Oleh
Ilmiyatus Sa’diyah
1401460046
Disusun Oleh :
Nama : NURHASANAH
NIM : 11409719029
Tingkat : IA KENARI
Semester : II
2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
I. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
1. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi nyeri yang dialaminya.
2. Nyeri adalah suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang
keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya.
3. Nyeri merupakan suatu mekanismeproduksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang dirusak, dan menyebablkan individu tersebut bereaksi
untuk menghilangkan rasa rangsangan.
2. ANATOMI FISIOLOGI
Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung saraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada stimulus kuat yang
secara potensial merusak.
a. Mekanik (mekano sensitif) : Kerusakan ujung saraf bebas akibat
trauma karena benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif) : Rangsangan panas atau dingin yang
berlebihan
c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin,
serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim
proteolitik
Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri :
a. Serabut delta A (menusuk dan tajam) : Pada kulit dan otot bermielin
halus, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas & terbakar) : Dalam otot, tidak bermielin, garis
tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik.
3. KLASIFIKASI NYERI
a. Nyeri berdasarkan sifatnya :
1) Incidental pain
Yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
2) Steady pain
Yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang
lama.
3) Paroxymal pain
Yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri
tersebut menetap ± 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
6. PATOFISIOLOGI
Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung
saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin
yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian
dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan
respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat
berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam
asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat
kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau
mekanis.
Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut
ditransmisikan ke serabut C. serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui
akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn, terdiri
atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Diantara lapisan
dua dan tiga berbentuk substansia gelatinosa yang merupakan saluran utama
impuls.
PATHWAY
Faktor Presipitasi
(Agen cedera, agen cedera biologis, agen cedera kimiawi, agen pencedera, dilatasi
serviks, eksblusi fetal)
Reseptor Nyeri
Persepsi Nyeri
Nyeri
Nyeri Akut
Nyeri Teraktifasi
REM Menurun
Deprivasi Tidur
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di
abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah
yang pecah di otak
8. PROGNOSIS
1. Kejang
2. Gangguan pola istirahat dan tidur
3. Edema
4. Hipetermi
5. Hipertensi
9. PENATALAKSANAAN
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3. Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
4. Kompres hangat
5. Pemberian obat analgetik
6. Pemberian obat ANS (Anti Inflamasi non steroid)
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a) Riwayat Penyakit Sekarang
b) Riwayat Penyakit Dahulu
c) Riwayat Penyakit Keluarga
2. Perilaku Non Verbal
3. Kualitas
4. Faktor Lingkungan
5. Intensitas Nyeri
6. Waktu atau Lama Nyeri
7. Karakteristik Nyeri (PQRST)
P (penyebab) : faktor yang mempengaruhi gawat dan
ringannya nyeri
Q (kualitas) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau
tersayat)
R (wilayah) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
T (waktu) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian Skala Nyeri
1. Skala nyeri 1-3 nyeri ringan
2. Skala nyeri 4-6 nyeri sedang
3. Skala nyeri 7-10 nyeri berat
8. Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir dibawah
Verbal
1) Menangis
2) Beteriak
Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernafasan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis dan fisik
b. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Kaji Nyeri, lokasi, lama nya penyerangan, Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor
faktor. Tetapkan skala 0-10 yang berhubungan
Batasi aktifitas selama fase akut sesuai Untuk menghindari adanya cidera
dengan kebutuhan
b. Nyeri kronis
Tujuan yang diharapkan : Tidak kehilangan nafsu makan, tidak gelisah,
tidak mengekpresikan nyeri secara verbal.
RENCANA TINDAKAN
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, karakteristik nyeri, Untuk mengetahui keadaan umum
tanda-tanda vital serta efek penggunaan pasien, mengetahui daerah nyeri,
obat jangka panjang kualitas, kapan nyeri dirasakan, faktor,
serta mengetahui efek penggunaan obat
secara jangka panjang.
Ajarkan pola istirahat/tidur yang adekuat Untuk mengurangi rasa nyeri secara
adekuat
DAFTAR PUSTAKA
Oleh
Ilmiyatus Sa’diyah
1401460046
Disusun Oleh :
Nama : NURHASANAH
NIM : 11409719029
Tingkat : IA KENARI
Semester : II
2019-2020
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR
I. DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
1. Nama : Ny. N
5. Suku/Bangsa : Banjar
6. Agama/keyakinan : Islam
B. Penanggungjawab
1. Nama : Tn. H
2. Usia : 49 tahun
Pasien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati sebelah kanan. Nyeri timbul
secara tiba-tiba saat pasien telat makan
Pasien mengatakan nyeri timbul pada saat pasien telat makan, keadaan
pasien tetap sama dengan sebelumnya. Usaha yang dilakukan pasien untuk
mengurangi nyeri hanya dengan beristirahat.
P (problem) = nyeri timbul secara tiba-tiba saat pasien telat makan
Q (quality) = ditusuk-tusuk
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit, infeksi dan alergi pada saat
anak- anak. Pasien juga tidak pernah melakukan operasi/perawatan dirumah
sakit dan imunisasi, serta pasien tidak pernah mengalami kecelakaan.
genogram :
= laki-laki = pasien
A. Penampilan umum
B. Tanda-tanda Vital
Pasien mengeluh nyeri tiba-tiba pada saat telat makan, nyeri dibagian dalam
perut, nyeri pasien dengan skala sedang dan seperti tertusuk-tusuk. Pasien tidak
mempunyai penyakit/trauma yang mengakibatkan nyeri, pasien juga tidak pernah
meminum obat untuk menghilangkan nyeri. Nyeri pasien berpengaruh terhadap
aktivitas pasien. Dan, pasien mengalami mual, muntah, pusing, serta konstipasi.
ANALISA DATA
DATA FOKUS PENYEBAB MASALAH
DO:
- Pasien nampak gelisah
- Pasien nampak pucat
- Pasien tampak kesakitan.
TTV : TD : 130/90
Suhu : 36,4
Respirasi : 19x/mnt
Nadi : 85x/mnt
RENCANA KEPERAWATAN
2. batasi 2. untuk
aktifitas menghindari
selama fase adanya cidera
akut sesuai
dengan
kebutuhan
3. ajarkan 3. untuk
teknik mengajarkan
relaksasi pasien apabila
kepada nyeri timbul
pasien
IMPLEMENTASI
09.50
CATATAN PERKEMBANGAN
Q : seperti ditusuk-tusuk
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
FORMAT PENCAPAIAN KOMPETENSI
NAMA : Nurhasanah
NIM : 11409719029
Disusun oleh:
NAMA : NURHASANAH
NIM : 11409719029
KELAS: 1A KENARI
SEMESTER : II
Mengetahui
I.Konsep Teori
A. Pengertian
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan
dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah
suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).
Sedangkan istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya
melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar,
2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah
menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwoto 2006).
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang
menghambat fungsi. Sebagian besar kasus insomnia terkait dengan
kebiasaan kurang tidur, depresi, kecemasan, kurang olahraga, penyakit
kronis, atau obat-obatan tertentu
.
B. Anatomi fisiologi
Tidur berfungsi sebagai sistem perbaikan, sistem homeostatik
(mengembalikan keseimbangan fungsi-fungsi normal tubuh) dan dalam
pengaturan suhu serta cadangan energi normal.
Rasa kantuk berkaitan erat dengan hipotalamus dalam otak
Zat yang berperan dalam proses mengantuk ini disebut GABA
(Gamma Aminobutyric Acid)
asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmiter (penghantar
sinyal saraf).
C. Klasifikasi insomnia
Kozier & Erb (2008) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis insomnia,yaitu:
1. Insomnia Akut yaitu insomnia yang terjadi dua sampai tiga minggu dan
disebabkan karena stres dan perasaan khawatir.
2. Insomnia Kronis yaitu insomnia yang sudah terjadi lebih dari satu bulan.
D. Etiologi
a. Stres
b. Kecemasan dan depresi
c. Obat-obatan
d. Kafien,Nikotin,dan alcohol
e. Kondisi medis
F. Patofisiologi
Reseptor menerima imflus/rangsangan kemudian di bawa ke medulla spinalis
kemudian masuk ke formasi retikularis di lanjutkan ke pons dan masuk ke
medulla oblongata kemudian di teruskan ke hipotalamus yang menyebabkan
menurunnya fungsi panca indra dan sampai masuk korteks serebri ,sehingga
ditapsirkan/disampaikan kembali ke formasi retikularis di lanjutkan ke
medulla spinalis dan di persepsikan untuk tidur.
G. Pathway
Non REM Non REM
Non REM tahap II tahap III
q
tahap I
Tidur
REM
Non REM
tahap IV
Non REM
Non REM
tahap II
tahap III
- Tahap I : Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur.
- Tahap II : Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh
terus menurun.
- Tahap III : Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi,
frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat.
- Tahap IV : Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri
kecepatan jantung dan pernapasan menurun, jarang
bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi
lambung menurun dan tonus otot menurun.
H. Data penunjang
a. Tanda-tanda vital
b. Patensi jalan nafas
c. Pemeriksaan neurologi
d. Sleep log (Buku harian tidur)
I. Prognosis
a. gangguan psikiatri (seperti kecemasan, depresi, dan gangguan
kognitif).
b. penyakit neurodegeneratif.
J. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
TTV
Kaji permasalahan yg membuat sudah tidur
Ajarkan teknik relaksasi
Pembatasan waktu tidur
b. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat penenang
Antihistamin
Antidepresan
A. Pengkajian
1. Kaji riwayat tidur klien
apakah anda mengalami sakit kepala ketika bangun?
Kapan pertama kali anda menyadari masalah ini?
Sudah berapa lama masalah ini terjadi?
Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk tertidur?
Bagaimana pengaruh kurang tidur bagi anda?
2. Kaji pola tidur biasa
Seberapa jauh perbedaan tidur anda saat ini dari tidur anda
yang dulu?
B. Diagnosa
a. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.
C. Intervensi
a) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia
Tujuan :
- Pasien dapat tidur dengan nyaman
- Gangguan pola tidur teratasi
- Waktu istirahat pasien terpenuhi
Rencana Tindakan
Intervensi
Rasional
Kaji rutinitas tidur pasien Untuk mengetahui kebiasaan tidur
pasien
Intervensi Rasional
Oleh
Ilmiyatus Sa’diyah
1401460046
Disusun Oleh :
Nama : NURHASANAH
NIM : 11409719029
Tingkat : IA KENARI
Semester : II
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA BANJARMASIN
2019-2020
I. DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
1. Nama : Ny. N
5. Suku/Bangsa : Banjar
6. Agama/keyakinan : Islam
B. Penanggungjawab
1. Nama : Tn. H
2. Usia : 49 tahun
GENOGRAM
= laki-laki = pasien
A. Penampilan umum
Pasien tidak terdapat tanda-tanda distress, penampilan sesuai
umur, dibawah mata pasien tampak menghitam dan tampak lesu,
bicara dan mood normal. Tinggi badan : 153 cm, berat badan : 53 kg.
B. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah = 130/70 mmHg
Nadi = 80x/menit
Respirasi = 20x/menit
Suhu = 36,7 C
ANALISA DATA
DS:
- Pasien mengeluh
sulit tidur
- Pasien mengeluh
istirahat yang
tidak cukup
- Pasien mengeluh
pola tidur
berubah
RENCANA KEPERAWATAN
3. Membantu pasien
menghilangkan
10.20-10.45 setress pasien
sebelum tidur
4. Memberikan
penkes tentang
insomnia kepasien
CATATAN PERKEMBANGAN
A:Tujuan tercapai
P:Intervensi dihentikan
FORMAT PENCAPAIAN KOMPETENSI
NAMA : Nurhasanah
NIM : 11409719029
KEBUTUHAN NUTRISI
Disusun oleh:
NAMA : NURHASANAH
NIM : 11409719029
TINGKAT : 1A KENARI
SEMESTER : II
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
2. Etiologi
a. Kekurangan nutrisi (watonah,2006 dan alimul.2006.)
1.) Efek dari pengobatan
2.) Mual/muntah
3.) Gangguan intake makanan
4.) Radiasi/kemoterapi
5.) Penyakit kronis
6.) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
7.) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8.) Penurunan absobsi nutrisi akibat penyakit/intoleransi laktosa
9.) Nafsu makan menurun.
b. Kelebihan nutrisi (wartonah,2006 dan potter,2005)
1.) Kelebihan intake
2.) Gaya hidup
3.) Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4.) Penurunan metabolic
5.) Latihan / aktifitas yang tidak adekuat
3. Tanda dan Gejala
1.) Berat badan menurun
2.) Konsentrasi menurun
3.) Mudah lelah
4.) Gusi dan mulut serig luka dan nyeri
4. Patofisiologi
Abnormalitas saluran gastroistestinal bermacam-macam dan menunjukan
banyak patologi yang dapat mempengaruhi organ lain:pendarahan,perforasi,lesi
congenital,inflamasi,infeksi traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada
setiap sisi panjang saluran panjang gastro intestinal. Terdapat banyak factor
ektrinsik yang menimbulkan gejala,stress dan ansitas sering menjadi keluhan
utama berupa indigesti,anoreksia/ gangguan motorik usus kadang-kadang
konstipasi/diare.
PATHWAY
Kekosongan lambung
Kekurangan nutrisi
5. Data penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan lanjutan yang dilakukan setelah
pemeriksaan fisik pada penderita. Spesimen yang diperoleh dari pasien akan
mengalami berbagai macam pemeriksaan mikroskopic, biokimia, mikrobiologi
maupun imunoflorensi. (sandra_juwita_2015).
6. Prognosis
2.) Lesu
3.) Letih
7. Penatalaksanaan
1. Pengkajian
Tanda px malnutrisi :
Area pemeriksaan Tanda –tanda
2. Diagnosa Keperawatan
1.) perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d:
- kesulitan untuk mencerna makanan
- kesulitan untuk menelan makanan
- penurunan asupan orsal,ketidak nyamanan mulut.
Ditandai dengan :
Data objektif Data subjektif
- Berat badan kurang dari berat Pasien menyatakan apa yag
dirasakan pasien
ideal
Penurunan berat badan
- membran mukosa pucat
- ketidak mampuan mencerna
makanan
- kelemahan otot
D. Implementasi
Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana
rencana keperawatan dilaksananakan: melaksanakan intervensi/aktivitas
yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan
intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan
klien.
Agar implementasi perencaan dapat tepat waktu dan efektif
terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan
klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedian perawatan
lainnya.kemudian dengan menggunakan data dapat mengevaluasi dan
merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh
Ilmiyatus Sa’diyah
1401460046
Disusun Oleh :
Nama : NURHASANAH
NIM : 11409719029
Tingkat : IA KENARI
Semester : II
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA BANJARMASIN
2019-2020
I. DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
1. Nama : Ny. N
5. Suku/Bangsa : Banjar
6. Agama/keyakinan : Islam
B. Penanggungjawab
1. Nama : Tn. H
2. Usia : 49 tahun
Pasien mengatakan mulut terasa kering dan panas serta nyeri saat menelan.
Anggota keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit menular dan
menurun seperti DM, asma dan lain-lain.
GENOGRAM
= laki-laki = pasien
A. Penampilan umum
B. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37,8 C
Nadi : 78x/menit
Respirasi : 20x/menit
TD : 130/80 mmHg
A. Pengukuran Antropometri
Berat Badan Pasien 53 kg, Tinggi Badan pasien 153 kg, LILA pasien 2,35 cm
dan IMT 25 cm
Penampilan umum pasien terlihat pucat, gelisah, dan lesu. Postur tubuh
pasien terlihat tampak kurus, tonus terlihat baik dan fungsi gastrointestinal
terganggu dengan nafsu makan yang kurang baik, eliminasi tidak normal, hati
dan limfa teraba. Fungsi Kardiovaskuler, denyut jantung pasien 80x/menit,
irama jantung normal tekanan darah pasien 130/80 mmHg, dan mur-mur
pasien ada. Tingkat kesadaran komposmentis.
- Rambut : rambut pasien nampak sedikit kusut dan menipis
serta mudah rontok.
- Kulit : kulit pasien nampak kering dan berwarna sawo
matang, tidak ada sianosis serta turgor kulit baik.
- Wajah dan leher : Wajah pasien nampak pucat, dan leher tidak terdapat
pembengkakan.
- Bibir : Bibir pasien terlihat pecah-pecah dan warna bibir
pucat.
- Mulut : Membran mukosa mulut terlihat pucat.
- Gusi : Gusi pasien berwarna merah muda dan tidak terdapat
pembengkakan.
- Lidah : Lidah pasien nampak kotor dan berwana pucat.
- Gigi : Gigi pasien tampak berlubang, sedikit kotor, dan tidak
terdapat gigi palsu.
- Mata : Mata pasien nampak sayu dan terdapat lingkaran
hitam dibawah mata serta konjungtiva anamis.
- Kuku : Warna kuku pasien nampak pucat dan kuku pasien
tidak mudah patah.
- Kaki dan tungkai : Kaki pasien sering kesemutan dan tidak terdapat
pembengkakan.
- Kerangka : Tidak terdapat kelainan.
20.10-20.30 3. Memberikan
penkes
kepada
keluarga dan
pasien
tentang
pentingnya
nutrisi bagi
tubuh
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Nurhasanah
NIM : 11409719029
KEBUTUHAN OKSIGENASI
Disusun oleh:
NAMA : NURHASANAH
NIM : 11409719029
TINGKAT : 1A KENARI
SEMESTER : II
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
LAPORAN PENDAHULUAN
l. Konsep teori
A. Pengertian
C. Etiologi
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi
saluran pernafasanbagian atas
3.Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis
seperti TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.
5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
1. Patofisiologi
Fungsi sistem jantung ialah menghantarkan oksigen, nutrien, dan
subtansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolisme
selular melalui pompa jantung, sistem vaskular sirkulasi, dan integritas
sistem lainnya. Namun fungsi tersebut dapat terganggu
disebabkan oleh penyakit dan kondisi yang mempengaruhi
irama jantung, kekuatan kontraksi, aliran darah melalui kamar- kamar
pada jantung, aliran darah miokard dan sirkulasi perifer. Iskemia
miokard terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri koroner
tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan oksigen organ (Yeni, 2013).
2. Pohon masalah
F. Data Penunjang
1. Radiologi
Parenkim paru yang berisi udara memberikan resistensi yang
kecil terhadap jalannya sinar X sehingga memberi bayangan yang
sangat memancar. Bagian padat udara akan memberikan udara
bayangan yang lebih padat karena sulit ditembus sinar X. benda yang
padat member kesan warna lebih putih dari bagian berbentuk udara
(Guyton & Hall, 2007).
2. Bronkoskopi
Merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung
trachea dan cabang utamanya. Biasanya digunakan untuk
memastikan karsinoma bronkogenik, atau untuk membuang benda
asing. Setelah tindakan ini pasien tidak bolelh makan atau minum
selama 2 -3 jam sampai tikmbul reflex muntah. Jika tidak, pasien
mungki9n akan mengalami aspirasi ke dalam cabanga
trakeobronkeal.
3. Pemeriksaan Biopsi
Biopsi Manfaat biopsy paru – paru terutama berkaitan dengan
penyakit paru yang bersifat menyebar yang tidak dapat didiagnosis
dengan cara lain.
4. Pemerikasaan Sputum
Bersifat mikroskopik dan penting untuk mendiagnosis
etiologi berbagai penyakit pernapasan. Dapat digunakan untuk
menjelaskan organisme penyebab penyakit berbagai pneumonia,
bacterial, tuberkulosa, serta jamur. Pemeriksaan sitologi eksploitatif
pada sputum membantu proses diagnosis karsinoma paru. Waktu
yang baik untuk pengumpulan sputum adalah pagi hari bangun tidur
karena sekresi abnormal bronkus cenderung berkumpul waktu tidur.
G. Penatalaksanaan
Daftar pustaka
“https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/1267ef1a6941f10cd436af89
2efd71b1.pdf”
“https://id.scribd.com/document/371280032/1-1-LP-KDP-Oksigenasi-Basuki”
Tarwanto, Wartonah. (2016). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan
Edisi 3. Salemba: Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI
Dosen Pembimbing: Ernawati,S.kep,Ns.,M.kep
Disusun oleh:
NAMA : NURHASANAH
NIM : 11409719029
TINGKAT : 1A KENARI
SEMESTER : II
I. DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
1. Nama : Ny. N
5. Suku/Bangsa : Banjar
6. Agama/keyakinan : Islam
7. Pekerjaan/sumber pendapatan : Ibu Rumah Tangga
B. Penanggungjawab
1. Nama : Tn. S
2. Usia : 58 tahun
Pasien mengeluh sesak nafas dan pada malam hari pasien keringat dingin
Pasien mengatakan sudah mengalami penyakit ini sejak 3 tahun yang lalu
GENOGRAM
= laki-laki = pasien
A. Penampilan Umum
B. Tanda-tanda vital
Nadi = 80x/menit
Respirasi = 26x/menit
Suhu = 36,7 C
ANALISA DATA
DO:
Pasien nampak
gelisah dan tidak
tenang
Pasien nampak
lemas dan lesu
Pasien nampak
kesulitan bernafas
TTV:
TD : 130/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 26x/menit
S : 36,7 C
RENCANA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Nurhasanah
NIM : 11409719029