Anda di halaman 1dari 9

Nama : Pajriah

NIM : 1701620031
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Ekonomi

Soal
1. Nilai nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat .
Jawab :
1. Percaya kepada Tuhan dan toleran,
Percaya kepada Tuhan artinya ialah masyarakat Indonesia
melakukan kegiatan dengan berdasarkan asas-asas ketuhanan. Sedangkan
toleransi beragama adalah sikap untuk yang saling menerima dan
keterbukaan terhadap adanya umat dengan agama yang beragam. Indonesia
terkenal dengan berbagai macam suku, budaya, bahasa, dan agama. Dalam
mewujudkan nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila pada sila pertama,
masyarakat dituntut untuk percaya kepada tuhan dengan diberikan
kebebasan dalam menganut agama dan toleransi terhadap agama yang
dianut. Hal ini sarana untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa,
maka asas kebebasan memeluk agama harus diikuti dengan asas toleransi
antar pemeluk agama, saling menghargai dan menghormati antara pemeluk
agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain dalam menjalankan
ibadah menurut agama mereka masing-masing. Dua-duanya merupakan
satu sistem sebagaimana satunya jiwa dan raga dalam kehidupan manusia.
Agama sebagai alat untuk mengatur kehidupan di dunia, sehingga dapat
mencapai kehidupan akhirat yang baik.
2. Gotong royong
Gotong royong adalah bekerja sama dengan tujuan yang sama demi
tercapainya tujuan bersama. Menurut Sakjoyo dan Pujiwati Sajoyo
mengemukakan gotong royong merupakan adat istiadat tolong menolong
antara warga dalam berbagai macam lapangan aktivitas sosial, baik
berdasarkan hubungan tetangga kekerabatan yang berdasarkan efisien yang
sifatnya praktis dan ada pula aktifitas kerja sama yang lain. Gotong royong
menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan sudah dikenal oleh seluruh negara.

3. Musyawarah
Musyawarah mengandung arti bahwa pembentukan negara republik
Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat Indonesia. Setiap warga
negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara.
Demikian pula halnya dengan ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan
kontribusi sebasar-besarnya sesuai kemampuan untuk kemajuan negara. Hal
ini juga memberi arahan dalam manajemen keputusan, baik pada tingkat
nasional, regional maupun lingkup yang lebih sempit (Wahtudi, 2006: 68).
Manajemen keputusan yang dilandasi semangat musyawarah akan
mendatangkan hasil yang lebih baik karena dapat melibatkan semua pihak
dengan penuh kerelaan. Musyawarah memiliki peranan penting karena
selain untuk mencapai suatu keputusan tertentu, musyawarah juga untuk
menghindarkan dari yang namanya "mau menang sendiri" alias
memaksakan kehendak kita kepada orang lain.
4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial
Kesetiakawanan Sosial atau rasa solidaritas sosial adalah merupakan
potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa oleh karena
itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nurani bangsa Indonesia yang
tereplikasi dari sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian,
kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan
kemampuan dari masing-masing warga masyarakat dengan semangat
kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama, kegotongroyongan
dalam kebersamaan dan kekeluargaan.

2. Tantangan Pendidikan Pancasila


Jawab :
Tantangan pendidikan pancasila masih ada sederet fakta empiris yang
menunjukan betapa pancasila sebagai dasar negara republik indonesia kini tak
lebih bagaikan macam kertas. Tantangan mengajarkan pendidikan
kewarganegaraan di era mileneal saat ini butuh usaha keras. Justru tantangan
tersebut bukan datang dari materi atau kurikulum pendidikan kewarganegaraan
itu sendiri. Melainkan dari kualitas sumber daya manusia yang kompeten. Hal
ini perlu adanya penangan lebih serius, terutama untuk generasi muda dengan
digalakkan oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang efektif.
Tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan separatis yang
hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Apa yang terjadi di Aceh, Maluku, dan Papua merupakan sebagian contoh di
dalamnya. Penanganan yang tidak tepat dan tegas dalam menghadapi gerakan-
gerakan tersebut akan menjadi ancaman serius bagi tetap eksisnya keutuhan
Bangsa Indonesia dan pancasila.Tantangan yang paling berat dan utama,
adalah masalah ekonomi dan budaya yang menggilas bangsa ini tanpa ampun.
Sebab, ajaran Pancasila yang hakiki sama sekali tidak sesuai dengan arus
modernisasi yang masuk ke bumi tercinta, Indonesia. Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan di Era mileneal. Tantangan mengajar Pendidikan
Kewarganegaraan di era milenial saat ini butuh usaha keras. Justru tantangan
tersebut bukan datang dari materi atau kurikulum pendidikan kewarganegaraan
itu sendiri. Melainkan dari kualitas sumber daya manusia yang kompeten, yaitu
guru.
Dengan begitu dapat mempunyai kekuatan dalam jiwa keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian yang berkarakter, kecerdasan, berakhlak yang
mulia serta memiliki keterampilan yang nantinya diperlukan oleh dirinya
didalam kehidupan di lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
pada hakikatnya merupakan upaya yang dilakukakn oleh masyarakat dan juga
pemerintah untuk mengenalkan tentang sebuah ilmu yang memiliki manfaat
bagi keberlangsungan hidup generasi penerus bangsa.

3. Rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 (tidak hanya sekedar


menyebutkan tetapi juga menjelaskan)
Jawab :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama mengandung kualitas monoteis, spiritual, kekudusan,
dan sakral. Sila ini menempatkan manusia dalam alam semesta sebagai
bagiannya, bukan sebagai pusat dan tujuan, serta menuntut tanggung jawab
sosial dan intergenerasional dari ilmuwan dan teknologi. Sila pertama ini
mengandung bahwa bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk
menganut agama dan menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran
agamanya. Sila pertama ini juga mengajak manusia Indonesia untuk
mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang antar sesama
manusia Indonesia, antar bangsa, maupun dengan makhluk ciptaan Tuhan
yang lainnya. Dengan demikian, di dalam jiwa bangsa Indonesia akan
timbul rasa saling menyayangi, saling menghargai, dan saling mengayomi.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama antara lain sebagai
berikut.
1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa dengan sifat-
sifatnya yang Mahasempurna.
2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan cara menjalankan
semua perintah-Nya, dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
3. Saling menghormati dan toleransi antara pemeluk agama yang berbeda-
beda.
4. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada
potensi, budi, nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
sesame manusia, maupun terhadap lingungannya. Sila ini ada kehendak
kuat dari seluruh masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial
(egalitarian), sesuai asas-asas kemanusiaan. Kemanusiaan yang adil dan
beradab, menjadi operasional dalam jaminan pelaksanaan hak-hak asasi
manusia karena hal itu merupakan tolok ukur keberadaban serta solidaritas
suatu bangsa terhadap setiap warga negara. Prinsip Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab mengakui bahwa setiap orang memiliki martabat yang
sama, setiap orang harus diperlakukan adil sebagai manusia yang menjadi
dasar bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia.
3. Persatuan Indonesia
Prinsip Persatuan mengandung konsep nasionalisme politik yang
menyatakan bahwa perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan agama tidak
menghambat atau mengurangi partsipasi perwujudannya sebagai warga
negara kebangsaan. Wacana tentang bangsa dan kebangsaan dengan
berbagai cara pada akhirnya bertujuan menciptakan identitas diri bangsa
Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Makna dari sila ini adalah sebagai warga negara Indonesia
kita mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Prinsip
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan mengandung makna bahwa sistem
demokrasi diusahakan ditempuh melalui proses musyawarah demi
tercapainya mufakat untuk menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila kelima merupakan pengkhususan dari sila-sila yang
mendahuluinya. Pancasila sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak
mendapatkan keadilan baik dalam bidang hukum, ekonomi, politik dan
kebudayaan sehingga terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.
Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
diwujudkan melalui kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarkat. Setiap
warga harus mengembangkan sikap kekeluargaan, kerjasama, kerja keras,
peduli sesama, dan adil terhadap sesama warganya. Sikap suka
memberikan pertolongan kepada orang ini perlu diajarkan sejak usia dini
agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang demikian ia tidak
menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat semena-mena
terhadap orang lain, tidak melakukan hal hal yang bersifat pemborosan, dan
hal-hal lain yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai pancasila
digali oleh nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia termasuk nilai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia sebagaimana yang dikemukakan Soekarno, yaitu
didasarkan pada prinsip tidak adanya kemiskinan dalam negara Indonesia
merdeka, hidup dalam kesejahteraan (welfare state).

4. Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara


Esensi adalah segala sesuatu yang merupakan Hakikat, dasar, inti, sari, hal
yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu. Beberapa
contoh penerapan esensi pancasila sebagai dasar negara :
1. Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, artinya sesuai dengan agama
dan keyakinan yang sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan
beradap. Contohnya rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih agama
yang akan ia anut dan jalani tanpa ada unsur paksaan, bebas melaksanakan
kegiatan agama dengan syarat tidak melanggar norma-norma di Indonesia
dan saling menghormati dengan agama lain.
2. Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya setiap warga
negara telah mengakui persamaan derajat, kewajiban antara sesama
manusia sebagai asas kebersamaan bangsa 7Indonesia, dan hak. Contoh
penerapannya, majikan tidak sewenang-wenangnya bertindak
kepembantunya yang tidak berperikemanusiaan.
3. Sila ketiga Persatuan Indonesia artinya setiap warga negara
mengutamakan persatuan, kepentingan, kesatuan, dan juga keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi golongan yang selalu harus
diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan secara terus-
menerus. Contoh penerapannya, tidak terlalu menonjolkan kebudayaan
masing-masing daerah untuk melihat siapa yang terbaik tetapi dipelajari
dan ikut melestarikan dengan serta meyakinkan bahwa perbedaan itu baik.
4. Sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan
dalam permusyawaratan atau perwakilan artinya bermusyawarah untuk
menyelesaikan persoalan yang terjadi dengan bijaksana, memikirkan
kententraman rakyat dan mengambil keputusan juga untuk rakyat dengan
mengikutsertakan perwakilan-perwakilan setiap masyarakat. Contohnya
segala persoalan yang ada untuk mendapatkan solusi dengan cara
bermusyawarah unntuk mencapai tujuan ynang diinginkan seperti rapat
warga setiap RT untuk membahas masalah dalam lingkungan tersebut.
5. Sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
menggambarkan dalam bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga
negara Indonesia, tanpa membedakan status sosial, suku, ras, dan bahasa
sehingga tujuan dari bangsa Indonesia akan tercapai dengan
keikutansertaan semua rakyat Indonesia.Contohnya pemerintah
mengadakan program wajib bersekolah selama 9 tahun tanpa
membedakan-bedakan guna mengatasi masalah pendidikan yang begitu
rendah.

5. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara


Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai
ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal
meliputi hal-hal berikut:
a. Pertarungan ideologis antara negara-negara super power antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan
bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara
super power.
b. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya
berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena
keterbukaan informasi.
c. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan
kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam
secara masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti
banjir, kebakaran hutan.
Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang
berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi
Pancasila sering terabaikan.
b. Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya
kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga
kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis. Ketidakpercayaan
terhadap partai politik (parpol) juga berdampak terhadap ideologi negara
DAFTAR PUSTAKA
Afrinida, R. (2021, January 31). Tantangan pendidikan pancasila.
https://doi.org/10.31219/osf.io/4yzwk
Saragih, E. 2017. Analisis dan Makna Teologi Ketuhanan yang Maha Esa dalam
Konteks Pluralisme Agama di Indonesia.
http://jurnal.stakpntarutung.ac.id/index.php/Jurnal-Teologi-Cultivation
Rahman, A. 2017. Implementasi Nilai “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” di Masyarakat Desa Meranti.
http://eprints.ums.ac.id/56297/17/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Nurwardani, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Jakarta : RISTEKDIKTI

Anda mungkin juga menyukai