MAKALAH
Oleh:
Sumenep, 01Oktober2018.
Penyusun
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................3
D. Manfaat.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Osteomielitis.......................................................................4
B. Etiologi ................................................................................................4
C. Patofisiologi .........................................................................................5
D. WOC Osteomeilitis...............................................................................7
E. Manifestasi Osteomielitis.....................................................................8
F. Pemriksaan Penunjang..........................................................................8
G. Komplikasi Osteomielitis.....................................................................9
H. Penatalaksanaan ...................................................................................10
I. Asuhan Keperawatan Teori..................................................................10
J. Asuhan Keperawatan kasus..................................................................21
BAB III PENUTUP
A. Simpulan...............................................................................................31
B. Saran.....................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis.
Osteomielitis umumnya disebabkanoleh bakteri, namun jamur dan virus juga bisa
menjadi penyebabnya. Osteomielitis dapat mengenai tulang-tulang panjang,
vertebra ,tulang pelvic, tulang tengkorak dan mandibula.Banyak mitos yang
berkembang tentang penyakit ini, seperti diyakini bahwa infeksi akanberlanjut
menyebar pada tulang dan akhirnya seluruh tubuh, padahal hal yang sebenarnya
adalahosteomielitis tidak menyebar ke bagian lain tubuh karena jaringan lain tersebut
punya alirandarah yang baik dan terproteksi oleh sistem imun tubuh.Kecuali apabila
terdapat sendi buatan dibagian tubuh yang lain.
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula
ditemukan pada bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak
perempuan (4:1). Lokasi yang tersering ialahtulang-tulangpanjang seperti
femur,tibia,radius,humerus,ulna,Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus perneonatal
adalah sekitar 1 dan fibula. 5.000 kasus per1.000. Kejadian (Yuliani, anak.2010).
Prevalensi tahunan pada pasien dengan anemia sel sabit adalah sekitar 0,36%.
Insiden osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000 penduduk.
1
Kejadian tertinggi pada Negara berkembang.Tingkat mortalitas osteomielitis adalah
rendah, kecuali jika sudah terdapat sepsis atau kondisi medis berat yang mendasari.
(Randall, 2011).Secara umum, terapi infeksi tulang bukanlah kasus yang emergensi.
Tubuh memiliki mekanipertahanan yang mempertahankan agar infeksi tetap
terlokalisasi di daerah yang terinfeksi.
Osteomielitis dapat terjadi pada semua usia tetapi sering terjadi pada anak-
anak danorang tua, juga pada orang dewasa muda dengan kondisi kesehatan yang
serius. Diagnosa osteomielitis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis penyakit dan
juga gambaran radiologik.Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis
adalah mereka yang nutrisinyaburuk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes
mellitus.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah dalam
makalah ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Pada KlienDengan
Osteomielitis?
2
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui serta mampu menerapkan Proses
keperawatan Pada klien dengan Osteomielitis.
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan tantang penyakit Osteomielitis dan
Asuhan keperawatan pada klien Osteomielitis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi bone marrow pada tulang-tulang panjang yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus influenza.
(Risnanto, 2014) Osteomielitis adalah suatu penyakit infeksi yang terjadi pada tulang.
(Suratun,2008).Osteomielitis adalah infeksi tulang yang dapat timbul dari inokulasi
langsung oleh organisme penyebab, misalnya pada fraktur terbuka, atau berasal dari
penyebaran hematogen. (Davey, Patrick.2005)
B. Etiologi
Bakteri osteomyelitis adalah Staphylococcus aureus (70%-80%), selain itu juga bisa
disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.
Virus,Jamur, dan Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C, 2002).
4
- Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya Osteomyelitis dapat berhubungan
dengan penyebaran infeksi jaringan lunak Infeksi pada jaringan lunak di
sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu.
Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan
karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang
disebabkan oleh jeleknya pasokan darah (misalnya ulkus dekubitus yang
terinfeksi).
- Insiden Osteomyelitis ini cenderung terjadi pada anak dan remaja namun
demikian seluruh usia bisa saja beresiko untuk terjadinya osteomyelitis pada
umumnya kasus ini banyak terjadi laki-laki dengan perbandingan 2 : 1.
C. Patofisiologi
5
Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses
tulang. Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih
sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah.Abses yang terbentuk
dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari
dan mengalir keluar.Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang
terjadi pada jaringan lunak.
D. WOC
6
E. Manifestasi klinis
7
a. Infeksi dibawa oleh darah, biasanya Sering terjadi dengan manifestasi klinis
septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise
umum).
b. Infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang Bagian yang
terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.
c. Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi
langsung Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
d. Osteomyelitis kronik Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari
sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi dan pembengkakan.
F. Pemeriksaan Penunjang
Test Diagnostik
Terapi
8
a. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai
kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita 1) penicillin cair 500.000
milion unit IV setiap 4 jam. 2) Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam. 3)
Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam 4) Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1
bulan.
b. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
c. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan
antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan
jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta
ruang kososng yang ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan
tulang, otot, atau kulit sehat.
G. Komplikasi
a. Dini
1. Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
2. Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang
yang mendasarinya sembuh
3. Atritis septic
b. Lanjut
9
c. Gangguan pertumbuhan.
H. Penatalaksanaan
a. Riwayat Keperawatan
1) Identifikasi awitan gejala akut : nyeri akut, pembangkakan, eritema, demam atau
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam.
2) Kaji faktor resiko : Lansia, DM, terapi kortikosteroid jangka panjang, cedera,
infeksi dan riwayat bedah ortopedi sebelumnya. Hal-hal yang dikaji meliputi
umur, pernah tidaknya trauma, luka terbuka, tindakan operasi khususnya operasi
tulang, dan terapi radiasi.Faktor-faktor tersebut adalah sumber potensial
terjadinya infeksi.
b.Pemeriksaan fisik
10
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek
bila dipalpasi.Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek
sistemik menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takhikardi, irritable,
lemah, bengkak,nyeri,maupuneritema.
c.Riwayat psikososial
a. Pemeriksaan diagnostic
2.Diagnosa Keperawatan
3.Intervensi Keperawatan
11
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
a. Tujuan / Hasil Pasien : 1. Mendemonstrasikan bebas dari nyeri
12
tindakan keperawatan
b. Kriteria Hasil : 1. Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi
13
2.suhu tubuh normal
3.tidak mual
c. Intervensi dan Rasionalisasi Intervensi
Rasionalisasi Mandiri : A) Pantau Suhu tubuh setiap 2 jam
1. Memberikan dasar untuk deteksi Warna kulit , TD, nadi dan hati
pernapasan, Hidrasi (turgor dan kelembapan kulit. Lepaskan pakaian yang berlebihan
2. Pakaian yang tidak berlebihan dapat mengurahi peningkatan suhu tubuh dan dapat
memberikan rasa nyaman pada pasien. Lakukan kompres dingin atau Menurunkan
panas melalui proses kantong es untuk menurunkan konduksi serta evaporasi, dan
kenaikan suhu tubuh. meningkatkan kenyaman pasien.
4.Motivasi asupan cairan untuk memperbaiki kehilangan cairan akibat perspirasi serta
febris dan meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.Kolaborasi : Berikan obat
antipiretik yang sesuai ,Antipiretik membantu mengontrol dengan anjuran
peningkatan suhu tubuh
14
c. Kaji ulang tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat,contoh
nyeri dada tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut.
d. Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, istirahat.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.
b. insomnia berkurang
15
1.Mengkaji
Rasionalisasi perlunya dan Intervensi biasanya dan perubahan yang terjadi berikan
tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misalnya :
a. bantal dan guling Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan
lingkungan baru
b. Cocokkan dengan teman sekamar yang mempunyai pola tidur serupa dan
kebutuhan malam hari
c. Dorong beberapa aktifitas fisik pada siang hari, jamin pasien berhenti beraktifitas
beberapa jam sebelum tidur
d. Aktivitas siang hari dapat membantu pasien menggunakan energi dan siap untuk
tidur malam hari
e. Membantu menginduksi tidur
16
7. Pagar tempat tidur memberikan sesuai indikasi, rendhkan tempat keamanan dan
dapat digunakan tidur bila mungkin untuk membantu merubah posisi Kolaborasi :
Berikan sedatif, hipnotik sesuai
8. Mungkin diberikan untuk membantu indikasi pasien tidur atau istirahat selama
periode transisi dari rumah ke lingkungan baru
a.Tujuan / Hasil Pasien : Tidak terjadi resiko perluasan infeksi yang dialami
17
c. Intervensi dan rasionalisasi:
18
profilaktik sehubungan dengan peningkatan resiko infeksi pada prostatektomi.
19
d. Mamatuhi rencana terapeutik
20
J. Asuhan Keperawatan Kasus
A. Pengkajian
1. BIODATA
Nama : Tn.D
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku / Bangsa : jawa / Indonesia
Pendidikan :-
Ruangan Dirawat : IGD
No Reg : 122 xx xx
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Masuk RS : 1 Maret 2016
Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016
Diagnosa Medis : Osteomelitis
Alamat :
21
2. ASSESMENT
A. Keluhan Utama
Keluhan Saat Masuk RS :
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap pasien didapatkan data, pasien
mengeluh sakit pada lengan atas sebelah kiri, dengan nyeri terasa apabila dipegang
atau diraba, nyeri terasa panas, senut-senut. Dan nyeri terasa pada bagian tungkai
bawah yang mengalami fraktur dengan skala nyeri 7, dan sifatnya sering dan terus
menerus
Keluhan saat Pengkajian :
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap pasien didapatkan data,
sakit pada tungkai bawah dan tidak bisa digerakkan.
22
3. PRIMARY SURVEY
A. Airway
Jalan nafas pasien paten, tidak ada sumbatan pada jalan nafas.Tidak ada
bunyi nafas tambahan saat pasien bernafas.
B. Breathing
Gerakan dada simetris, irama nafas teratur dengan frekuensi nafas 19x/
menit. Tidak terdapat pergerakan retraksi dada saat pasien bernafas.
C. Circulation
Nadi : 100x/menit
TD : 130/90 mmHg
T : 39o c
CRT : ≤ 2 detik
D. Disability
GCS : E4 V5 M5
E4 : membuka mata spontan
V5: terorientasi
M5 : pasien tidak dapat menggerakkan tungkai bawah pasien
Kesadaran Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign :
TD : 130/90 mmHg
N : 100 x/ menit
T : 39o c
RR : 22 x/ menit
GCS : 13
E. Exprosure
Terdapat edema pada lengan kiri atas akibat pasca jatuh dari tangga.
23
4. SECONDARY SURVEY
A. Kepala
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap pasien didapatkan data,
bahwa bentuk kepala pasien mesosefal, kebersihan tidak terkaji karena
pasien mengenakan kerudung.Tidak ada tanda perdarahan pada kepala
pasien.Pasien mengatakan tidak pusing maupun nyeri yang dirasakan pada
kepala pasien.
B. Mata
Kebersihan mata pasien baik, tidak ada kotoran pada mata.Mata nampak
putih jernih, tidak ada tanda ikterik pada mata.Pupil mata pasien bereaksi
terhadap rangsangan cahaya.Lapang pandang dan ketajaman penglihatan
tidak terkaji.
Klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
C. Hidung
Kebersihan hidung pasien baik, tidak ada tanda peradangan dan tidak ada
polip pada rongga hidung.Tidak ada perdarahan antara hidung.Fungsi
penciuman baik pasien dapat membedakan bau alkohol dan minyak kayu
putih.
D. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada cairan yang keluar
dari telinga pasien. Fungsi pendengaran pasien sudah mulai menurun akibat
faktor usia. Pasien tidak teralu mendengar apabila tidak keras saat
berbicara.
E. Mulut
Kebersihan baik, pasien menggosok gigi 2x sehari.Tidak ada problem
menelan.Fungsi bicara masih baik.Fungsi mengunyah dan mengecap sudah mulai
menurun.Pasien mengatakan bahwa pasien menggunakan gigi palsu.
F. Leher
24
Pada pengkajian yang dilakukan terhadap pasien, pada leher pasien tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid maupun pembesaran kelenjar limfe.
G. Dada
Bentuk dada pasien simetris antara kiri dan kanan.Tidak ada suara bunyi
tambahan.Tidak ada nyeri pada dada. Bunyi napas vesikuler dengan irama
regular 22 x/ menit
H. Abdomen
Keadaan permukaan abdomen normal, tidak terdapat lesi maupun
pembengakakan pada daerah abdomen.Fungsi pencernaan dan eliminasi
bagus.Bunyi peristaltik normal.Saat dilakukan perkusi abdomen terdengar
bunyi tympani, dan tidak ada nyeri tekan.
I. Genetalia
Pada pengkajian genetalia tidak terkaji
J. Ektremitas atas dan bawah
Pasien tidak dapat menggerakkan tungkai bawah pasien, dan pasien
mengatakan nyeri pada tunkai
5 1
5
5
Ket :
5 : Mampu melawan tahanan penuh
4 : Mampu melawan dengan sedikit tahan
3 : mampu melawan gravitasi
2 : mampu melawan gravitasi dengan sokongan
1 : teraba adanya kontraksi
5. DATA PENUNJANG
Rontgen
B. Analisa Data
25
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Inflamasi, dan Nyeri kronis
P:nyeri terasa apabiladipegang bengkak,
atau diraba.
Q: nyeri terasa panas, senut-senut
R : nyeri terasa pada bagian
tungkai bawah yang mengalami
fraktur
S : skala nyeri pasien 7
T : nyeri sifatnya sering dan terus
menerus
DO : wajah pasien tampak
meringis,menahan sakit, dan
sering mengeluh tentang
sakitnya.
TD : 130/90 mmHg
N: 100x/ menit
T : 39o c
RR: 22 x/ menit
DS : Pasien mengatakan nyeri, Nyeri, alat Kerusakan mobilitas
tidak nyaman pada tungkai imobilisasi dan fisik
bagian bawah. keterbatasan
P : nyeri terasa apabila dipegang menahan berat badan
Q : nyeri terasa panas, senut-
senut
R : nyeri terasa pada bagian
tungkai bawah yang mengalami
fraktur
S :skala nyeri 7
26
T : nyeri sifatnya sering dan terus
menerus
DO : terdapat penebalan
periosteum,bone
resorption,sclerosis sekitar
tulang.
TD : 130/90 mmHg
N: 100 x/ menit
T : 39o c
RR: 22 x/ menit
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis b.d infalamasi dan pembengkakan
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d Nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan
menahan berat badan.
B. Intervensi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N DATA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O
1 Nyeri b.d Setelah dilakukakn 1. Kaji skala nyeri dengan 1. Nyeri merupakan respon
rosesinflamasi tindakan Keperawatan skala 0-4 subyektif yg dapat dikaji
dan selama 24 jam, dengan 2. Ajarkan relaksasi : teknik dengan skala nyeri
pembengkaka kriteria hasil : ini mengurangi 2. Teknik ini melancarkan
n Nyeri keteganganotot rangka yg peredaran darah sehingga
berkuranghilangatau dapat menguranginyeri kebutuhan O2 pd jaringan
teratasi dan suhu tubuh 3. Ajarkanmetode distraksi terpenuhi dan nyeri
kembali normal. selama nyeri kronis. berkurang
4. Kolaborasi pemberian 3. Mengalihkan perhatian
analgesik. klien terhadap nyeri ke hal
27
hal yg menyenangkani.
4. Analgesik memblok
lintasan nyeri sehingga nyeri
berkurang
2 Kerusakan Setelah dilakukakn 1. Kaji derajat imobilitas 1. Pasien mungkin dibatasi
mobilitas fisik tindakan keperawatan yg dihasilkan oleh cedera oleh pandangan
b.d Nyeri, alat selama 24 jam, dengan 2. Dorong partisipasi pada diri/presepsi diri tentang
imobilisasi kriteria hasil : aktifitas keterbatasan fisik
dan Pasien mampu terapeutik/rekreasi aktual,memerlukan
keterbatasan mempertahankan posisi 3. Bantu/dorong perawatan informasi.
menahan berat fungsioal dan diri/kebersihan (misal 2. Memberikan kesempatan
badan. menunjukkan teknik mandi, mencukur, sikat untuk mengeluarkan
aktivitas gigi energi, memfokuskan
4. Kolaborasi dengan dokter kembali
dalam pemberian analgesic perhatian,,meningkatkan
rasa kontrol diri/harga diri
dan membantu
menurunkan isolasi
sosial.Analgesik
mengurangi nyeri.
3. Meningkatkan kesehatan
diri
4. Mengurangi gangguan
mobilitas fisik
28
1 Nyeri b.d inflamasi 1. Mengkaji skala nyeri S: Pasien mengatakan nyeri
dan pembengkakan ( skala nyeri 4 dari 5) nya berkurang saat
2. Memberikan posisi relaks pada beberapa saat setelah
pasien. (posisi fowler ) diberikan obat anti nyeri
3. Mengajarkan teknik distraksi O : Posisi pasien fowler
dan relaksasi ( dengan cara nafas Pasien diberikan obat anti
dalam dan distraksi imaginary) nyeri
4. Mengolaborasikan pemberian TD : 130 / 90
analgesic dengan dokter. N : 100x/ menit
( pemberian obat anti nyeri RR : 22x/menit
suppositoria profenid T : 39O
ketoprofen) A : Masalah T
Sebagian
P : Lanjutkan Inte
1, 4, 5
2. Kerusakan mobilitas 1. Mengkaji skala nyeri ( skala S : Pasien mengatakan
fisik b.d Nyeri,alat nyeri 4 dari 5) nyeri berkurang dan
imobilisasi dan 2. Memberikan kompres hangat bengkak terlihat mula
keterbatasan pada lokasi edema (tunkai berkurang.
menahan berat badan bawah) O : Edema berkurang
3. Mengajarkan teknik distraksi TD : 130 / 90
dan relaksasi ( dengan cara nafas N : 100x/ menit
dalam dan distraksi imaginary) RR : 22x/menit
4. Mengolaborasikan pemberian T : 36O
analgesic dengan dokter. A : Masalah Teratasi Sebag
( pemberian obat anti nyeri P : Lanjutkan Intervensi
suppositoria profenid
ketoprofen)
29
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Osteomielitis merupakan infeksi tulang ataupun sum-sum tulang, biasanya
disebabkanoleh bakteri piogenik atau mikrobakteri. Osteomielitis bisa mengenai
30
semua usia tetapi umumnyamengenai anak-anak dan orang tua. Oteomielitis
umumnya disebabkan oleh bakteri, diantaranyadari species staphylococcus dan
stertococcus.Selain bakteri, jamur dan virus juga dapatmenginfeksi langsung melalui
fraktur terbuka. Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus ,radius dan ulna
bagian proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulangyang
paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena merupakan tulang yang banyak
vaskularisasinya
B. Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman sesama
mahasiswa. Selain itu penyakit osteomilitis ini sangat berbahaya dan kita sebagai host
harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.
31
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. Davey,
Patrick.2005.At A Glance Medicine.Jakarta : Erlangga. Harrison. 1999. Prinsip-
Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC. Helmi, Zairin Noor. 2012. Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika King R., 2004, Osteomyelitis,
Emedicine.Com, Inc. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aesculapius. Reeves, Charlene J. 2001.Keperawatan Medical Bedah. Jakarta:
Salemba Medika. UMY. Pamela L. 2001. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta:
EGC. Risnanto, 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
Muskuloskeletal. Deepublish : Yogyakarta
32