Anda di halaman 1dari 16

ISSN : 2088-8201

KAJIAN KEARIFAN LOKAL PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL


RUMOH ACEH

Rahil Muhammad Hasbi


Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Mercubuana
rahil_hasbi@yahoo.com

ABSTRAK

Arsitektur tradisional sebagai sebuah tradisi harus dijaga keberadaannya dengan


mengembangkannya. Menjaga atau meeruskan tradisi dalam arsitektur tradisional tidak berarti
dengan mengulang bentuk yang sama, karena didalam arsitektur perkembangan desain dan
struktur berlanjut seiiring dengan perkembangan/ perubahan budaya dan teknologi. Hal ini perlu
dijaga agar kreativitas tidak mati. Hal ini bisa terwujud dengan meneruskan tradisi kebijakan lokal
sebagai konsep dalam membangun.
Kebijakan lokal yang diteruskan memberikan banyak memberi mamfaat bagi kehidupan manusia.
Karena kebijakan lokal sendiri adalah bagian dari budaya yang dihasilkan dari pengalaman-
pengalaman dan tindakan manusia secara trial dan eror demi mendapatkan kualitas hidup yang
lebih baik. Kebijakan lokal tidak hanya merupakan suatu tradisi yang harus di teruskan tetapi
membentuk identitas dak karakter kewilayahan manusia sendiri, terutama didalam budaya dan
arsitektur. Kebijakan lokal ini juga menjaga keseimbangan hidup antara manusia dan
lingkungannya. Nenek moyang kita belajar dari pengalaman mereka hidup bersama dengan alam
dan belajar bagaimana memberi kepada dan menerima dari alam sehingga alam tetap terjaga
kelestariannya. Hal-hal ini lah yang dijadikan kebijakan lokal dan tradisi ini perlu diteruskan karena
dengan menjaga tradisi ini maka kita akan tetap hidup seimbang bersama lingkungan kita.
Kata Kunci : Kebijakan Lokal, Arsitektur Tradisional, Alam

ABSTRACT

Tradition in traditional architecture need to be developed and continued. Continuing this tradition is
not only by repeating it in the same way as our ancestors so that we lost our creativity, but it can be
continued by developing it into something new and continuing the local wisdom as a concept in
building . The local wisdom remain continued but the way we built change in shape as we can use
the new methods and material which suitable with our culture and technology.
The important of continuing the local wisdom brought many advantages to our lives. It’s not only
the matters of continuing the tradition but it also emphasizes our identity and characters,-
especially in culture and architecture,- and to keep balancing the life between human and their
environment . Our ancestors had learnt from their experiences to live with the nature, they had
learnt to take and give with the nature so that they did not damaged their environment. This acts
called local wisdom and it is need to be continued to keep our environtment save.
Keyword : Local wisdom, traditional architecture, Nature

1. PENDAHULUAN seperti arsitektur Hindu, Budha, Islam dan


Arsitektur tradisional Indonesia Kolonial” . Pengaruh-pengaruh ini
mengalami puncak perkembangannya pada memberikan nilai positif dan negatif pada
masa berkembangnya agama Hindu dan arsitektur tradisional Indonesia. Dimulai
Budha.Tidak bisa dipungkiri bahwa arsitektur dengan arsitektur tradisional kuno
Indonesia mendapat banyak pengaruh dari Austronesia dengan ciri khas rumah
luar seperti Cina, India, Arab dan Eropa panggung dan atap yang tinggi dan
seperti yang dikatakan oleh Hasbi (2012) melengkung, hingga kemudian ketika Hindu
“arsitektur Indonesia banyak dipengaruhi dan Budha masuk memberi pengaruh baru
oleh arsitektur dari luar wilayah Indonesia pada arsitektur tradisional ini dimana

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 1
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

arsitektur Hindu dan Budha menjadikan akan mengakibatkan kehilangan identitas


arsitektur tradisional Indonesia berkembang dan karakter suatu bangsa.
sangat signifikan dan dianggap menjadikan Selain dari pengaruh perkembangan
arsitektur tradisional Indonesia berada pada zaman. Perubahan pola pikir pada masa
titik puncak perkembangannya. Hal ini dapat penjajahan oleh Belanda juga ikut
kita lihat pada arsitektur candi yaitu candi berkontribusi pada proses kemunduran
Borobudur , candi prambanan dll yang arsitektur tradisional Indonesia. Pada masa
keindahannya masih bisa kita lihat hingga itu penjajah Belanda menanamkan pola pikir
sekarang. Pada arsitektur hunian arsitektur bahwa mereka adalah masyarakat kelas
Hindu dan Budha mempengaruhi bentuk satu di Indonesia, sehingga apapun yang
atap (atap tumpang Tiga), perubahan dari mereka lakukan menjadi role model bagi
rumah panggung menjadi rumah yg berada masyarakat Indonesia pada masa itu
diatas tanah, gapura dll. termasuk pada pemilihan gaya arsitektur.
Pada periode kolonialisasi arsitektur Memiliki rumah dengan gaya Eropa lebih
Indonesia mendapat saingannya yaitu memiliki prestise yang tinggi dibandingkan
arsitektur kolonial Belanda. Perkembangan dengan membangun dengan cara tradisional.
arsitektur tradisional mengalami kemunduran Tidak bisa dipungkiri memang,
pada masa ini dimana arsitektur arsitektur Eropa atau arsitektur modern
Eropa/colonial Belanda lebih dominan dengan penggunaan teknologi dan material
perkembangannya daripada arsitektur yang memudahkan dalam pembangunan
tradisional Indonesia. lebih disukai daripada arsitektur tradisional.
Fenomena ini terjadi karena Tetapi terdapat beberapa hal yang penting
perkembangan teknologi dan material di era yang tidak dimiliki oleh arsitektur
globalisasi dan modern, dimana dengan Eropa/Modern yaitu kearifan local dan
teknologi yang baru mampu menbuat identitas kedaerahan.Identitas kedaerahan
material yang pengerjaannya praktis, cepat ini perlu dipertahankan agar kita memiliki ciri
dan tahan lama. Hal ini menyebabkan khas. Ciri khas ini nantinya akan sangat
masyarakat Indonesia ikut beralih dari penting bagi bangsa dan negara kita
material yang berasal dari lingkungan sekitar terutama dari segi politik, ekonomi, dan
ke material baru yang lebih praktis dan tahan budaya. Negara yang mampu
lama. Ditambah dengan berkembangnya mempertahankan budayanya sendiri akan
arsitektur modern terutama International dianggap lebih kuat dibandingkan dengan
Style yang tidak memilki jiwa kedaerahan/ Negara yang hanya ikut-ikutan. Budaya yang
kelokalan yang menghasilkan arsitektur yang dipertahankan akan mengembangkan
tidak memiliki identitas atau karakter tourism karena manusia menyukai hal-hal
kewilayahan. Akibatnya kita akan yang belum pernah mereka temui.
menemukan karakter yang sama pada Heterogenitas budaya juga menyebabkan
arsitektur diseluruh dunia karena pengaruh Negara kaya akan produk-produk yang
ini, seperti yang diakatakan oleh Zarzar, dihasilkan oleh buaday disetiap daerah yang
(2008); Berry, (2008) dalam Dahliani (2015) salah satunya adalah arsitekturnya.
the process of globalization causes Heterogenitas tidak menyebabkan
cultural homogeneity, ketika budaya sudah kebosanan karena kita akan menjumpai hal-
homogen bisa dipastikan arsitekturya akan hal ynag menarik disetiap daerah yang
menjadi homogen juga karena arsitektur berbeda.
merupakan produk dari budaya. Hal ini juga Budaya berarsitektur lokal penting
didukung oleh pernyataan dari Soedigdo,dkk untuk diteruskan dan dikembangkan. Hal ini
(2014) yang mengatakan bahwa dengan disebabkan oleh karena tradisi merupakan
semakin berkembangnya arsitektur dunia, roh dari sebuah kebudayaan dan tanpa
identitas dari arsitektur Indonesia sendiri tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan
telah luntur digerus oleh arsitektur Eropa dan hidup dan langgeng (Artininggrum, 2012).
Amerika. Selain itu dengan tradisi hubungan antara
Fenomena ini tidak hanya terjadi di individu dengan masyarakatnya bisa
Indonesia saja tetapi diseluruh dunia seperti harmonis dan dengan tradisi sistem
yang diakatakan oleh Sartini (2004) dan kebudayaan akan menjadi
Bhawuk (2008) dalam Dahliani bahwa kokoh(Artininggrum, 2012). Meneruskan
budaya lokal diseluruh dunia telah ditekan budaya/tradisi tidak harus mengulang
oleh perkembangan budaya moden, hal ini dengan cara yang sama persis sehingga
nantinya akan menghilangkan perbedaan menghilangkan kreativitas. Tetapi bisa
budaya disetiap wilayah. Tentu saja hal ini meneruskan karakter kearifan lokal sebagai
Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 2
ISSN : 2088-8201

konsep dalam membangun dengan dirasa untuk mnyeimbangkan ilmu tentang


menerapkan bentuk dan metode yang baru arsitektur barat dan timur/tradisional
dgn material yang lebih modern. khususnya Indoensia dengan diperkenalkan
Penyebab lain lunturnya arsitektur kearifan local dalam membangun. Hal ini
local juga bisa disebabkan oleh dunia disebabkan karena kearifan local telah
pendidikan yang masih menerapkan ilmu menajdi tradisi-fisik-budaya dan secara
pengetahuan tentang arsitekjtur barat lebih turun-temurun menjadi dasar dalam
banyak dibandingkan arsitektur tradisional membentuk bangunan dan lingkungan dari
karena referensi tentang arsitektur barat masyarakat di Indonesia (Antariksa (2009))
lebih banyak dibandungkan dengan arsitektr Dengan mengetahui bentuk-bentuk
tradisional. Hal ini menyebabkan lulusan kearifan lokal yang bisa dijadikan sebagai
arsitektur lebih banyak mengenal arsitektur konsep dalam merancang dan membangun
Eropa dan Arsitektur Modern dibanding diharapkan desain-desain yang akan ada
arsitektur tradisional sendiri. dimasa yang akan dating merupakan desain
yang menjadi ciri khas bangsa kita sendiri.
Rumusan Masalah
Arsitektur Tradisional Indonesia dulu 2. LANDASAN TEORI
pernah mengalami perkembangan yang Kebijakan Lokal
sangat signifikan.Hal ini terjadi karena nenek Kebijakan lokal merupakan aspek
moyangkita dahulunya menerapkan kearifan yang dihasilkan dari hubungan antara
lokal pada arsitektur tradisional Indonesia, manusia dan alam dimana manusia akan
bukan hanya meniru bentuk. Hal inilah yang beradaptasi dengan alam sekitarnya. Konsep
kemudian mempertahankan identitas dan kearifan lokal sering dipergunakan dalam
karakter bangsa walaupun di masa dahulu arsitektur tradisional dimana arsitektur
banyak budaya dari luar yang masuk ke tradisional atau vernakular selalu
Indonesia, tetapi arsitektur kita tidak kalah mempertimbangkan harmonisasi antara
saing, bahkan proses asimilasi budaya asing makro kosmos dan mikro kosmos sehingga
dengan budaya kita telah menjadikan kehidupan didalam alam semesta dapat
arsitektur tradisional kita lebih berkembang berlangsung dalam keadaan seimbang.
lagi. Untuk tetap bisa mempertahankan Menurut Antaryama (2009) dalam
identitas dan karakter bangsa dari segi Dahliani (2015) pengertian kearifan lokal
arsitektural maka dirasakan perlu adalah system ilmu pengetahuan yang
meneruskan tradisi membangun dengan memiliki orientasi terhadap bahasa alam
konsep kearifan lokal dengan cara mengkaji pada wilayah-wilayah tertentu.
apa sajakah kearifan lokal yang masih bisa Dahliani (2015) mengatakan bahwa
diteruskan sebagai tradisi dan masih relevan konsep kearifan lokal dalam manajemen
dengan masa sekarang untuk tetap bisa lingkungan digambarkan oleh Berkes (1993)
membangun dan merancang dengan cara sebagai traditional ecological knowledge
dan budaya kita sendiri sehingga hasilnya yang merupakan kumpulan dari
nanti mampu menjadi sebuah karakter dan pengetahuan, praktek dan kepercayaan yang
identitas. berevolusi melalui proses adaptasi yang
diwarisi secara turun temurun melalui
Tujuan Penelitian budaya. Kearifan lokal juga dapat
Penelitian ini diharapkan dapat diasosiasikan dengan indigenous knowledge
menghidupkan kembali arsitektur Indonesia (Ellen, Parker,Bicker (2005)).
dan mengukuhkan jejaknya di wilayahnya Antariksa (2009) mengatakan bahwa
sendiri dengan tidak mengabaikan kearifan local adalah perilaku positif dari
perkembangan dari teknologi dan arsitektur manusia yang menghubungkan antara alam
sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan dengan lingkungan disekitarnya.Kearifan
mengubah cara pandang masyarakat local dianggap sebagai ide-ide local yang
terhadap arsitektur Indonesia dan lebih bijaksana, penuh dengan nasihat dan nilai-
memperkenalkan budaya Indonesia melalui nilai yang dijadikan pedoman hidup oleh
pengetahuan tentang kearifan local yang manusia.
terdapat pada arsitektur Dari beberapa karkater yang dimiliki
vernacular/tradisional yang telah diwariskan oleh kearifan lokal diatas bisa kita simpulkan
oleh nenek moyang kita. bahawa kearifan lokal adalah sesuatu yang
Hal ini juga berlaku di dunia bersifat kedaerahan yang diturunkan melalui
pendidikan arsitektur dimana arsitektur barat lisan, demosntrasi langsung ataupun meniru
masih dijadikan pedoman, sehingga perlu dan merupakan hasil dari praktik keseharian

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 3
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

yang melalui proses trial dan error. Kearifan (bagian memanjang dari rumah), atap pelana
lokal merupakan pengulangan tetapi melalui menghadap kearah timu dan barat.Rumah
pengulangan tetap terjadi perubahan Aceh termasuk Rumang panggung yang
berdasarkan- pengalaman-pengalaman yang dibangun dengan ketinggian sekitar 2,5 -
terjadi, biasanya yang baik diteruskan, yang 3meter dari Tanah, hal ini juga dimaksudkan
tidak baik ditinggalkan.Kearifan lokal juga untuk menghindari binatang buas dan banjir.
merupakan tradisi yang tanpa akhir karena Kolong rumah dibuat agak tinggi karena
selalu ada penyesuaian diri dengan kedaan dibawah rumah inilah kegiatan bersosialisasi
zaman dan merupakan ilmu yang berasal diadakan. Kolong rumah ini dipergunakan
dari rakyat untuk rakyat. untuk berkumpul, para wanita mengerjakan
kerajinan tangan seperti membuat jeue
Arsitektur Vernakular dan Kebijakan Lokal (tampi beras) mneupas melinjo atau buah
Salah satu bentuk dati kearifan local pinang untuk dijual, menenun, dll. Dimasa
adalah lingkungan buatan yang salah setelah panen para wanita juga menumbuk
satunya adalah arsitektur vernacular.Sartini padi bersama-sama dibawah rumah dengan
(2004) mengatakan bahwa keraifan local alat yang dinamakan dengan jeungki.Tangga
adalah bentuk ekspresi yang mempengaruhi rumah diletakkan dibagian utara (sebagai
perilaku manusia dan aktivitasnya pintu masuk utama) dan selatan
yangdiadaptasikan kedalam ide-ide/pola pikir rumah.Jumlah anak tangga selalu ganjil.
dan karenanya segaal aktivitas dan perilaku Untuk menjaga agar rumah tetap
manusia menghasilkan produk-produk yang bersih.Karena di masa dahulu masyarakat
sesuai dengan pola piker mereka. Hal ini belum menggunakan alas kaki, sebelum
bias terlihat dengan perbedaan porduk- masuk ke rumah biasanya di samping tangga
produk dari budaya yang diahasilkan oleh pintu masuk disediakan guci untuk
setiap daerah yang merupakan hasil dari ide membersihkan diri sebelum masuk kerumah.
atau polapikir manusia dimana daerah tsb Disebelah guci terdapat tongkat kayu untuk
dihuni. menaruh gayung untuk mengambil air dari
Pedoman-pedoman dalam guci dan didekat guci disusun batu-batu
membangun arsitektur vernacular berasal kerikil sebagai alas kaki ketika mencuci kaki.
dari keraifan local yang tentu saja Rumah Aceh dibangun dengan
dipengaruhi oleh budaya dan factor menggunakan metode pasak dan metode
pendukung lainnya. Hal ini dosebabkan oleh ikat tanpa paku.Terdiri dari tiang dan balok
lingkungan buatan dalam pembentukannya yang diletakkan diatas pondasi batu yang
dipengaruhi oleh dua faktir yaitu budaya dan datar.Hal ini disesuaikan dengan Aceh yang
factor pendukung laiinya seperti iklim, merupakan wilayah yang lumayan sering
kebutuhan, material, teknologi konstruksi, mengalami bencana gempa. Balok dan tiang
karakter site, ekonomi, pertahanan dan biasanya mempergunakan kayu
agama (Rapoport, 1969). Pintu rumah memiliki ketinggian
sekitar 120-150, sehingga ketika masuk
Arsitektur Rumoh Aceh orang dewasa harus menunduk, ini
Arsitektur rumoh Aceh memiliki ciri berhubungan dengan adat untuk memberi
khas arsitektur kuno Austronesia dimana hormat pada pemilik rumah.Walaupun begitu
denah dari rumoh Aceh berbentuk persegi ruangan yang dimiliki oleh masyarakat Aceh
panjang, berbentuk rumah panggung dan sangat luas dan tanpa perabot.
atap yang tinggi.Rumoh Aceh terdiri dari 3 Disekitar rumoh aceh terdapat kebun
hingga 5 ruang (reueung dengan 16 hingga yang merupakan tanaman-tanaman yang
24 buah pilar/kolom ddengan jumlah tiang menghasilkan buah dan dapat dijual.
yang selalu genap. Terdiri dari tiga ruang Biasanya adalah manga, rambutan, pisang,
utama yaitu seuramo keu (serambi depan) melinjo, pinang hingga kopi. Pagar rumah
sebagai ruang tamu dan tempat tidur anak merupakan tanaman-tanaman yang juga
laki-laki, seuramo teunggoh yang terdiri dari dapat dimamfaatkan baik untuk dimakan
anjong, rambat dan juree (kamar bagi orang buahnya ataupun untuk obat-obatan seperti
tua/pengantin baru) dan yang terakhir adalah pohon glundong atau keudundong. Kamar
seuramo likot yang berfungsi sebagai ruang mandi biasanya terpisah dari rumah dengan
utk tamu perempuan, ruang tidur dan makan bentuk yang sederhana, hanya dikelilingi
keluarga serta dapur. Pada rumah yang lebih dinding dengan atap yang terbuka. Didalam
besar dapur dibuat dismaping sueramo kamar mandi terdapat sumur yamerupakan
likot.Rumoh Aceh biasanya dibangun sumber air bagi segala kegiatan yang
menghadap kearah utara dan selatan terdapat pada rumah tersebut.
Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 4
ISSN : 2088-8201

Elemen lain yang terdapat pada rumoh mengkoordinasikan masyarakat untuk


aceh adalah lumbung yang disebut dengan melakukan gotong royong dalam
krueng yang diletakkan didalam halaman membangun rumah. Sedikit perbedaan,
rumah. Pada musim hujan biasanya padi rumoh Aceh ini biasannya didiami oleh dua
akan dipindakan kedalam rumah. keluarga. Sehingga gotong royong dalam
membangun benar-benar hanya karena
3. METODE keinginan utk membantu bukan karena
Penelitian ini mengkaji kearifan lokal rumah tsb akan ditinggali bersama. Hal ini
yang terdapat pada Rumoh Aceh yang telah menjadi semacam norma dalam budaya
menjadi warisan dan tradisi secara turun Aceh jika ada kegiatan apapun yang
temurun dalam waktu yang lama. Kajian ini diadakan oleh masyarakat maka diadakan
akan dilakukan dengan metode kualitatif secara gotong royong tanpa mengharapkan
deskriptif dengan melakukan observasi imbalan. Tetapi walaupun begitu ada yang
lapangan dan wawancara dengan para tokoh memimpin pembangunan rumah ini yang
sejarah aceh serta tukang yang dinamakan dengan utoh atau tukang. Utoh
berpengalaman dalam membangun Rumoh ini dibayar sesuai dengan kesepakatan
Aceh. Hasil dari observasi dan wawancara antara pemilik rumah dengan utoh tsb. Utoh
juga akan didukung oleh studi literatur. ini adalah tenaga professional yang mengerti
tentang seluk beluk pertukangan dalam
Tahapan Penelitian membangun rumoh Aceh. Mereka
1. Tahap Observasi mendapatkan ilmu secara turun temurun
Tahap pertama yang akan dilakukan tanpa pendidikan formal. Bisa dikataka
adalah observasi lapangan yang akan mereka adalah praktisi yang belajar melalui
dilakukan pada beberapa rumoh aceh warisan ilmu dan trial dan eror. Ilmu mereka
untuk mencari persamaan elemen-elemen tidak hanya menjadi tradisi yang sama tetapi
yang akan diteliti. Pada tahapan ini akan juga berkembang mengikuti perkembangan
dilakukan pengumpulan data dengan foto zaman. Sayangnya kini dengan ada
dan sketsa serta mengukur rumah. pendidikan formal, banyak orang yang
2. Tahap wawancara mengecilkan profesi Utoh ini. Padahal belum
Tahapan selanjutnya adalah wawancara tentu yang memiliki pendidikan formal bisa
dengan tokoh yang mengerti tentang melakukan pekerjaan sebaik dan serapi
sejarah rumoh aceh serta tukang-tukang Utoh.
yang berpengalaman dalam membangun Pada tahap awal pembangunan Utoh
rumoh aceh untuk mendapatkan ini dibantu oleh masyarakat kampung untuk
informasi-informasi yang diperlukan mendirikan kolom-kolom, disinilah semangat
dalama mengkaji keraifan local yang gotong royong tersebut digalakkan. Setelah
dipergunakan dalam membangun rumoh semua tiang berdiri pekerjaan akan
aceh. dilanjutkan oleh Utoh tersebut hingga
3. Tahap studi literature selesai. Utoh yang bisa membangun rumoh
Informasi juga akan diperoleh dari studi Aceh sekarang mulai langka, karena tidak
literature sebagai perbandingan dengan banyak masyarakat Aceh yang membangun
hasil obeservasi dan wawancara. rumoh Aceh dengan berbagai alasan.
4. Tahap Analisis Sehingga tradisi Utoh Rumoh Aceh suatu
Data yang telah diperoleh dari ketiga saat bisa hilang bersama dengan ilmu-ilmu
tahapan diatas akan digabungkan dan yang dimilikinya.Hal lain yang juga sudah
berdasarkan variable penelitian nantinya mulai hilang adalah semangat gotong royong
akan dianalisa kearifan local apa sajakah membantu membangun rumoh Aceh
yang dapat diteruskan untk dipergunakan bersama-sama. Sekarang pekerjaan tersebut
dalam desain masa kini. sudah mulai komersial, dibayar dengan
upah.
4. HASIL PEMBAHASAN Musyawarah ditingkat kampung juga
Tahap Awal Perencanaan Pembangunan untuk menentukan hari baik untuk
Pada proses awal pembangunan membangun yang ditentukan oleh Tengku.
Rumoh Aceh diadakan musyawarah terlebih Setelah musyawarah selesai dilanjutkan
dahulu sebelum membangun. Musyawarah pada proses mengumpulkan bahan atau
dilakukan di tingkat keluarga dahulu baru material. Material yang dipergunakan
kemudian diadakan musyawarah ditingkat merupakan material/bahan yang terdapat
kampung dengan memberitahukannya dilingkungan sekitar. Penggunaan material
kepada Teungku di desa agar bisa sekitar ini merupakan ilmu yang diwariskan

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 5
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

secara turun temurun oleh nenek moyang. karena sifatnya yang cepat tumbuh
Penggunaan material dari alam sekitar tidak kembali.
hanya karena bahan tersebut mudah 4. Tali Ijuk
didapatkan tetapi juga disesuaikan dengan Tali ijuk dipergunakan untuk
kedaan iklim dan geografis dari wilayah menggabungkan belahan bamboo untuk
Aceh. Bahan material tersebut adalah : material dinding ataupun lantai.Selain itu
juga untuk mengikat konstruksi atap dan
1. Kayu daun rumbia sebagai penutup atap.
Kayu yang biasanya digunakan adalah 5. Daun Rumbia/daun kelapa
kayu Sentang/ barang/pohon Daun rumbia biasanya dipergunakan
nangka/kayu bak mane dll. Kayu-kayu ini sebagai penutup atap.Penggunaan daun
digunakan untuk konstruksi utama yaitu rumbia dan atau daun kelapa ini karena
kolom (tameh) dan balok (rhoek) dan memang di daerah Aceh dahulunya
konstruksi atap; kuda-kuda dan Gording. banyak terdapat daun rumbia dan atau
Selain itu kayu juga digunakan untuk daun kelapa.Sehingga material sangat
membuat tangga dan pasak. mudah untuk didapatkan.Mempergunakan
Setiap masyarakat Aceh biasanya atap daun rumbia dan atau kelapa sangat
memiliki Lampoeh atau kebun yang bermamfaat didaerah yang beriklim tropis,
ditanami kayu untuk keperluan dimana material penutup atap ini
membangun Rumah. Sehingga mereka merupakan material yang tidak mudah
bisa membangun rumah dengan kayu menghantarkan panas sehingga ruangan
yang didapat dari kebun sendiri. Selain dibawahnya tetap terasa sejuk.
menghemat biaya hal ini juga menjaga 6. Batu
kelestarian hutan dimana setiap pohon Batu kali yang berbentuk pipih biasanya
yang ditebang akan kembali ditanam dipergunakan sebagai alas pondasi.
untuk dipergunakan dalam membangun Pondasi seperti ini dinamakanjuga gaki
rumah di generasi yang berikutnya. tameh/keuneuleung atau pondasi umpak
Kayu yang dipilih adalah kayu dengan dimana kolom kayu hanya diletakkan
kualitas yang sangat bagus sehingga diatas batu sebagai pembatas kayu
dapat bertahan lama. Struktur Utama dari dengan tanah agar tidak mudah lapuk.
Rumoh Aceh biasanya bisa bertahan Penggunaan material yang berasal dari
lebih dari seratus tahun jika dijaga dengan lingkungan sekitar ini menegaskan
baik.Kayu untuk struktur Rumoh Aceh jika kearifan lokal dalam menjaga
tidak dipergunakan lagi sering dijual keseimbangan mikro kosmos dan makro
kembali untuk dibangun kembali menjadi kosmos. Proses penggunaan material
rumah yang baru. setempat dan kebiasaan menanam
2. Papan kembali pohon yang dipergunakan dapat
Material papan biasanya dipergunakan melestarikan dan menjaga lingkungan.
untuk konstruksi dinding dan lantai.Kayu Proses ini juga secara tidak langsung
yang digunakan untuk papan adalah kayu akan memaksa manusia utk tetap
sentangaau kayu barang serta ada juga menjaga dan mengembalikan apa yang
yang menggunakan kayu pohon kelapa. sudah diambil dari alam, karena untuk
3. Bambu kebutuhan pembangunan selanjutnya. Hal
Selain kayu, material yang dpergunakan ini tidak hanya bermamfaat bagi
untuk lantai dan dinding adalah kelestarian lingkungan saja tetapi juga
bamboo.Bamboo ini nantinya dibelah dan berpengaruh kepada banyak factor,
diikat/digabungkan dengan tali yang misalnya berpengaruh pada tetap
dibuat dari kulit bambu sendiri ataupun tali terjaganya (memperlambat perubahan)
ijuk. iklim dan makhluk hidup lainnya yang juga
Penggunaan tanaman bambu sebagai hidup bersama-sama kita.
material rumah juga merupakan upaya
untuk melestarikan lingkungan agar tetap Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan
hijau.Bambu merupakan tanaman yang tidak dijaganya lingkungan, penebangan
sangat mudah hidup dimana saja dan hutan menyebabkan ketidakseimbangan
dapat tumbuh lagi dalam waktu yang pada alam, efeknya yang paling besar
singkat.Sehingga bamboo bisa adalah pada perubahan iklim dan hilangnya
dikategorikan kepada material yang habitat binatang-binatang karena rusaknya
ramah lingkungan dan dapat diperbaharui hutan.Padahal manusia tidak bisa hidup

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 6
ISSN : 2088-8201

sendiri.Manusia sangatlah bergantung pada Ketika diadakan acara pernikahan


alam dan makhluk hidup lainnya. seuramo Keu ini dipergunakan untuk
menerima linto baro/ pengantin pria
Kearifan lokal penggunaan material sebelum disandingkan di pelaminan
dari alam ini juga mengurangi sampah yang dengan dara baro/pengantin wanita.
tidak bisa terurai. ketika membangun rumah Jika malam biasanya seuramo keu juga
yang baru material dari sruktur rumah yang dipergunakan sebagai tempat tidur untuk
lama masih dipergunakan karena sistem anak laki-laki. Ruangan ini bersifat semi
struktur rumoh aceh merupakan struktur publik karena pengaruh dari agama Islam
knockdown yang bisa dibongkar pasang yang membedakan ruangan wanita dan
tanpa merusak materialnya, sehingga pria. Tamu yang boleh naik keatas hanya
materialnya sustainable hingga dia lapuk dan tamu yang diijinkan oleh tuan
tidak bisa dipergunakan lagi. Setelah maerial rumah/kepala rumah tangga. Jika dirumah
ini tidak dipergunakan lagi, maka dia akan tidak ada kepala rumah tangga biasanya
kembali ke alam (terurai) sehingga tak akan tamu akan diterima di bawah/kolong
ada sampah yang menumpuk. rumah yang terdapat bale-bale/balai.
Perubahan iklim yang semakin lama
semakin panas ini adalah efek bola salju dari
manusia yang tidak menjaga lingkungannya
tetapi tetap ingin merasakan kenyamanan.
Pohon ditebang untuk kepentingan manusia
tetapi tidak ditanam lagi sehingga iklim
menjadi panas, kerena panas manusia agar
nyaman mempergunakan AC utk
menyejukkan ruangan, akibatnya energy
terkuras dan Freon menyebabkan ozone
bocor dan bumi semakin lebih panas.
Jika kita berpegang teguh pada
kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek
moyang kita dan meneruskan budaya
penggunaan material yang bisa diperbaharui
dengan tetap menjaga lingkungan maka
bumi kita akan tetap terjaga.

Pola Ruang Gambar 1. Denah Rumoh Aceh dan hirarki


Pola ruang rumoh aceh dapat dibagi ruang
menjadi dua yaitu ruang dalam dan ruang
luar. Tangga untuk naik keatas merupakan
1. Ruang dalam pemisahan antara ruang publik (kolong
Pola Ruang dalam Rumoh Aceh bisa rumah ) dengan seuramo keu sebagai
dilihat secara horizontal dan vertical. ruang semi publik. Tangga ini adahulunya
Secara horizontal adalah denah Rumoh ditaruh dibawah kolong seuramo keu di
Aceh sendiri yang terdiri dari Rumoh bagian sebelah barat atau timur, hal ini
Inong, Seuramo Keu dan Seuramo dilakukan agar para tamu masuk ke
Likot.Walaupun dikarenakan kebutuhan ruamh dengan menundukkan kepala
terdapat beberapa Rumoh Aceh dengan untuk menghormati pemilik rumah. Seiring
tambahan Rumoh Dapu atau Dapur di perkembangan zaman tangga ini di
samping seuramo Likot.Biasanya Rumo pindah kebagian sisi Barat atau Timur
Dapu ini lebih rendah atau sejajar dengan dengan tambahan teras rumah selebar 1
Seuramo Likot. m. Hanya saja budaya menunduk ketika
memasuki rumah tetap dipertahankan
 Seuramo Keu/Agam dengan membuat pintu yang tingginya
Seuramo Keu/ Serambi depan adalah sekitar 120-130 m.
ruangan yang berfungsi sebagai ruang
tamu dan bersifat semi publik. Ruangan  Seuramo Inong
ini dipergunakan untuk menerima tamu, Seuramo Inong; adalah bagian rumah
terutama tamu laki-laki baik tamu dihari yang berada ditengah. Bagian rumah ini
biasa ataupun ketika diadakan acara biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu
adat. dibagian timur kamar untuk anak

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 7
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

perempuan yang disebut Jurei dan rumah menjadi lebih indah karena
dibagian barat kamar utk orang tua yang perbedaan lantai tersebut. Anjong dan
disebut dengan anjong. Diantara anjong jurei adalah ruang yang bersifat privat,
dan Jurei terdapat rabat yang merupakan perbedaan lantai antara seuramo keu
lorong yang menghubungkan antara dengan seuramo inong menegaskan sifat
seuramo keu dan seuramo likot. privasi ini.
Tipe rumah yang lain adalah rumah yang
memiliki seuramo Inong yang hanya  Seuramo Likot (Serambi Belakang)
memiliki Anjong atau ruang tidur untuk Seuramo likot (bagian barat) berfungsi
orang tua. Anak-anak perempuan tidur di sebagai ruag tidur anak perempuan atau
seuramo likot.Tipe rumah yang seperti ini dan orang tua jika ada anak perempuan
biasanya terdapat dirumah yang hanya yang baru saja menikah. Seuramo likot
memiliki 16 tiang.Ruang didepan Anjong juga berfungsi untuk menerima tamu
biasanya dipergunakan sebagai tempat perempuan jika ada acara-acara adat
pelaminan ketika acara pernikahan. atau tamutamu yang memiliki
Anjong akan beralih fungsi menjadi ruang kekerabatan yang dekat karena seuramo
tidur pengantin baru (anak perempuan likot bersifat privat. Seuramo likot juga
yang baru menikah) dan orang tua dan berfungsi sebagai dapur (dibagian timur)
anak perempuan yang belum menikah jika rumah tidak memiliki rumoh dapu dan
akan tidur di seuramo likot. Dalam sekaligus sebagai ruang makan dan
beberapa adat Aceh anak perempuan ruang kumpul keluarga.
yang baru menikah akan tetap tinggal
dirumah orang tua selama kurang lebih 2  Rumoh Dapu (Dapur)
tahun sehingga mereka (pengantin baru) Rumoh Dapu adalah ruangan tambahan
dianggap sudah mampu hidup mandiri. yang berfungsi sebagai dapur.Biasanya
Dibeberapa wilayah Aceh orang tua pihak rumoh dapu terletak disamping seuramo
perempuan juga memberikan rumah likot di bagian Timur.Ketinggiannya bisa
untuk pengantin baru sesudah mereka sejajar ataupun lebih rendah dari seuramo
menikah. likot.Ukurannya lebih kecil dari bagian lain
Didalam anjong terdapat lantai yang di Rumoh Aceh karena ruangan ini hanya
dapat dilepas.Hal ini disebabkan karena berfungsi sebagai dapur.
anjong juga dipergunakan untuk Masyarakat Aceh dulunya memasak
memandikan mayat, sehingga ketika mempergunakan kayu bakar, sehingga di
memandikan mayat bagian lantai ini Rumoh Dapu ada bagian dapu yang
dilepas dan dibawahnya dipasang seng dibuat berbentuk persegi dan diisi dengan
atau terpal untuk mengalirkan air ke tanah.Untuk kompornya dipergunakan
halaman rumah. batuan untuk meletakkan panci. Tanah ini
dipergunakan karean lantai dari rumoh
dapu biasanya adalah bamboo dan kayu,
jadi rawan terbakar oleh api.
Seiring perkembangan zaman dan
kebutuhan yang menyebabkan perubahan
pada budaya hidup, Rumoh Aceh
seringkali didampingi oleh Rumah yang
dibangun tetapi tetap berdampingan
dengan Rumoh Aceh sendiri. Hal ini
Gambar 2. Lubang dilantai rumah yang terjadi karena budaya anak-anak yang
dipergunakan ketika acara sudah dewasa (terutama perempuan)
memandikan jenazah tetapi blm tidak lagi tidur bersama
orangtuanya.
Seuramo Inong ini memiliki perbedaan Rumah bawah inilah yang akhirnya
lantai dengan dua seuramo yang lain mempengaruhi keberadaan Rumoh Aceh
dengan perbedaan lantai setinggi 0.5 yang semakin berkurang. Rumah bawah
meter. Perbedaan lantai ini dilakukan ini yang biasanya disebut sebagai rumah
untuk memberi batasan perbedaan antara tumbuh karena fungsinya yang
seuramo keu/seuramo likot dengan mengakomodasi pertambahan kebutuhan,
seuramo Inong. Selain itu perbedaa lantai terutama pertambahan anggota
ini juga akan mempengaruhi bentuk fasad keluarga.Di rumah bawah ini terdapat

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 8
ISSN : 2088-8201

dapur, ruang makan, kamar mandi ruang kegiatan lainnya seperti menganyam dan
keluarga dan kamar tidur. mengumpulkan pinang dan melinjo masih
dipergunakan hingga sekarang.
Munculnya rumoh yup/rumah bawah ini
juga diakibatkan oleh perkembangan
zaman. Bahkan pada perkembangannya
rumoh yup lebih banyak dipergunakan
daripada rumoh Aceh sendiri. Hal ini juga
mengakibatkan penggunaan rumoh Aceh
menjadi semakin berkurang.
Gambar 5. Bagian kolong rumoh Aceh
Secara vertical Rumoh Aceh dibagi yang dijadikan sebagai garasi mobil
menjadi 3 bagian yaitu :
 Bagian Bawah Rumoh/Kolong Rumah  Bagian Tengah Rumah
Kolong rumoh Aceh biasanya Bagian tengah rumah adalah bagian yang
dipergunakan sebagai ruang publik; dipergunakan untuk kegiatan seharihari.
sebagai tempat berkumpul dan Ruangan ini bersifat semi privat dan
melakukan kegiatan sehari-hari misalnya privat.
menganyam (tikar, tampi beras, keranjang
dll), mengumpulkan buah melinjo/pinang  Bagian Atas rumah/Atap.
untuk dijual, menumbuk padi setelah Bagian atas rumah adalah ruangan
panen atau hanya duduk berkumpul dibawah atap yang disebut dengan para.
dengan para tetangga. Para ini dipergunakan untuk menyimpan
barang-barang. Para ini terdapat dibagian
Timur dan bagian barat rumah. Bentuknya
menonjol ke depan melewati badan
rumah.

Gambar 3. (kiri) Rumoh Aceh tanpa


rumah bawah/tumbuh (Kanan)
Rumoh Aceh dengan rumah
bawah/tumbuh
Gambar 6. Para yg merupakan bagian
Tinggi kolong rumah adalah 2- 3 meter. atap yang dijadikan sebagai tempat
Sehingga ruang dibawah ini sangat penyimpanan
fleksibel dan multifungsi.

Gambar 4. Bagian kolong rumoh Aceh


Gambar 7. Denah Rumoh Aceh dan
Budaya menumbuk padi kini sudah mulai hirarki ruang secara vertikal
ditinggalkan oleh masyarakat. Karena
masyarakat setelah panen lebih mudah 2. Ruang luar
membawa hasil panennya untuk Rumoh Aceh memiliki ruangan dalam dan
dibersihkan di pabrik beras. Sehingga ruang dalam yang merupakan suatu
fungsi sebagai ruang menumbuk padi kesatuan yang mengakomodasi
sudah tidak dipergunakan lagi. Tetapi kebutuhan pemiliknya. Ruang dalam dan
sekarang kolong rumah juga ada yang ruang luar terhubung melalui
berubah fungsi menjadi garasi mobil dan alur/sequence kegiatan sehari-hari
motor karena banyaknya masyarakat masyarakat Aceh. Ruang Luar terdiri dari
yang sudah memiliki mobil dan motor. Pintu masuk Rumah dan pagar pembatas,
Fungsi sebagai tempat berkumpul dan biasanya dibuat dari bamboo atau kayu

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 9
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

atau dari tanaman. Jika terbuat dari


tanaman maka tanaman ini merupakan
tanaman obat-obatan atau tanaman
sayuran atau buah-buahan misalnya
tanaman jarak, pohon kedondong, dll.
Setelah melalui pintu masuk kita akan
bertemu dengan halaman yang luas yang
biasanya ditanami dengan tanaman
komoditas seperti kopi, pinang,
pisang,melinjo dll, pohon buah-buahan
seperti rambutan, jambu air, durian,dll
serta beberapa tanaman sayur/bumbu
yang menjadi makanan sehari-hari seperti
tomat cabe dll. Ada juga beberapa rumah
yang menanam tanaman hias untuk
mempercantik halaman rumah. Gambar 8. Lay out ruang luar Rumoh
Hal ini tentu saja selain bermamfaat dari Aceh
segi ekonomi dan kehidupan sehari-hari
juga sangat bermamfaat membantu Struktur dan Konstruksi
kenyamanan penghuni rumah jika musim Struktur rumoh Aceh sama dengan
kemarau, karena rumah yang memiliki rumah-rumah tradisional lainnya di Indonesia
banyak tanaman akan terasa lebih sejuk. yang mempergunakan teknologi local dan
Halaman rumah juga dipergunakan untuk material local. Teknologi local ini merupakan
memelihara ternak seperti tradisi yang diturunkan secara turun temurun
ayam,bebek,kambing hingga kerbau/sapi. oleh nenek moyang dan setiap generasi
Ternak ini dipergunakan untuk konsumsi terjadi pengembangan karena perubahan-
pribadi ataupun untuk membantu perubahan yang terjadi.Perubahan-
perekonomian.Dengan layout rumah perubahan ini tentu saja dipengaruhi oleh
seperti ini masyarakat Aceh bisa disebut factor-faktor agama, budaya dan perubahan
sebagai masyarakat yang memiliki rumah keadaan alam. Rumoh Aceh adalah Rumah
yang mandiri, dimana kebutuhan sehari- Panggung dengan ketinggian dari tanah
hari tersedia di rumah tersebut tanpa sekitar 2-3 meter.
harus membeli. Secara umum struktur rumah Aceh
Didekat pintu masuk biasanya terdapat adalah struktur rumah panggung. Dimana
kamar mandi. Kamar mandi rumoh aceh metode konstruksinya mengguakan metode
yang dulu hanya terdiri dari sumur yang konstruksi knock down atau bongkar pasang.
ditutup dengan dinding dari anyaman Penerapan system ini memudahkan
bamboo ataupun anyaman daun ijuk/ jika rumah ini dijual kembali, baik dijual
kelapa,( tetapi sekarang sudah mulai secara utuh ataupun per-bagian. Walaupun
diganti dengan material beton) dan tidak material yang dipergunakan adalah kayu,
memiliki atap. Biasanya memiliki pintu umur dari rumah Aceh lumayan lama, bias
atau tidak memiliki pintu,( jika tidak mencapai hingga seratus tahun. Hal ini
memiliki pintu maka pintu masuk dibuat diketahui dari wawancara dari pemilik rumah
sedemikian yang mengakui sudah menghuni rumah
rupa sehingga bagian dalam kamar mandi tersebut sejak dari mereka kecil (umur
tidak terlihat dari luar). pemilik rumah berkisar antara 60-80
Setiap Rumah Aceh memiliki kamar tahun).Pemilik juga mengatakan bahwa
mandi yang diletakkan di halaman depan, rumah tsb sudah dimiliki oleh orangtuanya
yang dimaksudkan untuk menjaga sebelum mereka lahir.Ada juga yang tidak
kebersihan pemilik rumah setelah pulang megetahui pasti berapa umur rumah mereka
dari sawah atau ladang. Sehingga ketika karena rumah tersebut bukan dibangun baru,
mereka baru pulang dari sawah atau tetapi strukturnya dibeli dari rumah yang
lading mereka bisa langsung sudah ada, kecuali penutup atap. Sehingga
membersihkan diri sebelum masuk system knock down sangat memudahkan
kerumah. pemilik rumah untuk dijual lagi.
Proses pemasangan struktur dilakukan
setelah semua bahan material terkumpul.
Proses ini dimulai dengan mempersiapkan

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 10
ISSN : 2088-8201

kayu untuk kolom dan balok. Kayu yang keu/seuramo likot dengan tungai terdapat
dijadikan kolom dan balok di takik untuk balok lebar yang disebut dengan peulangan.
membuat sambungan antara kolom dan Peulangan ini dipasang untuk memperkuat
balok. kemudian kolom-kolom ini dibuatkan bagian tengah rumah yang berbeda
landasan berupa batu kali. Batu kali yg ketinggian
dipergunakan adalah batu kali yang pipih.
Batu kali ini sering juga disebut sebagai
pondasi umpak. Untuk material yang lebih
modern dengan konsep yang sama, batu kali
biasanya digantikan oleh beton yang
dibentuk mirip dengan batu pipih. Fungsi dari
batu atau beton cor ini adalah untuk
memisahkan kolom kayu dengan tanah dan
menghindari kelembaban sehingga kolom
kayu tidak cepat busuk.
Konstruksi pondasi system ini hanya
meletakkan kayu diatas batu tanpa
menempelkannya dengan material lainnya. Gambar 10. Pasak untuk meperkuat ikatan
Hal ini dilakukan agar jika terjadi gempa balok dan kolom
rumah tidak kaku dan bisa mengikuti arah
goyangan gempa sehingga rumah tidak
roboh dan strukturnya tidak rusak.

Gambar 11. Rhok, toi dan peulangan


sebagai pengikat kolom

Selanjutnya pemasangan kolom dan


balok. Kolom rumah biasanya berjumlah
genap. Jumlah dari kolom menentukan
luasan (ruweung/ruang) rumah nantinya.
Gambar 9. Batu pondasi (kiri) dan pondasi Semakin banyak jumlah kolom semakin
beton (kanan) untuk menghindari kayu besar luasan rumah. Biasanya luasan rumoh
dari kelembaban tanah Aceh dibuat dalam grid 3 ruweung/ruang
dengan jumlah kolom 16 buah, 5 ruweung
Selanjutnya pemasangan kolom dengan jumlah kolom 24 buah, 7 ruweung
(tameh) dan balok (rhok dan toi). Balok pada dengan jumlah kolom 32 buah dan 10
struktur rumah aceh dibagi menjadi 2 yaitu ruwung dengan jumlah kolom 44 buah.
rhok dan toi. Rhok adalah balok yang Walaupun begitu jumlah kolom untuk
menghubungkan kolom pada arah melintang bagian lebar rumah selalu sama jumlahnya
sedangkan toi adalah alok yang yaitu 4 buah kolom. Yang berbeda adalah
menghubungkan kolom pada arah jumlah kolom memanjang yang bervariasi
memanjang. Rhok dan toi ini berfungsi untuk dari 4 hingga 11 kolom. Hal ini seperti yang
mengikat tameh/kolom agar dapat berdiri dikatakan oleh Yusriadi (2016) dimana
tegak. Tameh diberi lubang untuk jumlah tiang bervariasi dari 16, 18,2 dan 24
memasukkan ujung rhok dan toi sehingga hingga 40 buah (sisi memanjang) dengan
tameh/kolom saling terikat oleh balok (rhok pengaturan tiang 4 baris (lebar) dengan jarak
dan toi). Untuk mempererat ikatan pada tiang yang bervariasi dari 2-3 m.
lubang ini ditambahkan pasak/bajo. System Kolom yang pertama didirikan adalah
ini membuat struktur rumah tidak kaku dan kolom (tameh) Raja dan kolom (tameh)
ketika terjadi goyangan ketika gempa rumah Putroe, yang terletak dibagian tengah rumah
dapat bergerak fleksibel mengikuti gempa diantara ruang seuramo keu dan Seuramo
sehingga tidak ada gaya yg berlawanan yang Inong/ Tungai.
membuat struktur rumah menjadi rusak dan Selanjutnya adalah pekerjaan
roboh. pemasangan kolom (tameh) dengan balok
Selain rhok dan toi dibagian tengah (rhuek). Seperti yang sudah disebutkan
rumah diantara ruangan seuramo diatas proses pemasangan kolom dan balok
Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 11
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

ini menggunakan system knock down,


dimana sambungan kolom katu dan balok
merupakan sambungan dengan
menggunakan takikan dan dipererat dengan
pasak bukan dengan paku. Selain pasak
yang tali ijuk juga digunakan untuk mengikat
terutama mengikat reng ke gording dan
penutup atap (daun rumbia) dengan reng.
Gambar 14. Papan lantai yang dipaku
Teknologi untuk system struktur ini
pada balok lantai (Lhue)
tentu saja sesuai dengan kebijakan local dan
kepercayaan yang dipercayai oleh
Papan lantai di paku pada balok lhue
masyarakat setempat.Kebijakan local ini
yang dipasang diatas rhok. System
didapat dari pengalaman-pengalaman dari
pemasangan lue pada rhok juga dengan cara
generasi ke generasi.Factor alam dan
budaya sangat mempengaruhi terbentuknya ditakik (rhok ditakik dan dimasukkan lhue
system ini. System ini selain mempermudah kedalamnya). Setelah itu diatas lhue
dipasang papan lantai dengan cara diikat
untuk dibongkar pasang tanpa merusak
dengan ijuk ataupun dengan dipaku.
kolom dan baloknya, juga lebih fleksibel
Begitu juga dengan dinding yang
ketika menghadapi bencana gempa. Hal ini
terbukti ketika gempa 8.9 skala Richter yang terdiri dari susunan papan horizontal yang
terjadi pada 24 Desember 2014, tidak ada dipakukan pada struktur utama. Dahulu
rumoh Aceh yang roboh ataupun rusak. dinding juga dibuat dari anyaman bamboo
dan diikat dengan tali ijuk ke struktur utama.
Gempa tersebut hanya membuat rumoh
Penggunaan papan kayu sebagai material
Aceh bergeser.
lantai dan dinding membuat struktur rumoh
Aceh menjadi struktur yang ringan. Selain itu
material papan sebagai material lantai dan
kayu bisa membuat suhu didalam ruangan
menjadi lebih sejuk, karena angin dari bawah
rumah akan mengalir kedalam rumah.
Tahapan pemasangan dinding
bersamaan dengan tahapan membuat
bukaan seperti jendela dan ventilasi atau
lubang angin. Rumoh Aceh memiliki banyak
Gambar 12. Sambungan knockdown bukaan yang memungkinkan untuk
kolom dan balok yang diperkuat pasak memasukkan cahaya dan aliran udara.

Gambar 13. Kolom yang bergeser akibat Gambar 15 Papan dinding yang dipasang
gempa yang terjadi di Aceh. secara horizontal
Prinsip cross ventilation yang
Kemudian selanjutanya adalah merupakan salah satu syarat rumah di iklim
membuat ateuh Rumoh yang terdiri dari tropis dilaksanakan pada rumoh Aceh. Setiap
lantai dan dinding. Lantai materialnya dinding pada rumoh Aceh memiliki bukaan
biasanya dari papan kayu dan dipakukan ke baik jendela maupun ventilasi. Seperti yang
balok lantai. Dahulu sebelum ada paku, telah disebutkan diatas, orientasi dari rumoh
lantai dibuat dari bamboo yang dibelah tau Aceh adalah utara-selatan. Hal ini dilakukan
papan dari pohon kelapa dan diikat dengan untuk menghindari arah angin yang kencang
tali ijuk atau rotan dan diikatkan kembali dari sisi utara- selatan (bagian utara-selatan
pada balok lantai. adalah bagian yang lebih panjang).

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 12
ISSN : 2088-8201

Struktur atap ini merupakan struktur


atap yang ringan karena bahan materialnya
yang ringan. Struktur seperti ini sangat cocok
untuk didaerah yang rawan gempa.material
penutup atap adalah daun rumbia, material
untuk struktur atap seperti kuda-kuda,
gording dan usuk merupakan kayu
Gambar 16. Bukaan pada Rumoh Aceh setempat/local seperti kayu pohon kelapa
yang berfungsi untuk mengalirkan udara sedangkan rengnya biasanya dari bamboo
dan memasukkan cahaya yang dibelah. Pengikatnya adalah tali ijuk
ataupun tali dari kulit kayu.
Bukaan pada rumoh Aceh terdapat Material penutup atap yang
pada setiap sisi dinding tetapi dengan jumlah merupakan daun rumbia berperan penting
yang berbeda. Bagian sisi utara selatan lebih juga dalam menciptakan suhu yang nyaman
banyak terdapat bukaan dibandingkan didalam rumah. Daun rumbia bukanlah
dengan arah penghantar panas sehingga suhu diruangan
timur barat. Hal ini dilakukan untuk akan tetap terasa nyaman disiang hari.
menghindari arah matahari langsung masuk
kedalam rumah. Tetapi walaupun begitu
bagian timu barat tetap terdapat bukaan
yang berupa jendela yg bisa dibuka tutup
sesuai kebutuhan dan ventilasi yang
berbentuk ornamen/ukirant, sehingga cahaya
dan udara tetap bisa masuk.

Gambar 19. Struktur atap yang ringan


dengan material kayu dan daun rumbia
serta diikat dengan tali ijuk dan rotan
Gambar 17. Bukaan/ jendela di sisi utara Walaupun begitu terdapat kelemahan
selatan dan juga di sisi timur barat, tetapi dalam mempergunakan material kayu dan
jumlahnya hanya sedikit namun ditambah daun sebagai struktur rumah yaitu rentan
dengan ventilasi yang berbentuk ukiran terbakar api. Namun hal ini juga sudah
yg dibolongi sehingga udara dan cahaya dipertimbangkan dengan baik oleh nenek
tetap bisa masuk. moyang kita. Dalam warisan ilmunya pada
struktur rumoh Aceh nenek moyang kita
Setelah pemasangan lantai dan memberikan solusi agar kebakaran tidak
dinding dilanjutkan dengan memasang atap. meluas ketika terjadi kebakaran dengan
Material struktur atap biasanya membuat senuah tali yang terhubung dengan
mempergunakan kayu atau bamboo dengan rangkaian penutup atap yang disebut dengan
penutup atap dari daun rumbia yang taloe pawai. Cukup dengan memutuskan tali
dirangkai. Sambungan antara penutup atap ini maka penutup atap akan jatuh ketanah
menggunakan tali ijuk ataupun tali rotan. dan mencegah kebakaran meluas ke rumah
lainnya.

Gambar 18. Struktur Atap yang


mempergunakan material kayu untuk
Gambar 20. Taloe Pawai untuk
usuk dan reng serta daun rumbia sebagai menjatuhkan penutup atap ketika
penutup atap kebakaran terjadi.

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 13
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

Penggunaan material setempat dan


material dari alam tidak hanya bermamfaat
bagi kenyamanan suhu didalam rumah dan
beradaptasi dengan bencana alam seperti
gempa dan banjir tetapi juga mewujudkan
keseimbangan makro kosmos dan mikro
kosmos; menjaga keseimbangan antara
kehidupan manusia dengan alam. Karena
semua pembangunan rumoh Aceh
menggunakan material tersebut maka
pohon-pohon tersebut setelah dipergunakan
ditanam kembali karena nantinya akan
dipergunakan lagi oleh anak cucu. Gambar 22. Bentuk geometri yang
Penanaman kembali ini mewujudkan berupa tumbuh-tumbuhan
keseimbangan alam dimana pohon-pohon
tetap ditanam kembali setelah ditebang Ornamentasi pada Rumoh Aceh juga
sehingga alam tetap terjaga. menunjukkan status social dari masyarakat,
semakin banyak ornamentasi di rumoh Aceh
Finishing maka bisa dipastikan pemilik adalah orang
Bagi arsitektur tradisional finishing yang berada dikampung tersebut. Rumah
merupakan bagian dari “wajah” atau yang memiliki ornament yang sedikit
“karakter” dari pemilik. Begitu juga dengan pemiliknya merupakan orang yang biasa-
rumoh Aceh. Wajah rumah merupakan imaj biasa saja dan rumah yang tidak memiliki
dari pemilik rumah. Wajah rumah dapat ornament sama (biasanya didingnya adalah
dilihat dari pemilihan ornamentasi dan warna anyaman bamboo atau hanya papan kayu
dari rumah tersebut. saja.) sekali maka pemiliknya bisa
1. Ornamentasi digolongkan kepada masayarakat ekonomi
Ornamentasi dari Rumoh Aceh kelas bawah.
kebanyakan merupakan bentuk-bentuk
geometri dan tumbuh-tumbuhan.
Bentukan yang menyerupai manusia dan
hewan tidak dipergunakan lagi setelah
islam masuk ke Aceh. Hal ini karena
didalam agama Islam dilarang
menggunakan ukiran/gambar yang
menyerupai manusia dan hewan.
Fungsi dari ornamentasi ini selain untuk Gambar 23. Rumoh Aceh yang tidak
keindahan juga sebagai ventilasi (cross memiliki ornamentasi
ventilation, karena terdapat didua sisi
rumah yang berhadapan) dan untuk 2. Warna
memasukkan cahaya matahari. Pemilihan warna untuk rumoh Aceh tidak
terdapat pakem tertentu, tetapi warna
hijau, warna kayu dan hitam mendominasi
pewarnaan pada Rumoh Aceh.
Penggunaan warna hijau karena warna
hijau memberi imej islami, warna kayu
biasanya dari bahan kayu yang hanya
diplitur tanpa cat.
3. Bentuk dan Fasad
Bentuk rumoh Aceh merupakan bentuk
rumah panggung persegi panjang yang
Gambar 21. Bentuk geometri yang simetris dengan atap pelana. Tinggi
dipergunakan dalam ornamentasi/ ukiran badan rumah didapat dari ½ kali tinggi
pada Rumoh Aceh. panggung/ kolom rumah.
4. Bukaan (pintu,jendela, ventilasi)
Berikut beberapa contoh lain Seperti yang telah dijelaskan diatas
bukaan pada rumoh Aceh sangat
berpengaruh pada kenyamanan suhu dan
cahaya yang masuk kedalam rumah. Jika
Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 14
ISSN : 2088-8201

siang hari rumah akan terasa sejuk dan


terang karena bukaan-bukaan tersebut.
Selain dari ornamen yang juga berfungsi
sebagai bukaan terdapat juga pintu dan
jendela sebagai jalur masukknya cahaya
dan udara.
a. Pintu
Pada rumoh Aceh biasanya terdapat 2
buah pintu masuk. Rumoh Aceh dahulu
Gambar 25. Pintu dan tangga bagian
pintunya terdapat pada lantai yang dibuka
dalam berada didalam rumah
keatas (tangga berada dibawah lantai).
bawah/tumbuh.
Perkembangannya pintu kemudian dibuat
dibagian dinding sebelah Timur atau
b. Jendela
selatan (diseuramo keu dan seuramo
Jendela yang terdapat pada rumoh aceh
likot) dengan penambahan teras sebagai
tidak terlalu besar tetapi banyak, disetiap
penghubung antara tangga dan pintu
sisi rumah terdapat jendela. Bagian timur
masuk. Ketinggian pintu biasanya rendah
dan barat terdapat 3 jendela, masing-
120-130 cm. perletakan pintu pada lantai
masing terletak disetiap ruangan yakni
ataupun pintu dengan ketinggian rendah
Seuramo Keu, seuramo Inong dan
dimaksudkan untuk menghormati tuan
seuramo likot. Bagian sisi utara dan
rumah, dimana jika kita masuk ke rumoh
selatan masing-masing terdapat 3
Aceh harus dengan menunduk.
jendela. Jumlah jendela yang banyak
Penggunaan 2 buah pintu ini juga
membuat rumoh Aceh mendapat ckup
dimaksudkan untuk memisahkan jalur
cahaya dan udara. Letak jendela yang
masuk perempuan dan laki-laki terutama
terdapat pada setiap sisi rumah membuat
jika sedang dilaksanakan upacara adat.
aliran udara didalam rumoh Aceh
Pintu utama/untuk tamu/ untuk laki-laki
mengalir dengan baik dan selalu berganti.
(publik) terdapat diruang seramoe keu
Hal ini sangat baik untuk kualitas udara
dan pintu kedua (privat) terdapat dibagian
didalam rumah baik untuk kesehatan
seuramo likot/ dapur untuk perempuan.
penghuninya maupun untuk menjaga
Keberadaan 2 pintu ini juga menyebabkan
material rumah dari kerusakan dan tahan
diletakkannya 2 buah tangga disetiap
lama.
pintu masuk seperti gambar dibawah ini.

Gambar 26. Jendela yang terdapat


pada setiap sisi rumah membuat
cahaya dan aliran udara memenuhi
setiap ruangan rumah.

4. KESIMPULAN
Pentingnya menjaga beberapa
Gambar 24. Pintu pada rumoh Aceh kearifan lokal ini tetap berlanjut terkait
terhubung dengan tangga. Letak dengan keberlangsungan hidup manusia dan
tangga ada yang disamping rumah ada alam. Tidak dapat dipungkiri jika teknologi
yang dibawah rumah. dan perkembangan zaman selain memberi
banyak nilai positif juga memberi nilai negatif
Jika rumoh aceh sudah terdapat rumah terhadap manusia terutama terhadap alam.
bawah maka pintu dan tangga yang Masalah sampah, berkurangnya lahan
menuju seuramo likot biasanya terdapat hijau dan hutan serta polusi dipengaruhi oleh
didalam rumah bawah. hilangnya nilai-nilai kearifan lokal yang sudah
diwariskan oleh nenek moyang kita.

Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 15
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.1 Oktober 2017 : 1-16

Proses pembangunan rumoh Aceh, Management, & Applied Sciences &


dari mulai proses pembangunan hingga siap Technologies
huni sarat dengan kearifan lokal. Kearifan Artiningrum (2012). Modul Arsitektur
lokal ini tentu saja memiliki banyak mamfaat Vernakuler. Universitas Mercubuana.
karena memiliki konsep keseimbangan Jakarta
makro kosmos dan mikro kosmos terutama Dahliani; Soemarno,Ispurwono ;Setijanti,
dalam menjaga keseimbangan antara Purwanita (2015). Local Wisdom In Built
hubungan manusia dengan manusia dan Environtment In Globalization Era.
juga hubungan manusia dengan alam. International Journal of education and
Berikut beberapa kearifan lokal dalam Research.
membangun rumoh Aceh yang dapat diambil Ellen, R.F; Bicker, Alan (2000).Indigenous
mamfaatnya bagi kehidupan kita sekarang, Environmental Knowledge and Its
untuk tetap bisa menjaga keseimbangan Transformations.OPA, Netherlands
hubungan antara manusia dengan manusia Hasbi,Rahil (2012). Modul Sejarah Arsitektur
serta manusia dengan alam. Dunia. Universitas Mercubuana,Jakarta
1. Menjaga Privasi dengan membagi ruang Heryati. Nilai-nilai Sejarah dan Filosofi pada
menjadi ruang publik,semi publik dan Raitektur Rumah Panggung Masyarakat
privat. Pembagian ini dilakukan baik Gorontalo,
secara horizontal ( denah pola ruang) Karyono,Tri Harso (2010)Kenyamanan
maupun vertical (pembagian ruang bawah Termal dalam Arsitektur Tropis. Research
dan ruang atas) Gate,article
2. Menjaga norma dan nilai budaya Karyono,Tri Harso(2016),Arsitektur Tropis .
kemasyarakatan. Penerbit Erlangga,Jakarta
3. Menghormati pemilik rumah Noble, Allen (2007) : A global survey of
4. Mengajarkan kemandirian terutama untuk structural forms and cultural structure. IB
anak laki-laki. Tauris, London
5. Menyatukan keluarga karena terdapat Nugrahaeni, Rini dan Suwantara, I
ruangan khusus untuk berkumpul dan Ketut.Kinerja (2012).Termal Rumah
selalu dipergunakan bersama-sama untuk Tradisional Uma Kbubu.Widyariset,Vol.15
berkumpul. No.3
6. Menjaga kebersihan rumah dengan Rapoport,Amos (1969). House, Form and
menempatkan kamar mandi jauh dari Culture.Pearson,London
rumah dan bentuk rumah panggung Rudofsky,Bernard (1965). Arhitecture without
dengan tangga sebagai pintu masuk juga Architect.Doubleday & Company.
dalam rangka menjaga kebersihan rumah. Inc,Garden City,New York
7. Menerapkan budaya berbagi terutama Soedigdo,Doddy;Harysakti,Ave; Budayanti
untuk ruang yang kepemilikan privat boleh Usop, Tari (2014). Elemen-Elemen
dipergunakan secara public Pendorong Kearifan Lokal Pada Arsitektur
8. Ruang yang sustainable dan fleksibel Nusantara. Jurnal Perspektif Arsitektur
yang bisa menyesuaikan fungsinya sesuai Sudarto 2011. Pemanfaatan Dan
dengan perubahan zaman Pengembangan Energi Angin Untuk
Proses Produksi Garam Di Kawasan
Berikut beberapa kebijakan local yang Timur Indonesia . Jurnal TRITON Volume
menjadi dasar dalam penggunaan sistem 7, Nomor 2, Oktober 2011, hal. 61 – 70 6
struktur rumoh Aceh. Zain, Zairin (2012).Pengaruh Aspek
a. Menghormati alam dengan cara hidup Eksternal Pada Rumah Melayu
seimbang dengan alam. Tradisional Di Kota Sambas Kalimantan
b. Menyesuaikan diri dengan iklim Barat. NALARs Volume 11 No 2 Juli 2012
c. Antisipasi bahaya kebakaran dan :101-124. Program studi
bencana alam seperti gempa dan banjir ArsitekturFakultas Teknik Universitas
Tanjungpura
5. DAFTAR PUSTAKA

Ari Siswantoa, Azizah Salim Binti Syed


Salim, Nur Dalilah Dahlan,(2012). The
Phenomenology of Lamban Tuha: The
Local Wisdom of South Sumatra
Traditional.Architecture International
Transaction Journal of Engineering,
Rahil Muhammad Hasbi, Kajian Kearifan Lokal Pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh 16

Anda mungkin juga menyukai