Tabel 3.8 Data Hasil Pemeriksaan Transmisi Roda Gigi Setelah Pembongkaran.
PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN SISTEM TRANSMISI
SETELAH PEMBONGKARAN
1. Pemeriksaan konstruksi roda gigi, a. Jenis roda gigi (1) Roda gigi
meliputi lurus
a. Jenis kedua roda gigi b. Jenis roda gigi (2) Roda gigi
lurus
b. Penyimpangan roda gigi pada a. Besarnya celah roda gigi (1) =
poros digunakan penyiku, ukur 0.05 mm
besarnya celah yang ada dengan b. Besarnya celah roda gigi (2) =
menggunakan “feeler gauge”. 0.05 mm
Dluar1 = 143.80 mm
Dluar2 = 143.80 mm
2. a. Pengukuran diameter luar pully (P1) Drata-rata = 143.80 mm
Ddalam1 = 143.80 mm
Ddalam2 = 143.80 mm
b. Pengukuran diameter dalam pully Drata-rata = 143.80 mm
(P1) Beri penjelasan keadaan pully
setelah dilakukan pemeriksaan.
“Keadaan pully setelah
pembongkaran mengalami
perbedaan dengan keadaan
sebelum dibongkar”
Dluar1 = 130.5 mm
a. Pengukuran diameter luar roda gigi Dluar2 = 130.5 mm
yang terhubung oleh poros pada pully Drata-rata = 130.5 mm
Ddalam1 = 134 mm
b. Pengukuran diameter dalam roda Ddalam2 = 134,5 mm
gigi yang terhubung oleh poros pada Drata-rata = 134,25 mm
pully Beri penjelasan keadaan pully
setelah dilakukan pemeriksaan.
“Pully setelah pembongkaran
menjadi lebih simetri dan sejajar
dengan pully lain ”
Dluar1 = 122,5mm
a. Pengukuran diameter roda gig luar Dluar2 = 122,3mm
yang terhubung oleh rantai Drata-rata = 122.4 mm
Ddalam1 = 112,5 mm
b. Pengukuran diameter dalam roda Ddalam2 = 112,1 mm
gigi yang terhubung oleh rantai Drata-rata = 112,07 mm
Beri penjelasan keadaan pully
setelah dilakukan pemeriksaan.
Roda gigi dalam keadaan baik
3. Pemeriksaan kondisi sabuk “V-belt”. Seri sabuk Tebal
a. Periksa seri sabuk “V-belt” dan Sabuk
tebal sabuk yang terhubung a. Sabuk 1 =B-60 11.4 mm
pada pully motor penggerak. b. Sabuk 2 = B-60 10.35 mm
b. Periksa seri sabuk “V-belt” dan c. Sabuk 3 = -
tebal sabuk yang terhubung
pada pully yang digerakkan. Beri penjelasan keadaan sabuk
setelah dilakukan pemeriksaan.
“Kondisi kedua sabuk V-belt
dalam keadaan baik”
4. a. Diameter poros 2 D2.1 = 34.95 mm
D2.2 = 35 mm
D2.3 = 34.95 mm
Drata-rata = 34.97 mm
Beri penjelasan kerataan poros
setelah dilakukan pemeriksaan.
“poros dalam keadaan baik
tetapi ada coakan kecil karena
terlalu kencang ketika menjepit
b. Diameter poros 3 baut pengunci”
D3.1 = 34.95 mm
D3.2 = 35 mm
D3.3 = 35 mm
Drata-rata = 34.98 mm
Beri penjelasan kerataan poros
setelah dilakukan pemeriksaan.
“poros dalam keadaan
baik”
5. a. Diameter lubang dudukan poros Dbearing1.1 = 35,03 mm
(diameter dalam) 1. Dbearing1.2 = 35 mm
Dbearing1.3 = 35,4mm
Drata-rata = 35,023 mm
Dbearing2.1 = 35,04 mm
Dbearing2.2 = 35,04 mm
b. Diameter lubang dudukan poros Dbearing2.3 = 35,04 mm
(diameter dalam) 2. Drata-rata = 35,04 mm
Dbearing3.1 = 35,04 mm
Dbearing3.2 = 35,04 mm
Dbearing3.3 = 35,05 mm
c. Diameter lubang dudukan poros Drata-rata = 35,027 mm
(diameter dalam) 3.
Beri penjelasan kerataan lubang
dudukan poros setelah dilakukan
pemeriksaan.
“poros dalam keadaan baik”
Dbearing4.1 = 35,02 mm
Dbearing4.2 = 35,02 mm
Dbearing4.3 = 35 mm
Drata-rata = 35,013 mm
d. Diameter lubang dudukan poros
(diameter dalam) 4. Beri penjelasan kerataan lubang
dudukan poros setelah dilakukan
pemeriksaan.
“poros dalam keadaan
baik”