Anda di halaman 1dari 8

PAPER EKONOMI MAKRO

FUNGSI STABILITAS DALAM PEREKONOMIAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

HARIS ADY FIRMANSYAH NPM : 01201940130


RISKA LELYYAWATI NPM : 01201940150
YULIA PUTRI LASTIANI NPM : 01201940007

KELAS : MANAJEMEN R.1 A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN STRATA 1

FAKULTAS EKONOMI

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KOSGORO 1957

JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stabilitas perekonomian adalah prasyarat dasar untuk tercapainya


peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan
kualitas pertumbuhan. Stabilitas perekonomian sangat penting untuk memberikan
kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Stabilitas ekonomi dicapai ketika
hubungan variabel ekonomi yang utama berada dalam keseimbangan, misalnya
antara permintaan domestik dengan keluaran nasional, neraca pembayaran,
penerimaan dan pengeluaran fiskal, serta tabungan dan investasi.

Hubungan tersebut tidak selalu harus dalam keseimbangan yang sangat


tepat. Ketidakseimbangan fiskal dan neraca pembayaran misalnya tetap sejalan
dengan stabilitas ekonomi asalkan dapat dibiayai secara berkesinambungan.
Mengingat pentingnya stabilitas ekonomi bagi kelancaran dan pencapaian sasaran
pembangunan nasional, Pemerintah bertekad untuk terus menciptakan dan
memantapkan stabilitas ekonomi. Salah satu arah kerangka ekonomi dalam jangka
menengah adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah timbulnya
fluktuasi yang berlebihan di dalam perekonomian.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka pokok


permasalahan dalam paper ini adalah mengenai Fungsi Stabilitas

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan


memberitahukan lebih jauh lagi kepada masyarakat mengenai fungsi stabilitas
dalam perekonomian.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Stabilitas

KEBIJAKAN STABILISASI

Fungsi stabilitas memiliki makna bahwa anggaran pemerintahan menjadi alat


untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Di
era pasar globalisasi yang semakin terintegrasi, fungsi pemerintah sebagai pengatur
(regulator) semakin dirasakan kebutuhannya. Dalam hubungannya dengan
persaingan yang terjadi pada ekonomi pasar, fungsi pemerintah sebagai regulator
tersebut dapat berupa kebijakan yang mencegah terjadinya persaingan yang tidak
sehat seperti adanya praktek monopoli, oligopoly dan sebagainya.

Intervensi Pemerintah juga diperlukan guna memberikan perlindungan kepada


konsumen atas barang dan jasa yang disediakan oleh para pelaku usaha yang
mungkin merugikan masayarakat. Pada aspek stabilisasi, kebijakan pemerintah
ditujukan untuk menjaga stabilitas perekonomian seperti mempertahankan atau
mencapai kesempatan kerja yang tinggi, tingkat stabilitas harga yang masih
dijangkau rakyat, tersedianya bahan pokok sehari-hari dan jasa yang mencukupi dan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dapat mengurangi kesenjangan dan mengurangi
kemiskinan. Kebijakan stabilisasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dapat berupa
kebijakan fiskal atau kebijakan moneter.

Stabilitas perekonomian suatu negara menjadi fokus bagi setiap negara. Hal
ini dikarenakan apabila perekonomian suatu negara tidak stabil maka akan
menimbulkan masalah-masalah ekonomi seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi,
tingginya tingkat pengangguran, dan tingginya tingkat inflasi. Di dalam ekonomi
makro yang membahas perekonomian secara keseluruahan atau agregat memiliki
variabel – variabel yang saling mempengaruhi di dalam menjaga stabilitas
perekonomian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stabilitas ekonomi Indonesia


tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian,
dimana para pemilik modal besar selalu mendapatakan kesempatan yang lebih luas
dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan
modal. Disamping itu pertumbuhan stabilitas ekonomi dan perdagangan
internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin
meningkat menyebabkan kemungkinan-kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang
kurang memuaskan.

Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan stabilitas


ekonomi, yaitu :

1. Korupsi.
Korupsi akan mempersulit karena akan membuat kekacauan dan
ketidakefisienan dalam pembelanjaan negara.
2. Laju Inflasi
Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen
karena masyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati – hati
terhadap resiko kenaikkan harga tinggi.
3. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga akan mempengaruhi investasi.
4. Kenaikkan Harga Bahan Bakar Minyak
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi nasional karena dampak kebijakan tersebut menimbulkan
“multiplayer effect” menyeluruh terhadap perekonomian.
5. Situasi Keamanan yang Tidak Kondusif
Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh
dibutuhkan stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini
dianggap sebagai salah satu yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi
suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya jika keamanan tidak
stabil.

KEBIJAKAN FISKAL ( FISCAL POLICY )

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan


kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan
dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada
pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.

Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai


pelaku sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap
sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan instrumen
utamanya perpajakan. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas
jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak
diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri
akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan
menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat


memengaruhi variabel-variabel berikut:

• Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi

• Pola persebaran sumber daya

• Distribusi pendapatan

Dengan kebijakan fiskalnya pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya


perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti keadaan dimana
banyak pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus
defisit dan sebagainya.

KEBIJAKAN STABILITAS EKONOMI

Kebijakan keuangan negara termasuk kebijakan pendapatan di bidang


perpajakan, kebijakan belanja negara termasuk kebijakan bidang keuangan daerah,
dan kebijakan pembiayaan.

Dalam rangka pelaksanaan kebijakan keuangan negara tersebut, pemerintah


telah melakukan beberapa langkah-langkah kebijakan, yaitu :

a. Batasan – batasan defisit anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Melebihi 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) selama masa penanganan
COVID-19 untuk menghadapi ancaman yang mengancam perekonomian
nasional dan atau stabilitas sistem keuangan paling lama sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran 2022.
2. Sejak tahun anggaran 2023 besaran defisit akan kembali menjadi paling
tinggi sebesar 3% dari PDB .
3. Arus besaran defisit yang dimaksud pada dua poin di atas dilakukan
secara bertahap.
b. Menerbitkan surat utang negara dan / atau surat berharga syariah negara
dengan tujuan tertentu, khususnya dalam rangka pandemi COVID-19 untuk
dapat dibeli oleh Bank Indonesia, BUMN, korporasi investor, dan / atau
investor ritel.

Kebijakan Moneter (Monetary Policy)

Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan

ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui

pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut di

lakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output

keseimbangan.

Pengaturan jumlah uang beredar pada masyarakat diatur dengan cara


menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat di
golongkan menjadi dua, yaitu:

 Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.

 Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan


moneter, yaitu antara lain:

a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) adalah cara


mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat
berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang,
maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat.
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) adalah pengaturan jumlah uang
yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada
bank umum. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan
tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) adalah
mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana
cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan
wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan
rasio.

Kebijakan stabilisasi dalam perekonomian merupakan tugas dari pemerintah,


seperti yang dinyatakan oleh Keynes dan pendukungnya.Sistem ekonomi pasar yang
mengandalkan respon individu dan mekanisme pasar yang bertumpu pada supply
dan demand sebagai “invisible hand” ternyata tidak bekerja sebagaimana diharapkan
sepenuhnya untuk berlaku dalam perekonomian. Dalam ekonomi setiap individu
pada dasarnya hanya selalu berusaha memaksimalkan keuntungan dengan
mendahulukan kepentingannya sendiri dan tidak peduli terhadap kepentingan pihak
lain dan lingkungannya. Sejarah membuktikan bahwa kepentingan individu selalu
berbenturan dengan kepentingan individu lainnya karena kepentingan pribadilah
yang umumnya selalu mendahului kepentingan bersama.
BAB III

KESIMPULAN & DAFTAR PUSTAKA

A. Kesimpulan
Dalam upaya untuk menjaga kestabilan perekonomian di suatu negara. Maka,
diperlukan adanya usaha atau peran baik dari masyarakat,maupun
pemerintah. Stabilitas perekonomian menciptakan stabilitas harga. Dengan
kata lain, jika ekonomi stabil maka biaya terjangkau bagi masyarakat.
Sebaliknya, ekonomi tidak stabil maka masyarakat pun enggan untuk membeli
barang sehingga mengakibatkan inflasi( perekonomian yang tidak stabil).
Peran dalam menjaga kestabilan perekonomian yang dilakukan pemerintah
dengan membuat suatu kebijakan. Yang dikenal dengan 2 kebijakan,
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter yaitu suatu
kebijakan yang mengatur jumlah uang yang beredar, sedangkan kebijakan
fiskal lebih mengarah dan menekankan terhadap pengaturan
pendapatan,mobilisasi dana domestik atau yang dikenal dengan Namanya
perpajakan. Jika kondisi ekonomi tidak stabil maka akan sangat menganggu
lajur pertumbuhan perekonomian mulai dari kesulitan mendapatkan barang-
barang yang dibutuhkan karena tinggi& tidak stabilnya harga, investasi juga
ikut terganggu, semua proses pertumbuhan perekonomian jadi
terhambat.Dalam hal menjaga kestabilian perekonomian suatu negara tidak
hanya pemerintah saja yang ikut membantu, tetapi peran dari semua lapisan
masyarakat warga negara Indonesia memiliki peran penting bagi
perekonomian. Karena pertumbuhan, stabilitas juga salah satu tujuan utama
yang harus dicapai

Anda mungkin juga menyukai