65
Arah 180º penyimpangan 0.60
mm
Arah 270º penyimpangan 0.80
mm
66
PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN SISTEM TRANSMISI
SETELAH PEMBONGKARAN
1. Dluar1 = 101.55 mm
a. Pengukuran diameter luar Dluar2 = 101.60 mm
pully (P1) Drata-rata = 101.58 mm
Ddalam1 = 75,8 mm
Ddalam2 = 76,1 mm
b. Pengukuran diameter dalam Drata-rata = 75,9 mm
pully (P1)
Beri penjelasan keadaan pully setelah
dilakukan pemeriksaan.
Keadaan pully dalam kondisi
baik.
Dluar1 = 253,8 mm
a. Pengukuran diameter luar Dluar2 = 253,3 mm
pully (P2) Drata-rata = 253,55 mm
Ddalam1 = 229,7 mm
b. Pengukuran diameter dalam Ddalam2 = 228,7 mm
pully (P2) Drata-rata = 229,2 mm
67
2. Pemeriksaan kondisi sabuk “V- Seri sabuk Tebal sabuk
belt”. a. Sabuk 1 =B-60 11,55 mm
a. Periksa seri sabuk “V- b. Sabuk 2 =B-60 11,35 mm
belt” dan ukur tebal c. Sabuk 3 = - -
sabuk yang terhubung
pada pully motor Beri penjelasan keadaan sabuk setelah
penggerak. dilakukan pemeriksaan.
b. Periksa seri sabuk “V- “Kondisi kedua sabuk V-belt
belt” dan ukur tebal dalam keadaan baik dan masih bisa
sabuk yang terhubung dipergunakan”
pada pully yang
digerakkan.
4. a. Diameter poros 2 D2.1 = 35,25 mm
D2.2 = 35,3 mm
D2.3 = 35,25 mm
D2.4 = 35,25 mm
D2.5 = 35,3 mm
Drata-rata = 35,27 mm
Beri penjelasan kerataan poros setelah
dilakukan pemeriksaan.
Diameter poros masih dalam
kondisi baik dan masih dalam
toleransi
D3.1 = 35,25 mm
D3.2 = 35 mm
D3.3 = 35,1 mm
b. Diameter poros 3 D3.4 = 35,2 mm
D3.5 = 35 mm
Drata-rata = 35,1 mm
69
a. Kerataan lubang poros3.1 = 0,03
mm
b. Kerataan lubang poros3.2 = 0,02
mm
Kerataan lubang porosrata-rata
=0,025 mm
70
kopling ada penyimpangan
tidak sejajar”
4. Putaran pully penggerak n1 = 1403 rpm
n2 = 1406 rpm
n3 = 1405 rpm
n4 = 1406 rpm
n5 = 1406 rpm
nrata-rata = 1405.2 rpm
5. Pemeriksaan kesejajaran pully Pully telah sejajar ()
penggerak dan pully yang
digerakkan (pully 2) Kopling belum sejajar ( )
71