Anda di halaman 1dari 40

RENCANA STRATEGIS BISNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA

KOTA BANDA ACEH


Tahun 2010 - 2014

I. RINGKASAN EKSEKUTIF
Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh (RSU Meuraxa) berdiri sejak tahun
1997 dan sejak tahun 2003 diusulkan menjadi RS tipe C. Saat ini RS Meuraxa
menghadapi masalah klasik dalam memberikan pelayanan, mulai dari masalah di level
mikro manajemen hingga masalah pada supra sistem RS. Paket regulasi keuangan
daerah terkait dengan PPK BLUD menjadi angin segar yang memberi peluang RSU
Meuraxa untuk memperbaiki sistem manajemen operasionalnya, meningkatkan mutu
pelayanan dan pada akhirnya ikut berkontribusi terhadap peningkatan status kesehatan
masyarakat Kota Banda Aceh.
Visi RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh adalah “menjadi pusat pelayanan kesehatan
prima yang islami”, sedangkan misinya adalah Memberikan Pelayanan secara
Profesional dan Islami, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit,
Meningkatkan kualitas dan Kesejahteraan SDM, dan Menciptakan Lingkungan dan
Budaya Kerja yang Sehat dan Islami. Untuk menjalankan misi dan mencapai visi
tersebut, kekuatan yang dimiliki oleh RSU Meuraxa saat ini adalah lokasinya yang
strategis, kemampuan manajerial yang baik serta penguasaan terhadap teknologi
kedokteran yang cukup baik untuk RS tipe C. Dari sisi eksternal, RSU Meuraxa
memiliki peluang yang cukup besar, terutama karena adanya dukungan dari
stakeholders (owner) dan peluang untuk bekerjasama dengan lembaga asing dalam
meningkatkan kapasitas SDM yang memang masih rendah.
Dengan banyaknya peluang dan kekuatan yang dimiliki, RSU Meuraxa bertekad untuk
memenuhi standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan sebagai indikator
keberhasilan pada fase awal ini. Beberapa indikator pelayanan penting terkait dengan
keselamatan pasien, seperti angka infeksi nosokomial dan pengendalian infeksi pasca
operasi merupakan beberapa indikator yang diprioritaskan untuk dicapai sebaik
berbagai indikator lainnya. Selain itu, berbagai peluang dan kekuatan ini menempatkan
RSU Meuraxa pada posisi agresif yang memungkinkan untuk memilih strategi tumbuh
dan berkembang.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan utilisasi fasilitas pelayanan, RSU Meuraxa
mentargetkan pertumbuhan jumlah kunjungan pasien di IGD dan Rawat Jalan rata-rata
lebih dari 10% per tahun. Di Rawat Inap pertumbuhan pasien ini bahkan ditargetkan
lebih dari 15% per tahun. Selain itu, sesuai dengan banyaknya idle capacity yang saat
ini masih terjadi, RSU Meuraxa juga merencanakan pengembangan beberapa produk
pelayanan baru seperti senam untuk ibu hamil dan pijat bayi, serta beberapa pelayanan
non klinik.
Mengingat kebanyakan pasien RSU Meuraxa adalah pasien yang berasal dari
masyarakat tidak mampu, maka untuk lima tahun kedepan RSU meuraxa
menyediakan kapasitas yang cukup besar untuk menampung mereka jika
membutuhkan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan komposisi masyarakat dan pasien
di RSU Meuraxa, maka diperkirakan lebih dari 80% pasien rawat jalan akan berasal
dari keluarga tidak mampu. Sedangkan pasien rawat inap diperkirakan jumlah yang
tidak mampu mencapai 40% dari total pasien yang akan dilayani. Konsekuensi dari hal
ini adalah tejadinya ketidakseimbangan pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan RS
untuk melayani masyarakat. Dalam hal ini, diperkirakan akan terjadi fluktuasi defisit
antara Rp 13 M dan Rp 20 M. Untuk menutupi defisit tersebut agar tidak mengurangi
mutu pelayanan, maka RSU Meuraxa membutuhkan subsidi dari pemerintah (daerah
maupun pusat) serta dari pihak lain yang memiliki perhatian terhadap masalah
pelayanan kesehatan di RSU Meuraxa.
Selain kebutuhan akan subsidi, RSU Meuraxa juga memiliki target dalam hal kinerja
keuangan, dimana pendapatan dari kegiatan operasional diperkirakan Rp 10M pada
tahun pertama dan meningkat hingga mencapai Rp 22 M pada tahun kelima.
Pendapatan operasional ini diharapkan akan menjadikan RS mampu dalam memenuhi
kebutuhan operasionalnya sendiri, terutama yang terkait langsung dengan upaya
peningkatan mutu serta untuk melakukan inovasi pelayanan.
2

II. RENCANA ORGANISASI


A. LATAR BELAKANG
1. Sejarah singkat berdirinya organisasi

Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh adalah Rumah
sakit milik pemerintah Kota Banda Aceh. Awalnya sebuah Yayasan yang disebut
Yayasan Meuraxa membuat suatu gedung untuk kegiatan umum masyarakat di
Kecamatan Meuraxa diatas tanah hibah. Pada awal tahun 1997, gedung beserta
tanah seluas 1,5 Ha diserahkan ke Pemerintah Kota Banda Aceh untuk dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan umum. Walikota mencanangkan gedung tersebut
sebagai RSU Meuraxa Kota Banda Aceh dengan berkapasitas 86 tempat tidur.
Tsunami Desember 2004 meluluh lantakkan RSU Meuraxa yang terletak di
Desa Ulelhe Kecamatan Meuraxa dan sekaligus melumpuhkan kegiatan
pelayanan.
Tanggal 9 Maret 2005 atas bantuan NGO lokal (Mitra Peduli), RSU
Meuraxa kembali melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di lokasi
sementara pada kompleks Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Jl. Kulu, dengan
jumlah tempat tidur sebanyak 30 tempat tidur.
Tanggal 11 November 2007 atas bantuan 2 negara yaitu Austria dan
Honggaria, Rumah Sakit Umum Meuraxa yang baru dengan areal tanah seluas 3,5
Ha dan luas bangunan 1,5 Ha, dengan kapasitas 126 tempat tidur diresmikan
penggunaannya.

2. Landasan Hukum Berdirinya RS


Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh ditetapkan melalui Surat
Gubernur Daerah Istimewa Aceh Nomor: 445/653/1997 tanggal 20 September
1997. Berdasarkan surat Walikota Banda Aceh nomor 4741/10009/2003 tanggal 8
Oktober 2003 diusulkan penetapan RSU Meuraxa sebagai RSU kelas C .
Dalam pelaksanaan tugas RSU Meuraxa Kota Banda Aceh mengacu
kepada Qanun (Perda) Kota Banda Aceh Nomor 02 tahun 2008 yang memuat
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSU Meuraxa Kota Banda Aceh.
Berdasarkan Qanun tersebut, sebutan Rumah Sakit Umum Meuraxa menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa selanjutnya disingkat RSUD Meuraxa. RSUD
Meuraxa dipimpin oleh direktur dan dibantu oleh 3 Kepala Bidang dan 1 kepala
bagian yaitu: kepala bidang pelayanan medik, Kepala bidang penunjang medik dan
kepala bidang keperawatan serta 1 kepala bagian kesekretariatan

3. Tujuan Utama BLUD dalam Upaya Menghadapi Persaingan Global


Dalam mengemban visi dan misi, rumah sakit dihadapkan pada tantangan
berat seperti pergeseran pola penyakit, demografi epidemiologi, peningkatan mutu,
pemenuhan tuntutan masyarakat, kompetisi ketat, melaksanakan fungsi sosial,
menghadapi implikasi globalisasi, ekskalasi biaya kesehatan dan sebagai rumah
sakit yang juga melayani pendidikan harus melaksanakan fungsi-fungsi pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sementara disisi lain rumah

rs_ekadrg@yahoo.co.id
3

sakit dihadapkan pada keterbatasan, yaitu subsidi pemerintah yang makin


berkurang, pengelolaan yang masih diwarnai suasana “birokratis”, komitmen dan
integritas Sumber Daya Manusia yang belum optimal, sehingga rumah sakit sulit
untuk meningkatkan produktifitasnya dan berkembang. Rumah sakit memerlukan
seperangkat alat agar bisa bekerja lebih profesional dan efisien sehingga mampu
mandiri dalam pembiayaan operasional pelayanan.
Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Keuangan Badan Layanan Umum dan PERMENDAGRI 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
merupakan angin segar bagi pengelolaan perumahsakitan di Indonesia. Bagi
RSUD Meuraxa, aturan-aturan ini menjadi peluang untuk meningkatkan
profesionalisme penyelenggaraan pelayanan RS menuju kemandirian yang
diinginkan. Aturan ini memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan dan
kesempatan untuk memperbaiki efektifitas, efisiensi dan profesionalisme
pelayanan melalui penerapan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh yang berlokasi diantara
Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar menjadi tempat bagi masyarakat
dikedua daerah ini untuk mencari pelayanan kesehatan. RSUD Meuraxa harus
mampu menjawab tantangan dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan
efisien. Penerapan BLUD akan membuat RSUD Meuraxa lebih responsif dan
agresif dalam menghadapi tuntutan masyarakat dan eskalasi perubahan yang
begitu cepat dengan cara melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi yang efektif dan
efisien namun tidak meninggalkan jati dirinya dalam mengemban misi sosial dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.
B. VISI
Visi RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh adalah “MENJADI PUSAT PELAYANAN
KESEHATAN PRIMA YANG ISLAMI ”
C. MISI
Misi RSUD Meuraxa adalah:
1. Memberikan Pelayanan secara Profesional dan Islami
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
3. Meningkatkan kualitas dan Kesejahteraan SDM
4. Menciptakan Lingkungan dan Budaya Kerja yang Sehat dan Islami
Nilai Nilai ( ISLAMI)
I : Ikhlas (Memberi Pelayanan dengan Hati nurani )
S : Sakinah ( Sejahtera, nyaman )
L : Latifah (Lemah lembut)
A : Amanah (Penuh tanggung jawab)
M : Mawaddah ( Teduh, tentram, damai )
I : Ibadah ( Pengabdian )
MOTTO

rs_ekadrg@yahoo.co.id
4

MELAYANI ADALAH IBADAH, SEHAT ITU ANUGRAH


FILOSOFI
”Sehat adalah hak asasi manusia yang wajib dijaga, dipelihara dan diselamatkan
serta dilaksanakan sungguh-sungguh dengan IKHLAS oleh setiap orang tanpa
melihat perbedaan”

D. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai oleh RSUD Meuraxa secara umum adalah :
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, prima, terjangkau, sesuai standar,
bermutu yang bernuansa islami.
Tujuan Khusus:
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan dirumah sakit secara prima, terjangkau dan
bermutu kepada masyarakat.
b. Memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan pertumbuhan pelayanan
kesehatan rumah sakit
c. Mendidik tenaga kesehatan yang profesional dengan dukungan peralatan yang
memadai
d. Terwujudnya lingkungan dan budaya kerja yang sehat dan islami

III. ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS


A. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
a) Profil Pasar RSUD Meuraxa
Pangsa pasar RSUD Meuraxa dilihat dari pertumbuhan penduduk Kota Banda
Aceh dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Grafik 3. 1 Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2004-2007

300,000

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000

-
2004 2005 2006 2007

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh Tahun 2008

Tsunami tahun 2004 mengakibatkan penurunan jumlah penduduk secara drastis


dari 264.998 jiwa menjadi 177.881 jiwa. Tahun 2005 sampai dengan 2007
pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh meningkat dengan pesat rata sebesar
11,77% pertahun. Tingginya pertumbuhan tersebut dikarenakan banyak tenaga
kerja yang berdomisili di Aceh melalui kegiatan rehabilitasi- rekonstruksi Aceh
pasca Tsunami, yang menarik sangat banyak pendatang untuk bermukim

rs_ekadrg@yahoo.co.id
5

sementara di Kota Banda Aceh. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ini adalah
pertumbuhan penduduk semu.
Diperkirakan bahwa pertumbuhan setinggi ini hanya bersifat sementara, dan di
tahun 2010 yang merupakan tahun awal perencanaan pertumbuhan penduduk
Kota Banda Aceh mencapai titik normal. Namun karena tidak ada data yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk normal, maka proyeksi pertumbuhan
penduduk Kota Banda Aceh menggunakan angka pertumbuhan penduduk nasional
sebesar 1,2% pertahun.
Berdasarkan data dari BPS Kota Banda Aceh, proporsi penduduk wanita adalah
sebesar 47,57% dan laki-laki sebesar 52,43%. Rata-rata jumlah penduduk anak-
anak sebesar 22,54% dibandingkan dengan penduduk dewasa dan tua. Dilihat dari
penyebarannya, sebagian besar penduduk bermukim di Kecamatan Kuta Alam.

Grafik 3. 2 Penyebaran Penduduk Kota Banda Aceh Sebelum dan Pasca Tsunami

60,000

50,000

40,000 Meuraxa
Jaya Baru
30,000 Banda Raya
Baiturahman
Lueng Bata
20,000 Kuta Alam
Kuta Raja
10,000 Syiah Kuala
Ule Kareng

-
2004
2005
2006
2007

Sumber: BPS Kota Banda Aceh

Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Meuraxa yang
paling banyak berkurang setelah Bencana Tsunami. Ini menunjukkan Kecamatan
Meuraxa adalah kecamatan yang paling parah terkena dampak Tsunami, sehingga
lokasi RSUD Meuraxa pun kemudian dipindahkan ke Kecamatan Banda Raya
Desa Mibo yang berdekatan dengan Kabupaten Aceh Besar. Dengan lokasi yang
baru ini RSUDM meuraxa tidak hanya fokus kepada pelayananan masyarakat Kota
Banda tapi juga sebahagian penduduk Aceh besar meliputi 7 kecamatan yaitu;
Kecamatan Indrapuri, Kecamatan Sibreh, Kecamatan Ingin Jaya, Kecamatan Darul
imarah, Kecamatan leupung dan kecamatan lok’nga.
Data tahun 2005 yang bersumber dari BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Kabupaten Aceh Besar adalah sebesar 295.696 jiwa. Jika dibandingkan dengan
penduduk Kota Banda Aceh pada tahun yang sama, maka proporsinya adalah 1 :
2,8. Pada tahun 2007 data penduduk Kabupaten Aceh Besar sebesar 307.362
jiwa.

b) Peta Pelayanan Kesehatan

rs_ekadrg@yahoo.co.id
6

Masyarakat Kota Banda Aceh mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas


kesehatan pemerintah dan fasilitas kesehatan swasta. Berikut ini adalah data
cakupan penyedia pelayanan kesehatan pemerintah Kota Banda Aceh.
Tabel 3. 1 Penyedia Pelayanan Kesehatan di Kota Banda Aceh Tahun 2008

Penyedia pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh 2008


Puskesmas sekota Banda Aceh 283,859
Umum 179,432
Askes PNS 49,847
Jamkesmas 54,580
RSU Meuraxa 22,066
Umum 16,404
Askes PNS 1,349
Jamkesmas 4,313
Sumber : Dinas kesehatan Kota Banda Aceh thn 2009

Pada tabel 3.1 di atas terlihat sarana pelayanan kesehatan pemerintah kota Banda
Aceh terdiri dari puskesmas dan RSU Meuraxa. Selain itu juga terdapat sarana
pelayanan kesehatan Pemerintah Aceh. RSU dr. Zainoel Abidin merupakan salah
satu RS Pemerintah Provinsi Aceh dan saat ini tengah mempersiapan
pengembangan kapasitas pelayanan Rawat Inap sebanyak 300 tempat tidur.
Sebagai RS Pendidikan dan pusat rujukan tertinggi di Provinsi Aceh, diharapkan
RS Zainoel Abidin akan menjadi salah satu rujukan bagi pasien-pasien RSUD
Meuraxa. Selain itu, untuk meningkatkan utilisasi fasilitas pelayanan klinik yang
ada, RSUD Meuraxa akan bekerjasama dengan RS dr. Zainoel Abidin dan
Fakultas Kedokteran Universyitah Syiah Kuala melalui program Jejaring
Pendidikan.
Matriks berikut ini menunjukkan posisi RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
dibandingkan dengan RS lainnya. Dari data tersebut terlihat bahwa masyarakat
Aceh kelas bawah yang membutuhkan pelayanan kesehatan cenderung
menggunakan puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sederhana.
Jika segmen ini membutuhkan pelayanan lebih canggih, maka RS pemerintah
(RSUD Meuraxa atau RS dr. Zainoel Abidin) menjadi pilihannya.

Matriks 3.1. Segmen Pasar dan Teknologi yang Dikuasai oleh RS di Kota Banda
Aceh
Kemampuan Level Teknologi RS

rs_ekadrg@yahoo.co.id
Puskes
mas
7

Ekonomi Pengguna Sederhana Sedang Canggih

Rendah

RSU Meuraxa RSU Zainoel


Abidin
RS
Sedang Khus
us RS Umum
Swast Swasta
a
Tinggi

Masyarakat yang lebih mampu secara ekonomi cenderung memilih RS swasta (RS
khusus atau umum) yang banyak tersebar di Kota Banda Aceh. Hal ini karena tarif
di RS swasta umumnya lebih mahal dibandingkan dengan RS pemerintah. Namun
jika sistem pembiayaan dengan JKA (Jaminan Kesehatan Aceh) telah
diberlakukan, dimana masyarakat boleh memilih menggunakan pelayanan
kesehatan swasta atau pemerintah, maka diperkirakan market share RS swasta
akan meningkat dari saat ini. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing
RSUD Meuraxa perlu memperbaiki sistem manajemen dan kualitas pelayanan
serta membuatnya berbeda dibandingkan pesaing. Tanpa diferensiasi yang jelas,
RSUD Meuraxa hanya akan mendapatkan “pasar sisa” dari yang telah dilayani
oleh pesaing-pesaingnya.

c) Sumber Pendanaan RSUD Meuraxa

Anggaran Pemerintah Kota Banda Aceh untuk pendanaan RSUD Meuraxa


menunjukkan trend yang meningkat dari tahun 2007 sampai tahun 2009 sebesar
1,56% - 3,90% dari total APBD kota Banda Aceh . Pada tahun 2008 walaupun
APBD Pemerintah Kota banda Aceh mengalami penurunan RSUD Meuraxa tetap
mendapatkan peningkatan anggaran pada tahun tersebut. Kondisi ini menunjukkan
komitmen Pemerintah Kota Banda Aceh cukup besar terhadap pemenuhan
peningkatan kegiatan pelayanan di RSUD meuraxa.

Grafik 3. 3 Trend Anggaran Pemerintah Kota Banda Aceh untuk RSUD Meuraxa
Tahun 2007 – 2009
(dalam Juta Rupiah)

rs_ekadrg@yahoo.co.id
8

550,000

540,000

530,000

520,000
APBD RS Meuraxa
510,000 APBD Kota Banda Aceh
532,046
527,267
500,000

490,000 500,040

480,000

470,000
2007 2008 2009

Sumber: DPA SKPD RSUD Meuraxa 2007-2009

Anggaran lain yang diterima oleh RSUD Meuraxa Pasca Tsunami beRSUDmber
Hibah Pemerintah Austria dan Honggaria berupa pembangunan Gedung RS yang
baru. APBN (BRR) berupa pembangunan fasilitas Pendukung Rumah sakit
(Rumah Dinas, Gudang farmasi, ruang rawat klas I, Klas II dan IT). APBN/Dana
Tugas Perbantuan untuk pemenuhan peralatan ruang rawat klas I dan Klas II dan
Dana Otsus untuk pembangunan fisik sarana pendukung RS lainnya. Di satu sisi
Anggaran ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Banda Aceh untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan di RS. Namun disisi lain data ini juga
menunjukkan bahwa APBD Kota Banda Aceh hampir merupakan sumber dana
satu-satunya bagi RSUD Meuraxa selain pendapatan operasional.

d) Analisis Ketersediaan Tenaga Medis di Kota Banda Aceh

Berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010, rasio dokter per 100.000 penduduk
yang menjadi target adalah 40. Artinya 1 dokter diharapkan melayani 2.500
penduduk. Di Kota Banda Aceh, 1 dokter rata-rata melayani lebih dari 7.000
penduduk. Dari sini terlihat bahwa beban tenaga medis sangat tinggi. Namun
beban tersebut sebagian dapat dikurangi dengan adanya tenaga medis yang
bekerja di level provinsi, dimana para tenaga medis ini dapat diakses pula oleh
seluruh masyarakat Banda Aceh. Yang perlu diperhatikan adalah level kasus yang
ditangani, karena tenaga medis di level provinsi – dalam hal ini yang bekerja di
RSU dr. Zainoel Abidin diharapkan akan fokus pada penanganan kasus dengan
kompleksitas tinggi. Sedangkan tenaga medis di level kabupaten/kota diharapkan
fokus pada penanganan kasus medium.

Tabel 3. 2 Jenis Tenaga Kesehatan yang Tersedia di fasilitas Kesehatan Pemerintah Kota
Banda Aceh

rs_ekadrg@yahoo.co.id
9

No Rincian 2005 2006 2007 2008


1 Kedokteran 16 42 42 28
2 Sarjana Keperawatan - 2 4 2
3 Sarjana Kesmas 2 35 60 69
4 Sarjana farmasi/Apoteker - 1 1 1
5 Sarjana Non Kesehatan 11
6 D3 Perawat 20 51 48 37
7 D3 Bidan 11 84 95 38
8 D3 Gizi 7 14 11 10
9 D3 Sanitasi 4 13 17 14
10 ATRO/ATEM 1 1
11 D1 Gizi 3 3
12 D1 Sanitasi 28 13 8

Sumber: Dinas kesehatan Kota banda Aceh

Tenaga kesehatan lain juga masih sangat kurang. Sebagai contoh, rasio apoteker
per 100.000 penduduk menurut target Indonesia Sehat adalah 10, sedangkan Kota
Banda Aceh hanya memiliki 1 orang tenaga apoteker. Kota Banda Aceh juga
belum memiliki beberapa jenis tenaga kesehatan, seperti APRO, Analis Kesehatan,
dan APK.

B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL


Secara garis besar, kegiatan di RSUD Meuraxa dapat dikelompokkan menjadi kegiatan
atau aktivitas utama yaitu aktivitas pelayanan, dan aktivitas pendukung.
1. Aktifitas Pelayanan
a) Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dan Gawat Darurat
Secara umum, sebagian besar pasien yang datang ke RSUD Meuraxa melalui
instalasi rawat jalan adalah pasien Umum. Pola yang terlihat pada grafik 3.4
menunjukkan adanya trend peningkatan pasien rawat jalan dari tahun 2007 sampai
2008 sebesar 28,9%. Trend jumlah kunjungan pasien jamkes rata-rata sebesar
104%.

Grafik 3. 4 Komposisi Pasien Rawat Jalan di RSUD Meuraxa


Tahun 2006 – 2008

rs_ekadrg@yahoo.co.id
10

35,000

30,000

25,000 5,567

20,000 1,802
0 1,686

31,446 Pasien Jamkesmas


15,000
Pasien Askes
Pasien Umum
10,000 20,378
21,531
5,000 0
0
2006
2007
2008

Pada tahun 2006 kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi masalah kesehatan


pasca Tsunami adalah menggratiskan pelayanan kesehatan di institusi pemerintah
melalui program Asuransi Kesehatan miskin (Askeskin). Pada bulan Mei tahun
2007 kebijakan tersebut tidak diberlakukan lagi, masyarakat yang tidak mampu
berobat diwajibkan mengurus kartu askeskin atau surat kesehatan miskin dari
desa. Kondisi ini secara umum mengurangi angka kunjungan pasien rawat jalan
(2007) sebesar 31% dari total kunjungan pada tahun 2006. Kondisi ini diikuti juga
dengan perpindahan RSUD Meuraxa pada bulan Oktober 2007 ke lokasi baru yang
turut mempengaruhi kunjungan pasien.
Pada Grafik 3.4 juga terlihat komposisi pengguna pelayanan kesehatan di
Rumah sakit umum meuraxa didominasi oleh pasien Umum, diikuti oleh pasien
Jamkesmas dan Askes. Tingginya jumlah pasien umum dikarenakan biaya berobat
rawat jalan sebesar Rp. 3.500.- (tiga ribu lima ratus) untuk pemeriksaan dokter
umum dan Rp. 5.500.- (lima ribu lima ratus) untuk pemeriksaan dokter ahli beserta
pemberian obat. Dibandingkan dengan tarif untuk golongan pasien yang lain, tarif
untuk pasien umum ini lebih rendah.

Grafik 3. 5 Kunjungan Pasien Rawat Jalan per Poliklinik

rs_ekadrg@yahoo.co.id
11

PENY. DALAM
2352 3219 2394 4194 7683 6891 BEDAH
2009
KES.ANAK
OBGIN
KB
1194 3147 1694 3223 7142 6718 SARAF
2008 THT
MATA
GIGI & MULUT
UMUM
88 3675 665 3197 7098 3781
2007 IGD
KULIT & KELAMIN
JANTUNG
PARU
541 5797 654 3544 11496 3057 GIZI
2006
FISIOTERAPI
PSIKOLOG
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
Sumber : data Rekam Medik 2006-2009

Pada grafik 3.5 telihat jumlah kunjungan terbesar pasien rawat jalan adalah Poli
Umum diikuti oleh IGD, poli Gigi dan Poli anak.
Penyakit terbanyak pada instalasi rawat jalan dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
Grafik 3. 6 Sepuluh penyakit terbanyak Instalasi Rawat Jalan

2008 2009
PENYK.KULIT & JARINGAN SUBKUTAN LAINNYA PENYAKIT PULPA & PERIAPIKAL
GASTRITIS & DUODENITIS FARINGITIS AKUT
ARTITIS REUMATOID INFLUENZA
DIABETES MELITUS GASTRITIS & DUODENITIS
PENYAKIT PULPA & PERIAPIKAL 2008 2009
PENYK.HIPERTENSI LAINNYA
DIARE
DIABETES MELITUS
PENYK.HIPERTENSI LAINNYA
DIARE
DISPEPSIA
DISPEPSIA
DEMAM YANG SEBABNYA TIDAK DIKETAHUI
ISPA
ISPA
DEMAM YANG SEBABNYA TIDAK DIKETAHUI

0 100 200 300 400 500 600

Gambaran Grafik 3.6 diatas terlihat ada perbedaan gambaran pola penyakit. Data
tahun 2009 diambil pada periode Januari sampai April.

2008 2009
GASTRITIS
GASTRITIS
DEMAM BERDARAH DENGUE
DEMAM BERDARAH DENGUE
Grafik 3. 7 Sepuluh Kasus TerbanyakHIPERTENSI
IGD
HIPERTENSI
PENYAKIT SUSUNAN SARAF LAINNYA
PENYAKIT SUSUNAN SARAF LAINNYA 2009
DISPEPSIA
DISPEPSIA 2008
rs_ekadrg@yahoo.co.id PENYAKIT SISTEM CERNA LAINNYA
PENYAKIT SISTEM CERNA LAINNYA
PENYAKIT SISTEM NAFAS LAINNYA
PENYAKIT SISTEM NAFAS LAINNYA DIARE
DIARE KECELAKAAN LALU LINTAS
KECELAKAAN LALU LINTAS DEMAM YANG SEBABNYA TIDAK DIKETAHUI
OBS. FEBRIS 0 100 200 300 400 500 600
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
12

b) Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

Admission rate di RSUD Meuraxa tahun 2006 sangat rendah, yaitu 4%. Hal ini
disebabkan karena kondisi gedung RSUD Meuraxa pada saat itu yang sementara
masih meminjam gedung Dinas Kesehatan. Tahun 2007 admission ini meningkat
menjadi 6% setelah RSUD Meuraxa mulai menempati gedung baru di lokasinya
saat ini. Tahun 2008 admission rate menjadi 11%.
BOR Tahun 2008 menurut catatan RS hanya mencapai 30%. Angka ini sangat
rendah dibandingkan dengan dan menunjukkan utilisasi fasilitas rawat inap RSUD
Meuraxa masih sangat rendah. Namun hal ini terjadi karena BOR di beberapa
fasilitas tertenu (misalnya ICU) yang memang sangat rendah. Jika dilihat lebih
spesifik, BOR untuk ruang perawatan sebenarnya cukup tinggi yaitu 90% untuk
ruang rawatan klas I dan Klas II. Tingginya BOR pada ruangan ini karena telah
terjalinya kerja sama dengan PT. Askes dalam perawatan pasien PNS, pensiunan
dan keluarga.
Dari total pasien yang masuk ke rawat inap tahun 2008. Pasien lebih banyak
dirawat di kelas IIII karena RSUD Meuraxa tempat tidur yang terbatas pada ruang
rawatan klas I (6 tt) dan Klas II (8 tt). Trend jumlah pasien masuk dan hari
perawatan ditunjukkan melalui grafik berikut.

Grafik 3. 8 Jumlah Pasien Masuk Rawat Inap dan Hari Rawatan

rs_ekadrg@yahoo.co.id
13

9573.7

3,407
2934.0
2481.4

1,176 1,304

2006 2007 2008

Pasien masuk Hari rawatan

Sumber: Data Internal RSUD Meuraxa diolah

c) Pelayanan di Instalasi Penunjang

Kegiatan operasi di Rumah Sakit Umum Meuraxa yang terbesar adalah operasi
dengan kategori besar dan sedang. Kegiatan Operasi tersebut terbatas pada
Operasi Mata, Kebidanan dan Bedah Umum. Untuk jenis kegiatan tersebut operasi
mata dengan kasus diagnosa katarak yang paling banyak dilakukan dikamar
operasi diikuti oleh kegiatan operasi pada kasus-kasus dibedah umum dan sectio
di bidang kebidanan.

Grafik 3. 9 Jenis Tindakan di Kamar Operasi Tahun 2007 – 2009


450

400

350

300
kecil
250 Sedang
Besar
200 Khusus

150

100

50

Sumber: Laporan Kegiatan OK RSUD Meuraxa 2007 – 2009

Berdasarkan data di buku Sensus Harian OK, pada periode September 2007
hingga Desember 2008 rata-rata terdapat 26 kali operasi dalam setiap bulannya.
Sebagian besar pasien adalah wanita dan berasal dari kelompok umur lebih dari
39 tahun. Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak 71% pasien operasi berasal dari
segmen Jamkesmas. Kondisi ini bertolak belakang dengan komposisi pasien di
Instalasi Rawat Jalan, Rawat Darurat maupun IRNA, dimana pasien dari segmen
Umum lah yang terbanyak. Kondisi ini terjadi akibat sosial ekonomi masyarakat

rs_ekadrg@yahoo.co.id
14

pengguna layanan RSUD meuraxa lebih banyak yang kurang mampu dan adanya
pemikiran biaya operasi cukup tinggi sehingga mereka berupaya untuk mengurus
biaya pelayanan kesehatan dengan menggunakan kepersertaan jamkesmas.
Sedangkan untuk rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap biayanya relatif lebih
kecil.

Jika ditelusuri lebih jauh, kasus terbanyak di OK adalah Katarak yang jumlahnya
mencapai 40% dari total kasus operasi yang tercatat pada periode tersebut di atas.
Selebihnya adalah kasus-kasus bedah umum yang beragam, seperti hernia,
apendicitis dan sebagainya. Oleh karena itu, dokter spesialis yang paling aktif
melakukan tindakan operatif adalah spesialis mata. hal ini karena untuk operasi
mata, peralatan yang tersedia di RSUD Meuraxa sangat memadai, dokter mata
dalam program jejaring pendididikan lebih banyak mengarahkan pasien untuk
operasi di RSUD Meuraxa tidak perlu antri mengingat belum banyaknya kegiatan
operasi yang lain. Grafik berikut ini menggambarkan jenis kasus di OK.

Grafik 3. 10 Jenis Kasus di Kamar Operasi RSUD Meuraxa, September 2007 –


Desember 2008

Katarak 157

Lainnya 154

Hernia 28

Abortus 14

APP 13

FAM 13

CPD 11

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Sumber: Data OK diolah

Angka kunjungan pasien di IRJA, IGD, IRNA serta utilisasi OK tentunya


berpengaruh pada intensitas kegiatan di pelayanan penunjang seperti laboratorium
dan radiologi. Namun ternyata angka pemeriksaan laboratorium di RSUD Meuraxa
juga tergolong masih rendah, yaitu hanya 10,6%. Artinya dari 100 hari pasien
hanya ada sekitar 11 pemeriksaan lab. Padahal jika dibandingkan dengan kasus
terbanyak di IRJA dan IGD saja, seharusnya jumlah ini jauh lebih banyak.
Demikian juga dengan utilisasi radiologi, masih tergolong rendah. Namun
demikian, di tahun 2008 terjadi peningkatan yang signifikan terhadap utilisasi
Instalasi Radiologi. Hal ini karena telah dilakukan pemeriksaan lab dan radiologi
untuk calon jemaah haji.

Grafik 3. 11 Jumlah Pemeriksaan Laboratorium, Radiologi & Fisioterapi di


RSUD Meuraxa Tahun 2007 – 2008

rs_ekadrg@yahoo.co.id
15

Sumber: Data Internal diolah

Sebaliknya, terjadi peningkatan yang signifikan pada angka kunjungan fisioterapi


dari hanya 12 kunjungan di tahun 2007 menjadi 189 kunjungan di tahun berikutnya.
Meskipun angka utilisasi ini belum optimal, namun masih banyak peluang untuk
meningkatkannya di tahun-tahun mendatang.
Grafik 3. 12 Jumlah Resep Dilayani di RSUD Meuraxa Tahun 2007 – 2008

70,000

60,000

50,000

40,000

30,000

20,000

10,000

- Jumlah pasien R/
IGD IRNA IRJA

Sumber: Data Internal diolah

Instalasi Farmasi merupakan salah satu unit pendukung untuk menjadikan


pelayanan klinik di RS menjadi komprehensif. Intensitas kegiatan di Instalasi
Farmasi akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya intensitas kegiatan di instalasi-
instalasi pelayanan lainnya. Berdasarkan data yang ada, terjadi peningkatan
jumlah R/ per pasien IGD dari 2 di tahun 2006 menjadi 7 di tahun 2008. Di Instalasi
rawat inap jumlah ini meningkat dari rata-rata 5 R/ menjadi 10 R/ per hari rawat
pasien. Ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan jumlah R/ yang jauh lebih
banyak dibandingkan dengan peningkatan jumlah pasien.

2. Aktivitas Pendukung
a) Budaya Organisasi
 Secara keseluruhan ada orientasi melaksanakan tugas sesuai dengan
jobnya, jika diberikan tugas tambahan diluar job kerja agak sulit dikerjakan.
Jika diberikan tugas tambahan harapannya adalah ada tambahan reward
dalam hal pendapatan yang diharapkan.
 Disiplin kurang baik.

rs_ekadrg@yahoo.co.id
16

 Team work lintas instalasi masih kurang, sementara Team work di dalam
intalsi cukup kuat.

b) Struktur Organisasi
RSU Meuraxa Banda Aceh memiliki Struktur organisasi yang jelas dan
mengacu pada Qanun Kota Banda Aceh No. 02 Tahun 2008, beberapa unit kerja
sudah memiliki uraian tugas secara tertulis.
Kesesuaian beban kerja pada masing-masing bidang dan sub bidang perlu
mendapat perhatian dari segi proporsi tenaga sehingga uraian tugas yang
ditetapkan dalam struktur tersebut dapat terakomodir dengan baik.

c) Sumber Daya Keuangan


Sumber keuangan RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh diperoleh dari APBD Kota
Banda Aceh yang diperuntukkan pada kegiatan pelayanan operasional dan gaji
pegawai. Sumber-sumber lain untuk pemenuhan fasilitas rumah sakit diperoleh
dari anggaran APBN, DAK , anggaran Otonomi Khusus dan hibah.
Penerimaan yang bersumber dari pasien umum disetor langsung ke kas daerah.
Sedangkan penerimaan dari jasa pelayanan pasien yang ditanggung oleh pihak
ketiga (jamkesmas dan Askes PNS) dapat dipergunakan langsung untuk
memenuhi kegiatan pelayanan pada kelompok tersebut.
Pengelolaan anggaran keuangan yang bersumber dari APBD dikelola oleh
bagian keuangan RSUD Meuraxa dan pengelolaan pendapatan lain dilakukan oleh
kepanitiaan yang dibentuk khusus dan bertanggungjawab langsung kepada
direktur.
Dengan pemberlakuan RSUD Meuraxa menjadi BLUD pengelolaan anggaran
pendapat lainnya tersebut dikelola pada bagian keuangan.
Sistem pengelolaan RSUD Meuraxa saat ini masih menggunakan sistem cash
basis dimana piutang belum dapat dimasukkan sebagai pendapatan. dengan
perubahan RS menjadi BLUD sistem keuangan akan menjadi accrual basis.
Sistem pencatatan penerimaan dari pasien dilakukan oleh kasir yang terdapat
di dua tempat yang terpisah dan dilakukan penggabungan pada setiap sore hari.
Pencatatan pendapatan lain yang diperoleh dari kegiatan lain seperti pembakaran
limbah medis, pendidikan dan pelatihan dilakukan terpisah dan dikelola oleh
masing-masing bagian.
RS memiliki banyak potensi pendapatan diluar pelayanan kesehatan pada
pasien, Namum belum ada payung hukum mengatur mengenai pendapatan
tersebut.
Secara umum sistem pengelolaan keuangan belum mampu menghasilkan
informasi keuangan secara tepat mengingat masih belum terpusatnya pencatatan
pendapatan rumah sakit dan masih manualnya sistem pencatatan harian rumah
sakit.

rs_ekadrg@yahoo.co.id
17

Pada Tahun 2005 dan 2006 RSUD Meuraxa tidak mempunyai pendapatan
karena semua pelayanan kepada pasien digratiskan. Pada bulan Mei 2007 sesuai
dengan qanun nomor : 2 tahun 2003 walikota mengeluarkan intruksi untuk
menerapkan kembali tarif pelayanan di RSUD Meuraxa
Tabel 3.3 Jumlah Pendapatan dan Biaya 4 tahun terakhir
RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
NO Pendapatan 2005 2006 2007 2008
1 UMUM Rp - Rp - Rp 156.432.401 Rp 419.141.522
2 JAMKESMAS Rp 277.755.000 Rp 855.628.500 Rp 675.802.500 Rp 1.773.415.253
3 ASKES SOS Rp - Rp - Rp - Rp 176.279.000
  Total Rp 277.757.005 Rp 855.630.506 Rp 832.236.908 Rp 2.368.837.783
No Biaya 2005 2006 2007 2008
1 UMUM Rp - Rp - Rp 8.294.350.179 Rp 10.150.863.061
2 JAMKESMAS Rp 400.875.510 Rp 855.728.500 Rp 568.069.963 Rp 1.568.211.001
3 ASKES SOS Rp - Rp - Rp - Rp -
  Total Rp 400.875.510 Rp 855.728.500 Rp 8.862.420.142 Rp 11.719.074.062

Berdasarkan tabel diatas terjadi kenaikan pendapatan yang sangat


signifikan dari hasil pelayanan pada pasien jamkesmas. Hal ini didorong oleh
kebijakan pemerintah pusat mengenai pembiayanaan kesehatan untuk masyarakat
miskin.
Pendapatan yang berasal dari pasien umum meningkat dari tahun ketahun
dan melampaui target yang ditetapkan.
Pelayanan pasien Askessos dimulai pada bulan juni tahun 2008. Sampai
dengan bulan Oktober tahun 2009 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan
tahun 2008.

d) Sumber Daya Manusia


Tenaga di rumah sakit berjumlah 461 orang, terdiri dari 2 kelompok yaitu
kelompok administrasi dan kelompok fungsional. Tenaga administrasi diperlukan
disetiap ruangan untuk menjamin kontinuitas pencatatan dan perekapan laporan,
sehingga didapat data-data laporan yang lengkap dan tersedia tepat waktu. Namun
pada kenyataanya jumlah tenaga administrasi sangat kurang sehingga tenaga
fungsional yang ada diperbantukan sebagai tenaga administrasi. Hal ini berdampak
pada kwalitas pencatatan dan pelaporan tidak tepat waktu.

Pada kelompok fungsional RSUD meuraxa masih memerlukan tambahan


untuk dokter spesialis anak, bedah dan penyakit dalam. Saat ini, ketenagaan yang
ada didapatkan melalui kontrak kerja. Penambahan dokter spesialis akan
mempengaruhi utilisasi rumah sakit baik di rawat jalan, rawat inap, maupun di
instalasi penunjang.

Sistem remunerasi berbasis kinerja belum dilaksanakan, perlu dibuat sistem


remunerasi yang baik untuk menjamin tenaga yang mempunyai prestasi dan
kinerja yang baik mendapatkan tambahan penghasilan sehingga menimbulkan

rs_ekadrg@yahoo.co.id
18

budaya kerja berbasis kinerja dan akan meningkatkan kesejahteraan pegawai


RSUD Meuraxa.

e) Sumber Daya Informasi


Saat ini RSUD Meuraxa sudah memiliki sistem billing dan pencatatan pasien
yang terkomputerisasi berupa sistem informasi kepegawaian, keuangan, apotik.
Tetapi sistem tersebut belum dapat digunakan secara terintegrasi antara satu
ruangan dengan ruangan yang lain. Keadan tersebut disebabkan antara lain;
kompetensi petugas belum memadai dalam menjalankan aplikasi dan aplikasi
program belum terintegrasi, Kondisi ini mengakibatkan pencatatan kurang akurat,
pelaporan dan pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lama.
Secara keseluruhan perlu dilakukan penataan kembali terhadap sistem
informasi yang akan diterapkan termasuk operator yang akan menggunakan
sistem tersebut.

f) Sumber Daya Teknologi


Teknologi non medik yang dimiliki oleh RSUD Meuraxa berupa; Insenerator,
Pengolahan air limbah (water treatment proces) dimana peralatan tersebut masih
berfungsi secara teknis namun belum pernah dilakukan pemeriksaan sesuai
dengan persyaratan yang berlaku. Menyangkut hasil olahannya apakah ramah
lingkungan atau tidak.
Penyediaan air mengandalkan suplai air dari PDAM yang ditampung melalui
bak penampungan air. Dimana suplai air dialirkan menggunakan sistem pompa
yang disedot dari bak. Kondisi ini mempengaruhi tingkat kebutuhan listrik dan umur
pompa. Dimana membutuhkan arus listrik yang besar dan tingkat kerusakan mesin
pompa tinggi ketika air dialirkan melalui kran-kran air.
Peralatan laundry berupa mesin cuci dan pengering serta mesin strika masih
berfungsi dengan baik. Tetapi penggunaanya belum memenuhi kapasitas normal.
mengingat belum banyaknya bahan linen yang akan dicuci dilihat dari utilisasi linen
oleh pasien dirumah sakit.
Peralatan di instalasi gizi masih banyak yang belum dipergunakan, kondisi ini
juga terjadi karena utilisasi pasien masih kurang.
RSUD Meuraxa mempunyai satu buah genset dengan kapasitas 450 KVa
yang mampu menghidupkan seluruh kapasitas rumah sakit dan memliki 1 Ups di
ruang Operasi yang mampu bertahan selama 3 jam.

g) Sumber Daya Fasilitas Fisik (Bangunan dan Peralatan)


Bangunan RSUD Meuraxa didirikan akhir tahun 2006 dan dipergunakan pada
oktober 2007. Kondisi gedung bantuan Austria dan Honggaria pada saat ini secara
umum baik, walaupun di beberapa bagian seperti plafon, cat, pintu dan jendela
memerlukan pemeliharaan.
Kondisi bangunan lain seperti gedung rawat klas I dan Klas II serta gudang farmasi
bantuan BRR perlu Renovasi dan perbaikan.

rs_ekadrg@yahoo.co.id
19

Awalnya RSUD Meuraxa tidak mempunyai master plan fisik. Setelah terbangunnya
rumah sakit bantuan Austria dan Honggaria barulah master plan dibuat.
Pembangungan gedung-gedung tambahan tersebut disesuaikan dengan master
plan rumah sakit. Pentahapan pembangunan ini dikarenakan keterbatasan
anggaran, sehingga beberapa gedung yang telah dibangun masih belum bisa
diakses secara baik karena belum mempunyai koridor penghubung dengan
gedung utama.
Ketiadaan koridor penghubung mempengaruhi alur pelayanan baik dari alur
pelayanan pasien, maupun alur pelayanan penunjang seperti pendistribusian
makanan, obat, dan lain-lain.
Pada tahap awal pengoperasian rumah sakit, petunjuk arah telah sesuai dengan
tempat yang akan dituju. Dalam perjalannya terjadi perubahan tempat pelayanan
kesehatan tetapi penujuk arah belum disesuaikan.

C. ANALISIS SWOT

Kekuatan (Strengths)
Kekuatan yang dimiliki RS adalah:
a. Struktur Organisasi
b. Jumlah SDM yang mencukupi
c. Sarana dan prasarana
d. Lokasi Strategis
e. Komitmen untuk memajukan RS
f. Kemampuan manajerial yang sudah cukup baik.
g. Kerja sama (MOU) dalam peningkatan kwalitas SDM

Kelemahan (Weakness)

a. Kualitas dan Spesifikasi SDM.


b. Tarif rendah
c. Budaya kerja
d. Kapasitas Gedung yang besar berpotensi menimbulkan inefisiensi operasional
e. Pemeliharaan sarana dan prasarana
f. Sistem Informasi manajemen
g. Marketing

Peluang (Opportunity)

a. Undang-undang rumah sakit yang mengatur Bahwa Rumah Sakit harus menjadi
BLUD.

rs_ekadrg@yahoo.co.id
20

b. Dukungan stake holder dalam hal regulasi atas ketersediaan anggaran jaminan
pemeliharaan kesehatan

c. Dukungan stake holder dalam pengembangan RSUD Meuraxa

d. Kepercayaan pasien

e. Desentralisasi, otonomi khusus, regulasi pemerintah pusat dan daerah

f. Letak geografis yang strategis berbatasan dengan kabupaten Aceh Besar.

g. Sosial Budaya

h. Tehnologi Kesehatan

i. Bantuan Asing untuk capacity building RSUD Meuraxa.

Ancaman (Threat)

a. Kompetitor

b. Tuntutan Masyarakat

c. Kemauan dan Kemampuan Membayar

d. Politik dan Keamanan

e. Sumber PAD.

D. ASUMSI-ASUMSI
ASUMSI MAKRO
- Market share RSUD Meuraxa sebesar 9% pada tahun 2010 dan
diasumsikan naik setiap tahunnya pada kondisi dimana tidak adanya
penambahan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
- Tersedianya anggaran APBN, DAK, Otsus akan meningkatkan pemenuhan
teknologi kesehatan.
- Berjalannya jaminan sistem pemeliharaan kesehatan masyarakat Aceh
melaui program JKA pada tahun 2010

ASUMSI MIKRO
- Ketersedian tenaga spesialis tetap 4 besar bisa ditingkatkan dari 1 menjadi
2 untuk setiap bidang spesialisasi dan spesialisasi penunjang masing-
masing 1 bidang.
- RSUD Meuraxa dapat mengimplentasikan PPK-BLUD pada tahun 2010
- Ketersedian bahan logistik RS terpenuhi
- Tersedianya tenaga administratif secara proporsional untuk mendukung
kelancaran pelayanan.
- Terpenuhinya segala aspek dalam target pencapaian Standar Pelayanan
Minimal.

rs_ekadrg@yahoo.co.id
21

- Diberlakukannya tarif baru pada akhir tahun 2010.

E. ISU STRATEGIS/ISU PENGEMBANGAN


a) Dukungan stake holder tinggi dalam peningkatan pelayanan pada RSUD Meuraxa
menjadi pelayanan yang terstandar (terakreditasi).
b) Adanya peluang untuk meningkatkan utilisasi RS sebagai pelayanan kesehatan
dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan baik propinsi maupun Kota
Banda Aceh namum SDM rumah sakit masih kurang dari segi kwalitas dan
kwantitas pada bidang-bidang tertentu.
c) Letak geografis dan lokasi RS yang strategis dan berbatasan dengan kabupaten
Aceh Besar berpeluang untuk dapat meningkatkan utilisasi rumah sakit dimana
tingkat kepercayaan masyarakat untuk mempergunakan fasilitas RS tergolong baik
serta memperluas cakupan pelayanan kesehatan di RSUD Meuraxa dengan
dukungan tersedianya jalur-jalur transportasi umum yang melawati RSUD
Meuraxa.
d) Terdapat peluang kerjasama antara stake holder dengan pihak luar/bantuan Asing
dalam peningkatan kemampuan SDM pada situasi politik dan keamanan yang baik.
e) Kemampuan manajerial yang baik dalam pengelolaan rumah sakit didukung oleh
stake holder diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.

f) Penggunaan teknologi kesehatan dalam mengatasi masalah peningkatan


pelayanan pada masyarakat.

IV. RENCANA PEMASARAN


A. SASARAN, TARGET DAN STRATEGI
1. Sasaran, indikator dan Target Volume Kegiatan Tahun 2010 – 2014
a) Sasaran yang ingin dicapai oleh RSUD Meuraxa adalah
 Mewujudkan RSU Meuraxa Kota Banda Aceh sebagai rumah sakit
pusat rujukan Kota Banda Aceh dan wilayah lainnya yang unggul dan
kompetitif.
 Menjadikan RSU Meuraxa Kota Banda Aceh sebagai tempat
pendidikan kedokteran & kesehatan yg mampu menghasilkan SDM
yang profesional.
 Masyarakat puas dengan pelayanan di RSU Kota Banda Aceh.
 Tersedianya sarana, prasarana, sumber daya manusia, dan sumber
dana yang dapat menunjang mutu pelayanan.
 Mewujudkan budaya kerja yang profesional dengan cara
peningkatan disiplin dalam aktivitas sehari-hari.
 Mewujudkan pelayanan ISLAMI yaitu Ikhlas, Sakinah, Latifah,
Akurat, Mawwadah dan Ibadah
 Menerapkan sistem penghargaan dan sanksi (Reward and
Punishment)

rs_ekadrg@yahoo.co.id
22

b) Indikator penilaian kinerja RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh tahun 2010 –
2014 yang ditetapkan dengan berbasis pada Balanced Scorecard adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.1. Indikator Penilaian Kinerja RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
berbasis Balanced Score Card
Perspektif No Indikator Asal Target saat ini
SDM 1 Kemampuan IGD 100% 93%
menangani life
saving anak dan
dewasa di Gawat
Darurat
  2 Pemberian IGD 100% 39%
pelayanan kegawat
daruratan yang
bersertifikat ATLS /
BTLS / ACLS /
PPGD
  3 Pemberian IRJA 100% 85%
pelayanan di klinik
spesialis
  4 Pemberi pelayanan IRNA 100% 91%
di Rawat Inap
  5 Pemberi Pelayanan Persalinan dan 100% 90%
persalinan dengan Perinatologi
tindakan operasi
  6 Kemampuan Persalinan dan 100% 75%
menangani BBLR < Perinatologi
1500 gr - 2500 gr
  7 Pemberi pelayanan Persalinan dan 100% 27%
unit intensif Perinatologi
  8 Tim PPI Pencegahan dan 75% 30%
pengendalian

  9 Tenaga satuan   100% 75%


pengamanan
memiliki sertifikat
Satpam
1 Waktu tanggap IGD ≤5 3,36
Pelayanan Dokter menit menit
Proses di Gawat Darurat
2 Kematian Pasien ≤ IGD 2/1000 5/1000
24 jam di Gawat
  Darurat
3 Kejadian infeksi IRNA <1,5 % **
  pasca operasi
4 Angka kejadian IRNA <1,5 % **
  Infeksi Nosokomial
5 Kematian pasien > BEDAH SENTRAL < 0,24 % 0,99%
  48 jam
6 Waktu tunggu hasil Rontgen ≤ 3 jam 5 jam
pelayanan thorak
  foto
7 Kejadian kegagalan Rontgen ≤ 2% 4%
  pelayanan rontgen
8 Waktu tunggu hasil Laboratorium ≤ 140 ≤ 180
pelayanan menit menit
  laboratorium
9 Penulisan resep FARMASI 100% 70%
  sesuai formularium
10 Karyawan yang Administrasi ≥ 60% 15,28%
mendapat pelatihan Manajemen
minimal 20 jam
  pertahun
11 Cost recovery Administrasi ≥ 40% 25%
  Manajemen
12 Ketepatan waktu Administrasi 100% 0%
penyusunan Manajemen
  laporan keuangan

rs_ekadrg@yahoo.co.id
23

13 Tersedianya APD Pencegahan 60% 0%


(Alat Pelindung pengendalian infeksi
  Diri)
14 Terlaksananya Pencegahan 75% 0%
kegiatan dan pengendalian infeksi
pencatatan
pelaporan infeksi
nosokomial di
  rumah sakit
15 Tenaga satuan PELAYANAN 100% 75%
pengemanan KEAMANAN
memiliki sertifikat
  satpam
1 Kepuasan IRJA ≥ 90% 80,70%
KepuasanPelangga Pelanggan pada
n rawat jalan
2 Kepuasan Persalinan dan 80% 100%
  pelanggan Perinatologi
3 Kepuasan lab patologi klinik ≥ 80% 100%
  pelanggan
Keuangan 1 Ketepatan waktu Administrasi 100% 0%
penyusunan Manajemen
laporan keuangan
  2 Kecepatan waktu Administrasi ≤ 2 jam ≤ 2 jam
pemberian Manajemen
informasi tentang
tagihan pasien
rawat inap

c) Target Kinerja Pelayanan untuk Pasien Umum

Tabel 4.2 Target Kinerja Pelayanan Pasien Umum RSUD Meuraxa


Kota Banda Aceh 2010 -2014
Proyeksi Umum
Variabel
2010 2011 2012 2013 2014
IGD RSUM 5.039 6.024 7.093 7.560 8.027
Rawat jalan          
Pagi 16.552 19.785 23.297 24.831 26.365
Sore 1.880 1.880 2.474 2.572 2.572
IRNA RSUM          
Klas III 7.801 9.855 12.324 13.097 13.870
Klas II 1.734 2.010 2.514 2.671 2.829
Klas I 1.408 1.675 2.095 2.226 2.358
Bersalin 423 537 669 714 758
ICU/NICU 1.090 1.385 1.727 1.840 1.954
Isolasi 528 671 836 891 946
Lab 18.214 22.139 26.599 28.327 30.056
Rad 6.117 8.078 10.469 11.149 11.829
kamar OK          
Besar 373 530 742 788 833
Sedang 105 149 208 221 234
Fisioterapi 415 498 595 633 671
Jumlah R/ 96.622 111.050 131.399 140.444 150.359
PRODUK BARU          
Senam ibu hamil 880 1.320 1.320 1.320 1.320
Pijat bayi 880 1.320 1.320 1.320 1.320
Total cucian 3.919 4.484 5.140 5.359 5.577
Tempat Penitipan anak 165 165 165 165 165
Makan minum penunggu 571 725 904 964 1.023
pasien

rs_ekadrg@yahoo.co.id
24

d) Target Kinerja Pelayanan untuk Pasien Askes

Tabel 4.3 Target Kinerja Pelayanan Pasien Askes RSUD Meuraxa Kota
Banda Aceh 2010 -2014
PROYEKSI ASKES
VARIABEL
2010 2011 2012 2013 2014
IGD RSUM 2.569 3.071 3.616 3.854 4.092
Rawat jalan          
Pagi 8.438 10.086 11.877 12.659 13.441
Sore 958 958 1.261 1.311 1.311
IRNA RSUM          
Klas II 884 1.025 1.281 1.362 1.442
Klas I 718 854 1.068 1.135 1.202
Bersalin 216 274 341 364 386
ICU/NICU 556 706 880 938 996
Lab 9.286 11.286 13.560 14.441 15.323
Rad 3.118 4.118 5.337 5.684 6.030
kamar OK          
Besar 190 270 379 402 425
Sedang 53 76 106 113 119
Fisioterapi 212 254 303 323 342
R/ 49.258 56.614 66.988 71.599 76.654

e) Target Kinerja Pelayanan untuk Pasien Jamkesmas

Tabel 4.4 Target Kinerja Pelayanan Pasien Jamkesmas RSUD


Meuraxa Kota Banda Aceh 2010 -2014
PROYEKSI JAMKESMAS
VARIABEL
2010 2011 2012 2013 2014
IGD RSUM 2.273 2.717 3.199 3.409 3.620
Rawat jalan Pagi 7.464 8.923 10.507 11.198 11.890
IRNA RSUM          
Klas III 3.518 4.444 5.558 5.907 6.255
Bersalin 191 242 302 322 342
ICU/NICU 492 625 779 830 881
Isolasi 238 302 377 402 427
kamar OK          
Besar 150 220 310 330 350
Sedang 42 62 87 93 98
Lab 8.099 9.869 11.842 12.621 13.401
Rad 2.711 3.595 4.658 4.964 5.271
Fisioterapi 180 218 259 277 294
R/ 39.124 45.630 53.343 57.366 61.837

2. Strategi
Secara garis besar, strategi yang ditempuh oleh RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
untuk 5 tahun ke depan adalah:”Strategi Tumbuh (growth strategy)” dengan cara :
1. Memenuhi kebutuhan SDM dari sisi kwalitas maupun kwantitasnya sesuai
dengan standar yang berlaku.
2. Mengembangkan strategi promosi dan penggalian dana dari luar.
3. Menata kembali sistem manajemen operasional rumah sakit

rs_ekadrg@yahoo.co.id
25

4. Peningkatan capasity building medis, paramedis dan penunjang medis.

B. STRATEGI PEMASARAN

1. Kebijakan Tarif Pelayanan

Tarif baru direncanakan akan mulai berlaku pada akhir tahun 2010. Dimana tarif
ini ditetapkan berdasarkan harga satuan.
Penetapan tarif tersebut diberlakukan untuk pasien umum sedangkan pasien
jamkesmas digunakan tarif yang ditetapkan oleh departemen kesehatan.
Pelayanan bagi peserta askes, tarif yang dipergunakan berdasarkan MOU yang
sudah disetujui antara PT.Askes dan RSUD Meuraxa dalam bentuk piagam
kerjasama.

2. Pengembangan Produk Baru (Program Klinik)

Dalam upaya peningkatan utilisasi RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh dilakukan
pengembangan produk dengan strategi sebagai berikut:
.Tabel 4.5. Pengembangan Produk Baru (Klinik)
No Produk yang dikembangkan Strategi pemasaran produk
1 Produk ini dipasarkan pada
Pelayanan klinik eksekutif terdiri dari:
segmen masyarakat
Pelayanan klinik penyakit dalam
menengah keatas, dengan
Pelayanan klinik spesialis anak
strategi promosi baik secara
Pelayanan klinik bedah
ekternal melalui media cetak,
Pelayanan klinik Obstetri ginekolog
elektronik dan internal melalui
Pelayanan klinik Gigi dan Mulut
pasien yang berkunjung ke RS
2 Rawat inap dan kamar operasi rujukan Kerja sama dokter tamu dalam
dari dokter tamu peningkatan utilisasi ruang
rawat inap dan kamar operasi

Selain pengembangan produk berbasis klinik. Produk lain yang dikembangkan


adalah produk non klinik sebagai berikut:
Tabel 4.6. Pengembangan produk Non Klinik
No Produk yang dikembangkan Strategi pemasaran produk
1 Senam ibu hamil Produk ini dipasarkan bagi
pengunjung poliklinik
kebidanan dan kandungan
2 Pijat bayi produk ini dipasarkan bagi ibu
yang mempunyai bayi umur 1
bln - 1 thn

rs_ekadrg@yahoo.co.id
26

3 Cucian (Loundry) Pemasaran produk ditujukan


kepada keluarga/pasien pada
ruang rawat inap.
4 Tempat Penitipan anak Pemasaran produk ditujukan
kepada pegawai RS yang
mempunyai balita dan pegawai
lainnya yang berdekatan
dengan lingkungan RS
5 Makan minum penunggu pasien Pemasaran produk ditujukan
kepada keluarga/pasien pada
ruang rawat inap.

V. RENCANA MANAJEMEN RSUD Meuraxa TAHUN 2010 – 2014

A. KONDISI MANAJEMEN DAN STAF


Secara umum kondisi manajemen dalam konteks kwantitas dan variasi
pendidikan formal untuk jenjang S2 berjumlah 14 yang terdiri dari 7 (tujuh) orang
Master Administrasi Rumah Sakit dan 7 (tujuh) orang Master di bidang Kesehatan.
Sebahagian besar tenaga ini memperkuat kegiatan manajemen dalam pengelolaan
rumah sakit.
Staf di rumah sakit terdiri dari staf pada kegiatan pelayanan dan staf pada
kegiatan administrasi. Staf di bidang pelayanan ( pelayanan rawat inap dan pelayanan
rawat jalan) dari segi jumlah sudah mencukupi dilihat dari target utilisasi rumah sakit
sampai dengan tahun 2012.
Staf untuk kegiatan administrasi memerlukan perhatian baik dari segi proses
maupun karirnya. Pada bidang ini tenaga administrasi lebih didominasi oleh tenaga
fungsional kesehatan yang beralih fungsi ( diperbantukan ) menjadi tenaga
administrasi. Beralihnya fungsi ini potensial berisiko terjadinya disfungsi tugas pokok
dan fungsinya sebagai tenaga fungsional kesehatan.
Dalam tatanan yang ideal seharusnya kegiatan administrasi diisi oleh staf /tenaga
non fungsional atau tenaga administrasi yang latar belakang pendidikannya
disesuaikan dengan kegiatan administrasi yang dibutuhkan.
Dalam hal pengangkatan seseorang dalam suatu jabatan di RSUD Meuraxa
belum melalui proses pengawasan oleh Baperzakat sehingga pengembangan karier
bagi tenaga yang ada di manajemen tidak memiliki kejelasan. Hal tersebut berdampak
pada kinerja staf dan pengembangan sistem karier di RSUD Meuraxa.

B. PROYEKSI KEBUTUHAN SDM

Untuk melaksanakan strategi dan mencapai target kinerja pelayanan, kebutuhan


pengembangan SDM diproyeksikan sebagai berikut.
a) Kebutuhan Tenaga Tambahan

Tabel 5.1. Kebutuhan Tenaga RSUD Meuraxa Tahun 2010 - 2014


No Tahun Volume Jenis Tenaga

rs_ekadrg@yahoo.co.id
27

1 2010 10 orang Dokter ahli bedah, anak, penyakit dalam, mata, paru,
saraf, kulit, patologi klinik, tenaga administrasi (2
orang)
2 2011 10 orang Dokter ahli bedah, anak, penyakit dalam, mata, paru,
saraf, kulit, patologi klinik, tenaga administrasi (2
orang)
3 2012 10 orang 9Tenaga administrasi, 1 sarjana hukum
4 2013 10 orang Tenaga administrasi
5 2014 8 orang Tenaga Administras

b) Kebutuhan Peningkatan Kompetensi (lampiran 1. Tabel: Kebutuhan Peningkatan


Kompetensi)

C. PROYEKSI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN SUB SISTEM

Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal, strategi untuk
menghadapi peluang dengan memanfaatkan kekuatan telah ditetapkan. Untuk
menjalankan strategi secara lebih efektif selain meningkatkan jumlah dan kapasitas
SDM juga diperlukan perbaikan sistem sebagai berikut.

Tabel 5.2. Kebutuhan Pengembangan sistem


No Sistem & sub system Penanggung jawab

1 Sistem informasi Akuntansi Keuangan


2 Sistem renumerasi Mob. Dana
3 Sistem informasi manajemen Sekretariat
4 Sistem Reward and Punishment Kepegawaian
5 Sistem pengembangan karir Kepegawaian
6 Sistem Pemeliharaan sarana dan prasarana Penunjang medic

D. STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN SDM DAN SUB SISTEM

Untuk memenuhi kebutuhan SDM dan pengembangan sistem–sub sistem, maka


strategi yang ditempuh adalah :
1. Membenahi sistem manajemen SDM dalam upaya meningkatkan
efektifivitas kerja pegawai di RSUD Meuraxa.
2. Menguatkan leadership di manajemen dan fungsional dalam rangka
menningkatkan profesionalisme.
3. Memperbaiki sistim manajemen nonklinik lainnya dalam rangka
mewujudkan visi pelayanan prima yang islami.
4. Memperbaiki alur pelayanan.

VI. PROGRAM TAHUN 2010 – 2014 (TERLAMPIR)

VII. RENCANA KEUANGAN

Tinjauan dari sisi keuangan ini dimaksudkan adalah untuk mendapat paparan lebih baik
mengenai kondisi Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh dari sisi

rs_ekadrg@yahoo.co.id
28

keuangan sehingga pada akhirnya akan saling melengkapi dengan kajian dari aspek yang
lain, seperti telah dilakukan, yakni aspek pasar. Meskipun aspek pasar didalam perhitungan
rencana strategis bisnis dilihat begitu bagus, namun dalam kenyataan sering terjadi
perbedaan dengan aspek keuangan. Didalam aspek keuangan juga dihitung besarnya
pendapatan, biaya, investasi dan lain-lain yang akan dilakukan untuk masa lima tahun yang
akan datang.

VIII. ASUMSI KEUANGAN


Pada penghitungan proyeksi keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda
Aceh digunakan asumsi-asumsi keuangan. Asumsi keuangan ini digunakan karena unsur
ketidakpastian masa yang akan datang dan atau akibat dari tidak tersediaan data yang ada
pada rumah sakit. Asumsi keuangan yang digunakan pada pembuatan Rencana Strategis
Bisnis (RSB) Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh adalah sebagai
berikut:

 Untuk menghitung jumlah depresiasi bangunan digunakan Metode garis lurus selama
20 tahun.
 Untuk menghitung jumlah depresiasi Peralatan Medis digunakan Metode garis lurus
selama 8 tahun.
 Depresiasi Peralatan Kantor dan kendaraan digunakan Metode garis lurus selama 5
tahun.
 Tarif untuk pasien umum didasarkan pada qanun nomor 2 tahun 2001. Untuk
perhitungan proyeksi pendapatan digunakan tarif rata-rata.
 Tarif untuk pasien Askes didasarkan pada kesepakatan bersama
No:400/562/RSUM/2009. Untuk perhitungan proyeksi pendapatan digunakan tarif rata-
rata.
 Tarif untuk pasien Jamkesmas didasarkan pada Manlak (Pedoman Pelaksanaan
Jamkesmas) tahun 2008. Untuk perhitungan proyeksi pendapatan digunakan tarif rata-
rata.
 Untuk pelayanan yang belum ada tarifnya, digunakan tarif pembanding dari RSUD
setipe dengan RSUD Meuraxa.
 Peningkatan tarif rata-rata dilakukan pada tahun 2012 berdasarkan perhitungan unit
cost sebesar 20 %. Kenaikkan tarif ini berlaku untuk pasien umum, askes dan
Jamkesmas.

Tarif Pelayanan
Saat ini tarif yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh
dibagi ke dalam 3 (tiga) golongan yaitu:
1. Tarif untuk pasien umum (out of pocket);
2. Tarif untuk pasien Askes; dan
3. Tarif untuk pasien Jamkesmas.

rs_ekadrg@yahoo.co.id
29

Untuk menghitung proyeksi pendapatan pelayanan selama lima tahun ke depan, dipakai
tarif rata-rata pelayanan yang berlaku saat ini.

Tarif Pasien Askes


Pada paparan selanjutnya disampaikan mengenai dasar tarif pasien Askes untuk setiap
produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Tarif yang digunakan disini
mengacu pada tarif kesepakatan antara PT Askes dengan RSU Daerah Meuraxa Kota
Banda Aceh .

Tabel 7.1 Tarif Rata-Rata Askes (Dalam Rupiah)

TARIF RATA-RATA ASKES


VARIABEL
2010 2011 2012 2013 2014
120%
IGD RSUM 15,000 15,000 18,000 18,000 18,000
Rawat jalan -
Pagi 10,000 10,000 12,000 12,000 12,000
IRNA RSUM - - - -
Klas II 130,000 130,000 156,000 156,000 156,000
Klas I 150,000 150,000 180,000 180,000 180,000
Bersalin 400,000 400,000 480,000 480,000 480,000
ICU/NICU 350,000 350,000 420,000 420,000 420,000
Lab 27,500 27,500 33,000 33,000 33,000
Rad 50,000 50,000 60,000 60,000 60,000
kamar OK - - - -
Besar 6,552,000 6,552,000 7,862,400 7,862,400 7,862,400
Sedang 2,500,000 2,500,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
Fisioterapi 65,000 65,000 78,000 78,000 78,000
R/ 49,258 49,258 59,110 59,110 59,110
Sumber: data internal diolah

Tarif Pasien Jamkesmas

Pada paparan selanjutnya disampaikan mengenai dasar tarif pasien Jamkesmas untuk
setiap produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Tarif yang digunakan
disini mengacu pada : Pedoman Pelaksanaan (Manlak) Jamkesmas Depkes RI di RSUD
Meuraxa yang dijamin Pemerintah.

rs_ekadrg@yahoo.co.id
30

Tabel 7.2 Tarif Rata-Rata Jamkesmas (Dalam Rupiah)

TARIF RATA-RATA JAMKESMAS


VARIABEL
2010 2011 2012 2013 2014
120%
IGD RSUM 15,000 15,000 18,000 18,000 18,000
Rawat jalan Pagi 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000
IRNA RSUM - - - -
Klas III 75,000 75,000 75,000 75,000 75,000
Bersalin 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000
ICU/NICU 350,000 350,000 350,000 350,000 350,000
Isolasi 75,000 75,000 75,000 75,000 75,000
kamar OK - - - -
Besar 2,200,000 2,200,000 2,200,000 2,200,000 2,200,000
Sedang 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
Kecil 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000
Lab 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000
Rad 36,000 36,000 36,000 36,000 36,000
Fisioterapi 75,000 75,000 75,000 75,000 75,000
R/ 62,100 62,100 62,100 62,100 62,100
Sumber: data internal

Tarif Pasien Umum

Pada paparan selanjutnya disampaikan mengenai dasar tarif pasien Umum untuk setiap
produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Tarif yang digunakan disini
berdasarkan tarif yang berlaku terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota
Banda Aceh .

Tabel 7.3 Tarif Rata-Rata Pasien Umum (Dalam Rupiah)

rs_ekadrg@yahoo.co.id
31

TARIF RATA-RATA UMUM


VARIABEL
2010 2011 2012 2013 2014
120%
IGD RSUM 4,500 4,500 5,400 5,400 5,400
Rawat jalan -
Pagi 3,500 3,500 4,200 4,200 4,200
Sore 60,000 60,000 72,000 72,000 72,000
IRNA RSUM - - - -
Klas III 43,000 43,000 51,600 51,600 51,600
Klas II 79,500 79,500 95,400 95,400 95,400
Klas I 105,000 105,000 126,000 126,000 126,000
Bersalin 135,000 135,000 162,000 162,000 162,000
ICU/NICU 155,750 155,750 186,900 186,900 186,900
Isolasi 43,000 43,000 51,600 51,600 51,600
Lab 11,206 11,206 13,447 13,447 13,447
Rad 45,833 45,833 55,000 55,000 55,000
kamar OK - - - -
Besar 898,650 898,650 1,078,380 1,078,380 1,078,380
Sedang 719,083 719,083 862,900 862,900 862,900
Fisioterapi 7,500 7,500 9,000 9,000 9,000
Jumlah R/ 145 145 174 174 174
PRODUK BARU - - - -
Senam ibu hamil 15,000 15,000 18,000 18,000 18,000
Pijat bayi 15,000 15,000 18,000 18,000 18,000
Total cucian 4,500 4,500 5,400 5,400 5,400
Tempat Penitipan anak 250000 250,000 300,000 300,000 300,000
Makan minum penunggu pasien 7,500 7,500 9,000 9,000 9,000
Sumber: Data internal diolah

Proyeksi Laporan Operasional

Proyeksi Laporan Operasional terdiri dari proyeksi pendapatan dan proyeksi biaya yang
dikeluarkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh untuk melakukan
aktivitas pelayanan.

Proyeksi pendapatan;
Proyeksi pendapatan yang akan diperoleh BLU terdiri dari :
1. Jasa Layanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai imbalan atas
pemberian pelayanan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya;

rs_ekadrg@yahoo.co.id
32

Hasil pendapatan dari jasa layanan ini merupakan hasil dari perkalian dari
rencana pemasaran dan tarif yang diberlakukan. Masing-masing proyeksi
pendapatan dari jasa layanan dibedakan berdasarkan cara pembayaran.
2. Hibah tidak terikat dan atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau
badan lain;
3. Hasil Kerjasama BLU dengan pihak lain yang diperoleh dari kerjasama
operasional, sewa menyewa dan usaha lainnya yang tidak berhubungan
langsung dengan tugas pokok dan fungsinya; dan atau
4. Penerimaan yang bersumber dari APBN/APBD.
5. Pendapatan lain yang sah.

Proyeksi Pendapatan Pasien Askes


Tabel 7.4 Proyeksi Pendapatan Kunjungan Pasien Askes Tahun 2010-2014
PROYEKSI ASKES
VARIABEL
2010 2011 2012 2013 2014
IGD RSUM 38,534,721 46,062,439 65,087,247 69,372,076 73,656,904
Rawat jalan - - - - -
Pagi 84,380,981 100,864,719 142,524,085 151,906,741 161,289,397
IRNA RSUM - - - - -
Klas II 114,947,072 133,211,791 199,913,749 212,455,727 224,997,705
Klas I 107,701,797 128,088,261 192,224,759 204,284,353 216,343,947
Bersalin 86,212,643 109,495,081 163,820,095 174,604,711 185,389,328
ICU/NICU 194,546,253 247,085,079 369,674,151 394,010,567 418,346,983
Lab 255,358,635 310,376,555 447,482,607 476,563,821 505,645,034
Rad 155,922,004 205,904,815 320,233,290 341,030,153 361,827,016
kamar OK - - - - -
Besar 1,247,402,798 1,768,938,363 2,975,931,172 3,157,114,434 3,338,297,696
Sedang 133,635,655 189,508,342 318,814,830 338,225,195 357,635,560
Fisioterapi 13,750,506 16,511,683 23,664,966 25,171,108 26,677,251
R/ 2,426,372,464 2,788,681,252 3,959,646,368 4,232,206,016 4,530,981,680
Total 4,858,765,528 6,044,728,380 9,179,017,318 9,776,944,902 10,401,088,502
Dari tabel di atas, untuk proyeksi pendapatan dari pasien askes mengalami kenaikan
rata-rata sebesar 22% untuk tiap tahunnya.

Proyeksi Pendapatan Pasien Jamkesmas

Tabel 7.5 Proyeksi Pendapatan Pasien Jamkesmas 2010-2014

rs_ekadrg@yahoo.co.id
33

PROYEKSI PENDAPATAN JAMKESMAS


VARIABEL
2010 2011 2012 2013 2014
IGD RSUM 34,088,407 40,747,542 57,577,180 61,367,606 65,158,031
Rawat jalan Pagi 74,644,714 89,226,482 126,078,998 134,379,040 142,679,082
IRNA RSUM - - - - -
Klas III 263,865,088 333,314,100 500,211,511 531,593,253 562,974,996
Bersalin 76,265,031 96,861,033 144,917,776 154,458,014 163,998,252
ICU/NICU 172,098,609 218,575,262 327,019,441 348,547,809 370,076,177
Isolasi 17,858,728 22,681,625 33,934,913 36,168,918 38,402,924
kamar OK - - - - -
Besar 328,984,645 483,897,411 817,492,570 871,309,802 925,127,034
Sedang 62,978,704 92,634,207 156,495,518 166,797,943 177,100,367
Lab 80,990,481 98,688,553 142,100,884 151,455,680 160,810,476
Rad 97,588,428 129,423,634 201,208,942 214,454,944 227,700,946
Fisioterapi 13,533,595 16,351,956 23,352,372 24,889,707 26,427,042
R/ 2,429,585,051 2,833,645,388 3,975,097,150 4,274,909,530 4,608,115,347
Total 3,652,481,480 4,456,047,194 6,505,487,256 6,970,332,246 7,468,570,673
Dari tabel di atas, untuk proyeksi pendapatan dari pasien Jamkesmas mengalami kenaikan rata-
rata sebesar 21% untuk tiap tahunnya.

Proyeksi Pendapatan Pasien Umum

Tabel 7.6 Proyeksi Pendapatan Pasien Umum

rs_ekadrg@yahoo.co.id
34

Proyeksi Umum (Revenue)


Variabel
2010 2011 2012 2013 2014
IGD RSUM 22,676,201 27,105,973 38,301,342 40,822,799 43,344,255
Rawat jalan - - - - -
Pagi 57,930,789 69,247,509 97,848,266 104,289,820 110,731,374
Sore 112,791,600 112,791,600 178,092,000 185,215,680 185,215,680
IRNA RSUM - - - - -
Klas III 335,452,834 423,743,664 635,921,069 675,816,814 715,712,560
Klas II 137,885,474 159,795,032 239,807,780 254,852,587 269,897,395
Klas I 147,882,852 175,875,035 263,939,380 280,498,131 297,056,881
Bersalin 57,074,428 72,487,849 108,452,053 115,591,677 122,731,300
ICU/NICU 169,816,432 215,676,764 322,682,879 343,925,762 365,168,645
Isolasi 22,703,879 28,835,249 43,141,602 45,981,703 48,821,804
Lab 204,102,383 248,076,962 357,662,730 380,906,686 404,150,643
Rad 280,359,757 370,232,696 575,804,088 613,198,448 650,592,808
kamar OK - - - - -
Besar 335,598,671 475,911,521 800,638,372 849,383,542 898,128,713
Sedang 75,397,750 106,921,336 179,876,553 190,827,956 201,779,359
Fisioterapi 3,112,171 3,737,112 5,356,124 5,697,011 6,037,899
Jumlah R/ 144,932,846 166,574,389 236,518,848 252,799,466 270,646,029
PRODUK BARU - - - - -
Senam ibu hamil 13,200,000 19,800,000 23,760,000 23,760,000 23,760,000
Pijat bayi 13,200,000 19,800,000 23,760,000 23,760,000 23,760,000
Total cucian 17,634,221 20,178,635 27,758,027 28,936,620 30,115,214
Tempat Penitipan
anak 41,250,000 41,250,000 49,500,000 49,500,000 49,500,000
Makan minum
penunggu pasien
4,282,601 5,439,152 8,137,740 8,673,464 9,209,188
Dari tabel di atas, untuk proyeksi pendapatan dari pasien umum mengalami kenaikan
pendapatan rata-rata sebesar 23% untuk tiap tahunnya.

Proyeksi Biaya

Proyeksi biaya di dalam proyeksi laporan operasional terdiri dari :

1. Biaya Variabel

Biaya-biaya yang dikeluarkan rumah sakit secara langsung untuk melayani satu orang
pasien atau satu jenis pelayanan rumah sakit.
Untuk biaya variabel dipersentasekan dari besarnya tarif yang berlaku untuk masing-
masing pelayanan.

2. Biaya Tetap

Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang tidak berhubungan langsung
dengan pelayanan rumah sakit.

Untuk biaya variabel, dikelompokkan antara pasien Askes, pasien Jamkesmas dan pasien
Umum. Untuk biaya tetap tidak ada pengelompokkan karena biaya tetap yang dikeluarkan oleh
rumah sakit dinikmati oleh semua unsur pelayanan.

Tabel 7.7 Biaya Variabel Pasien Umum

rs_ekadrg@yahoo.co.id
35

Biaya Variabel ( Umum) 2010 2011 2012 2013 2014


IGD RSUM 52,911,136 63,247,271 89,369,797 95,253,197 101,136,596
Rawat jalan
Pagi 132,413,232 158,280,020 223,653,179 238,376,732 253,100,284
Sore 93,993,000 93,993,000 148,410,000 154,346,400 154,346,400
IRNA RSUM
Klas III 429,067,578 541,997,710 813,387,414 864,416,856 915,446,297
Klas II 99,728,487 115,575,023 173,445,879 184,327,343 195,208,808
Klas I 84,504,487 100,500,020 150,822,503 160,284,646 169,746,789
Bersalin 211,386,770 268,473,516 401,674,271 428,117,321 454,560,372
ICU/NICU 179,901,838 228,485,818 341,847,030 364,351,530 386,856,029
Isolasi 29,039,845 36,882,295 55,181,119 58,813,806 62,446,494
Lab 714,004,172 867,838,892 1,251,198,920 1,332,512,434 1,413,825,948
Rad 511,467,950 675,425,605 1,050,455,102 1,118,674,652 1,186,894,202
kamar OK
Besar 2,544,111,660 3,607,797,517 6,069,491,914 6,439,020,065 6,808,548,217
Sedang 581,931,878 825,235,943 1,388,315,963 1,472,840,638 1,557,365,313
Fisioterapi 4,149,561 4,982,816 7,141,499 7,596,015 8,050,531
R/ 220,128,344 252,998,167 359,231,904 383,959,395 411,065,288
PRODUK BARU
Senam ibu hamil 13,200,000 19,800,000 23,760,000 23,760,000 23,760,000
Pijat bayi 880,000 1,320,000 1,584,000 1,584,000 1,584,000
Total cucian 1,959,358 2,242,071 3,084,225 3,215,180 3,346,135
Tempat Penitipan anak 825,000 825,000 990,000 990,000 990,000
makan minum penunggu pas 2,855,067 3,626,102 5,425,160 5,782,309 6,139,459
Total 5,908,459,363 7,869,526,786 12,558,469,878 13,338,222,519 14,114,417,161
Tabel 7.8. Biaya Variabel Pasien Jamkesmas
Biaya Variabel (jamkesmas) 2010 2011 2012 2013 2014
IGD RSUM 23,861,885 28,523,279 40,304,026 42,957,324 45,610,622
Rawat jalan Pagi 59,715,771 71,381,185 100,863,198 107,503,232 114,143,266
IRNA RSUM
Klas III 193,501,065 244,430,340 366,821,775 389,835,053 412,848,330
Bersalin 95,331,288 121,076,292 181,147,220 193,072,517 204,997,815
ICU/NICU 81,132,201 103,042,624 154,166,308 164,315,396 174,464,484
Isolasi 13,096,401 16,633,192 24,885,603 26,523,873 28,162,144
kamar OK
Besar 1,018,730,860 1,498,432,325 2,531,440,061 2,698,090,011 2,864,739,962
Sedang 233,021,204 342,746,567 579,033,417 617,152,388 655,271,360
Lab 317,482,686 386,859,128 557,035,467 593,706,267 630,377,068
Rad 226,662,678 300,604,366 467,335,712 498,101,392 528,867,071

Fisioterapi 1,804,479 2,180,261 3,113,650 3,318,628 3,523,606

Total proyeksi R/ 89,045,661 103,854,701 145,689,551 156,677,844 168,890,025

Tabel 7.9 Biaya Variabel Pasien Askessos

rs_ekadrg@yahoo.co.id
36

Biaya variabel Askesos 2010 2011 2012 2013 2014


IGD RSUM 26,974,304 32,243,707 45,561,073 48,560,453 51,559,833
Rawat jalan
Pagi 67,504,785 80,691,775 114,019,268 121,525,393 129,031,518
IRNA RSUM
Klas II 55,078,805 63,830,650 95,792,005 101,801,703 107,811,400
Klas I 43,080,719 51,235,304 76,889,904 81,713,741 86,537,579
Bersalin 39,547,084 50,227,101 75,146,832 80,093,904 85,040,976
ICU/NICU 80,250,330 101,922,595 152,490,587 162,529,359 172,568,130
Lab 364,002,127 442,427,671 637,866,116 679,320,064 720,774,013
Rad 260,748,367 344,334,622 535,526,131 570,304,725 605,083,319
kamar OK
Besar 480,722,232 681,710,831 1,146,859,922 1,216,684,058 1,286,508,193
Sedang 296,671,154 420,708,520 707,768,922 750,859,933 793,950,944
Fisioterapi 2,115,463 2,540,259 3,640,764 3,872,478 4,104,192
R/ 112,112,220 128,852,948 182,958,202 195,552,010 209,357,146

Biaya Tetap
Tabel 7.10 Proyeksi Biaya Tetap
Biaya 2010 2011 2012 2013 2014
Biaya Gaji& Tunjangan 7,812,886,190 8,869,373,339 10,031,509,203 11,309,858,653 12,716,043,045
Biaya Gaji Tenaga Honor 1,615,460,000 1,777,006,000 1,954,706,600 2,150,177,260 2,365,194,986
ATK 369,926,805 406,919,485 447,611,433 492,372,577 541,609,834
Biaya Langganan 836,396,755 920,036,430 1,012,040,073 1,113,244,080 1,224,568,488
Biaya Pemeliharaan 529,467,312 582,414,043 640,655,448 704,720,992 775,193,091
Biaya Program SPM 1,203,379,400 728,152,600 681,348,600 1,098,987,600 529,747,600
Biaya Program sistem 700,000,000 115,000,000 100,000,000
Biaya Program
peningkatan kompetensi 140,000,000 140,000,000 110,000,000 130,000,000 100,000,000
Biaya lain-lain 856,221,300 941,843,430 1,036,027,773 1,139,630,550 1,253,593,605

PROYEKSI LAPORAN OPERASIONAL

Untuk Laporan Proyeksi Operasional dapat dilihat pada tabel Laporan proyeksi operasional
(Lampiran 3). Dilihat dari pendapatan jasa layanan, Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa dalam
kondisi Defisit.

(Jika RSUD Meuraxa beroperasi dalam kondisi defisit, maka diperlukan pendapatan dari APBD,
APBN, Hibah dan pendapatan lainnya yang sah)

Berdasarkan tabel biaya operasional diketahui bahwa biaya operasional yang harus
dikeluarkan oleh RSUD Meuraxa pada setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan
proyeksi peningkatan jumlah kunjungan pada setiap pelayanan yang ada pada RSUD Meuraxa.

Dapat dilihat juga bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan pasien umum lebih tinggi
dibandingkan pasien Jamkesmas dan Askessos , hal tersebut dikarenakan : Proyeksi kenaikan
jumlah kunjungan pada pasien umum lebih banyak dari pasien Jamkesmas dan askessos.
Selain melayani pasien umum yang berasal dari kota Banda Aceh juga melayani pasien yang
berasal dari Aceh Besar ,dan jumlah pelayanan yang dilakukan pada pasien umum lebih
banyak dikarenakan adanya pengembangan beberapa produk baru, yang tidak dilayani pada
pasien jamkesmas dan Askessos.

Jumlah Biaya yang dikeluarkan untuk pasien Jamkesmas lebih banyak dibandingkan dengan
pasien askessos hal tersebut dikarenakan, proyeksi kunjungan pasien jamkesmas lebih banyak

rs_ekadrg@yahoo.co.id
37

dibandingkan dengan pasien askessos, serta jangkauan pelayanan pasien Jamkesmas lebih
banyak dibandingkan dengan pasien askessos.

Kondisi kepegawaian pada RSUD Meuraxa, selain memiliki tenaga pegawai tetap (PNS), juga
dibantu oleh tenaga honorer ,kontrak,sukarela, hal tersebut berdampak kepada peningkatan
biaya tetap pada setiap tahunnya.

Dari tabel laporan operasional diketahui biaya pegawai merupakan biaya yang paling besar
dikeluarkan, hal tersebut dikarenakan komposisi kepegawaian kita tidak sesuai dengan
kebutuhan, akibat perekrutan pegawai yang tidak sesuai dengan Analisis Kebutuhan SDM.
Biaya pegawai seyogyanya dapat ditekan dengan mengefesiensikan tenaga yang ada.

Guna lebih mudah melihat perbandingan antara pendapatan dari jasa layanan dan biaya rumah
sakit dapat dilihat pada Grafik berikut ini:

Grafik 7.1 Proyeksi Perbandingan Pendapatan dan Biaya Pasien Umum


Rp16,000,000,000

Rp14,000,000,000

Rp12,000,000,000

Rp10,000,000,000
Pendapatan Pasien UMUM
Rp8,000,000,000
Biaya Variabel Pasien
Umum
Rp6,000,000,000

Rp4,000,000,000

Rp2,000,000,000

Rp-
2010 2011 2012 2013 2014

Grafik 7.2 Proyeksi Perbandingan Pendapatan dan Biaya Pasien Jamkesmas

Rp25,000,000,000

Rp20,000,000,000

Rp15,000,000,000
Pendapatan Pasien
Jamkesmas
Biaya Variabel Pasien
Rp10,000,000,000 Jamkesmas

Rp5,000,000,000

Rp-
2010 2011 2012 2013 2014

rs_ekadrg@yahoo.co.id
38

Grafik 7.3 Proyeksi Perbandingan Pendapatan dan Biaya Pasien Askessos


Rp12,000,000,000

Rp10,000,000,000

Rp8,000,000,000

Pendapatan Pasien
Rp6,000,000,000 Askesos
Biaya Variabel Pasien
Askesos
Rp4,000,000,000

Rp2,000,000,000

Rp-
2010 2011 2012 2013 2014

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada program jamkesmas dan Askessos jumlah
pendapatan lebih banyak dibandingkan dengan biaya, hal ini dikarenakan tarif yang
diberlakukan pada program ini sudah disesuaikan dengan pedoman pelaksanaan Jamkesmas
dari Departemen kesehatan, sedangkan pada pelayanan umum lebih tinggi biaya dari pada
pendapatan, hal ini dikarekan tarif yang diberlakukan tidak sesuai dengan standar unit costnya
mengacu pada Qanun nomor 2 tahun 2000 dimana tarif dalam Qanun tersebut masih sangat
rendah.

Grafik 7.4 Proyeksi Perbandingan Pendapatan dan Biaya Total

PROYEKSI PENDAPATAN DAN BIAYA RSUD MEURAXA


KOTA BANDA ACEH
Rp50,000,000,000
Rp45,000,000,000
Rp40,000,000,000
Rp35,000,000,000
Total Biaya
Rp30,000,000,000
Total Pendapatan
Axis Title

Rp25,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp15,000,000,000
Rp10,000,000,000
Rp5,000,000,000
Rp-
2010 2011 2012 2013 2014

Namun secara total pendapatan dan biaya untuk semua program pelayanan di Rumah Sakit
Umum Daerah Meuraxa dalam kondisi defisit sehingga subsidi dari pemerintah daerah dan
atau Hibah sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan yang bagus bagi masyarakat di
Kota Banda Aceh.

Proyeksi Arus Kas

rs_ekadrg@yahoo.co.id
39

Salah satu laporan keuangan yang ada di Rencana Strategi Bisnis adalah proyeksi arus kas.
Proyeksi arus ini untuk melihat kondisi kas rumah sakit apakah dalam kondisi positif atau
negatif. Walaupun di atas sudah disebutkan kondisi operasional RS dalam keadaan defisit,
maka jumlah subsidi dan bantuan dari donor/hibah dalam bentuk kas dapat dilihat dalam
proyeksi arus kas (Lampiran 4).

Proyeksi neraca.
Tabel 7.11 Proyeksi Neraca RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh 2010-2014
URAIAN 2010 2011 2012 2013

I. ASET
A. Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 4,141,004 3,493,697 2,738,704 429,339
Persediaan
Jumlah Aset Lancar 4,141,004 3,493,697 2,738,704 429,339
B. Aset Tetap
Tanah 5,553,511,000 5,553,511,000 5,553,511,000 5,553,511,000
Bangunan 20,270,976,345 20,283,481,445 28,795,986,545 28,808,491,645
Peralatan Medis 5,060,788,650 5,353,138,650 5,581,494,650 6,286,994,650
Kendaraan 1,636,200,000 1,636,200,000 1,636,200,000 1,636,200,000

Perlengkapan dan Peralatan Kantor 1,227,769,800 1,227,769,800 1,227,769,800 1,227,769,800


Jumlah Aset Tetap 33,749,245,795 34,054,100,895 42,794,961,995 43,512,967,095
Akumulasi penyusutan (2,227,097,789) (4,503,420,782) (7,158,303,312) (9,931,269,379)
Nilai buku aset tetap 31,522,148,006 29,550,680,113 35,636,658,683 33,581,697,716
C. Aset Lain-Lain
Jumlah Aset 31,526,289,010 29,554,173,811 35,639,397,387 33,582,127,055

II. KEWAJIBAN

A. Kewajiban Jangka Pendek


Hutang Usaha 100,000,000 105,000,000 110,250,000 115,762,500

Hutang Jangka Pendek Lainnya 50,000,000 52,500,000 55,125,000 57,881,250

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 150,000,000 157,500,000 165,375,000 173,643,750

B. Kewajiban Jangka Panjang


Jumlah Kewajiban 150,000,000 157,500,000 165,375,000 173,643,750

EKUITAS
Ekuitas pemerintah 29,822,148,006 29,103,180,113 38,071,283,683 38,168,053,966
Donasi 15,000,000,000 15,000,000,000 15,000,000,000 15,000,000,000
Surplus & Defisit (13,445,858,996) (14,706,506,303) (17,597,261,296) (19,759,570,661)

XI. Penutup

rs_ekadrg@yahoo.co.id
40

Demikian Rencana Strategi Bisnis (RSB) RSUD Meuraxa yang telah kami susun sebagai
salah satu persyaratan untuk penetapan RSUD menerapkan PPK-BLUD sesuai dengan
PP No 23 tahun 2005 dan UU No 1 tahun 2003 serta Permendagri No 61 tahun 2007.
RSB ini memuat kajian strategis dan prediksi bisnis RS untuk 5 tahun kedepan,
dengan memperhatikan asumsi makro dan mikro.
Beberapa indikator keberhasilan pelaksanaan juga telah ditetapkan sebagai
target yang harus dicapai. Untuk implementasi RSB tersebut dibutuhkan komitmen
tinggi, kerja keras, dedikasi, loyalitas dari seluruh jajaran RS.

rs_ekadrg@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai