Adanya pandemi Covid-19 menjadikan sektor air bersih dan sanitasi sangatlah
penting dalam memutus mata rantai Covid-19. Penyediaan air minum dan sanitasi yang
aman dan layak serta lingkungan yang bersih menjadi penting agar mampu melindungi
kesehatan masyarakat. Disamping itu dilaksanakannya perubahan perilaku higienis dan
saniter masyarakat seperti tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan,
mencuci tangan dengan benar, pengelolaan limbah yang baik dan konsisten baik di tingkat
komunitas, rumah tangga, sekolah, pasar, dan fasilitas umum lainnya akan dapat membantu
pencegahan transmisi atau penularan virus penyakit termasuk COVID-19 .
Dalam rangka percepatan pelaksanaan program air minum dan sanitasi yang layak
dan aman, untuk klaim keberhasilan diperlukan proses verifikasi. Pedoman ini disusun
mengingat kondisi pada saat ini mengharuskan kita untuk melakukan adaptasi kebiasaan
baru dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu pedoman ini dapat menjadi referensi bagi
pemangku kepentingan dalam melaksanakan verifikasi Stop Buang Air Besar Sembarangan
( SBS) dan 5 pilar STBM yang dapat dilakukan secara virtual dengan tetap menjaga kualitas
hasil verifikasi.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mencurahkan waktu dan pemikiran
dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman pelaksanaan verifikasi virtual pilar-pilar
STBM ini bermanfaat dalam upaya percepatan pencapaian target sanitasi aman dan layak
sesuai dengan tujuan SDGs poin 6.
2. Tujuan
Tujuan disusunnya pedoman verifikasi STBM pada masa pandemi COVID-19 adalah sebagai
panduan bagi daerah dalam melakukan verifikasi pilar-pilar STBM pada masa pandemi
COVID-19.
3. Verifikasi STBM
Verifikasi STBM 5 Pilar dilakukan untuk memastikan bahwa telah terjadi perubahan perilaku
masyarakat dalam penyelenggarakan STBM 5 Pilar.
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan
a) Pilar pertama telah mencapai 100 % untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan
b) Empat pilar lainnya telah mencapai minimal 50% untuk status telah melaksanakan STBM
5 pilar
a. Tujuan
Tujuan dilakukannya verifikasi adalah:
1. Sebagai langkah untuk melakukan penilaian atas kondisi perubahan perilaku yang telah
terjadi di Masyarakat terkait dengan 5 pilar STBM yaitu:
Pilar 1 : Stop BABS
Pilar 1 atau Stop Buang Air Besar Sembarangan terpenuhi jika kondisi ketika setiap
individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar
sembarangan baik di tempat terbuka atau di jamban tetapi masih disalurkan
langsung kebadan air atau selokan yang berpotensi menyebarkan penyakit
Pilar 2 : Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pilar ke 2 atau Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dipenuhi ketika setiap individu
anggota rumah tangga membudayakan perilaku cuci tangan dengan air mengalir
yang memenuhi syarat kesehatan dan menggunakan sabun secara berkelanjutan,
menyediakan dan memelihara sarana cuci tangan dan saluran pembuangan air serta
mengetahui waktu kritis yang mengharuskan melakukan cuci tangan pakai sabun
Pilar 3 : Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM RT)
Pilar ke 3 atau Penyehatan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
dipenuhi dengan membudayakan perilaku pengolahan air minum dan makanan
yang aman secara berkelanjutan dan menyediakan,memelihara tempat pengolahan
air minum dan makanan aman rumah tangga yang sehat.
Pilar 4 : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS RT)
Pilar ke 4 atau Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS RT) yaitu kondisi ketika
setiap rumah tangga mengelola sampah dengan prinsip pengurangan dan
penanganan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dengan indikasi
tidak ada sampah berserakan di lingkungan sekitar rumah, tersedia tempat sampah
yang tertutup, kuat dan mudah dibersihkan sehingga tidak berpotensi menyebarkan
penyakit.
Pilar 5 : Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC RT)
Pilar ke 5 yaitu Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus dipenuhi jika,
tidak terlihat genangan air di sekitar rumah karena limbah cair domestik (termasuk
kran umum atau WC umum), melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah
tangga melalui sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah yang tertutup,
menyediakan dan menggunakan penampungan limbah cair rumah tangga (sumur
resapan), memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair rumah
tangga
2. Sebagai alat untuk menyatakan bahwa komunitas telah mencapai status pilar-pilar
STBM dan sebagai acuan bagi pemangku kepentingan untuk memberikan sertifikasi
serta dasar bagi masyarakat untuk melaksanakan deklarasi.
3. Sebagai bentuk strategi advokasi bagi pemangku kepentingan untuk keberlangsungan
STBM, melalui peran pemerintah dalam mengeluarkan regulasi untuk mendorong
penganggaran dan perencanaan program berdasarkan data hasil verifikasi.
4. Sebagai langkah dalam menyusun strategi untuk mempertahankan status
komunitas,masyarakat, institusi yang telah Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop
BABS) dan untuk mencapai Desa STBM ( 5 pilar ).
b. Prinsip Verifikasi
Prinsip Verifikasi mengacu pada pembuktian akan kebenaran berdasarkan data yang telah
dilakukan dan dikumpulkan sebelumnya melalui kegiatan monitoring dan evaluasi STBM.
1. Persiapan
Langkah-langkah persiapan :
Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan berdasarkan peta sanitasi dari hasil
pemicuan untuk melihat kondisi perubahan perilaku sanitasi masyarakat. Data primer
yang dapat dipergunakan dimiliki oleh Kader/Sanitarian serta data dari halaman Web
Monev STBM.
Tujuan :
Melihat kondisi sarana dan prasarana pilar-pilar STBM secara langsung yang akan
diverifikasi berbekal data primer, peta dan data WEB untuk pilar 1
Mengetahui kondisi perubahan perilaku warga masyarakat yang akan diverifikasi.
3. Rekapitulasi Data
Tahapan ini dilaksanakan setelah tim verifikasi melakukan kegiatan verifikasi. Pada
tahap ini tim verifikasi melakukan review untuk mengevaluasi kegiatan verifikasi.
Semua data yang diperoleh tim verifikasi direkap menjadi dengan menggunakan format
yang ada. Penerapan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker
harus selalu dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Tujuan:
Mengkaji ulang dan mengevaluasi hasil verifikasi yang telah dilaksanakan oleh tim
verifikasi.
Melakukan rekapitulasi data bersama tim verifikasi yang dipergunakan dalam proses
pleno.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk peningkatan kualitas verifikasi yang akan dilaksanakan
berikutnya, dengan menggali pembelajaran dari tim verifikasi terkait tantangan selama
melaksanakan kegiatan verifikasi, hal yang mendukung dan hal yang perlu ditingkatkan
untuk kegiatan verifikasi berikutnya.
Tujuan:
Mengidentifikasi pembelajaran dan tantangan dari hasil verifikasi. Hasil review dan
refleksi pelaksanaan verifikasi menjadi bahan perbaikan dalam pelaksanaan verifikasi
berikutnya dengan harapan akan ada peningkatan kualitas verifikasi baik dari sisi
proses maupun hasil.
Pleno merupakan alat pembuktian kepada masyarakat tentang seberapa besar capaian
dan kualitas perubahan perilaku yang terjadi terhadap pilar-pilar STBM atas hasil
verifikasi. Pleno dilaksanakan melalui proses analisa bersama antara masyarakat,
tokoh masyarakat, Tim STBM dan pemegang kebijakan. Kegiatan pleno ini akan
menghasilkan berita acara hasil verifikasi.
Jika dari hasil pleno masyarakat telah memenuhi salah satu atau beberapa pilar STBM
maka komunitas tersebut berhak mendapatkan sertifikasi dari stakeholder terkait dan
dapat digunakan sebagai dasar bagi masyarakat untuk melaksanakan deklarasi. Jika
belum memenuhi, maka akan dirancang bersama tentang strategi kongkrit untuk
perbaikan dan perubahan perilaku.
Hasil dari proses Pleno juga dapat dipergunakan sebagai media advokasi kepada
Kepala Desa atau Lurah, Kecamatan, Puskesmas dan Kabupaten/Kota untuk
memberikan dukungan terhadap upaya perubahan perilaku yang sudah dilakukan oleh
masyarakat.
d. Tim verifikasi
Tim verifikasi disesuaikan dengan kebutuhan pada tingkatan mana verifikasi dilakukan. Tim
verifikasi disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Tim Verifikasi.
METODE KETERANGAN
Pelaksanaan verifikasi dusun/RW/RT harus mengunjungi semua rumah yang ada (100%).
Untuk itu pelaksanaan verifikasi harus memperhatikan protokol kesehatan yaitu :
a. Tim verifikasi dapat berkoordinasi dulu dengan tim satgas COVID-19 yang ada di
dusun/RW/RT untuk memastikan wilayah dan/ atau rumah yang dikunjungi tidak zona
merah.
b. Melakukan protokol kesehatan, cuci tangan pakai sabun dan/ atau hand sanitizer
sebelum masuk dan keluar dari rumah yang diverifikasi
c. Wajib pakai masker. Disarankan menggunakan face shield/pelindung wajah.
d. Tidak bersalaman,tidak saling bersentuhan dan menjaga jarak aman (1,5 meter -2
meter)
e. Tim verifikasi dusun/RW/RT mengisi form verifikasi secara benar sesuai form yang
tersedia. Bila menggunakan kertas, pastikan bahwa kertas tersebut diisi oleh satu
orang.
f. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan
anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya
dengan cairan disinfektan.
2. Verifikasi Desa
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan pilar pertama
100 % untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan dan ke empat pilar lainnya
telah mencapai 50 % untuk status telah melaksanakan 5 pilar STBM berdasarkan hasil
data monitoring ( E Monev STBM). Kepala Desa/ Lurah akan membuat permohonan
verifikasi kepada Kepala Puskesmas yang ditembuskan kepada Camat dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kab/Kota memfasilitasi dengan
membentuk tim verfikasi Desa.
Verifikasi di tingkat Desa/ kelurahan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
verifikasi tingkat dusun/RW/RT.
Pelaksanaan verifikasi desa dilakukan dengan mengunjungi rumah yang menjadi titik
sample . Untuk itu pelaksanaan verifikasi harus memperhatikan protokol kesehatan yaitu :
a. Tim verifikasi dapat berkoordinasi dulu dengan tim satgas COVID-19 yang ada di
desa/kelurahan dalam memetakan wilayah dan rumah mana saja yang akan
dikunjungi saat akan melakukan kunjungan rumah
b. Memastikan wilayah dan atau rumah yang dikunjungi tidak zona merah.
c. Melakukan protokol kesehatan, cuci tangan pakai sabun dan/ atau hand sanitizer
sebelum masuk dan keluar dari rumah yang diverifikasi.
d. Wajib pakai masker. Disarankan menggunakan face shield/pelindung wajah.
e. Tidak bersalaman ,tidak saling bersentuhan dan menjaga jarak aman (1,5 meter -2
meter)
f. Tim verifikasi desa/kelurahan mengisi form verifikasi secara benar sesuai form yang
tersedia. Bila menggunakan kertas, pastikan bahwa kertas tersebut diisi oleh satu
orang.
g. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan
anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang
lainnya dengan cairan disinfektan
3. Verifikasi Kecamatan
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan pilar pertama
100 % untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan dan ke empat pilar lainnya
telah mencapai 50 % untuk status telah melaksanakan 5 pilar STBM berdasarkan hasil
data monitoring ( E Monev STBM). Camat akan membuat permohonan verifikasi kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota yang ditembuskan kepada Bupati/Walikota.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memfasilitasi dengan membentuk tim verfikasi
Kecamatan
METODE KETERANGAN
METODE KETERANGAN
5. Verifikasi Provinsi
Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan pilar pertama
dan keempat pilar lainnya telah mencapai minimal 50 % untuk status telah melaksanakan
5 pilar STBM berdasarkan hasil data monitoring ( E Monev STBM). Dinas Kesehatan
Provinsi akan membuat permohonan verifikasi kepada Direktur Kesehatan Lingkungan
yang ditembuskan Menteri Kesehatan dan Gubernur .
Kementerian Kesehatan memfasilitasi dengan membentuk tim verifikasi Propinsi
METODE KETERANGAN
Telah melakukan verifikasi teknis selama (satu) hari terhitung mulai tanggal ……..s.d
………………………
Dengan hasil sebagai berikut :
1………………………………………………………………………………………………………………
2………………………………………………………………………………………………………………
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar benarnya untuk digunakan sebagai mestinya.
Kontributor :
1. UNICEF
2. SIMAVI
3. WVI
4. IUWASH Plus
5. YPII
6. PLAN Indonesia
7. NMC Pamsimas