I. RINGKASAN EKSEKUTIF
Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh (RSU Meuraxa) berdiri sejak tahun
1997 dan sejak tahun 2003 diusulkan menjadi RS tipe C. Saat ini RS Meuraxa
menghadapi masalah klasik dalam memberikan pelayanan, mulai dari masalah di level
mikro manajemen hingga masalah pada supra sistem RS. Paket regulasi keuangan
daerah terkait dengan PPK BLUD menjadi angin segar yang memberi peluang RSU
Meuraxa untuk memperbaiki sistem manajemen operasionalnya, meningkatkan mutu
pelayanan dan pada akhirnya ikut berkontribusi terhadap peningkatan status kesehatan
masyarakat Kota Banda Aceh.
Visi RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh adalah “menjadi pusat pelayanan kesehatan
prima yang islami”, sedangkan misinya adalah Memberikan Pelayanan secara
Profesional dan Islami, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit,
Meningkatkan kualitas dan Kesejahteraan SDM, dan Menciptakan Lingkungan dan
Budaya Kerja yang Sehat dan Islami. Untuk menjalankan misi dan mencapai visi
tersebut, kekuatan yang dimiliki oleh RSU Meuraxa saat ini adalah lokasinya yang
strategis, kemampuan manajerial yang baik serta penguasaan terhadap teknologi
kedokteran yang cukup baik untuk RS tipe C. Dari sisi eksternal, RSU Meuraxa
memiliki peluang yang cukup besar, terutama karena adanya dukungan dari
stakeholders (owner) dan peluang untuk bekerjasama dengan lembaga asing dalam
meningkatkan kapasitas SDM yang memang masih rendah.
Dengan banyaknya peluang dan kekuatan yang dimiliki, RSU Meuraxa bertekad untuk
memenuhi standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan sebagai indikator
keberhasilan pada fase awal ini. Beberapa indikator pelayanan penting terkait dengan
keselamatan pasien, seperti angka infeksi nosokomial dan pengendalian infeksi pasca
operasi merupakan beberapa indikator yang diprioritaskan untuk dicapai sebaik
berbagai indikator lainnya. Selain itu, berbagai peluang dan kekuatan ini menempatkan
RSU Meuraxa pada posisi agresif yang memungkinkan untuk memilih strategi tumbuh
dan berkembang.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan utilisasi fasilitas pelayanan, RSU Meuraxa
mentargetkan pertumbuhan jumlah kunjungan pasien di IGD dan Rawat Jalan rata-rata
lebih dari 10% per tahun. Di Rawat Inap pertumbuhan pasien ini bahkan ditargetkan
lebih dari 15% per tahun. Selain itu, sesuai dengan banyaknya idle capacity yang saat
ini masih terjadi, RSU Meuraxa juga merencanakan pengembangan beberapa produk
pelayanan baru seperti senam untuk ibu hamil dan pijat bayi, serta beberapa pelayanan
non klinik.
Mengingat kebanyakan pasien RSU Meuraxa adalah pasien yang berasal dari
masyarakat tidak mampu, maka untuk lima tahun kedepan RSU meuraxa
menyediakan kapasitas yang cukup besar untuk menampung mereka jika
membutuhkan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan komposisi masyarakat dan pasien
di RSU Meuraxa, maka diperkirakan lebih dari 80% pasien rawat jalan akan berasal
dari keluarga tidak mampu. Sedangkan pasien rawat inap diperkirakan jumlah yang
tidak mampu mencapai 40% dari total pasien yang akan dilayani. Konsekuensi dari hal
ini adalah tejadinya ketidakseimbangan pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan RS
untuk melayani masyarakat. Dalam hal ini, diperkirakan akan terjadi fluktuasi defisit
antara Rp 13 M dan Rp 20 M. Untuk menutupi defisit tersebut agar tidak mengurangi
mutu pelayanan, maka RSU Meuraxa membutuhkan subsidi dari pemerintah (daerah
maupun pusat) serta dari pihak lain yang memiliki perhatian terhadap masalah
pelayanan kesehatan di RSU Meuraxa.
Selain kebutuhan akan subsidi, RSU Meuraxa juga memiliki target dalam hal kinerja
keuangan, dimana pendapatan dari kegiatan operasional diperkirakan Rp 10M pada
tahun pertama dan meningkat hingga mencapai Rp 22 M pada tahun kelima.
Pendapatan operasional ini diharapkan akan menjadikan RS mampu dalam memenuhi
kebutuhan operasionalnya sendiri, terutama yang terkait langsung dengan upaya
peningkatan mutu serta untuk melakukan inovasi pelayanan.
2
Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh adalah Rumah
sakit milik pemerintah Kota Banda Aceh. Awalnya sebuah Yayasan yang disebut
Yayasan Meuraxa membuat suatu gedung untuk kegiatan umum masyarakat di
Kecamatan Meuraxa diatas tanah hibah. Pada awal tahun 1997, gedung beserta
tanah seluas 1,5 Ha diserahkan ke Pemerintah Kota Banda Aceh untuk dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan umum. Walikota mencanangkan gedung tersebut
sebagai RSU Meuraxa Kota Banda Aceh dengan berkapasitas 86 tempat tidur.
Tsunami Desember 2004 meluluh lantakkan RSU Meuraxa yang terletak di
Desa Ulelhe Kecamatan Meuraxa dan sekaligus melumpuhkan kegiatan
pelayanan.
Tanggal 9 Maret 2005 atas bantuan NGO lokal (Mitra Peduli), RSU
Meuraxa kembali melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di lokasi
sementara pada kompleks Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Jl. Kulu, dengan
jumlah tempat tidur sebanyak 30 tempat tidur.
Tanggal 11 November 2007 atas bantuan 2 negara yaitu Austria dan
Honggaria, Rumah Sakit Umum Meuraxa yang baru dengan areal tanah seluas 3,5
Ha dan luas bangunan 1,5 Ha, dengan kapasitas 126 tempat tidur diresmikan
penggunaannya.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
3
rs_ekadrg@yahoo.co.id
4
D. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai oleh RSUD Meuraxa secara umum adalah :
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, prima, terjangkau, sesuai standar,
bermutu yang bernuansa islami.
Tujuan Khusus:
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan dirumah sakit secara prima, terjangkau dan
bermutu kepada masyarakat.
b. Memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan pertumbuhan pelayanan
kesehatan rumah sakit
c. Mendidik tenaga kesehatan yang profesional dengan dukungan peralatan yang
memadai
d. Terwujudnya lingkungan dan budaya kerja yang sehat dan islami
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
2004 2005 2006 2007
rs_ekadrg@yahoo.co.id
5
sementara di Kota Banda Aceh. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ini adalah
pertumbuhan penduduk semu.
Diperkirakan bahwa pertumbuhan setinggi ini hanya bersifat sementara, dan di
tahun 2010 yang merupakan tahun awal perencanaan pertumbuhan penduduk
Kota Banda Aceh mencapai titik normal. Namun karena tidak ada data yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk normal, maka proyeksi pertumbuhan
penduduk Kota Banda Aceh menggunakan angka pertumbuhan penduduk nasional
sebesar 1,2% pertahun.
Berdasarkan data dari BPS Kota Banda Aceh, proporsi penduduk wanita adalah
sebesar 47,57% dan laki-laki sebesar 52,43%. Rata-rata jumlah penduduk anak-
anak sebesar 22,54% dibandingkan dengan penduduk dewasa dan tua. Dilihat dari
penyebarannya, sebagian besar penduduk bermukim di Kecamatan Kuta Alam.
Grafik 3. 2 Penyebaran Penduduk Kota Banda Aceh Sebelum dan Pasca Tsunami
60,000
50,000
40,000 Meuraxa
Jaya Baru
30,000 Banda Raya
Baiturahman
Lueng Bata
20,000 Kuta Alam
Kuta Raja
10,000 Syiah Kuala
Ule Kareng
-
2004
2005
2006
2007
Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Meuraxa yang
paling banyak berkurang setelah Bencana Tsunami. Ini menunjukkan Kecamatan
Meuraxa adalah kecamatan yang paling parah terkena dampak Tsunami, sehingga
lokasi RSUD Meuraxa pun kemudian dipindahkan ke Kecamatan Banda Raya
Desa Mibo yang berdekatan dengan Kabupaten Aceh Besar. Dengan lokasi yang
baru ini RSUDM meuraxa tidak hanya fokus kepada pelayananan masyarakat Kota
Banda tapi juga sebahagian penduduk Aceh besar meliputi 7 kecamatan yaitu;
Kecamatan Indrapuri, Kecamatan Sibreh, Kecamatan Ingin Jaya, Kecamatan Darul
imarah, Kecamatan leupung dan kecamatan lok’nga.
Data tahun 2005 yang bersumber dari BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Kabupaten Aceh Besar adalah sebesar 295.696 jiwa. Jika dibandingkan dengan
penduduk Kota Banda Aceh pada tahun yang sama, maka proporsinya adalah 1 :
2,8. Pada tahun 2007 data penduduk Kabupaten Aceh Besar sebesar 307.362
jiwa.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
6
Pada tabel 3.1 di atas terlihat sarana pelayanan kesehatan pemerintah kota Banda
Aceh terdiri dari puskesmas dan RSU Meuraxa. Selain itu juga terdapat sarana
pelayanan kesehatan Pemerintah Aceh. RSU dr. Zainoel Abidin merupakan salah
satu RS Pemerintah Provinsi Aceh dan saat ini tengah mempersiapan
pengembangan kapasitas pelayanan Rawat Inap sebanyak 300 tempat tidur.
Sebagai RS Pendidikan dan pusat rujukan tertinggi di Provinsi Aceh, diharapkan
RS Zainoel Abidin akan menjadi salah satu rujukan bagi pasien-pasien RSUD
Meuraxa. Selain itu, untuk meningkatkan utilisasi fasilitas pelayanan klinik yang
ada, RSUD Meuraxa akan bekerjasama dengan RS dr. Zainoel Abidin dan
Fakultas Kedokteran Universyitah Syiah Kuala melalui program Jejaring
Pendidikan.
Matriks berikut ini menunjukkan posisi RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
dibandingkan dengan RS lainnya. Dari data tersebut terlihat bahwa masyarakat
Aceh kelas bawah yang membutuhkan pelayanan kesehatan cenderung
menggunakan puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sederhana.
Jika segmen ini membutuhkan pelayanan lebih canggih, maka RS pemerintah
(RSUD Meuraxa atau RS dr. Zainoel Abidin) menjadi pilihannya.
Matriks 3.1. Segmen Pasar dan Teknologi yang Dikuasai oleh RS di Kota Banda
Aceh
Kemampuan Level Teknologi RS
rs_ekadrg@yahoo.co.id
Puskes
mas
7
Rendah
Masyarakat yang lebih mampu secara ekonomi cenderung memilih RS swasta (RS
khusus atau umum) yang banyak tersebar di Kota Banda Aceh. Hal ini karena tarif
di RS swasta umumnya lebih mahal dibandingkan dengan RS pemerintah. Namun
jika sistem pembiayaan dengan JKA (Jaminan Kesehatan Aceh) telah
diberlakukan, dimana masyarakat boleh memilih menggunakan pelayanan
kesehatan swasta atau pemerintah, maka diperkirakan market share RS swasta
akan meningkat dari saat ini. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing
RSUD Meuraxa perlu memperbaiki sistem manajemen dan kualitas pelayanan
serta membuatnya berbeda dibandingkan pesaing. Tanpa diferensiasi yang jelas,
RSUD Meuraxa hanya akan mendapatkan “pasar sisa” dari yang telah dilayani
oleh pesaing-pesaingnya.
Grafik 3. 3 Trend Anggaran Pemerintah Kota Banda Aceh untuk RSUD Meuraxa
Tahun 2007 – 2009
(dalam Juta Rupiah)
rs_ekadrg@yahoo.co.id
8
550,000
540,000
530,000
520,000
APBD RS Meuraxa
510,000 APBD Kota Banda Aceh
532,046
527,267
500,000
490,000 500,040
480,000
470,000
2007 2008 2009
Anggaran lain yang diterima oleh RSUD Meuraxa Pasca Tsunami beRSUDmber
Hibah Pemerintah Austria dan Honggaria berupa pembangunan Gedung RS yang
baru. APBN (BRR) berupa pembangunan fasilitas Pendukung Rumah sakit
(Rumah Dinas, Gudang farmasi, ruang rawat klas I, Klas II dan IT). APBN/Dana
Tugas Perbantuan untuk pemenuhan peralatan ruang rawat klas I dan Klas II dan
Dana Otsus untuk pembangunan fisik sarana pendukung RS lainnya. Di satu sisi
Anggaran ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Banda Aceh untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan di RS. Namun disisi lain data ini juga
menunjukkan bahwa APBD Kota Banda Aceh hampir merupakan sumber dana
satu-satunya bagi RSUD Meuraxa selain pendapatan operasional.
Berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010, rasio dokter per 100.000 penduduk
yang menjadi target adalah 40. Artinya 1 dokter diharapkan melayani 2.500
penduduk. Di Kota Banda Aceh, 1 dokter rata-rata melayani lebih dari 7.000
penduduk. Dari sini terlihat bahwa beban tenaga medis sangat tinggi. Namun
beban tersebut sebagian dapat dikurangi dengan adanya tenaga medis yang
bekerja di level provinsi, dimana para tenaga medis ini dapat diakses pula oleh
seluruh masyarakat Banda Aceh. Yang perlu diperhatikan adalah level kasus yang
ditangani, karena tenaga medis di level provinsi – dalam hal ini yang bekerja di
RSU dr. Zainoel Abidin diharapkan akan fokus pada penanganan kasus dengan
kompleksitas tinggi. Sedangkan tenaga medis di level kabupaten/kota diharapkan
fokus pada penanganan kasus medium.
Tabel 3. 2 Jenis Tenaga Kesehatan yang Tersedia di fasilitas Kesehatan Pemerintah Kota
Banda Aceh
rs_ekadrg@yahoo.co.id
9
Tenaga kesehatan lain juga masih sangat kurang. Sebagai contoh, rasio apoteker
per 100.000 penduduk menurut target Indonesia Sehat adalah 10, sedangkan Kota
Banda Aceh hanya memiliki 1 orang tenaga apoteker. Kota Banda Aceh juga
belum memiliki beberapa jenis tenaga kesehatan, seperti APRO, Analis Kesehatan,
dan APK.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
10
35,000
30,000
25,000 5,567
20,000 1,802
0 1,686
rs_ekadrg@yahoo.co.id
11
PENY. DALAM
2352 3219 2394 4194 7683 6891 BEDAH
2009
KES.ANAK
OBGIN
KB
1194 3147 1694 3223 7142 6718 SARAF
2008 THT
MATA
GIGI & MULUT
UMUM
88 3675 665 3197 7098 3781
2007 IGD
KULIT & KELAMIN
JANTUNG
PARU
541 5797 654 3544 11496 3057 GIZI
2006
FISIOTERAPI
PSIKOLOG
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
Sumber : data Rekam Medik 2006-2009
Pada grafik 3.5 telihat jumlah kunjungan terbesar pasien rawat jalan adalah Poli
Umum diikuti oleh IGD, poli Gigi dan Poli anak.
Penyakit terbanyak pada instalasi rawat jalan dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
Grafik 3. 6 Sepuluh penyakit terbanyak Instalasi Rawat Jalan
2008 2009
PENYK.KULIT & JARINGAN SUBKUTAN LAINNYA PENYAKIT PULPA & PERIAPIKAL
GASTRITIS & DUODENITIS FARINGITIS AKUT
ARTITIS REUMATOID INFLUENZA
DIABETES MELITUS GASTRITIS & DUODENITIS
PENYAKIT PULPA & PERIAPIKAL 2008 2009
PENYK.HIPERTENSI LAINNYA
DIARE
DIABETES MELITUS
PENYK.HIPERTENSI LAINNYA
DIARE
DISPEPSIA
DISPEPSIA
DEMAM YANG SEBABNYA TIDAK DIKETAHUI
ISPA
ISPA
DEMAM YANG SEBABNYA TIDAK DIKETAHUI
Gambaran Grafik 3.6 diatas terlihat ada perbedaan gambaran pola penyakit. Data
tahun 2009 diambil pada periode Januari sampai April.
2008 2009
GASTRITIS
GASTRITIS
DEMAM BERDARAH DENGUE
DEMAM BERDARAH DENGUE
Grafik 3. 7 Sepuluh Kasus TerbanyakHIPERTENSI
IGD
HIPERTENSI
PENYAKIT SUSUNAN SARAF LAINNYA
PENYAKIT SUSUNAN SARAF LAINNYA 2009
DISPEPSIA
DISPEPSIA 2008
rs_ekadrg@yahoo.co.id PENYAKIT SISTEM CERNA LAINNYA
PENYAKIT SISTEM CERNA LAINNYA
PENYAKIT SISTEM NAFAS LAINNYA
PENYAKIT SISTEM NAFAS LAINNYA DIARE
DIARE KECELAKAAN LALU LINTAS
KECELAKAAN LALU LINTAS DEMAM YANG SEBABNYA TIDAK DIKETAHUI
OBS. FEBRIS 0 100 200 300 400 500 600
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
12
Admission rate di RSUD Meuraxa tahun 2006 sangat rendah, yaitu 4%. Hal ini
disebabkan karena kondisi gedung RSUD Meuraxa pada saat itu yang sementara
masih meminjam gedung Dinas Kesehatan. Tahun 2007 admission ini meningkat
menjadi 6% setelah RSUD Meuraxa mulai menempati gedung baru di lokasinya
saat ini. Tahun 2008 admission rate menjadi 11%.
BOR Tahun 2008 menurut catatan RS hanya mencapai 30%. Angka ini sangat
rendah dibandingkan dengan dan menunjukkan utilisasi fasilitas rawat inap RSUD
Meuraxa masih sangat rendah. Namun hal ini terjadi karena BOR di beberapa
fasilitas tertenu (misalnya ICU) yang memang sangat rendah. Jika dilihat lebih
spesifik, BOR untuk ruang perawatan sebenarnya cukup tinggi yaitu 90% untuk
ruang rawatan klas I dan Klas II. Tingginya BOR pada ruangan ini karena telah
terjalinya kerja sama dengan PT. Askes dalam perawatan pasien PNS, pensiunan
dan keluarga.
Dari total pasien yang masuk ke rawat inap tahun 2008. Pasien lebih banyak
dirawat di kelas IIII karena RSUD Meuraxa tempat tidur yang terbatas pada ruang
rawatan klas I (6 tt) dan Klas II (8 tt). Trend jumlah pasien masuk dan hari
perawatan ditunjukkan melalui grafik berikut.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
13
9573.7
3,407
2934.0
2481.4
1,176 1,304
Kegiatan operasi di Rumah Sakit Umum Meuraxa yang terbesar adalah operasi
dengan kategori besar dan sedang. Kegiatan Operasi tersebut terbatas pada
Operasi Mata, Kebidanan dan Bedah Umum. Untuk jenis kegiatan tersebut operasi
mata dengan kasus diagnosa katarak yang paling banyak dilakukan dikamar
operasi diikuti oleh kegiatan operasi pada kasus-kasus dibedah umum dan sectio
di bidang kebidanan.
400
350
300
kecil
250 Sedang
Besar
200 Khusus
150
100
50
Berdasarkan data di buku Sensus Harian OK, pada periode September 2007
hingga Desember 2008 rata-rata terdapat 26 kali operasi dalam setiap bulannya.
Sebagian besar pasien adalah wanita dan berasal dari kelompok umur lebih dari
39 tahun. Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak 71% pasien operasi berasal dari
segmen Jamkesmas. Kondisi ini bertolak belakang dengan komposisi pasien di
Instalasi Rawat Jalan, Rawat Darurat maupun IRNA, dimana pasien dari segmen
Umum lah yang terbanyak. Kondisi ini terjadi akibat sosial ekonomi masyarakat
rs_ekadrg@yahoo.co.id
14
pengguna layanan RSUD meuraxa lebih banyak yang kurang mampu dan adanya
pemikiran biaya operasi cukup tinggi sehingga mereka berupaya untuk mengurus
biaya pelayanan kesehatan dengan menggunakan kepersertaan jamkesmas.
Sedangkan untuk rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap biayanya relatif lebih
kecil.
Jika ditelusuri lebih jauh, kasus terbanyak di OK adalah Katarak yang jumlahnya
mencapai 40% dari total kasus operasi yang tercatat pada periode tersebut di atas.
Selebihnya adalah kasus-kasus bedah umum yang beragam, seperti hernia,
apendicitis dan sebagainya. Oleh karena itu, dokter spesialis yang paling aktif
melakukan tindakan operatif adalah spesialis mata. hal ini karena untuk operasi
mata, peralatan yang tersedia di RSUD Meuraxa sangat memadai, dokter mata
dalam program jejaring pendididikan lebih banyak mengarahkan pasien untuk
operasi di RSUD Meuraxa tidak perlu antri mengingat belum banyaknya kegiatan
operasi yang lain. Grafik berikut ini menggambarkan jenis kasus di OK.
Katarak 157
Lainnya 154
Hernia 28
Abortus 14
APP 13
FAM 13
CPD 11
rs_ekadrg@yahoo.co.id
15
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
- Jumlah pasien R/
IGD IRNA IRJA
2. Aktivitas Pendukung
a) Budaya Organisasi
Secara keseluruhan ada orientasi melaksanakan tugas sesuai dengan
jobnya, jika diberikan tugas tambahan diluar job kerja agak sulit dikerjakan.
Jika diberikan tugas tambahan harapannya adalah ada tambahan reward
dalam hal pendapatan yang diharapkan.
Disiplin kurang baik.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
16
Team work lintas instalasi masih kurang, sementara Team work di dalam
intalsi cukup kuat.
b) Struktur Organisasi
RSU Meuraxa Banda Aceh memiliki Struktur organisasi yang jelas dan
mengacu pada Qanun Kota Banda Aceh No. 02 Tahun 2008, beberapa unit kerja
sudah memiliki uraian tugas secara tertulis.
Kesesuaian beban kerja pada masing-masing bidang dan sub bidang perlu
mendapat perhatian dari segi proporsi tenaga sehingga uraian tugas yang
ditetapkan dalam struktur tersebut dapat terakomodir dengan baik.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
17
Pada Tahun 2005 dan 2006 RSUD Meuraxa tidak mempunyai pendapatan
karena semua pelayanan kepada pasien digratiskan. Pada bulan Mei 2007 sesuai
dengan qanun nomor : 2 tahun 2003 walikota mengeluarkan intruksi untuk
menerapkan kembali tarif pelayanan di RSUD Meuraxa
Tabel 3.3 Jumlah Pendapatan dan Biaya 4 tahun terakhir
RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
NO Pendapatan 2005 2006 2007 2008
1 UMUM Rp - Rp - Rp 156.432.401 Rp 419.141.522
2 JAMKESMAS Rp 277.755.000 Rp 855.628.500 Rp 675.802.500 Rp 1.773.415.253
3 ASKES SOS Rp - Rp - Rp - Rp 176.279.000
Total Rp 277.757.005 Rp 855.630.506 Rp 832.236.908 Rp 2.368.837.783
No Biaya 2005 2006 2007 2008
1 UMUM Rp - Rp - Rp 8.294.350.179 Rp 10.150.863.061
2 JAMKESMAS Rp 400.875.510 Rp 855.728.500 Rp 568.069.963 Rp 1.568.211.001
3 ASKES SOS Rp - Rp - Rp - Rp -
Total Rp 400.875.510 Rp 855.728.500 Rp 8.862.420.142 Rp 11.719.074.062
rs_ekadrg@yahoo.co.id
18
rs_ekadrg@yahoo.co.id
19
Awalnya RSUD Meuraxa tidak mempunyai master plan fisik. Setelah terbangunnya
rumah sakit bantuan Austria dan Honggaria barulah master plan dibuat.
Pembangungan gedung-gedung tambahan tersebut disesuaikan dengan master
plan rumah sakit. Pentahapan pembangunan ini dikarenakan keterbatasan
anggaran, sehingga beberapa gedung yang telah dibangun masih belum bisa
diakses secara baik karena belum mempunyai koridor penghubung dengan
gedung utama.
Ketiadaan koridor penghubung mempengaruhi alur pelayanan baik dari alur
pelayanan pasien, maupun alur pelayanan penunjang seperti pendistribusian
makanan, obat, dan lain-lain.
Pada tahap awal pengoperasian rumah sakit, petunjuk arah telah sesuai dengan
tempat yang akan dituju. Dalam perjalannya terjadi perubahan tempat pelayanan
kesehatan tetapi penujuk arah belum disesuaikan.
C. ANALISIS SWOT
Kekuatan (Strengths)
Kekuatan yang dimiliki RS adalah:
a. Struktur Organisasi
b. Jumlah SDM yang mencukupi
c. Sarana dan prasarana
d. Lokasi Strategis
e. Komitmen untuk memajukan RS
f. Kemampuan manajerial yang sudah cukup baik.
g. Kerja sama (MOU) dalam peningkatan kwalitas SDM
Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunity)
a. Undang-undang rumah sakit yang mengatur Bahwa Rumah Sakit harus menjadi
BLUD.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
20
b. Dukungan stake holder dalam hal regulasi atas ketersediaan anggaran jaminan
pemeliharaan kesehatan
d. Kepercayaan pasien
g. Sosial Budaya
h. Tehnologi Kesehatan
Ancaman (Threat)
a. Kompetitor
b. Tuntutan Masyarakat
e. Sumber PAD.
D. ASUMSI-ASUMSI
ASUMSI MAKRO
- Market share RSUD Meuraxa sebesar 9% pada tahun 2010 dan
diasumsikan naik setiap tahunnya pada kondisi dimana tidak adanya
penambahan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
- Tersedianya anggaran APBN, DAK, Otsus akan meningkatkan pemenuhan
teknologi kesehatan.
- Berjalannya jaminan sistem pemeliharaan kesehatan masyarakat Aceh
melaui program JKA pada tahun 2010
ASUMSI MIKRO
- Ketersedian tenaga spesialis tetap 4 besar bisa ditingkatkan dari 1 menjadi
2 untuk setiap bidang spesialisasi dan spesialisasi penunjang masing-
masing 1 bidang.
- RSUD Meuraxa dapat mengimplentasikan PPK-BLUD pada tahun 2010
- Ketersedian bahan logistik RS terpenuhi
- Tersedianya tenaga administratif secara proporsional untuk mendukung
kelancaran pelayanan.
- Terpenuhinya segala aspek dalam target pencapaian Standar Pelayanan
Minimal.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
21
rs_ekadrg@yahoo.co.id
22
b) Indikator penilaian kinerja RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh tahun 2010 –
2014 yang ditetapkan dengan berbasis pada Balanced Scorecard adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.1. Indikator Penilaian Kinerja RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
berbasis Balanced Score Card
Perspektif No Indikator Asal Target saat ini
SDM 1 Kemampuan IGD 100% 93%
menangani life
saving anak dan
dewasa di Gawat
Darurat
2 Pemberian IGD 100% 39%
pelayanan kegawat
daruratan yang
bersertifikat ATLS /
BTLS / ACLS /
PPGD
3 Pemberian IRJA 100% 85%
pelayanan di klinik
spesialis
4 Pemberi pelayanan IRNA 100% 91%
di Rawat Inap
5 Pemberi Pelayanan Persalinan dan 100% 90%
persalinan dengan Perinatologi
tindakan operasi
6 Kemampuan Persalinan dan 100% 75%
menangani BBLR < Perinatologi
1500 gr - 2500 gr
7 Pemberi pelayanan Persalinan dan 100% 27%
unit intensif Perinatologi
8 Tim PPI Pencegahan dan 75% 30%
pengendalian
rs_ekadrg@yahoo.co.id
23
rs_ekadrg@yahoo.co.id
24
Tabel 4.3 Target Kinerja Pelayanan Pasien Askes RSUD Meuraxa Kota
Banda Aceh 2010 -2014
PROYEKSI ASKES
VARIABEL
2010 2011 2012 2013 2014
IGD RSUM 2.569 3.071 3.616 3.854 4.092
Rawat jalan
Pagi 8.438 10.086 11.877 12.659 13.441
Sore 958 958 1.261 1.311 1.311
IRNA RSUM
Klas II 884 1.025 1.281 1.362 1.442
Klas I 718 854 1.068 1.135 1.202
Bersalin 216 274 341 364 386
ICU/NICU 556 706 880 938 996
Lab 9.286 11.286 13.560 14.441 15.323
Rad 3.118 4.118 5.337 5.684 6.030
kamar OK
Besar 190 270 379 402 425
Sedang 53 76 106 113 119
Fisioterapi 212 254 303 323 342
R/ 49.258 56.614 66.988 71.599 76.654
2. Strategi
Secara garis besar, strategi yang ditempuh oleh RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
untuk 5 tahun ke depan adalah:”Strategi Tumbuh (growth strategy)” dengan cara :
1. Memenuhi kebutuhan SDM dari sisi kwalitas maupun kwantitasnya sesuai
dengan standar yang berlaku.
2. Mengembangkan strategi promosi dan penggalian dana dari luar.
3. Menata kembali sistem manajemen operasional rumah sakit
rs_ekadrg@yahoo.co.id
25
B. STRATEGI PEMASARAN
Tarif baru direncanakan akan mulai berlaku pada akhir tahun 2010. Dimana tarif
ini ditetapkan berdasarkan harga satuan.
Penetapan tarif tersebut diberlakukan untuk pasien umum sedangkan pasien
jamkesmas digunakan tarif yang ditetapkan oleh departemen kesehatan.
Pelayanan bagi peserta askes, tarif yang dipergunakan berdasarkan MOU yang
sudah disetujui antara PT.Askes dan RSUD Meuraxa dalam bentuk piagam
kerjasama.
Dalam upaya peningkatan utilisasi RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh dilakukan
pengembangan produk dengan strategi sebagai berikut:
.Tabel 4.5. Pengembangan Produk Baru (Klinik)
No Produk yang dikembangkan Strategi pemasaran produk
1 Produk ini dipasarkan pada
Pelayanan klinik eksekutif terdiri dari:
segmen masyarakat
Pelayanan klinik penyakit dalam
menengah keatas, dengan
Pelayanan klinik spesialis anak
strategi promosi baik secara
Pelayanan klinik bedah
ekternal melalui media cetak,
Pelayanan klinik Obstetri ginekolog
elektronik dan internal melalui
Pelayanan klinik Gigi dan Mulut
pasien yang berkunjung ke RS
2 Rawat inap dan kamar operasi rujukan Kerja sama dokter tamu dalam
dari dokter tamu peningkatan utilisasi ruang
rawat inap dan kamar operasi
rs_ekadrg@yahoo.co.id
26
rs_ekadrg@yahoo.co.id
27
1 2010 10 orang Dokter ahli bedah, anak, penyakit dalam, mata, paru,
saraf, kulit, patologi klinik, tenaga administrasi (2
orang)
2 2011 10 orang Dokter ahli bedah, anak, penyakit dalam, mata, paru,
saraf, kulit, patologi klinik, tenaga administrasi (2
orang)
3 2012 10 orang 9Tenaga administrasi, 1 sarjana hukum
4 2013 10 orang Tenaga administrasi
5 2014 8 orang Tenaga Administras
Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal, strategi untuk
menghadapi peluang dengan memanfaatkan kekuatan telah ditetapkan. Untuk
menjalankan strategi secara lebih efektif selain meningkatkan jumlah dan kapasitas
SDM juga diperlukan perbaikan sistem sebagai berikut.
Tinjauan dari sisi keuangan ini dimaksudkan adalah untuk mendapat paparan lebih baik
mengenai kondisi Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh dari sisi
rs_ekadrg@yahoo.co.id
28
keuangan sehingga pada akhirnya akan saling melengkapi dengan kajian dari aspek yang
lain, seperti telah dilakukan, yakni aspek pasar. Meskipun aspek pasar didalam perhitungan
rencana strategis bisnis dilihat begitu bagus, namun dalam kenyataan sering terjadi
perbedaan dengan aspek keuangan. Didalam aspek keuangan juga dihitung besarnya
pendapatan, biaya, investasi dan lain-lain yang akan dilakukan untuk masa lima tahun yang
akan datang.
Untuk menghitung jumlah depresiasi bangunan digunakan Metode garis lurus selama
20 tahun.
Untuk menghitung jumlah depresiasi Peralatan Medis digunakan Metode garis lurus
selama 8 tahun.
Depresiasi Peralatan Kantor dan kendaraan digunakan Metode garis lurus selama 5
tahun.
Tarif untuk pasien umum didasarkan pada qanun nomor 2 tahun 2001. Untuk
perhitungan proyeksi pendapatan digunakan tarif rata-rata.
Tarif untuk pasien Askes didasarkan pada kesepakatan bersama
No:400/562/RSUM/2009. Untuk perhitungan proyeksi pendapatan digunakan tarif rata-
rata.
Tarif untuk pasien Jamkesmas didasarkan pada Manlak (Pedoman Pelaksanaan
Jamkesmas) tahun 2008. Untuk perhitungan proyeksi pendapatan digunakan tarif rata-
rata.
Untuk pelayanan yang belum ada tarifnya, digunakan tarif pembanding dari RSUD
setipe dengan RSUD Meuraxa.
Peningkatan tarif rata-rata dilakukan pada tahun 2012 berdasarkan perhitungan unit
cost sebesar 20 %. Kenaikkan tarif ini berlaku untuk pasien umum, askes dan
Jamkesmas.
Tarif Pelayanan
Saat ini tarif yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh
dibagi ke dalam 3 (tiga) golongan yaitu:
1. Tarif untuk pasien umum (out of pocket);
2. Tarif untuk pasien Askes; dan
3. Tarif untuk pasien Jamkesmas.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
29
Untuk menghitung proyeksi pendapatan pelayanan selama lima tahun ke depan, dipakai
tarif rata-rata pelayanan yang berlaku saat ini.
Pada paparan selanjutnya disampaikan mengenai dasar tarif pasien Jamkesmas untuk
setiap produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Tarif yang digunakan
disini mengacu pada : Pedoman Pelaksanaan (Manlak) Jamkesmas Depkes RI di RSUD
Meuraxa yang dijamin Pemerintah.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
30
Pada paparan selanjutnya disampaikan mengenai dasar tarif pasien Umum untuk setiap
produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Tarif yang digunakan disini
berdasarkan tarif yang berlaku terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota
Banda Aceh .
rs_ekadrg@yahoo.co.id
31
Proyeksi Laporan Operasional terdiri dari proyeksi pendapatan dan proyeksi biaya yang
dikeluarkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh untuk melakukan
aktivitas pelayanan.
Proyeksi pendapatan;
Proyeksi pendapatan yang akan diperoleh BLU terdiri dari :
1. Jasa Layanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai imbalan atas
pemberian pelayanan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya;
rs_ekadrg@yahoo.co.id
32
Hasil pendapatan dari jasa layanan ini merupakan hasil dari perkalian dari
rencana pemasaran dan tarif yang diberlakukan. Masing-masing proyeksi
pendapatan dari jasa layanan dibedakan berdasarkan cara pembayaran.
2. Hibah tidak terikat dan atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau
badan lain;
3. Hasil Kerjasama BLU dengan pihak lain yang diperoleh dari kerjasama
operasional, sewa menyewa dan usaha lainnya yang tidak berhubungan
langsung dengan tugas pokok dan fungsinya; dan atau
4. Penerimaan yang bersumber dari APBN/APBD.
5. Pendapatan lain yang sah.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
33
rs_ekadrg@yahoo.co.id
34
Proyeksi Biaya
1. Biaya Variabel
Biaya-biaya yang dikeluarkan rumah sakit secara langsung untuk melayani satu orang
pasien atau satu jenis pelayanan rumah sakit.
Untuk biaya variabel dipersentasekan dari besarnya tarif yang berlaku untuk masing-
masing pelayanan.
2. Biaya Tetap
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang tidak berhubungan langsung
dengan pelayanan rumah sakit.
Untuk biaya variabel, dikelompokkan antara pasien Askes, pasien Jamkesmas dan pasien
Umum. Untuk biaya tetap tidak ada pengelompokkan karena biaya tetap yang dikeluarkan oleh
rumah sakit dinikmati oleh semua unsur pelayanan.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
35
rs_ekadrg@yahoo.co.id
36
Biaya Tetap
Tabel 7.10 Proyeksi Biaya Tetap
Biaya 2010 2011 2012 2013 2014
Biaya Gaji& Tunjangan 7,812,886,190 8,869,373,339 10,031,509,203 11,309,858,653 12,716,043,045
Biaya Gaji Tenaga Honor 1,615,460,000 1,777,006,000 1,954,706,600 2,150,177,260 2,365,194,986
ATK 369,926,805 406,919,485 447,611,433 492,372,577 541,609,834
Biaya Langganan 836,396,755 920,036,430 1,012,040,073 1,113,244,080 1,224,568,488
Biaya Pemeliharaan 529,467,312 582,414,043 640,655,448 704,720,992 775,193,091
Biaya Program SPM 1,203,379,400 728,152,600 681,348,600 1,098,987,600 529,747,600
Biaya Program sistem 700,000,000 115,000,000 100,000,000
Biaya Program
peningkatan kompetensi 140,000,000 140,000,000 110,000,000 130,000,000 100,000,000
Biaya lain-lain 856,221,300 941,843,430 1,036,027,773 1,139,630,550 1,253,593,605
Untuk Laporan Proyeksi Operasional dapat dilihat pada tabel Laporan proyeksi operasional
(Lampiran 3). Dilihat dari pendapatan jasa layanan, Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa dalam
kondisi Defisit.
(Jika RSUD Meuraxa beroperasi dalam kondisi defisit, maka diperlukan pendapatan dari APBD,
APBN, Hibah dan pendapatan lainnya yang sah)
Berdasarkan tabel biaya operasional diketahui bahwa biaya operasional yang harus
dikeluarkan oleh RSUD Meuraxa pada setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan
proyeksi peningkatan jumlah kunjungan pada setiap pelayanan yang ada pada RSUD Meuraxa.
Dapat dilihat juga bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan pasien umum lebih tinggi
dibandingkan pasien Jamkesmas dan Askessos , hal tersebut dikarenakan : Proyeksi kenaikan
jumlah kunjungan pada pasien umum lebih banyak dari pasien Jamkesmas dan askessos.
Selain melayani pasien umum yang berasal dari kota Banda Aceh juga melayani pasien yang
berasal dari Aceh Besar ,dan jumlah pelayanan yang dilakukan pada pasien umum lebih
banyak dikarenakan adanya pengembangan beberapa produk baru, yang tidak dilayani pada
pasien jamkesmas dan Askessos.
Jumlah Biaya yang dikeluarkan untuk pasien Jamkesmas lebih banyak dibandingkan dengan
pasien askessos hal tersebut dikarenakan, proyeksi kunjungan pasien jamkesmas lebih banyak
rs_ekadrg@yahoo.co.id
37
dibandingkan dengan pasien askessos, serta jangkauan pelayanan pasien Jamkesmas lebih
banyak dibandingkan dengan pasien askessos.
Kondisi kepegawaian pada RSUD Meuraxa, selain memiliki tenaga pegawai tetap (PNS), juga
dibantu oleh tenaga honorer ,kontrak,sukarela, hal tersebut berdampak kepada peningkatan
biaya tetap pada setiap tahunnya.
Dari tabel laporan operasional diketahui biaya pegawai merupakan biaya yang paling besar
dikeluarkan, hal tersebut dikarenakan komposisi kepegawaian kita tidak sesuai dengan
kebutuhan, akibat perekrutan pegawai yang tidak sesuai dengan Analisis Kebutuhan SDM.
Biaya pegawai seyogyanya dapat ditekan dengan mengefesiensikan tenaga yang ada.
Guna lebih mudah melihat perbandingan antara pendapatan dari jasa layanan dan biaya rumah
sakit dapat dilihat pada Grafik berikut ini:
Rp14,000,000,000
Rp12,000,000,000
Rp10,000,000,000
Pendapatan Pasien UMUM
Rp8,000,000,000
Biaya Variabel Pasien
Umum
Rp6,000,000,000
Rp4,000,000,000
Rp2,000,000,000
Rp-
2010 2011 2012 2013 2014
Rp25,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp15,000,000,000
Pendapatan Pasien
Jamkesmas
Biaya Variabel Pasien
Rp10,000,000,000 Jamkesmas
Rp5,000,000,000
Rp-
2010 2011 2012 2013 2014
rs_ekadrg@yahoo.co.id
38
Rp10,000,000,000
Rp8,000,000,000
Pendapatan Pasien
Rp6,000,000,000 Askesos
Biaya Variabel Pasien
Askesos
Rp4,000,000,000
Rp2,000,000,000
Rp-
2010 2011 2012 2013 2014
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada program jamkesmas dan Askessos jumlah
pendapatan lebih banyak dibandingkan dengan biaya, hal ini dikarenakan tarif yang
diberlakukan pada program ini sudah disesuaikan dengan pedoman pelaksanaan Jamkesmas
dari Departemen kesehatan, sedangkan pada pelayanan umum lebih tinggi biaya dari pada
pendapatan, hal ini dikarekan tarif yang diberlakukan tidak sesuai dengan standar unit costnya
mengacu pada Qanun nomor 2 tahun 2000 dimana tarif dalam Qanun tersebut masih sangat
rendah.
Rp25,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp15,000,000,000
Rp10,000,000,000
Rp5,000,000,000
Rp-
2010 2011 2012 2013 2014
Namun secara total pendapatan dan biaya untuk semua program pelayanan di Rumah Sakit
Umum Daerah Meuraxa dalam kondisi defisit sehingga subsidi dari pemerintah daerah dan
atau Hibah sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan yang bagus bagi masyarakat di
Kota Banda Aceh.
rs_ekadrg@yahoo.co.id
39
Salah satu laporan keuangan yang ada di Rencana Strategi Bisnis adalah proyeksi arus kas.
Proyeksi arus ini untuk melihat kondisi kas rumah sakit apakah dalam kondisi positif atau
negatif. Walaupun di atas sudah disebutkan kondisi operasional RS dalam keadaan defisit,
maka jumlah subsidi dan bantuan dari donor/hibah dalam bentuk kas dapat dilihat dalam
proyeksi arus kas (Lampiran 4).
Proyeksi neraca.
Tabel 7.11 Proyeksi Neraca RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh 2010-2014
URAIAN 2010 2011 2012 2013
I. ASET
A. Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 4,141,004 3,493,697 2,738,704 429,339
Persediaan
Jumlah Aset Lancar 4,141,004 3,493,697 2,738,704 429,339
B. Aset Tetap
Tanah 5,553,511,000 5,553,511,000 5,553,511,000 5,553,511,000
Bangunan 20,270,976,345 20,283,481,445 28,795,986,545 28,808,491,645
Peralatan Medis 5,060,788,650 5,353,138,650 5,581,494,650 6,286,994,650
Kendaraan 1,636,200,000 1,636,200,000 1,636,200,000 1,636,200,000
II. KEWAJIBAN
EKUITAS
Ekuitas pemerintah 29,822,148,006 29,103,180,113 38,071,283,683 38,168,053,966
Donasi 15,000,000,000 15,000,000,000 15,000,000,000 15,000,000,000
Surplus & Defisit (13,445,858,996) (14,706,506,303) (17,597,261,296) (19,759,570,661)
XI. Penutup
rs_ekadrg@yahoo.co.id
40
Demikian Rencana Strategi Bisnis (RSB) RSUD Meuraxa yang telah kami susun sebagai
salah satu persyaratan untuk penetapan RSUD menerapkan PPK-BLUD sesuai dengan
PP No 23 tahun 2005 dan UU No 1 tahun 2003 serta Permendagri No 61 tahun 2007.
RSB ini memuat kajian strategis dan prediksi bisnis RS untuk 5 tahun kedepan,
dengan memperhatikan asumsi makro dan mikro.
Beberapa indikator keberhasilan pelaksanaan juga telah ditetapkan sebagai
target yang harus dicapai. Untuk implementasi RSB tersebut dibutuhkan komitmen
tinggi, kerja keras, dedikasi, loyalitas dari seluruh jajaran RS.
rs_ekadrg@yahoo.co.id