Proposal Skiripsi - REZKI RIANSAH
Proposal Skiripsi - REZKI RIANSAH
Oleh
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biomaterial
Biomaterial adalah material yang digunakan sebagai organ buatan, alat
rehabilitasi dan mengganti jaringan tubuh. Aplikasi dari biomaterial adalah:
orthopedics, orthodontic (dentistry), cardiovascular, ophthalmology & neurology,
biosensors & filtration, drag delivery & tissue engineering [1].
Pengelompokkan material biomaterial yaitu:
No. Material Kelebihan Kekurangan Contoh
Material
2.1.1 Polimer
4
Polimer ialah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang
tersusun dari campuran ribuan sampai jutaan unit pembangun yang berulang.
Plastik pembungkus, botol plastik, styrofoam, nilon, dan pipa paralon tergolong
material yang dinamakan polimer .
A. Sifat-sifat Polimer Polimer
yakni makromolekul yang terdiri atas tidak sedikit kelas material alami
dan sintetik dengan sifat-sifat yang paling beragam. Perbedaan kedua material
itu terletak pada gampang tidaknya suatu polimer didegradasi atau dibongkar
oleh mikroba. Biasanya, polimer bahan sintetik bakal lebih susah diuraikan oleh
mikroorganisme dibanding polimer bahan alami. Perbedaan sifat-sifat polimer
tersebut di provokasi oleh struktur polimernya, yang mencakup :
Panjang rantai polimer
Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh
senyawanya semakin tinggi.
Gaya antar molekul
Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer
bakal menjadi powerful dan sulit meleleh.
Percabangan
Rantai polimer yang bercabang tidak sedikit mempunyai daya tegang
rendah dan gampang meleleh.
Ikatan silang antar rantai polimer
Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh
sehingga gampang patah. Hal itu dikarenakan adanya Ikatan silang antar rantai
polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan menyusun bahan yang
keras.
Sifat kristalinitas rantai polimer
Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer bakal lebih powerful dan
lebih tahan terhadap bahan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang mempunyai
sifat kristalinitas tinggi yakni polimer dengan struktur teratur, sementara polimer
berstruktur tidak teratur ingin mempunyai kristanilitas rendah dan sifatnya amorf
(tidak keras).
2.1.2 Logam
5
Logam merupakan material yang oleh satu atau lebih unsur logam
(misalnya: besi, aluminium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga
sering kali mengandung unsur non logam (misalnya: karbon, nitrogen dan
oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil .
A. Sifat Logam
Logam adalah suatu unsur yang mempunyai sifat-sifat seperti: kuat, liat,
keras, mengilat, dan penghantar listrik dan panas. Sifat-sifat metal pada
umumnya dapat digolongkan atas:
1) Sifat-sifat Ekstraktif/Kimia (Chemical Properties)
Meliputi ciri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap
logam. Beberapa contoh sifat kimia adalah:
➢ Segregasi dan ketahanan korosi
Logam seperti baja memiliki nilai ketahanan terhadap korosi yang baik,
karena memiliki kandungan karbon. Pada suhu kamar logam berwujud padat
kecuali raksa (berwujud cair).
➢ Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang
satu dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang
terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya. Logam-
logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik
didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron
untuk dikontribusi pada ikatannya, tetapi ada hal lain yang menyebabkan hal
ini terjadi, yaitu:
Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif
(terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti
kebanyakan logam.
Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang relatif besar
(berarti bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga
menyebabkan lemahnya ikatan
2.1.3 Keramik
6
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani “keramikos”, yang
artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran. Keramik adalah campuran yang terdiri dari unsur logam dan
bukan logam.
A. Karakteristik Keramik
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan
untuk berbagai aplikasi termasuk :
Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Tahan korosi
Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
Keras dan kuat, namun rapuh.
B. Klasifikasi Keramik
Keramik dapat di klasifikasikan ke dalam lima kelas yaitu :
Glass,Keramik Tradisional, Keramik Baru dengan performa tinggi,
Semen dan Beton, dan Batu Mineral ( Natural keramik ).
• Glass
• Keramik tradisional
• Keramik baru dengan performa tinggi
• Semen dan beton
• Batu mineral ( Natural Keramik )
7
Aplikasi keramik jenis glass ini adalah untuk peralatan makan,
jendela, botol dan lain-lain.
b) Keramik tradisional
Keramik tradisional merupakan keramik yang telah lama di
sempurnakan oleh orang-orang pada zaman dahulu. Keramik
tradisional sendiri bersumber dari tanah lempung yang mengalami
proses pemanasan sehingga menjadi lebih keras. Contoh keramik
tradisional:
• Batu bata
• Gucci buatan cina
• Tembikar
Aplikasi keramik jenis ini banyak ditemukan pada karya-karya
seni, dan bidang konstruksi.
2.1.4 Komposit
Material Komposit adalah pencampuran/penggabungan sekurangnya
dua material yang berbeda fase dan struktur mikroskopisnya. Contoh
material komposit adalah kuningan. Kuningan merupakan
pencampuran/penggabungan antara logam seng dengan logam kuningan.
Material komposit terdiri dari bahan penyusun dan bahan yang
mengisolasi bahan lain.
Jenis-jenis material komposit :
a) Material komposit serat, yaitu komposit yang terdiri dari serat dan
bahan dasar yang diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin
sebagai bahan perekat, sebagai contoh adalah FRP (Fiber Reinforce
Plastic) plastik diperkuat dengan serat dan banyak digunakan, yang
sering disebut fiber glass.
b) Komposit lapis (laminated composite), yaitu komposit yang terdiri
dari lapisan dan bahan penguat, contohnya polywood, laminated glass
yang sering digunakan sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya.
c) Komposit partikel (particulate composite), yaitu komposit yang terdiri
dari partikel dan bahan penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang
diperkuat dengan semen yang sering kita jumpai sebagai beton.
8
Bahan komposit mempunyai sifat fisik dan sifat mekanik yang
banyak. Beberapa kelebihan komposit adalah :
Gabungan dua bahan material yang mempunyai sifat mekanik
yang lebih baik dari bahan dasarnya.
Bahan komposit tahan terhadap kikisan.
Produk yang dihasilkan dari paduan logam mempunyai sifat
yang menarik dalam segi fisik.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Kawat Gigi
Bagian bagian dari kawat gigi dapat dilihat pada Gambar 2.1. Bagian
utama dari kawat gigi adalah sebagai berikut:
9
1. Kawat
Bentuk dari kawat yang digunakan sebagai pengikat braket dari
kawat gigi dapat dilihat pada Gambar 2.3.
10
Pemakaian kawat gigi pada manusia dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 menunjukkan pemakaian kawat gigi pada gigi yang tidak rapi
bentuknya. Kawat gigi yang dipasang menunjukkan kesesuaian dengan
bentuk gigi tersebut.
11
2.2.3 korosi
Korosi adalah perusakan atau degradasi material secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan. Contoh korosi, sebatang baja akan berkarat
bila diekspos pada udara terbuka. Pada suhu tinggi, logam akan mengalami
oksidasi yang ditandai oleh munculnya kerak pada permukaan logam.
Kerugian yang timbul akibat korosi sangat besar, rata-rata mencapai 5% dari
pendapatan industri sebuah negara [8]. Namun demikian, ada juga peristiwa
korosi yang bermanfaat yakni pada proses pengetsaan logam untuk
menampilkan kontras permukaan pada pemeriksaan dengan mikroskop optik
[8].
12
Adapun rumus weight loss sebagai berikut :
W xK
CR ( mpy )=
DA s T
Dimana,
K = Konstanta Factor
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Studi literatur
Uji
rendam
Hasil
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1. Diagram alir penelitian
14
3.2. Material penelitian
Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah braket kawat gigi
dari bahan logam, keramik dan komposit. Benda uji untuk immersion test ini
mengacu pada metode ASTM G31-72 [5]
1. Gelas bejana ukuran 50 ml, jenis Pyrex. Gelas ini berfungsi sebagai wadah
untuk melakukan uji rendam.
15
kuning oranye yang menandakan modifikasi saliva buatan untuk pengujian ini,
memiliki pH 5.0. Saliva buatan ini dibuat di Laboratorium kimia Fakultas MIPA
Universitas Bengkulu.
Tabel 3.1 Larutan modifikasi saliva buatan [7].
DAFTAR PUSTAKA
16
[1]. Ratner, B. D., etc. Biomaterials Science: An Introduction to Materials in
medicine. Elsevier Academic Press, pp. 283-375.
[7]. Suningsih, N., Novianti, N., dan Andayani, J. (2017). Level Larutan McDougall dan
Asal Cairan Rumen pada Teknik In Vitro. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, Vol. 12,
No. 3, pp. 341-352.
[8]. ASTM 348, Standard Test Methods for Knoop and Vickers Hardness
Materials, ASTM International, 100 Barr Harbour Dr., PO Box C700 West
Conshohocken, PA. 19428-2959, United States
17