumber daya manusia
dan tidaknya nelayan pergi melaut untuk bisa (SDM), masyarakat nelayan sasaran penelitian
mencari ikan. Masyarakat nelayan hidup dalam umumnya merupakan nelayan tradisional yang
suasana alam yang selalu diliputi ketidakpastian tergolong berpendidikan dan berpenghasilan
dalam menjalankan usahanya mencari ikan. rendah. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh
Gelombang tinggi, angin kencang atau badai, informasi bahwa rendahnya tingkat pendidikan
dan sedikitnya ikan serta rusaknya alam akan penduduk disebabkan oleh beberapa hal: Biaya
mempengaruhi hasil tangkapan nelayan. Seperti pendidikan, dirasa cukup tinggi. Pemerintah
yang diutarakan salah satu nelayan di Daerah telah memberikan layanan gratis di bidang pen-
Ulakan, “… yaa mas, kita sudah dua bulan lebih didikan tetapi untuk biaya transpot masih dirasa
tidak melaut, karena kondisi alam yang tidak cukup berat. Tidak ada keinginan untuk berubah.
memungkinkan, gelombang tinggi sehingga kita Kualitas sumber daya manusia yang rendah me-
tidak berani melaut…” rupakan ciri umum nelayan tradisional di ber-
Pendapat tersebut dipertegas oleh nelayan bagai wilayah Indonesia. Sumber daya manusia
lain sambil menunjuk nelayan yang baru saja dinilai dari aspek pendidikan umumnya masih
lewat di sekitar wawancara dilakukan, “Itu tadi rendah, terbukti dari hasil penelitian ditemukan
baru saja gagal melaut, kembali lagi mendarat dari 30 responden, 22 orang (73,3 persen) ber-
karena kondisi cuaca tidak baik. Kita dalam se- pendidikan SD dan SMP.
bulan hanya 20 hari kerja Mas…” Hasil wawan- Masyarakat di pesisir Kabupaten Padang
cara tersebut dibenarkan oleh petugas PPL yang Pariaman menganggap bahwa nelayan meru-
mendampingi peneliti, “Jumlah tangkapan ikan pakan pekerjaan warisan nenek moyang yang
sangat ditentukan oleh cuaca atau kondisi alam. memberi penghidupan mereka, walaupun hasil-
Apabila kondisi itu secara terus-menerus tidak nya pas-pasan. Keterampilan melaut menjadi
menentu, maka mempengaruhi penghasilan para warisan yang sudah mereka pelajari dari orang
nelayan, padalah menjadi nelayan merupakan tua secara turun temurun, tanpa memerlukan
merupakan mata pencaharian utama masyarakat ijasah sebagai syarat untuk menjadi nelayan.
di wilayah ini…..” Kendala alam juga disampai- Kondisi ini mengakibatkan anak-anak nelayan
kan oleh responden lain, “Kalau kondisi alam malas untuk bersekolah dan lebih banyak wak-
tidak menentu seperti saat ini kemungkinan besar tunya digunakan untuk membantu orang tua
ikan-ikan akan semakin berkurang…..” melaut. Seperti yang diutarakan oleh responden
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan yang menyatakan. “Untuk menjadi nelayan tidak
bahwa kondisi alam yang tidak menentu menjadi perlu syarat, Mas yang penting berani dan bisa
kendala utama nelayan untuk bisa mencari ikan ke laut menangkap ikan.” Pendapat ini juga
di laut. Oleh karena itu, sangatlah wajar nelayan disampaikan oleh nelayan lain. “Kami menjadi

227
Jurnal PKS Vol 15 No 3 September 2016; 219 - 234

nelayan sejak kecil mas, dulu sambil sekolah kelompok nelayan di wilayah tersebut, banyak
saya juga membantu orang tua untuk mencari nelayan yang belum bisa mengelola keuangan
ikan, pagi-pagi sekali pergi melaut bersama ayah, keluarga, dengan tegas dia menyatakan bahwa,
kalau siang sekolah.” “Nelayan di sini masih belum tahu tentang me-
Kesulitan ekonomi tidak memberi kesem- nejemen keuangan, Mas belum tahu bagaimana
patan bagi rumah tangga nelayan meningkatkan mengelola keuangan keluarga, sehingga tidak
kualitas pendidikan anak-anak mereka. Banyak punya tabungan dan tidak punya usaha lain.”
anak yang harus membantu orang tua bekerja Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpul-
mencari ikan di laut setelah menyelesaikan pen- kan bahwa pola hidup nelayan sendiri boros
didikan sekolah dasar. Mereka tidak melanjut- dan malas sehingga menyebabkan kemiskinan,
kan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena mereka menghabiskan uang ketika mendapat
terkendala biaya. Kondisi ini menyebabkan penghasilan lebih dan tidak menabung untuk
kualitas sumber daya manusia rendah, kemam- masa depan, minimal untuk cadangan ketika kon-
puan nelayan menjadi rendah, akibat selanjut- disi paceklik, menyebabkan posisi tawar nelayan
nya dapat mempengaruhi tingkat produktivitas semakin lemah, sulit keluar dari kemiskinan.
hasil tangkapan ikan yang juga minim. Dengan Akibatnya, nelayan tidak dapat memberdayakan
kondisi tersebut, yang terlintas dalam benak dirinya, buruk dalam mengelola keuangan secara
nelayan adalah bisa bertahan hidup, yang pen- hemat, budaya ini sulit dilepaskan dari pola pikir
ting ada uang untuk membeli kebutuhan makan yang berkembang di masyarakat nelayan sasaran
keluarga. Secara psikologis, mereka cepat puas penelitian.
dengan yang diperolehnya, mereka tidak tertarik Keterbatasan modal. Nelayan adalah ter-
segala macam aturan, himbauan, termasuk pro- masuk warga masyarakat yang tergolong kon-
gram pemberdayaan pemerintah atau lembaga- disi ekonominya lemah, tidak berkembangnya
lembaga formal peduli nelayan. nelayan tradisional secara optimal karena ke-
Budaya hidup boros. Budaya hidup konsum- terbatasan pengetahuan, keterampilan, dan akses
tif menjadi permasalahan dasar bagi nelayan modal yang terbatas, baik modal usaha maupun
karena mereka senang membelanjakan uangnya modal berinvestasi. Terkait pengetahuan dan
untuk hal yang kurang bermanfaat. Pada saat keterampilan, nelayan miskin umumnya memi-
penghasilan banyak, nelayan menghabiskan liki tingkat pendidikan yang rendah. Apalagi
uangnya untuk membeli kebutuhan sekunder untuk kebutuhan modal, usaha penangkapan ikan
dan tidak menyisihkan sedikit pun penghasil- membutuhkan modal yang tidak sedikit, untuk
annya untuk ditabung sebagai cadangan atau membeli satu perahu butuh modal lima juta ru-
berjaga-jaga ketika musim paceklik tiba. Ke- piah, belum untuk biaya operasional bahan bakar.
nyataan tersebut dibenarkan oleh petugas PPL Hal tersebut diutarakan oleh salah satu responden
yang menyatakan, “Ya, Mas, kebiasaan nelayan yang mengatakan, “Untuk membeli kapal saja
di daerah sini suka hidup boros, kalau ada duit bisa sampai lima juta mas, itu baru kapalnya dan
banyak, uang dihambur-hamburkan, termasuk belum mesinnya, dan kapal yang kita gunakan
untuk judi meski hanya kecil-kecilan, mereka juga tidak tahan lama perlu diperbaiki. Mesin
biasa nongkrong di warung-warung dekat pantai kapal kadang hanya bertahan satu tahun apalagi
ketika tidak melaut, dan melakukan permainan kalau tidak dirawat, cepet rusak.”
dengan taruhan uang, yah semacam judilah.” Kondisi kurang modal tersebut menyebabkan
Salah satu responden mendukung pernyataan nelayan di Padang Pariaman belum bisa opti-
tersebut dengan menyatakan, “Pola hidup mal dalam menangkap hasil laut. Kapal yang
masyarakat nelayan ini boros, Mas tidak punya sederhana dan penangkapan tradisional menjadi
tabungan, setiap hasil penjualan dari laut habis salah satu penyebabnya, karena modal sedikit
untuk kebutuhan di saat itu juga.” Menurut ketua dan terbatas menyebabkan hasil tangkapan ikan

228
Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Keluarga Nelayan Miskin (Chatarina Rusmiyati danAkhmad Purnama)

juga terbatas, sesuai dengan alat yang mereka yang digunakan nelayan berpengaruh pada cara
miliki. Apabila ada bantuan modal, nelayan dalam menangkap ikan, keterbatasan dalam
dapat memperbaiki dan meningkatkan peralatan pemahaman teknologi, menjadikan kualitas dan
yang digunakan sehingga hasil tangkapan juga kuantitas tangkapan tidak mengalami perbaikan.
semakin melimpah. (Suharto, 2005).
Program pemerintah tidak memihak nela- Kondisi lain yang turut mempengaruhi
yan. Pemerintah telah banyak meluncurkan kemiskinan nelayan adalah kebiasaan atau pola
program pengentasan kemiskinan termasuk bagi hidup boros. Mereka bergaya hidup konsumtif
masyarakat nelayan, memberi bantuan peralat- menjadi permasalahan dasar bagi nelayan karena
an untuk nelayan, tetapi bantuan sifatnya top mereka senang membelanjakan uangnya untuk
down sehingga mengakibatkan alat bantu tidak hal yang kurang bermanfaat. Hal ini sesuai
tepat sasaran dan menjadi tidak efektif. Seperti yang dikemukakan oleh Rahmattullah, bahwa
diungkapkan oleh salah satu responden yang nelayan melalukan pola hidup konsumtif, pada
menyatakan, “Kita pernah dapat bantuan, Mas saat penghasilan banyak dijadikan kesempatan
pelatihan budidaya ikan, tapi ikan air tawar. Yaa, untuk membeli kebutuhan sekunder dan tidak
kita ikuti saja Mas program tersebut, walaupun ditabung untuk persiapan apabila terjadi pacek-
tidak sesuai dengan kebutuhan kita.” lik. Ketika benar-benar terjadi paceklik, mereka
Ketidaksesuaian bantuan atau program yang berhutang termasuk kepada lintah darat, semakin
diberikan kepada nelayan miskin akhirnya tidak memperberat kehidupan nelayan. Gambaran
berdampak positif dan optimal bagi upaya pe- tersebut merupakan pusaran masalah yang terjadi
ngentasan kemiskinan nelayan. Seharusnya, jenis pada masyarakat nelayan umumnya di Indonesia
bantuan yang diberikan disesuaikan dengan ke- (Rahmattullah, 2010).
butuhan nelayan melalui dialog dengan nelayan, Keterbatasan modal, baik modal berusaha
tidak semata-mata ditentukan dari atas. Nelayan maupun berinvestasi juga menjadi penyebab
seharusnya diposisikan sebagai subjek bukan ob- nelayan hidup dalam kemiskinan. Sejalan dengan
jek dalam pembangunan, sehingga jenis bantuan hasil penelitian Sujarno (2008) yang menemu-
yang diberikan betul-betul sesuai dengan yang kan, bahwa peningkatan pendapatan nelayan
dibutuhkan nelayan. dipengaruhi oleh modal kerja, jumlah tenaga
kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut.
D. Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Modal kerja mempunyai pengaruh positif terh-
Nelayan Miskin adap pendapatan nelayan. Program pemerintah
Hasil penelitian menunjukkan, ada beberapa belum optimal memihak nelayan, bantuan per-
faktor yang menyebabkan mayoritas nelayan alatan untuk nelayan sifatnya top down, sehingga
di Padang Pariaman masih dalam kondisi mis- mengakibatkan alat bantu tidak tepat sasaran dan
kin. Kondisi alam berupa gelombang tinggi, menjadi tidak efektif.
angin kencang atau badai, dan sedikitnya ikan Pemberdayaan masyarakat dapat didefinisi-
serta rusaknya alam mempengaruhi hasil tang- kan sebagai tindakan sosial sebuah komunitas
kapan nelayan. Kondisi ini menjadikan nelayan mengorganisasikan diri dalam membuat peren-
hidup dalam suasana alam yang selalu diliputi canaan dan tindakan kolektif untuk memecahkan
ketidakpastian dalam menjalankan usahanya masalah sosial atau memenuhi kebutuhan sosial
mencari ikan. Rendahnya kualitas sumber daya sesuai dengan potensi dan sumberdaya yang
manusia (SDM) dikarenakan mereka adalah dimiliki. Pemberdayaan yang dilakukan untuk
nelayan tradisional yang tergolong masyarakat mengentaskan nelayan miskin melalui pelayanan
berpendidikan dan berpenghasilan rendah. Hal sosial merupakan suatu kegiatan yang diberikan
ini sesuai pendapat Suharto, bahwa rendahnya seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebu-
sumber daya manusia (SDM) dan peralatan tuhan orang lain. Pelayanan sosial merupakan

229
Jurnal PKS Vol 15 No 3 September 2016; 219 - 234

suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk strategi yang sangat menentukan keberhasilan
membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan program pemberdayaan masyarakat, yaitu untuk
masyarakat agar mereka mampu memenuhi mendampingi masyarakat agar bisa mandiri dan
kebutuhannya, yang dapat memecahkan per- keluar dari zona kemiskinan dengan menekankan
masalahan yang ada melalui tindakan kerjasama partisipasi penuh dari masyarakat.
ataupun melalui pemanfaatan sumber yang ada di Pemberdayaan masyarakat dapat didefinisi-
masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidu- kan sebagai tindakan sosial dimana penduduk
pannya. Pelayanan sosial dalam arti luas adalah sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam
setiap pelayanan yang dimaksudkan untuk membuat perencanaan dan tindakan kolektif
meningkatkan kesejahteraan sosial manusia, se- untuk memecahkan masalah sosial atau untuk
dangkan dalam arti sempit ialah pelayanan yang memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan
diberikan kepada sebagian masyarakat yang potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Dalam
kurang atau tidak beruntung (Dwi Heru Sukoco, pengentasan nelayan miskin peranan seorang
1991). Pelayanan sosial dalam arti sempit disebut pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam ka-
juga pelayanan kesejahteraan sosial mencakup pasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai
pertolongan dan perlindungan kepada golongan pemecah masalah secara langsung tanpa me-
yang tidak beruntung, seperti pelayanan sosial libatkan masyarakat. Keluarga nelayan miskin
bagi anak yang terlantar, keluarga miskin, cacat, di Padang Pariaman secara pendidikan masih
dan nelayan. relatif rendah sehingga sosok pendamping bagi
Pelayanan yang diberikan belum secara mereka menjadi penting (Ihwan Sudrajat, 2002).
optimal diterima oleh nelayan, sehingga perlu Salah satu nelayan responden mengemukakan,
diberikan pelayanan melalui pendampingan so- “Ya, Pak kita butuh pendamping bagi warga ne-
sial, salah satu strategi dalam pelayanan sosial. layan sini. Biar bisa membantu kami, membantu
Sesuai dengan prinsip pekerjaan sosial, yakni kami memecahkan masalah-masalah yang kami
membantu orang agar mampu membantu dirinya hadapi.”
sendiri, pendampingan terhadap klien merupa- Pernyataan tersebut dipertegas oleh salah satu
kan partisipasi nyata sebagai wujud kepedulian pendamping dari dinas kelautan dan perikanan,
terhadap mereka. Pendamping sosial hadir seba- “Saya mendampingi masyarakat nelayan ini mas,
gai agen peubah yang turut terlibat membantu kalau ada program pemerintah saya memberikan
memecahkan persoalan yang dihadapi klien. informasi bagi warga sini, setiap hari saya berada
Dalam pengentasan nelayan miskin peranan disini, kalau ada tamu saya juga berusaha untuk
seorang pekerja sosial diwujudkan dalam ka- mendampingi.” Responden lain mendukung
pasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai dengan menyatakan, “Pernah ada komunitas,
pemecah masalah secara langsung tanpa meli- mereka membentuk kelompok 15 orang, akhir-
batkan masyarakat. Pendampingan sosial dapat nya apa yang dibutuhkan mereka ungkapkan, dan
diartikan sebagai interaksi dinamis antara klien didampingi untuk membuat proposal pengajuan
dan pekerja sosial untuk secara bersama meng- dana sesuai dengan kebutuhan, dan akhirnya cair
hadapi beragam masalah yang dihadapi klien dan dibelanjakan, untuk program saat itu berhasil
(Suharto, 2005). tapi lama kelamaan hilang setelah tidak didam-
Hal ini sesuai kondisi nelayan yang menga- pingi lagi, sehingga perlu pendampingan terus.”
lami permasalahan rendahnya kualitas sumber Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
daya manusia (SDM), kebiasaan atau pola hidup bahwa nelayan memerlukan sosok pendamping
boros, keterbatasan modal baik modal untuk yang bisa memberi pendampingan bagi mereka
usaha maupun modal untuk berinvestasi, dan untuk bersama memecahkan segala permasalah-
program pemerintah belum optimal memihak an, baik masalah dalam upaya meningkatkan
nelayan. Pendampingan sosial merupakan suatu usaha maupun masalah keluarga (pendamping

230
Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Keluarga Nelayan Miskin (Chatarina Rusmiyati danAkhmad Purnama)

keluarga), tidak hanya pendampingan sementara untuk ditingkatkan. Program pelatihan ini dapat
tetapi mendampingi sampai masyarakat bisa disesuaikan dengan kebutuhan nelayan dan da-
mandiri. pat diperuntukkan bagi istri atau anak nelayan.
Dari hasil penelitian juga teridentifikasi Bentuk pelatihan tersebut antara lain, mengolah
berbagai kebutuhan yang muncul dari aspirasi ikan pada saat panen melimpah sehingga ikan
masyarakat, dengan mempertimbangkan berba- tidak cepat busuk dan tidak terbuang percuma,
gai aspek yang ada, kebutuhan pelayanan dan pelatihan menjahit, pelatihan membuat kerajinan
pendampingan sosial bagi nelayan miskin dapat tangan, dengan memanfaatkan potensi setempat.
dikategorikan menjadi empat: Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang
(1) Pelatihan dan motivasi, kinerja nelayan responden istri nelayan, “Perlu pelatihan bagi
diharapkan meningkat apabila mendapat duku- kami mas, agar bisa menjahit atau merajut untuk
ngan dari berbagai pihak, khususnya pemerintah menambah penghasilan.”
melalui program pemberdayaan masyarakat ne- Pernyataan tersebut didukung oleh respoden
layan, karena kebijakan implementasi program lain, “Pelatihan untuk membuat kerajinan tangan
pembangunan masyarakat di kawasan pesisir sudah ada tapi baru satu orang, semacam keran-
sebagai upaya memutus mata rantai kemiskinan jang tempat untuk menjual kacang, bisa dikem-
dan peningkatan kesejahteraan, belum optimal. bangkan disini bu sehingga semua ibu-ibu bisa
Program peningkatan motivasi bagi nelayan ikut pelatihan.” Pendapat serupa juga diutarakan
sangat diperlukan untuk memberi wawasan dan oleh responden lainnya, “Pelatihan-pelatihan
motivasi kepada masyarakat nelayan di Padang bagi keluarga nelayan, seperti menjahit, istilah-
Pariaman, menumbuhkan jiwa kewirausahaan nya itu multi profesi, kalau bapaknya melaut
serta menjaga keberlangsungan proses regene- ibunya bisa memiliki keterampilan lain, yang
rasi dan eksistensi nelayan. Masalah budaya, pada dasarnya untuk meningkatkan penghasilan
karakter, sikap dari nelayan yang cenderung keluarga.” Kesimpulan dari wawancara tersebut
hidupnya santai, boros dan senang berfoya-foya pemerintah atau pihak terkait bisa memberi
menjadi karakter nelayan yang perlu diubah. pelatihan kepada keluarga nelayan, sehingga bisa
Gambaran yang terjadi dilapangan juga terkait punya hasil tambahan dari keterampilan yang
masalah kompetensi nelayan yang didalamnya mereka dapatkan selain dari hasil nelayan.
terkandung unsur keterampilan, kemampuan dan (2) Penyuluhan Menejemen Keuangan
pengetahuan yang dimiliki nelayan. Kemam- Usaha Skala Mikro Bidang Perikanan: ber-
puan dan keterampilan untuk menjadi seorang tujuan untuk meningkatkan motivasi serta kete-
nelayan merupakan suatu keahlian yang sudah rampilan peserta dalam menejemen keuangan
mereka peroleh secara turun menurun, seperti usaha skala mikro, juga dapat memberi solusi
yang diungkapkan oleh salah seorang responden. bagi peserta dalam menghadapi permasalahan
“Kita menjadi nelayan karena warisan orang usahanya. Seperti yang diungkapkan oleh salah
tua, jadi kita sudah terbiasa berlayar tanpa harus satu responden yang menyebutkan pentingnya
belajar.” penyuluhan menejemen, “Penyuluhan meneje-
Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki men keuangan pak, bagaimana cara mengelola
tersebut kemungkinan belum memenuhi standar keuangan agar nelayan tidak boros.” Pernyataan
seorang nelayan, sehingga berdampak pada hasil tersebut dipertegas pendapat responden lain,
tangkapan. Oleh karena itu, diperlukan suatu “Penyuluhan-penyuluhan untuk bisa mengolah
strategi guna meningkatkan kapabilitas nelayan keuangan mandiri bagi nelayan.”
dalam kinerjanya. Penyebab masalah yang Nelayan, ketika mendapat penghasilan ber-
terkait dengan SDM nelayan adalah masalah lebih sering dibelanjakan untuk kebutuhan
pendidikan, rata-rata tingkat pendidikan nelayan yang tidak penting, tidak memikirkan untuk
adalah SD dan tentunya menjadi hal yang sulit kehidupan selanjutnya, bukan soal besar atau

231
Jurnal PKS Vol 15 No 3 September 2016; 219 - 234

kecilnya pendapatan yang diterima, melainkan kualitas SDM, budaya boros, keterbatasn modal
membelanjakan uang yang ada secara terarah dan program pemerintah yang tidak berpihak
sesuai dengan peruntukkan berdasarkan skala pada nelayan. Hal tersebut senada dengan hasil
prioritas. Jika tidak dikelola dengan baik, akan penelitian yang dilakukan Mubyarto dkk (1984,
melahirkan masyarakat yang cenderung melahir- 1988), bahwa nelayan miskin memiliki ketidak-
kan kebiasaan “gali lobang tutup lobang”. Hidup berdayaan terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan
selalu kurang dan kurang lagi, meskipun nominal politik, di tiap-tiap daerah.
pendapatan  telah mengalami peningkatan.
Pelatihan diharapkan semua peserta memi- E. Penutup
liki kesadaran, pola fikir dan sikap hidup yang Kemiskinan merupakan masalah multidi-
konstruktif terutama dalam hal pemanfaatan mensional sehingga pendekatan untuk mengen-
pendapatan, dan mampu menggunakan sesuai taskan kemiskinan juga harus multidimensional.
alokasi dan peruntukan skala prioritas, mampu Mengatasi kemiskinan nelayan sebaiknya harus
bekerja secara produktif, dapat mengatur keuang- diawali dengan adanya analisis penyebab ke-
an dengan baik, bahkan bisa menabung untuk miskinan, selanjutnya menganalisis kebutuhan
kebutuhan masa depan. Pendampingan intensif yang menjadi prioritas untuk keluar dari zona
akan mempraktikan nelayan langsung penge- kemiskinan. Cara atau metode untuk menang-
tahuan terkait pengelolaan keuangan rumah gulanginya lebih terfokus dan berdampak pada
tangga. peningkatan kesejahteraan nelayan miskin. Hasil
(3) Permodalan: Nelayan di Padang Pari- penelitian menunjukkan, bahwa gambaran umum
aman merupakan nelayan miskin yang tidak kondisi keluarga nelayan miskin di Padang Paria-
memiliki modal besar untuk meningkatkan man dilihat dari pendapatan, rerata masih berada
usahanya, mereka adalah nelayan tradisional. di bawah upah minimum regional kabupaten atau
“Kita butuh modal mas untuk membeli mesin di bawah Rp 1.630.000,-. Jumlah tanggungan
yang mahal harganya, kalau tidak ya kita hanya keluarga responden nelayan mayoritas lebih
menggunakan mesin seadanya kurang kuat, dari tiga orang, bahkan dijumpai beberapa anak
mudah macet, kalau sudah gitu hasil tangkapan yang sudah menikah masih tinggal bersama
juga sedikit.” Keterbatasan modal bagi nelayan orang tua atau mertuanya. Tingkat pendidikan
merupakan permasalahan mendasar, campur responden nelayan mayoritas SD/sederajatnya.
tangan pemerintah dalam pemberian pinjaman Guna membantu kecukupan kebutuhan keluarga,
modal bunga lunak belum juga memberi solusi. isteri nelayan ikut bekerja dengan membuka
Ada ketidakberanian nelayan untuk meminjam warung kecil-kecilan di rumah. Sebagian besar
modal ke bank karena mereka takut tidak bisa responden memiliki rumah sendiri dan ada yang
mengembalikan. “Kita masih takut mas, kalau numpang di rumah orang tua atau mertua. Bagi
berhutang dalam jumlah besar, takut ga bisa yang rumahnya milik sendiri umumnya diperoleh
mengembalikan, untuk makan aja susah apalagi dari warisan orang tua. Kondisi rumah nelayan
untuk mengembalikan hutang.” sebagian ada yang permanen dan sebagian semi
Dalam pelaksanaan program sangat dibu- permanen. Berkait dengan layanan kesehatan,
tuhkan strategi dan sistem yang fleksibel agar sebagian besar responden memanfaatkan fasilitas
berjalan efisien dan efektif. Hal ini bertujuan Puskesmas untuk berobat ketika sakit, sebagian
agar sumber dana yang dikeluarkan dapat ber- lain berobat ke dokter umum atau mantri kese-
daya guna dan tepat sasaran, agar tujuan program hatan. Kebutuhan makan responden cukup, se-
tercapai. Hasil kajian tersebut membuktikan bagian makan tiga kali sehari, sedang yang biasa
bahwa kehidupan nelayan Padang Pariaman makan dua kali sehari ditambah minum kopi
umumnya berada dalam kondisi miskin oleh untuk menahan kantuk ketika sedang melaut.
berbagai faktor, seperti kondisi alam, rendahnya Rendahnya pendapatan, tingkat pendidikan kelu-

232
Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Keluarga Nelayan Miskin (Chatarina Rusmiyati danAkhmad Purnama)

arga nelayan, dan banyaknya jumlah tanggungan sosial diberikan agar nelayan dapat menggali
keluarga menjadikan nelayan hidup miskin. segala potensi sumber kesejahteraan sosial yang
Pelayanan dan pendampingan sosial dibu- ada di lingkungannya dan dapat didayagunakan
tuhkan bagi nelayan miskin agar dapat terentas sehingga kualitas dan kesejahteraan hidup kelu-
dari kemiskinan, dilakukan untuk membantu in- arga nelayan juga semakin meningkatkan.
dividu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat
nelayan, agar mampu memenuhi kebutuhannya Pustaka Acuan
dengan memanfaatkan sumber potensi yang ada. Ahmad Fauzan Mubarok. (2011). Analisis Pendapatan dan
Berbagai pelayanan dan pendampingan sosial Strategi Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Masyarakat
Nelayan Pandega di Kecamatan Kedung Kabupaten
yang dibutuhkan keluarga nelayan antara lain Jepara. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Se-
pelatihan dan motivasi bagi nelayan dan keluarga marang
agar mereka memiliki wawasan dan pengetahuan Asmadi Alsa. (2007). Pendekatan Kuantitatif dan Kuali-
lebih luas, serta tumbuh jiwa kewirausahaan. tatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi.
Penyuluhan menejemen keuangan agar dapat Yogyakarta: Pustaka Pelajar
BPS. (2008). Garis Kemiskinan Menurut Provinsi. Jakarta:
mengelola keuangan keluarga termasuk mem- Badan Pusat Statistik
biasakan budaya menabung. Pemberian bantuan Dwi Heru Sukoco. (1991). Profesi Pekerjaan Sosial dan
modal dan pendampingan agar nelayan memiliki ProsesPertolongannya. Bandung: Koperasi Maha-
keberanian untuk mencari tambahan modal dan siswa STKS
berani mengembangkan usaha serta bertanggung Iriani. (2001). Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Ne-
layan di Desa Sago, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten
jawab. Pesisir Selatan”. Padang: Depdikbudpar
Berdasar hasil temuan tersebut maka perlu Ihwan Sudrajat. (2002). Membangkitkan Kekuatan Ekono-
peningkatan pendidikan dan kualitas SDM ke- mi Nelayan. Suara Merdeka. 13 Desember 2002
luarga nelayan, selain pendidikan formal bagi Kusnadi. (2002). Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta:
anak-anak nelayan juga melalui pemberian LKIS.
Muhamad Badiran. (2009). Kajian Model Pendidikan
keterampilan tambahan bagi keluarga nelayan. untuk Anak Masyarakat Nelayan di Sumatera. Ikatan
Mengubah pola kehidupan keluarga nelayan Pengembang Teknologi Pendidikan Indonesia.
melalui pelatihan menejemen keuangan agar Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
dapat mengelola keuangan dengan baik, tidak Remaja Rosdakarya
boros dan gemar menabung. Kebijakan peme- Mubyarto. Loekman Soetrisno dan Michael R. Dove.
(1984). Nelayan dan Kemiskinan Studi Ekonomi An-
rintah diharapkan berpihak pada kepentingan tropologi di Dua Desa Pantai. Jakarta: Rajawali.
nelayan, bersifat bottom up sesuai kondisi, kara- Mubyarto dan Loekman Soetrisno. (1988). Studi Pengem-
kteristik dan kebutuhan masyarakat nelayan, agar bangan Desa Pantai di Provinsi Riau. Pusat Pemba-
kesejahteraan masyarakat nelayan meningkat. ngunan Pedesaan dan Kawasan. Yogyakarta: UGM.
Kementerian Sosial agar lebih mengoptimalkan Rahmatullah. (2010). Menanggulangi Maslah Kemiskinan.
www.Rahmatullah.net
peran penyuluh sosial untuk memberi penyuluh- Rajabali Akbar. (2015). Strategi Pemberdayaan Nelayan
an dan pelayanan sosial kepada nelayan dan Miskin. www. Kompassiana
keluarganya, dengan memberi berbagai macam Soekanto, Soerjono. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar.
keterampilan tambahan yang bisa meningkat- Cetakan 38. Jakarta: Grafindo Persada.
kan kualitas hidup dan pendapatan keluarga Suharto, Edi. (2005). Membangun Masyarakat Member-
dayakan Rakyat, Kajian Strategis Kesejahteraan So-
nelayan. Sebagai pendamping, penyuluh sosial sial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama.
diharapkan selalu memberikan motivasi kepada —————. (2007). Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan
nelayan untuk tetap memiliki semangat hidup, Public. Bandung: Alfbeta.
mau berusaha dan belajar agar pengetahuannya Sujarno. (2008). Analisis Faktor-faktor yang Mempenga-
bertambah, sehingga kualitas sumber daya ke- ruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat.
Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Medan: Universitas
luarga nelayan semakin meningkat, pendapatan Sumatera Utara.
sebagai nelayan juga bertambah. Pelayanan

233
Jurnal PKS Vol 15 No 3 September 2016; 219 - 234

234

Anda mungkin juga menyukai