Anda di halaman 1dari 19

BAB V

UPAYA PENGELOLAAN & UPAYA


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
UKL-UPL Pasar Pariaman

P
RINSIP dasar upaya pengelolaan lingkungan adalah sebuah upaya terpadu yang aspek
pengelolaannya ditinjau dari aspek lingkungan hidup yang dijabarkan dalam sebuah
metodologi pengelolaan. Beberapa metodologi terkait dengan metodologi pengelolaan
lingkungan adalah pencegahan, penanggulangan dan perbaikan terhadap dampak lingkungan
yang terjadi. Berdasarkan hasil identifikasi dampak lingkungan yang dilakukan dalam Studi
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL),
maka telah diperkirakan bahwa kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif maupun
dampak negatif.

Dalam pengelolaan lingkungan, untuk mencapai maksud tersebut diperlukan upaya untuk
meningkatkan dampak positif dan meminimalisasi dampak negatif. Semua penanganan
dampak dituangkan dalam dokumen UKL-UPL ini. Dengan adanya pengelolaan lingkungan
yang baik, juga diharapkan dapat mengurangi konflik dengan masyarakat sekitar rencana
kegiatan yang mungkin timbul.

Pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pengelolaan


dampak-dampak penting akibat adanya rencana kegiatan pembangunan pasar serta sarana
prasarana lainnya. Dengan adanya upaya pemantauan lingkungan ini, dapat diketahui secara
dini perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi dari hasil pengelolaan yang telah
dilakukan.

5.1. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

A. Pendekatan Teknologi
Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan teknologi dimaksudkan
untuk mencari alternatif teknologi yang tepat yang dapat diaplikasikan dalam
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti :

1. Penurunan kualitas udara dan kebisingan akan dikelola dengan baik di sekitar
lokasi dengan penyiraman jalan kerja terutama jalan ke lokasi kegiatan yang
berbatasan dengan aktifitas penduduk dan di musim kemarau.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-1
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

B. Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya


Pengelolaan dampak lngkungan dengan pendekatan sosial ekonomi dan budaya
yang ditempuh antara lain :

1. Memprioritaskan tenaga kerja lokal (setempat) sesuai dengan spesifikasi


keahlian yang dibutuhkan seperti mandor, tukang batu, pekerja dan lainnya.
2. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna
mencegah timbulnya konflik sosial;
3. Menghormati adat-istiadat setempat yang berlaku di dalam lingkungan
masyarakat sekitar proyek.

C. Pendekatan Institusi
Pendekatan institusi merupakan mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh
pemrakarsa dalam menanggulangi dampak yang ditimbulkan seperti :

1. Kerjasama dengan instansi yang berkepentingan dan berkaitan dengan


pengelolaan lingkungan hidup;
2. Pengawasan terhadap hasil kerja untuk pengelolaan lingkungan hidup oleh
instansi yang berwenang;
3. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

Adapun rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan rencana Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) rencana kegiatan Pembangunan pasar
Pariaman serta sarana prasarana lainnya akan diuraikan seperti berikut. Sementara
ringkasan/matrik UKL-UPL ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 bagian akhir bab ini.

5.2. TAHAP KONSTRUKSI

5.2.1 Aspek Fisik-Kimia

A. Penurunan kualitas udara dan kebisingan

1. Tolok Ukur Dampak


 Mengacu ke Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
 Mengacu ke Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan Getaran

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-2
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengaturan pemakaian alat-alat berat secara tidak bersamaan.
 Penyiraman berkala di lokasi pekerjaan pada saat kondisi berdebu
(musim kemarau).
 Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu jam 07.00 – 17.00.
 Jika di luar jam kerja, perlu diadakan musyawarah dengan
masyarakat/ pemerintah setempat
 Pelaksana kegiatan mengadakan sarana pembersih roda kendaraan
pada lokasi material, agar ceceran material sumber debu yang lebih
dominan tidak terbawa dan terlindas kendaraan.
 Untuk mencegah peningkatan emisi, maka kendaraan angkut (dump
truck) yang dioperasikan pelaksana kegiatan harus dalam kondisi baik
dan dilengkapi dengan knalpot yang memadai.
 Pelaksana kegiatan menutup bak kendaraan angkut dengan terpal
atau tinggi dari material yang diangkut tidak melebihi tinggi dinding
bak dump truck.
 Pelaksana kegiatan melakukan penyiraman jalan lingkungan yang
dilalui kendaraan angkut selama Tahap Konstruksi terutama di musim
kemarau.
 Pelaksana kegiatan dalam melakukan pematangan lahan (penggalian
dan penimbunan) dilakukan secara bertahap (tidak sekaligus) sesuai
dengan tahapan kegiatan.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Areal lingkup kerja lahan yaitu area pasar Pariaman
 Lokasi jalan yang digunakan memobilisasi material dan peralatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama kegiatan tahap konstruksi berlangsung.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pendataan terhadap efektifitas pelaksanaan pengelolaan dampak
 Pemeriksaan kualitas udara dan kebisingan

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal lingkup kerja lahan yaitu area pasar Pariaman
 Lokasi jalan yang digunakan memobilisasi material dan peralatan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-3
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi pembangunan berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

B. Gangguan Kemacetan

1. Tolok Ukur Dampak


 Mengacu ke SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.726/AJ.307/DRJD/
2004 tentang Pedoman Teknis penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di
Jalan
 Mengacu ke SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK. 727/AJ.307/DRJ/
2004 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan
 Jumlah dan frekwensi timbulnya kemacetan.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Menjamin truk pengangkut yang melewati jalan eksisting mematuhi
peraturan lalu lintas yang meliputi; beban, kecepatan, menjaga jarak
antar kendaraan dan saat mendahului.
 Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Pariaman dalam hal
manajemen rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan.
 Bekerja sama dengan Polsek setempat/pihak ketiga lainnya untuk
mengatur lalu lintas terutama pada lokasi rawan macet dan
kecelakaan
 Menghindari menumpuk material dan memarkir peralatan berat yang
dapat mengganggu lalu lintas
 Konsultasi dengan warga lokal dalam upaya penempatan material dan
parkir kendaraan/peralatan berat
 Memasang rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi rawan
kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas, seperti :

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-4
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

HATI-HATI HATI-HATI
100 meter 50 meter
KENDARAAN KELUAR KENDARAAN KELUAR
MASUK PROYEK MASUK PROYEK

HATI-HATI
PINTU KELUAR-MASUK
PROYEK

Gambar 5.1
Contoh Rambu Informasi Proyek

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Ruas jalan yang akan dijadikan sebagai akses ke lokasi rencana kegiatan.

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama kegiatan mobilisasi material berlangsung

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Identifikasi / pengamatan terhadap besaran (lama/durasi dan
frekwensi) terjadinya kemacetan lalu lintas.
 Wawancara dengan masyarakat terkait dengan gangguan lalu lintas.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Sekitar areal jalan masuk/akses

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi pembangunan akses berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Perhubungan Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-5
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

C. Penurunan Kualitas Air permukaan

1. Tolok Ukur Dampak


Tolok ukur dampak mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Barat
Nomor 05 Tahun 2005, tentang Penetapan Kriteria Baku Mutu Sungai di
Provinsi Sumatera Barat.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Menyediakan sarana MCK/Toilet portabel (mobi MCK)
 Mengumpulkan sisa pelumas bekas atau cairan limbah B3 lainnya
hasil perawatan kendaraan dan peralatan proyek dengan mengguna-
kan wadah yang kedap, seperti drum.
 Cairan limbah B3 tersebut selanjutnya diserahkan kepada pihak
pengumpul resmi yang telah memiliki izin resmi (adanya kerja sama
dengan pihak ketiga).
 Pembuatan sistem drainase dengan dilengkapi bak penampung
lumpur/ sedimen.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap konstruksi

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pengamatan terhadap upaya-upaya pengelolaan sebagaimana
disebutkan di atas.
 Pemeriksaan kualitas air di lokasi kegiatan dengan mengacu pada
Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 05 Tahun 2005, tentang
Penetapan Kriteria Baku Mutu Sungai di Provinsi Sumatera Barat.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Selama tahap konstruksi.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-6
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

5.2.2 Aspek Sosial-Ekonomi

A. Peningkatan pendapatan

1. Tolok Ukur Dampak


 Upah minimum regional/provinsi.
 Karakter hubungan antar penduduk (interaksi sosial) di lokasi rencana
kegiatan.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Melakukan sosialisasi kebutuhan tenaga kerja secara jelas dan
transparan bagi pelaksanaan rencana kegiatan pada seluruh wilayah
yang terintegrasi.
 Mengutamakan kesempatan kerja bagi anggota masyarakat setempat
yang berpotensi berdasarkan spesifikasi teknis rencana kegiatan.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kantor Camat Pariaman Tengah

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama mobilisasi tenaga kerja sampai berakhirnya kegiatan konstruksi.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pengamatan terhadap aktifitas perdagangan di sekitar lokasi pasar
 Melakukan observasi, FGD dan kuesioner terkait peningkatan
pendapatan masyarakat.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal base camp/tapak proyek
 Kantor Camat Pariaman Tengah

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-7
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

B. Kecemburuan sosial

1. Tolok Ukur Dampak


 Proporsi jumlah tenaga kerja lokal yang dilibatkan dalam tenaga
konstruksi.
 Jenis dan tingkat perubahan interaksi sosial di masyarakat seperti budaya,
adat dan agama.
 Sambutan atau keluhan dari masyarakat sekitar terkait dengan interaksi
sosial.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Kontraktor pelaksana mendaftarkan perusahaannya ke Dinas
Sosnakertrans Kota Pariaman.
 Melakukan sosialisasi kebutuhan tenaga kerja secara jelas dan
transparan bagi pelaksanaan rencana kegiatan pada seluruh wilayah
yang terintegrasi.
 Mengutamakan kesempatan kerja bagi anggota masyarakat setempat
yang berpotensi berdasarkan spesifikasi teknis rencana kegiatan.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kantor Camat Pariaman Tengah

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama mobilisasi tenaga kerja sampai berakhirnya kegiatan konstruksi.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-8
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pendataan dan analisis terhadap ketersediaan tenaga kerja yang
dapat diisi oleh tenaga kerja lokal.
 Pendataan dan analisis terhadap implementasi dari pengelolaan di
atas.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal base camp
 Kantor Camat Pariaman Tengah

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

5.3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI

5.3.1 Aspek Fisik kimia

A. Air Permukaan

1. Tolok Ukur Dampak


Tolok ukur dampak mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Barat
Nomor 05 Tahun 2005, tentang Penetapan Kriteria Baku Mutu Sungai di
Provinsi Sumatera Barat.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Membuat perangkap sedimen (sedimen trap) pada saluran drainase
lingkungan sebelum masuk ke badan perairan umum (sungai).
 Perawatan secara berkala terhadap saluran beserta perangkap
sedimen agar kinerja drainase tetap optimal.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-9
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

 Pembangunan IPAL di lokasi kegiatan.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


tapak kegiatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap pasca konstruksi

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pengamatan terhadap upaya-upaya pengelolaan sebagaimana
disebutkan di atas.
 Pemeriksaan kualitas air di lokasi kegiatan dengan mengacu pada
Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 05 Tahun 2005, tentang
Penetapan Kriteria Baku Mutu Sungai di Provinsi Sumatera Barat.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Selama tahap konstruksi.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

B. Limbah padat

1. Tolok Ukur Dampak


 Kehadiran sampah (limbah padat) di sembarangan tempat pada lokasi
kegiatan dan sekitar lokasi kegiatan.
 ketersediaan sarana pengumpul sampah yang memadai.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-10
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

 Menyediakan sarana pengumpul sampah sementara atau tong-tong


sampah dengan jumlah yang memadai.
 Bekerja sama dengan Dinas Kerbersihan dan Pertamanan Kota
Pariaman, terkait pengelolaan limbah padat lebih lanjut.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


tapak kegiatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap pasca konstruksi

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Inventarisasi / pendataan atas kehadiran sampah (limbah padat) di
sembarangan tempat pada lokasi kegiatan dan sekitar lokasi kegiatan.
 Inventarisasi / pendataan atas ketersediaan sarana pengumpul
sampah pada lokasi kegiatan dan sekitar lokasi kegiatan.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Selama tahap konstruksi.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

C. Kepadatan Lalu Lintas

1. Tolok Ukur Dampak


Jumlah dan frekwensi timbulnya kasus-kasus yang berkaitan dengan
gangguan lalu lintas, seperti kemacetan, kecelakaan dan sebagainya.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-11
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 menjadikan jalan Bagindo Aziz Chan menjadi 1 (satu) arah,
 memisahkan akses masuk dan keluar lokasi pasar
 menertibkan kendaraan yang parkir sembarangan
 menghindari bongkar muat barang dagangan pada jam-jam sibuk
 menempatkan petugas pada titik-titik lokasi yang rawan gangguan
lalu lintas

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


tapak kegiatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap pasca konstruksi

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Identifikasi / pengamatan terhadap besaran (lama/durasi dan
frekwensi) terjadinya kepadatan lalu lintas.
 Wawancara dengan masyarakat terkait dengan gangguan lalu lintas.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Selama tahap pasca konstruksi.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Perhubungan Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-12
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

D. Penurunan Kualitas Udara dan kebisingan

1. Tolok Ukur Dampak


 Mengacu ke Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
 Mengacu ke Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan Getaran

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Terlaksananya upaya pengelolaan terhadap dampak kemacetan dan
kepadatan secara efektif, sebagaimana disebutkan di atas.
 Melakukan penghijauan dengan menanam pohon-pohon pelindung
terutama di sepadan lokasi pasar

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Areal lingkup kerja lahan yaitu area pasar Pariaman

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama kegiatan tahap pasca konstruksi berlangsung.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pendataan terhadap efektifitas pelaksanaan pengelolaan dampak
 Pemeriksaan kualitas udara dan kebisingan

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal lingkup kerja lahan yaitu area pasar Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi pembangunan berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-13
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

E. Bahaya kebakaran

1. Tolok Ukur Dampak


Tidak adanya kebakaran yang terjadi di lokasi pasar Pariaman

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Memasang racun api bentuk powder sebagai antisipasi pertama jika
terjadi kebakaran di tempat-tempat strategis.
 Memasang rambu tanda peringatan bahaya kebakaran di tempat-
tempat strategis
 Semua perlengkapan listrik yang akan dipakai disesuaikan dengan
standar kode yang umum dipakai (IP Electrical Safety Code)
 Melengkapi pasar dengan sistem penangkal petir grounding.
 Menerapkan disiplin kerja bagi pedagang
 Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran bagi karyawan pasar
Pariaman
 Menyediakan hidran di beberapa titik lokasi halaman Pasar Pariaman
sebagai pasokan air untuk penyiraman.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tempat-tempat yang berkaitan dengan sumber listrik, seperti genset,
gardu listrik dan panel-panel listrik.

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama kegiatan tahap pasca konstruksi berlangsung.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Pendataan terhadap efektifitas pelaksanaan pengelolaan dampak yang
mencakup, keberadaan dan kelayakan secara berkala

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Tempat-tempat yang berkaitan dengan sumber listrik, seperti genset,
gardu listrik dan panel-panel listrik.

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi pembangunan berlangsung.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-14
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 BPBD Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

5.3.2 Aspek Sosial – ekonomi

A. Kecumburuan sosial

1. Tolok Ukur Dampak


Distribusi perolehan kios pedagang yang mengikuti aturan-aturan yang telah
disepakati.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Melakukan sosialisasi aturan atau teknis pembagian/penjualan kios
bagi pedagang secara terbuka.
 Memprioritaskan bagi pedagang lama terutama pedagang yang
memiliku ”kartu kuning” untuk mendapatkan kios.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kantor Camat Pariaman Tengah

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama pembagian/penjualan kios berlangsung.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengamatan terhadap perolehan kios pedagang yang mengikuti aturan-
aturan yang telah disepakati.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal kios-kios di Pasar Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi berlangsung.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-15
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Koperindag Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

B. Peningkatan Pendapatan

1. Tolok Ukur Dampak


 Aktifitas perdagangan masyarakat
 Perolehan PAD.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Terlaksananya upaya-upaya pengelelolaan yang efektif terhadap
dampak-dampak di atas dengan baik.
 Menumbuhkembangkan usaha-usaha perekonomian masyarakat,
seperti pemberian pinjaman lunak

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Areal lokasi rencana pembangunan pasar

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap pasca konstruksi (operasional).

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pengamatan terhadap aktifitas perdagangan
 Pengamatan terhadap perolehan PAD

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal pasar Pariaman
 DPKAD Kota Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi berlangsung.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-16
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Koperindag Kota Pariaman
 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala DLH Kota Pariaman

Pada Tabel 5.1 di bagian akhir bab ini disajikan ringkasan (matrik) UKL-UPL rencana
Pembangunan Pasar Pariaman

5.4. REKOMENDASI

Jumlah pedagang yang akan dipindahkan ke lokasi pasar penampungan sementara


terdiri dari atas pedagang tetap (terdaftar dan pedagang musiman. Lokasi
penampungan sementara ditetapkan di jalan Sutan Syahrir. Lokasi pasar sementara
yang direncanakan masih tergolong dalam wilayah terbangun kota. Penetapan lokasi
pasar sementara tersebut didasarkan pada pertimbangan antara lain:

a. Kondisi bangunan penampungan sementara hanya bersifat non permanen dan


besarnya kontruksi berdasarkan pentujuk yang telah ditetapkan.
b. Lokasi terletak disekitar pasar yang akan dibangun/lama (pasar pariaman)
c. Sepanjang jalur ini cukup mampu menampung jumlah pedagang.
d. Aksesibilitas mudah dimana aksesibilitas tidak jauh dari jalur transportasi umum.
e. Tersedia utilitas
f. Jalur jalan sutan syahrir dijadikan satu jalur
g. Lebar kios penampungan 1,5 m
h. Jarak tempat penampungan dengan pemotongan unggas minimal 10 m
i. Lokasi tempat TPS minimal berjarak 10 m.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-17
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
UKL-UPL Pasar Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-18
Bab III – Deskripsi Lokasi Kegiatan
 Laporan Antara “Kajian UKL/ UPL Pengendalian Banjir Batang Palangai
Balai Selasa”
P

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat


Hal. III-19

Anda mungkin juga menyukai