Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PRAKTIKUM

PERALATAN DIAGNOSTIK DASAR

Oleh:

Adriel Vito Laksana P22040119001

Agung Tri Wibowo P22040119002

Algerian P22040119004

Amelia syafitrie P22040119005

Kelas A1

D-III Elektromedis 2019

Dosen pengampu

Hendra Marwazi, ST.,M.T

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


JAKARTA II

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi sekarang ini telah berkembang sedemikian pesatnya keberbagai


kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut juga merambah pada bidang kesehatan.
Hal ini dapat dilihat pada jenis alat ukur kesehatan, dimana alat ukur kesehatan tersebut
dahulunya bekerja secara manual dan sekarang sudah bekerja secara otomatis dan menggunakan
digital. Seperti halnya alat pengukur tekanan darah yang di sebut tensimeter. Alat tensimeter ini
telah bekerja secara otomatis dikendalikan oleh sensor pada proses pengambilan data
pengukuran tekanan darah, kemudian hasilnya akan ditampilkan pada layar. Selain itu tensimeter
ini akan menginformasikan hasil pengukuran apakah tekanan darah yang terukur termasuk
normal, tinggi atau rendah dan juga alat ini dapat pula menyimpan data hasil pengukuran yang
telah dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari tensimeter?
2. Apa saja jenis-jenis tensimeter itu?
3. Bagaimana cara kerja masing-masing tensimeter?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian tensimeter


2. Mengetahui jenis-jenis tensimeter
3. Mengetahui cara kerja masing-masing tensimeter
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tensimeter

Tekanan Darah adalah tekanan yang di timbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini sangat di
pegaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, dan volume, laju serta kekentalan
darah.Tekanan terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi yang
disebut dengan tekanan sistolik. Sedangkan tekanan terendah terjadi saat jantung beristirahat yang disebut
dengan tekanan diastolik.Tekanan darah digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik dengan nilai rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. Tekanan darah dapat
diukur secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan langsung
ke dalam arteri. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan Sfigmomanometer dan stetoskop.
Sfigmomanometer atau tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah
Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu.

Sejak itu sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan
darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai
pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan
penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. bagaimanapun, sphygmomanometer air
raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Namun sekarang diciptakan tensi
darah digital, tensi darah digital ini sangatlah mempermudah dalam pengunaannya yaitu menjadi lebih
praktis dan juga dalam pembacaan hasil pengukuran pun bisa langsung ditampilkan dilayar LCD dan
lebih akurat.

2.2 Jenis-Jenis Tensimeter

Tensimeter terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya :


1. TENSIMETER HG/TENSIMETER AIR RAKSA

Tensimeter air raksa merupakan tensimer yang menggunakan air raksa sebagai penunjuk tekanan
darah yang telah diukur. Tensimeter konvensiaonal yang diluar negeri sudah tidak boleh digunakan lagi
karena bahaya dari air raksa, jika sampai alat pecah dan air raksanya terkena kulit atau pernapasan.
Tensimeter jenis ini memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara tekanan sistolik dan
diastolik pada jantung.

a. Bagian – bagian Tensimeter air raksa :

1) Menset berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi
tekanan darah pasien yang pada penggunaannya dipasang pada lengan pasien.
2) Bulb atau pemompa berfungsi untuk mempompa udara kedalam menset.
3) Tabung kaca pengukur berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa oleh udara di
dalam menset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat lubang pembuangan udara.
4) Valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa.
5) Tabung air raksa berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung air raksa terdapat
filternya.

b. Prinsip kerja tensimeter air raksa :

Alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer. Manometer
adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik
untuk menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan
dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya
diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure
(systolic) dan lowest pressure (diastolic).

c. Cara mengukur menggunakan tensimeter air raksa

1) Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
2) Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
3) Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya.
Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery)
sehingga aliran darah terhenti sementara.
4) Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
5) Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan
pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan
yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang
ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
6) Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop
akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut
menghilang disebut tekanan diastolik.

d. Kalibrasi pada tensimeter air raksa

Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah dengan baik, perlu
dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagi berikut:

1) Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmhg).
2) Pompa manset sampai 200mmhg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa
menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmhg ( ke 198mmhg). Disini kita
melihat apakah ada bagian yang bocor.
3) Laju Penurunan kecepatan dari 200mmhg ke 0 mmhg harus 1 detik, dengan cara melepas
selang dari tabung kontainer air raksa.
4) Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti harus
diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan
terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah
sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan
diastolik.

e. Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut :

1. Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama


Ada dua saringan dalam setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung
kaca dan tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat dengan mudah.
Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi kelebihan tekanan. Penanganan yang
tidak baik setelah dipakai yaitu membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak kembali ke
tabung air raksa.
2. Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)
Air raksa adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni. Keadaan ini
menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori tabung gelas/kaca. Akibatnya gerakan
raksa saat turun terhambat.
3. Udara atau debu di air raksa
Masuknya gelembung udara ini disebabkan oleh cara penanganan yang tidak sesuai
dari sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk lewat udara. Memindahkan
sphygmomanometer air raksa tanpa mengunci air raksa kembali ke kontainer dan
meninggalkan klep membuka dapat menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.

f. Kelebihan :

1) Merupakan golden standart pemeriksaan tekanan darah


2) Hasil yang di dapat akurat
3) Tahan lama

g. Kekurangan :

1) Memerlukan Tenaga Ahli untuk melakukan pemeriksaan


2) Dapat terkontaminasi logam berat seperti merkuri, jika air raksanya bocor atau pecah.

h. Perawatan :

1) Simpan tensimeter dalam suhu ruangan yang sesuai untuk menjaga ketahanan tensimeter.
3) Membersihkan kaca dan bagian-bagian tensimeter dari debu dan kotoran.
4) Bersihkan valve inlet/klep masuk pada bulb dengan menggunakan kapas yang dibasahi
dengan alkohol.
5) Didalam valve outlet/klep keluar terdapat filter, lepas dan bersihkan.
2. TENSIMETER ANEROID

Tensimeter ini lebih aman karena tidak lagi menggunakan air raksa tetapi menggunakan putaran
berangka sebagai penggantinya. Sama dengan tensimeter air raksa, tensimeter aneroid masih
menggunakan stetoskop.

a. Prinsip kerja tensimeter aneroid :

Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin P bergerak,
gerakan dari pin P menyebabkan gigi Gbergerak. Gerakan gigi G ini akan menyebabkan jarum
bergerak di seluruh muka manometer. Di bawah jarum penunjuk terdapat pegas tipis yang
berfungsi mengembalikan posisi jarum ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan (udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit). Dengan demikian pembacaan tekanan darah dicatat oleh
pengguna.

b. Cara mengukur menggunakan tensimeter aneroid :

1) Kenakan manset pada pergelangan tangan kiri anda.


2) Tempatkan lengan kiri anda membentang di dada dan luruskan manset dekat dengan
jantung.
3) Duduk pada kursi dengan badan tegak.
4) Ambil 5 sampai 6 napas dalam kemudian relaks.
5) Mulailah pengukuran. Tahan siku kiri anda dengan tangan kanan untuk menjaga posisi
lengan.
6) Jaga posisi dan jangan berbicara selama pengukuran

c. Cara mengecek tekanan darah :

1) Secara cepat pompa dengan menggunakan pompa karet agar bagian selubung tensimeter
mengembang. Pompa hingga jarum mencapai angka 180 mmHg. Tekanan yang
ditimbulkan akan memberi tekanan pada pembuluh darah arteri di otot bisep dan akan
mengehentikan aliran darah secara semnetara. Mungkin anda akan merasakan tidak
nyaman.
2) Pelan-pelan buka katup udara. Anda harus melakukan ini secara halus agar udara dalam
tensimeter keluar dengan kecepatan yang tetap dan dengan volume yang sedang. Jika
anda melakukan dengan tepat, jarum penunjuk akan turun dengan kecepatan 3
mmHg/detik. Anda mungkin harus membiasakan melepaskan katup dengan satu tangan
karena tangan yang satu lagi harus digunakan untuk memenuhi stetoskop.
3) Catat tekanan systole. Ini merupakan bagian tersulit yang harus dilakukan. Anda harus
mendengarkan dari stetoskop sambil terus memandangi bagian pengukur tensimeter.
Ketika anda mendengar suara detak atau suara seperti ketokan pada pintu untuk pertama
kali. Catat berapa angka yang ditunjukkan oleh jarum. Angka ini merupakan tekanan
systole jantung anda, yaitu tekanan ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke
seluruh tubuh.
4) Catat tekanan diastole. Setelah mengetahui tekanan systole yang di tandai dengan suara
detak yang akan anda dengar, suara tersebut perlahan-lahan akan berganti menjadi mirip
suara desiran angin. Suara ini penting karena begitu anda tidak mendengar suara ini lagi
itu berarti saatnya mencatat angka berapa yang ditunjukkan oleh jarum. Catat angkanya
dan ini merupakan tekanan diastole anda.
5) Jangan takut jika anda kelewatan dalam membaca. Jika anda merasa ragu akan berapa
angka yang ditunjukkan jarum. Anda bisa memompanya kembali secara cepat sebanyak
2 kali dan mengulang pembacaan. Jika anda masih ragu , ulang lagi pada tangan yang
lain.
6) Sangat baik bagi anda untuk mengulangi proses mengambil tekanan darah hingga 10
menit dari pengukuran pertama anda.

d. Cara menghindari kesalahan pengukuran :

1) Jangan makan, merokok, dan berolah raga selama 30 menit sebelum dilakukan
pengukuran.
2) Beristirahatlah selama 15 menit sebelum mengulang pengukuran berikutnya.
3) Hindari pengukuran tekanan darah pada saat pasien mengalami stress.
4) Singsingkan lengan baju pasien sebelum memulai pengukuran.
5) Pengukuran sebaiknya dilakukan di dalam ruangan yang tenang, pasien dalam keadaan
santai dan dalam posisi duduk.
6) Letakkan tangan kiri di atas meja atau di atas tangan kursi sedemikian rupa sehingga
manset berada dalam posisi yang sejajar dengan jantung.
7) Tetap tenang dan tidak boleh berbicara selama pengukuran.
e. Kelebihan

2) Lebih aman daripada tensimeter air raksa


3) Hasil yang di dapat akurat

f. Kekurangan

1) Memerlukan tenaga ahli untuk melakukan pemeriksaan


2) Menggunakan putaran ber-angka sebagai penggantinya

g. Perawatan

1) Setelah pengukuran selesai, lilitkan manset dengan tensimeter dan pompa serta simpan
dalam kotaknya bersama dengan stetoskop.
2) Buang semua udara dalam manset sebelum disimpan.
3) Jangan pernah menyentuhkan manset atau komponennya dengan benda tajam.
4) Akurasi tensimeter dapat diperiksa secara visual: pastikan agar jarum berhenti dalam area
garis merah di bawah "0" saat unit sudah benar-benar kosong. Normalnya, kalibrasi harus
dilakukan setiap 2 tahun.
3. TENSIMETER DIGITAL

Tensimeter digital merupakan tensimeter yang lebih modern dan akurat, langsung menunjukan
hasil dalam bentuk angka. Tensimeter digital juga sangat praktis dalam penggunaan karena hanya tinggal
menekan tombol dan alat akan bekerja sendiri dalam menghitung tekanan darah. Tensimeter digital
menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya.

a. Prinsip Kerja :

Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-rata (sekitar
120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara akan dilepaskan dari manset dengan
mengendorkan knop pada tensimeter sehingga menyebabkan tekanan dalam manset akan
menurun. Secara perlahan manset akan mengempes, kita akan mengukur osilasi kecil dalam
tekanan udara dari manset lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan di mana denyut nadi
mulai terjadi atau bisa dikatakan sebagai batas bawah. Kami akan menggunakan MCU untuk
mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan kemudian merekam tekanan dalam manset.
Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada
titik di mana osilasi mulai menghilang.

b. Mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter digital

Sebelum mengukur tekanan darah perhatikan hala-hal berikut :

1) Waktu yang paling baik mengukur tekanan darah adalah pagi hari saat bangun tidur dan
belum melakukan kegiatan apapun.
2) Jika habis melakukan kegiatan seperti berjalan, berlari, membawa barang bawaan, aik
tangga, setelah makan dan sebagainya jangan langsung diukur, harus istirahat dulu dalam
posisi duduk rileks sekitar 10-15 menit.
3) Posisi terbaik dalam mengukur tekanan darah adalah berbaring atau duduk dengan posisi
lengan atas sejajar dengan jantung.
4) Mengkonsumsi obat tertentu seperti penghilang rasa sakit dapat menyebabkan hasil
pengukuran lebih tinggi.
5) Jangan melakukan aktifitas seperti berbicara, merokok, makan dan sebagainya selama
mengukur tekanan darah.

c. Cara mengukur menggunakan tensimeter digital :

1) Tekan tombol “start/stop” untuk mengaktifkan alat.


2) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya menghindar
kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30 menit
sebelum pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5 - 15 menit sebelum
pengukuran.
3) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan
dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk tegak.
4) Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki
datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas meja sehinga mancet
yang sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.
5) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran. Apabila
responden menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju ke atas tetapi
pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah di
lengan.
6) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan
tidak ada lekukan pada pipa mancet.
7) Ikuti posisi tubuh.
8) Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan
muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis.
9) Tekan “start/stop” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat
akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.

d. Prosedur penggunaan manset

1) Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.


2) Perhatikan arah masuknya perekat manset.
3) Pakai manset, perhatikan arah selang.
4) Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka keatas.
5) Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
6) Menghasilkan pengukuran yang akurat.
7) Pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.
8) Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit
dengan melepaskan mancet pada lengan.
9) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran
ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
10) Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi
berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.

e. Keunggulan tensimeter digital :

1) Tidak menggunakan air raksa (merkuri) sehingga bebas dari resiko terkena radiasi logam
berat.
2) Tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya sehingga baik dipakai
untuk mereka yang memiliki gangguan pendengaran.
3) Praktis, karena hasilnya langsung ditampilkan di layar digital. Seringkali dilengkapi
dengan fitur-fitur lain, misalnya grafik tekanan darahnya normal atau tidak, tambahan
memori, fitur Irregular Heart Beat.
4) Cara pemakaiannya sama dengan tensimeter air raksa, sehingga tidak perlu pelatihan
khusus.

f. Kelemahan tensimeter digital :

Akurasi tensimeter digital lebih rendah daripada tensimeter air raksa, karena dipengaruhi
berbagai faktor misalnya kondisi baterai, umur pakai, teknologi produknya. Karena itu, biasanya
untuk keperluan kalibrasi, dipakai tensimeter air raksa.

g. Cara perawatan tensimeter digital :

1) Hindari suhu dan kelembaban yang tinggi baik pada saat penggunaan atau penyimpanan.
Suhu dan kelembaban yang tinggi mempercepat kerusakan pada alat.
2) Hindari dari kontak dengan zat-zat kimia. Di rumah sakit banyak zat kimia yang dapat
merusak alat tensimeter.
3) Hindari dari benda-benda tajam yang juga dapat merusak alat.
4) Jagalah agar manometer (tabung air raksa, gauge atau LCD) dari benturan keras.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Tensimeter adalah alat kesehatan yang digunakan untuk mengukur tekanan darah dan saat ini
dikembangkan untuk keperluan dunia medis. Tensimeter terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya
yaitu tensimeter Hg/ tensimeter air raksa, tensimeter aneroid dan tensimeter digital. Tensimeter air raksa
bekerja secara manual dan menggunakan air raksa. Apabila air raksa tersebut bocor maka akan
menyebabkan gangguang bahkan kematian pada manusia. Tensimeter aneroid bekerja secara manual,
tetapi tidak mengguanakan air raksa sehingga aman untuk digunakan. Tensimeter digital bekerja secara
otomatis, dan tanpa menggunakan air raksa.

3.2 Saran

Cara pengukuran yang baik harus menggunakan manset dengan benar, posisi lengan tetap dan
harus sejajar dengan alat tensimeter serta dalam keadaan rileks.

Anda mungkin juga menyukai