0 komentar
Dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit perlu di perhatikan kekayaan nutrisi yang terkandung,
nutrisi terbagi dalam dua kategori, yakni elemen makro, dan elemen mikro.
Reaksi tanah (pH) merupakan indikasi yang menggambarkan tingkat kemasaman atau alkalinitas
tanah. Nilai ini berpengaruh pada mudah tidaknya unsur-unsur hara tersedia atau diserap oleh
tanaman, adanya unsur beracun bagi tanaman dan aktivitas organisme. Reaksi tanah yang masam
mengakibatkan terjadinya pengikatan P oleh Al dan meningkatkan kelarutan Al yang bersifat racun
bagi tanaman, serta tidak tersedianya unsur Boron (B) yang sangat penting bagi pertumbuhan
tanaman.
Nitrogen merupakan hara makro yang paling esensial bagi pertumbuhan vegetatif tanaman.
Kekurangan unsur ini akan berakibat tanaman tumbuh kerdil, pertumbuhan akan terhambat, daun-
daun kuning (kurang memiliki arti produksi). Bahan organik merupakan sumber utama N dalam tanah
dan ketersediaannya dipengaruhi oleh ratio antara C dan N. Sebagian besar N tanah terikat dalam
bentuk organik dan sebagian kecil dalam bentuk anorganik. N organik tidak dapat diserap oleh
tanaman. Tanaman menyerap Nitrogen dalam bentuk Amonium (NH4) dan Nitrat (NO3). N dalam
tanah dapat berkurang atau hilang melalui pencucian, penguapan dan diserap oleh tanaman.
Pengaruh kegiatan pengusahaan hutan terhadap kadar N-total dapat terjadi melalui berkurangnya
kadar bahan organik, meningkatnya proses pencucian dan erosi serta perubahan sifat kimia tanah.
Perbedaan kadar bahan organik pada masing-masing jenis kegiatan dapat disebabkan oleh
perbedaan kandungan bahan organik awal, faktor topografi, intensitas pelapukan dan erosi yang
terjadi.
Bagi tanaman, Fosfor (P) merupakan unsur hara makro esensial kedua setelah Nitrogen. Unsur ini
sering ditambahkan ke dalam tanah sebagai pupuk, karena pada umumnya tanah-tanah di Indonesia
khususnya pada lahan-lahan marginal memiliki kandungan P yang sangat rendah. P dalam bentuk P
organik dapat dibebaskan menjadi bentuk anorganik melalui proses dekomposisi sehingga dapat
diserap oleh tanaman. Bentuk P anorganik dalam tanah jumlahnya sedikit dan sukar larut dalam air.
Kadar P-total pada areal calon lokasi Perkebunan berkisar antara 1,15 mg/100 g - 5,49 mg/100 g,
tergolong sangat rendah.
Seperti halnya N dan P, unsur Kalium (K) juga merupakan unsur makro esensial bagi tanaman.
Secara umum unsur ini bersama unsur N dan P menentukan tingkat produksi tanaman. Gejala
kekurangan K pada tanaman berakibat pinggir daun berwarna coklat, tanaman kerdil dan daun tua
menguning. Sumber K dalam tanah umumnya ditemukan dalam bentuk mineral yang kompleks.
Bentuk tersebut mudah berubah bila tercuci oleh air yang mengandung CO2 atau asam-asam
lainnya. Sebagian besar kandungan K dalam tanah berasal dari pelapukan batuan yang
mengandung K seperti mika dan feldspar (menghasilkan ion K bagi tanaman).
Kapasitas tukar kation suatu jenis tanah adalah kemampuan tanah untuk menyerap kation-kation
yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid-koloid tanah yang bermuatan negatif. Nilai KTK
berkaitan erat dengan kesuburan tanah, dimana tanah dengan nilai KTK tinggi mampu menyerap
dan menyediakan unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan nilai KTK rendah. Besarnya KTK
sangat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis liat, serta humus tanah.
Aluminium (Al) dalam tanah dapat menimbulkan hambatan bagi pertumbuhan tanaman secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tingginya kadar Al dalam tanah dapat meracuni
tanaman, sedangkan secara tidak langsung Al dapat sebagai pensuplai ion H yang pada akhirnya
mempengaruhi pH tanah sehingga pH rendah dan mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara. Al
yang tinggi juga dapat mengikat unsur-unsur lain seperti Pospor (P) dan Boron (B) sehingga tidak
tersedia bagi tanaman. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam penjelasan berikut:
3. Kalium (K) Kalium mempunyai pengaruh dalam proses fisiologi antara lain
1. Pembelahan sel
2. Formasi fotosintesis dari karbohidrat
3. Reduksi nitrat dan mengubah hasil sistesis menjadi protein
4. Aktifitas enzim
5. Molibdenum
Molibdenum penting dalam simbiosis fiksasi nitrogen dalam reduksi nitrogen nitrat menjadi bentuk
amino, oleh sebab itu defisiensi molibdenum dapat menyebabkan defisiensi nitrogen dalam tanaman.
6. Boron
Banyak pertumbuhan vegetatif yang abnormal disebabkan defisiensi boron, dan jika kelebihan
elemen ini menunjukan gejala keracunan, interaksi elemen ini dengan elemen mikro lainnya dimana
ada ketidak seimbangan