Oleh:
Algerian P22040119004
Kelas A1
Dosen pengampu
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Tekanan Darah adalah tekanan yang di timbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini sangat di
pegaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, dan volume, laju serta kekentalan
darah.Tekanan terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi yang
disebut dengan tekanan sistolik. Sedangkan tekanan terendah terjadi saat jantung beristirahat yang disebut
dengan tekanan diastolik.Tekanan darah digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik dengan nilai rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. Tekanan darah dapat
diukur secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan langsung
ke dalam arteri. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan Sfigmomanometer dan stetoskop.
Sfigmomanometer atau tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah
Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu.
Sejak itu sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan
darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai
pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan
penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. bagaimanapun, sphygmomanometer air
raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Namun sekarang diciptakan tensi
darah digital, tensi darah digital ini sangatlah mempermudah dalam pengunaannya yaitu menjadi lebih
praktis dan juga dalam pembacaan hasil pengukuran pun bisa langsung ditampilkan dilayar LCD dan
lebih akurat.
Tensimeter air raksa merupakan tensimer yang menggunakan air raksa sebagai penunjuk tekanan
darah yang telah diukur. Tensimeter konvensiaonal yang diluar negeri sudah tidak boleh digunakan lagi
karena bahaya dari air raksa, jika sampai alat pecah dan air raksanya terkena kulit atau pernapasan.
Tensimeter jenis ini memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara tekanan sistolik dan
diastolik pada jantung.
1) Menset berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi
tekanan darah pasien yang pada penggunaannya dipasang pada lengan pasien.
2) Bulb atau pemompa berfungsi untuk mempompa udara kedalam menset.
3) Tabung kaca pengukur berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa oleh udara di
dalam menset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat lubang pembuangan udara.
4) Valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa.
5) Tabung air raksa berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung air raksa terdapat
filternya.
Alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer. Manometer
adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik
untuk menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan
dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya
diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure
(systolic) dan lowest pressure (diastolic).
1) Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
2) Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
3) Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya.
Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery)
sehingga aliran darah terhenti sementara.
4) Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
5) Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan
pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan
yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang
ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
6) Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop
akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut
menghilang disebut tekanan diastolik.
Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah dengan baik, perlu
dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagi berikut:
1) Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmhg).
2) Pompa manset sampai 200mmhg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa
menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmhg ( ke 198mmhg). Disini kita
melihat apakah ada bagian yang bocor.
3) Laju Penurunan kecepatan dari 200mmhg ke 0 mmhg harus 1 detik, dengan cara melepas
selang dari tabung kontainer air raksa.
4) Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti harus
diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan
terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah
sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan
diastolik.
e. Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut :
f. Kelebihan :
g. Kekurangan :
h. Perawatan :
1) Simpan tensimeter dalam suhu ruangan yang sesuai untuk menjaga ketahanan tensimeter.
3) Membersihkan kaca dan bagian-bagian tensimeter dari debu dan kotoran.
4) Bersihkan valve inlet/klep masuk pada bulb dengan menggunakan kapas yang dibasahi
dengan alkohol.
5) Didalam valve outlet/klep keluar terdapat filter, lepas dan bersihkan.
2. TENSIMETER ANEROID
Tensimeter ini lebih aman karena tidak lagi menggunakan air raksa tetapi menggunakan putaran
berangka sebagai penggantinya. Sama dengan tensimeter air raksa, tensimeter aneroid masih
menggunakan stetoskop.
Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin P bergerak,
gerakan dari pin P menyebabkan gigi Gbergerak. Gerakan gigi G ini akan menyebabkan jarum
bergerak di seluruh muka manometer. Di bawah jarum penunjuk terdapat pegas tipis yang
berfungsi mengembalikan posisi jarum ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan (udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit). Dengan demikian pembacaan tekanan darah dicatat oleh
pengguna.
1) Secara cepat pompa dengan menggunakan pompa karet agar bagian selubung tensimeter
mengembang. Pompa hingga jarum mencapai angka 180 mmHg. Tekanan yang
ditimbulkan akan memberi tekanan pada pembuluh darah arteri di otot bisep dan akan
mengehentikan aliran darah secara semnetara. Mungkin anda akan merasakan tidak
nyaman.
2) Pelan-pelan buka katup udara. Anda harus melakukan ini secara halus agar udara dalam
tensimeter keluar dengan kecepatan yang tetap dan dengan volume yang sedang. Jika
anda melakukan dengan tepat, jarum penunjuk akan turun dengan kecepatan 3
mmHg/detik. Anda mungkin harus membiasakan melepaskan katup dengan satu tangan
karena tangan yang satu lagi harus digunakan untuk memenuhi stetoskop.
3) Catat tekanan systole. Ini merupakan bagian tersulit yang harus dilakukan. Anda harus
mendengarkan dari stetoskop sambil terus memandangi bagian pengukur tensimeter.
Ketika anda mendengar suara detak atau suara seperti ketokan pada pintu untuk pertama
kali. Catat berapa angka yang ditunjukkan oleh jarum. Angka ini merupakan tekanan
systole jantung anda, yaitu tekanan ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke
seluruh tubuh.
4) Catat tekanan diastole. Setelah mengetahui tekanan systole yang di tandai dengan suara
detak yang akan anda dengar, suara tersebut perlahan-lahan akan berganti menjadi mirip
suara desiran angin. Suara ini penting karena begitu anda tidak mendengar suara ini lagi
itu berarti saatnya mencatat angka berapa yang ditunjukkan oleh jarum. Catat angkanya
dan ini merupakan tekanan diastole anda.
5) Jangan takut jika anda kelewatan dalam membaca. Jika anda merasa ragu akan berapa
angka yang ditunjukkan jarum. Anda bisa memompanya kembali secara cepat sebanyak
2 kali dan mengulang pembacaan. Jika anda masih ragu , ulang lagi pada tangan yang
lain.
6) Sangat baik bagi anda untuk mengulangi proses mengambil tekanan darah hingga 10
menit dari pengukuran pertama anda.
1) Jangan makan, merokok, dan berolah raga selama 30 menit sebelum dilakukan
pengukuran.
2) Beristirahatlah selama 15 menit sebelum mengulang pengukuran berikutnya.
3) Hindari pengukuran tekanan darah pada saat pasien mengalami stress.
4) Singsingkan lengan baju pasien sebelum memulai pengukuran.
5) Pengukuran sebaiknya dilakukan di dalam ruangan yang tenang, pasien dalam keadaan
santai dan dalam posisi duduk.
6) Letakkan tangan kiri di atas meja atau di atas tangan kursi sedemikian rupa sehingga
manset berada dalam posisi yang sejajar dengan jantung.
7) Tetap tenang dan tidak boleh berbicara selama pengukuran.
e. Kelebihan
f. Kekurangan
g. Perawatan
1) Setelah pengukuran selesai, lilitkan manset dengan tensimeter dan pompa serta simpan
dalam kotaknya bersama dengan stetoskop.
2) Buang semua udara dalam manset sebelum disimpan.
3) Jangan pernah menyentuhkan manset atau komponennya dengan benda tajam.
4) Akurasi tensimeter dapat diperiksa secara visual: pastikan agar jarum berhenti dalam area
garis merah di bawah "0" saat unit sudah benar-benar kosong. Normalnya, kalibrasi harus
dilakukan setiap 2 tahun.
3. TENSIMETER DIGITAL
Tensimeter digital merupakan tensimeter yang lebih modern dan akurat, langsung menunjukan
hasil dalam bentuk angka. Tensimeter digital juga sangat praktis dalam penggunaan karena hanya tinggal
menekan tombol dan alat akan bekerja sendiri dalam menghitung tekanan darah. Tensimeter digital
menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya.
a. Prinsip Kerja :
Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-rata (sekitar
120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara akan dilepaskan dari manset dengan
mengendorkan knop pada tensimeter sehingga menyebabkan tekanan dalam manset akan
menurun. Secara perlahan manset akan mengempes, kita akan mengukur osilasi kecil dalam
tekanan udara dari manset lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan di mana denyut nadi
mulai terjadi atau bisa dikatakan sebagai batas bawah. Kami akan menggunakan MCU untuk
mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan kemudian merekam tekanan dalam manset.
Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada
titik di mana osilasi mulai menghilang.
1) Waktu yang paling baik mengukur tekanan darah adalah pagi hari saat bangun tidur dan
belum melakukan kegiatan apapun.
2) Jika habis melakukan kegiatan seperti berjalan, berlari, membawa barang bawaan, aik
tangga, setelah makan dan sebagainya jangan langsung diukur, harus istirahat dulu dalam
posisi duduk rileks sekitar 10-15 menit.
3) Posisi terbaik dalam mengukur tekanan darah adalah berbaring atau duduk dengan posisi
lengan atas sejajar dengan jantung.
4) Mengkonsumsi obat tertentu seperti penghilang rasa sakit dapat menyebabkan hasil
pengukuran lebih tinggi.
5) Jangan melakukan aktifitas seperti berbicara, merokok, makan dan sebagainya selama
mengukur tekanan darah.
1) Tidak menggunakan air raksa (merkuri) sehingga bebas dari resiko terkena radiasi logam
berat.
2) Tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya sehingga baik dipakai
untuk mereka yang memiliki gangguan pendengaran.
3) Praktis, karena hasilnya langsung ditampilkan di layar digital. Seringkali dilengkapi
dengan fitur-fitur lain, misalnya grafik tekanan darahnya normal atau tidak, tambahan
memori, fitur Irregular Heart Beat.
4) Cara pemakaiannya sama dengan tensimeter air raksa, sehingga tidak perlu pelatihan
khusus.
Akurasi tensimeter digital lebih rendah daripada tensimeter air raksa, karena dipengaruhi
berbagai faktor misalnya kondisi baterai, umur pakai, teknologi produknya. Karena itu, biasanya
untuk keperluan kalibrasi, dipakai tensimeter air raksa.
1) Hindari suhu dan kelembaban yang tinggi baik pada saat penggunaan atau penyimpanan.
Suhu dan kelembaban yang tinggi mempercepat kerusakan pada alat.
2) Hindari dari kontak dengan zat-zat kimia. Di rumah sakit banyak zat kimia yang dapat
merusak alat tensimeter.
3) Hindari dari benda-benda tajam yang juga dapat merusak alat.
4) Jagalah agar manometer (tabung air raksa, gauge atau LCD) dari benturan keras.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tensimeter adalah alat kesehatan yang digunakan untuk mengukur tekanan darah dan saat ini
dikembangkan untuk keperluan dunia medis. Tensimeter terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya
yaitu tensimeter Hg/ tensimeter air raksa, tensimeter aneroid dan tensimeter digital. Tensimeter air raksa
bekerja secara manual dan menggunakan air raksa. Apabila air raksa tersebut bocor maka akan
menyebabkan gangguang bahkan kematian pada manusia. Tensimeter aneroid bekerja secara manual,
tetapi tidak mengguanakan air raksa sehingga aman untuk digunakan. Tensimeter digital bekerja secara
otomatis, dan tanpa menggunakan air raksa.
3.2 Saran
Cara pengukuran yang baik harus menggunakan manset dengan benar, posisi lengan tetap dan
harus sejajar dengan alat tensimeter serta dalam keadaan rileks.