Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Literatur Review
1. Perubahan Fisik (The Physical Experience)
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Serviks
Pada trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat
terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara
keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elatis, serabut kolagaen
bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak
pada dinding kondisi tidak hamil, tetapi tetap mampu mempertahankan
kehamilan (Prawirohardjo,2014)
Amenorhoea merupakan tanda pertama kehamilan pada hampir seluruh
wanita, meskipun terdapat juga sedikit kasus dimana pada awal kehamilan,
wanita tersebut masih mengeluarkan flek darah. Beberapa hari setelah konsepsi
berlangsung, penampakan serviks jika dilihat menggunakan speculum akan
terlihat dari pink menjadi menggelap. Berlanjut sesuai dengan usia kehamilan,
perubahan serviks struktur serviks akan terjadi secara terus menerus hingga
mencapai akselerasi dimana pada minggu terakhir kehamilan, serviks akan
menjadi lebih lembut dan mengalami proses dilatasi. (Haslam, 2016)
2) Uterus
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya
seperti buah avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus
dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan
12 minggu. Ukuran uterus bertambah secara cepat, begitu juga supply darahnya.
Berat dari jaringan uterus sendiri meningkat dari 50 gram menjadi 1000 gram.
(Haslam, 2016)
3) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luterum graviditatum,
korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian korpus luteum
mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon
estrogen dan prostegeron. Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
kematangan volikel baru ditunda, hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan oleh ovarium. Volikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesteron dalam jumlah yang relatif minimal dengan korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada umur 16 minggu. (Haslam, 2016)
4) Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,
estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan asi. Estrogen
menimbulkan hipertropik sistem saluran, sedangkan prgesteron menambah sel-
sel asinus pada payudara. Somamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel
asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan
kasien.
Dengan demikian payudara di persiapakan untuk laktasi. Disamping itu
perubahan progesteron dan somatomatropin terbentuk lemak di sekitar alveolua-
alveolus, sehingga payudara menjadi besar. Papilia mamae akan membesar,
lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areole mamae karena
hiperpigmentasi. Lemak yang muncul di aerola primer disebut lemak tuberkel
montgomery. Grandula montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan
aerola mamae. (Haslam, 2016)

b. Perubahan Sistem Vaskularisasi


Meningkatnya beban kerja jantung menyebabkan otot jantung mengalami
hipertrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur pembesaran jantung.
pembesaran uterus menekan jantung ke atas dan kiri. Pembuluh jantung yang kuat
membantu jantung mengalirkan darah keluar jantung ke bagian atas tubuh, juga
menghasilkan elektrokardiografi dan radiografi yang perubahannya sama dengan
iskemik pada kelainan jantung. Perlu diperhatikan juga jantung pada perempuan
hamil normal. Suara sistolik jantung dan murmur yang berubah adalah normal.
c. Perubahan Sistem Pernapasan
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga
terdorong ke kranial terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat
kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume
residu paru (functional residual capacity) menurun.
d. Perubahan Sistem Pencernaan
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-
muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung,
konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat
peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-
muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan :
1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).
2) Daerah lambung terasa panas.
3) Terjadi mual dan sakit/ pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning
sickness.
4) Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum.
5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut
hiperemesis gravidarum.
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan
obstipasi (Prawirohardjo, 2009).
e. Perubahan Sistem Endokrin
1) Hormon Plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ
endokrin secara langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi
globulin meningkat dan menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid,
dan akibatnya plasma yang mengandung hormon-hormon ini akan meningkat
jumlahnya. Tetapi kadar hormon bebas tidak mengalami peningkatan yang
besar.
2) Kelenjar Hipofisis
Berat kelenjar hipofise anterior meningkat antara 30%-50%, yang
menyebabkan perempuan hamil menderita pusing. Sekresi prolaktin, hormon
adrenokortikotropik, hormon tirotropik dan melanocyt stimulating hormon
meningkat.
3) Kelenjar Tiroid
Dalam masa kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami
pembesaran kira-kira 13% akibat adanya hiperplasi dari jaringan glandula dan
peningkatan vaskularitas. Secara fisiologis akan terjadi peningkatan ambilan
iodine sebagai kompensasi kebutuhan ginjal terhadap iodine yang meningkatkan
laju filtrasi glomerolus.
4) Kelenjar Adrenal
Karena dirangsang oleh hormon estrogen, kelenjar adrenal memproduksi
lebih banyak kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH,
dan ini terjadi sejak usia 12 minggu hingga masa aterm. Karena kortisol bebas
menekan produksi ACTH, disimpulkan adanya gangguan mekanisme feed-back.
Diperkirakan kortisol bebas yang meningkat mempunyai efek yang berlawanan
terhadap insulin. Dengan meningkatkan kadar glukosa dalam darah, adanya
asam lemak dan produksi glikogen serta menurunnya tingkat penyebaran
glukosa oleh otot dan lemak, dapat membuat kebutuhan fetus akan glukosa
terpenuhi.
f. Perubahan Sistem Perkemihan
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh
estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat
sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus,
menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin,
urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Pada trimester III bila kepala janin mulai turun ke PAP, maka ibu hamil akan
kembali mengeluh sering kencing (Irianti dkk, 2014).
g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan
ligamen pelvic pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk
meningkatkan kemampuannya dalam menguatkan posisi janin di akhir kehamilan
dan saat kelahiran (Irianti dkk, 2014).
h. Sistem Persyarafan
Pada ibu hamil akan ditemukan rasa sering kesemutan atau acroestresia
pada ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu membungkuk. Pada bayi, sistem
saraf (otak dan struktur-struktur lain seperti tulang belakang) muncul pada minggu
ke-4, sewaktu saraf mulai berkembang. Pada minggu ke-6 kehamilan, divisi utama
dari sistem saraf pusat mulai terbentuk. Divisi ini terdiri atas otak depan, otak
tengah, otak belakang dan saraf tulang belakang. Pada minggu ke-7 otak depan
terbagi menjadi dua hemisfer yang akan menjadi hemisfer otak, disebut hemisfer
serebra.
i. Perubahan Kulit
Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan meningkatkan
kelebihan panas yang terbentuk karena metabolism yang meningkat. Peningkatan
tersebut diduga akibat efek dari progesterone dan estrogen yang menstimulasi
melanosit. Efek yang dihasilkan adalah warna putting dan areola primer yang
menjadi gelap, dimulai sejak bulan ke-3 kehamilan. Hal tersebu akan berlanjut
pada area areola sekunder, linea nigra, striae gravidarum, dan cloasma gravidarum
pada muka. Sebagian besar perubahan pigmentasi tersebut akan berkurang atau
hilang setelah kehamilan selesai, kecuali striae. (Irianti dkk, 2014)
j. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
HCG mampu menurunkan respon imun pada perempuan hamil. Selain itu,
kadar Ig G, Ig A dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan
hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar
ini, hingga aterm

2. Perubahan Emosional, Body Image


Untuk memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap
beberapa tanda dan gejala hamil, antara lain :
a. Tanda Mungkin Hamil
Tanda-tanda yang memungkinkan seseorang hamil adalah :
1) Rahim membesar : sesuai dengan tuanya kehamilan
2) Pada pemeriksaan dijumpai :
(1)Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, sehingga jika kita letakkan 2 jari dalam forniks
posterior dan tangan satunya pada dinding perut atas symphyse, maka
isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari
cerviks.
(2)Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
(3)Tanda Chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu atau merah muda.
(4)Kontraksi Braxton hicks
Pada saat palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak tiba-tiba menjadi
keras karena berkontraksi.
(5)Teraba Ballottement
Mendekati pertengahan kehamilan, Volume janin masih kecil dibandingkan
dengan volume cairan amnionnya. Akibatnya, tekanan mendadak yang
dikenakan pada uterus dapat menyebabkan janinnya tenggelam dalam cairan
amnion dan kemudian kembali keposisi semula.
b. Tanda Tidak Pasti Hamil
Tanda-tanda tidak pasti seseorang hamil adalah :
1. Amenore (tidak adanya menstruasi)
Amenorea ini disebabkan karena konsepsi dan nidasi, yang
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraff dan ovulasi. Oleh
karena itu sangat penting juga untuk mengetahui tanggal hari pertama haid
terakhir, agar kita dapat menentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan
diperkirakan akan terjadi (Wiknjosastro, 2008)
a) Mual (Nause) dan Muntah (Emesis)
Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan
progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan,
sehingga menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang sering
disebut juga “morning sickness”. Umumya terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila
terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut
“hiperemesis gravidarum” (Wiknjosastro, 2008).
b) Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada
bulan- bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan (Wiknjosastro, 2008).
c) Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke
ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing (Wiknjosastro, 2008).
d) Pingsan
Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope atau
pingsan. Sinkope atau pingsan sering terjadi pada awal kehamilan dan sering
dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Biasanya akan hilang setelah
kehamilan 16 minggu (Wiknjosastro, 2008).
e) Mammae menjadi tegang dan membesar
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan
pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktli dan alveoli di
mamae. Glandula montgomeri tampak lebih jelas (Wiknjosastro, 2008).
f) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan- bulan pertama, kadang terjadi anoreksia. Tetapi setelah itu
nafsu makan timbul kembali. Hendaknya dijaga jangan sampai salah
pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan tidak sesuai dengan
usia kehamilan (Wiknjosastro, 2008).
g) Konstipasi dan Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh
peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan buang air besar (Wiknjosastro,
2008).
h) Pigmentasi
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,
hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan,
yang dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mamae juga menjadi lebih
hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi
lebih hitam. Demikian pula line alba di garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormone
kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit (Wiknjosastro,
2008).
i) Epulis
Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada trimester
satu (Wiknjosastro, 2008 ).
j) Varises
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan
terjadinya penampakan pembuluh darah vena. Varises sering terjadi pada
trimester terakhir dan kadang-kadang merupakan gejala pertama kehamilan
muda, pada multigravida di dapat pada daerah genitalia eksterna Fossa
poplitea, kaki dan betis. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang
setelah persalinan (Wiknjosastro, 2008 ).
c. Tanda Pasti Hamil
Tanda-tanda seseorang pasti hamil adalah :
1) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada 4-6 minggu
sesudah pembuahan.
2) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu. Didengar dengan
stetoskop leanec, alat kardiotokografi, alat dopler, atau dilihat dengan USG.
3) Terasa gerak janin dalam rahim. pada primigravida bisa dirasakan ketika
kehamilan berusia 18 minggu, sedangkan pada multigravida di usia 16 minggu.
Terlihat atau teraba gerakan janin dan bagian-bagian janin.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin.
Berat badan ibu hamil bertambah. Seringkali ibu hamil mencemaskan tentang
perubahan badan yang mungkin terjadi pada dirinya. Namun sebenarnya hal tersebut
adalah fisiologis karena perubahan berat badan itu demi menunjang kehamilan yang
sedang ia lalui. Selam kehamilan terdapat perubahan berat badan. Pada triwulan
pertama penambahan berat badan sekitar 1 kg, sedangkan trimester kedua mencapai 5
kg sedang trimester ketiga 5,5 kg. Penambahan itu sendiri karena penambahan berat
dari kehamilan itu sendiri seperti dari janin (3kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1kg).
dari alat refroduksi ibu yaitu rahim menjadi 1 kg, penimbunan lemak pada mamae,
pantat dan lain-lain (1,5 kg) (Prawirohardjo, 2009).
3. The Sosiocultural Experience
Dalam mencapai tugas perkembangan pada masa kehamilan, perempuan melalui
tiga fase adaptasi berdasarkan pembagian trimester kehamilan. Pada awal kehamilan,
seorang perempuan akan beradaptasi terhadap peran barunya untuk menerima
kehamilan dan meyesuaikan diri terhadap peran barunya ke dalam kehidupan
kesehariannya. Ia harus bisa merubah konsep diri menjadi calon orang tua. Secara
bertahap, ia berubah dari seseorang yang bebas dan fokus pada diri sendiri, menjadi
seorang yang berkomitmen untuk memberi kasih sayang pada individu lain. Pada
tahap ini, ia memiliki tugas perkembangan untuk menerima kehamilannya meskipun
belum ada tanda yang pasti, mengidentifikasi peran baru dan mengatur kembali
hubungannya dengan lingkungan sekitar karena kehamilannya (Bobak et al, 2005;
Leifer, 2015; Varneyetal, 2007).
Pencapaian peran sebagai seorang ibu melalui perubahan psikologis dalam
kehamilan ini, merupakan tugas seorang perempuan yang harus tercapai, karena jika
mengalami kegagalan, dapat memberikan dampak negatif. Depresi dalam kehamilan
merupakan salah satu dampak kegagalan pencapaian peran. Kehamilan dengan
depresi, selain berpengaruh terhadap ibu, juga mempengaruhi kesejahteraan janin
dalam kandungan dengan meningkatkan risiko terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya, sehingga lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan
kecacatan. Kondisi ini dipengaruhi juga oleh gaya hidup, pemenuhan nutrisi dan
aktifitas ibu hamil dengan depresi (Charmichael et al, 2014: 338-344; Burns et al,
2015: 247-251).
Pencapaian peran seorang ibu dalam masa kehamilan ini, perlu dukungan
keluarga, sosial dan tenaga kesehatan yang luas. Ibu hamil perlu diberikan akses
asuhan yang terintegrasi antara fisik dan psikologis, yaitu penerimaan perilakunya,
partnership dan konseling. Asuhan yang terintegrasi ini, dapat mendeteksi adanya
penyimpangan perilaku psikologis ibu dalam pencapaian perannya, sehingga tenaga
kesehatan dapat melakukan penapisan penyimpangan untuk menentukan jenis asuhan
psikologis mana yang perlu diberikan. Berdasarkan evidence based, asuhan
terintegrasi yang diberikan mulai awal kehamilan, memberikan pengaruh yang positif
terhadap kelangsungan kehamilannya di trimester akhir, bahkan sampai proses
persalinannya (Lancaster et al, 2010: 5-14; Modh et al, 2011: 1-11).
4. The Cognitive Experience
Ketika seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya sebuah
komitmen untuk menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat ketika hamil menjadi
perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan kesehatan ibu,
pertumbuhan dan perkembangan janin, proses persalinan, serta mengurangi resiko
kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat didukung dengan adanya
pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan. Diantaranya dengan pemeriksaan
reproduksi ibu dan ayah. Pemeriksaan ini penting karena akan membantu mengatasi
kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada bayi dalam kandungan. Penerapan
konsep kehamilan sehat antara lain :
a. Penguasaan pengetahuan-pengetahuan seputar kehamilan.
b. Mengatur pola makan dan kandungan gizinya berupa energy, protein, kalsium,
asam folat, zat besi, magnesium, fosfor, vitamin (A, B6, C, D) dan Zinc,
mengonsumsi susu.
c. Menghindari minuman beralkohol.
d. Menghindari merokok.
e. Berolahraga.
f. Periksa rutin ke dokter.
g. Kelola emosi dan istirahat yang cukup.
B. Implikasi untuk Praktek dan Strategi Pengajaran (Implications For Practice And
Teaching Strategies)
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada wanita sehingga
menimbulkan perasaan tidak nyaman. Hal ini merupakan kondisi yang normal pada
wanita hamil. Berikut ini ketidaknyamanan saat seorang wanita hamil menurut Yuni
(2010):
a. Ketidaknyamanan Payudara Tanda dan Gejala
1) Nyeri, rasa penuh atau tegang.
2) Pengeluaran colostrums.
3) Hiperpigmentasi (penghitam kulit). Penyebabnya:
a) Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi.
b) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh darah (vaskularasi).
Cara mengatasinya:
a) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara
b) Pakai nipple pad (bantalan) yang dapat menyerap pengeluaran kolostrum.
c) Ganti segera jika kotor, bersihkan dengan air hangat dan juga agar tetap
kering.
4) Peningkatan frekuensi urinasi Tanda dan Gejala
Pengeluaran air kencing yang tidak dapat ditahan saat batuk, bersin dan tertawa
(stress incontinence). Penyebabnya berkurangnya kapasitas kandung kencing
akibat penekanan rahim Cara mengatasi:
a) Kosongkan kandung kencing secara teratur
b) Batasi minum di malam hari
c) Pakai pembalut wanita, ganti segera jika basah
5) Rasa lemah dan mudah lelah
Penyebab:
a) Peningkatan metabolisme
b) Peningkatan hormone estrogen/progesterone, relaxin dan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin)
Cara Mengatasi:
a) Istirahat sesuai kebutuhan
b) Konsumsi menu seimbang untuk mencegah anemia (kurang darah)
6) Mual dan Muntah
Dapat terjadi sepanjang hari atau hanya pada pagi hari (morning sickness).
Penyebab mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena respon emosional
ibu terhadap kehamilan dan adanya peningkatan hormone HCG.
Cara mengatasi mual muntah pada ibu hamil yaitu dengan cara menghindari
perut kosong atau penuh, menghindari rokok atau asap rokok, makan-makanan
tinggi karbohidrat: biscuit, makan dengan porsi sedikit tapi sering, istirahat
dengan cara tiduran sampai gejala mereda, segera konsultasikan dengan tenaga
kesehatan/bidan setempat bila mual, muntah terus menerus.
7) Pengeluaran Air Ludah Berlebihan (Piyalism)
Penyebab: Stimulasi kelenjar ludah oleh peningkatan hormone esterogen malas
menelan ludah akibat mual.
Cara Mengatasi: Kunyah permen karet atau hisap permen yang keras untuk
memberikan kenyamanan.
8) Keputihan
Penyebab:
a) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembentukan sel- sel
b) Peningkatan produksi lender akibat stimulasi hormonal pada leher rahim
Cara Mengatasi :
a) Jangan membilas bagian dalam vagina
b) Kenakan pembalut wanita.
c) Jaga kebersihan alat kelamin (termasuk membersihkan dari arah kedepan ke
belakang)
d) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau
perubahan sifat dan warna.
2. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam
tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada
ibu misalnya mual, muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan
memicu perubahan psikologi sebagai berikut :
a) Ibu untuk membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan, dan kesedihan.
b) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan orang
lain apa yang dirahasiakannya.
c) Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat
libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang
mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita hamil yang
merasakan kebutuhan untuk dicintai dan mencinta, tetapi bukan dengan seks.
Sedangkan, libido yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual,
pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekuatiran. Sedangkan bagi suami
seringkali membatasi hubungan suami istri karena takut mencederai istri dan calon
bayinya. Hal ini perlu komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan dengan istri yang
mempunyai libido yang tinggi atau meningkat.
d) Sedangkan bagi suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarga
(Hani dkk, 2010).
Stres memiliki konsekuensi signifikan untuk wanita hamil dan janin mereka.
Studi yang dilakukan oleh Dunkel Schetter & Lobel (as cited in Schetter, 2011)
menunjukkana hasil penelitian yang mendukung tentang pengaruh stress maternal dan
emosi pada perkembangan dan berat lahir janin menghasilkan kesimpulan bahwa
terdapat konsistensi antara efek dari simtom depresi maternal dan distress umum pada
menurunnya berat lahir bayi. Stres dan emosi negatif telah dikenali sebagai faktor
penyebab proses kelahiran yang buruk seperti rendahnya berat bayi dan kelahiran
prematur, berkaitan dengan peningkatan rasa sakit dan melahirkan secara Caesar, serta
menjadi penyebab utama kematian bayi di Amerika Serikat.
3. Pemenuhan Kebutuhan Cognitive / Pengetahuan seputar kehamilan
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan, sedangkan emesis gravidarum
adalah keluhan mual dan muntah kurang dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan.
(Runiari, 2010).
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini
biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007). Emesis Gravidarum adalah keluhan
umum yang di sampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan
perubahan hormonal pada wanita karena terdapat penigkatan hormone estrogen,
progesterone, dan di keluarkannya hormon chorionic gonadhotropin plasenta.
hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum. (Manuaba,
2009).
Penyebab emesis gravidarum menurut Suririnah (2009), adalah:
a. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan hormon
kelamin yang diproduksi selama hamil, pengaruh perubahan psikologis dan adanya
pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan.
b. Dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan. Tetapi, akan berlebihan
jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari
lebih umum daripada di saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam
gastrik yang diendapkan semalaman.
c. Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan, terutama di pagi hari.
d. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil muda
pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan emesis gravidarum
menurut Maulana (2008) adalah:
a. Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang dapat
membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengonsumsi buah dan sayuran dan
makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biscuit, dan
sebagainya
b. Hindari makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual.
c. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah.
d. Minumlah air putih ataupun jus. Hindari minuman yang mengandung kafein.
e. Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.
Pemakaiannya juga membutuhkan konsultasi dengan dokter.
f. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau
porsi besar karena itu hanya akan membuat bertambah mual.
g. Pengobatan tradisional : jahe juga dapat digunakan mengurangi rasa
mual.
h. Minum sup atau makanan yang berada diantara makanan utama.
i. Makan makanan yang mengandung lemak, protein yang rendah seperti ikan,
ayam tanpa kulit, telur dan sebagainya.
j. Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2-3 jam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis graviarum menurut Tiran (2009)
adalah :
a. Hormonal
Mual dan Muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan
dalam system endokrin yang terjadi selama kehamilan terutama disebabkan oleh
tingginya fluktuasi kadar HCG (human chorionic gonadotrophin), khususnya
karena periode mual atau muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16
minggu pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG sama
dengan LH (lutenizing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit.
HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus
memproduksi estrogen dan progesterone, suatu fungsi yang nantinya diambil alih
oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari
sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang
menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan.
b. Faktor Psikososial
Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk mengalami
mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada atau
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala “normal”. Kehamilan yang tidak
direncanakan, tidak nyaman atau tidak di inginkan, atau karena beban pekerjaan
atau finansial akan menyebabkan penderitan batin, ambivalensi, dan konflok.
Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan
akan datangnya hiperemesis grvidarum atau pre eklamsia. Wanita yang mengalami
kesulitan dalam membina hubungan, rentan terhadap masalah dengan distress
emosional menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang di butuhkan
jika kehamilan di temukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu
berdekatan, juga dekat menjadi factor emosional yang membuat mual dan muntah
menjad lebih berat.
c. Pekerjaan
Perjalanan ke tempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari tanpa
waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual dan muntah.
Tergantung pada sifat kerjaan wanita, waroma, zat kimia, atau lingkungan dapat
menambahkan rasa mual wanita dan menyebabkan mereka muntah. Merokok
terbukti memperburuk gejala mual dan muntah, tetapi tidak jelas apakah ini
disebabkan oleh olfaktorius (penciuman) atau efek nutrisi, atau apakah data di buat
asumsi mengenai hubungan antara kebiasaan praktik dan distress psikoemosional.
Tentu saja banyak wanita yang mengalami mual dan muntah akan membenci bau
asap rokok dan tembakau.
d. Paritas
Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan, informasi dan
komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi asuhannya turut mempengaruhi
persepsi wanita tentang gejala mual dan muntah. Pada multigravida dan
grandemultigravida sudah mempunyai pengalaman, informasi dan pengetahuan
tentang gejala emesis gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya.
Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih
berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak
dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lender esofagus dan
lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal
(Wiknjosastro, 2007).

C. Implikasi Hasil Penelitian (Implication for research)


Berdasarkan dari Hasil Penelitian dari Subhash Chandra Biswas, Ramprasad Dey,
Gauri Shankar Kamliya, Runa Bal, Avijit Hazra, Santanu Kumar Tripathi, 2011
mengatakan bahwa untuk mengurangi keluhan mual muntah pada ibu hamil dapat
diberikan secara farmakologis yaitu dengan Doxylamine/Pyridoxine (Vitamin B6) dan
dapat juga diberikan secara non farmakologis yaitu dengan pemberian Jahe. Di Australia
perbedaan pemberian intervensi Jahe dan Vitamin B6 dilakukan setiap hari selama 3
minggu dengan 1.05 gram jahe dan 75 mg Vitamin B6 atau dapat juga diberi intervensi
selama 3 hari secara berturut-turut dengan 500 mg jahe dan 30 mg Vitamin B6. Pada
penelitian tersebut terbukti dapat menurunkan keluhan mual muntah pada ibu hamil
dengan usia kehamilan 6-16 minggu. Namun, lebih efektif pemberian Jahe daripada
pemberian Vitamin B6.
D. Managemen Kebidanan
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metoda pemecahan masalah secara sistimatis dimulai dari pengkajian,
analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Standar
profesi kebidanan 1999).
Proses Manajemen menurut Varney (1997)
Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah yang berurutan dimana setiap
langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar
dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat
diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai
dengan kebutuhan klien.Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Langkah I (pertama): Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkapdari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara:
A. Tahapan Pengkajian Data Dasar
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut:
1. Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien.
2. Memperkenalkan diri kepada klien.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan dari semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien dengan cara :
1. Data Subyektif
Yang diperoleh dari hasil wawancara dengan klien, keluarga atau anggota
lain :
Tempat/Tanggal/jam masuk : (untuk mengetahui penderita mulai
dirawat)

a. Identitas
1) Identitas Ibu
a) Nama Ibu
Untuk mengetahui nama pasien agar kita lebih mengenalnya
b) Umur
Untuk mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak
( Usia dibawah 16 tahun dan diatas 35 tahun merupakan umur yang
beresiko untuk hamil. Usia yang baik untuk kehamilan maupun persalinan
adalah 19-25 tahun).
c) Agama
Untuk mengetahui keyakinan serta pandangan tentang kehamilan yang
berguna untuk memberikan motivasi sesuai agama yang dianut.
d) Suku/bangsa
Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan ras/suku bangsa tertetu yang berkaitan dengan
kehamilan.
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual karena pendidikan dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang. Sehingga dapat
membantu dalam pemberian KIE
f) Pekerjaan
Pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan, khususnya
pekerjaan yang berat.
g) Alamat
Untuk mempermudah hubungan dengan anggota keluarga yang lain bila
ada keperluan yang mendesak dan untuk mendapatkan gambaran
lingkungan tempat tinggal yang berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat didaerah tempat tinggal ibu.
2) Identitas Suami
a) Nama Suami
Untuk mengetahui nama suami pasien
b) Umur
Untuk mengetahui umur dari suami pasien
c) Agama
Untuk mengetahui keyakinan serta pandangan tentang kehamilan.
d) Suku/bangsa
Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan ras/suku bangsa tertetu dan pandangan suku/bangsa
tersebut terhadap kehamilan.
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual karena pendidikan dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang.
f) Pekerjaan
Mengetahui mengetahui keadaan sosial ekonomi sehingga dapat
membantu dalam pemberian KIE yang sesuai dengan keadaan
perekonomian keluarga.
g) Alamat
Untuk mempermudah hubungan dengan anggota keluarga yang lain bila
ada keperluan yang mendesak.
b. Alasan kunjungan saat ini : untuk mengetahui apakah kunjungan saat ini adalah
kunjungan yang pertama atau kunjungan ulang dan untuk mengetahui alasan
utama yang membuat pasien datang berhubungan dengan kehamilannya.
c. Keluhan utama :
Keluhan-keluhan yang sering terjadi pada ibu hamil
1) Mual muntah biasanya timbul pada bulan ke2 dan ke-3. menghilang setelah
memasuki trimester ke II
2) Sakit pinggang yang sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap
badan pada kehamilan lanjut, karena titik berat badan pindah ke depan
disebabkan perut yang membesar
3) Timbulnya varices. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan, berdiri
lama dan usia
4) Sakit kepala disertai oedema
5) Sesak nafas, disebabkan rahim membesar mendesak diafragma ke atas
6) Flour albus (keputihan)
7) Anemia dalam kehamilanadalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr%
pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester 2.Kebutuhan
ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi diantaranya 300 mg untuk janin dan
500 mg untuk penambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan
tambahan sekitar 2 – 3 mg besi/hari. Untuk mengatasi anemia ini dapat
diberikan tablet besi.
d. Data Kebidanan
1) Riwayat Menstruasi
a) Menarche (usia pertama datang haid) untuk mengetahui kesuburan.
Menarche adalah terjadinya haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada
usia pubertas, yaitu 12 – 16 tahun (Mochtar R, 1999). Usia 13 – 16 tahun
(Manuaba IBG, 1998 : 86)
b) Banyaknya
Untuk mengetahui apakah kuantitas darah haid terlalu berlebihan atau
tidak. Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut.
c) Lamanya
Untuk mengetahui apakah haid pada klien normal atau ada gangguan
penyakit yang mempengaruhinya.
d) Warna
Untuk mengetahui apakah darah nya segar atau kotor (umumnya berwarna
merah)
e) Dismenorhoe
Untuk deteksi dini adanya suatu kelainan pada organ reproduksi klien
2) Status perkawinan
a) Kawin/tidak kawin
Untuk mengetahui kehamilannya diharapkan atau tidak.
b) Usia kawin
Hal ini diperlukan karena apabila klien mengatakan bahwa ia menikah di
usia muda sedangkan klien saat kunjungan awal sudah tidak lagi muda
dan kehamilannya adalah kehamilan pertama, ada kemungkinan
kehamilannya sangat diharapkan.
c) Lama perkawinan
Untuk mengetahui kemungkinan apakah kehamilannya sekarang sangat
diharapkan.
d) Perkawinan
Untuk mengetahui perkawinannya sah atau tidak
e) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
1) Kehamilan (Gravida)
Untuk mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan.
2) Anak yang lahir hidup
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami keguguran,
apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya akan beresiko
mengalami keguguran kembali.
3) Kelahiran prematur
Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami kelahiran prematur
sebelumnya maka dapat menimbulkan resiko persalinan prematur
berikutnya.
4) Jumlah keguguran
Untuk mengidentifikasi apakah klien pernah mengalami keguguran
atau tidak, apabila pernah akan beresiko untuk mengalami keguguran
pada kehamilan berikutnya.
5) Riwayat persalinan yang lalu
Apakah pernah operasi atau vakum atau yang lainnya.
6) Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan
Untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami perdarahan
persalinan sebelumnya. Perdarahan antepartum atau intrapartum
cenderung dapat berulang pada kehamilan berikutnya.
e. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
1) Metode : untuk mengetahui metode KB apa yang digunakan selama ini.
2) Lama : untuk mengetahui apakah kb sudah expired atau belum.
3) Masalah : untuk memberikan pandangan kepada klien terhadap alat
kontrasepsi lain apabila kehamilan klien yang sekarang ini karena
kegagalan kerja alat kontrasepsi.
f. Riwayat kehamilan sekarang
1) HPHT : untuk membantu menentukan umur kehamilan
2) HPL: untuk memperkirakan hari perkiraan lahir
3) UK : untuk menentukan usia kehamilan
4) ANC
a) Trimester I : kali di
b) Trimester II : kali di
c) Trimester III : kali di
ANC ditanyakan untuk mengetahui ibu sudah melakukan pemeriksaan
berapa kali saat kehamilannya.
5) Keluhan
a) Trimester I
Untuk mengetahui keluhan apa saja yang dirasakan saat TM I agar dapat
menentukan tindakan apa yang akan dilakukan.
Keluhan yang sering dialami ibu hamil pada Trimester I antara lain :
mual dan muntah, ptyalism, sakit kepala, ngidam, berkeringat, kelelahan
dll.
b) Trimester II
Untuk mengetahui keluhan apa saja yang dirasakan saat TM II agar
dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan.
Keluhan yang sering dialami ibu hamil pada Trimester II antara lain :
konstipasi, nocturia, sesak nafas, nyeri ligamentum, varises dll.
c) Trimester III
Untuk mengetahui keluhan apa saja yang dirasakan saat TM III agar
dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan.
Keluhan yang sering dialami ibu hamil pada Trimester II antara lain :
nocturia, konstipasi, hemoroid, keputihan, berkeringat dll.
g. Pengetahuan/KIE yang pernah didapat :
Agar dapat menentukan penkes apa saja yang akan diberikan pada ibu
hamil dan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu dalam menjaga
kehamilannya
h. Data kesehatan
1) Data kesehatan sekarang : untuk mengetahui penyakit apa saja yang sedang
diderita ibu hamil yang dapat mempengaruhi kehamilannya.
2) Data kesehatan keluarga : untuk mengetahui penyakit yang ada di keluarga
ibu agar dapat mencegah penularan kepada ibu hamil.
3) Data kesehatan yang lalu : untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah
diderita ibu hamil.
4) Riwayat penyakit keturunan : untuk mengetahui penyakit menurun dalam
keluarga ibu hamil yang dapat berpengaruh terhadap kehamilannya.
5) Riwayat keturunan kembar : untuk mengetahui riwayat keturunan kembar
yang ada di keluarga ibu.
i. Data kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Secara umum pengkajian ini dilakukan untuk mengetahui tentang status gizi
ibu hamil. Pengkajiannya mencakup :
a) Frekuensi
Untuk mengetahui berapa kali ibu hamil makan dalam sehari.
b) Porsi
Untuk mengetahui berapa banyaknya makanan yang dimakan ibu
hamil.
c) Jenis
Untuk mengetahui makanan apa saja yang di konsumsi ibu hamil.
d) Keluhan
Untuk mengetahui keluhan apa saja yang dirasakan ibu hamil.
Biasanya keluhan dialami ibu hamil pada Trimester I berupa rasa mual
dan muntah.
e) Pantangan
Untuk mengetahui makanan apa saja yang tidak dimakan oleh ibu.
f) Suplemen
Untuk mengetahui klien sudah perbah mengkonsumsi suplemen apa
saja.
g) Jamu
Untuk mengetahui apakah klien mengkonsumsi jamu atau tidak.
h) Merokok
Untuk mengetahui klien suka merokok atau tidak karena merokok
membahayakan kehamilan.
i) Alkohol
Untuk mengetahui klien suka minum alcohol atau tidak karena bisa
membahayakan janin
j) Minum
Untuk mengetahui apakah ibu dehidrasi atau tidak
2) Eliminasi
a) Frekuensi BAK
Untuk mengetahui berapa kali klien kencing dalam sehari dan
mengetahui keluhan apa saja yang dirasakan.
b) Frekuensi BAB
Untuk mengetahui berapa kali klien BAB dalam sehari dan mengetahui
keluhan apa saja yang dirasakan.
3) Pola tidur
a) Tidur siang
Untuk mengetahui klien kelelahan atau tidak
b) Tidur malam
Untuk mengetahui klien istirahat dengan cukup atau tidak
c) Keluhan
Untuk mengetahui keluan yang dirasakan agar bisa diatasi
4) Aktivitas : Berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari, apakah
mengganggu kehamilan atau tidak.
5) Pola seksual : Untuk mengetahui keluhan saat melakukan hubungan sexual.
Biasanya keluhan berupa:
a) Terjadi perdarahan saat hubungan seks
b) Rasa nyeri saat berhubungan seks
6) Personal hygiene : untuk mengetahui tingkat kebersihan ibu. Data ini perlu
dikaji karena bagaimanapun juga hal ini akan mempengaruhi kesehatan
pasien dan janinnya. Pengkajiannya mencakup : Frekuensi Mandi,
Keramas, Sikat gigi, Ganti pakaian, Ganti pakaian dalam.
j. Data psikologis
Secara umum hal ini perlu dikaji untuk mengetahui kondisi emosional ibu saat
ini. Data ini meliputi:
1) Respon ibu terhadap kehamilan ini : ibu merasa senang atau tidak
2) Kehamilan ini direncanakan/tidak
3) Jenis kelamin yang diharapkan
4) Kekhawatiran : kekhawatiran apa yang dirasakan klien saat hamil
k. Data psikososial
Secara umum hal ini perlu dikaji untuk mengetahui kondisi lingkungan
tempat tinggal pasien yang akan mempengaruhi kondisi emosionalnya. Data ini
meliputi :
1) Respon suami terhadap kehamilan : suami mendukung atau tidak
2) Rencana melahirkan : klien mau melahirkan dimana
3) Rencana menyusui : klien mau menyusui sampai kapan
l. Data sosial
Secara umum hal ini perlu dikaji untuk mengetahui kondisi lingkungan
dan budaya yang berkembang yang dapat mempengaruhi kehamilan. Data ini
meliputi:
1) Budaya : budaya apa yang ada di lingkungannya apakah menggangu
kehamilan atau tidak
2) Hubungan dengan keluarga/lingkungan : baik atau tidak.
2. Data Obyektif
A. Pemeriksaan Umun
1) Keadaan umum : baik / sedang / jelek
2) Kesadaran : Compos Metis
3) Keadaan Emosional: baik / sedang / jelek
4) Tinggi Badan
Untuk mengetahui apakah panggul sempit atau tidak tinggi minimal
150. Pengukuran cukup dilakukan sekali, yaitu waktu ibu periksa hamil
yang pertama kali.
5) Berat Badan
(sebelum hamil, kunjungan lalu, dan kunjungan sekarang) untuk
mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan janin.
6) LILA
Untuk mengetahui status gizi pasien. Normalnya 23,5 cm.
7) Vital Sign :
a) Tekanan Darah
Diukur untuk mengetahui kemungkinan preeklamsia, yaitu bila
tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Normal antara 100/60
sampai dengan 120/80 mmHg.
b) Suhu
Untuk mengetahui panas tubuh normalnya 36– 370C
c) Pernapasan
Untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan. Normal antara 18-24
x/menit.
d) Nadi
Untuk mengetahui frekuensi denyut nadi per menit. Nadi normal antara
76-88 x/menit
B. Pemeriksaan Fisik
1) Rambut : bersih atau tidak, warna, mudah rontok apa tidak
2) Muka : cloasma gravidarum, bibir pucat atau tidak, ada oedem pada
muka
3) Mata : konjungtiva pucat atau tidak, sklera mata kuning atau tidak
4) Hidung : Bersih atau tidak, ada polip atau tidak, ada sekret atau tidak.
5) Telinga : bersih atau tidak, ada serum atau tidak.
6) Mulut : bersih atau tidak, ada luka atau tidak, ada caries gigi
dan gigi yang tanggal atau tidak.
7) Leher : apakah ada pembesaran pada kelenjar gondok atau
kelenjar getah bening
8) Dada : bentuk buah dada, keadaan puting susu, adakah
colostrum, areola hiperpigmentasi atau tidak, sesak
nafas ada atau tidak.
9) Mammae : Ada masa di payudara atau tidak.
10) Perut :
a) Inspeksi : bagaimana pembesaran perut, kedepan atau kesamping.
Adakah hiperpigmentasi (linea alba atau linea nigra), striae
gravidarum atau bekas luka, serta gerakan janinnya aktif atau tidak.
b) Palpasi : untuk mengetahui posisi, letak dan keadaan janin
i. TFU Mc.Donald
Untuk menentukan tuanya kehamilan dan pembesaran abdomen.
ii. Leopold
Leopold I : Untuk menentukan tuanya kehamilan dari tinggi
fundus uteri dan pertumbuhan janin, meraba bagian janin yang
berada di fundus uteri.
Leopold II : Untuk menentukan dimana letak janin teraba bagian
agak keras, memanjang ada tahanan (punggung) dan bagian
bersebelahan teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III : Untuk menentukan apakah yang terdapat di bagian
bawah, teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala) atau teraba
bagian besar yang tidak bulat tidak melenting, bokong.
Leopold IV : Untuk menentukan seberapa masuknya bagian bawah
kedalam rongga panggul ujung, ujung-ujung jari tangan tidak dapat
bertemu (devergen) kepala sudah masuk PAP.
iii. TBJ : untuk mengetahui berat janin dikandungan.
c) Auskultasi : Untuk mengetahui kesejahteraan janin dan ibu.
DJJ (+) frekuensi antara 120-160 kali / menit.
11) Genetalia : apakah ada lendir darah, varices, oedem, haemoroid, infeksi
kelenjar bartholini.
12) Punggung dan pinggang : posisi tulang belakang adakah nyeri pinggang.
13) Ekstremitas atas dan bawah : ada oedem atau tidak, kuku dan kulit pucat
atau tidak, reflek patella positif atau negatif.
14) Perkusi (Refleks Patela) : Untuk mengetahui apakah ibu kurang vitamin
B1, gangguan urat syaraf, maupun tanda gejala pre-eklamsi atau tidak.
15) Pemeriksaan Panggul : (Untuk mengetahui jenis panggul yang
mendukung proses persalinan).
Distansia spinarum : 24-28 cm
Distansia kristarum : 28-30 cm
Conjungtiva eksterna :18-20 cm
Lingkar panggul : 80 – 90 cm
Untuk deteksi adanya kelainan yang mungkin terjadi pada
persalinan.
Langkah II (ke-dua): Interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnose
kebidanan adalah diagnose yang ditegakan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Dari keseluruhan interpretasi data seperti diagnosis dan masalah selain itu
diperlukan kebutuhan yang merupakan pemecahan dari diagnosis dan masalah yang
terjadi pada saat ini. Kebutuhan disini tidak hanya yang di butuhkan klien tapi yang
belum teridentifikasi dalam diagnosi dan masalah yang didapatkan dengan melakukan
analisa data (Saifuddin, 2009).
Contoh : rumusan diagnose adalah G1PoAo hamil 39 minggu infartu dalam fase
aktif persalinan kala 1. Dari diagnose tersebut maka dapat ditentukan masalah ang
dialami klien serta dapat menetapkan kebutuhan klien (Salmah,2009).
Langkah III (ke-tiga): Masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial
berdasarkan diagnose/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan bidan diharapkan waspada dan
bersiap-siap mencegah diagnosis/ masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
Langkah ini sangat penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman (Saifuddin, 2010)
Contoh : seseorang wanita datang kepada bidan, dan hendak melahirkan, akan
tetapi pembesaran uterus berlebihan. Maka bidan mempertimbangkan kemunginan
hidramnion, gemili, makrosomi, janin besar (diabetess melitus).
Langkah IV (ke-empat): Kebutuhan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan (Salman, 2009).
Contoh : ibu bersalin dengan Hb 7 gr% dan letak sungsang. Dari data tersebut, kita
bisa menentukan perlu tidaknya konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Langkah V (ke-lima): Perencanaan Asuhan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau
diagnose yang telah diidentifikasi atau antisiasi. Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi (Saifudin, 2010).
Contoh : ibu akan bersalin dengan anemia sedang, maka perencanaan yang
diberikan yaitu segera lakukan persiapan rujukan, donor darah, dan kegawatdaruratan.
Langkah VI (ke-enam): Pelaksanaan Asuhan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah sebelumnya dilakukan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota keluarga
sendiri ia tetap memikul tanggung jawab mengarahkan pelaksanaannya. Pelaksanaan
yang dilakukan merupakan kesinambungan dari seluruh asuhan yang diberikan pada
waktu ibu bersalin (Saifudin, 2010).
Langkah VII (ke-tujuh): Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jka memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaanya. Di dalam pendokumntasian/ catatan asuhan dapat diterapkan dalam
bentuk SOAP. Evaluasi dilakukan setelah semua suhan yang diberikan waktu ibu
bersalin dilakukan (Saifudin, 2010).

Anda mungkin juga menyukai