Disusun Oleh :
Faiz Tegar Romadhan
3.21.16.5.09
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi D3 Teknik Mesin Dosen Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kuliah
Magang Industri di PT. Indonesia Power UJP PLTU Jateng 2 Adipala, Jawa
Tengah mulai tanggal 20 Agustus 2018 sampai dengan 03 November 2018 serta
dapat menyelesaikan laporan Kuliah Magang Industri tanpa suatu halangan yang
berarti.
Laporan Magang Industri ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Program D3 Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang.
Kuliah Magang Industri ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kemampuan satiap mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama bangku perkuliahan dalam dunia kerja.Terselesaikannya laporan
ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus, kepada:
iv
diberikan selama pelaksanaan kuliah magang industri.
8. Bapak Yus Sudiyono, selaku Supervisor Senior di CBM (Condition
Based Maintenance) UJP PLTU Jateng 2 Adipala
9. Bapak R. Panji Satrio W. G., selaku Supervisor di Pemeliharaan Mesin
UJP PLTU Jateng 2 Adipala bagian unit.
10. Bapak R.D. Prasetio, selaku Supervisordi Pemeliharaan Mesin UJP
PLTU Jateng 2 Adipala bagian BOP (Balance Of Plant)
11. Seluruh staff dan karyawan PT. Indonesia Power UJP PLTU Jateng 2
Adipala yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengetahuan
selama pelaksanaan magang industri.
12. Teman-teman satu angkatan ME-3A samapai ME-3F angkatan 2016
untuk dukungan dan semangatnya.
13. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
Semarang, 16 November2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
vi
2.2.6 Tujuan ............................................................................................ 10
2.2.10 Empat Nilai Perusahaan PT. Indonesia Power (IP AKSI) ........ 12
2.5 Data Teknik Komponen Utama UJP PLTU Jateng 2 Adipala ........ 25
vii
3.5 Laporan Kegiatan Magang Industri................................................... 34
4.4.1 Instalasi Yang Tepat pada Boiler Feed Pump Turbine .............. 60
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.5 Turbine BFPT .................................................................................. 53
Gambar 4.6 Casing turbine ................................................................................. 53
Gambar 4.7 Impeller ........................................................................................... 54
Gambar 4.8 Trush Bearing .................................................................................. 54
Gambar 4.9 Journal bearing ............................................................................... 55
Gambar 4.10 Lube Oil Pump BFPT .................................................................... 55
Gambar 4.11 Turning Gear ................................................................................. 56
Gambar 4.12 Line C3W BFPT............................................................................. 56
Gambar 4.13 Diagram Aliran BFPT ................................................................... 57
Gambar 4.14 Alignment ....................................................................................... 60
Gambar 4.15 Reverse Dial Indicator................................................................... 61
Gambar 4.16 Rim and Face Dial Indicator ......................................................... 63
Gambar 4.17 Metode Laser ................................................................................. 64
Gambar 4.18 Monitoring Pengoperasian BFPT Dari CCR ................................. 66
Gambar 4.19 Melakukan Monitoring Pada Saat PM di BFPT ............................ 68
Gambar 4.20 Melakukan Regreasing dan Cleaning pada area BFPT ................. 68
Gambar 4.21 Melakukan Pengencangan Akibat Kebocoran Line BFPT ............ 68
Gambar 4.22 Bearing 1 ....................................................................................... 72
Gambar 4.23 Bearing 1 ....................................................................................... 73
Gambar 4.24 Bearing 2 ....................................................................................... 74
Gambar 4.25 Bearing 2 ....................................................................................... 74
Gambar 4.26 Bearing 3 ....................................................................................... 76
Gambar 4.27 Bearing 3 ....................................................................................... 76
Gambar 4.28 Thermocouple ................................................................................ 77
Gambar 4.29 Thermocouple ................................................................................ 78
Gambar 4.30 Mengecek Clearance Antara Shaft Dengan Bantalan ................... 81
Gambar 4.31 Alignment Pada Poros Turbine BFPT ........................................... 81
x
DAFTAR TABEL
xi
1 DAFTAR LAMPIRAN
xii
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
Pada UJP PLTU Jateng 2 Adipala terdapat banyak jenis pompa salah satu jenis
pompa yang digunakan yaitu Boiler Feed Pump Turbine (BFPT). Boiler Feed
Pump Turbine adalah jenis khusus dari pompa multi-stage barrel centifugal
dengan penggerak mengunakan turbin kecil. Boiler Feed Pump Turbine yang
berfungsi untuk memompa air demin ke dalam boiler steam (economizer) , namun
karena beroprasi terus menerus, pompa dapat mengalami gangguan. Salah satunya
vibrasi yang melewati batas standar. Untuk mengetahui seberapa besar vibrasi
pada pompa, maka harus dilakukan pemeriksaan secara continue.
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat Magang Industri
3
4. Terjalinnya hubungan kerja sama yang baik antara Politeknik Negeri
Semarang dengan PT. Indonesia Power UJP PLTU Jateng 2 Adipala.
4
2 BAB II
5
Lokasi : Semarang
5) Unit Pembangkitan (UP) Perak & Grati :
Kapasitas terpasang : 864,08 MW
Jenis Pembangkit : PLTGU
Lokasi : Pasuruan
6
Lokasi : Langkat
UJP PLTU Jateng 2 Adipala terletak di tepi laut Jawa, bagian selatan
provinsi Jawa Tengah yang secara geografis berada di daerah strategis
berkaitan dengan jalur suplai kebutuhan bahan bakar. UJP PLTU Jateng 2
Adipala dibangun di atas area seluas 52 hektar dilatarbelakangi daerah
pertanian dan sungai yang berfungsi sebagai sumber mata pencaharian
lingkungan sekitarnya. UJP PLTU Jateng 2 Adipala terdiri dari 1 unit
pembangkit berbahan bakar batubara dengan kapasitas total 600 MW.
UJP PLTU Jateng 2 Adipala yang menggunakan teknologi pembangkit
superkritikal ini didesain menggunakan bahan bakar batu bara kategori low
rank coal yang mempunyai nilai kalor pada kisaran 3900-4500 kcal/kg. Bahan
bakar ini didatangkan dari Pulau Sumatra dan Kalimantan dengan perkiraan
kebutuhan per tahunnya mencapai 2.935.000 – 3.530.000 metric ton. Dengan
teknologi superkritikal ini, UJP PLTU Jateng 2 Adipala bisa mempunyai
performa efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan PLTU FTP 1 lainnya.
7
UJP PLTU Jateng 2 Adipala menyulpai kelistrikan Jawa Bali system 500
kV melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) ke Gardu Induk
Kesugihan / New Rawalo dengan jaringan transmisi sebanyak 35 tower dan
dengan panjang ± 13,8 km. Selain itu, PLTU Adipala terkoneksi juga dengan
PLTU Cilacap Unit 3 Extension 1 x 660 MW melalui jaringan transmisi
sepanjang 4,79 km. UJP PLTU Jateng 2 Adipala memproduksi listrik yang
akan dipasok ke daerah pedesaan Kesugihan.
PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per unit
jasa pembangkit yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
8
berdasarkan kaidah industri dan niaga sehat, guna menjamin keberadaan dan
pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam pengembangan usaha penunjang di dalam bidang pembangkit
tenaga listrik, PT. Indonesia Power telah membentuk anak perusahaan yaitu
PT. Cogindo Daya Bersama dan PT. Artha Daya Coalinda bergerak dalam
bidang jasa pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep
cogeneration, energy outsourching, energy efficiency assesment package dan
distributed generation. Sedangkan PT. Artha Daya Coalindo bergerak dalam
bidang perdagangan batubara sebagai bisnis utamanya dan bahan bakar lainnya
yang diharapkan menjadi perusahaan trading batubara yang menangani
kegiatan terintegrasi di dalam rantai pasokan batubara, selain kegiatan lainnya
yang bernilai tambah, baik sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain
yang mempunyai potensi sinergis. Selain itu PT. Indonesia Power juga
menanamkan saham di PT. Artha Daya Coalindo yang bergerak di bidang
usaha perdagangan batubara sebesar 60%.
2.2.1 Visi
2.2.2 Misi
2.2.3 Motto
9
2.2.5 Paradigma
“ Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini”.
2.2.6 Tujuan
10
1. Bentuk
1) INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar
jenis huruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD
menandakan font yang kuat dan tegas.
2) Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan
“TENAGA LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama
perusahaan.
3) Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT.PLN PJB
1. Titik merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi
komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan
identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
2. Warna
1) Merah
Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan
identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk
memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan
juga di luar negeri.
2) Biru
Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri:
- Berteknologi tinggi
- Efisien
- Aman
- Ramah lingkungan
11
2.2.8 Budaya Perusahan
1. Integritas
Bertindak sesuai etika perusahaan serta memberikan yang terbaik bagi
perusahaan.
2. Profesional
12
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang.
Harmoni, serasi, selaras, seimbang, dalam :
1) Pengembangan kualitas pribadi
2) Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait)
3) Hubungan dengan lingkungan hidup
3. Proaktif
Peduli dan cepat tanggap melakukan peningkatan kinerja untuk mendapat
kepercayaan stakeholder.
4. Sinergi
Membangun hubungan kerja sama yang produktif atas dasar saling
percaya untuk menghasilkan karya unggul.
UJP PLTU Jateng 2 Adipala atau lebih dikenal dengan nama PLTU
Adipala merupakan proyek FTP-1 terkahir yang telah dinyatakan laik operasi
pada Oktober 2016. Berlokasi di Desa Bunton Kecamatan Adipala, Kabupaten
Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, ± 220 km arah Barat Daya Kota Semarang,
UJP PLTU Jateng 2 Adipala mempati lahan seluas 52 Ha.
13
UJP PLTU Jateng 2 Adipala merupakan pembangkit listrik dengan
teknologi supercritical pertama kali yang dimiliki oleh PLN dengan kapasitas
terpasang 1 x 660MW. Batubara untuk kebutuhan opersaional, didatangkan
dari Kalimantan dengan nilai kalori 4200 kkal. Kebutuhan batubara untuk
pengoperasian PLTU Adipala sebesar 8800 ton/hari.
Dengan adanya SK Dir Nomor 0016.P/DIR/2016, PT. PLN UIP JBTB II
melalui PT.PLN UPP KIT JBTB 4 mendapat mandat mengelola PLTU Adipala
selama proses EPC sebagai perwakilan owneri. Dalam proses EPC, PT.PLN
(Persero) menunjuk CNTIC sebagai main contractor dan PT. Indonesia Power
sebagai aset operator dan maintenance.
Penyaluran energi listrik dari PLTU Adipala menuju Gardu Induk New
Rawalo menggunakan Jaringan SUTET 500 kV sepanjang 14 km. Dengan
terinterkoneksi dengan jaringan 500 kV maka PLTU Adipala termasuk salah
satu pembangkit yang menopang kelistrikan Jawa – Bali.
Tabel 2.2Tabel Proyek PT. Indonesia Power UJP PLTU Jateng 2 Adipala
Deskripsi
Item
PLTU 2 Jawa Tengah –
Nama Proyek
Adipala,Cilacap 1 x (600-700) MW
562-1.PJ/121/DIR/2008
Nomor Kontak
22 Desember 2008
9 September 2016
SLO
13 September 2016
COD
18 September 2016
TOC
Main Consortium: China National
Technical Import & Export Corp
(CNTIC)
Shanghai Electric Group Company
14
Kontraktor Limited (SEC)
PT. Cahara Mulia Energi Konstruksi
(CMK)
PT. Bajragraha Sentranusa (BAJRA)
Unit Pendukung
15
2.3.2 Lokasi UJP PLTU Jateng 2 Adipala
16
2.3.3 Struktur Organisasi
Gambar 2.4 Stuktur Organisasi PT. Indonesia Power UJP PLTU Jateng 2
Adipala
17
1. Tersedianya rencana kerja dan anggaran unit bisnis pembangkitan
jangka pendek,jangka menengah dan jangka panjang.
2. Terintegrasinya kegiatan operasional unit pembangkit.
3. Terkoordinasinya kegiatan komunikasi internal dan eksternal.
4. Terkoordinasinya kegiatan inovasi/perkembangan teknologi unit
pembangkit.
5. Terkoordinasinya kegiatan manajemen mutu unit pembangkit.
18
2.3.3.3 Ahli Madya Engineering Boiler dan Auxiliary
19
dari Sumatra dan Kalimantan dari jenis low rank coal dengan nilai kalor 3900-
4500 kkal/kg. Batu bara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan
menggunakan Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu
sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan
conveyormenuju penyimpanan sementara (temporary stock) dengan
menggunakan Stacker/Reclaimer atau langsung batubara tersebut ditransfer
melalui Transfer House ke Coal Bunker, seterusnya ke Coal Feeder yang
berfungsi mengatur jumlah aliran ke Pulverizer dimana batubara digiling
dengan ukuran ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang halus.
Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
dan dibawa ke Coal Burner yang meniupkan batubara yang berukuran 200
mesh ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas
untuk mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada
ruang bakar dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) yang mengalirkan udara
pembakaran melalui Air Heater. Hasil proses pembakaran yang terjadi
menghasilkan limbah berupa abu. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler
secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran
dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) dan dilewatkan melalui
Electrostatic Precipitator yang menyerap abu terbang dan debu dengan sistem
elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui cerobong/Stack. Abu dan debu
kemudian dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor
yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan.
20
Gambar 2.5 Skema UJP PLTU Jateng 2 Adipala
21
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa-
pipa penguap (spiral water walls) menjadi uap basah (ketika beban masih di
bawah 30%) kemudian uap basah tersebut dipisahkan kandungan airnya oleh
separator. Air yang telah dipisahkan mengalir menuju Water Collecting Tank
(WCT) sedangkan uap yang telah dipanaskan menuju Super Heater (SH) untuk
dipanaskan kembali. Kemudian uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi
High Pressure Turbine, dimana uap tersebut diekspansikan melalui HP
Turbine, uap dikembalikan ke dalam Boiler untuk dipanaskan ulang di
Reheater guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut diganakan
kembali di Intermediate Pressure (IP) Turbine dan Low Pressure (LP) Turbine.
Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser dengan
media pendinginan air laut yang dipompa oleh Circulating Water Pump. Air
kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air
dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction
Pump, pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater, dinaikkan ke
Daerator untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung di dalam air. Air
tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump melalui High Pressure
Heater ,dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk ke dalam
Boiler pada Econimizer, kemudian air dialirkan menuju furnace melalui down
comer. Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit
beroperasi. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator, sehingga kadua
poros memiliki jumlah putaran yang sama.
Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm, pada Rotor Generator
dibuatlah magnetasi dengan Exitation System dengan demikian Stator
Generator akan membangkitkan tenaga listrik dengan tegangan 22 kV. Listrik
yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer untuk
dinaikkan tegangannya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik tersebut
disalurkan ke sistem jaringan terpadu (Interkoneksi) se-Jawa-Bali malalui
Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV ke Gardu Induk
Kesugihan / New Rawalo dengan jaringan transmisi sebanyak 35 tower dan
dengan panjang ± 13,8 km.
22
2.3.5 Produk Yang Dihasilkan
Gambar 2.6 Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi UJP PLTU Jateng 2 Adipala
23
1. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit beban
dasar dengan biaya murah.
2. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun biaya
pemeliharaan.
3. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit.
4. Meningkatkan kehandalan pola pembangkit.
5. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan
gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.
Adapun program kerja di bidang produksi :
1) Mengoptimalkan kemampuan produksi
2) Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit
- Efisiensi thermal
- Efisiensi pemeliharaan
- Pengawasan volume dan mutu bahan bakar
- Melakukan optimasi biaya bahan bakar
3) Meningkatkan keandalan pembangkit
4) Meningkatkan waktu operasi pemeliharaa
24
4. Cerobong asap setinggi 275 m, agar kandungan debu dan gas sisa
pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.
5. Sumur pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU
Adipala.
6. CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka.
7. Penggunaan Low NOx Burners.
8. Pemasangan Continuous Emissions Monitoring System pada Stack.
1. Boiler
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Beijing
Tipe : Wall Firing
Kapasitas : 2069 ton uap/jam
Tekanan uap superheated : 25,4 Mpa
Temperature uap superheated : 571 ºC
Tekanan uap reheated : 4,51 Mpa
Temperature uap reheated : 569 ºC
Bahan bakar utama : Batubara
Bahan bakar untuk penyalaan awal : Minyak Solar (HSD)
2. Turbin
Pabrik pembuat : Shanghai Turbine-Generator
Company
Tipe : Supercritical, Single Shaft,
Single, Intermediate Reheat,
3-Cylinder and 4-Exhaust
and Condensing Steam
Turbine
Kapasitas : 660 MW
Tekanan uap masuk : 24,2 Mpa
Temperature uap masuk : 566 ºC
Kecepatan putaran : 3000 rpm
25
Jumlah tingkat : 3 tingkat
Turbin tekanan tinggi : 12 sudu
Turbin tekanan menengah : 8 sudu
Turbin tekanan rendah 1 : 2 x 7 sudu
Turbin tekanan rendah 2 : 2 x 7 sudu
3. Generator
Pabrik pembuat : Shanghai Turbine-Generator
Company
Kecepatan putaran : 3000 rpm
Jumlah fasa :3
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan : 22 kV
KVA keluaran : 776.500 kVA
MVA kW : 660.000 kW
Arus : 20.377 A
Faktor daya : 0,85 Lagging
Rasio hubung singkat : 0,518
Media pendingin : Gas Hidrogen
Tekanan gas H2 : 0,45 Mpa
Kumparan :Y
26
5. Pompa Pengisi Ketel ( Boiler Feedwater Pump Turbine)
a. Data Turbin Penggerak
Pabrik pembuat : Shanghai Turbine Co.Ltd
Tipe : ND(Z)84/79/07.
Daya : 13,5 MW
Kecepatan putaran : 2800 – 6000 rpm
Tekanan uap LP turbin : 1,154 Mpa
Temperature uap LP turbin : 390,9 ºC
Tekanan uap HP turbin : 4,904 Mpa
Temperature uap HP turbin : 353,7 ºC
Tekanan uap keluar : 6,84 kPa
27
Motor penggerak : 12430 kW/6 kV/ 50 Hz/3
fasa
7. Transformator
Pabrik pembuat : Boading Tianwei Baobian
Electric Co.Ltd
Tipe : Step-Up Transformer at On-
Load Voltage Regulation
with 3-Phase, Oil Immersed
and Double-Coil Copper
Winding door
Rated Power : 800/800 MVA
Rated Voltage : 500 ± 8 X 1.25% / 22 KV
Arus Primer : 802,8/21073 A
Frekuensi : 50 Hz
Jumlah fasa :3
Prosentasi impedansi : 14 ± 53%
28
3 BAB III
29
3.1.3 Bagian Penempatan Magang Industri
3.2 Pengarahan K3
Kepres No. 22 tahun 1993 adalah dasar utama untuk pengendalian resiko
K3 terkait bidang kerja pembangkitan energy listrik, salah satunya penggunaan
LOG OUT dan TAG OUT. Ketika proses pemeliharaan berlangsung, pihak
operator akan membantu dan menjelaskan kendala lain yang terjadi pada peralatan
yang akan dirawat atau diperbaiki, jika tidak menghendaki pada kondisi
komponen menyala maka operator atau teknisi dari pemeliharaan akan melapor
pada Central Control Room (CCR) agar bagian yang akan diperbaiki tersebut
dimatikan.Simulasi K3 tidak hanya dilakukan di lapangan namun juga didalam
gedung administrasi, simulasi waspada bencana alam disimulasikan sesuai dengan
30
kondisi real saat terjadi bencana, yang dipimpin oleh satpam dengan
mengumpulkan semua orang menuju safe point tepatnya pada parkiran utama
didepan gedung administrasi atau pada area boiler tergantung pada bencana alam
yang terjadi.
31
3.4 Pemeliharaan Bidang Mekanik
32
3.4.2 Pemeliharaan Bidang Condition Based Maintenance
1. Infrared Thermography
2. Tribology System
3) Water Content adalah alat untuk mengetahui kadar air dalam oli
Sampel oli yang diambil kemudian dimasukkan pada alat particle count,
viscositas, water content, sehingga partikel logam yang tercampur, kekentalan
oli dan kadar air yang mengendap didalam oli akan terlihat dan di analisis oleh
pihak PDM .
33
3. CSI Vibration Analysis
Adalah alat untuk mengetahui tingkat vibrasi, yang dipasang pada bagian
mesin yang diperkirakan sensitif terhadap vibrasi seperti rumah bearing, motor
listrik, dan pompa. Kegiatan yang dilakukan adalah pada alat vibration analysis,
dengan variasi beban yaitu 60 %, 75 %, 90 % atau 100 % dengan menambah
beban pada rotor, nantinya muncul grafik kemudian di analisis oleh PDM, beban
terbaik agar masa pakainya lama adalah pada beban 60 %, 75 %, 90 % atau 100
%.
34
2. Penggantian Mur dan Baut Pada Auxiliary Steam
Lokasi: Lantai 3
Alat yang digunakan: Gerinda, kunci pas ukuran 24, kunci inggris dan roll
kabel.
Uraian kegiatan: Kegiatan yang dilakukan yaitu melakuan penggantian mur
dan baut pada auxliary steam pipe to air preheater soot blowing check valve
dikarenakan keadaan mur dan baut sebelumnya mengalami korosi dan ulir
rusak.
35
Gambar 3.3 Penggantian Rupture Disc Turbine
36
5. Penggantian Oil Seal Motor Coal Feeder
Lokasi: lantai 3
Alat yang digunakan: kunci pas, kunci inggris, cairan pelumas, palu
Uraian kegiatan: Motor pada coal feeder A dan coal feeder D mengalami
kebocoran pada oil seal dikarenakan life time dari oil seal, maka dilakukan
pembongkoran pada motor coal feeder A dan coal feeder untuk penggantian
oil seal.
37
7. Pengetesan Hidrolik Pada Stop Block
Lokasi: Area Travelling bar screen
Alat yang digunakan: mesin hidrolik
Uraian kegiatan: Stop block adalah sebuah alat untuk membendung air laut
dengan sistem hidrolik, sebelum dilakuakn pembendungan maka dilakukan
pengetesan hidrolik pada stop block untuk memastikan keadaan hidrolik
dalam kondisi baik.
38
Gambar 3.8 Penggantian Sikat Automatic Filter
39
10. Cleaning filter MOT (Main Oil Turbine)
Lokasi: Unit lantai 3
Alat yang digunakan : Minyak tanah
Uraian kegiatan: : MOT atua main oil tank merupakan penampungan
dari oli untuk melumasi bearing-bearing yang ada pada turbine.
Diadakanya cleaning pada filter MOT ini dikarenakan telah adanya
rekomendasi dari tim predictive maintenance setelah dilakukan
pengecekan oli setelah penyaringan dan terdapat indikasi kotor dan
perlu adanya pembersihan pada filter ini.
40
Gambar 3.11 Pengelasan Screen
41
13. Preventive Maintenance pada BFPT A dan B
Lokasi: lantai 3
Alat yang digunakan: majun, cariran pelumas, greas, kuas, dan kunci
inggris
Uraian kegiatan : BFPT adalah sebuah pompa dengan penggerak
turbine kecol, pada BFPT tingkat pressure dan vibrasi sangat tinggi
maka sering kali mengalami kebocoran line. Kegiatan yang dilakukan
cleaning, greasing, monitoring dan pengencangan apabila terjadi
kebocoran.
42
Gambar 3.14 Penggantian Accumulator
43
16. Penggantian Filter Scan Air Fan
Lokasi: Lantai 3
Alat yang digunakan: Kunci inggris, kunci pas dan filter scan air fan
Uraian kegiatan: Kegiatan corrective maintenance. Scan air fan
berfungsi sebagai fire blower, dengan intake adalah udara ambient dan
disaring melalui filter. Penggantian hanya dilakukan ketika filter
tersebut sudah kotor karena kadar debu disekitar yang tidak menentu.
44
Gambar 3.17 Proses Penggantian Shaft Long Soot Blower
45
penggerak belt conveyor dan mengecek apabila adanya terjadi
kebocoran .
46
4 BAB IV
47
4.2 Perumusan Masalah
Boiler Feed Pump Turbine (BFPT) adalah jenis khusus dari pompa multi-
stage barrel centifugal dengan penggerak mengunakan turbin kecil. Boiler
Feed Pump Turbine berfungsi untuk memompa air demin ke dalam boiler
steam (economizer) dengan kecepatan 5556 Rpm. Air dapat disediakan baru
atau dari proses kondensat yang dihasilkan sebagai hasil dari kondensasi uap
yang dihasilkan oleh boiler. Pompa ini memiliki tekanan tinggi yang
mengambil hisap dari sistem pengembalian kondensat dan dapat dari jenis
pompa sentrifugal atau jenis perpindahan positif. Boiler Feed Pump
Turbine merupakan salah satu aplikasi penggunaan pompa sentrifugal
48
berukuran besar pada UJP PLTU Jateng 2 Adipala. Pompa ini berfungsi untuk
mengontrol dan mensupply air pada jumlah tertentu yang berasal dari tanki air
(Feed Water Tank) menuju boiler dengan spesifikasi tekanan tertentu yaitu
dengan tekanan inlet 2.332 Mpa dan tekanan outlet 29.09 Mpa. Air tersebut
sebelum masuk ke boiler biasanya mengalami pemanasan awal (pre-heating).
Sehingga air yang dipompa oleh BFPT juga memiliki temperatur tertentu yang
cukup panas yaitu 185˚C .
Boiler Feed Pump Turbine yang digerakan dengan penggerak turbin uap
berukuran kecil yang digerakan oleh steam extration dari HP turbine atau
sering disebut cold reheat. Cold reheater terbentuk dari siklus uap pada proses
pembangkitan daya UJP PLTU Jateng 2 Adipala dimulai dari pemisahan uap
dan air pada separator. Uap yang telah dipisahkan dari separator memiliki
temperatur sebesar 400 °C. Uap selanjutnya menuju rooftube pada bagian atas
boiler. Selanjutnya uap mengalami pemanasan pada horizontal convection
pass, primary superheater, platen superheater dan secondary superheater. Uap
kering yang telah dipanaskan ini selanjutnya mengalir menuju HP turbine dan
memutar poros turbin. Uap yang dari HP turbine ini mengalami ekspansi
sehingga mengalami penurunan temperatur. Karena terjadi penurunan
temperatur ini, uap tidak dapat dilanjutkan untuk memutar turbin karena dapat
menyebabkan kerusakan pada turbin apabila uap sampai berubah fasa akibat
penurunan temperatur. Sehingga uap dipanaskan kembali dalam reheater. Uap
yang memasuki reheater disebut dengan cold reheat. Sedangkan uap hasil
pemanasan reheat disebut hot reheat.
Hot reheat selanjutnya dialirkan menuju IP turbine dan uap dari IP turbine
selanjutnya menuju LP turbine. Poros dari ketiga turbin ini memiliki poros
yang sama dan selanjutnya dikopel dengan poros generator sehingga dapat
menghasilkan daya listrik.
49
digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian
atau hambatan gesek. Pompa beroperasi dengan membuat perbedaan tekanan
antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Pompa juga
berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga penggerak
menjadi tenaga kinetis . Tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan
mengatasi hambatan yang ada di sepanjang aliran.
Pompa diklasifikasikan seperti Gambar 4.2 berikut ini.
50
meninggalkan titik tengah impeller menimbulkan kevakuman pada tengah
impeller sehingga dapat menghisap air. Prinsip kerja pada impeller kedua
sama dengan impeller pertama. Pada impeller terakir atau impeller ke enam
air keluar pada sisi discharge. Head total pompa ini merupakan jumlah dari
head yang dihasilkan oleh masing-masing impeller sehingga lebih tinggi
dari pompa single stage. Pemasangan diffuser pada rumah pompa banyak
tingkat lebih menguntungkan daripada dengan rumah volut, karena aliran
dari satu tingkat ketingkat berikutnya lebih mudah dilakukan.
1.BFPT Turbine
Serial No. ZG230-45 / ZG230-46
Type: ND(Z)84/79/07
Power: 9407 KW
Speed: 5561 r/min
Range of governing: 2800~6000r/min
Trip speed: 6300±50r/min(mechanicl)
Turning gear engaged: 100 r/min
Steam resource of commissioning: 1.3 Mpa / 390.9˚C
Cold reheat steam resource: 4.904 Mpa/353.7˚C
Low pressure steam resource: 1.154 Mpa/390.9˚C
51
Rotating direction: Clock wise viewed from steam inlet
Manufacturer: Shanghai Steam Turbine CO.,LTD
2. BFPT Pump
Serial No. 12G102 / 12G103
Type: HPT300-340M-6S
Structure type: multi-stage barrel centrifugal pump
Inlet water temperature: 181.9˚C
Inlet water pressure: 2.49 Mpa
Head: 3134m
Flow: 1137.9t/h
Minimum flow: 270t/h
Shaft seal: ready-packaged self-circulating mechanical seal
Rotating direction: clock wise viewed from driven end
1..Pompa BFPT
52
2.Turbine BFPT
1. Casing Turbine
53
2. Impeller
3. Trush Bearing
54
4. Journal Bearing
55
6. Turning Gear
Sistem C3W ini berfungsi untuk mendinginkan semua peralatan yang ada
pada sistem PLTU salah satunya untuk mendinginkan BFPT. Medianya air
56
demin yang ada pada Expansion Tank. Air demin/C3W dari Expansion
Tank dipompa menggunakan C3WP. Setelah mendinginkan semua
peralatan, air C3W disirkulasikan kembali, tetapi sebulumnya didinginkan
kembali menggunakan air laut. Proses pendinganan ini berlangsung
di Heat Exchanger.
Sistem air umpan merupakan suatu sistem yang menyuplai air dari
daerator menuju ke boiler (economizer). Air ini adalah air yang nantinya
dipanaskan dan diubah menjadi uap superheated didalam boiler. Sistem air
umpan ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 4.13 Air umpan yang
disimpan dalam feedwater storage dipompakan menuju high pressure heater
(HPH) menggunakan motor-driven boiler feed pump (MBFP) atau dapat juga
menggunakan boiler feed pump turbine (BFPT). Dalam HPH, terjadi
peningkatan temperatur sebelum air dialirkan menuju economizer. Terdapat
tiga HPH yang dilalui air dari daerator, yaitu HPH 6, HPH 7 dan HPH 8. Pada
HPH ini, sumber panas yang digunakan berasal dari ekstraksi uap high
pressure turbine (HP Turbine) dan intermediet pressure turbine (IP Turbine).
Air yang telah mendapat pemanasan awal pada HPH menuju economizer
dengan temperatur sekitar 275 °C. Tujuan adanya pemanasan terlebih dahulu
57
pada HPH adalah sebagai efisiensi peralatan agar economizer tidak bekerja
terlalu berat. Selain itu pemanasan awal juga dapat membantu kerja boiler agar
beban pembakaran tidak terlalu tinggi akibat temperatur air yang masih rendah.
Air dari economizer selanjutnya dialirkan menuju spiral tube pada boiler.
Setelah proses melewati spiral tube, produk yang dihasilkan masih berupa uap
basah.
Dimana pada keadaan ini, uap masih memiliki kadar air yang cukup tinggi
sehingga perlu dilakukan pemisahan uap dan air pada separator.
Pada sistem air umpan, terdapat dua jenis pompa yang digunakan yaitu
MBFP dan BFPT. Penggunaan kedua jenis pompa ini berbeda, tergantung pada
beban pembangkit saat itu. Saat start up sampai beban 30% dan shutdown,
MBFP yang digunakan untuk memompakan air. Sedangkan pada beban normal
air dipompakan menggunakan BFPT. Hal ini disebabkan karena daya yang
digunakan untuk memutar MBFP adalah motor yang menggunakan listrik.
Sedangkan daya yang digunakan BFPT adalah dari ekstraksi uap HP Turbine
untuk memutar turbin kecil yang dapat membangkitkan daya untuk konsumsi
pompa BFPT sendiri. Sehingga setelah beban telah mencapai 30% atau saat
uap sudah terproduksi, MBFP tidak digunakan, hal ini bertujuan untuk efisiensi
sistem.
58
(downtime) karena terjadinya mendadak, kerusakan akan menyebar ke
komponen lain dan bisa terjadi kerusakan fatal sehingga biaya
perbaikan akan mahal, kerugian produksi besar.
59
4.3.7.4 Periodic Maintenance
Dikenal juga sebagai Precision Maintenance dan Reliability Based
Maintenance. Metode ini lebih menitikberatkan pada identifikasi akar
permasalahan dan perbaikannya untuk mengurangi kemungkinan mesin akan
rusak.
Keuntungan : Umur operasi mesin lebih panjang, keandalan mesin
meningkat, kegagalan mesin dapat dikurangi, biaya perawatan keseluruhan
bisa dikurangi.
Kerugian : Investasi dengan biaya tinggi untuk peralatan instrumen dan
keahlian personil, diperlukan keahlian khusus dari para personilnya,
dibutuhkan investasi waktu untuk menerapkan metode ini, butuh
perubahan cara berfikir (filosofi) dari mulai level manajemen sampai level
paling bawah.
60
kelurusan/kesentrisan antara kedua poros pemutar (driver) dan poros yang
diputar (driven) hingga tidak menimbulkan gesekan, getaran, dan lain-lain
yang dapat memperpendek umur sebuah mesin yang tentunya akan menambah
biaya pengeluaran untuk perbaikan maupun penggantian pompa.
Macam-macam metode alignment
Terdapat 4 metode pada alignment yaitu: medode penggaris, metode dial
indicator, metode laser dan metode level precision. Pada UJP PLTU Jawa
Tengah 2 Adipala alignment dilakukan dengan 2 metode yaitu metode dial
indicator dan metode laser.
61
Dengan memasang dua pasang dial seperti gambar diatas adalah cara yang
sangat cerdik untuk menghemat waktu. Dengan sekali putar menghasilkan
dua penunjukan.
Keuntungan :
1. Cukup satu poros shaft yang perlu di putar, sehingga sangat baik untuk
alignment pasangan mesin dimana salah satunya sulit diputar ataupun
mesin yang tidak memiliki thrust bearing.
2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial, tidak
perlu diputar, karena jika diputar dapat menimbulkan kesalahan
penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada ruang
untuk penempatan dial-indicator
4. Dengan mudah bisa melihat/menggambarkan posisi poros.
Kerugian :
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor
mempunyai thrust bearing yang hydrodinamis, karena permindahan
aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing,
karena jika di putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.
3. Biasanya memerlukan melepas spool kopling.
4. Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.
62
Gambar 4.16 Rim and Face Dial Indicator
Keuntungan :
1. Metode ini cukup akurat.
2. Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil.
3. Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros.
4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun hanya
satu.
5. Alat cukup murah dibanding alat lacer atau alat lain.
6. Mudah di gambar dan dibuat perhitungan2, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan lebih cepat .
7. Cukup sesuai untuk mesin-mesin besar dengan putaran tinggi.
Kerugian :
1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus kokoh,
sehingga dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.
2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar,
maka penunjukan dial indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga
selanjutnya perhitungan2 menjadi salah.
4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.
63
2. Metode Laser
64
Kerugian :
1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus
kokoh, sehingga dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.
2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar,
maka penunjukan dial indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga
selanjutnya perhitungan 2 menjadi salah.
4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.
65
4.4.2.2 SOP Boiler Feed Pump Turbine
Untuk menjaga kinerja dari boiler feed pump turbine perlu dilakukanya
langka-langkah standar pengoperasian yang perlu diperhatikan yaitu :
66
5. Periksa temperatur bearing motor dan pompa, pastikan sistem CCCW
untuk booster pump dan BFPT beroperasi dengan baik
67
Gambar 4.19 Melakukan Monitoring pada BFPT
68
2. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan dengan
memprediksi satu kerusakan yang mungkin akan terjadi pada peralatan melalui
pemeriksaan yang countinue dan periodik yang membutuhkan teknologi dan
kebtuhan orang yang menggabungkan semua data diagnostik dan performance
yang ada. Kegiatan pengambilan data yang dilakukan yaitu :
1) Vibrasi
Vibrasi adalah gerakan bolak-balik di suatu periode dalam waktu tertentu. Pada
UJP PLTU Jateng 2 Adipala pengambilan data pada vibrasi dilakukan dalam 4
mingguan. Vibrasi yang terjadi pada BFPT statusnya dalam kategori warning
sehingga perlu dilakukan monitoring pada peralatan dan lakukan pengambilan
data sesuai dengan schedule.
Hasil pengambilan data pada 15 Oktober 2018:
69
Tabel 4.2 Standart Vibrasi Overall Velocity
Keterangan :
1. A : Sangat halus (New machine condition)
2. B : Diperbolehkan beroperasi dalam jangka waktu lama yang tak
terbatas (Unlimited long-term operation allowable)
3. C : Diperbolehkan beroperasi dalam jangka waktu singkat
(Short-term operation allowable)
4. D : Bila dioperasikan mengakibatkna kerusakan yang lebih
parah (Vibration causes damage)
70
Tabel 4.3 Trending Pengukuran
BFPT A
150
130
110
90
70 P1H
50 Trip
30
Alarm
10
-10
9-Mar-16
27-Nov-17
2-Apr-18
11-Dec-17
27-Dec-17
8-Jan-18
5-Feb-18
26-Jan-16
20-Aug-18
6-Feb-17
17-Sep-18
10-Oct-16
30-Oct-17
15-Oct-18
10-Jul-17
24-Jul-17
Catatan : 23-Jul-18
Kesimpulan :
71
Rekomendasi :
2) Infrared Thermography
1. Bearing 1
72
Gambar 4.23 Bearing 1
Measurements
Bx1 Max 65.1˚C
Parameters
Emissivity 0.95
Refl. Temperatur 29 ˚C
Distance 3m
Atmoshperic 20 ˚C
temperature
Ext. Optics 20 ˚C
tewmperature
Relative humidity 70 %
73
Catatan:
Recomendasi:
2. Bearing 2
74
Hasil pengambilan data:
Tabel 4.5 Hasil Pengambilan Data Bearing 2
Measurements
Bx1 Max 88.5˚C
Parameters
Emissivity 0.95
Refl. Temperatur 29 ˚C
Distance 3m
Atmoshperic 20 ˚C
temperature
Ext. Optics 20 ˚C
tewmperature
Relative humidity 70 %
Catatan:
75
3. Bearing 3
Measurements
Bx1 Max 78.2˚C
Parameters
Emissivity 0.95
Refl. Temperatur 29 ˚C
Distance 3m
Atmoshperic 20 ˚C
76
temperature
Ext. Optics 20 ˚C
tewmperature
Relative humidity 70 %
Catatan:
Temperature bearing 1 BFPT A dengan parameter operasi:
Beban unit 628 MW masih dalam kondisi normal.
Recomendasi:
Pengamatan normal berkala.
4. Thermocouple
77
Gambar 4.29 Thermocouple
Measurements
Bx1 Max 206.5˚C
Parameters
Emissivity 0.95
Refl. Temperatur 29 ˚C
Distance 3m
Atmoshperic 20 ˚C
temperature
Ext. Optics 20 ˚C
tewmperature
Relative humidity 70 %
78
Catatan:
3) Tribology
Cutting,Sev
er sliding,
2 25-7-2018 2885 34.1 74.6156 Fatigue,Non
metallic
Cutting,Sev
er sliding,
3 20-8-2018 2959 34.0 75.6717 Fatigue,Non
metallic
Fatigue,Non
4 8-9-2018 3172 35.6 77.1625 metallic
79
Non
5 2-10-2018 3244 32.3 72.4788 metallic
Terdapat 4 jenis particle count yang dapat di baca oleh alat tribology:
1) Cutting
Cutting memiliki particle count yang jenis dan ukuranya lebih besar.
2) Severe Sliding
Severe sliding memilikin particle count yang jenis dan ukuranya baik
besar atau kecil namun bentuknya panjang-panjang.
3) Fatigue
Fatigue (beban lelah) memiliki particle count yang jenis dan ukuranya
lebih kecil
4) Non Metal
Non metal memiliki particle count yang bukan dari logam sepeti
bedu,batubara,packing,seal dll.
3. Periodic Maintenance
Periodic Maintenance merupakan perawatan berkala yang terjadwal pada
suatu alat atau sering disebut dengan maintenance overhaul. Pada periodic
maintenance ini lebih menitik beratkan pada identifikasi akar permasalahan dan
perbaikannya untuk mengurangi kemungkinan mesin akan rusak. Pada UJP
PLTU Jateng 2 Adipala perbaikan dilakukanya pada saat maintenance overhaul
BFPT yaitu :
80
Gambar 4.30 Mengecek Clearance Antara Shaft dengan Bantalan
81
5 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan magang industri yang telah dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut :
1. Boiler Feed Pump Turbine merupakan jenis khusus dari pompa multi-stage
barrel yang digerakan menggunakan turbin kecil dan berfungsi untuk
memompa air demin dari feed water tank menuju economizer.
2. Kondisi yang baik pada BFPT adalah kunci utama. Karena BFPT
merupakan pompa penting yang memompakan air demin ke dari feed
water tank menuju economizer sebagai langkah awal dalam proses
pembakaran air demin pada boiler.
3. Pada BFPT pemeliharaan yang dilakukan selama 2 tahun beroperasi untuk
menjaga performa dari BFPT yang diterapkan yaitu preventive
maintenance, predictive maintenance dan periodic maintenance.
5.2 Saran
82
3. Keselamatan kerja harus diterapkan dengan menggunakan alat pelindung
diri mulai dari kepala hingga kaki sesuai prosedur, saat memasuki area
produksi energi listrik.
83
DAFTAR PUSTAKA
B.H. Wanasinghe . 2016 . Steam Driven Boiler Feed Pump . KTH Industrial
Engineering and Management : Sri Langka
84
LAMPIRAN
85
86
87