Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERAWATAN MESIN ROLL SHREDDER DI


PT. BUKIT ANGKASA MAKMUR (BAM) KABUPATEN BENGKULU
TENGAH

DISUSUN OLEH :

NOFRANSYAH
G1C014030

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kurikulum Pada

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGULU
2020
LEMBAR PENGESAHAN
MAINTANANCE MESIN ROLL SHREDDER PADA PT. BUKIT ANGKASA
MAKMUR (BAM)

Bengkulu Tengah - Bengkulu

Disusun oleh:
NOFRAN SYAH
G1C014030

“Laporan kerja praktek ini telah diseminarkan pada hari Senin, 04 September 2020
dan dinyatakan LULUS”

Disahkan :
Bengkulu, Februari 2020

Dosen Penguji Pertama Dosen Penguji Kedua

Nurul Iman Supardi S.T.,MP Afdhal Kurniawan M S.T.,MT


Nip. 19730901 199802 1001 Nip. 19820926 200801 1 007

Mengetahui :
Koordinator Kerja Praktek Pembimbing

Zuliantoni S.T.,M.T Agus Suandi S.T.,M.Eng


Nip. 197505032002121002 Nip. 19790802 200604 1 001
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Bukit Angkasa Makmur merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri dalam bidang pengolahan lateks menjadi Crumb Rubber. Seiring
dengan berjalannya waktu, PT.BAM terus berupaya untuk meningkatkan
usahanya supaya dapat memuaskan konsumen, baik dari segi kuantitas,kualitas
maupun pengolahan lingkungan yang terencana.
Lateks adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebut getah yang
dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian kulit,daun dan
integument biji karet. lateks diperoleh dari tanaman hevea brasiliensis. Diolah
dan diperdagangkan sebagai bahan industri dalam bentuk karet sheet,crepe,lateks
pekat dan karet remah (Crumb Rubber).maka PT. BAM merupakan pabrik
pengolahan lateks menjadi Crumb Rubber yang dapat memberikan kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan pihak konsumen. Dalam proses pengolahan karet
terdapat beberapa divisi salah satunya divisi pencacahan.
Proses pencacahan ini berfungsi untuk merubah bentuk karet menjadi
bentuk cacahan, pada proses ini sering terjadinya masalah yang dapat
mengurangi kualitas karet dan kinerja mesin Shredder. Mesin Shredder ini
memiliki peran penting maka harus dilakukakan maintenance yang tepat untuk
mencegah terjadinya kerusakan. Dikarenakan pentingnya mesin Shredder yang
ada pada PT. BAM maka sangat perlu diketahui perawatan apa saja yang
dilakukan agar fungsi mesin selalu berjalan baik.

1.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Dapat mengetahui sistem kerja mesin roll shredder pada PT. BAM
Bengkulu tengah.
2. Dapat mengetahui keuntungan perawatan (maintenance) pada mesin
roll shredder
3. Dapat mengetahui sistem perawatan (maintenance) pada mesin roll
shredder
1.3 Batasan Masalah
Pembahasan laporan kerja praktek di PT. BAM hanya meliputi sektor
perawatan dan pemeliharan pada mesin Roll Shredder.

1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Dalam melakukan kerja praktek ini, dilakukan di PT. Bukit Angkasa
Makmur, Kembang Seri. Pada tanggal 26 Desember 2019 sampai dengan 26
januari 2020.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan terdiri dari beberapa Bab yaitu bab I
PENDAHULUAN menjelaskan laporan kerja praktek ini secara umum berisi:
latar belakang masalah, tujuan kerja praktek, batasan masalah, sistematika
penulisan, bab II TINJAUAN PUSTAKA berisi tentang landasan teori yang
menunjang dan melandasi laporan ini. bab III METODOLOGI PENELITIAN
berisi tahap proses penelitian, metode yang digunakan untuk pengambilan data
serta tahapan-tahapannya, bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN DAN BAB V
PENUTUP berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.6 Profil PT. Bukit Angkasa Makmur (BAM) Kabupaten Bengkulu


Tengah
PT. Bukit Angkasa Makmur merupakan Perusahaan Pemilik Modal Dalam
Negeri (PMDN) mulai beroperasi pada tahun 1989. Pada mulanya, perusahaan ini
adalah perusahaan per orangan dengan nama Gunung Makmur, didirikan oleh
Bapak Budiman Faisal dengan tujuan untuk manampung hasil perkebunan karet
rakyat Propinsi Bengkulu dan membuka lapangan kerja. Dengan prospek
perusahaan yang cukup cerah, maka diadakan perubahan bentuk badan usaha dari
perorangan menjadi Perseroan Comanditer (Comanditer Venoschap) berdasarkan
Akta No. 49 Tanggal 11 Juni 1974 dihadapan wakil Notaris Nawawi terjadi
pergantian nama dari Gunung Makmur manjadi CV. Yakin Makmur yang pada
saat itu sudah memproduksi Crumb Rubber dengan mutu SIR 20, dan 50. Tahun
1985 SIR 50 dihapuskan. Pada Tanggal 14 Juni 1989 di adakan lagi perubahan
menjadi Perseroan Terbatas menjadi P.T. Bukit Angkasa Makmur berdasarkan
Akta Notaris Winato Wiryomartani. SH. dengan Nomor Akta 103 dan mendapat
persetujuan Mentri Kehakiman RI dengan surat Kep. No. C2-4539 HT 01.01
Tahun 1990 Tanggal 31 Juli 1990 sampai sekarang dengan produksi SIR 20.

PT. Bukit Angkasa Makmur merupakan produsen crumb rubber dengan


jenis mutu SIR 10/20 dengan kapasitas produksi 22.000 ton/tahun. Produk yang
dihasilkan oleh PT. Bukit angkasa makmur 100% export guna memenuhi
permintaan pasar dunia melalui shipping agent dengan tujuan SMPT,
BRIDGESTONE, GOODYEAR, SUMITOMO.

Jumlah tenaga kerja (307) laki laki dan (11) perempuan sehingga segala
keseluruhan jumlah tenaga kerja 318 orang.

Ruang lingkup sistem yang diterapkan organisasi mencakup elemen


elemen sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, kecuali Pasal 8.3 desain dan
pengembangan karena saat ini proses desain dan pengembangan dilakukan
terhadap pengendalian perubahan pada barang dan proses berdasarkan komitmen
manajemen dan keinginan pelanggan serta pihak terkait, mulai dari perencanaan
desain sampai validasi yang di desain.

PT. Bukit Angkasa Makmur berlokasi di Jln Raya Bengkulu Curup Desa
Kembang Seri Km 14 Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah
dengan jarak dari jalan lintas sekitar 50 meter, Adapun luas lahan pabrik
PT.Bukit Angkasa Makmur adalah 4,7 Ha, secara rinci yang berbatasan langsung
dengan lokasi pabrik adalah:

• Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan perumahan penduduk

• Sebelah Utara berbatasan dengan aliran sungai Bengkulu

• Sebelah Timur juga berbatasan dengan aliran sungai Bengkulu

• Sebelah Barat berbatasan dengan kebun masyarakat.

Secara umum keadaan geografi areal Pabrik PT.Bukit Angkasa Makmur


adalah datar yang disekelilingi di belakang oleh aliran sungai Bengkulu dan
perkebunan warga serta pemukiman penduduk.

1.7 Proses Pengolahan Karet (Crumb Rubber)

Proses produksi crumb rubber dimulai dari proses sortasi bahan baku,
bahan baku yang diolah harus sesuai persyaratan mutu yang dipersyaratkan oleh
perusahaan agar memenuhi standar produk yang dihasilkan, kemudian bahan
tersebut di proses di pabrik melalui beberapa proses tahapan proses pengolahan
secara umum proses pengolahan crumb rubber dilakukan dua tahap

a. Tahap Basah

Pengolahan basah adalah proses pencucian bahan dari kontaminasi bahan


asing seperti tanah,kayu (tatal) dan kotoran lainnya. Proses ini juga menjadi
homogenisasi bahan agar produk yang dihasilkan sama. Hal ini dilakukan karena
bahan baku yang diperoleh didapat dari daerah yang berbeda dan mutu yang
berbeda juga.
Proses ini dimulai dari bahan baku yang dimasukan kedalam mesin
breaker,kemudian bahan baku dipotong menjadi kecil lalu dibawa oleh konveyor
menuju hammermil agar bahan baku dihancurkan menjadi potongan yang lebih
kecil.setelah itu bahan baku dimasukan kedalam bak penampungan air yang telah
disirkulasi dengan bantuan kipas sehingga pada proses ini terjadi proses
pemisahan kotoran.
Proses selanjutnya dilakukan penggilingan dimesin creaper (mangle)
dengan bantuan dua buah mangle yang berputar berlawanan arah, bahan baku
digiling serta disiram air secara bersamaan agar tidak lengket didalam mesin
mangle, penggilingan ini dilakukan berturut-turut 7 sampai 8 kali penggilingan,
dengan ketebalan 8mm samapai 10mm yang disebut juga creap (blanket). Blanket
ini kemudian dijemur dengan cara digantung pada galangan pada galangan kayu
yang disediakan pada ruangan penjemuran ini disamping berfungsi sebagai
pengeringan juga berfungsi sebagai menstabilkan nilai teknis yaitu nilai plastis.

b. Tahap Kering

Proses tahap kering ini dimulai dari pengeringan blanket hasil penjemuran
di dalam mesin dryer untuk menghasilkan crumb rubber, proses ini dimulai dari
penurunan blanket yang sudah kering dari ruangan jemur, kemudian bahan
diremah atau di crumb dengan mesin cutter atau shredder dan ditampung dalam
bak Shredder agar tidak lengket,remahan ini dipompakan kedalam cetakan
(trolly) melalui corong pemisah, dimana air akan kembali kedalam bak shredder
kemudian crumb yang masih basah dimasukan ke dryer untuk dikeringkan.
Crumb yang sudah kering selanjutnya ditimbang dimasukan kedalam
mesin press sehinga menjadi bale karet , bale ini selanjutnya dibungkus dengan
plastik kantong transparan yang dibuat dari bahan polyethilen dengan persyaratan
titik leleh plastik maksimum 1040C sesuai persyaratan mutu yang telah ditentukan
dalam standar nasional indonesia untuk indonesia rubber, kemudian produk ini
dikemas dalam peti atau palet.

1.8 Pengertian Maintenance


Maintenance jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah pemeliharaan.
Namun sampai saat ini masih banyak orang yang meganggap maintenance itu
adalah perawatan. Karena banyak yang menganggap perawatan dengan
pemeliharaan itu sama,namun pada kenyataannya sangatlah berbeda antara
perawatan dan pemeliharaan. Perbedaan antara pemeliharaan dan perawatan yaitu
pemeliharaan dan perawatan tidaklah sama, dimana pengertian dari pemeliharaan
yaitu tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk agar produk
tersebut tidak mengalami kerusakan, tindakan yang dilakukan yaitu meliputi
penyetelan, pelumasan, pengecekan pelumas dan penggantian komponen-
komponen yang tidak layak lagi.

Sedangkan pengertian perawatan yaitu suatu tindakan perbaikan yang


dilakukan terhadap suatu alat yang telah mengalami kerusakan agar alat tersebut
dapat digunakan kembali. Perawatan menurut Supandi (1990) adalah suatu
konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau
mempertahankan kualitas peralatan agar tetap berfungsi dengan baik seperti
dalam kondisi sebelumnya. Kegiatan perawatan dilakukan untuk perbaikan yang
bersifat kualitas, meningkatkan suatu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik.
Kesimpulannya yaitu pemeliharaan dilakukan sebelum suatu alat atau produk
mengalami kerusakan dan mencegah terjadinya kerusakan, sedangkan perawatan
yaitu dilakukan setelah suatu alat mengalami kerusakan (perbaikan) Secara
umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi
dua cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).

Secara skematik pembagian perawatan dapat dilihat pada diagram


Gambar 2.2 Skema Perawatan

1.9 Jenis - jenis Perawatan


a. Perawatan preventif
Adalah jenis pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif
termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan,
sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari
masalah-masalah kerusakan.

b. Perawatan Korektif
Adalah jenis pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai
standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan
peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan
perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih
baik.

c. Perawatan Berjalan
Dimana jenis pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau
peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada
peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani
proses produksi.

d. Perawatan Prediktif
Perawatan dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem
peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan
bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.

e. Perawatan setelah terjadi kerusakan


Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi masalah
kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus
disiapkan suku cadang, material, alat- alat dan tenaga kerjanya.

f. Perawatan Darurat
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Disamping
jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga
beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis
pekerjaan perawatan seperti:
1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of
maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa
dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila
perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu
yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan
yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan
perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti
pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung
diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara
lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:


1. Availability
Perioda waktu pada fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan
2. Downtime
Perioda/waktu pada fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipakai/dioperasikan.
3. Check
Menguji dan membandingkan terhadap alat yang telah dikalibrasi.
4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lainnya adalah inventarisasi
peralatan/fasilitas.
5. Maintenance Management
Organisasi perawatan pada suatu kebijakan yang sudah disepakati
bersama.
6. Maintenance Schedule
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan
kejadian- kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance Planning
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk
dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas
atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
10. Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan.
Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan
kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan ini dilakukan karena adanya
kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannnya preventive
maintenance dengan baik ataupun telah dilakukan tetapi sampai pada
waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut rusak. Perbaikan ini
dilakukan agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat berfungsi
seperti semula sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik.
Apabila suatu perusahaan hanya mengambil kebijakan untuk melakukan
breakdown maintenance saja. Maka terdapat beberapa faktor
ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya.
Akibat ketidakpastian ini akan menggangu kelancaran kerja fasilitas
atau peralatan produksi yang ada. Oleh karena itu, kebijakan untuk
melaksanakan breakdown maintenance tanpa preventif maintenance
akan menimbulkan adanya hambatan kegiatan produksi jika terjadi
suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.
Breakdown maintenance lebih murah biayanya dibandingkan dengan
preventive maintenance. Tetapi hal ini sangat menggangu pada
kelancaran produksi dan oleh sebab itu. kerusakan dicegah dengan
mengintensifkan preventive maintenance. Selain itu, perlu
dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang
mahal dan termasuk vital dari proses produksi haruslah dilakukan proses
preventive maintenance karena ini lebih baik dari pada dengan
breakdown maintenance[4].

1.10 Mesin Roll Shredder


Mesin Roll shredder digunakan pada proses pengurangan ukuran akhir dari
karet remah, pada tahap menengah dan akhir.

Keuntungan Mesin Shredder:

 Biaya produksi rendah.


 Mudah dioperasikan. Tidak ada persyaratan keterampilan khusus.
 Mudah perawatan.
 Pengurangan ukuran yang sangat baik menghasilkan karakteristik
pengeringan yang lebih baik.
 Adapun gambar bagiam-bagian komponen mesin roll Shredder adalah
sebagai berikut.

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin roll Shredder


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram alir


Adapun diagram alir dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Studi literatur

Identifikasi Masalah

Preventive Maintanance

Mesin Shredder

Perbaikan Roll Shredder

Pemasangan kembali

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir


3.2 Waktu Dan Tempat Kerja Praktek

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya kerja praktek ini yaitu:

Waktu : 26 Desember – 26 Januari 2020

Tempat : PT. BUKIT ANGKASA MAKMUR

Alamat :Jl. Bengkulu-Curup Km.14 Kembang Seri,Bengkulu


Tengah,Bengkulu

3.3 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data pada kerja praktek ini dilakukan berdasarkan


sumbernya data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data
skunder.
1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat langsung dari sumbernya.


Ada dua cara pengumpulan pada data primer ini, diantarannya yaitu:
a. Observasi
Dengan cara mengamati secara langsung dan mencatat kejadian
yang terjadi dilapangan.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan bertanya pada pimpinan perusahaan atau
karyawan yang bekerja langsung pada bagian yang akan diamatai
2. Data Skunder
Pengumpulan data dengan cara ini didapatkan melalui data yang telah
dikumpulkan oleh pihak atau sumber lain. Jika ditinjau dari sumbernya data
skunder juga ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu data internal dan
external, yaitu :
1. Data internal
Data internal adalah data yang didapat dari lingkungan
perusahaan.
2. Data External.
Data external merupakan data yang diperoleh dari luar lingkungan.
3.4 Objek Yang Diamati

Objek penelitian yang di amati adalah Mesin Shredder. Mesin Shredder


adalah mesin yang berfungsi untuk memotong lembaran-lembaran karet menjadi
butiran-butiran karet sebesar jagung sehingga memudahkan untukproses
pengeringan atau dryer dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini :

Gambar 3.2 Mesin Shredder

3.5 Data Spesifikasi Alat Yang diamati


Untuk dapat memahami objek yang diamati berikut spesifikasi dari mesin
Shredder:

Tabel 3. 1 Spesifikasi Motor Mesin Shredder

BOLOGNA ELECTRIC MOTORS


ISO 9001
SERVICE: S1 IEC: 34-1 VDE 5

TYPE: BM250-4 RPM. 1480


B3 IP55 CL:F PH: 3 λ

KW 760 HP 220 V. 180/660

Hz 50 CONN. ∆ /γ AMP. 288/166

COSθ0. 87 Kg 100 No. 0527016

Material roll :FC30

Diameter roll :440 mm


Panjang roll :650 mm

Nilai tengangan tarik :28,14 kgf/mm2

Putaran roll :40 m/min :50,96 Rpm

3.6 Roll Shredder


Roll Shredder adalah alat pemotong lembaran karet kering dan roll
shredder juga merupakan bagian akhir dari proses pemotongan sebelum di
keringkan.

 Prinsip kerja mesin roll shredder atau pemotong


Mesin shredder prinsip kerjanya adalah memotong lembaran
karet kering yang proses awalnya dimana lembaran karet kering di
masukkan di tengah-tengah benda kerja antara roll penarik dan
bantalan terus ditarik dengan roll penarik sampai pada roll Shredder,
dimana roll Shredder selalu berhubungan atau bergesekan dengan
bantalan agar pencapaian dalam proses pemotongan berhasil menjadi
butiran – butiran kecil seperti biji jagung. Adapun hasil pemotongan
dapat dilihat seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.4 Hasil pemotongan

 Komponen/bagian-bagian Mesin shredder


Bagian-bagian mesin shredder ini adalah sebagai berikut:
1. Motor
Motor adalah alat yang digunakan untuk menggerakan sebuah
mesin agar dapat beroperasi.

TYPE : RLC37501 – 4, Merk : Bologna, Buatan : China, Kecepatan


putaran : 1480 Rpm, Daya motor 220 hp

Gambar 3.5 Motor shredder


2. Gear box/Reduzer

Gear box adalah komponen suatu mesin yang digunakan untuk


memindahkan tenaga. Gear box berfungsi untuk memindahkan
tenaga dari motor yang berputar yang digunakan untuk memutar
Roll shredder.

Merk : PARAMAX – JAPAN, Serial No. : H1089882, Model :


PHA9055P2-LR-20, Ratio : 20.566, KW : 55, Input : 100 r/min.
Gambar 3.6 Gear Box Mesin shredder
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Pengamatan yang dilakukan dengan mengumpulkan data di dapatkan


permasalahan- permasalahan sebagai berikut:

1. Tumpulnya mata potong pisau pada roll shredder

Tumpulnya mata potong pisau pada roll shredder terjadi karena banyak nya
lembaran-lembaran karet yang di potong per hari nya hingga 4 ton. Adapun
Gambar roll shredder dapat di lihat dibawah ini :

Gambar 4.2 Roll Shredder

2. Terkikisnya bantalan
Terkikisnya bantalan terjadi akibat pergesekan bantalan dengan roll
shredder. Adapun Gambar bantalan dapat dilihat di bawah ini :

Gambar 4.3 Bantalan


3. Roll penarik kinerja nya kurang

Kinerja yang kurang dikarenakan roll penarik kedalaman nya sudah kurang
5 mm dari 10 mm. Adapun gambar roll penarik dapat di lihat pada gambar di
bawah ini:

Gambar 4.4 Roll penarik


4.1 Metode Perawatan dan Langkah-Langkah Perawatan Yang
Dilakukan Pada Mesin Roll Shredder.
Adapun metode perawatan dan langkah-langkah perawatan yang
dilakukan pada PT. Bukit Angkasa Makmur ini pelaksanaan pekerjaan perawatan
dibagi menjadi dua cara yaitu :

1        Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).

Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenace) pada standar


perawatan mesin roll shredder di PT. Bukit Angkasa Makmur ini adalah
sebagai berikut :

4.1.1.Perawatan Harian

Adapun yang dilakukan dalam perawatan harian adalah:

a.  Membersihkan tutup mesin roll shredder dari butiran - butiran yang
menempel pada dinding dalam tutup shredder.

b.  Membersihkan bagian dalam pada roll shredder yang masih ada sisa
lembaran-lembaran ( lateks ) karet yang tidak sempat terpotong
c.  Mengecek roll shredder karena ada kemungkinan bantalan dengan roll
shredder tidak menyatu..Apabila roll shredder tidak menyatu dengan
bantalan maka dikencangkan kembali hingga menempel .pada bantalan.

d.  Memberikan grease pada bearing agar bearing lancar dan tidak panas.
Pemberian grease ini bertujuan agar bearing dapat bekerja dengan baik dan
sedikit mengurangi kerusakan pada bearing.

4.1.2.Perawatan Bulanan

Perawatan bulanan ini dilakukan untuk penggantian spare part dan


pengecekan pada mesin roll shredder, antara lain :

1. Perawatan 2 bulanan di antaranya :

a. Pemeriksaan bantalan

Pemeriksaan bantalan dapat di lihat dari lebar nya bantalan, apabila


bantalan sudah pendek atau apabila di ukur 30 cm maka harus di ganti
yang baru.

2.   Perawatan 4 bulanan diantaranya :

a. Pemeriksaan kinerja bearing.

Pemeriksaan ini bertujuan apakah bearing masih bagus atau tidak


sebelum digunakan dalam proses produksi. Apabila bearing terlihat
cacat atau goyang maka diganti dengan bearing yang baru.

b. Roll shredder, periksa keausannya.

Untuk pemeriksaan roll shredder dapat dilihat dari kedalaman mata


potong roll shredder atau mata potong sudah bergelombang tidak rata
lagi , apabila mengalami keausan maka roll shredder di lepas dan di
lakukan pembubutan pada mata pisau nya. Perawatan besar yang
dilakukan setiap 4 bulan adalah pembubutan ulang pada mata potong
roll shredder. Adapun gambar di bawah ini roll Shredder yang
mengalami keausan,
Gambar 4.5 Roll shredder yang mengalami keausan

2 .Perawatan yang tidak direncanakan (Unplaaned Maintenance).

perawatan yang tidak direncanakan pada PT. Bukit Angkasa Makmur ini


adalah sebagai berikut

1. Perawatan Darurat (Emergency maintenance)

Perawatan darurat adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera


dilakukan karena terjadi kerusakan ( break down ) yang tidak terduga
akibat kelebihan beban ( overload ) pada mesin produksi karet.
Contohnya pada saat produksi mesin roll shredder mengalami break
down yang diakibatkan lateks yang masuk terlalu banyak sehingga
mesin roll shredder tidak mampu untuk beroperasi lagi, Maka
sesegera mungkin mesin roll shredder harus cepat di perbaiki lagi.

4.2   Sudi Kasus

Pada studi kasus ini didapat kerusakan yang terjadi pada roll shredder yang
di akibatkan karena adanya pergesekan antara roll shredder dengan bantalan yang
sama – sama terbuat dari baja sehingga menyebabkan timbul nya percikan api
yang mengakibat kan permukaan mata potong roll shredder tidak rata atau
bergelombang. Sehingga pada roll shredder mesti harus diganti dengan roll
shredder yang baru. Akan tetapi di perusahaan PT. Bukit Angkasa Makmur roll
shredder yang sudah aus dilakukan perawatan dengan cara pembubutan ulang
menggunakan mata pahat. Pada roll shredder di bubut dengan diameter
kedalaman 10 mm sebagaimana bentuk standar nya. Tujuan dilakukannya
pembubutan ulang tersebut agar dapat menghemat biaya pembelian spare part,
dikarenakan biaya pembelian roll shredder tersebut lumayan mahal. Dalam proses
pembubutan roll shredder  yang sudah haus dapat dilakukan secara berulang –
ulang sampai roll shredder dengan bantalan tidak bisa bergesekan lagi.
Adapun umur pemakaian roll shredder  mempunyai waktu pemakaian benda kerja
sekitar 2440 jam kerja atau sekitar 4 bulan, sehingga roll shredder  benar-benar
mengalami keausan yang tidak bisa di bubut ulang atau di gunakan lagi. Pemakain
roll shredder  pada proses produksi di PT. Bukit Angkasa Makmur dimulai dari
jam 08.00 pagi dan proses produksi berhenti jam 03.00 pagi, Jadi waktu
pemakaian hanya 20 jam kerja. Sehingga roll shredder  sedikit mengurangi waktu
keausannya dibandingkan dengan waktu pemakaian roll shredder  24 jam dalam
proses produksi yang cepat membuat roll shredder  mengalami keausan.

4.3 Pembahasan

Pada proses perawatan ( maintanance ) roll shredder ini akan membahas


tentang perawatan roll Shredder pada pemotongan karet (cutter), dimana pada
proses perawatan sangatlah berperan penting di kalangan industri. Proses
perawatan yang dilakukan pada suatu mesin industri memiliki beberapa tujuan
antara lain menekan (memperpendek) periode kerusakan pada mesin sampai batas
minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis dan menghindari
kerusakan secara tiba-tiba atau break down yang dapat menghambat proses
produksi.

Langkah-langkah perawatan yang dilakukan yaitu perawatan harian dilakukan


setiap hari dengan membersihkan dinding dalam roll shredder agar tidak
terkorosi, pemberian grease agar lancar saat beroperasi. Perawatan bulanan
pemeriksaan roll shredder apabila sudah tidak rata pada mata potong di lakukan
pelepasan roll shredder dan roda gigi, pembersihan, terus di lakukan pembubutan
sesuai dengan kedalaman mata potong 10 mm (standar) mengikuti ulir pada roll
shredder agar tidak terjadi cacat dengan benda kerja saat pembubutan , setelah itu
di beri pelumas, pemasangan dan penyetelan kembali.

Jenis perawatan yang dipilih pada roll shredder yaitu pereventive


maintenance, dipilihnya perawatan ini untuk mencegah terjadinya kerusakan yang
lebih besar saat proses produksi berlangsung maupun pada saat produksi tidak
berlangsung.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Data dari hasil pengamatan tentang proses perawatan pada roll shredder
yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Mesin roll Shredder memiliki sistem kerja dengan cara menyayat atau
memotong lembaran-lembaran karet kering yang menghasilkan butiran-
butiran karet seperti biji jagung.

2. Keuntungan perawatan mesin roll Shredder yaitu biaya produksi rendah,


mudah dioperasikan, tidak ada persyaratan keterampilan khusus, mudah
perawatan, pengurangan ukuran yang sangat baik menghasilkan
karakteristik pengeringan yang lebih baik.

3. Perawatan harian dilakukan setiap hari dengan membersihkan dinding


dalam roll shredder agar tidak terkorosi, pemberian grease agar lancar saat
beroperasi. Perawatan bulanan di lakukan pemeriksaan roll shredder
apabila mata potong sudah tidak rata atau bergelombang, maka di bubut
ulang dengan diameter kedalaman 10 mm.

5.2 Saran
Adapun saran yang akan di berikan adalah sebagai berikut :

1. Semoga kedepannya yang akan kerja praktek di PT. Bukit Angkasa


Makmur mempergunakan waktu sebaik – baik nya.
2. Pelajari dahulu laporan kerja praktek yang ada agar terdata, sebelum terjun
langsung kelapangan.

Anda mungkin juga menyukai