MISNA
NIM: 20196041
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Misna
Nim : 20196041
Program Studi : PG-PAUD
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Setelah di periksa dan diteliti naskah usulan penelitian ini telah memenuhi syarat untuk
diseminarkan
Kendari, Juni 2021
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi PG-PAUD
Aris Suziman,S.Pd.I.,M.Pd
NIDN.0906058304
KATA PENGANTAR
atas rahmat dan karunia-Nya yang selalu dilimpahkan dan dianugrahkan kepada
dengan petunjuk dan arahan pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk
ketua program studi PG-PAUD dan Ibu Dra. Sasmin, M.Pd pembimbing I dan bapak
Penulis menyadari bahwa baik teknik penulisan maupun isi serta sajian
proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang sifatnya
penyusunan ini.
terima kasih dan doa semoga Allah SWT memberikan pahala kebaikan atas
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................46
LAMPIRAN.........................................................................................................48
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia yang beriman dan dewasa baik secara jasmani maupun rohan
(Sudarna, 2014).
Anak usia Dini pada jalur pendidikan formal terbentuk (tk atau sederajat)
kelompok bermain (KB,TPA ) atau bentuk lain yang sederajat dan pada jalur
masalah yang dihadapi dengan cara yang kreatif dan berbeda. Kemampuan
dan sains seringkali dipandang sebagai pelajaran yang paling sulit pada
bermakna.
pembelajaran yang dapat di terapkan pada anak usia dini, karna model
2010).
banyak siswa yang tidak berminat mengikuti materi pembelajaran sains yang
sains (2) guru hanya berceramah saja kepada siswa, selain itu guru juga
hanya memberikan tugas sebatas mewarnai gambar pada lembar (3) guru
kurang kreatif dan inovasi dalam pembelajaran; (4) guru juga kurang
pelajaran sains khususnya materi sumber daya alam sederhana. Hasil belajar
serius dan harus segera diatasi. Oleh sebab itu, diperlukan metode
menggali dan menemukan sendiri suatu materi, siswa tidak hanya menerima
(Suyatno, 2009).
kooperatif pada anak usia dini siswa kelas B usia 5-6 tahun TK Permata
salosa”.
B. Masalah Penelitian
tipe TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mareri sains
Permata salosa.
C. Pemecahan masalah
(sumber daya alam sederhana) pada siswa TK Permata Salosa, dapat diatasi
2009).
D. Tujuan Penelitian
adalah:
E. Manfaat Penelitian
berikut :
1. manfaat teoritis
didik.
2. manfaat praktis
Alam Sederhana
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah proses usaha yang
kepada tingkah laku yang lebih baik. Belajar merupakan suatu perubahan
hasil belajar. Belajar merupakan suatu proses dimana guru terutama melihat
mencapai tujuan.
Dari pengertian tersebut, terdapat tiga atribut pokok (ciri utama) belajar, yaitu:
8
proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. Belajar adalah proses mental
belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu
sendiri tidak dapat diamati orang lain,akan tetapi oleh yang bersangkutan
(orang yang sedang belajar itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan
perasaan siswa. Yang dapat diamati guru adalah manifestasi, yaitu kegiatan
sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa
tersebut.
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi sampai
akhir hayat. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar dengan adanya
(afektif).
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu didalam
sikap yang baik dan sikap yang kurang baik karena semua aktifitas hidup
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif,
yakni adanya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang
mengajar dan siswa yang belajar dimana antara dua kegiatan ini terdapat
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Suatu
manakala ia mampu mengubah diri peserta didik dalam arti yang luas serta
dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau
reinforcement (penguatan).
b) Teori Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai
kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis dalam
3. Minat Belajar
a. Pengertian Minat
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
minat yang timbul dari kebutuhan seseorang akan merupakan sumber dari
usaha tersebut. Ini berarti bahwa seseorang tidak perlu mendapat dorongan
minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu dan keinginan
menyuruh.
b. Ciri-Ciri Minat
yang dipelajari dengan dirinya sendiri. Proses ini berarti menunjukan pada
belajar. Siswa perlu menyadari bahwa belajar merupakan suatu sarana untuk
mencapai tujuan yang penting, dan siswa perlu memahami bahwa hasil dari
pengalaman belajarnya akan membawa perubahan dan kemajuan pada
dirinya. Ada tujuh ciri minat siswa yang dikemukakan oleh Harlock (1990),
Seseorang yang cacat fisik tidak memiliki minat yang sama seperti
sangat terbatas.
budaya mereka.
yang diminati.
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang
lain.
c. Fungsi minat
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka
siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tak ada daya
tarik baginya. Sedangkan jika bahan pelajaran itu menarik siswa maka ia
apabila suatu kegiatan tidak sesuai dengan minat maka hasilnya akan
Sedangkan menurut Abu Ahmadi (1997), minat juga dapat menjadi motivasi
berlangsung.
d. Jenis-jenis minat
minat jika dilihat dari segi timbulnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1)
minat spontan yaitu minat yang timbul dengan sendirinya, dan 2) minat
suatu obyek tertentu yang ada diluar dirinya. Menurut Whiterington (1985)
minat terbagi atas dua jenis yaitu minat primitif dan minat kultural. Minat
minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya yaitu
berasal dari suatu pendidikan yang terpenting dimana orang tersebut benar-
benar terdidik, yang ditandai oleh adanya minat yang luas terhadap hal-hal
yang bernilai.
jenis minat yang perlu kita ketahui yaitu minat alami yang sudah ada dalam
diri individu dan minat yang timbul karena dorongan dari luar atau minat
Minat tidak dibawa sejak lahir, tetapi minat merupakan hasil dari
minat tidak timbul secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi,
Menurut Ngalim purwanto (2000:56) ada dua hal yang menyangkut minat
faktor lain, baik itu kebutuhan maupun lingkungan. Minat semacam ini
2) Minat muncul karena adanya pengaruh dari luar, maka minat seseorang
kebutuhan lain yang ditentukan oleh motif-motif tertentu karena tertentu pada
terhadap obyek yang akan digeluti seseorang harus melalui proses yang
laporan.
Selain itu minat juga timbul karena di pengaruhi oleh faktorfaktor lain.
Menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Ristiana (2001) ada tiga faktor
bagi dirinya.
timbul karena dipengaruhi faktor dorongan dari dalam diri seseorang dan
kepada peserta didik tentang kelanjutan studi dan pekerjaan yang cocok
baginya (Wayan N dan Martono, 2002). Menurut Super dan Crites yang
dikutip oleh John Killis (2003) mengemukakan ada 4 cara untuk menjaring
bidang tersebut.
yang dibuat.
(heterogen).
peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus
keberhasilan kelompok.
kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok
belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar
semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya
sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu,
kemampuan berkomunikasi.
sebagai berikut:
kelompok tersebut.
pembelajaran.
lebih efektif.
kelompok saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran.
kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari model
toleransi, dan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran ini juga dapat
sebelumnya.
membelajarkan.
panjang.
tahun 1985. Pendekatan ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah
pola diskursus di dalam kelas. Think Pair Share memiliki prosedur yang
ditetapkan secara eksplisit untuk memberi waktu lebih banyak kepada siswa
(2002).
Wirsono (2012) model cooperative learning tipe Think pair share ini
berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali
dikembangkan oleh Frang Lyman, juga oleh Spacer kagan bersama jack
Hassard pada tahun 1981. Pembelajaran think pair share (TPS) adalah jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola
diskusi kelas dan prosedur yang digunakan daslam think pair shere (TPS)
dapat memberi anak lebih banyak waktu berpikir,untuk merespon dan saling
membantu.
interaksi anak yang menghendaki anak untuk bekerja sendiri dan bekerja
sama saling membantu dengan anak lain dalam suatu kelompok kecil. Huda
gagasan tenteng waktu tunggu atau berfikir (wait or think time) pada elemen
pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam
Model pembelajaran think pair and share merupakan suatu cara yang efektif
untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa
keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam think pair and share dapat
member murid lebih banyak waktu berfikir untuk merespon dan saling
membantu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dalam pelaksanaan
think pair share dari teori yang dikemukakan oleh Anita lie dan huda dalam
pembelajaran tematik.
Menurut Miftahul Huda (2014) Think Pair Share adalah metode yang
siswa diminta untuk berpikir sendiri terlebih dahulu tentang jawaban atas
dapat mewakili jawaban mereka berdua. Setelah itu guru meminta setiap
atau jawaban yang telah mereka sepakati pada siswa lain di ruang kelas.
terhadap seluruh anggota kelas. Peran guru dalam model pembelajaran ini
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan model ini siswa secara langsung
interaksi siswa.
Sedangkan menurut Abdul Majid (2013) dalam tipe Think Pair Share
1. Tahap 1: Thinking
2. Tahap 2: Pairing
Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan
suatu pertanyaan, atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah
berpasangan.
3. Tahap 3: Sharing
Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Hal ini
cukup efektif jika dilakukan dengan cara bergiliran antara pasangan demi
Share (TPS) memiliki prosedur yang secara eksplisit memberi siswa waktu
untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan demikian
berikut :
shere (TPS) menurut Prastuti (2009) adalah anak tidak terlalu tergantung
menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari anak yang lain,
mengembangkan kemampuan idea tau gagasan dengan kata-kata secara
untuk meraspek pada orang lain dan menyadari akan segala kekurangan
belajar abstrak menjadi nyata, dan dengan adanya interaksi antara kelompok
dalam satu kelompok terjadi perselisihan sehingga harus terus diawasi guru,
membutuhkan waktu antara anak yang satu dengan yang lainya tidak sama,
tidak mungkin hanya dengan satu atau sesekali penerapan Menurut Prastuti
pembagian kelompok.
kelebihan dari penerapan pembelajaran Think pair share (TPS) dan berusaha
untuk mengatasi kelemahan dari model pembelajaran Think pair share (TPS)
menyiapkan media dan sumber belajar yang di perlukan oleh anak. Pada
pembelajaran anak usia dini tampa adanya media atau sumber belajar maka
anak usia dini sangat banyak pula tersedia disekitarnya. Guru akan dapat
memanfaatkan apa saja yang ada disekitar dan lingkungan anak, tapi sumber
(2011) Transmisi disini berkaitan dengan pertanyaan (1) apa informasi yang
akan ditransmisikan? (2) siapa yang melakukan Transmisi? (3) Apa yang
Di Mana ditransmisikan?.........latar
1. Pesan (messege)
2. Orang
orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang didik
3. Bahan
pembelajaran.
4. Alat
Alat yang dimaksud disini adalah sesuatu benda atau alat yang
5. Teknik
6. Lingkungan
permainan.
a. Lingkuangan sosial
b. Lingkungan Alam
yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah,
c. Lingkungan buatan
kemampuan atau potensi yang terdapat dalam diri anak ketika anak
B. Kerangka Berpikir
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu dan keinginan
minat belajar seringkali menjadi salahsatu masalah bagi anak dalam era 4.0
saat ini, sehingga untuk meningkatkan minat belajar anak diperlukan stimulus
cara mengelompokkan beberapa orang anak dengan latar belakang, ras dan
yaitu tipe Think Pair Share (TPS). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) menjadikan anak memiliki kebutuhan untuk belajar
lebih giat. Pada tahap berpikir (Think) anak akan berusaha untuk
pewarna dan air sehingga anak dengan alami akan memberikan kontribusi
masing. Dalam tahap ini anak akan terdorong untuk memecahkan persoalan
yang sebelumnya tidak dapat diselesaikan sendiri. Saat tahap diskusi ini
persoalan dan juga anak yang kemampuannya lebih rendah akan termotivasi
untuk belajar lebih giat lagi. Dalam tahap ini anak akan memiliki minat
terhadap pelajaran karena anak akan merasa lebih nyaman saat bertukar
pikiran bersama pasangannya sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
anak. Tahap terakhir yaitu berbagi (Share) anak akan diberikan kesempatan
mempertahankan apa yang telah didiskusikan bersama. Pada tahap ini anak
akan bertukar hasil pemikiran dengan pasangan lainnya sehingga anak akan
SAINS
(Ilmu Pengetahuan Alam Sederhana)
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sesuai dengan masalah dan tingkat perkembangan peserta didik. PTK juga
B. Lokasi Penelitian
orang, dan Penelitian ini rencana akan dilaksanakan pada bulan Juni - Juli
terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban oleh guru. Dalam proses
dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (2015) dengan empat tahapan kegiatan
utama pada setiap siklus yang meliputi: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan;
(3) obserfasi dan evaluasi; dan (4) refleksi. Setiap tahapan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
lembar observasi guru dan murid yang digunakan untuk memperoleh data
b. Pelaksanaan tindakan
pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi
S
Permasalahan Rencana Pelaksanaan I
Tindakan I Tindakan I K
L
U
S
Terselesaikan Refleksi I Evaluasi I Observasi I
I
S
Belum Rencana Pelaksanaan I
Terselesaikan Tindakan II Tindakan II K
L
U
S
Terselesaikan Refleksi II Evaluasi II Observasi II
II
Siklus Tidak
Dilanjutkan
a) Wawancara
b) Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi non tes yang biasa
dilakukan kapan saja. “Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati
berikut:
a. Pedoman Observasi
b. Pedoman Wawancara
Jenis data yang dipergunakan adalah jenis data kuantitatif dan data
didik secara keseluruhan dan merekap nilai tes. Kemudian menghitung rata-
( Sudjono N. Yuliani,2005)
kenilai kualitatif, dan hal ini merupakan nilai akhir yang akan diperoleh
klasikal, hal ini untuk mengetahui apakah tindakan yang diberikan dalam
sebagai berikut :
data
3. Indikator Keberhasilan
ini, yaitu :
telah memperoleh bobot skor dari nilai BSH+ BSB= cukup pada
observasi awal, artinya jika anak didik yang memperoleh nilai BSB dan
dari dua segi yaitu dari segi proses, tindakan kelas dikatakan berhasil
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Rosdakarya.
Angkasa Baru.
Lampiran 1.
SILABUS
dan Kopi
disediakan.
f. Anak maju secara bergantian untuk bercerita tentang film animasi yang
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian ( RPPH) Untuk siklus I Pertemuan
I
A. Kompentensi Dasar
Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar,cerita, bernyanyi,gerak
tubuh, lingkungan alam ( hewan, tanaman, cuaca, tanah,air, batu dll)
B. Indikator
1. Anak mampu mengenal macam macam rasa
2. Anak mampu menyimak guru menyebutkan macam-macam rasa
3. Anak mampu mengingat macam-macam rasa
4.Anak mampu mendeskripsikan rasa
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Dengan pembelajaran melalui sains sederhana anak menjadi tertarik dengan
materi.
b. Tujuan Khusus
Anak dapat menumbuhkan minat belajar terhadap materi yang akan diajarkan.
Kendari, 2021
Maryam Misna
Mengetahui
Kepala TK Permata Salosa
Jusniah, S.Pd
Ya/
No Aspek yang diobservasi Komentar
tidak