Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tentang
Disusun oleh :
Kelompok 6
Khairil Mustafa : 1814010101
Yulia Citra : 1814010131
Al Habib : 1814010144
Sri Maryati : 1814010151
Dosen pembimbing :
Dr Awida M.Pd
1442 H / 2021M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan semesta alam yang telah menurunkan Al-
Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi
seluruh umat manusia. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an sehingga dapat membawa
manusia dari zaman kejahiliaan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN PAIKEM……………….........................................................2
B. JENIS JENIS PAIKEM…………. ................................................................9
C. IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM MATA PEMBELAJARAN SKI.......11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang melandasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan(PAKEM) antara lain filsafat Konstruktivisme yang menekankan
agar pesertadidik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau
pengalamanawal yang telah dimiliki peserta didik. Harapannya mereka mampu
membangunmakna bagi fenomena yang berbeda. (Lihat Paul Suparno). Di
samping itu, jugafilsafat Pragmatisme yang menekankan agar dalam
pembelajaran peserta didiksebagai subyek yang aktif, sementara guru sebagai
fasilitator.
Sekurang-kurangnya dua filsafat pendidikan tersebut yang melandasi
pembelajaran model PAKEM. Tujuannya dengan pembelajaran yang aktif,
kreatif,efektif, dan menyenangkan daya serap peserta didik terhadap bahan ajar
meningkat sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian PAIKEM?
2. Apa saja Jenis Jenis PAIKEM?
3. Bagaimana Implementasi PAIKEM Dalam Mata Pelajaran SKI?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian PAIKEM
2. Untuk Mengetahui Jenis Jenis PAIKEM
3. Untuk Mengetahui Implementasi PAIKEM Dalam Mata Pelajaran SKI
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PAIKEM
Pembelajaran PAIKEM ialah salah satu dari strategi yang dapat diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena bidang
gerapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) pengorganisasian materi
pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan
(3) mengelola pembelajaran sebagaimana dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran
selama ini, sepeti Reigeluth dan Merill yang telah meletakkan dasar-dasar
instruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran.1
1. Pembelajaran Partisipatif
1
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 10
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2016), h. 323-324
2
terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru
atau siswa dengan sumber belajar lainnya.
Dalam suasana pembelajaran yang aktif, siswa tidak terbebani secara
perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi
mereka saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka
sama sekali tidak terjadi. Dengan strategi pembelajaran aktif ini diharapkan
akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga
pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.3 Menurut
Taslimuharrom, sebuah proses belajar dikatakan aktif (active learning) apabila
mengandung :
a. Keterlekatan pada tugas(commitment)
Hendaknya bermanfaat bagi siswa, dengan kebutuhan siswa dan bersifat
keterkaitan dengan kepentingan pribadi
b. Tanggung jawab (responbility)
1) Memberikan wewenang pada siswa untuk bertanya
2) Guru lebih banyak mendengar dam Menghargai ide-ide siswa dan
memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk mengambil
keputusan sendiri.
c. Motivasi (motivation)
Artinya Guru mendorong siswa untuk aktif mencari, menemukan dan
memecahkan masalahnya sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga
tidak seperti orang yang menuangkan air kedalam air. Misalnya :
1) Di satu sisi, guru aktif :
a) Memberikan umpan balik
b) Mengajukan pertanyaan yang menantang
c) Mendiskusikan gagasan siswa
2) Disisi lain siswa aktif :
a) Bertanya
b) Mengemukakan gagasan
c) Mendiskusikan gagasan orang lain dengan gagasanya sendiri. 4
3
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h.10
4
Hartono, PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Bandung: PT
Remaja Roskadarya, 2008), h. 163
3
3. Pembelajaran yang Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan strategi pembelajaran yang
mendorong aktivitas belajar. Maksud inovatif disini ialah dalam kegiatan
pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai
fasilitas belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. Dalam strategi
pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja tergantung pada materi
pembelajaran yang ada pada buku, tapi dapat mengimplementasikan hal-hal
baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang
sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui aktivitas belajar yang
dibangun melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk
memperdalam hal-hal yang dia pelajari.
Bagi guru yaitu untuk menerapkan temuan-temuan terbaru dalam
pembelajaran, dan bagi siswa yaitu siswa tidak akan buta tentang teknologi
yang ada sekarang ini. Jika pembelajaran inovatif ini berjalan dengan baik
disekolah, maka dapat dipastikan bahwa semboyan sekolah sebagai pusat
pengembangan kebudayaan benar-benar terwujud.
Misalnya:
Disatu sisi, guru berindak inovatif dalam hal :
a) Menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan bermartabat
b) Menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya yang baru
c) Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan
d) Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran
Disisi lain, siswa pun juga bertindak inovatif dalam arti:
a) Mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku
b) Berupaya mencari bahan /materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan
c) Menggunakan perangkat teknonologi yang maju dalam proses belajar.
Ada beberapa asumsi ataupun pemikiran tentang pembelajran inovatif
ini diantaranya:
a. Proses belajar
1) Belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi juga mengimplikasikan
pembelajaran
2) Anak belajar dari mengalami.
3) Proses belajar dapat mengubah struktur otak.
4
b. Transfer belajar
1) Siswa belajar dan mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain.
2) Keterampilan dan pengetauan itu diperluas dari konteks yang terbatas.
3) Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana dia
menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
c. Siswa sebagai pembelajar
1) Manusia mempunyai kecendrungan untuk belajar dalam bidang
tertentu, dan seorang anak mempunyai kecendrungan untuk belajar
dengan cepat hal yang baru.
2) Peran dewasa membantu menghubungkan antara yang baru dan yang
sudah diketahui.
3) Tugas guru memfalitasi agar infomasi baru bermakna, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide
mereka sendiri, dan menyandarkan siswa untuk menerapkan strategi
mereka sendiri.
d. Pentingnya lingkungan belajar
1) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belaajar yang berpusat pada
siswa.
2) Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan
pengetahuan baru mereka.
3) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses
penilaian yang benar.
4) Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu
penting.5
4. Pembelajaran yang Kreatif
Pembelajaran yang kreatif juga sebagai salah satu strategi yang
mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari.
Pembelajaran kreatif juga sangat penting dalam rangka pembentukan generasi
yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya
dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
5
Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), h.10-11
5
Pembelajaran kreatif mempunyai tujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Dengan demikian guru juga harus kreatif dan
siswa dapat mengembangkan kreativitasnya. Kreativitas maksudnya
kemampuan untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi
baru berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan menghasilkan karya cipta yang
diperoleh melalui pengetahuan atau pengalaman hidup serta mampu
memunculkan ide-ide kreatif yang inovatif. Disinilah esensi pembelajaran
yang kreatif perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran di Indonesia.
strategi mengajar untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah
sebagai berikut:
a. Memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan
pengetahuan baru.
b. Bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa
c. Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa.
d. Penekanan pada proses, bukan penilaian hasil akhir para siswa
5. Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang
diterapkan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar, dimana
dia telah membawa sejumlah potensi lalu dikembangkan melaui kompetensi
yangbtelah ditetapkan, dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar dapat
dicapai siswa dengan baik atau tuntas.
Dalam menerapkan strategi ini, tentu tujuan yang akan disusun dalam
kompetensi dasar, indikator dan tujuan perlu mempertimbangkan karakteristik
siswa. Untuk itu sebelum strategi ini digunakan, terlebih dahulu siswa
dianalisis karakteristiknya berupa analisis minat bakat, kemampuan awal atau
motivasi belajar siswa hingga gaya belajar mereka. Hasil analisis digunakan
untuk dasar menetapkan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran.
Pembelajaran akan kondusif jika strategi ini menyangkut tujuan yang
disusun berdasarkan kemampuan siswa, pemilihan materi yang tepat benar-
benar menunjang tujuan, penetapan metode sesuai dengan karakter siswa,
penggunaan media yang tepat serta evaluasi yang tertuju pada tujuan. Namun
6
pada akhirnya tetap terpulang pada bagaimana peran seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang menyenangkan guru tidak membuat siswa
takut salah dan dihukum, takut ditertawakan teman-teman, takut dianggap
sepele oleh guru atau teman. Disisi lain, pembelajaran yang menyenangkan
dapat membuat siswa: berani bertanya, berani mencoba/berbuat, berani
mengemukakan pendapat/gagasan dan berani mempertanyakan gagasan orang
lain.6
Guru menjadi pengajar yang efektif, karena:
a. Menguasai materi
b. Mengajar dan mengarahkan dengan memberikan contoh
c. Menghargai siswa dan memotivasi siswa
d. Memahami tujuan belajar
e. Mengajarkan ketrampilan pemecahan masalah
f. Menggunakan metode yang bervariasi
g. Mengajarkan cara mempelajari sesuatu
h. Melaksanakan penilaian yang tepat dan benar.
Siswa menjadi pembelajar yang efektif, dalam arti :
a. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan atau kompetensi yang diperlukan
b. Mendapat pengalaman baru yang berharga.7
6. Pembelajaran yang menyenangkan/menarik
Pembelajaran yang menarik itu indikatornya, membuat siswa makin
lama dia belajar maka makin ada ketertarikan untuk mendalami suatu
pembelajaran, dan dia semakin menguasai suatu pembelajaran. Strategi
pembelajaran yang menarik itu tidak akan berjalan tanpa dibarengi dengan
penyiapan suasana pembelajaran yang mendorong siswa akan memperdalam
apa yang dia pelajari serta rasa percaya diri pada anak.
Untuk menjadi efektif maka seorang guru harus menjadi fasilitator
bagi siswanya. Artinya guru menyediakan situasi dan suasana agar
pembelajaran itu berjalan dengan baik. Dalam kaitan inni hal yang perlu
disiapkan oleh guru ialah: (1) media pembelajaran disispakan dengan baik. (2)
6
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h.13-14
7
Rusman, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010), h.326
7
lingkungan belajar di setting sesuai objek materi yang dipelajari. (3) metode
pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar,
sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan. (4)
siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani.8
Pengaplikasian strategi yang menyenangkan yaitu dengan menciptakan
lingkungan kelas yang dapat mempengaruhi kemampuan sisiwa untuk
berfokus dan menyerap informasi, meningkatkan pemahaman melalui gambar
poster ikon yang dapat menampilkan isi pelajaran secara visual, menggunakan
poster animasi lucu dan mengandung humor yang dapat menguatkan dialog
internal siswa, menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti
kartoon yang dapat menghidupkan gagasan abstrak dan mengikutsertakan
pelajar kinestetik, merancang waktu jeda yang sesuai dan mengisinya dengan
kegiatan yang menyenangkan seperti membuat kuis, pertanyaan lucu, humor,
penjelasan tentang trasisi menggunakan berbagai sumber yang dapat
mendorong siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran.9
Adapun ciri-ciri suasana belajar yang menyenangkan antara lain
sebagai berikut:
a. Rileks
b. Bebas dari tekanan
c. Aman dan menarik
d. Bangkitnya minat dan konsentrasi tinggi
e. Adanya keterlibatan penuh
f. Perhatian peserta didik tercurah
g. Lingkungan belajar yang menarik
h. Bersemangat dan perasaan gembira10
8
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h.14-16
9
Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.
24
10
Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 53-54
8
B. Jenis-jenis Model Pembelajaran PAIKEM
a) Construktivism (membangun)
b) Inquiry (menemukan)
c) Questioning (bertanya)
d) Learning Community (masyarakat belajar)
e) Modeling (pemodelan)
f) Reflection (refleksi)
11
Kemp dkk, Designing Effective Instruction, (New York: Macmillan College Publishing Compact, 1994), hal
151.
12
Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008), hal.
112.
9
g) Authentic Assessment (penilaian autentik).13
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
13
Masyhur, Pengajaran Mikro untuk Mahasiswa FKIP Universitas Jember. Tidak Diterbitkan. Hand Out,
(Jember: UPPL dan Microteaching FKIP Universitas Jember), hal. 51.
14
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 229.
15
Suryanti, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2008), hal. 20.
10
kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip tersebut
adalah: (1) segalanya berbicara, (2) segalanya bertujuan, (3) pengalaman sebelum
pemberian nama, (4) akui setiap usaha, (e) jika layak dipelajari, layak pula
dirayakan. Model Quantum Teaching and Learning terdapat unsur-unsur peristiwa
pembelajaran yang dibagi menjadi dua katagori yaitu konteks dan isi.16
bahwa salah satu materi pokok yang harus diberikan dalam PLPG adalah
materi PAIKEM. Oleh karenanya, sejak akhir tahun 2007 istilah PAIKEM
mulai dikenal luas di Indonesia, dan menjadi rujukan utama dalam pelaksanaan
pembelajaran.18
16
M. Chatan, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2010),
hal. 37.
17
Ismail SM, (2008), Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbais PAIKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang: Rasail Media Group, hal 46
18
http://blog.unnes.ac.id/sitimukharomah31/2015/11/25/model-pembelajaran- paikem/.html (diakses pada
tanggal 11 April 202021 pukul 21:10)
11
pengajaran yang sesuai dan disertai penataan lingkungan sedemikian rupa
menyenangkan.”19
Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru
aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan),
model pembelajaran menyenangkan yang biasa membuat siswa terbebas dari kejenuhan-
19
Umi Kulsum, (2011), Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM, Surabaya: Gena
Pratama Pustaka, hal. 57
20
Ibid, hal 46
21
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, (2002), Strategi Pembelajaran Aktif Di
Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development, hal. xiii
12
terbebas dari perasaan bosan, malas, ketakutan akan kegagalan atau perasaan
secara lisan oleh guru, dapat dibaca sendiri oleh siswa melalui layar
bisa membuahkan hasil hanyalah kegiatan belajar aktif dan inovatif. Berbagai cara
1. Pembentukan tim: membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau
pengalaman siswa.
pelajaran.23
Dengan ketiga point tersebut maka pembelajaran di dalam kelas akan berjala
dengan baik dan siswa akan belajar bersama untuk mengerjakan tugas dan
22
Melvin, L. Silberman, (2004), Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Penerbit Nusa
Media dengan Penerbit Nuansa, Kata Pengantar
23
Ibid, hal. 6
13
tanggung jawab dalam tim belajar nya. Mereka akan terlibat dan berperan
Peran aktif dan inovatif dari siswa sangat penting dalam rangka
dibayangkan oleh orang biasa dan melihat hal-hal yang tidak dilihat
orang kebanyakan.25
24
Endang Mulyatininsih, (2010), Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan, Depok: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, 2010, hal. 4
25
Endang Mulyatininsih, (2010), Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan, Depok: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, 2010, hal. 4
14
Jadi dengan adanya keaktifan siswa, maka suasana kelas akan hidup dan
siswa akan semangat untuk belajar. Hal ini di dukung jika guru menggunakan
untuk terus menggali ilmu pelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan efektif, guru juga harus bisa
lari”.28
26
Trianto, Op.Cit, hal. 165
27
Abdul Majid dan Dian Andayani, (2005), Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal.47-48.
28
Imam Az-Zabidi, hal. 33
15
Hadist diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat
psikologis dan tidak merasa bosan terhadap suasana di kelas. Dan suatu
Untuk materi sejarah yang pada umumnya sering membuat siswa merasa
dan menyenangkan.
29
Ismail SM, op.cit, hal. 13
30
Hamid Darmadi, (2010),Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi, Bandung:
Akfabeta, hal. 6
16
Menurut E. Mulyasa, mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk
pembelajaran atau suasana kelas yang kondusif dan mengendalikan kelas jika
31
E. Mulyasa, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, hal.91
32
Umi Kulsum, (2011), Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM, Surabaya: Gena Pratama
Pustaka, hal. 57
17
Dalam hal ini guru berkewajiban untuk memilih metod yang sesuai dengan
metode yang tepat dalam proses pembelajaran terdapat dalam Surah An-Nahl
ayat 125:
Jadi apabila jumlah siswa lebih dari 40 orang kemungkinan sulit untuk
profesional guru diharapkan dapat mengatasi hal tersebut dengan berbagai ide
yang dimilikinya.
Adapun yang sering terjadi dalam proses pembelajaran khususnya pada mata
pelajaran SKI, siswa akan cenderung merasa bosan dengan materi yang lebih
banyak membahas tentang teori. Dalam hal ini diharapkan guru mampu
mengatasi hal tersebut dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
gur tersebut maka guru dapat menggunakan berbagai metode, strategi atau
33
Departemen RI, op.cit, hal. 290.
34
Suharsimi Arikounto, 1996, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: PT Raja Grafindo, hal 19
18
PAIKEM tersebut.
suatu pembahasan atau materi yang mereka pelajari. Kemudian mereka akan
sama.
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa Rasulullah mencontohkan cara berdiskusi yaitu
limannya.36
diskusi, semua siswa di dalam kelas akan memiliki peluang untuk menyampaikan
pendapatnya dan bagi siswa yang lain harus menghargai dan menerima pendapat
36
Ahmadi Toha 1986. Terjemah Sahih Bukhori. Jakarta: Pustaka Panjimas, hal. 248
19
yang nyaman dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
terpenuhi.
1. Audio
2. Visual
3. Audio Visual
21
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah dan Mohamad, Nurdin . 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEMI.
Jakarta: Bumi Aksara
Universitas Jember.
Mandiri Persada.
Surabaya.
22