Anda di halaman 1dari 7

P2.

Perhitungan bakteri

Disusun oleh:
Nama : Muhammad Pitoyo Mukti
NIM : 18613107
Kelas/Kelompok : E/E4
Asisten : Nur Atsil

I. TUJUAN (5)
1) Mampu mengaplikasikan teknik aseptis dalam bekerja di laboratorium
mikrobiologi farmasi
2) Mampu melakukan analisis dan evaluasi cemaran mikroba pada sediaan obat
3) Mampu disipilin dan bertanggungjawab dalam proses pembelajaran.

II. ALAT DAN BAHAN (5)

Alat :
a) Autoklaf
b) Biosafety Cabinet (BSC)
c) Blue tip
d) Cawan petri
e) Gelas becker
f) Inkubator
g) Labu erlenmeyer
h) Mikro pipet
i) Rak Tabung Reaksi
j) Stomacher
k) Spreader
l) Tabung reaksi

Bahan
a) Media padat (PCA)
b) NaCl steril 9%
c) Pepton Dilution Water

III. CARA KERJA (30)


Catatan:
Buat skema kerja dari :
A. Uji Angka Lempeng Total
B. Uji Angka Kapang Khamir
C. Uji Angka Lempeng Total
1. Buatlah Pengenceran 10-2 – 10-4 dari sampel menggunakan larutan Pepton
Dilution Water atau NaCl 0,9% steril. Tandai masing-masing pengenceran dengan
label.

2. Encerkan 4 media Plate Count Agar @15 ml dalam labu erlenmeyer, sterilisasi

3. Tuang ke dalam petridish dan biarkan sampai membeku.

4. Pipet cairan sampel dari masing-masing pengenceran sebanyak 1 mL dan
masukkan cairan ke media agar

5. Ratakan sample di atas media tersebut dengan menggunakan
spreader/penyebar

6. Inkubasi pada suhu 36°C selama 2 hari dengan posisi terbalik

B. Uji Angka Kapang dan Khamir


bedanya pemakaian media, suhu 25 derajat dan waktu inkubasi 3-5 hari

1. Buatlah Pengenceran 10-2 – 10-4 dari sampel menggunakan larutan Pepton


Dilution Water atau NaCl 0,9% steril. Tandai masing-masing pengenceran dengan
label.

2. Encerkan 4 media Potato Dextrose Agar (PDA) atau Czapek Dox Agar (CDA)
@15 ml dalam labu erlenmeyer, sterilisasi.

3. Tuang ke dalam petridish dan biarkan sampai membeku.

4. Pipet cairan sampel dari masing-masing pengenceran sebanyak 1 mL dan
masukkan cairan ke media agar

5. Ratakan sample di atas media tersebut dengan menggunakan
spreader/penyebar

6. Inkubasi pada suhu 20°C - 25°C selama 5-7 hari dengan posisi terbalik

IV. HASIL (20)


Hitung jumlah bakteri dan kapang berikut ini dalam CFU/gram:
Angka Lempeng Total (bahan uji: tablet Obat Tradisional)

Pengenceran Hasil (dalam satuan CFU)


10-4

=0
10-3

= 45 dan 53
Replikasi 1 = 45
Replikas 2i = 53
Z = 45 + 53 = 98
Vtot = 2 x 10-3 = 0,002
Cs = 98/0,002 = 49.000 = 4,9 x 10-4 CFU/gram
10-2

= 170 dan 189


Replikasi 1 = 170
Replikasi 2 = 189
Z = 170 + 189 = 359
Vtot = 2 x 10-2 = 0,02
Cs = 359 / 0,02 = 17,950 CFU/gram

Cs = Z / Vtot ×Vs

Cs = estimasi jumlah total koloni yang terdapat dalam sampel,


Z = jumlah koloni yang dihitung pada cawan dari pengenceran d1, d2, ...,di,
Vs = volume acuan yang dipilih untuk menyatakan jumlah total bakteri dalam
sampel (mL). Jika sampel yang diambil bentuk padat maka satuan diganti
menjadi gram,
V tot = total volume sampel yang dihitung

Perhitungan :

Z= 45+53+170+189 = 457
Vtot= (2 x 1 x 10-3) + (2 x 1 x 10-2) = 0,022
Cs = 457/0,022 = 20.772 = 20.8 CFU/gram
10-1

= >300

Angka Kapang Khamir (bahan uji: tablet Obat Tradisional)

Pengenceran Hasil
10-4

=0
10-3

=0
-2
10

=3
10-1

= >300

Kalau digojok rentan terhadap lisis atau bkterinya mudah lisis, mudah lisis
Ko perlu diencerkan, karena supaya mudah dihitung,

V. PEMBAHASAN (30)
1. Terdapat dua jenis cara menghitung bakteri yaitu secara tidak langsung dan secara
langsung. Mengapa pada metode ALT dan AKK disebut sebagai perhitungan bakteri
secara langsung? Jelaskan pula perbedaan ALT dan AKK
Karena metode ALT dan AKK termasuk kedalam perhitugan secara langsung
dikarenakan untuk menentukan jumlah mikrobia keseluruhan baik yang mati maupun
yang hidup
AKK adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang tumbuh dari cuplikan yang
diimokulasikan pada media yang sesuai setelah inkubasi selama 3 – 5 hari dalam suhu
tertentu.
ALT adalah metode untuk menghitung angka cemaran bakteri aerob mesofil yang
terdapat dalam sampel denga metode cara tuang pada media padat dan diinkubasi
selama 24-48 jam pada suhu tertentu.

2. Mengapa uji cemaran mikroba seperti ALT dan AKK perlu dilakukan pada suatu
sediaan obat dan makanan?Sebutkan pula uji cemaran lain selain ALT dan KK!
Karena pada pembuatan produk obat setiap produknya harus memenuhi persyaratan
CPOTB yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
661/MENKES/SK/VII/1994 menyatakan bahwa perlu dicegah beredarnya obat
tradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu.
Parameter keamanan meliputi uji cemaran mikroorganisme seperti uji mikroorganisme
pathogen, uji Angka Kapang/Khamir, uji Angka Lempeng Total, uji aflatoksin serta uji
cemaran logam berat.
Karena pada pesyaratan pemasaran atau penerbitan obat haruslah melalui
pendaftaran yang akan dilakukan uji pada obat atau makanan sesuai dengan
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan NO 24 Tahun 2019 tentang
Pengawasan Pangan Olahan Untuk Keperluan Gizi Khusus dan produk sediaan obat
harus sesuai dengan Peraturan Ka.BPOM No. HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012
tentang Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik (CPBBAOB), suatu unit
produksi harus menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan kandungan kimia
dan pengotor lainnya serta batas cemaran bakteri, kapang dan khamir.
Karena juga pada obat dan pangan dapat terjadi kontaminasi pada proses produksi
atau pemasaran. Jadi perlu dilakukan pengujian.
3. Bagaimana cara menentukan hasil ALT dan AKK?kriteria apa saja yang harus
dipenuhi?
1. Mikroba yang dapat dihitung berkisar 30-300 koloni
2 jika .>30 koloni, dianggap cemaran
3.jika <300 koloni, spreader atau tak terhingga sehingga tak dapat dihitung
4.Jumlah bakteri adalah jumlah koloni x faktor pengenceran.
5.Perbandingan jumlah bakteri dari pengenceranberturut-turut antara
pengenceran yang akhir dengan pengenceran yang sebelumnya.
6.Jika sama atau kurang dari 2 maka hasilnya dirata-rata. Jika lebih dari 2
digunakan pengenceran sebelumnya.

4. Apakah industri farmasi wajib melakukan uji ALT dan AKK pada produknya? Pada
sediaan apa saja uji tersebut perlu dilakukan?
Merujuk pada Peraturan Ka.BPOM No. HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang Cara
Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik (CPBBAOB), suatu unit produksi harus
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan kandungan kimia dan pengotor
lainnya serta batas cemaran bakteri, kapang dan khamir. Cemaran-cemaran tersebut
dapat ditimbulkan dari bahan baku, bahan pemurnian dan kontaminasi dari udara
pada tahapan proses produksi.
Pada semua produk yang menggunakan senyawa bahan alam.

5. Bagaimana cara industri farmasi untuk menjamin agar cemaran pada produknya
berada pada batas aman?
Menggunakan ALT dan AKK harus pada range standard. Pada produk oral dan topikal
tidak harus mencapai steril dikarenakan pada sediaan tersebut akan melewati system
pertahanan tubuh. Pada topikal dilindungi oleh enzim protease dan lambung memiliki
HCL. Kecuali pada obat tradisional yang harus dilakukan uji AKK dan ALT

6. Bagaimana cara menentukan bahwa produk yang telah diuji ALT dan AKK memenuhi
kriteria sebagai produk yang layak untuk dipasarkan dan dikonsumsi?
Cara menentukan produk yang telah memenuhi kriteria sebagai produk yang layak
adalah dengan melihat parameter uji yang telah memenuhi syarat dan tidak ada yang
melebihi batas maksimal pada beberapa uji, berpedoaman pada Peraturan Badan Obat
dan Makanan. Mulai dari :
a) uji organoleptis berupa betuk, rasa, bau dan warna;
b) uji kadar air;
c) uji cemaran mikroba’;
d) aflatoksin total;
e) cemaran logam berat.

VI. KESIMPULAN (5)


Analisis dan evaluasi cemaran mikroba pada sediaan obat dapat dilakukan dengan
cara menghitung nilai pada AKK dan ALT. ALT adalah Angka Lempeng Total
merupakan jumlah bakteri yang terdapat dalam suatu produk. Sedangkan Angka
Kapang Khamir (AKK) merupakan jumlah kapang dan khamir yang terdapat dalam
suatu produk.
VII. PUSTAKA (5)
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014. Persyaratan
Keamanan Dan Mutu Obat Tradisional. . Kepala Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia. Jakarta
Rismana, E. 2016. Pengujian Cemaran Bakteri, Kapang,dan Khamir di Unit Produksi
Garam Farmasi Skala Pilot Kapasitas 5 Kg/Batch. Pusat teknologi Farmasi dan
Medika. Tangerang
BPOM RI, 2012, Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman
Cara Pembuatan Obat yang Baik, Jakarta : Kepala BPOM.

Yogyakarta,
Praktikan,

( Muhammad Pitoyo Mukti )

Sudah dikoreksi oleh Asisten


Tanggal :…
Nama :…

Anda mungkin juga menyukai