Daya Dukung Tanah
Daya Dukung Tanah
2018
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/9313
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIK PONDASI
TIANG BOR (BORED PILE) DENGAN MENGGUNAKAN METODE
ANALITIS DAN SOFTWARE PLAXIS V.8.6
(STUDI KASUS PROYEK JALAN LAYANG KERETA API
MEDANBANDAR KHALIPAH KM 0+600)
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh :
Disetujui Oleh:
Prof.Dr.Ir.Roesyanto, MSCE
19510629198411001
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini sebagai syarat utama dalam memperoleh gelar sarjana Teknik dari
Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Daya Dukung Pondasi
Bored Pile Dengan Menggunakan Metode Analitis dan Program
SoftwarePlaxis (Studi Kasus Jalan Layang Kereta Api Medan – Bandar
Khalipah KM 0+600)” ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan dalam
menempuh ujian Serjana Teknik Sipil pada Fakultas Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatra Utara.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian Tugas Akhir ini tidak
lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari banyak pihak, maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE, selaku Dosen Pembimbing yang
terlah sabar memberi bimbingan, arahan, dan saran kepada saya untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, ST, MT, Ph.D, selaku Ketua
Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Ridwan Anas, ST, MT sebagai Sekretaris Departemen Teknik
Sipil Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Dr. Ir. Sofyan A. Silalahi, MSc dan Ir. Rudi Iskandar, MT selaku
Dosen Pembanding dan Dosen Penguji Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak dan Ibu Dosen Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak dan Ibu pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
Medan, Desember
2018
Kata Kunci : Kapasitas Daya Dukung, SPT, PDA, Plaxis, Penurunan Elastis
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian…................................................................................ 2
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................. 2
1.5. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 3
1.6. Batasan Masalah...………..................................................................... 3
1.7.Sistematika Penulisan............................................................................. 4
BAB II TINJAUANPUSTAKA........................................................................ 5
2.1. Tinjauan Umum................................................................... 5
2.2. Tanah................................................................................... 6
2.3. Penyelidikan Tanah.............................................................. 7
2.3.1. Pengujian dengan Standard Penetration Test (SPT)........ 8
2.4. Klasifikasi Tanah........................................................................ ..... 9
2.4.1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO.............................. 10
2.4.2. Klasifikasi Tanah Sistem Unified…....................................... 12
2.5. Pondasi Dalam................................................................................. 14
2.5.1. Tipe dan Jenis Pondasi Dalam......................................... 15
2.5.2. Penggunaan Pondasi Bored Pile....................................... 16
2.6 Hubungan Modulus Sub grade (k1) dengan kuat Geser Undrained 42
(Overconsolidated clay)
2.16 Daya Dukung Ujung Bored Pile Pada Tanah Pasir (Reese and 38
Wright, 1977)
2.17 Tahanan Geser Selimut Bored Pile Pasiran (Reese and Wright, 39
1977)
2.18 Definisi Tiang Ujung Bebas dan Tiang Ujung Jepit 40
2.20 Kapasitas Beban Lateral pada Tanah Kohesif; (a) untuk Pondasi 47
Tiang Pendek, (b) untuk Pondasi Tiang Panjang
(Hardiyatmo,2002)
2.31 Variasi Jenis Bentuk Unit Tahanan Friksi (Kulit) Alami Terdistribusi
69
Sepanjang Tiang Tertanam ke Dalam Tanah
Cp = koefisien empiris
Cs = konstanta Empiris
e = angka pori
Gs =specific gravity
K = modulus tanah
k = koefisien permeabilitas
PF = probabilitas kegagalan
Se(2) = penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di ujung tiang (mm)
Wr = berat hammer(Ton)
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini ialah :
1. Bagaimana hasil evaluasi dan perbandingan besarnya daya dukung
pada pondasi dengan menggunakan metode elemen hingga, metode
analitik dan menggunakan data PDA dari hasil uji lapangan.
2. Bagaimana menentukan gaya lateral pada bored pile.
3. Bagaimana menentukan penurunan elastis pada tiang bored pile.
4. Bagaimana menentukan efisiensi pada kelompok tiang bored pile.
BABI. Pendahuluan
Bab ini menggambarkan informasi awal dari keseluruhan penelitian ini,
yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
2.2. Tanah
Tanah adalah materi utama yang menerima sepenuhnya penyaluran
beban yang ditimbulkan akibat konstruksi bangunan yang dibuat diatasnya.
Tanah yang ada di permukaan bumi mempunyai karakteristik dan sifat yang
berbeda-beda, sehingga hal ini merupakan suatu tantangan bagi perekayasa
konstruksi untuk memahami perilaku tanah yang dihadapi dalam perencanaan
konstruksi dengan jalan melakukan penyelidikan dan penelitian terhadap sifat-
sifat yang dimiliki tanah yang tentunya hasilnya tidak mutlak, tepat dan benar.
Akan tetapi paling tidak kita dapat melakukan pendekatan secara teknis yang
dapat dipertanggungjawabkan akurasinya dalam perencanaan konstruksi.
Tanah terdiri dari tiga komponen yaitu air, udara, dan bahan padat. Udara
dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis sedangkan air sangat
mempengaruhi sifat – sifat teknis tanah. Ruang diantara butiran–butiran
sebagian atau seluruhnya dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga terisi oleh
air seluruhnya tanah dikatakan dalam kondisi jenuh. Sedangkan bila rongga
terisi air dan udara tanah pada kondisi jenuh sebagian (partially saturated).
Simbol
DIVISI UTAMA Nama Umum
Kelompok
Kerikil bergradasi baik dan
Lebih dari 50% butiran tertahan pada
c. Metode Casing
b. Metodologi
1. Setting Out
Kontraktor pelaksana harus menyediakan license surveyor dalam
membuat setting out point/titik bored pile yang akan dibor.
Kemudian 4 poin sebagai referensi yang dipasang (offset) tidak
kurang dari 1 m dari titik posisi pile.
2. Temporary Casing
Cara pemasangan casing sementara yaitu dengan menggunakan
Vibrator (Vibro-hammer) yang di pukul ke dalam tanah. Verticality
dicek dengan menggunakan 2 plum yang diletakkan secara ortogonal
jika casing kurang dari 4 m.
3. Boring
Soil auger dan soil bucket dipakai untuk pengeboran tanah yang
halus (soft), pasir (sand) sampai tanah keras (hard layer). Apabila
dalam pengeboran ditemukan batu (rock) bisa dipakai rock auger
atau core barrel. Chisel tidak diijinkan dalam pengeboran jika tidak
disetujui oleh pengawas lapangan. Proses pengeboran dilihat pada
Gambar 2.9
4. Bentonite loss
Jika terjadi kehilangan bentonite secara tiba-tiba, langkah yang perlu diambil:
a. Adukan bentonite ditambah ke lubang bor untuk menjaga bentonite tetap
di ketinggian level yang cukup. Jika hanya minor loss proses boring tetap
dilanjutkan dengan memperhatikan bentonite level apakah masih
mengalami penurunan atau tidak.
b. Lubang bor akan diurug (backfill) dengan tanah untuk mencegah
kehilangan bentonite, kemudian dipadatkan (compact) dengan chisel (alat
bor dengan mata bor serong).
c. Setelah kehilangan bentonite (bentonite loss) dapat dikontrol, baru boring
dapat dilanjutkan. Dalam kasus kehilangan bentonite ini apabila tidak
dapat diatasi dengan usaha diatas maka bore hole dapat di backfill kembali
dan masalah ini lebih baik didiskusikan dan di review dengan konsultan
dan kontraktor.
5. Reinforcement (steel cage)
Steel cage akan dipabrikasi di tempat fabrication yard. Lokasi pabrikasi
ini sudah ditentukan di dalam logistic plan kontraktor. Helical link akan dilas
pada tulangan utama (main reinforcement), demikian juga laping akan dilas
secukupnya jika steel lebih dari 12 m sehingga memungkinkan steel cage akan
Setelah stand pipe terpasang, mata bor sesuai dengan diameter yang
ditentukan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam stand pipe, kemudian
beberapa buah pelat dipasang untuk memperkuat tanah dasar dudukan mesin
RCD (dapat dilihat pada Gambar 2.12), kemudian mesin RCD diposisikan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Mata bor disambung dengan stang pemutar, kemudian mata bor diperiksa
apakah sudah tepat berada pada pusat/as stand pipe (titik pondasi).
b. Pondasi mesin RCD harus tegak lurus terhadap lubang yang akan dibor
(yang sudah terpasang stand tube).
Dalam metode RCD, pengeboran sedikit berputar untuk melepaskan
tanah yang dibor dan air melalui bored pile. Dengan memperluas pengeboran
Gambar 2.18 Definisi tiang ujung bebas dan tiang ujung jepit
Untuk menentukan tiang termasuk tiang panjang atau tiang pendek perlu
diketahui faktor kekakuan tiang. Faktor kekakuan tiang dapat diketahui dengan
menghitung factor faktor kekakuan R dan T. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi
oleh kekakuan tiang (EI) dan kompresibilitas tanah yang dinyatakan dalam
modulus tanah (K) yang tidak konstan untuk sembarang tanah, tapi tergantung
pada lebar dan kedalaman tanah yang dibebani. Faktor kekakuan untuk modulus
tanah lempung (R) dinyatakan oleh Persamaan berikut :
4 𝐸𝐸𝐼𝐼
𝑅𝑅 = � ……………………………………………………………(2.10)
𝐾𝐾
Dimana :
K= kh . d = k1/1,5 = Modulus tanah
k1 = Modulus reaksi subgrade dari Terzaghi
Ep =Modulus elastis tiang
Ip = Momen inersia tiang ( cm4)
d =Lebar atau diameter tiang(cm)
5 𝐸𝐸𝐸𝐸
𝑇𝑇 = � …………………………………………………………………….(2.11)
𝑛𝑛 ℎ
Koefisien variasi modulus (nh) diperoleh Terzhagi secara langsung uji beban
tiang dalam tanah pasir yang terendam air. Nilai-nilai nh yang disarankan oleh
Terzaghi dan Reese dkk (1956) ditunjukkan dalam Tabel 2.7. Nilai-nilai nh yang
lain, ditunjukkan dalam Tabel 2.8.
Dari nilai-nilai faktor kekakuan R dan T yang telah dihitung, Tomlinson (1977),
mengusulkan kriteria tiang kaku atau disebut tiang pendek dan tiang panjang
(tiang tidak kaku / elastik) yang dikaitkan dengan panjang tiang yang tertanam
dalam tanah (L), seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.5. Batasan ini
digunakan untuk menghitung defleksi tiang akibat gaya horizontal.
Tabel 2.5 Kriteria pondasi tiang pendek dan pondasi tiang Panjang (Tomlinson,
1977)
Modulus Tanah (K)
Tipe Tiang Bertambahdengan Modulus Tanah (K)
Kedalaman Konstan
Kaku L ≤ 2T L ≤ 2R
Tidak Kaku L ≥ 4T L ≥ 3,5R
55 Davidson (1970)
Gambut
27,7-111 Wilson dan Hilts (1967)
Loss 8033-11080 Bowles (1968)
Gambar 2.20 Kapasitas beban lateral pada tanah kohesif; (a) untukpondasitiang
pendek, (b) untuk pondasi tiang panjang (Broms, 1964)
Untuk tiang pendek, dapat dihitung tahanan ultimate tiang terhadap beban
lateral dengan persamaan berikut:
Mmaks = Hu (0,5L + 0,75D)…………..………………(2.16)
Dimana:
Hu = beban lateral (kN)
d = diameter tiang (m)
cu = kohesi tanah (kN/m2)
L = panjang tiang (m)
g = jarak momen maksimum dasar tiang (m)
Nilai-nilai Hu dapat diplot dalam grafik hubungan L/D dan Hu/cuD2 ditunjukkan
pada Gambar 2.20a.
sedangkan untuk tiang panjang Hu dapat dicari dengan persamaan berikut:
Dimana:
My = momen leleh (kN-m)
f = jarak momen maksimum dari pemukaan tanah (m)
Hu
f = 0,85 � …………………………………………..…..(2.22)
d.k p γ
(Hardiyatmo, 2002)
Mmaks = Hu (e + 1,5f)……………………………………………....(2.23)
Hu = 1,5 d γ L2 Kp …………………………………..………………………(2.24)
Momen maksimum:
Dimana:
Gambar 2.24 Defleksi dan mekanisme keruntuhan pondasi tiang dengan kondisi
kepala tiang jepit akibat beban lateral pada tanah granular; (a)
pondasi tiang pendek, (b) pondasi tiang panjang (Broms, 1964)
Sedangkan untuk tiang ujung jepit yang tidak kaku (tiang panjang),
dimana momen maksimum mencapai My di dua lokasi (Mu+ =Mu-) maka Hu
dapat diperoleh dari persamaan berikut:
…………………………………………………………………….(2.27)
…………………………………………...……………….(2.28)
Dimana:
Hu = beban lateral (kN)
Kp = koefisien tekanan tanah pasif = tan2(45o+ϕ/2)
My = momen ultimate (kN-m)
d = diameter tiang (m)
f = jarak momen maksimum dari permukaan tanah(m)
γ = berat isi tanah (kN/m3)
e = jarak beban lateral dari permukaan tanah (m) = 0
Gambar 2.25 Kapasitas beban lateral pada tanah granular; (a) tiang
pendek, (b) tiang panjang (Tomlinson, 1977)
E= σ/ε
………………………………………………………………(2.29)
ν= ε_h/ε_v
………………………………………………………….(2.30)
Di dalam program Plaxis ada beberapa jenis permodelan tanah antara lain
model tanah Mohr – Coulomb dan model Soft Soil.
(2.32)
Secara umum nilai υ bervariasi dari 0,3 sampai 0,4 namun untuk kasus–
kasus penggalian (unloading) nilai υ yang lebih kecil masih realistis.
(2.34)
Model Soft Soil ini dapat memodelkan hal – hal sebagai berikut :
Stiffness)
c.Studi Parameter
d.Parameter Tanah
E = 2 – 8 qc (untuk lempung)……………………………....(2.38)
dengan : qc dalam kg/cm2.
(untuk pasir)
…………..……………….(2.40)
Lempung
2. Lunak 20 – 40
3. Sedang 45 – 90
Pasir
1. Berlanau 50 – 200
Lanau 20 – 200
(2.41)
(Das, 1995)
dimana :
Gs : Spesific Gravity
e :Angka Pori
γw : Berat Isi Air
Nilai – nilai dari Gs, e dan γw didapat dari hasil pengujian tanah
dengan Triaxial Test dan Soil Test
7.Permeabilitas (k)
(2.42)
(2.43)
(Das, 1995)
dimana :
H :tebal lapisan
e : angka pori
k :koefisien permeabilitas
kv :koefisien permeabilitas arah vertical
kh :koefisien permeabilitas arahhorizontal
Susunan tiang sangat berpengaruh terhadap luas denah pile cap, yang secara
tidak langsung tergantung dari jarak tiang. Bila jarak tiang kurang teratur atau
Gambar 2.28 Susunan jarak antar tiang dalam kelompok (Bowles, 1999)
Umumnya model keruntuhan blok terjadi bila rasio jarak tiang dibagi
diameter (S/d) sekitar kurang dari 2 (dua). Whiteker (1957) memperlihatkan 63
bahwa keruntuhan blok terjadi pada jarak 1,5 D untuk kelompok tiang yang
berjumlah 3 x 3, dan lebih kecil dari 2,25 D untuk tiang yang berjumlah 9 x 9.
Kapasitas ultimate kelompok tiang dengan memperlihatkan faktor efisiensi
tiang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Qg = Eg . n. Qa ……………………………………………………..………(2.44)
dimana :
1. Metode Converse-Labarre
Dimana :
Eg = Effisiensi kelompok tiang
m = Jumlah baris tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris
= Arc tg D/S, dalam derajat
s = Jarak pusat ke pusat antara tiang (cm)
d = Diameter tiang (cm)
(2.46)
Dimana :
3. Seiler – KeeneyFormula
dimana :
S S
3. Untuk tiang pancang dengan jarak antar pile, pusat ke pusat, s 3d maka
besar Qg adalah sebesar ∑ Qa.
4. Sedangkan untuk bored piledengan jarak antar pile, s ≈ 3d maka besar
Qg diambilsebesarsampai
Beban maksimum :
𝑣𝑣 𝑀𝑀𝑦𝑦 𝑋𝑋 𝑖𝑖 𝑀𝑀𝑥𝑥 𝑌𝑌𝑖𝑖
𝑄𝑄𝑖𝑖 = ± ∑ 𝑋𝑋 2
± ∑ 𝑌𝑌 2
𝑛𝑛
…………………………………………….(2.48)
2.13Faktor Keamanan
Pada waktu tiang dibebani, tiang akan mengalami konsolidasi dan tanah
disekitarnya akan mengalami penurunan. Penurunan terjadi dalam tanah ini
disebabkan oleh berubahnya susunan tanah maupun oleh pengurangan rongga
pori atau air di dalam tanah tersebut. Beberapa metode hitungan penurunan telah
diusulkan, berikut ini akan dijelaskan tentang penurunan elastis.
Dengan:
S = Penurunan Total
Se(1) = Penurunan elastis dari tiang
Se(2) = Penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di ujung tiang
Se(3) = Penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di sepanjang batang tiang
………………………………………………………..(2.50)
………………………………………………………………(2.51)
𝑄𝑄𝑤𝑤𝑤𝑤 .𝐶𝐶𝑠𝑠
𝑆𝑆𝑆𝑆(3) = ………………………………………………………………(2.52)
𝐿𝐿.𝑞𝑞 𝑝𝑝
Dimana:
Qwp = Daya dukung yang bekerja pada ujung tiang dikurangi daya
dukung friction (kN)
Cp = Koefisien empiris
Cs = Konstanta empiris
Cs ………………………………….(2.53)
Nilai ξ tergantung dari unit tahanan friksi alami (the natural of unit
friction resistance) di sepanjang tiang tertanam dai dalam tanah. Nilai ξ = 0,5
untuk bentuk unit tahanan friksi alami yang berbentuk seragam atau simetris,
seperti persegi panjang atau parabolic seragam, umumnya pada tanah lempung
atau lanau. Sedangkan untuk tanah pasir nilai ξ = 0,67 untuk bentuk unit tahanan
friksi alaminya berbentuk segitiga. Pada Gambar 2.31 akan ditunjukkan bentuk
unit tahanan friksi.
Lokasi bored pile P50 yang diuji PDA dan titik bore hole – 20 yang
datanya digunakan untuk menghitung daya dukung bored pile dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Analisis Hasil
Perhitungan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
BAB IV
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini, penulis akan mengaplikasikan metode perhitungan daya dukung
yang telah disampaikan pada Bab II. Daya dukung tiang akan dihitung dengan
menggunakan data Standard Penetration Test (SPT) yaitu jumlah pukulan palu
(N-Value), hasil perhitungan,Plaxis dan hasil pengujian PileDriving Analizer
Panjang bentang : 40 m
Material:
Beton
Baja Tulangan
E-Modulus longitudinal= 200000 MPa
Pembebanan
a.Beban DL
b. Beban SDL
L : 40 m
I = 1,320
Sehingga:
qdesign = VDL + VSDL + VLLI =11383,680 kN= (1161,600 ton/pier), 1 pier = 8 Bored
Pile. Beban rencana 1 pile =1161,600/ 8 = 145,200 ton .
Perhitungan kapasitas daya dukung bored pile dari data SPT memakai metode
Reese & Wright dan data diambil pada titik BH-20 (titik terdekat dengan Pier No.
50).
= 3,14 . 120 cm
=376,8 cm = 3,768 m
= ¼ . 3,14 . 1202 cm
qp = 9 . Cu
Cu -SPT . 10
qp = 9 . Cu
= 9 . 11,333 t/m2
= 101,997 t/m2
Ap = ¼ x π x d2
= ¼ x π x (1,2 m)2
= 1,130 m2
= 115,256 ton
Untuk daya dukung ujung pada tanah non kohesif dapat diketahui dengan
menggunakan grafik Reese & Wright (Gambar 2.16).
Untuk lapisan tanah pada kedalaman 22 m : N-SPT = 41. Karena N-SPT≤ 60,
t/m2.
Dari Persamaan (2.7) daya dukung selimut pada tanah kohesif dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Qs = fs .L . p
fs = α . Cu
α = 0,55
= 6,233 t/m2
Qs = fs. L. p
= 35,229 ton
Untuk tanah non kohesif pada kedalaman 22 m nilai fs dapat diketahui dengan
menggunakan grafik Reese & Wright (Gambar 2.17) untuk 53<N<100.
fs = 0,32N
= 0,32 . 41
= 13,120 t/m2
Untuk kedalaman dan lapisan tanah selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.1
Hasil Tes PDA pada bored pile Pier-50 didapat besar daya dukung tiang 822,90
ton. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui tanah runtuh atau tidak akibat adanya beban lateral
(horizontal) yang terjadi pada tiang, maka perlu di hitung daya dukung lateral-
nya. Untuk menghitung daya dukung horizontal, terlebih dahulu hitung faktor
kekauan tiang untuk tanah non kohesif. Perhitungan kapasitas daya dukung lateral
tiang bored pile menggunakan metode Broms. Metode ini hanya dapat digunakan
pada lapisan tanah yang homogen yaitu tanah lempung saja atau pasir saja. Dari
hasil pengujian SPT diketahui bahwa jenis tanah yang dominan adalah pasir,
sehingga pada perhitungan daya dukung lateral ini dianggap jenis tanahyang
mewakili adalah pasir.
Data tiang
= 0,102 m4
L ≥ 4T
33 m ≥ 9,504 m
41,8
=𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡2 (45 + ) = 4,997
2
Hu = 1,500(1,200)(21,700)(33)2 (4,997)
Berdasarkan Gambar 3.2, struktur kelompok bored pile pada Pier - 50 dapat
dibuat sketsa seperti di bawah ini:
1m
m1
3m
1m
1m 3m 3m 3m 1m
a. Metode Converse-Labarre
Eg= 1 – 0,303
= 0,697
= 69,7%
Eg = 0,773 = 77,3%
Eg = 0,838
= 83,8 %
= 0,697 x 8 x 1466,05
= 8174,70ton
Pada Plaxis daya dukung ultimate yang akan dihitung adalah daya dukung aksial
pondasi bored pile. Pemodelan yang digunakan adalah pemodelan geometri
axisymetric yaitu kondisi awal digambarkan hanya seperempat bagian namun
sudah mewakili seluruh sisi yang lain. Karena dianggap simetris dan dengan
pemodelan tanah Mohr Coulomb. Data-data yang harus diketahui sebelum
melakukan pemodelan pondasi bored pile yang ditunjukkan pada Tabel 4.2
Gambar 4.4 Hasil kalkulasi dan besar nilai MSF pada phase2
Nilai Σ-MSF (sebelum konsolidasi) sebesar 5,802. Maka Qu titik Bore Hole - 20
adalah :
= 839,26 ton
Gambar 4.5 Hasil kalkulasi dan besar nilai MSF pada phase4
Nilai Σ-MSF (setelah konsolidasi) sebesar 5,821. Maka Qu titik Bore Hole - 20
adalah :
Qu = Σ Msf x 145,200ton
= 851,16 ton
Dari hasil perhitungan dapat kita tinjau ulang angka faktor keamanan dari kedua
proses perhitungan yakni sebelum konsolidasi dan setelah konsolidasi dengan
ketentuan besar faktor keamanan ≥ 2,3.Jadi dapat kita katakan bahwa struktur ini
dikategorikan aman karena nilai faktor keamanan yang diperoleh sebesar 5,862 ≥
2,3.
Dalam pemodelan daya dukung horizontal pada Plaxis kita hanya merubah arah
gaya yang didefinisikan pada tahap pembebanan, yang mula-mula searah sumbu y
diganti ke arah sumbu x dengan asumsi tanda negatif (–) berarti memberikan
= 7693,962 kN
= 7687,404 kN
Hasil perhitungan berdasarkan SPT, Plaxis dan PDA diperoleh nilai daya dukung
ultimate untuk diameter 1,200 m pada Bore Hole – 20 seperti tampak pada Tabel
4.3 di bawah ini.
Dari Program
33,00 851,16 103,43
Plaxis
Dari Data
33,00 822,90 100,00
PDA
Penurunan pondasi dapat ditinjau dalam dua keadaan yakni sebelum dan sesudah
konsolidasi, namun untuk pondasi bored pileumumnya hanya satu keadaan karena
merupakan nondisplacement pile. Saat tiang baru selesai dicor mulai terjadi
penurunan sehingga harus ditunggu terlebih dahulu selesai proses penurunannya
barulah struktur di atas pondasi dapat dibangun. Setelah proses konsolidasi
selesai, partikel tanah telah menjadi rapat, air serta udara telah keluar sehingga
penurunan yang terjadi akan lebih kecil daripada sebelum konsolidasi.
= 4728,912 – 360,425
= 4368,486 kN
Qws = 360,425 kN
Ep = 20676000 kN/m2
L = 33 m
Dari Gambar 2.31 maka ζ = 0,670
d = 1,200 m
Cp = 0,090
(4368,486+0,67 x 360,425)x 33
Se(1) =
1,13 x 20676000
Se(1) = 0,006511 m
4368,486 x 0,09
Se(2) =
1,2 x 14607 ,73
Se(2) = 0,012428 m
4368,486 x 0,159
Se(3) =
33 x 14607 ,73
Se(3) = 0,001440 m
= 0,020379 m = 20,38 mm
Berdasarkan hasil Plaxis penurunan yang terjadi sebesar 5,360 x10-3 meter atau
5,360 mm seperti yang terlihat pada Gambar 4.7 berikut:
Berdasarkan Gambar 4.8, Gambar 4.9 dan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa besar
nilai tekanan air pori ekses dari Program Plaxis memberikan hasil yang berbeda
antara keadaan plastis dan konsolidasi.
Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa besar tekanan air pori ekses
sebelumkonsolidasi dan sesudah konsolidasi berkurang sehingga daya dukung
tanah meningkat.
5,712 5,439
Penurunan pondasi dapat ditinjau dalam dua keadaan yakni sebelum dan sesudah
konsolidasi. Dari hasil perhitungan dengan program Plaxis didapat hasil
penurunan sepertipada Tabel 4.5.
Dapat dilihat bahwa tidak terjadi penurunan lagi setelahproses konstruksi selesai.
Pada umumnya saat tiang baru selesai dicor maka akan terjadi penurunan yang
belum stabil, penurunan akan terus berlangsung selama proses konsolidasi.
Penurunan tanah yang terjadi setelah konsolidasi lebih kecil dari pada sebelum
konsolidasi, itu dikarenakan pada saat selesai konsolidasi partikel tanah telah
rapat, air dan udara telah keluar.
1
Ap = 𝜋𝜋𝐷𝐷2
4
1
= 𝜋𝜋12002
4
= 1.130.400 mm2
1
As = 𝜋𝜋𝑑𝑑 2 . 𝑛𝑛
4
1
= 𝜋𝜋322 . 35
4
= 28.134,4 mm2
Asmin =𝜌𝜌𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 . Ap
=11.304 mm2
Asmax = 𝜌𝜌𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 . Ap
= 90.432 mm2
5.1. Kesimpulan
1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit untuk diameter 1,20 m dan Panjang
tiang 33 m pada Bore Hole – 20 dari data SPT didapat Qu= 1466,05 ton
dengan perbandingan sebesar 178,16% terhadap data PDA, dari program
Plaxis setelah konsolidasi didapat Qu= 851,16 ton dengan perbandingan
sebesar 103,43% terhadap data PDA, dimana Quhasil pengujian PDA
=822,90 ton
2. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit lateral bored pile dengan
metode Broms pada diameter 1,20 secara analitis didapat Qu= 157,50
tondan secara grafis didapat Qu= 128,53 ton. Sedangkan dengan Plaxis
didapat Qu = 771,52 ton. Hasil pengujian dengan Plaxis cukup signifikan
dikarenakan Plaxis tidak dapat menentukan apakah tiang termasuk tiang
panjang atau tiang pendek sehingga keakuratannya rendah.
7. Dari hasil perhitungan di atas, nilai daya dukung tanah berdasarkan hasil
SPT cukup signifikan namun pengujian PDA test, dan Plaxis tidak jauh
berbeda. Sehingga dapat digunakan sebagai pembanding.
8. Dari hasil evaluasi diameter pondasi bored pile, didapat Daktual ≥ Dperlu,
maka diameter yang digunakan dapat dikatakan memenuhi diameter yang
diperlukan.
5.2.Saran
1. Pengujian yang dilakukan dilapangan hendaknya dilakukan lebih teliti.
2. Data teknis yang lengkap sangat diperlukan karena data tersebut sangat
menunjang dalam membuat rencana analisa perhitungan sesuai dengan
standar dan syarat-syaratnya.
3. Untuk pengujian dilapangan, pengujian dengan PDA lebih baik diiringi
dengan melakukanloading test untuk hasil yang lebih akurat.
4. Dalam penggunaan program Plaxis sangat diperlukan data yang valid dan
pemodelan yang tepat sehingga menghasilkan analisa yang akurat.
Akbar, A., Khilji, S., Khan S. B., Qureshi, M. S., dan Sattar, M., 2008.Shaft
Friction of Bored Piles in Hard Clay, Pak. J. Engg. & Appl. Sci. Vol. 3
Jul 2008 (p.54 – 60).
Andi, Y., dan Fahriani, F., 2014,Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
Pancang Diverivikasi Dengan Hasil Uji Pile Driving Analysis dan
Capwap (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank
Sumsel Babel di Pangkalpinang),Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1. Januari-
Juni 2014.
Bowles, J. E.,1984, Foundation Analysis and Design, Terjemahan oleh Pantur
Silaban. Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Fondasi 1, Edisi kedua jilid 2, Yogyakarta : Beta
Offset.
Harstanto, C., dkk., 2015, Analisa Daya Dukung Tiang Bor (Bored Pile) pada
Struktur Pylon Jembatan Soekarno dengan Plaxis 3D, Jurnal Ilmiah
Media Engineering.
Hulu, H. B., 2015. Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile dengan
Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Pembangunan
Manhattan Mall dan Condominium), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
Ibrahim, A. M., Malik, I., and Omar, O. A., 2012, Assessment of load-carrying
capacity of bored pile in clay soil using different methods, International
Journal of Engineering Research and Applications (IJERA) ISSN:
2248-9622.
Jusi, U., 2015. Analisa Kuat Dukung Pondasi Bored Pile berdasarkan Data
Pengujian Lapangan (Cone dan N-Standard Penetration Test), Jurnal
Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru.
Karya, A. W., 2015. Perbandingan Analisa Besar Daya Dukung Pondasi Bore
Pile menggunakan Elemen Hingga terhadap Metode Analitik dan Metode
Loading Test (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan Mall dan
Condominium), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Pradira, I. T., 2018, Analisa Daya Dukung dan Penurunan Elastik Pondasi Tiang
Bor (Bore Pile) dengan menggunakan Metode Analitis dan Metode
Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Jalan Layang Kereta Api Medan-
Bandar Khalipah KM 2+600), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.