Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PEMBELAJARAN SKI DI MADRASAH DAN SEKOLAH

Tentang

PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN SKI

Disusun oleh :
Kelompok 6
Khairil Mustafa : 1814010101
Yulia Citra : 1814010131
Al Habib : 1814010144
Sri Maryati : 1814010151

Dosen pembimbing :
Dr Awida M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI-D)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1442 H / 2021M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan semesta alam yang telah menurunkan Al-
Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi
seluruh umat manusia. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an sehingga dapat membawa
manusia dari zaman kejahiliaan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Alhamdulillah kami bersyukur kepada Allah swt. Karena berkat hidayah-Nya


kami dapat menyelesaikan penulisan makalah "Pembelajaran SKI Di Madrasah
Dan Sekolah” mengenai " PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN SKI " melalui
beberapa tahap dan proses meskipun belum sempurna.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan dan


manfaat bagi mahasiswa dalam proses belajar. Kami menyadari bahwa tak ada gading
yang retak, sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
senantiasa kami harapkan untuk perbaikan dimana yang akan datang. Semoga
makalah ini bermanfaat dan mendapatkan Ridha Allah swt.

Padang, 11 April 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................1
C. TUJUAN .......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2

A. PENGERTIAN PAIKEM……………….........................................................2
B. JENIS JENIS PAIKEM…………. ................................................................9
C. IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM MATA PEMBELAJARAN SKI.......11

BAB III PENUTUP .................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yang melandasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan(PAKEM) antara lain filsafat Konstruktivisme yang menekankan
agar pesertadidik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau
pengalamanawal yang telah dimiliki peserta didik. Harapannya mereka mampu
membangunmakna bagi fenomena yang berbeda. (Lihat Paul Suparno). Di
samping itu, jugafilsafat Pragmatisme yang menekankan agar dalam
pembelajaran peserta didiksebagai subyek yang aktif, sementara guru sebagai
fasilitator.
Sekurang-kurangnya dua filsafat pendidikan tersebut yang melandasi
pembelajaran model PAKEM. Tujuannya dengan pembelajaran yang aktif,
kreatif,efektif, dan menyenangkan daya serap peserta didik terhadap bahan ajar
meningkat sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian PAIKEM?
2. Apa saja Jenis Jenis PAIKEM?
3. Bagaimana Implementasi PAIKEM Dalam Mata Pelajaran SKI?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian PAIKEM
2. Untuk Mengetahui Jenis Jenis PAIKEM
3. Untuk Mengetahui Implementasi PAIKEM Dalam Mata Pelajaran SKI

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian PAIKEM
Pembelajaran PAIKEM ialah salah satu dari strategi yang dapat diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena bidang
gerapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) pengorganisasian materi
pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan
(3) mengelola pembelajaran sebagaimana dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran
selama ini, sepeti Reigeluth dan Merill yang telah meletakkan dasar-dasar
instruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran.1
1. Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa


dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran ini
menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran bukan
pada dominasi guru dalam penyampaian materi pelajaran. Jadi pembelajaran
akan lebih bermakna bila siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru berperan
sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan kemampuannya didalam dan
diluar kelas.2

2. Pembelajaran yang Aktif


Konsep pembelajaran aktif bukanlah tujuan dari kegiatan
pembelajaran, tetapi merupakan salah satu dari strategi yang digunakan untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini adalah
memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang
kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar. Sementara siswa sebagai
peserta belajar yang harus aktif. Dalam proses pembelajaran yang aktif itu,

1
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 10
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2016), h. 323-324

2
terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru
atau siswa dengan sumber belajar lainnya.
Dalam suasana pembelajaran yang aktif, siswa tidak terbebani secara
perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi
mereka saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka
sama sekali tidak terjadi. Dengan strategi pembelajaran aktif ini diharapkan
akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga
pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.3 Menurut
Taslimuharrom, sebuah proses belajar dikatakan aktif (active learning) apabila
mengandung :
a. Keterlekatan pada tugas(commitment)
Hendaknya bermanfaat bagi siswa, dengan kebutuhan siswa dan bersifat
keterkaitan dengan kepentingan pribadi
b. Tanggung jawab (responbility)
1) Memberikan wewenang pada siswa untuk bertanya
2) Guru lebih banyak mendengar dam Menghargai ide-ide siswa dan
memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk mengambil
keputusan sendiri.
c. Motivasi (motivation)
Artinya Guru mendorong siswa untuk aktif mencari, menemukan dan
memecahkan masalahnya sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga
tidak seperti orang yang menuangkan air kedalam air. Misalnya :
1) Di satu sisi, guru aktif :
a) Memberikan umpan balik
b) Mengajukan pertanyaan yang menantang
c) Mendiskusikan gagasan siswa
2) Disisi lain siswa aktif :
a) Bertanya
b) Mengemukakan gagasan
c) Mendiskusikan gagasan orang lain dengan gagasanya sendiri. 4

3
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h.10
4
Hartono, PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Bandung: PT
Remaja Roskadarya, 2008), h. 163

3
3. Pembelajaran yang Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan strategi pembelajaran yang
mendorong aktivitas belajar. Maksud inovatif disini ialah dalam kegiatan
pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai
fasilitas belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. Dalam strategi
pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja tergantung pada materi
pembelajaran yang ada pada buku, tapi dapat mengimplementasikan hal-hal
baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang
sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui aktivitas belajar yang
dibangun melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk
memperdalam hal-hal yang dia pelajari.
Bagi guru yaitu untuk menerapkan temuan-temuan terbaru dalam
pembelajaran, dan bagi siswa yaitu siswa tidak akan buta tentang teknologi
yang ada sekarang ini. Jika pembelajaran inovatif ini berjalan dengan baik
disekolah, maka dapat dipastikan bahwa semboyan sekolah sebagai pusat
pengembangan kebudayaan benar-benar terwujud.
Misalnya:
Disatu sisi, guru berindak inovatif dalam hal :
a) Menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan bermartabat
b) Menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya yang baru
c) Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan
d) Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran
Disisi lain, siswa pun juga bertindak inovatif dalam arti:
a) Mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku
b) Berupaya mencari bahan /materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan
c) Menggunakan perangkat teknonologi yang maju dalam proses belajar.
Ada beberapa asumsi ataupun pemikiran tentang pembelajran inovatif
ini diantaranya:
a. Proses belajar
1) Belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi juga mengimplikasikan
pembelajaran
2) Anak belajar dari mengalami.
3) Proses belajar dapat mengubah struktur otak.

4
b. Transfer belajar
1) Siswa belajar dan mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain.
2) Keterampilan dan pengetauan itu diperluas dari konteks yang terbatas.
3) Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana dia
menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
c. Siswa sebagai pembelajar
1) Manusia mempunyai kecendrungan untuk belajar dalam bidang
tertentu, dan seorang anak mempunyai kecendrungan untuk belajar
dengan cepat hal yang baru.
2) Peran dewasa membantu menghubungkan antara yang baru dan yang
sudah diketahui.
3) Tugas guru memfalitasi agar infomasi baru bermakna, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide
mereka sendiri, dan menyandarkan siswa untuk menerapkan strategi
mereka sendiri.
d. Pentingnya lingkungan belajar
1) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belaajar yang berpusat pada
siswa.
2) Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan
pengetahuan baru mereka.
3) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses
penilaian yang benar.
4) Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu
penting.5
4. Pembelajaran yang Kreatif
Pembelajaran yang kreatif juga sebagai salah satu strategi yang
mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari.
Pembelajaran kreatif juga sangat penting dalam rangka pembentukan generasi
yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya
dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

5
Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), h.10-11

5
Pembelajaran kreatif mempunyai tujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Dengan demikian guru juga harus kreatif dan
siswa dapat mengembangkan kreativitasnya. Kreativitas maksudnya
kemampuan untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi
baru berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan menghasilkan karya cipta yang
diperoleh melalui pengetahuan atau pengalaman hidup serta mampu
memunculkan ide-ide kreatif yang inovatif. Disinilah esensi pembelajaran
yang kreatif perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran di Indonesia.
strategi mengajar untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah
sebagai berikut:
a. Memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan
pengetahuan baru.
b. Bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa
c. Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa.
d. Penekanan pada proses, bukan penilaian hasil akhir para siswa
5. Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang
diterapkan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar, dimana
dia telah membawa sejumlah potensi lalu dikembangkan melaui kompetensi
yangbtelah ditetapkan, dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar dapat
dicapai siswa dengan baik atau tuntas.
Dalam menerapkan strategi ini, tentu tujuan yang akan disusun dalam
kompetensi dasar, indikator dan tujuan perlu mempertimbangkan karakteristik
siswa. Untuk itu sebelum strategi ini digunakan, terlebih dahulu siswa
dianalisis karakteristiknya berupa analisis minat bakat, kemampuan awal atau
motivasi belajar siswa hingga gaya belajar mereka. Hasil analisis digunakan
untuk dasar menetapkan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran.
Pembelajaran akan kondusif jika strategi ini menyangkut tujuan yang
disusun berdasarkan kemampuan siswa, pemilihan materi yang tepat benar-
benar menunjang tujuan, penetapan metode sesuai dengan karakter siswa,
penggunaan media yang tepat serta evaluasi yang tertuju pada tujuan. Namun

6
pada akhirnya tetap terpulang pada bagaimana peran seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang menyenangkan guru tidak membuat siswa
takut salah dan dihukum, takut ditertawakan teman-teman, takut dianggap
sepele oleh guru atau teman. Disisi lain, pembelajaran yang menyenangkan
dapat membuat siswa: berani bertanya, berani mencoba/berbuat, berani
mengemukakan pendapat/gagasan dan berani mempertanyakan gagasan orang
lain.6
Guru menjadi pengajar yang efektif, karena:
a. Menguasai materi
b. Mengajar dan mengarahkan dengan memberikan contoh
c. Menghargai siswa dan memotivasi siswa
d. Memahami tujuan belajar
e. Mengajarkan ketrampilan pemecahan masalah
f. Menggunakan metode yang bervariasi
g. Mengajarkan cara mempelajari sesuatu
h. Melaksanakan penilaian yang tepat dan benar.
Siswa menjadi pembelajar yang efektif, dalam arti :
a. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan atau kompetensi yang diperlukan
b. Mendapat pengalaman baru yang berharga.7
6. Pembelajaran yang menyenangkan/menarik
Pembelajaran yang menarik itu indikatornya, membuat siswa makin
lama dia belajar maka makin ada ketertarikan untuk mendalami suatu
pembelajaran, dan dia semakin menguasai suatu pembelajaran. Strategi
pembelajaran yang menarik itu tidak akan berjalan tanpa dibarengi dengan
penyiapan suasana pembelajaran yang mendorong siswa akan memperdalam
apa yang dia pelajari serta rasa percaya diri pada anak.
Untuk menjadi efektif maka seorang guru harus menjadi fasilitator
bagi siswanya. Artinya guru menyediakan situasi dan suasana agar
pembelajaran itu berjalan dengan baik. Dalam kaitan inni hal yang perlu
disiapkan oleh guru ialah: (1) media pembelajaran disispakan dengan baik. (2)
6
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h.13-14
7
Rusman, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010), h.326

7
lingkungan belajar di setting sesuai objek materi yang dipelajari. (3) metode
pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar,
sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan. (4)
siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani.8
Pengaplikasian strategi yang menyenangkan yaitu dengan menciptakan
lingkungan kelas yang dapat mempengaruhi kemampuan sisiwa untuk
berfokus dan menyerap informasi, meningkatkan pemahaman melalui gambar
poster ikon yang dapat menampilkan isi pelajaran secara visual, menggunakan
poster animasi lucu dan mengandung humor yang dapat menguatkan dialog
internal siswa, menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti
kartoon yang dapat menghidupkan gagasan abstrak dan mengikutsertakan
pelajar kinestetik, merancang waktu jeda yang sesuai dan mengisinya dengan
kegiatan yang menyenangkan seperti membuat kuis, pertanyaan lucu, humor,
penjelasan tentang trasisi menggunakan berbagai sumber yang dapat
mendorong siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran.9
Adapun ciri-ciri suasana belajar yang menyenangkan antara lain
sebagai berikut:
a. Rileks
b. Bebas dari tekanan
c. Aman dan menarik
d. Bangkitnya minat dan konsentrasi tinggi
e. Adanya keterlibatan penuh
f. Perhatian peserta didik tercurah
g. Lingkungan belajar yang menarik
h. Bersemangat dan perasaan gembira10

8
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h.14-16
9
Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.
24
10
Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 53-54

8
B. Jenis-jenis Model Pembelajaran PAIKEM

1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

Pembelajaran kooperatif menurut Slavin adalah tipe khusus dari aktivitas


kelompok yang mengupayakan untuk mengembangkan antara kemampuan belajar
dan kemampuan sosial dengan memasukan tiga konsep/komponen ke dalam
pembelajaran yaitu penghargaan kelompok, tanggung jawab individu, dan
kesempatan yang sama untuk sukses. Pertimbangan dari komponen-komponen
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif membutuhkan perencanaan
yang hati-hati dan pelaksanaan yang sistematis. Ini lebih dari menugaskan siswa
untuk berkelompok dan menyuruh mereka untuk saling mengajari satu sama lain
atau menyelesaikan tugas.11

2. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang diawali dengan sajian


atau tanya jawab lisan yang ramah dan terbuka terkait dengan kehidupan sehari-
hari siswa, sehingga dapat mengetahui manfaat dari materi yang akan disajikan,
motivasi belajar pada diri siswa akan muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret,
serta suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami tidak hanya
menonton dan mencatat, serta pengembangan kemampuan sosialisasi.12

Depdiknas menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual harus melibatkan


tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu:

a) Construktivism (membangun)
b) Inquiry (menemukan)
c) Questioning (bertanya)
d) Learning Community (masyarakat belajar)
e) Modeling (pemodelan)
f) Reflection (refleksi)

11
Kemp dkk, Designing Effective Instruction, (New York: Macmillan College Publishing Compact, 1994), hal
151.

12
Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008), hal.
112.

9
g) Authentic Assessment (penilaian autentik).13
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang


memungkinkan siswa untuk secara aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya dan
dapat melatih keteranpilan berfikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi)
dalam memecahkan masalah.14 Model Problem Based Learning (PBL) mempunyai
ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang masalah yang autentik dan
bermakna yang akan memberi kemudahan kepada para siswa untuk melakukan
penyelidikan dan inkuiri. Menurut Arends model ini juga memiliki beberapa ciri
khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan
antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk atau karya, dan
memamerkan produk tersebut, serta adanya kerja sama.15

4. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Pembelajaran berbasis proyek menurut The George Lucas Educational


Foundation adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta
didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat
bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang
bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini
memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan
penuntun.

5. Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching and Learning)

Model pembelajaran kuantum adalah model pembelajaran dengan enam


kerangka pembelajaran (TANDUR) serta memperhatikan lingkungan belajar siswa
dan dibutuhkan peran serta guru sebagai quantum teacher untuk mendayagunakan
kemampuannya, mengorkestrasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran

13
Masyhur, Pengajaran Mikro untuk Mahasiswa FKIP Universitas Jember. Tidak Diterbitkan. Hand Out,
(Jember: UPPL dan Microteaching FKIP Universitas Jember), hal. 51.

14
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 229.

15
Suryanti, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2008), hal. 20.

10
kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip tersebut
adalah: (1) segalanya berbicara, (2) segalanya bertujuan, (3) pengalaman sebelum
pemberian nama, (4) akui setiap usaha, (e) jika layak dipelajari, layak pula
dirayakan. Model Quantum Teaching and Learning terdapat unsur-unsur peristiwa
pembelajaran yang dibagi menjadi dua katagori yaitu konteks dan isi.16

C. Implementasi PAIKEM Dalam Mata Pelajaran SKI

PAIKEM secara bahasa istilah dapat dijelaskan secara singkat,

merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dam

menyenangkan.17 Pada mulanya dikenal dengan nama PAKEM yaitu

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Kemudian berkembang

namanya menjadi PAIKEM. Dalam rambu-rambu penyelenggaraan PLPG yang

diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007 dijelaskan

bahwa salah satu materi pokok yang harus diberikan dalam PLPG adalah

materi PAIKEM. Oleh karenanya, sejak akhir tahun 2007 istilah PAIKEM

mulai dikenal luas di Indonesia, dan menjadi rujukan utama dalam pelaksanaan

pembelajaran.18

”Menurut Umi Kulsum dalam bukunya dipaparkan, PAIKEM adalah

singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan. Selanjutnya PAIKEM dapat didefinisikan sebagai suatu

pendekatan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran dan media

16
M. Chatan, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2010),
hal. 37.

17
Ismail SM, (2008), Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbais PAIKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang: Rasail Media Group, hal 46

18
http://blog.unnes.ac.id/sitimukharomah31/2015/11/25/model-pembelajaran- paikem/.html (diakses pada
tanggal 11 April 202021 pukul 21:10)

11
pengajaran yang sesuai dan disertai penataan lingkungan sedemikian rupa

sehingga proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.”19

AktifAdimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Inovatif dimaksudkan dalam

pembelajarannya muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi baru.

Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru

kemudian menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? Karena salah satu

faktor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah fakto kelemahan

otak manusia itu sendiri.20

Pembelajaran Aktif adalah bahwa dalam pembelajaran peserta didik

aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan),

menemukan kaitan yang satu dengan yang lain, mengkomunikasikan ide/gagasan,

mengemukakan bentuk representasi yang tepat, dan menggunakan semua itu

untuk memecahkan masalah.21

Adapun pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi model-

model pembelajaran menyenangkan yang biasa membuat siswa terbebas dari kejenuhan-

kejenuhan pembelajaran. Melalui model pembelajaran inovatif, peserta didik harus

19
Umi Kulsum, (2011), Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM, Surabaya: Gena
Pratama Pustaka, hal. 57

20
Ibid, hal 46

21
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, (2002), Strategi Pembelajaran Aktif Di
Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development, hal. xiii

12
terbebas dari perasaan bosan, malas, ketakutan akan kegagalan atau perasaan

tertekan dikarenakan tenggang waktu tugas dan lain-lain.

Banyak sekali inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang dapat

diterapkan. misalnya saat ini tengah ramai pembelajaran dengan komputer

atau lebih dikenal dengan Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK)

bermodel tutorial atau simulasi. materi pelajaran yang tadinya disampaikan

secara lisan oleh guru, dapat dibaca sendiri oleh siswa melalui layar

komputer maupun ketika diproyeksikan secara visual di depan kelas.

Mengajar bukan semata-mata persoalan menceritakan, belajar bukanlah


22
konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Yang

bisa membuahkan hasil hanyalah kegiatan belajar aktif dan inovatif. Berbagai cara

yang menjadikan siswa aktif dan inovatif sejak awal:

1. Pembentukan tim: membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau

menciptakan kerjasama dan saling ketergantungan.

2. Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan, dan

pengalaman siswa.

3. Pelibatan belajar secara langsung: menciptakan minat awal terhadap

pelajaran.23

Dengan ketiga point tersebut maka pembelajaran di dalam kelas akan berjala

dengan baik dan siswa akan belajar bersama untuk mengerjakan tugas dan

22
Melvin, L. Silberman, (2004), Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Penerbit Nusa
Media dengan Penerbit Nuansa, Kata Pengantar

23
Ibid, hal. 6

13
tanggung jawab dalam tim belajar nya. Mereka akan terlibat dan berperan

langsung dalam proses belajar yang lebih semangat.

Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik

pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat

kerajinan tangan, mempraktekkan kesenia dan lain-lain) maupun pengembangan

kemampuan berpikir kreatif.

Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator dituntut untuk senantiasa

kreatif dalam merancan pembelajaran, serta memiliki beragam strategi

pembelajaran yang digunakan agar pembelajaran tersebut bisa memenuhi

beragam tingkat kemampuan siswa di kelas. Pengetahuan siswa yang

diperoleh dalam hal ini berdasarkan pengalamannya sendiri, bukan

ditransfer pengetahuan dari guru.24

Peran aktif dan inovatif dari siswa sangat penting dalam rangka

pembentukan generasi yang kreatif, yan mampu menghasilkan sesuatu

untuk kepentingan dirinya da orang lain. Kreati juga dimaksudkan agar

guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

berbagai tingka kemampuan siswa. Orang kreatif lahir dilengkapi

kekuatan untuk membayangkan beberapa kemungkinan diluar yang bisa

dibayangkan oleh orang biasa dan melihat hal-hal yang tidak dilihat

orang kebanyakan.25

24
Endang Mulyatininsih, (2010), Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan, Depok: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, 2010, hal. 4

25
Endang Mulyatininsih, (2010), Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan, Depok: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, 2010, hal. 4

14
Jadi dengan adanya keaktifan siswa, maka suasana kelas akan hidup dan

siswa akan semangat untuk belajar. Hal ini di dukung jika guru menggunakan

berbagai metode yang beragam sehingga dapat memunculkan kesemangatan siswa

untuk terus menggali ilmu pelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa

akan senang belajar dengan guru tersebut.

Efektif artinya adalah berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang

diharapkan. Dengan kata lain, dalam pembelajaran telah terpenuhi apa

yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai.26

Dengan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan efektif, maka

tujuan pembelajaran yang ada di setiap sekolah akan tercapai sesuai

dengan yang diharapkan. Selain guru dituntut untuk dapat menciptakan

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan efektif, guru juga harus bisa

menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

“Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga


siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar. “Learning will be
efective ifAthey get flow, fun, and, enjoy”. Supaya suasana kelas
menyenangkan dan tidak tegang, guru dalam mengajar harus diselingi
dengan humor.” 27

Dalam hadist Anas bin Malik menerangkan:

Artinya: “Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW “Mudahkanlah

dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu membuat

lari”.28

26
Trianto, Op.Cit, hal. 165

27
Abdul Majid dan Dian Andayani, (2005), Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal.47-48.

28
Imam Az-Zabidi, hal. 33

15
Hadist diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat

dengan mudah sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara

psikologis dan tidak merasa bosan terhadap suasana di kelas. Dan suatu

pelajaran juga harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan

situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang

yang akan belajar. 29

Untuk materi sejarah yang pada umumnya sering membuat siswa merasa

bosan maka guru harus pandai memodifikasi metode pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa. Jadi, jika pembelajaran dapat dilaksanakan secara

aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan maka sudah dapat

dipastikan guru dapat mengelola kelas dengan baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

PAIKEM adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dengan menciptakan suasana kelas yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan.

1. Pengelolaan Kelas PAIKEM

Mengelola kelas menurut Hamid darmadi adalah seperangkat kegiatan untuk

mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, mengulang atau

meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dengan hubungan- hubungan

interpersoal dan iklim sosio-emosional yang positif serta mengembangkan dan

mempermudah organisasi kelas yang efektif.30

29
Ismail SM, op.cit, hal. 13

30
Hamid Darmadi, (2010),Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi, Bandung:
Akfabeta, hal. 6

16
Menurut E. Mulyasa, mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk

menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika

terjadi gangguan dalam pembelajaran.31

Selanjutnya kita dapat mendefinisikan PAIKEM sebagai suatu pendekatan

mengajar dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat

menjadikan suasana kelas menjadi aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

Jadi, pengelolaan kelas PAIKEM berarti seperangkat kegiatan yang dilakukan

guru sebagai bentuk keterampilan yang dimilikinya untuk menciptakan

pembelajaran atau suasana kelas yang kondusif dan mengendalikan kelas jika

terjadi gangguan dengan pembelajaran yang Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan.

Selain itu, PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan) juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan beragam

untuk mengembangkan karakter dalam bersikap, mengembangkan pemahaman

dan keterampilannya sendiri secara benar dan tanggung jawab.


32

Di dalam kelas PAIKEM tentu akan terlihat suasana yang siswanya

melakukan berbagai kegiatan baik secara pengetahuan maupun keterampilan dan

hal tersebut terlihat dalam proses belajar mengajar.

31
E. Mulyasa, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, hal.91

32
Umi Kulsum, (2011), Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM, Surabaya: Gena Pratama
Pustaka, hal. 57

17
Dalam hal ini guru berkewajiban untuk memilih metod yang sesuai dengan

tuntutan PAIKEM tersebut. Adapun dalil yang berkaitan dengan memilih

metode yang tepat dalam proses pembelajaran terdapat dalam Surah An-Nahl

ayat 125:

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu denga hikmah


da pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik
pula. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl(16) : 125). 33Menurut Suharsimi
Arikunto, “Apabila sebuah kelas terdiri antara

30 sampai 40 orang siswa. Dengan jumlah ini nampaknya dapat

menimbulkan suasana kelas yang diinginkan.” 34

Jadi apabila jumlah siswa lebih dari 40 orang kemungkinan sulit untuk

mendapatkan suasana kelas yang diinginkan, namun dengan adanya kompetensi

profesional guru diharapkan dapat mengatasi hal tersebut dengan berbagai ide

yang dimilikinya.

Adapun yang sering terjadi dalam proses pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran SKI, siswa akan cenderung merasa bosan dengan materi yang lebih

banyak membahas tentang teori. Dalam hal ini diharapkan guru mampu

mengatasi hal tersebut dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM) agar suasana kelas dapat aktif dan

menyenangkan bagi siswa. Dengan kompetensi profesional yang dimiliki

gur tersebut maka guru dapat menggunakan berbagai metode, strategi atau

media saat proses pembelajaran di kelas sehingga dapat terpenuhi pembelajaran

33
Departemen RI, op.cit, hal. 290.

34
Suharsimi Arikounto, 1996, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: PT Raja Grafindo, hal 19

18
PAIKEM tersebut.

Dalam pembelajaran SKI, guru dapat menggunakan metode diskusi. Pada

dasarnya metode diskusi digunakan untuk tukar menukar informasi di antara

siswa dalam masing-masing kelompoknya. Dengan adanya diskusi setiap siswa

diharapkan dapat menyumbangkan ide atau pemikirannya dalam menyelesaikan

suatu pembahasan atau materi yang mereka pelajari. Kemudian mereka akan

mengambil keputusan untuk menyimpulkan di antara pendapat dari masing-

masing anggota kelompok tersebut sehingga mendapatkan pemahaman yang

sama.

Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa Rasulullah mencontohkan cara berdiskusi yaitu

Artinya: “Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Rasulullah telah


bersabda: Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang di dzalimi.
Para sahabat berkata: wahai Rasulullah, orang ini kami tolong dalam

keadaa didzalimi, maka bagaimana kami menolongnya ketika ia berbuat

dzalim?, Rasulullah menjawab: kam pegang kedua tangannya”.35

Dalam hadist ini diskusi terdapat pada permasalahan bagaimana cara

menghentikan orang dzalim tersebut dan mengembalikan dia dari kedza-

limannya.36

Demikian dalam pembelajaran PAIKEM yang menggunakan metode

diskusi, semua siswa di dalam kelas akan memiliki peluang untuk menyampaikan

pendapatnya dan bagi siswa yang lain harus menghargai dan menerima pendapat

yang disampaikan oleh temannya. Diskusi diharapkan akan menciptakan suasana


35
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, (1403H), al-Jami‟ al-Shahih, Kairo: al-Salafiyah, Cet.1,
Jilid II, hal. 190

36
Ahmadi Toha 1986. Terjemah Sahih Bukhori. Jakarta: Pustaka Panjimas, hal. 248

19
yang nyaman dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan.Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM” sama dengan

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan

metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.

Ada empat aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu

pengalaman,komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu

pembelajaran terdapatempat aspek tesebut, maka pembelajaran PAIKEM

terpenuhi.

Media pembelajaran sejarah kebudayaan islam

1. Audio

2. Visual

3. Audio Visual

Mengelola kelas PAIKEM adalah sebuah keterampilan yang dimiliki guru

dalam mengkondisikan kelas dengan menggunakan metode dan media

pembelajaran sehingga tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas menjadi

aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

B. Uno, Hamzah dan Mohamad, Nurdin . 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI.
Jakarta: Bumi Aksara

Chatib, M. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang

Kelas. Bandung: Kaifa.

Kemp, J. E, Morrison, G. R, and Ross, S. M. 1994. Designing Effective Instruction.

New York: Macmillan College Publishing Company.

Masyhud, S. 2012. Pengajaran Mikro untuk Mahasiswa FKIP Universitas Jember.

Tidak Diterbitkan. Hand Out. Jember: UPPL dan Microteaching FKIP

Universitas Jember.

Rosalin, E. 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Karsa

Mandiri Persada.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Pers.

Suryanti. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Trianto. 2010. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group

22

Anda mungkin juga menyukai