Anda di halaman 1dari 15

PROSEDUR TINDAKAN

DENGAN

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Disusun Oleh :

ALIFA RAFQIA H.S

(PO0220219006)

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI D III KEPERAWATAN POSO
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Konseling keluarga

Konseling keluarga merupakan Suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam
mencapai keseimbangan, dimana setiap anggota keluarga memperoleh pencapaian kebagaiaan
secara utuh dan geuine. Membantu anggota keluarga agar dapat menerima kenyataan bahwa
apabila salah seorang anggota keluarga memiliki permasalahan, hal itu akan berpengaruh
terhadap persepsi, harapan, dan interaksi anggota keluarga lainnya. Dalam hal ini konseling
keluarga berindikasi pada keluarga itu sendiri yang dimana bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan kepada keluarga anak yang berkebutuhan khusus dalam menjaga
dan merawat anak tersebut.

Mulanya di awali dengan fase prainteraksi yang dimana perawat mengecek dan
mengidentifikasi kebutuhan pasien melalui rekam medis. Setelah itu masuk ke fase prainterkasi
yang dimana perawat akan berkenalan dengan keluarga dan menjelaskan tindakan dan tujuan nya
serta meminta persetujuan klien untuk tindakan tersebut.

Awalnya perawat akan bertanya soal bagaimana kondisi pertumbuhan dan perkembangan
anak tersebut serta memberikan informasi mengenai hasil analisis medis secara teoritis terhadap
keluarga. Setelah itu perawat bersama keluarga akan mengevaluasi kondisi perkembangan anak
dan mengarahkan orang tua untuk menemukan hal yang menjadi penyebab kurang optimalnya
perkembangan pada anak, serta mencari solusi untuk hal tersebut. Maka dari itu perawat bersama
keluarga perlu merancang suatu kegiatan yang dimana nilai nilai dari kegiatan tersebut
dimaksudkan untuk menggapai tujuan bersama. Dalam hal ini anak perlu dikuatkan mengenai
kontenks “diri” dan “orang lain”, mengurangi kata “dilarang” akan tetapi lebih kepada
mengarahkan anak tersebut ketindakan yang lebih positif. Tambahkan hal hal baru berupa
kegiatan kegiatan yang bervariasi pada anak dan lakukan refleksi keudian lakukan evaluasi dari
semuanya.

Setelah semuanya itu, perawat perlu untuk meninggalkan klien dengan membiarkan
keluarga melanjutkan praktek mandiri setelahnya. Perawat tidak lupa juga untuk melakuakan
pendokumentasian atas prosedure yang sudah dilakukan.

 SOP Konseling Keluarga

Pengertian
Suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai keseimbangan, dimana
setiap anggota keluarga memperoleh pencapaian kebagaiaan secara utuh dan geuine
Indikasi
Keluarga yang mempunyai anak berkebutuhan khusus
Prosedur
No Aspek Penilaian Ya Tidak
Fase Prainteraksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi Klien

Fase Orientasi
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan prosedur tindakan konseling keluarga
3 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Fase Kerja
1 Bertanya mengenai kondisi perkembangan anak, khususnya di
bidang sosial
2 Bertanya mengenai perkembangan anak dari sisi baik dan buruknya
3 Memberikan informasi mengenai hasil asesmen mengenai
kemampuan, hambatan dan potensi yang dimiliki oleh anak
4 Memberikan informasi perkembangan anak (teoritis)
5 Melakukan evaluasi bersama keluarga mengenai kondisi
perkembangan anak secara keseluruhan
6 Mengarahkan orang tua untuk mencari hal-hal yang menyebabkan
kurang optimalnya perkembangan anak
7 Mencari solusi mengenai permasalahan perkembangan anak
8 Mengevaluasi bersama keluarga perkembangan anak dari
kemampuan, potensi dan hambatannya
9 Mencari solusi dalam menangani perkembangan anak bersama
keluarga
10 Merancang kegiatan bersama yang akan dilakukan oleh keluarga
11 Membuat kesepakatan nilai-nilai yang harus dilakukan
12 Menguatkan konteks “diri” dan “orang lain”
13 Mengurangi kata “dilarang” tetapi lebih di arahkan terhadap nilai-
nilai posistif
14 Menambah variasi kegiatan bersama anak
15 Melakukan refleksi dan evaluasi

Fase Terminasi
1 Mengucapkan salam
2 Mendokumentasikan prosedur dalam catatan

2. Pemenuhan kebutuhan ADL


Merupakan suatu proses untuk memenuhi/memperbaiki aktivitas yang biasanya
dilakukan dalam sepanjang hari normal; aktivitas tersebut mencakup, ambulasi, makan,
berpakaian, mandi, menyikat gigi dan berhias dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan
dengan perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat. Dakam hal ini pemenuhan
kebutuhan ADL berindikasi pada anak berkebutuhan khusus/klien yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan ADL anak sekaligus memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap
keluarga.

Mulanya di awali dengan fase prainteraksi yang dimana perawat mengecek dan
mengidentifikasi kebutuhan pasien melalui rekam medis. Setelah itu masuk ke fase prainterkasi
yang dimana perawat akan berkenalan dengan keluarga dan menjelaskan tindakan dan tujuan nya
serta meminta persetujuan klien untuk tindakan tersebut.

Awalnya perawat akan melatih klien untuk melakukanBAB/BAK sesuai jadwal dan
identifikasi bagaimana kebiasaan BAB/BAK klien. Sediakan pakaian pada tempat yang mudah
dijangkau baik oleh perawat dan klien itu sendiri dan jika klien memiliki kesulitan pada
mengenakan pakaian maka perawat atau keluarga dapat memfasilitasi (membantu) anak dalam
mengenakan pakainnya. Perawat atau keluarga perlu mengIdentifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias dan makan yang cocok digunakan pada anak berkebutuhan
khusus dalam hal ini semua hal yang anak/klien gunakan dan beraktifitas. Sediakan lingkungan
yang aman dan nyaman bagi anak dan identifikasi bantuan apa saja yang perlu duberikan pada
anak dalam melakukan aktifitasnya. Perawat dan keluarga juga perlu memperhatikan kebersihan
diri klien dengan mempertahankan dan terus memantau kebersihan naka tersebut misalnya
seperti rambut, kulit, kuku, dan mulut anak. Perawat dan keluarga perlu menciptakan edukasi
interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama edukasi dan Identifikasi bagaimana kemampuan
membaca, status kognitif, psikologis, dan tingkat kecemasan anak. Perawat juga perlu
mengidentifikasi perawatan diri apa saja yang memiliki hambatan dan merancang kegiatan apa
saja yang akan dilakukan bersama keluarga untuk mengatasinya. Perawat dan keluarga perlu
mengkomunikasikan penerimaan perasaan yang ditunjukan melalui ekpresi oleh anak dan lihat
apa saja hal yang menjadi minat anak. Lakukan sesi bermain bersama anak dan lihat bagaimana
ekpresi dan respone yang anak tunjukan. Tambahkan hal hal baru berupa kegiatan kegiatan yang
bervariasi pada anak dan lakukan refleksi kemudian lakukan evaluasi dari semuanya.

Setelah semuanya itu, perawat perlu untuk meninggalkan klien dengan membiarkan
keluarga melanjutkan praktek mandiri setelahnya. Perawat tidak lupa juga untuk melakukan
pendokumentasian atas prosedure yang sudah dilakukan.

 SOP Pemenuhan Kebutuhan Aktivity Daily Living

Pengertian
Merupakan suatu proses untuk memenuhi/memperbaiki aktivitas yang biasanya dilakukan
dalam sepanjang hari normal; aktivitas tersebut mencakup, ambulasi, makan, berpakaian,
mandi, menyikat gigi dan berhias dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan
perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat.
Indikasi
Anak yang mempunyai anak berkebutuhan khusus
Prosedur
No Aspek Penilaian Ya Tidak
Fase Prainteraksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi Klien

Fase Orientasi
4 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
5 Menjelaskan prosedur tindakan konseling keluarga
6 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Fase Kerja
1. Latih BAB/BAK sesuai jadwal dan Identifikasi kebiasaan
BAK/BAB
2. Sediakan pakaian pada tempat yang muda dijangkau dan fasilitasi
menggunakan pakaian
3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian,
berhias dan makan.
4. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman serta Identifikasi
jenis bantuan yang dibutuhkan
5. Pertahankan kebersihan diri dan Monitor kebersihan tubuh (mis.
Rambut, mulut, kulit dan kuku)
6. Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu partisipasi aktif selama
edukasi dan Identifikasi kemampuan membaca, status kognitif,
psikologis, dan tingkat kecemasan anak.
7. Identifikasi hambatahan perawatan diri yang di alami
8. Merancang kegiatan bersama yang akan dilakukan oleh keluarga
9. Komunikasikan penerimaan perasaan yang diungkapkan dalam
permainan dan Identifikasi minat anak
10. Melakukan sesi bermain Identifikasi ekspresi dan respone anak
11. Menambah variasi kegiatan bersama anak
12. Melakukan refleksi dan evaluasi
Fase Terminasi
1 Mengucapkan salam
2 Mendokumentasikan prosedur dalam catatan

3. Pemenuhan istrahat dan tidur


Merupakan suatu proses yang dilakukan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan
istrahat anak. Dalam hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan istrahat anak sekaligus
memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap keluarga,

Mulanya di awali dengan fase prainteraksi yang dimana perawat mengecek dan
mengidentifikasi kebutuhan pasien melalui rekam medis. Setelah itu masuk ke fase prainterkasi
yang dimana perawat akan berkenalan dengan keluarga dan menjelaskan tindakan dan tujuan nya
serta meminta persetujuan klien untuk tindakan tersebut.

Awalnya perawat mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi oleh


anak. Perawat perlu menyediakan materi dan media untuk pengaturan aktifitas dan istrahat.
Perawat perlu menggunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan
medis lain dan Identifikasi teknik relaksasi yang pernah dilakukan. Anak perlu dipakaikan
pakaian yang longgar atau tidak ketat dan atur lingkungan agar tenang dan tidak ada gangguan.
Setelah itu, berikan posisi bersandar pada kursi atau posisi lain yang nyaman. Perawat perlu
menghentikan sesi relaksasi secara bertahap dan monitor secara berkala untuk memastikan otot
rileks. Dan juga jangan lupa untuk memberikan waktu bagi anak untuk mengungkapkan
bahgaimana perasaannya setelah melakuakan terapi. kemudian lakukan evaluasi dari semuanya.

Setelah semuanya itu, perawat perlu untuk meninggalkan klien dengan membiarkan
keluarga melanjutkan praktek mandiri setelahnya. Perawat tidak lupa juga untuk melakukan
pendokumentasian atas prosedure yang sudah dilakukan.

 SOP Pemenuhan Kebutuhan Istirahat & Tidur

Pengertian
Merupakan suatu proses dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan istrahat klien
Indikasi
Anak berkebutuhan khusus
Prosedur
No Aspek Penilaian Ya Tidak
Fase Prainteraksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi Klien

Fase Orientasi
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan prosedur tindakan konseling keluarga
3 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Fase Kerja
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
saat komunikasi
2. Sediakan materi dan media pengaturan aktifitas dan istrahat
3. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis lain dan Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah dilakukan
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah dan
suhu sebelum dan sesudah latihan.
5. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman.
6. Gunakan pakaian longgar
7. Atur lingkungan agar tidak ada gangguan saat terapi.
8. Berikan posisi bersandar pada kursi atau posisi lain yang
nyaman
9. Hentikan sesi relaksasi secara bertahap dan monitor secara
berkala untuk memastikan otot rileks.
10. Beri waktu untuk mengungkapkan perasaan tentang terapi.
11. Melakuakan evaluasi
Fase Terminasi
1 Mengucapkan salam
2 Mendokumentasikan prosedur dalam catatan

4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Merupakan Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri. Bisa dibantu oleh keluarga pasien atau perawat itu
sendiri. Tindakan ini dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per
oral atau adanya gangguan fungsi menelan. Dalam hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi anak sekaligus memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap keluarga

Mulanya di awali dengan fase prainteraksi yang dimana perawat mengecek dan mengidentifikasi
kebutuhan pasien melalui rekam medis. Setelah itu masuk ke fase prainterkasi yang dimana
perawat akan berkenalan dengan keluarga dan menjelaskan tindakan dan tujuan nya serta
meminta persetujuan klien untuk tindakan tersebut.

Awalnya Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis perawat juga perlu
untuk mempertimbangkan faktor faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi dan
identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah. Perawat perlu untuk terus
mrmonitor intake dan output cairan, nilai Hb, tekanan darah, kenaikan berat badan dan kebiasaan
membeli makanan oleh keluarga maupun klien. Perawat perlu untuk memfasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. Piramida makanan) dan identifikasi status nutrisi yang diberikan kepada anak
Sajikan makanan secara menarik, dan suhu yang sesuai dan identifikasi makanan yang disukai
dan berikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi. Berikan yang makanan yang
tinggi kalori dan protein dan identifikasi kebutuhan kalori dan jenis protein nya. Jangan lupa
untuk memberikan suplemen makanan jika perlu. Dan jika anak memiliki masalah dalam proses
makan, perlu bagi perawat untuk memberikan makanan melalui selang nasogatrik jika asupan
oral tidak bisa ditoleransi dan identifikasi perlunya penggunaan selang nasogatrik. Dan perawat
perlu untuk terus memonitor asupan makanan dan berat badan. kemudian lakukan evaluasi dari
semuanya.

Setelah semuanya itu, perawat perlu untuk meninggalkan klien dengan membiarkan
keluarga melanjutkan praktek mandiri setelahnya. Perawat tidak lupa juga untuk melakukan
pendokumentasian atas prosedure yang sudah dilakukan.

 SOP Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Pengertian
Merupakan Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri. Bisa dibantu oleh keluarga pasien atau perawat itu
sendiri. Tindakan ini dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
per oral atau adanya gangguan fungsi menelan.
Indikasi
Anak yang mempunyai anak berkebutuhan khusus
Prosedur
No Aspek Penilaian Ya Tidak
Fase Prainteraksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi Klien

Fase Orientasi
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan prosedur tindakan konseling keluarga
3 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Fase Kerja
1. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang
realistis
2. Pertimbangkan faktor faktor yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi dan identifikasi kebiasaan makan dan
perilaku makan yang akan diubah.
3. Monitor intake dan output cairan, nilai Hb, tekanan darah,
kenaikan berat badan dan kebiasaan membeli makanan.
4. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
dan identifikasi status nutrisi
5. Sajikan makanan secara menarik, dan suhu yang sesuai dan
identifikasi makanan yang disukai
6. Berikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
7. Berikan yang makanan yang tinggi kalori dan protein dan
identifikasi kebutuhan kalori dan jenis protein nya
8. Berikan suplemen makanan
9. Pemberian makanan melalui selang nasogatrik jika asupan
oral tidak bisa ditoleransi dan identifikasi perlunya
penggunaan selang nasogatrik
10. Monitor asupan makanan dan berat badan
11. Melakukan refleksi dan evaluasi
Fase Terminasi
1 Mengucapkan salam
2 Mendokumentasikan prosedur dalam catatan

5. Pemenuhan Kebutuhan Stimulus Tumbuh Kembang

Pemenuhan stimulus tumbuh kembang dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya
dengan terapi bermain. Anak yang mengalami kerusakan kognitif mempunyai kebutuhan yang
sama terhadap rekreasi dan olahraga seperti anak lainya. Namun, karena perkembangan anak
yang lebih lambat, orang tua kurang menyadari kebutuhan untuk memenuhi aktivitas tersebut.

Dengan demikian, perawat mengarahkan orang tua untuk memilih permainan dan aktivitas
olahraga. Jenis permainan didasarkan pada usia perkembangan anak, walaupun kebutuhan
terhadap permainan, sensori motoric dapat diperpanjang sampai beberapa tahun. Orang tua harus
menggunakan setiap kesempatan untuk memperkenalkan anak kepada banyak suara, pandangan,
dan sensasi yang berbeda.

Mainan dipilih berdasarkan manfaat, rekreasi dan edukasionalnya. Sebagai contoh, sebuah bola
pantai besar yang dapat dikempeskan merupakan mainan air yang baik: yang mendorong
permainan interaktif dan dapat digunakan untuk mempelajari keterampilan motorik, misalnya
keseimbangan, mengayun, menendang, dan melempar. Boneka dengan pakaian yang dapat
diganti dengan jenis kancing yang berbeda dapat membantu anak mempelajari keterampilan
berpakaian. Pada mainan musikal yang dapat meniru suara hewan atau merespon dengan fase
sosial merupakan cara yang sempurna untuk mendorong bicara. Mainan harus dirancang secara
sederhana sehingga anak dapat belajar memainkan mainan tersebut tanpa orang tua.

Bagu anak yang mengalami gangguan kognitif dan fisik berat, tombol elektronik dapat
digunakan untuk memungkinkan anak mengoperasikan mainan tersebut. Aktifitas yang sesuai
untuk aktivitas fisik berdasarkan pada ukuran tubuh, koordinasi, kesegaran jasmani dan
maturitas, motivasi dan kesehatan anak (Wong, 2009).

 SOP Pemenuhan Kebutuhan Stimulus Tumbuh Kembang

Pengertian
Kegiatan merangsang kemampuan dasar agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Indikasi
Anak berkebutuhan khusus
Prosedur
No Aspek Penilaian Ya Tidak
Fase Prainteraksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi Klien

Fase Orientasi
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan prosedur tindakan konseling keluarga
3 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Fase Kerja
1. Bertanya mengenai kondisi perkembangan anak
2. Bertanya mengenai perkembangan anak dari sisi baik dan
buruknya
3. Memberikan informasi mengenai hasil assessment mengenai
kemampuan, hambatan dan potensi yang dimiliki oleh anak
4. Memberikan informasi perkembangan anak (teoritis)
5. Melakukan evaluasi bersama keluarga mengenai kondisi
perkembangan anak secara keseluruhan
6. Mengarahkan orang tua untuk mencari hal-hal yang
menyebabkan kurang optimalnya perkembangan anak
7. Mencari solusi mengenai permasalahan perkembangan
stimulus pada anak
8. Mengevaluasi bersama keluarga perkembangan anak dari
kemampuan, potensi dan hambatannya
9. Mencari solusi dalam menangani perkembangan anak
bersama keluarga
10. Merancang kegiatan bersama yang akan dilakukan oleh
keluarga
11. Membuat kesepakatan nilai-nilai yang harus dilakukan
12. Menguatkan konteks “diri” dan “orang lain”

13. Mengurangi kata “dilarang” tetapi lebih diarahkan terhadap


nilai-nilai positif
14. Menambah variasi kegiatan bersama anak untuk
menstimulasi tumbuh kembangnya
15. Melakukan refleksi dan evaluasi
Fase Terminasi
1 Mengucapkan salam
2 Mendokumentasikan prosedur dalam catatan

6. Komunikasi
Di bawah ini beberapa alternative model komunikasi yang dapat di terapkan bagi
beberapa bentu Anak Berkebutuhan Khusus yang diantaranya pada :
1) Tuna Rungu
a) Metode Auditory oral: Metode ini menekankan pada proses mendengar
serta bertutur kata dengan menggunakan alat bantu yang lebih baik, seperti
alat bantu pendengaran, penglihatan dan sentuhan. Metode ini,
menggunakan bantuan bunyi untuk mengembangkan kemampuan
mendengar dan bertutur kata.
b) Metode membaca bibir: Komunikasi dengan metode ini baik untuk
mereka yang mampu berkonsentrasi tinggi pada bibir penutur bahasa.
Metode ini mengharuskan anak-anak untuk selalu melihat gerakan bibir
penutur bahasa dengan tepat dan dalam situasi ini, penutur bahasa harus
berada di tempat yang terang dan dapat terlihat dengan jelas.
c) Metode bahasa isyarat: Pada umumnya, bahasa isyarat digunakan secara
mudah dengan menggabungkan perkataan dengan makna dasar. Bahasa
isyarat yang digunakan pada umumnya adalah isyarat abjad satu jari.
d) Metode Komunikasi universal
Metode komunikasi adalah salah satu metode yang menggabungkan antara
gerakan jari isyarat, pembacaan bibir dan penuturan atau auditory oral.
Elemen penting dalam metode ini adalah penggunaan isyarat dan
penuturan secara bersamaan.
2) Autisme
Komunikasi alternatif adalah teknik-teknik yang menggantikan komunikasi lisan
bagi individu yang mengalami hambatan dalam bicara atau tidak mampu
berkomunikasi melalui bahasa lisan. Sedangkan Komunikasi augmentatif adalah
kaidah-kaidah dan peralatan/media yang dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi verbal dalam kenyataan hidup sehari-hari.
Banyak orang tua ASD merasa cemas dengan kondisi anaknya yang dianggap
tidak bisa atau tidak mau bicara. Untuk mengatasi masalah tersebut didesain suatu
alat yang disebut Augmentative and alternative communication (AAC) adalah media
dan metode serta cara yang digunakan oleh anak yang mengalami hambatan dalam
berkomunikasi agar dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar dengan orang di
sekitarnya.
Sistem ini berupa aplikasi gambar yang memudahkan penderiata ASD dan orang
tua melakukan komunikasi dan memudakan dalam melakukan aktifitas sehari-
hari. Sistem aplikasi ACC sebagai suatu sistem multimodal yang terdiri dari
empat komponen yang dapat digunakan dalam berbagai kombinasi untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak dengan ASD.
Augmentative and Alternative Communication (AAC) merupakan alat yang digunakan
dalam melakukan komunikasi pada anak dengan berkebutuhan khusus seperti
pada anak dengan autism. Komunikasi dapat diberikan berupa gambar atau kata-
kata dengan memperhatikan komponen AAC yang meliputi:
(1) Teknik komunikasi;
(2) Sistem symbol; dan
(3) Kemampuan berkomunikasi.
3) Tuna Grahita
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Eny Indriani tentang Penggunaan
PECS untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi pada Anak Retardasi
Mental dengan Gangguan Komunikasi, menjelaskan tentang peran medium
komunikasi yang dianggap paling sederhana, yaitu menggunakan gambar sebagai
alat pertukaran pesan.
Picture Exchange Communication System (PECS) atau dalam bahasa Indonesia
berarti sistem berkomunikasi dengan gambar, diyakini oleh beberapa peneliti
terdahulu sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi pada beberapa kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian aksi (action research) yang dilakukan terhadap anak
retardasi mental yang mengalami gangguan berkomunikasi diperoleh hasil bahwa
dengan menggunakan Picture Exchange Communication System (PECS) sebagai
alat bantu dalam melakukan intervensi kepada subjek penelitiandi temukan bahwa
PECS terbukti dapat meningkatkan aspek ekspresif kemampuan berkomunikasi
anak retardasi mental. Sementara itu, PECS belum berhasil meningkatan aspek
reseptif kemampuan berkomunikasi (Eny Indriani dalam
alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/)
Para orang tua dan guru anak-anak berkebutuhan khusus, apakah tunagrahita atau
dengan hambatan lainnya, sering merasakan bahwa bicara adalah kebutuhan yang
sangat tinggi.
Orang tua maupun guru atau siapapun yang bersama ABK juga perlu mengetahui
apakah ABK mampu untuk memulai komunikasai atas keinginannnya sendiri,
atau apakah dia berkomunikasi hanya merespon pertanyaan orang lain. Ketika
kita mengetahui bagaimana setiap anak berkomunikasi secara individual, ada tiga
kemungkinan yang bisa dilakukan, yaitu:
(1) memungkinkan anak itu mengkomunikasikan lebih banyak jenis pesan.
(2) untuk mengajar dia keduanya yaitu merespon pada yang lain dan juga
mendorong seseorang mulai suatu percakapan.
(3) untuk mengajar keterampilan komunikasi yang lebih tinggi, misalnya:
biasanya orang lain itu dapat lebih mudah memahami dan itu dapat digunakan
untuk mengkomunikasikan gagasan yang lebih kompleks, seperti mengemukakan
keinginan untuk memulainya, orang tua atau guru dapat meminta ABK untuk
mengemukakan sejumlah jenis pesan yang ABK coba untuk komunikasikan.
 SOP Komunikasi

Pengertian
Suatu teknik komunikasi yang bertujuan untuk proses kesembuhan pasien dan kenyamanan
pasien sehingga terbinanya hubungan saling percaya.
Indikasi
Anak berkebutuhan khusus
Prosedur
No Aspek Penilaian Ya Tidak
Fase Prainteraksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi Klien

Fase Orientasi
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan prosedur tindakan konseling keluarga
3 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Fase Kerja
1. Memberikansalam, perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
2. Identifikasi identitas pasien
3. Jelaskan tentang prosedur, tujuan, dan lamanya tindakan yang
akan dilakukan pada keluarga
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya

5. Menyanyakan masalah dan mencoba menggali melalui


komunikasi yang terbangun
6. Memulai kegiatan yang ingin dilakukan dengan cara yang
baik, aman dan nyaman.
Fase Terminasi
1 Mengucapkan salam
2 Mendokumentasikan prosedur dalam catatan
PROSEDUR TINDAKAN

DENGAN

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Disusun Oleh :

NURUL AULIA PUTRI NINGSIH

(PO0220219028)

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI D III KEPERAWATAN POSO
TAHUN AJARAN 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai