b. pH
Potensial Hidrogen (pH) merupakan salah satu faktor penting yang
harus diperhatikan apabila bekerja dengan enzim, hal ini
dikarenakan enzim hanya mampu bekerja pada kondisi pH tertentu
saja. Suatu kondisi pH dimana enzim dapat bekerja dengan
aktivitas tertinggi yang dapat dilakukannya dinamakan pH
optimum. Sebaliknya pada pH tertentu enzim sama sekali tidak
aktif atau bahkan rusak. Hal ini dapat dijelaskan karena diketahui
bahwa enzim merupakan molekul protein, molekul protein
kestabilannya dapat dipengaruhi oleh tingkat keasaman lingkungan,
pada kondisi keasaman yang ekstrim molekul-molekul protein dari
enzim akan rusak. Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang
berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan
menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali
beberapa enzim misalnya pepsin (pH optimum = 2). Ini disebabkan
oleh :
c. Konsentrasi enzim
Konsentrasi enzim secara langsung mempengaruhi
kecepatan laju reaksi enzimatik dimana laju reaksi meningkat
dengan bertambahnya konsentrasi enzim (Poedjiadi, 1994). Laju
reaksi tersebut meningkat secara linier selama konsentrasi enzim
jauh lebih sedikit daripada konsentrasi substrat. Hal ini biasanya
terjadi pada kondisi fisiologis (Page, 1997). Hubungan antara laju
reaksi enzim dengan konsentrasi enzim ditunjukkan dalam Gambar
3.
d. Kosentrasi Substrat
Bila konsentrasi substrat (S) bertambah, sedangkan keadaan lainya
tetap sama, kecepatan reaksi juga akan meningkat sampai suatu
batas maksimum V. Pada titik maksimum ini enzim telah jenuh
dengan subtrat. Seperti pada gambar. Pada titik-titik A dan B belum
semua enzim bereaksi dengan subtrat, maka pada A dan B
penambahan subtrat S akan menyebabkan jumlah EnzS bertambah
dan kecepatan reaksi v akan bertambah, sesuai dengan penambahan
S. Pada titik C semua enzim telah bereaksi denagn subtrat,
sehingga penambahan S tidak akan menambah kecepatan reaksi,
karena tidak ada lagi enzim bebas. Pada titik B kecepatan reaksi
tepat setengah kecepatan maksimum. Konsentrasi subtrat yang
menghasilkan setengah kecepatan maksimum dinamakan harga Km
G. Larutan Pati
Pati adalah cadangan pangan utama pada tanaman dan membentuk
sebuah bagian besar dari asupan kalori harian dalam makanan manusia.
Industri, Pati telah menjadi bahan baku utama dalam produksi berbagai
produk termasuk bio-ethanol, coatingandanti-stalingagents. Permintaan
untuk produk akhir berkualitas tinggi melalui pengolahan luas Pati,
hanya dapat dipenuhi melalui penggunaan berbagai pati dan α-glukan
memodifikasi enzim. Pentingnya ekonomi enzim-enzim ini adalah
sedemikian rupa sehingga industri Pati telah berkembang menjadi pasar
terbesar untuk enzim setelah industri deterjen. Namun, sebagai industri
berbasis Pati mengembangkan dan memperluas permintaan untuk lebih
efisien enzim yang mengarah ke lebih rendah biaya produksi dan
meningkatkan kualitas produk yang tinggi (Kelly, 2009).
Banyak mikroorganisme menghasilkan enzim amilase, yang paling
umum digunakan untuk aplikasi industri mereka adalah Bacillus
licheniformis, amyloliquifaciens dan Aspergillus niger. menonjol
sebagai penghasil enzim yang mudah, biasanya diaplikasikan pada hal
berguna dalam makanan, pembuatan bir, tekstil, deterjen dan industri
farmasi. terutama digunakan untuk pati pencairan untuk mengurangi
viskositas bahan, produksi maltosa, oligosakarida campuran, sirup
fruktosa tinggi dan sirup maltotetraose (Vidyalakhsmi, 2008).
Untuk menentukan suhu optimum, aktivitasi amilase diukur pada
temperatur yang berbeda selama 5 menit pada pH 6,0. Untuk stabilitas
termal, larutan enzim disimpan pada temperatur yang berbeda selama
60 menit dalam larutan penyangga fosfat (20 mM, pH 6,0) dan
kemudian segera didinginkan dalam es, dan aktivitas residual diukur
pada suhu optimum (Dutta, 2006).
Hidrolisis pati biasa dilakukan oleh asam atau enzim. Hidrolisis
dengan asam membutuhkan konsentasi asam yang tinggi hingga
mencapai pH 1-2, temperatur tinggi (150-230 ⁰C) dan tekanan yang
tinggi pula (1-4 atm). Sedangkan hidrolisis dengan menggunakan enzim
memerlukan suhu yang lebih rendah (kurang dari 100⁰C) dan tekanan
normal. Parameter utama yang berpengaruh nyata pada proses hidrolisis
yang dilakukan oleh enzim adalah suhu, pH medium, konsentrasi
substrat dan konsentrasi enzim. Hidrolisis dengan enzim amilase dapat
terjadi secara optimum pada range suhu 30-40 ⁰C, konsentrasi substrat
antara 20-35 %, konsentrasi enzim antara 0,03-1%, dan pada range pH
6-8 (Marinova dan Kolusheva, 2007).
Keberhasilan isolasi dan pengujian aktivitas enzim sangat
tergantung pada macam serta kondisi sumber enzim, letak enzim,
kecermatan kerja, bahan dan cara ekstraksi yang dipergunakan serta
pengertian sifat-sifat enzim tersebut Enzim α-amilase termasuk
ekstraselular, sehingga mengekstraknya relatif mudah. Umumnya
aktivitas enzim α-amilase terjadi pada suhu 30-40 ºC dan
aktivitasnya akan mengalami penurunan pada kisaran suhu 45-50
ºC, hal ini disebabkan karena enzim mangalami denaturasi
akibatnya molekul-molekul enzim rusak sehingga kehilangan
spesifitasnya (Suarni, 2007).
H. Cara Kerja Enzim
2. Bahan:
Air liur 10 mL
Aquades Secukupnya
Larutan iodin Secukupnya
Larutan pati 1% Secukupnya
Larutan pati pada pH 1, 3, 5, 7 dan 9 Secukupnya
VI. Alur Percobaan
1. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
A. Pengenceran enzim
5 ml air liur
1 ml larutan pati
1 ml larutan pati
5 ml air liur
1 ml larutan pati
1 ml larutan pati
Hasil Pengamatan
No Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim - Air liur: tidak - Air liur + Reaksi Amilum menjadi glukosa Aktivitas enzim
A. Pengenceran Enzim berwarna aquades : bekerja optimum
CH2OH CH2OH
H O H H O H
CH2OH CH2OH
H O H H O H
OH H
Amilase
OH H
OH OH OH OH
H OH H OH
n
ΔA
Linear ()
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pH
Absorbansi Vs pH
0.25
0.2
Absorbansi
0.15
f(x) = − 0.01 x + 0.14 Linear ()
0.1 R² = 0.35
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pH
CH2OH CH2OH
H O H H O H
OH H
Amilase
OH H
OH OH OH OH
H OH H OH
n
0.25
f(x) = − 0.01 x + 0.31
R² = 0.95
0.2
0.15
ΔA
Linear ()
0.1
0.05
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Konsentrasi
Absorbansi Vs Konsentrasi
0.3
f(x) = 0.01 x + 0.04
R² = 0.95
0.25
0.2
Absorbansi
0.15
Linear ()
0.1
0.05
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Konsentrasi
Dari grafik diatas didapatkan hasil yang membentuk garis linier yang
lurus dan meningkat seiring kosentrasinya mengalami peningkatan ini sesuai
teori dimana konsentrasi enzim secara langsung mempengaruhi kecepatan laju
reaksi enzimatik dimana laju reaksi meningkat dengan bertambahnya
konsentrasi enzim (Poedjiadi, 1994), semakin besar kandungan enzim maka
kecepatan menghidrolisis pati juga makin tinggi, makin kecil kandungan enzim
maka kecepatan menghidrolisis pati juga makin rendah. Laju reaksi tersebut
meningkat secara linier selama konsentrasi enzim jauh lebih sedikit daripada
konsentrasi substrat. Hal ini biasanya terjadi pada kondisi fisiologis (Page,
1997). Pada kurva diatas didapatkan regresi sebesar 0,949 dimana hasil ini
mendekati absorbansi teori yaitu sebesar 1. Pada 10X hingga 50X pengenceran
absorbansi terus mengalami penurunan ini berbanding terbalik lurus dengan
kecepatan kerja enzim sehingga enzim bekerja optimum pada pengenceran 10X.
IX. Kesimpulan
1. Konsentrasi enzim mempengaruhi laju aktifitas enzim. Secara teori semakin
besar kandungan enzim maka kecepatan menghidrolisis pati juga makin tinggi,
makin kecil kandungan enzim maka kecepatan menghidrolisis pati juga makin
rendah. Dari hasil percobaan kami dapat membuktikan bahwa konsentrasi
mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik. Pada percobaan kami kurva
absorbnsi Vs konsentrasi di peroleh nilai regrasi sebesar 0,949.
2. pH dapat mepengaruhi aktivitas enzim. Pada percobaan pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim ini dihasilkan aktivitas enzim pada pH 3 dan pada teori
mengatakan bahwa enzim amylase bekerja pada pH optimum 7. Hal ini tidak
sesuai teori karena kesalahan-kesalahan praktikan pada saat percobaan yaitu
dimana praktikan kurang teliti dalam memasukkan saliva pada saat yang tepat,
membiarkan larutan pati dan enzim pada suhu ruang terlalu lama sehingga
enzim menghidrolisis substrat dan tidak terbentuk kompleks iod ketika
ditmbahkan iodine, tidak bersihnya alat praktikum sehingga pengotor masih
tertinggal pada tabung reaksi
X. Jawaban Pertanyaan
1. Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan antara kecepatan reaksi enzim (
V= ∆A/menit) degan pH.
Jika dalam 5 menit maka:
nama ∆A/meni
2. Buatlah kurva
sampel A ∆A t
antara
Blanko 0.883
nama ∆A/meni
sampel A ∆A t
Blanko 0.883
0.14 R² = 0.92
0.12
0.1
Linear ()
0.08
0.06
0.04
0.02
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
konsentrasi
No Gambar Keterangan
1 Alat yang digunakan yaitu pipet,
tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia,
labu ukur