Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Angkatan/Kelompok : 1/1
Nama : Ns. Rafina Ariyani, S.Kep
NDH : 1.1_03
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Instansi : RSUD Kabupaten Bintan
C. Kurangnya Kebiasan Cuci Tangan oleh Petugas Medis dalam Memberikan Pelayanan di RSUD
Bintan.
Hand hygiene adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan air
mengalir dengan sabun antiseptik (hand wash) jika tangan terlihat kotor (lamanya 40-60 detik)
dan menggunakan handdrub berbasis alkohol dengan klorheksidin jika tangan terlihat kotor
(lamnayan 20-30 detik). Tujuannya yaitu: menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan
mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
Kebiasaan mencuci tangan pada kalangan medis sangat penting untuk mencegah health care-
associated infection (HAI). WHO mendefinisikan HAI sebagai infeksi yang diperoleh pasien yang
dirawat atas indikasi penyakit noninfeksi yang terjadi 48 jam setelah pasien masuk ke rumah
sakit, 3 hari setelah pasien pulang dari rumah sakit, atau 30 hari pasca menjalani operasi. Faktor
utama terjadinya HAI adalah kontak langsung petugas kesehatan yang terpapar kuman dengan
pasien. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa angka kepatuhan cuci tangan di kalangan
tenaga medis sangat rendah, yakni hanya mencapai 39%. Di Indonesia sendiri, terdapat
berbagai data mengenai angka kepatuhan cuci tangan yang rendah pada tenaga medis,
khususnya dokter dan perawat yang kontak langsung dengan pasien di lima momen penting
saat mencuci tangan.
NO ISU AKTUAL DATA & FAKTA DAMPAK JIKA ISU TIDAK DISELESAIKAN PIHAK YANG TERDAMPAK
1 Kurangnya tenaga Jumlah tenaga kesehatan - Tidak maksimalnya mutu pelayanan yang PNS dan Masyarakat
kesehatan yang di RSUD Bintan untuk diberikan, terjadi antrian panjang disetiap
bertugas di RSUD saat ini berjumlah 207 bagian pelayanan
Bintan orang baik itu PNS - Banyaknya keluhan yang muncul akibat
maupun NON PNS. pelayanan yang tidak sesuai harapan
masyarakat
- Menurunnya nilai areditasi RS
2 Sarana dan prasarana Terbatas jumlah ruangan - Terbatasnya akses masyarakat Bintan PNS dan Masyarakat
yang belum memadai rawat inap, kurang untuk berobat sehingga harus dirujuk ke RS
lengkapnya fasilitas yang lebih memadai.
radiologi dan - Kualitas pelayanan kesehatan tidak sesuai
laboratorium serta dengan harapan, keinginan dan kebutuhan
tindakan operasi yang masyarakat Bintan.
belum bisa dilakukan
secara komprehensif.
3 Kurangnya kebiasan Seringnya petugas medis - Meningkatnya angka kejadian infeksi PNS dan Masyarakat
cuci tangan oleh tidak melakukan cuci nosokomial di RS.
petugas medis dalam tangan terutama - Mudah berpindahnya penyakit menular
memberikan pelayanan sebelum melakukan antara petugas medis dengan pasien
di RSUD Bintan. tindakan dalam ataupun sebaliknya.
memberikan pelayanan.