Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH FAKTOR MOTIVASI PETERNAK TERHADAP SEKALA

USAHA TERNAK KAMBING DI KABUPATEN PANGANDARAN

USULAN PENELITIA

Oleh :
EDI SUTARDI
1705030018

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
TASIKMALAYA
2021
l. PENDAHULUA

Latar Belakan

Pembangunan agribisnis berbasis peternakan dianggap mampu memberikan


peningkatan pendapatan bagi peternak rakyat yang relatif lebih tinggi dan
menciptakan daya saing global dengan produk peternakan. Peternakan rakyat
memiliki potensi untuk dikembangkan karena mampu memenuhi kebutuhan
konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia. Namun populasi ternak lokal
masih perlu dikembangkan, perlu adanya upaya untuk mendorong peternak rakyat
sehingga populasi ternak lokal mampu bersaing ditingkat global.
Salah satu komoditas peternakan yang memiliki peranan penting untuk
memberikan kontribusi langsung ke masyarakat ialah ternak kambing. Ternak
kambing ialah salah satu ternak yang tergolong ke dalam ruminansia kecil yang
memiliki manfaaat sangat tinggi bagi masyarakat. Selain penghasil daging dan
susu yang baik ternak ini juga menghasilkan pupuk organik yang tergolong bagus
dan berkualitas tinggi. Ternak kambing juga punya keungulan tersendiri dimana
cara pemeliharaannya yang relatif mudah dibandingkan ruminansia lainnya.
Selain itu beternak kambing juga tidak memerlukan modal yang cukup besar.
Secara teoritis, ternak kambing dapat menghasilkan 6-9 anak setiap dua taun.
Reproduksi kambing juga dipengaruhi oleh tingkat kecukupan gizi yang ada.
Kabupaten pangandaran memiliki potensi wilayah yang sangat baik untuk
mengembangkan peternakan khususnya ternak kambing yang dimana daerah ini
tergolong subur dengan berbagai macam tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai
bahan pakan ternak. Akan tetapi data populasi ternak kambing yang ada di
kabupaten pangandaran hanya mencapai 12,000 ekor pada tahun 2020 (Dinas
peternakan Kabupaten Pangandaran), dengan angka populasi tersebut masih
tergolong sedikit untuk cakupan kabupaten dibandingkan dengan daerah lain jelas
berbeda jauh angka populasi yang ada di Kabupaten Pangandaran ini. Supaya
populasi yang ada bisa bertambah dengan signifikan perlu adanya peran
pemerintah daerah. Pemerintah daerah perlu menetapkan kebijakan
pengembangan ternak kambing sehingga populasi mampu meningkat dan mampu
memenuhi kebutuhan daging dan susu di Kabupaten Pangandaran. Peternak
kambing di Kabupaten Pangandaran rata-rata adalah peternak kecil dengan
kepemilikan rata-rata 2-4 ekor kambing jumlah ini masih sangat kecil karena
peternak tidak mengembangkan sekala usahanya. Hal ini berdampak pada
pendapatan, maka perlu dilakukan faktor yang dapat mempengaruhi sekala usaha
dan pendapatan salah satunya adalah faktor motivasi yaitu antara lain peranan
pemerintah, nilai ekonomi ternak kambing, modal dan pakan.
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti penggerak atau daya
dorongan. Motivasi mempersonalkan bagai mana menjadi daya penggerak gairah
kerja seseorang, supaya mau bekerja keras dengan memberikan semua
keterampilannya yang dia bisa untuk mengwujudkan suatu tujuan tertentu.
Motivasi itu sendiri haruh bisa dijadikan acuan yang bersifat membangun supaya
masyarakat yang ingin menjalankan usaha peternakan ini bisa berkembang secara
signifikan. Akan tetapi motivasi yang kuatpun tidak cukup untuk meningkatkan
sekala usaha agar bisa cepat berkembang dengan lancar dan pesat, han ini harus
diikuti dengan tekad, pengalaman, ilmu dan modal yang kuat agar usaha yang
diinginkan bisa berjalan dengan lancar. Akan tetapi ada beberapa faktor
penghambat lainnya seperti pendapatan masyarakat yang kecil, daya beli
masyarakat, dan faktor lingkungan itu sendiri. Selain itu faktor modal dan pakan
juga sangan berpengaruh terhadap sekala usaha ternak kambing.
Modal sangatlah penting terhadap keberlangsungannya usaha ternak kambing
yang akan dijalankan baik secara kelompok ataupun mandiri, dengan adanya
modal yang cukup maka usaha yang dijalankan akan berjalan dengan lancar dan
bisa berkembang. Akan tetapi permodalan yang dijalankan didaerah pedesaan
pada umumnya masih modal perseorangan dan terbatas. Lembaga seperti
perbankan masih belum terlalu percaya kepada peternak karna belum memenuhi
persyaratan perbankan.
Pakan merupakan komponen utama di dalam ekonomi usaha, karena diperki
rakan dapat menyumbang biaya 50–60% dari total biaya produksi (Devendra dan
Sevilla, 2002). Pakan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi
produktivitas ternak. Kondisi pakan (kualitas dan kuantitas) yang tidak mencukupi
kebutuhan, menyebabkan produktivitas ternak menjadi rendah, antara lain
ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang lambat dan bobot badan rendah. Pakan
yang digunakan dipeternak rakyat masihlah pakan yang diambil dari hutan dan
langsung diberikan kepada ternak secara langsung baik itu bagus untuk ternak
tersebut ataupun tidak. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka perlu
dilakukan penelitian tentang Pengaruh faktor motivasi peternak terhadap sekala
usaha ternak kambing di kabupaten Pangandaran, agar dapat dijadikan acuan
penyusunan kebijakan pemerintah daerah untuk pengembangan ternak kambing di
Kabupaten Pangandaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan


permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah

Apakah terdapat pengaruh antara faktor motivasi ( peranan pemerintah, nilai


ekonomi ternak kambing, modal dan pakan ) terhadap sekala usaha ternak
kambing di Kabupaten Pangandarann baik secara parsial maupun simultan.

1.1 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini yaitu faktor motivasi ( peranan pemerintah,
nilai ekonomi ternak kambing, modal dan pakan ) berpengaruh terhadap sekala usaha
ternak kambing di Kabupaten Pangandaran.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peternak
dalam memelihara ternak kambing di kabupaten pangandaran.
2. Mengetahui peranan pemerintah, nilai ekonomi dan permintaan ternak
kambing di kabupaten panagandaran.

1.3 Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan pengetahuan bagi peneliti mengenai faktor-faktor
motivasi peternak yang mampu mempengaruhi sekala usaha dan
pendapatan ternak kambing.
2. Sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah dan masyarakat
khususnya peternak kambing di kabupaten Pangandaran.
ll. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umun Tentang Ternak Kambing

Ternak kambing ialah ternak yang tergolong kedalam ruminantsia kecil,


ternak ini relatip mudah untuk dipelihara dan melihat dari sipat alamiahnya
sangat cocok untuk dikembangbiakan didaerah pedesaan yang sebagian besar
penduduknya ialah petani yang pada umumnya berpenghasilan rendah.
Ternak kambing sendiri memiliki sifat yang dapat beranak kembar dan cara
pemeliharaannyapun lebih sederhana dibandingkan dengan ternak ruminansia
besar. Ternak kambing sendiri emiliki nilai ekonomis yang lumayan besar,
Ternak kambing memiliki karakteristik yang tidak jauh beda dari domba.
Namun ada sedikit perbedaan jika kita amati. Perbadaan kambing sama
domba ialah pada pola hidup dan pola makan, Kambing cendrung
menyendiri, jarang bergerombol dan pakan yang dimakannyapun lebih
kehijauan yang menggantung , sedangkan domba sebaliknya. Disamping itu,
kambing memiliki kemampuan untuk memakan lebih banyak jenis hijauan
dibandingkan domba (Dwiyanto, 2003).

Usaha peternakan kambing memiliki beberapa karakteristik pendukung


dan penghambat yang telah di jelskan oleh (Sodiq dan Abidin 2008) sebagai
berikut :

a. Modal awal relatip lebih kecil dibandingkan dengan ternak ruminansia


besar, seperti sapi dan kerbau. Sehingga usaha peternakan kambing
relatip lebih terjangkau oleh masyrakat yang berpenghasilan kecil.

b. Tehnik pemeliharaan tergolong mudah dan tidak terlalu membutuhkan


tempat yang terlalu luas, selain itu, usaha peternakan kambing sekalah
kecil dan menengah tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja yang
banyak diluar keluarga.

c. Perkembang biakan relatip cepat dibandingkan dengan ternak


ruminansia besar yang hanya beranak satu per kelahiran sedengankan
kambing bisa beranak dua sampai tiga per kelahiran.

d. Pada umumnya ternak kambing dijadikan sebagai ternak potong,


tetapi kini mulai berkembang denagan menjadikannya penghasil susu
yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

e. Hasil dari ikut pemotongan kambing bisa mendapatkan bahan baku


industri yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai berikut :

1) Kulit digunakan untuk bahan baku pembuatan jaket, sepatu, tas


dan aneka barang lain nya

2) Tulang dan tanduk nya digunakan sebagai bahan kerajinan dan


bahan pembuatan lem.

Berapa faktor penghambat usaha peternakan kambing adalah :

a. Semakin sedikitnya minat petani untuk beternak kambing, karena


lahan pertanian yang dimiliki semakin sedikit dikarnakan banyak yang
digunakan sebagai pemukiman dan pembangunan.

b. Secara alamiahnya kambing memiliki bau yang khas yaitu brengus,


sehingga ada sebagian yang tidak menyukai daging dan susunya
padahal untuk sekarang ini sudah banyak teknologi dan cara
pemotongan yang benar.

c. Ada anggapat benar salahnya bahwa daging kambing mengandung


kadar kolestrol yang tinggi, sehingga tidak baik bagi yang pempunyai
penyakit darah tinggi. Padahal diamerika telah berubahnya
pengkonsumsi daging, karena telah dilakukan penelitiam dan telah
dipublikasikan, diOklahoma. Jika sebelum nya masyarakat lebih
banyak mengkonsumsi daging sapi. Berubah menjadi mengkonsumsi
daging ayam dan ikan, sedangkan daging kambing dijadikan
alternative sebagai pilihan dikarnakan memiliki 50-60% lemak lebih
rendah dari daging sapi atau domba. Begitu juga dengan kadar lemak
jenuhnya.
Untuk mendirikan peternakan kambing yang baik harus
mempertimbangkan beberapa hal :

Mennurut Sarwono, (2007) memilih kambing bakalan atau bibit yang


baik,sehat dan bagus.
a. Membuat kandang yang baik untuk ternak tersebut supaya nyaman
b. Harus sanggup untuk menyediakan pakan yang berkualitas dan
setiap hari bisa mencukupi kebutuhan kambing tersebut
c. Mengatur penggemukan dan pengembangbiakan
d. Memanajemen bioscuritynya

2.2 Motivasi beternak kambing

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti penggerak atau daya

dorongan. Motivasi mempersonalkan bagai mana menjadi daya penggerak


gairah kerja seseorang, supaya mau bekerja keras dengan memberikan semua
keterampilannya yang dia bisa untuk mengwujudkan suatu tujuan tertentu.
Motivasi jadi sangatlah penting karna dengan motivasi seseorang bisa jadi
semangat untuk bekerja keras supaya tercapai suatu produktifitas yang tinggi.
Motivasi sebagai pendorong, stimulus untuk bertindak. (Hambali, 2005)

Menurut Amrullah, (2002) mengatakan bahwa perilaku pengambilan


keputusan didorong oleh beberapa faktor seperti faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi faktor ekonomi, kebutuhan, pengalam dan
lain sebagainya.Sedangkan faktor eksternal meliputi harga,tempat, promosi,
distribusi dan lain sebagainya.

Menurut hambali, (2005) mengatakan bahwa motivasi menjadi pendorong


moral, kedisiplinan dan prestasi kerja dalam beternak kambing. Tingkat
motivasi ditiap-tiap peternak berbeda-beda. Peternak yang mempunyai
motivasi tinggi diutamakan akan pekerjaan dan akan bekerja dengan
sungguh-sungguh dan akan bertanggung jawab. Ada tiga kebutuhan-
kebutuhan tersebut antara lain : (1) kebutuhan akan keberadaan, (2)
kebutuhan berhubungan, dan (3) kebutuhan untuk berkembang. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut dapat dianggap sebagai alat untuk mengenergi, atau
pemicu-pemicu yang menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi perilaku.

1.3 Faktor Peranan pemerintah


Peternakan didaerah kabupaten Pangandaran, supaya bisa mengikuti
permintaan akan daging baik pada tingkat regional maupun nasional, dengan
demikian perlu adanya suatu peraturan pemerintah daerah yang bisa dijadikan
pertimbangan untuk mencapai permintaan dengan cara menerapkan pola
pemeliharaan intensif, Pola pemeliharaan ini adalah alternatif yang paling
baik ditempuh. Hal ini berarti para petani klompok harus dibina pengelolaan
ternak secara lebih efisien baik dari kontrol pemeliharaannya maupun
produksinya,
Kendala yang menghambat perkembangan disektor agribisnis didaerah
adalah masih rendahnya pendapatan masyarakat dipedesaan, trutama yang
bekerja disektor peternakan, karena sosok usaha mereka kurang prasarana dan
terbatas jangkauan pemasarannya. Akibatnya kemampuan untuk membeli
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melaksanakan usaha ternak juga
masih rendah. meskipun selama ini ada diantara mereka yang dapat
menikmati bantuan lunak dari pmerintah, seperti kredit usaha tani (KUT),
Padahal disisi lain terlihat bahwa perkembnagan investor peternakan diderah
masih jauh ketinggalan. Ditinjau dari beberapa aspek pendanaan dari
perbankan dan pengusaha, ternyata investasi dibidang peternakan kurang
diminati oleh penggusaha karena pada umumnya yang mereka tau resiko
kegagalannya lebih besar dan ketidak pastian yang masih tinggi dan tingkat
keuntungannyapun masih rendah (Rivani, 2004).

2.4 Faktor Nilai ekonomis ternak kambing

Menurut Rivani, (2004) Menyatakan Beternak kambing akan mendapatkan


keuntungan yang relatip cepat dikarnakan perkembang biakan dan
pembesarannya yang tergolong cepat ketimbang ruminansia besar. Selain itu
tidak memerlukan modal yang cukup besar dan cara pemeliharaannyapun
tergolong mudah. Hal tersebut sangan di dukung oleh keadaan-keadaan di
desa sidamulih kab Pangandaran. Dimana daerah ini memiliki macam-macam
tanaman yang dapat di manpaatkan untuk pakan ternak tersebut.

Ternak kambing sendiri memiliki banyak nilai ekonomis selain di jual


secara satuan ternak hidup, ternak kambing juga dapat di jual dengan cara di
jual dagingnya. Faktor yang sangat penting adalah sebaian orang banyak
yang menyukai daging kambing, Juga banyak masakan-masakan yang behan
dasar nya daging kambing. Kulit kambing banyak di cari di karnakan untuk
bahan pembuatan sepatu, tas, dan yang lainnya. Susu kambing dapat di
minum dan banyak sekali manpaatnya salah satunya meredakan rasa sakit
dari penyakit maag. dan kotoran kambing semua orang pasti banyak yang
mengetahui kegunaannya yang di jadikan sebagai pupuk buat tanaman
(Muljana, 2001).

Menurut Suwarno, (2007) menyatakan ternak di Indonesia dijadikan


sebagai tabungan, penghasil pupuk kandang, daging, susu, dan kulit serta
untuk meningkatkan setatus sosial pemiliknya. Pemeliharaan kambing di
lakukan sebagai usaha sambilan atau tambahan penghasilan keluarga, juga
dapat di jadikan sebagai mata pencaharian.

Faktor yang mempengaruhi motivasi peternak yang melakukan


pemeliharaan ternak kambing sebagai usaha yaitu nilai ekonomis dari ternak
kambing tersebut. Bagi peternak kambing di daerah tersebut, ternak kambing
sebagai salah satu nilai ekonomis yang menjadi sumber pendapatan, investasi
(tabungan) artinya pada saat peternak memerlukan uang meka mereka dapat
menjual baik ke pengepul, peternak lain atau ke kongsumen langsung. Selain
itu kotoran yang ada di kandang dapat di gunakan sebagai pupuk buat
pertanian mereka, khususnya di kebun dan masih banyak lagi nilai ekonomis
dari ternak kambing tersebut. (Rivani, 2004)

2.4 Faktor modal


Salah satu pranata yang diperlukan untuk pengembangan usaha

peternakan kambing adalah dukungan permodalan yang memadai.

Ketersediaan modal dalam pembiayaan usaha peternakan memiliki

peranan yang sangat penting sumber modal untuk usaha ternak

kambing oleh peternak (Ginting, 2009). Bahwa dalam usaha ternak

kambing, modal awal yang dibutuhkan relatif lebih kecil dibandingkan

dengan ternak besar, seperti sapi dan kerbau sehingga usaha

peternakan kambing relatif lebih terjangkau oleh masyarakat bermodal


kecil (Sodiq dan Abidin 2008).

2.5 Faktor pakan

Pakan sangatlah penting bagi ternak kambing yang akan

dikembang biakan, baik dilihat dari sudut nutrisi merupakan salah satu

unsur yang sangat penting untuk menunjang perkembangan dan

pertumbuhan ternak. Pakan yang sangat esensial untuk ternak

kambing sangatlah baik supaya ternak kambing mampu melaksanakan

kegiatan serta fungsi proses ilmiah tubuh secara normal. Pada batas

minimal, pakan pada ternak kambing berguna untuk mensetabilkan

jaringan tubuh dan membuat energi di dalam tubuh ternak, sehingga

mampu melakukan peran metabolism.

Kambing merupakan ruminansia yang efisiensi dalam

mencerna serat kasar, kambing sendiri dapat mengkonsumsi bahan

kering yang relatip banyak yaitu 5-7 % dari berat badannya. Selain itu

ternak kambing dapat mengkonsumsi pakan yang tidak bisa dimakan

oleh ternak ruminansia lainnya. Disamping itu pakan yang dimakan

oleh ternak kambing ialah daun dauanan yang tergolong ke dalam

tumbuhan legume. Sarwono, (2007) mengemukakan pakan sangat

dibutuhkan oleh kambing untuk tumbuh dan berkembang biak, pakan

yang sempurna mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak,

air, vitamin dan mineral..


III METODE PENELITIAN DAN ANALISIW

3.1 Waktu dan tempat

3.2 Jenis penelitian


Penelitian ini adalah penelitian social ekonnomi, yaitu salah satu
jenis penelitian yang secara langsung turun ke lapangan, serta melakukan
pengujian hipotesis dalam melakukan usaha ternak kambing di kabupaten
pangandaran, serta faktor yang mempengaruhinya yang pada penelitian ini
akan di lakukan penelusuran langsung kepeternak.

3.3 Populasi dan sampel


Melihat peternakan kambing di Kabupaten Pangandaran yang
tergolong sedikit maka pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel
yang dapat diwakili populasi yang berjumlah 135 peternak yang terdapat
ditiga Kecamatan diantaranya 55 peternak di kecamatan Parigi, 35 peternak
di Kecamatan Cigugur dan 45 peternak di Kecamatan Cijulang. Pengambilan
sampel dari tiga kecamatan ini dilakukan dengan sengaja, dengan
pengambilan sampel yang terdapat tiga kecamatan yang termasuk ke dalam
jumlah populasi yang paling sedikit di kabupaten pangandaran. Setelah
mengetahui jumlah populasi maka dapat di ketahui jumlah sampel yang akan
digunakan. Penghitungan jumlah sampel dengan menggunakan metode
slovin dalam Umar (2001) adalah sebagai berikut :
N
n=
1+ N (e) ²

Dimana :
n = Jumlah Sampel

N = Jumlah populasi

e = Tingkat Kelonggaran (10%)

Sehingga diperoleh jumlah Sampel

135
n= 2
1+135 ( 0,1 )
135 135 135
n= = =
1+135(0,01) 1+1,35 2,35
n = 57,4 = 57

Untuk mendapatkam sampel peternak kambing ditiap kecamatan yang ada


di Kabupaten Pangandaran secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Jumlah peternak
𝑥 Jumlah sampel = Jumlah sampel setiap Desa
Jumlah Populasi

55
Kecamatan Parigi = x 57=23 peternak
135

35
Kecamatan Cigugur = x 57=15 peternak
135

45
Kecamatan Cijulang = x 57=19 peternak
135

Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara (Simple Random
Sampling) yaitu cara pengambilam sampel populasi dilakukan secara acak tanpa
mempertimbangkan srata atau sedikit banyaknya populasi tersebut.

3.4 Tektik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan langsung terhadap peternak kambing di Kecamatan
parigi,cijulang dan cugugur yang terletak di Kabupaten Pangandaran.
2. Wawancara yaitu cara pengumpulan data yang melakukan interview
secara langsung terhadap peternak kambing di Kabupaten
Pangandaran, yang lebih tepatnya dilakukan ditiga kecamatan.

3.4 Jenis dan sumber data

Jenis data yang dgunakan pada penelitian ini adalah yaitu :


1.

Anda mungkin juga menyukai