Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NILAI :
NIM : 202013201002
JUNI 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya mengukur kejadian penyakit tersebut sering kali kita dihadapkan
pada kenyataan adanya keterkaitan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Kadang pula dapat ditarik kesimpulan sementara tentang kemungkinan sebab
akibat yang mendasari kejadian tersebut. Jika ada dua atau beberapa variabel
saling berkaitan untuk terjadinya suatu penyakit, maka salah satu upaya dasar
yang dapat dilakukan memutus rantai masalah yang ada. Keilmuan ini dicakup
dalam suatu bidan ilmu yang disebut epidemiologi. Epidemiologi berguna untuk
mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian kesehatan
masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan kesehatan
terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak
pada status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga dapat menyertakan
deskripsi keberadaannya di dalam populasi dan faktor faktor yang mengendalikan
ada atau tidaknya penyakit tersebut.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1. Sejarah Epidemiologi
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya proses
penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan faktor
lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke-5 SM) dalam
tulisannya berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai Airs, Waters and
Places, beliau telah mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba
mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit
dalam masyarakat. Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran tentang adanya hubungan
faktor lingkungan dengan kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan bahwa
konsep tersebut adalah konsep epidemiologi yang pertama.
Pada saat yang sama, John Graunt telah mengembangkan teori Statistik Vital
yang sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi. Walaupun Graunt bukan
seorang dokter, tetapi hasil karyanya sangat bermanfaat dalam bidang
epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian pada berbagai kejadian
kematian di London dan mendapatkan berbagai perbedaan kejadian kematian
antarjenis kelamin serta antara penduduk urban dan rural, maupun perbedaan
berbagai musim tertentu. Di samping Graunt yang telah mengembangkan Statistik
Vital, William Farr mengembangkan analisis sifat epidemi berdasarkan hukum
Matematika. William Farr mengemukakan bahwa meningkatnya, menurunnya,
dan berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat sebagai fenomena yang
berurutan.
Jakob Henle pada tahun 1840 mengemukakan teorinya tentang sifat epidemi
dan endemi yang sangat erat hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam
tulisannya dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
adalah organisme yang hidup. Pendapat ini pada waktu yang sama telah
mendorong berbagai ilmuan terkemuka seperti Robert Koch, Pasteur dan lainnya
untuk menemukan mikroorganisme penyebab penyakit tertentu. Sejak
didapatkannya mikroorganisme sebagai penyebab penyakit, para ahli segera
mencoba mencari berbagai penyebab khusus untuk penyakit tertentu. Pada
awalnya mereka hanya melakukan pengamatan terhadap penderita perorangan,
tetapi kemudian mulai berkembang ke arah hubungan sebab akibat yang dapat
mengganggu keadaan normal masyarakat.
B. Tokoh-tokoh Epidemiologi
1. Robert Koch
3. Galen (129-199)
Ahli bedah tentara romawi ini sering dianggap sebagai The Father Of
ExperimentalPhysiology. Dia mengajukan konsep tentang bahwa status kesehatan
berkaitan dengantemperament. Penyakit berhubungan dengan personality type dan
lifestyle factory.
4. John Graunt (1662)
Pada 1950 Doll dan Hill mempublikasikan paper mereka pada British Medical
Journal yang termashur tentang hasil studi yang menyimpulkan, merokok
menyebabkan kanker paru. Pada artikel tersebut Doll menyimpulkan: "Risiko
mengalami penyakit kanker paru meningkat secara proporsional dengan jumlah
rokok yang diisap. Perokok yang mengisap 25 atau lebih sigaret memiliki risiko
50 kali lebih besar daripada bukan perokok". Pada bagian lain Doll
menyimpulkan, Merokok selama 30 tahun memberikan efek yang merugikan
sekitar 16 kali lebih besar daripada merokok 15 tahun. Tidak seorangpun
mempercayai hasil riset mereka. Doll sendiri berhenti merokok karena temuannya
Empat tahun kemudian pada 1954 dipublikasikan hasil The British Doctors Study,
yang menguatkan temuan penelitian sebelumnya. Tetapi baru pada 1956 publik
mulai memberikan apresiasi hasil riset Doll dan Hill ketika The British Doctors
Study memberikan bukti statistik yang meyakinkan bahwa merokok tembakau
meningkatkan risiko kanker paru dan trombosis koroner (terma yang kemudian
dikenal sebagai infark myokard).
Hubungan dosis-respons yang kuat antara kanker paru dan merokok sigaret,
standar tinggi desain dan pelaksanaan studi, dan penilaian yang seimbang
terhadap temuan pada berbagai paper, berhasil meyakinkan komunitas ilmiah dan
badan kesehatan masyarakat di seluruh dunia. MRC memberikan pernyataan
resmi yang sependapat dengan temuan Doll dan Hill bahwa merokok
menyebabkan kanker paru. Berdasarkan hasil The British Doctors Study,
pemerintah Inggris mengeluarkan pernyataan resmi bahwa merokok berhubungan
dengan angka kejadian kanker paru.