Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

VIRTUAL PILAR- PILAR STBM

DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR

Pembangunan sanitasi di Indonesia mengacu pada


Sustainable Development Goals di mana pada tahun
2030 ditargetkan mencapai akses terhadap sanitasi yang
aman dan layak serta merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka
serta memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan dan kelompok masyarakat rentan.

Adanya pandemi Covid-19 menjadikan sektor air bersih dan sanitasi sangatlah
penting dalam memutus mata rantai Covid-19. Penyediaan air minum dan sanitasi yang
aman dan layak serta lingkungan yang bersih menjadi penting agar mampu melindungi
kesehatan masyarakat. Disamping itu dilaksanakannya perubahan perilaku higienis dan
saniter masyarakat seperti tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan,
mencuci tangan dengan benar, pengelolaan limbah yang baik dan konsisten baik di tingkat
komunitas, rumah tangga, sekolah, pasar, dan fasilitas umum lainnya akan dapat membantu
pencegahan transmisi atau penularan virus penyakit termasuk COVID-19 .

Dalam rangka percepatan pelaksanaan program air minum dan sanitasi yang layak
dan aman, untuk klaim keberhasilan diperlukan proses verifikasi. Pedoman ini disusun
mengingat kondisi pada saat ini mengharuskan kita untuk melakukan adaptasi kebiasaan
baru dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu pedoman ini dapat menjadi referensi bagi
pemangku kepentingan dalam melaksanakan verifikasi Stop Buang Air Besar Sembarangan
( SBS) dan 5 pilar STBM yang dapat dilakukan secara virtual dengan tetap menjaga kualitas
hasil verifikasi.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah mencurahkan waktu dan pemikiran
dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman pelaksanaan verifikasi virtual pilar-pilar
STBM ini bermanfaat dalam upaya percepatan pencapaian target sanitasi aman dan layak
sesuai dengan tujuan SDGs poin 6.

Direktur Kesehatan Lingkungan

drg. R. Vensya Sitohang,M.Epid


NIP. 196512131991012001
PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI VIRTUAL PILAR-
PILAR STBM
1. Latar belakang
Permasalahan sanitasi bukan hanya sekedar permasalahan pembangunan sarana
dan prasarana sanitasi tetapi permasalahan perilaku higiene masyarakat. Strategi untuk
meningkatkan kondisi sanitasi di masyarakat tidak cukup hanya dengan penyediaan sarana
secara fisik tetapi perlu kegiatan non fisik berupa pemberdayaan masyarakat. Sehubungan
pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan sanitasi, Pemerintah Indonesia
melalui Peraturan Kementerian Kesehatan No 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat yang selanjutnya disebut STBM menjadikan pendekatan dan paradigma baru
pembangunan sanitasi di Indonesia untuk mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan
perubahan perilaku. Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian salah satu
target SDGs tujuan 6 yaitu pada tahun 2030 sudah mencapai akses sanitasi yang memadai dan
layak untuk semua serta mengakhiri buang air besar sembarangan (BABS). Selanjutnya diringi
dengan peningkatan percepatan pilar-pilar STBM lainnya yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMRT), Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga (PSRT) dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT).
Pencapaian target STBM tersebut harus didukung dengan data dan pemetaan
akses sebagai bahan untuk perencanaan dan pemilihan strategi yang tepat sasaran.
Proses verifikasi menjadi penting dilakukan untuk memastikan terjadinya perubahan
perilaku masyarakat. Proses verifikasi STBM adalah serangkaian kegiatan penilaian yang
dilakukan oleh tim verifikasi STBM terhadap pernyataan bahwa telah terjadi perubahan
perilaku pada masyarakat terkait pilar-pilar STBM. Verifikasi STBM dilakukan oleh sebuah tim
beranggotakan 3-5 orang yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
Pandemi COVID-19 sampai saat ini masih berjangkit. Berbagai cara telah dilakukan
pemerintah untuk mengatasi wabah ini, namun masih belum berhasil. Usaha pemerintah akan
berhasil jika dibarengi dengan kedisiplinan masyarakat melakukan protokol kesehatan yang
telah ditetapkan pemerintah. COVID-19 berhasil mengubah kebiasaan yang dilakukan sehari-
hari baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di jalan, dan dimanapun. Gerak langkah menjadi
terbatas dengan adanya COVID-19 dan menjadi tidak produktif. Untuk itu adaptasi kebiasaan
baru harus dilakukan agar bisa beraktivitas dengan produktif di era Pandemi COVID-19 dengan
aman dan sehat.
Kegiatan verifikasi STBM dalam penyelenggaraannya yang melibatkan banyak orang,
dipandang berisiko tinggi dalam penyebaran COVID-19. Sementara itu pelaksanaan verifikasi
STBM harus dilakukan untuk memastikan telah terjadi perubahan prilaku hidup sehat
masyarakat. Untuk itu petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai panduan dalam melaksanakan
verifikasi STBM pada masa COVID-19 agar kegiatan verifikasi STBM dapat berjalan dengan
efektif dan aman sesuai dengan protokol kesehatan.

2. Tujuan

Tujuan disusunnya pedoman verifikasi STBM pada masa pandemi COVID-19 adalah sebagai
panduan bagi daerah dalam melakukan verifikasi pilar-pilar STBM pada masa pandemi
COVID-19.

3. Verifikasi STBM
Verifikasi STBM 5 Pilar dilakukan untuk memastikan bahwa telah terjadi perubahan perilaku
masyarakat dalam penyelenggarakan STBM 5 Pilar.
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan
a) Pilar pertama telah mencapai 100 % untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan
b) Empat pilar lainnya telah mencapai minimal 50% untuk status telah melaksanakan STBM
5 pilar

a. Tujuan
Tujuan dilakukannya verifikasi adalah:

1. Sebagai langkah untuk melakukan penilaian atas kondisi perubahan perilaku yang telah
terjadi di Masyarakat terkait dengan 5 pilar STBM yaitu:
 Pilar 1 : Stop BABS
Pilar 1 atau Stop Buang Air Besar Sembarangan terpenuhi jika kondisi ketika setiap
individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar
sembarangan baik di tempat terbuka atau di jamban tetapi masih disalurkan
langsung kebadan air atau selokan yang berpotensi menyebarkan penyakit
 Pilar 2 : Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pilar ke 2 atau Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dipenuhi ketika setiap individu
anggota rumah tangga membudayakan perilaku cuci tangan dengan air mengalir
yang memenuhi syarat kesehatan dan menggunakan sabun secara berkelanjutan,
menyediakan dan memelihara sarana cuci tangan dan saluran pembuangan air serta
mengetahui waktu kritis yang mengharuskan melakukan cuci tangan pakai sabun
 Pilar 3 : Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM RT)
Pilar ke 3 atau Penyehatan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
dipenuhi dengan membudayakan perilaku pengolahan air minum dan makanan
yang aman secara berkelanjutan dan menyediakan,memelihara tempat pengolahan
air minum dan makanan aman rumah tangga yang sehat.
 Pilar 4 : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS RT)
Pilar ke 4 atau Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS RT) yaitu kondisi ketika
setiap rumah tangga mengelola sampah dengan prinsip pengurangan dan
penanganan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dengan indikasi
tidak ada sampah berserakan di lingkungan sekitar rumah, tersedia tempat sampah
yang tertutup, kuat dan mudah dibersihkan sehingga tidak berpotensi menyebarkan
penyakit.
 Pilar 5 : Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC RT)

Pilar ke 5 yaitu Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus dipenuhi jika,
tidak terlihat genangan air di sekitar rumah karena limbah cair domestik (termasuk
kran umum atau WC umum), melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah
tangga melalui sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah yang tertutup,
menyediakan dan menggunakan penampungan limbah cair rumah tangga (sumur
resapan), memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair rumah
tangga
2. Sebagai alat untuk menyatakan bahwa komunitas telah mencapai status pilar-pilar
STBM dan sebagai acuan bagi pemangku kepentingan untuk memberikan sertifikasi
serta dasar bagi masyarakat untuk melaksanakan deklarasi.
3. Sebagai bentuk strategi advokasi bagi pemangku kepentingan untuk keberlangsungan
STBM, melalui peran pemerintah dalam mengeluarkan regulasi untuk mendorong
penganggaran dan perencanaan program berdasarkan data hasil verifikasi.
4. Sebagai langkah dalam menyusun strategi untuk mempertahankan status
komunitas,masyarakat, institusi yang telah Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop
BABS) dan untuk mencapai Desa STBM ( 5 pilar ).
b. Prinsip Verifikasi
Prinsip Verifikasi mengacu pada pembuktian akan kebenaran berdasarkan data yang telah
dilakukan dan dikumpulkan sebelumnya melalui kegiatan monitoring dan evaluasi STBM.

Prinsip dalam pelaksanaan verifikasi antara lain:

 Transparan, masyarakat mengetahui tentang kondisi sanitasi di komunitasnya.


 Independen, melibatkan unsur dari luar komunitas yang diverifikasi.
 Obyektif, hasil verifikasi mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di masyarakat.
 Kesetaraan Gender, memperhatikan keterlibatan dan keseimbangan antara laki-laki dan
perempuan
 Inklusi Sosial ,memperhatikan yang berkebutuhan khusus.

c. Tahapan proses verifikasi


Tahapan proses dalam verifikasi terdiri dari 5 (lima) tahap yang harus dilalui oleh tim
verifikasi untuk memastikan keberhasilan kegiatan verifikasi dengan kualitas yang baik.
Adapun tahapan proses verifikasi sebagai berikut:

1. Persiapan

Proses persiapan merupakan kegiatan penting dalam rangkaian verifikasi. Persiapan


yang baik akan menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan verifikasi. Kegiatan ini
bertujuan untuk :

a. Menyamakan persepsi antar tim verifikasi terkait dengan strategi pelaksanaan


verifikasi dan alur verifikasi.
b. Meningkatkan keterampilan dalam menggunakan form-form verifikasi.
c. Menyiapkan berbagai kebutuhan pelaksanaan verifikasi.
d. Membagi peran dan tugas dalam melakukan verifikasi berdasarkan wilayah
administrasi yangakan diverifikasi.

Langkah-langkah persiapan :

a. Mengidentifikasi, memastikan pelaku verifikasi siap melakukan kegiatan


pembekalan dan penyamaan persepsi serta dapat hadir dalam satu satuan waktu
yang ditetapkan bersama.
b. Meminta penjelasan dari pihak perwakilan komunitas yang akan diverifikasi
sehingga tim verifikasi memiliki pemahaman tentang wilayah yang akan diverifikasi.
Penjelasan berdasarkan data yang dapat diambil dari peta sanitasi.
c. Pembahasan strategi, tahapan verifikasi, tingkatan wilayah dan pilar STBM yang
akan diverifikasi.
d. Memperbanyak format verifikasi sesuai dengan kebutuhan.
e. Penyamaan persepsi tentang format verifikasi yang akan digunakan (tergantung
pilar yang akan diverifikasi). Form dibahas secara rinci dan jika memungkinkan tim
verifikasi membuat catatan-catatan penting dalam form tersebut untuk
memudahkan tim dalam menggunakannya.
f. Membagi tim verifikasi menjadi sub tim berdasarkan titik wilayah yang akan
diverifikasi. Tim dapat dibagi berdasarkan clustering wilayah dengan melihat peta
sosial atau peta desa yang menggambarkan sebaran rumah-rumah penduduk yang
akan diverifikasi.
g. Tim verifikasi menyepakati jadwal dan estimasi waktu yang diperlukan untuk semua
titik yang akan diverifikasi serta pelaksanaan proses review dan rekap data.

Dalam seluruh tahapan persiapan harus dipastikan :


- pelaku verifikasi dalam kondisi sehat
- penyediaan alat pelindung diri bagi pelaku verifikasi seperti masker, face shield,
hand sanitizer atau sabun cair.
- Selalu menerapkan 3 M ( menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan)
- Berkoordinasi dengan tim satgas COVID-19 yang ada untuk memastikan
wilayah dan atau rumah yang dikunjungi tidak berada pada zona merah.

2. Pengumpulan Data dan Informasi

Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan berdasarkan peta sanitasi dari hasil
pemicuan untuk melihat kondisi perubahan perilaku sanitasi masyarakat. Data primer
yang dapat dipergunakan dimiliki oleh Kader/Sanitarian serta data dari halaman Web
Monev STBM.
Tujuan :

 Melihat kondisi sarana dan prasarana pilar-pilar STBM secara langsung yang akan
diverifikasi berbekal data primer, peta dan data WEB untuk pilar 1
 Mengetahui kondisi perubahan perilaku warga masyarakat yang akan diverifikasi.

3. Rekapitulasi Data

Tahapan ini dilaksanakan setelah tim verifikasi melakukan kegiatan verifikasi. Pada
tahap ini tim verifikasi melakukan review untuk mengevaluasi kegiatan verifikasi.
Semua data yang diperoleh tim verifikasi direkap menjadi dengan menggunakan format
yang ada. Penerapan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker
harus selalu dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Tujuan:

 Mengkaji ulang dan mengevaluasi hasil verifikasi yang telah dilaksanakan oleh tim
verifikasi.
 Melakukan rekapitulasi data bersama tim verifikasi yang dipergunakan dalam proses
pleno.

4. Review Hasil Verifikasi

Kegiatan ini dilaksanakan untuk peningkatan kualitas verifikasi yang akan dilaksanakan
berikutnya, dengan menggali pembelajaran dari tim verifikasi terkait tantangan selama
melaksanakan kegiatan verifikasi, hal yang mendukung dan hal yang perlu ditingkatkan
untuk kegiatan verifikasi berikutnya.

Tujuan:

Mengidentifikasi pembelajaran dan tantangan dari hasil verifikasi. Hasil review dan
refleksi pelaksanaan verifikasi menjadi bahan perbaikan dalam pelaksanaan verifikasi
berikutnya dengan harapan akan ada peningkatan kualitas verifikasi baik dari sisi
proses maupun hasil.

5. Pleno Hasil Verifikasi

Pleno merupakan alat pembuktian kepada masyarakat tentang seberapa besar capaian
dan kualitas perubahan perilaku yang terjadi terhadap pilar-pilar STBM atas hasil
verifikasi. Pleno dilaksanakan melalui proses analisa bersama antara masyarakat,
tokoh masyarakat, Tim STBM dan pemegang kebijakan. Kegiatan pleno ini akan
menghasilkan berita acara hasil verifikasi.

Jika dari hasil pleno masyarakat telah memenuhi salah satu atau beberapa pilar STBM
maka komunitas tersebut berhak mendapatkan sertifikasi dari stakeholder terkait dan
dapat digunakan sebagai dasar bagi masyarakat untuk melaksanakan deklarasi. Jika
belum memenuhi, maka akan dirancang bersama tentang strategi kongkrit untuk
perbaikan dan perubahan perilaku.

Hasil dari proses Pleno juga dapat dipergunakan sebagai media advokasi kepada
Kepala Desa atau Lurah, Kecamatan, Puskesmas dan Kabupaten/Kota untuk
memberikan dukungan terhadap upaya perubahan perilaku yang sudah dilakukan oleh
masyarakat.

Dalam pelaksanaan pleno perlu diperhatikan :

- Sebaiknya tidak dilaksanakan dalam ruangan tertutup


- Peserta pleno berada dalam kondisi sehat
- Selalu menerapkan 3 M ( menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan)

d. Tim verifikasi

Tim verifikasi disesuaikan dengan kebutuhan pada tingkatan mana verifikasi dilakukan. Tim
verifikasi disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Tim Verifikasi.

TINGKATAN ANGGOTA TIM PENDAMPING ALAT VERIFIKASI


VERIFIKASI
DUSUN/RW  Sanitarian Puskesmas  Kader  Data Primer
 PKK Desa/ Kelurahan Dusun/RW  Peta Sosial
 Aparat Desa/  Komite  Format Verifikasi
Kelurahan Dusun/RW dan Rekap
 Tim dari dusun lain  Kepala Dusun/
dalam satu desa Ketua RW lokasi
 Perwakilan kelompok verifikasi
TINGKATAN ANGGOTA TIM PENDAMPING ALAT VERIFIKASI
VERIFIKASI
marginal seperti
kelompok diabilitas
DESA/KELURAHAN  Sanitarian Puskesmas  Aparat  Data Primer
 Promkes Puskesmas Desa/Kelurahan  Peta Sosial
 UPTD Kecamatan  Kader  Data Web STBM
 PKK Kecamatan Desa/Kelurahan  Format Verifikasi
 Tim STBM dari Desa/  PKK dan Rekap
Kelurahan lain dalam Desa/Kelurahan
1 (satu) Kecamatan  Kepala
 Perwakilan kelompok Desa/Lurah
marginal seperti lokasi verifikasi
kelompok diabilitas
KECAMATAN  Dinas Kesehatan  Aparat  Data Primer
Kabupaten/Kota Kecamatan  Data Web STBM
 POKJA Sanitasi/  PKK Kecamatan  Format Verifikasi
AMPL  Tim STBM dan Rekap
 PKK Kabupaten Kecamatan
 Organisasi yang  Camat lokasi
bergerak di bidang verifikasi
kesehatan (Forum  Puskesmas
Kabupaten Kota  UPTD
Sehat, jika ada) Kecamatan
 Tim STBM dari
Kecamatan lain
 Perwakilan kelompok
marginal seperti
kelompok diabilitas
KABUPATEN /  Dinas Kesehatan  Dinas  Data Primer
KOTA Provinsi Kesehatan  Data Web STBM
 Tim STBM Provinsi Kabupaten/Kota  Format Verifikasi
 POKJA Sanitasi /  Tim STBM dan Rekap
TINGKATAN ANGGOTA TIM PENDAMPING ALAT VERIFIKASI
VERIFIKASI
AMPL Provinsi Kabupaten/Kota
 Perwakilan dari  PKK Kabupaten/
kabupaten lain Kota
 Dinas di Provinsi yang  Organisasi yang
terkait dengan Sarana bergerak di
Air Minum dan bidang
Sanitasi kesehatan
 Perwakilan kelompok (Forum
marginal seperti Kabupaten Kota
kelompok diabilitas Sehat, jika ada)
PROVINSI  Kementerian  Dinas  Data Primer
Kesehatan Kesehatan  Data Web STBM
 Kementerian/Lembaga Propinsi  Format Verifikasi
terkait dengan sanitasi  Tim STBM dan Rekap
dan air minum Propinsi
 POKJA Sanitasi /  PKK Propinsi
AMPL Provinsi  Organisasi yang
 Mitra STBM bergerak di
 Perwakilan kelompok bidang
marginal seperti kesehatan
kelompok diabilitas (Forum
Kabupaten Kota
Sehat, jika ada)

e. Pelaksanaan verifikasi berjenjang


1. Verifikasi Dusun/RW/RT
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan pilar pertama
100% untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan dan ke empat pilar lainnya
telah mencapai minimal 50 % untuk status telah melaksanakan 5 pilar STBM
berdasarkan hasil data monitoring ( E Monev STBM). Kepala Dusun/RW/RT akan
membuat permohonan verifikasi kepada Kepala Puskesmas yang ditembuskan kepada
Kepala Desa. Puskesmas memfasilitasi dengan membentuk tim verifikasi Dusun/RW.

METODE KETERANGAN

(1) Dilaksanakan pada semua KK yang ada di Dusun/RW/RT.


DUSUN
(2) Tim verifikasi harus mengunjungi SEMUA RUMAH (100%)
/ Sensus
yang berada di Dusun/RW/RT yang diverifikasi.
RW/RT
(3) Verifikasi dilakukan sekaligus untuk ke lima pilar STBM.

Pelaksanaan verifikasi dusun/RW/RT harus mengunjungi semua rumah yang ada (100%).
Untuk itu pelaksanaan verifikasi harus memperhatikan protokol kesehatan yaitu :
a. Tim verifikasi dapat berkoordinasi dulu dengan tim satgas COVID-19 yang ada di
dusun/RW/RT untuk memastikan wilayah dan/ atau rumah yang dikunjungi tidak zona
merah.
b. Melakukan protokol kesehatan, cuci tangan pakai sabun dan/ atau hand sanitizer
sebelum masuk dan keluar dari rumah yang diverifikasi
c. Wajib pakai masker. Disarankan menggunakan face shield/pelindung wajah.
d. Tidak bersalaman,tidak saling bersentuhan dan menjaga jarak aman (1,5 meter -2
meter)
e. Tim verifikasi dusun/RW/RT mengisi form verifikasi secara benar sesuai form yang
tersedia. Bila menggunakan kertas, pastikan bahwa kertas tersebut diisi oleh satu
orang.
f. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan
anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya
dengan cairan disinfektan.

2. Verifikasi Desa
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan pilar pertama
100 % untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan dan ke empat pilar lainnya
telah mencapai 50 % untuk status telah melaksanakan 5 pilar STBM berdasarkan hasil
data monitoring ( E Monev STBM). Kepala Desa/ Lurah akan membuat permohonan
verifikasi kepada Kepala Puskesmas yang ditembuskan kepada Camat dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kab/Kota memfasilitasi dengan
membentuk tim verfikasi Desa.
Verifikasi di tingkat Desa/ kelurahan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
verifikasi tingkat dusun/RW/RT.

(1) Seluruh Dusun/RW/RT di Desa/kelurahan yang akan


diverifikasi harus sudah terverifikasi 100% terlebih
dahulu.
(2) Verifikasi Desa/Kelurahan dilakukan dengan
sampling 30% dari jumlah dusun/RW/RT yang ada.
Dari masing-masing dusun/RW/RT sampling dipilih
Stratified 30 % KK yang ada di setiap Dusun/RW/RT sebagai
Random sampling.
Sampling (3) Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke
DESA
dalam kelompok-kelompok yang homogen,
diutamakan daerah rawan, misalkan bantaran sungai
atau lokasi yang biasanya digunakan oleh
masyarakat untuk BABS, membuang sampah,
mencuci peralatan makan dan minum dan sumber
air baku konsumsi.
(4) Data hasil verifikasi tingkat dusun dapat digunakan
refrensi bagi tim verifikator untuk menentukan
wilayah yang akan diverifikasi termasuk peta desa
dan data primer (digunakan data dari WEB STBM)

Pelaksanaan verifikasi desa dilakukan dengan mengunjungi rumah yang menjadi titik
sample . Untuk itu pelaksanaan verifikasi harus memperhatikan protokol kesehatan yaitu :
a. Tim verifikasi dapat berkoordinasi dulu dengan tim satgas COVID-19 yang ada di
desa/kelurahan dalam memetakan wilayah dan rumah mana saja yang akan
dikunjungi saat akan melakukan kunjungan rumah
b. Memastikan wilayah dan atau rumah yang dikunjungi tidak zona merah.
c. Melakukan protokol kesehatan, cuci tangan pakai sabun dan/ atau hand sanitizer
sebelum masuk dan keluar dari rumah yang diverifikasi.
d. Wajib pakai masker. Disarankan menggunakan face shield/pelindung wajah.
e. Tidak bersalaman ,tidak saling bersentuhan dan menjaga jarak aman (1,5 meter -2
meter)
f. Tim verifikasi desa/kelurahan mengisi form verifikasi secara benar sesuai form yang
tersedia. Bila menggunakan kertas, pastikan bahwa kertas tersebut diisi oleh satu
orang.
g. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan
anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang
lainnya dengan cairan disinfektan

3. Verifikasi Kecamatan

Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan pilar pertama
100 % untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan dan ke empat pilar lainnya
telah mencapai 50 % untuk status telah melaksanakan 5 pilar STBM berdasarkan hasil
data monitoring ( E Monev STBM). Camat akan membuat permohonan verifikasi kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota yang ditembuskan kepada Bupati/Walikota.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memfasilitasi dengan membentuk tim verfikasi
Kecamatan

METODE KETERANGAN

1. Di setiap desa dalam kecamatan tersebut harus


sudah terverifikasi 100% seperti persyaratan
verifikasi Desa. Dibuktikan dengan berita acara.
2. Verifikasi Kecamatan dilakukan dengan
sampling 30% dari jumlah Desa/kelurahan yang
ada di setiap kecamatan. Kemudian diambil
sampling 30 % jumlah KK yang ada pada desa
KECAMATAN
sampling
Stratified 3. Pemilihan sampel dengan cara membagi
Random populasi ke dalam kelompok-kelompok yang
Sampling homogen lebih baik, untuk menguji apakah
daerah rawan tersebut misalkan bantaran
sungai atau lokasi yang biasanya digunakan
oleh masyarakat untuk BABS, membuang
sampah, mencuci peralatan makan dan minum
dan sumber air baku konsumsi.
4. Data hasil verifikasi tingkat Desa dapat
digunakan refrensi bagi tim verifikator untuk
menentukan wilayah yang akan diverifikasi
termasuk peta desa dan data primer (bisa
digunakan data dari WEB STBM)

Pelaksanaan verifikasi kecamatan dilakukan dengan mengunjungi rumah yang menjadi


titik sample .Untuk itu pelaksanaan verifikasi harus memperhatikan protokol kesehatan
yaitu :
a. Tim verifikasi dapat berkoordinasi dulu dengan tim satgas COVID-19 yang ada di
desa/kelurahan dalam memetakan wilayah dan rumah mana saja yang akan
dikunjungi saat akan melakukan kunjungan rumah
b. Memastikan wilayah dan atau rumah yang dikunjungi tidak zona merah.
c. Melakukan protokol kesehatan, cuci tangan pakai sabun dan/ atau hand sanitizer
sebelum masuk dan keluar dari rumah yang diverifikasi.
d. Wajib pakai masker. Disarankan menggunakan face shield/pelindung wajah.
e. Tidak bersalaman, tidak saling bersentuhan dan menjaga jarak aman (1,5 meter -2
meter)
f. Tim verifikasi kecamatan mengisi form verifikasi secara benar sesuai form yang
tersedia. Bila menggunakan kertas, pastikan bahwa kertas tersebut diisi oleh satu
orang.
g. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan
anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang
lainnya dengan cairan disinfektan
4. Verifikasi Kabupaten/Kota
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan pilar pertama
dan pilar kedua 100% untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan dan ke empat
pilar lainnya telah mencapai 50 % untuk status telah melaksanakan 5 pilar STBM
berdasarkan hasil data monitoring ( E Monev STBM). Bupati/Walikota akan membuat
permohonan verifikasi kepada Kepala Dinkes Provinsi yang ditembuskan kepada
Gubernur dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dinas Kesehatan Provinsi memfasilitasi dengan membentuk tim verfikasi
Kabupaten/Kota.

METODE KETERANGAN

1. Di setiap Kecamatan dalam Kabupaten/Kota


tersebut harus sudah terverifikasi 100% seperti
persyaratan verifikasi Kecamatan. Dibuktikan
dengan berita acara
2. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh
Evaluasi kecamatan semuanya sudah memiliki berita
hasil acara) bisa dilaksanakan secara virtual dengan
Verifikasi mengundang tim perwakilan kecamatan dan
sanitarian puskesmas untuk menetapkan
komunitas sasaran kunjungan lapangan
3. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol
KABUPATEN
kesehatan yang ketat dan mengurangi jumlah tim
dilakukan di kecamatan yang dianggap kritis
yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi.
Kunjungan lapangan dapat mengacu pada
pedoman pemicuan dan verifikasi pada masa
pandemi.
4. Pleno verifikasi secara virtual.
5. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun sampai
dengan kecamatan akan dievaluasi oleh tim
verifikasi STBM tingkat kabupaten, jika masih
ditemukan komunitas kritis yang belum
memenuhi kriteria STBM, maka tim STBM
tingkat Kabupaten akan melakukan monitoring
dan evaluasi serta verifikasi ulang dengan
didampingi oleh tim STBM tingkat kecamatan
dan desa
6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan
klarifikasi lanjutan bisa melalui virtual
mengundang kecamatan tertentu.
7. Komunitas sasaran kunjungan adalah
kecamatan yang terverifikasi SBS paling awal
(sudah lama) dan atau berada di daerah aliran
sungai dan atau yang akses ke sarana sanitasi
belum layak dan atau masyarakat marginal
misalnya penyandang disabilitas dan masyarakat
miskin serta kelompok minoritas lainnya.

Selama masa pandemi COVID-19, pelaksanaan verifikasi Kabupaten/kota dapat


dilakukan melalui virtual dengan Kabupaten/Kota yang mengusulkan. Pelaksanaan
verifikasi secara virtual difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Propinsi.

5. Verifikasi Provinsi
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan pilar pertama
dan keempat pilar lainnya telah mencapai minimal 50 % untuk status telah melaksanakan
5 pilar STBM berdasarkan hasil data monitoring ( E Monev STBM). Dinas Kesehatan
Provinsi akan membuat permohonan verifikasi kepada Direktur Kesehatan Lingkungan
yang ditembuskan Menteri Kesehatan dan Gubernur .
Kementerian Kesehatan memfasilitasi dengan membentuk tim verifikasi Propinsi
METODE KETERANGAN

1. Di setiap Kabupaten/Kota dalam Provinsi tersebut


harus sudah terverifikasi 100% seperti persyaratan
verifikasi Kabupaten/Kota. Dibuktikan dengan berita
acara.
Evaluasi 2. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun, kecamatan
hasil dan kabupaten akan dievaluasi oleh tim verifikasi
Verifikasi STBM tingkat Propinsi, jika masih ditemukan
komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria
STBM, maka tim STBM tingkat Propinsi akan
melakukan monitoring dan evaluasi serta verifikasi
ulang dengan didampingi oleh tim STBM tingkat
kecamatan,desa dan Kabupaten
3. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh
Provinsi kabupaten/kota sudah memiliki berita acara) bisa
dilakukan secara virtual dengan mengundang tim
perwakilan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan
dan ditetapkan lokasi kunjungan lapangan
(komunitas kritis)
4. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol
kesehatan yang ketat dan mengurangi jumlah tim
dilakukan di Kabupaten/Kota yang dianggap kritis
yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi
5. Pleno verifikasi secara virtual.
6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan
klarifikasi lanjutan bisa melalui virtual mengundang
Kabupaten/Kota tertentu

Selama masa pandemi COVID-19 , pelaksanaan verifikasi Provinsi dapat dilakukan


melalui virtual dengan provinsi yang mengusulkan. Pelaksanaan verifikasi secara virtual
difasilitasi oleh Direktorat Kesehatan Lingkungan.
f. Berita acara verifikasi
BERITA ACARA VERIFIKASI SBS/ODF/LIMA PILAR
Nomor :……………………………
Pada hari ini jumat tanggal dua puluh bulan April tahun Dua ribu dua puluh satu, Kami yang
bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Instansi :
Jabatan :
2. Nama :
Instansi :
Jabatan :
3. Nama :
Instansi :
Jabatan :
Berdasarkan :
1. Surat Perintah Tugas Kepala ……….. .Nomor…………… Tanggal……………………...
2. Surat Perintah Tugas Kepala ………… Nomor…………… Tanggal……………………...
3. Surat Perintah Tugas Kepala ………… .Nomor…………… Tanggal……………………...

Telah melakukan verifikasi teknis selama (satu) hari terhitung mulai tanggal ……..s.d
………………………
Dengan hasil sebagai berikut :
1………………………………………………………………………………………………………………
2………………………………………………………………………………………………………………

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar benarnya untuk digunakan sebagai mestinya.

Tim Verifikasi Teknis


1……………………………………………………………… (…………………………)
2……………………………………………………………… (…………………………)
g. Pemanfaatan data hasil verifikasi untuk
1. Dokumen hasil verifikasi dijadikan media, referensi dan bahkan sebagai data dasar
bagi Lintas Program dan Lintas Sektor dalam melakukan kajian-kajian outcome dan
perencanaan program serta kajian dampak kesehatan yang lebih luas.
2. Data dan informasi hasil verifikasi menjadi dasar advokasi untuk anggaran dan
kebijakan Pemerintah Daerah. Data tersebut juga dapat dipergunakan Pemerintah
setempat dalam kegiatan sosialisasi peningkatan peran swasta dalam mendukung
STBM melalui CSR (Corporate Social Responsibility).
3. Data hasil verifikasi akan mendorong peran Pemerintah Pusat maupun setempat
dalam mengeluarkan regulasi. Hal ini untuk mendorong komunitas yang sudah
mencapai status pilar STBM verifikasi akan terjaga karena adanya enabling
environment termasuk kelembagaan yang memadai.
4. Sebagai dasar dalam penerapan sanksi sebagai upaya untuk menjaga status pilar-
pilar STBM yang telah dicapai dan tidak kembali lagi pada perilaku lama
Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan Verifikasi Pilar STBM Pada Masa Pandemi Tahun
2021 :
1. Ely Setyawati, SKM,MKM (Sanitarian Ahli Madya)
2. Yustina Tutuanita, SKM,MKM (Sanitarian Ahli Muda)
3. Suzanna, SKM,MSi (Sanitarian Ahli Muda)
4. Aloysia Widyastuti,SKM,MSi (Sanitarian Ahli Muda)
5. Agustina Widyastuti (Pelaksana)
6. Muthia Fadhila,S.Tr.KL (Pelaksana)

Kontributor :

1. UNICEF
2. SIMAVI
3. WVI
4. IUWASH Plus
5. YPII
6. PLAN Indonesia
7. NMC Pamsimas

Anda mungkin juga menyukai