Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ayu Mutiara Rozilina

NIM : 019.06.0013

Kelas : A

Kuliah : Ibu Rusmiatik, S.Si., M.Biomed.(AAM)

ESSAI FISIOLOGI GASTROINTESTINAL TRACT 1

Latar Belakang

Pentingnya kita mengetahui bahwa sistem pencernaan atau sistem digestif adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Sekitar
95% makanan yang kita konsumsi dapat dimanfaatkan bagi keperluan tubuh.

Isi
Sistem pencernaan terdiri dari 4 proses digestif dasar yaitu motilitas, sekresi, digesti,
absorpsi.
1. Digesti adalah pemecahan biokimia dari struktur kompleks kandungan maknan
menjadi unit yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi dengan bantuan enzim pencernaan
dengan reaksi enzimatik hidrolisis.
Rongga mulut terdiri dari pipi, palatum, lidah, gigi dan kelenjar saliva. Saliva
disekresi untuk melembabkan dan membersihkan rongga oral. Komposisi saliva yaitu
99,5% air dan 0,5% solut berupa ion natrium, kalium, klorida, bikarbonat, fosfat,
substansi organik berupa urea, mukus, igA, lisozim dan amilase.
Proses pencernaan dalam mulut disebut mastikasi, mengubah makanan menjadi bolus.
molekul maknan mulai larut dalam saliva sehingga kerja enzim lebih maksimal.
pencernaan kimiawi dalam mulut dengan bantuan amilase saliva dan lingual lipase
yang teraktivasi pada lingkungan asam di lambung.
Faring merupakan organ berbentuk corong yang memanjang dari saluran nasal
internal ke esofagus (posterior) dan laring (anterior).
2. Absorbsi atau penyerapan
Absorpsi di rongga mulut : tidak ada absorpsi makanan di rongga mulut kecuali
beberapa obat dapat diabsorpsi mukosa oral, misalnya obat vasodilator (nitrogliserin).
Absorbsi di lambung : substansi non nutrien diabsorbsi langsung oleh lambung,
misalnya etil alkohol dan aspirin. Alkohol (larut lipid) menyebabkan difusi melalui
membran lipid sel epitel lambung, sedangkan aspirin (asam lemah) pada lingkungan
yang asam hampir tidak terionisasi.
Absorpsi di usus halus : proses absorbsi di usus halus unit kecil zat yang mampu
diabsorbsi + air, vitamin, dan elektrolit akan ditransfer dari lumen traktus ke darah
atau limfe. Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak, elektrolit,
vitamin serta air akan masuk dalam indiscriminately absorption. Sedangkan absorbsi
kalsium dan besi sesuai dengan kebutuhan. Sebagian besar absorbsi terjadi di
duoddenum dan jejunum. Hanya sedikit di ileum.

Gambaran absorbsi karbohidrat di usus halus.

Gambaran absorpsi protein di usus halus.


Gambaran absorbsi lemak di usus halus.

Gambaran absorpsi besi di usus halus.


Absorbsi di usus besar : sebagian penyerapan berlangsung di dalam kolon, tetapi
dengan tingkatan yang lebih rendaH daripada di usus halus. Karena permukaan lumen
kolon cukup halus, luas permukaan absorptifnya jauh lebih kecil daripada usus halus.
Selain itu, kolon tidak dilengkapi oleh mekanisme transpor khusus seperti yang
dimiliki oleh usus halus. Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O.
Natrium diserap secara aktif, Cl- mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan
HO mengikuti secara osmotik. Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin
K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui absorpsi gararn dan H2O, terbentuk
massa tinja yang padat. Dari 500 mL bahan yang masuk ke kolon setiap hari dari usus
halus, kolon normalnya menyerap sekitar 350 mL, meninggalkan 150 mL feses untuk
dikeluarkan dari tubuh setiap hari. Bahan feses ini biasanya terdiri dari 100 g H2O
dan 50 g bahan padat, termasuk selulosa yang tidak tercerna, bilirubin, bakteri, dan
sejumlah kecil garam. Produk sisa utama yang diekskresikan di tinja adalah bilirubin.
Konstituen-konstituen tunja lain adalah residu makanan yang tidak terserap dan
bakteri, yang sebenarnya tidak pernah menjadi bagian tubuh. Bakteri hampir
mendekati sepertiga berat kering feses.

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah sistem pencernaan terdiri dari 4 proses digestif dasar yaitu
motilitas, sekresi, digesti, absorpsi. Digesti adalah pemecahan biokimia dari struktur
kompleks kandungan maknan menjadi unit yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi dengan
bantuan enzim pencernaan dengan reaksi enzimatik hidrolisis. Digesti terjadi di rongga
mulut. Sedangkan absorbsi dimulai ketika unit-unit kecil makanan yang dapat diserap yang
dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air, vitatnin, dan elektrolit, dipindahkan dari
lumen saluran cerna ke dalam daralh atau limfe.
ESSAI FISIOLOGI GASTROINTESTINAL TRACT 2

Latar Belakang

Pentingnya kita mengetahui bahwa sistem pencernaan atau sistem digestif adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Sekitar
95% makanan yang kita konsumsi dapat dimanfaatkan bagi keperluan tubuh.

Isi

Sistem pencernaan terdiri dari 4 proses digestif dasar yaitu motilitas, sekresi, digesti,
absorpsi.
1. Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong makanan kedepan
konten pencernaan. Tipe-tipe motilitas pencernaan : pergerakan propulsif atau
pergerakan mendorong kearah depan sedangkan pergerakan mencampur meliputi
pergerakan pencampuran makanan dengan getah pencernaan yang disekresikan lumen
traktus dan gerakan mencampur dengan bagaimana konten pencernaan atau makanan
tadi dipajan. Contoh : transit makanan melalui esofagus berlangsung cepat sebagai
struktur saluran penghubung mulut dengan lambung. Motilitas konten pada usus halus
bergerak lambat sebagai waktu bagi digesti dan absorpsi makanan.
Lambung memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi terpenting lambung adalah menyimpan makanan yang masuk hingga
makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai unhik
pencernaan dan penyerapan yang optimal. Diperlukan waktu beberapa jam
tmtuk mencerna dan menyerap satu porsi makanan yang dikansumsi hanya
dalam bilangan menit. Karena usus halus adalall tempat utama pencernaan dan
penyerapan, lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya ke
duodenum dengan kecepakan yang tidak melebihi kapasitas usus halus.
2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCI) dan enzim yang memulai
pencernaan protein.
3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan
dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cair kental
yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung harus diubah menjadi kimus sebelum
dapat dialirkan ke duodenum.
Lambung memiliki aspek motilitas :
1. Pengisian (filling), volume lambung dapat ditingkatkan hingga 20x lipat
sehingga perubahan yang kecil pada regangan dinding dan sedikit penekanan
intragastrik. Selama proses makan, lipatan internal lambung menjadi semakin
kecil dan rata karena lambung berelaksasi sedikit pada setiap suapan. Refleks
relaksasi lambung akan meningkatkan kemaampuan lambung mengakomodasi
kelebihan volume makanan dengan sedikit peningkatan tekanan lambung.
2. Penyimpanan (storage), penyimpanan berlangsung di body gaster. Bergantung
pada level eksitabilitas pada otot polos sehingga mencapai treshold dan
menginisiasi gelombang peristaltik. Fundus – body – antrum – sfingter pilorik.
3. Pencampuran (mixing), pencampuran berlangsung di antrum, kontraksi
peristaltik antral, mencampur makanan dengan sekresi gastrik disebut chyme.
Tiap peristaltik antral mendorong chyme menuju sfingter pilorik. Kontraksi
sfingter pilorik menyebabkaan pembukaan yang cukup besar untuk dilewati
air dan cairan, bukan chyme.
4. Pengosongan (emptying), jumlah chyme yang dilepaskan menuju duodenum
pada tiap gelombang peristaltik akan bergantung pada kekuatan peristaltis.
Gastric emptying diregulasi oleh faktor dari lambung dan duodenum.

Sifat motilitas usus halus, ada 2 tipe pergerakan pada usus halus yaitu :

1. Segmentasi, kontraksi mencampur yang terjadi pada bagian usus yang


terdistensi olh sejumlah besar chyme. Diawali dengan kontraksi serabut otot
sirkular usus halus, serabut otot yang mengelilingi bagian tengah dari tiap
segmen yang berkontraksi akan membagi tiap segmen lagi sehingga terbentuk
segmen yang lebih besar.
2. Kompleks motilitas migrasi (MMC), terjadi setelah sebagian besar makanan
diabsorbsi dan segmentasi terhenti. MMC perlahan bermigrasi ke usus halus
dan mencapai ujung akhir ileum selama 90-120 menit, kemudian MMC
berikutnya akan dimulai. Chyme berada diusus halus selama 3-5 jam.

Sifat motilitas usus besar :

1. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas
autonom (BER) sel-sel otot polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan
kolon membentuk haustra, merupakan kontraksi berbentuk cincin yang
berosilasi yang serupa dengan segmentasi usus halus tetapi terjadi lebih
jarang. Waktu diantara dua kontraksi haustra dapat mencapai tiga puluh menit,
sementara kontraksi segmentasi di usus halus berlangsung dengan frekuensi 9
hingga 12 kali per menit.
2. Ketika makanan masuk ke lambung, pergerakan massa dipicu di kolon
terutama oleh refleks gastrokolon, yang diperantarai dari lambung ke kolon
oleh gastrin dan saraf autonom ekstrinsik. Pada banyak orang, refleks ini
paling jelas setelah sarapan dan sering diikuti oleh keinginan untuk buang air
besar. Karena itu, ketika makanan masuk ke saluran cerna terpicu refleks-
refleks yang memindahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk
menyediakan tempat bagi makanan yang baru masuk.
3. Refleks defekasi. Ketika pergerakan massa di kolon mendorong tinja ke dalam
rektum, peregangan yang terjadi di rektum merangsang reseptor regang di
dinding rektum, memicu refleks defekasi. Retleks ini menyebabkan sfingter
anus internus (yang merupakan otot polos) melemas dan rektum dan kolon
sigmoid berkontraksi lebih kuat. defekasi biasanya dibantu oleh gerakan
mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen dan ekspirasi
paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan. Tindakan ini sangat
meningkatkan tekanan intraabdomen, yang membantu mendorong tinja.

Regulasi motilitas dan sekresi sebagai pendukung digesti dan absorbsi makanan.
Terdapat 4 faktor regulasi fungsional yaitu :

1. Otot polos otonom. Otot polos digestif dengan tipe aktivitas self-exitable yang
artinya berpotensial gelombang lambat (basic electrical rhytm – BER).
2. Pleksus saraf intrinsik. Sistem saraf enterik yang terdiri dari 100juta neuron
untuk esofagus-anus. Plexus myentrik sebagai kontrol motilitas GI tract dan
plexus submukosal sebagai kontrol sekresi organ-organ GI tract.
3. Saraf ekstrinsik yaitu dengan persarafan otonom. Saraf vagus (X) sebagai
suplai parasimpatis ke sebagian besar GI tract, stimulasi parasimpatis
meningkatkan sekresi GI dan motilitas. Sedangkan suplai simpatis dari medula
spinalis regio tharic lumbal atas, stimulasi simpatis akan menurunkan sekresi
GI dan motilitas dengan menghambat aktivitas neuron ENS.
Gambaran jalur refleks gastrointestinal.
4. Hormon-hormon gastrointestinal. Asetilkolin (Ach) sebagai neurotransmitter
dari pleksus saraf intrinsik sebagai respon refleks pendek lokal dan stimulasi
vagal gastrin, histamin, somatostatin.

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah sistem pencernaan terdiri dari 4 proses digestif dasar yaitu
motilitas, sekresi, digesti, absorpsi. Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan
mendorong makanan kedepan konten pencernaan. Tipe-tipe motilitas pencernaan :
pergerakan propulsif (propulsive movements) dan gerakan mencampur (mixing movements).
Pada lambung, usus halus dan usus besar memiliki aspek motilitas tersendiri. Terdapat 4
faktor regulasi fungsional motilitas dan sekresi sebagai pendukung digesti dan absorbsi
makanan yaitu otot polos otonom, pleksus saraf intrinsik, saraf ekstrinsik dan hormon-
hormon gastrointestinal.

Anda mungkin juga menyukai