Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Perawatan adalah sebuah operasi atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkala dengan
tujuan untuk mempercepat pergantian kerusakan peralatan dengan resources yang ada. Perawatan
juga ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, memperpanjang usia kegunaan mesin, dan menekan failure sekecil
mungkin.

Manajemen perawatan dapat digunakan untuk membuat sebuah kebijakan mengenai aktivitas
perawatan, dengan melibatkan aspek teknis dan pengendalian manajemen ke dalam sebuah
program perawatan. Pada umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem,
kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di perawatan menjadi semakin penting.

Berikut adalah 9 pendekatan untuk membuat sebuah program perawatan yang efektif:

1. Mengidentifikasi kekurangan eksisting

2. Membuat tujuan akhir dari program

3. Menetapkan skala prioritas

4. Menetapkan parameter untuk pengukuran performansi

5. Menetapkan rencana jangka pendek dan juga jangka panjang

6. Sosialisasi perencanaan terhadap bagian-bagian yang terkait

7. Implementasi perencanaan

8. Laporan berkala

9. Pemeriksaan kemajuan secara rutin

Pengklasifikasian Perawatan

Preventive Maintenance

Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting dalam aktivitas perawatan
(maintenance). Preventive maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum
terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya
sudah dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar
sistem atau komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya. Beberapa
tujuan dari preventive maintenance adalah mendeteksi lebih awal terjadinya
kegagalan/kerusakan, meminimalisasi terjadinya kegagalan, dan meminimalisasi kegagalan
produk yang disebabkan oleh kerusakan sistem.

• Time Directed Maintenance

Time directed maintenance dapat dilakukan apabila variabel waktu dari komponen atau sistem
diketahui. Kebijakan perawatan yang sesuai untuk diterapkan pada time directed maintenance
adalah periodic maintenance dan on-condition maintenance. Periodic maintenance (hard time
maintenance) adalah perawatan pencegahan yang dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk
mengganti sebuah komponen atau system berdasarkan interval waktu tertentu. On-condition
maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan berdasarkan kebijakan operator.

• Condition Based Maintenance

Condition Base Maintenance merupakan aktivitas perawatan pencegahan yang dilakukan


berdasarkan kondisi tertentu dari suatu komponen atau sistem, yang bertujuan untuk
mengantisipasi sebuah komponen atau sistem agar tidak mengalami kerusakan. Karena variable
waktunya tidak pasti diketahui, kebijakan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah predictive
maintenance. Predictive Maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilakukan
dengan menggunakan sistem monitoring, misalnya analisis dan komposisi gas.

• Failure Finding

Failure Finding merupakan kegiatan perawatan pencegahan yang bertujuan untuk mendeteksi
kegagalan yang tersembunyi, dilakukan dengan cara memeriksa fungsi tersembunyi (hidden
function) secara periodik untuk memastikan kapan suatu komponen mengalami kegagalan.

• Run to Failure

Run to Failure tergolong sebagai perawatan pencegahan karena faktor ketidaksengajaan yang
bisa saja terjadi dalam beberapa peralatan. Disebut juga sebagai no schedule maintenance karena
dilakukan jika tidak ada tindakan pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan, jika
dilakukan tindakan pencegahan terlalu mahal atau dampak kegagalan tidak terlalu esensial (tidak
terlalu berpengaruh).

Corrective Maintenance

Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi


kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu preventive maintenance. Pada
umumnya, corrective maintenance bukanlah aktivitas perawatan yang terjadwal, karena
dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan
kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula.
Menurut Ebeling (1997), perawatan (maintenance) didefinisikan sebagai aktivitas agar
komponen/sistem yang rusak akan dikembalikan/diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada
periode tertentu. Manajemen perawatan bertujuan untuk mempelajari, mengidentifikasi,
mengukur, dan menganalisis serta memperbaiki kerusakan fungsi operasional suatu sistem
dengan meningkatkan umur pakainya, mengurangi probabilitas kerusakan dan mengurangi
downtime, yang pada akhirnya akan meningkatkan ketersediaan sistem tersebut untuk operasi.
Manajemen perawatan selalu berhubungan dengan reliabilty, dan reliabilty pun selalu
berhubungan dengan failure, karena walaupun suatu sistem atau komponen telah didesain,
diproduksi, dan dioperasikan secara benar, tetapi kemungkinan kerusakan fungsional akan tetap
ada. Klasifikasi perawatan dapat dilihat pada gambar berikut ini

Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Preventive maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum sebuah komponen
atau sistem mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan fungsi.
Tujuan preventive maintenanace adalah sebagai berikut :

1. Mencegah atau meminimasi akibat terjadinya kegagalan

2. Mendeteksi kegagalan

3. Menemukan kegagalan tersembunyi


4. Meningkatkan reliabilty dan availability komponen atau sistem tersebut.

Perawatan Berdasarkan Variabel Waktu (Time Directed Maintenance)

Kebijakan perawatan ini dilakukan berdasarkan variabel waktu. Kebijakan perawatan yang sesuai
untuk diterapkan pada Time Directed Maintenance adalah Periodic Maintenance dan On-
condition Maintenance. Periodic Maintenance (Hard Time Maintenance) adalah Preventive
Maintenance yang dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk mengganti suatu komponen
atau sistem berdasarkan rentang waktu tertentu. Sedangkan On-condition Maintenance
merupakan Preventive Maintenance yang dilakukan berdasarkan kebijakan dari operatornya,
yang meliputi kegiatan cleaning, inspection, dan lubrication. Faktor yang mendasari dua jenis
Time Based Maintenance di atas, yaitu :

1. Faktor Keamanan (Safe Life Limit)

Kegiatan perawatan dilakukan karena tuntutan terhadap faktor keamanan atau faktor keselamatan
yang tinggi.

2. Faktor Ekonomi (Economic Life Limit)

Dilakukan untuk kegiatan perawatan yang membutuhkan biaya yang besar. Perawatan
pencegahan dengan penggantian komponen dilakukan secara terjadwal pada interval waktu
tertentu. Jika terjadi kegagalan pada komponen sebelum mencapai usia penggantiannya, ada 2
kebijakan yang dapat digunakan, yaitu :

1. Age Replacement

Pada kebijakan Age Replacement, komponen akan diganti (discard) pada saat terjadi kegagalan
dan kebijakan perawatan penggantian pencegahan akan dilakukan kembali pada saat komponen
tersebut mencapai usia Tp jam dari waktu setelah dilakukannnya tindakan penggantian komponen
(t1+Tp).
2. Block Replacement

Pada kebijakan Block Replacement, komponen akan diganti pada saat terjadi kegagalan dan
kebijakan perawatan pencegahan akan dilakukan kembali pada saat komponen mencapai usia Tp
jam sejak komponen itu mulai beroperasi (T = 0).

 
Condition Based Maintenance

Condition Based Maintenance adalah Preventive Maintenance yang dilakukan berdasarkan


kondisi tertentu dari suatu komponen atau sistem, yang bertujuan untuk mengantisipasi
komponen atau sistem tersebut agar tidak mengalami kerusakan. Kegiatan perawatan ini
dilakukan apabila variabel waktu tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu, kebijakan yang
sesuai dengan kondisi tersebut adalah Predictive Maintenance. Predictive Maintenance adalah
kegiatan perawatan yang dilakukan menggunakan sistem monitoring, antara lain pengukuran
suara, analisis getar, dan sebagainya.

Failure Finding

Failure finding merupakan kegiatan Preventive Maintenance yang bertujuan untuk menemukan
kegagalan yang tersembunyi dengan cara memeriksa fungsi tersembunyi (Hidden Function)
secara periodik untuk memastikan kapan suatu komponen mengalami kegagalan.

Run to Failure

Run to Failure atau disebut juga No Scheduled Maintenance dilakukan apabila tidak ada tindakan
pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan. Apabila dilakukan pencegahan, akan
membutuhkan banyak biaya atau dampak dari kegagalannya tidak terlalu berpengaruh. Perawatan
ini termasuk dalam Preventive Maintenance, karena merupakan kesengajaan dalam membiarkan
perangkat mengalami kerusakan.

Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance)

Corrective Maintenance adalah kegiatan perawatan yang tidak direncanakan. Kegiatan ini
dilakukan setelah suatu komponen atau sistem mengalami kerusakan dan bertujuan untuk
mengembalikan kehandalan komponen atau sistem yang rusak tersebut pada kondisi seperti
semula. Kegiatan perawatan ini bersifat tidak terjadwal, artinya tergantung dari kondisi
komponen atau sistem itu sendiri.

1. Pengertian Perawatan.
Secara umum pengertian perawatan ( maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan
untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan
pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan
agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.

2. Tujuan Perawatan.
Peranan kegiatan perawatan dirasakan sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran produksi.
Perawatan mempunyai tujuan :
1) Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena
kurangnya sumber daya modal untuk penggantian.
2) Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi, antara lain : a).
Selalu siap bila diperlukan sesuai dengan rencana.
b). Tidak rusak selama produksi berjalan.
c). Dapat bekerja dengan efisien dan kapasitas yang diinginkan.
3) Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat
setiap waktu, misalnya unit cadangan , unit pemadam kebakaran dan sebagainya.
4) Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menghemat waktu, biaya
dan material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar.
5) Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin,
karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat kerusakan awal dapat
segera dicegah.

3. Peranan Perawatan
Bahwa kegiatan perawatan bukan suatu kegiatan yang hanya memboroskan dana dan
membuang-buang waktu saja, melainkan justru sebagai penunjang untuk menjaga kestabilan dari
proses kegiatan operasional. Adapun keuntungan – keuntungan dari perawatan yang baik
adalah :
1). Berkurangnya kemungkinan terjadinya perbaikan darurat.
2). Tenaga kerja pada bidang perawatan dapat lebih efisien.
3). Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien.
4). Memberikan informasi kapan peralatan perlu diperbaiki atau diganti.
5). Anggaran perawatan dapat dikendalikan.

4. Faktor Tercapainya Keberhasilan Perawatan.


Faktor – faktor yang menentukan keberhasilan perawatan dalam memberikan layanan yang tepat
antara lain :
1) Kemampuan personil untuk merawat dan tidak sekedar ketrampilan memperbaiki mesin.
2) Adanya data – data tentang mesin.
3) Kelancaran arus informasi.
4) Kejelasan perintah kerja.
5) Adanya standart pekerjaan.
6) Kemauan, kemampuan membuat rencana perawatan.
7) Kedisplinan pesonil perawatan.
8) Kesadaran masing-masing personil akan pentingnya bagi kepentingan perusahaan secara
keseluruhan.
9) Keselamatan dan keamanan kerja.
10) Ketelitian kerja.
11) Kelengkapan fasilitas kerja.
5. Kegiatan – Kegiatan Perawatan.
Kegiatan – kegiatan perawatan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima pokok berikut,
antara lain :

1) Inspeksi ( inspections ).
Kegiatan ini meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala ( Routine Schedule
Check ) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau
pemeriksaaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan – laporan
dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.
2) Kegiatan Tenik ( Engineering ).
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan kegiatan –
kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan
penelitian – penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.

3) Kegiatan Produksi.
Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan perawatan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan
mereparasi mesin – mesin dan peralatan. Secara fisik, dapat dilakukan dengan melaksanakan
kegiatan servis dan pelumasan ( Lubrication ). Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan
pengolahan atau pabrik dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana dan untuk ini
diperlukan usaha – usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

4) Pekerjaan Administratif.
Kegiatan ini berhubungan dengan pencatatan – pencatatan mengenai biaya – biaya yang terjadi
dalam melakukan pekerjaan – pekerjaan pemeliharaan dan biaya – biaya yang berhubungan
kegiatan pemeliharaan.

5) Pemeliharaan Bangunan ( House Keeping ).


Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bagunan gedung tetap
terpelihara dan terjamin kebersihannya. Kegiatan ini meliputi pembersihan dan pengecatan
gedung, pembersihan kamar kecil, pembersihan halaman dan kegiatan pemeliharaan peralatan
lain yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian perawatan.

Anda mungkin juga menyukai