PENDAHULUAN
terutama hukum dagang yang merupakan roda penggerak perekonomian. Perkembangan tersebut
membuat banyaknya dalam usaha dagang yang dimana merupakan si pemilik dari usaha dagang
tersebut memilih untuk meminjam modal (uang) kepada pihak lain. Peminjaman uang tersebut
juga memiliki jangka waktu yang di tentukan oleh para pihak dalam pengembaliannya. Dalam
dunia hukum, debitur yang tidak dapat kewajibannya terhadap kreditur dapat dinyatakan pailit.
Karena apabila hal itu dibirkan berlarut-larut akan dapat menggangu tatanan kehidupan ekonomi
yang sudah ada. Pada dasarnya Kepailitan dapat terjadi karena makin pesatnya perkembangan
perekonomian dan perdagangan dimana muncul berbagai macam permasalahan utang piutang
yang timbul dalam masyarakat. Begitu juga dengan krisis moneter yang terjadi di Indonesia telah
menimbulkan kesulitan besar terhadap dunia usaha dalam menyelesaikan utang piutang untuk
Setiap debitur yang berada dalam keadaan berhenti membayar dapat dijatuhi putusan
kepailitan. Debitur ini dapat berupa perorangan (badan pribadi) maupun badan hukum. Di sisi
lain, terdapat juga debitur yang memiliki utang terhadap kreditur dengan menjaminkan harta
bendanya (Hak Jaminan). Dimana Hak Jaminan berfungsi untuk pelunasan apabila debitur ingkar
janji. Selain itu pentingnya Hak Jaminan yaitu demi keamanan pemberian kredit dalam arti
1
piutang dari pihak yang memberi pinjaman akan terjamin dengan adanya jaminan. Sehingga
bilamana debitur ingkar janji, maka kreditur berhak mengeksekusi jaminan yang di berikan oleh
debitur. Dengan dijatuhkannya putusan pailit oleh Pengadilan Niaga, debitur demi hukum
kehilangan haknya untuk berbuat sesuatu terhadap penguasaan dan pengurusan harta kekayaan
yang termasuk dalam kepailitan terhitung sejak tanggal kepailitan itu. Kepailitan mengakibatkan
seluruh harta kekayaan debitur serta segalasesuatu yang diperoleh selama kepailitan berada
dalam sitaan umum sejak saat putusan pernyataan pailit di ucapkan. Setiap putusan pailit yang
dikeluarkan oleh pengadilan memiliki akibat hukum yang bermacam-macam, akibat hukum
1. Agar memberi pengetahuan terkait hak jaminan bilamana debitur mengalami pailit.
2. Untuk memahami lebih lanjut mengenai akibat hukum dari putusan pailit secara umum
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pemaparan
A. Pengertian Kepailitan
Kepailitan merupakan suatu proses dimana seorang debitur yang mempunyai kesulitan
keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini adalah
pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya, Harta
debitur dapat dibagikan kepada para kreditur sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Menurut Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang
Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya disebut UUK dan
PKPU) menyatakan bahwa, Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit
yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Dilihat dari segi Lembaga makan Kepailitan yaitu suatu Lembaga hukum dalam hukum
perdata yang dapat dimanfaatkan oleh kreditur untuk menyelesaikan hutang debitur yang
Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan hukum kepailitan adalah …………….. (cari
dibuku)
3
B. Syarat Kepailitan
Hal ini dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (1) UUK dan PKPU:
“Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak mambayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
Menurut pasal 2 ayat (1) UUK dan PKPU di atas, supaya pasal 1131 dan 1132 KUHP
berlaku sebagai jaminan pelunasan utang Kreditur, maka pernyataan pailit tersebut
harus dilakukan dengan putusan Pengadilan yang terlebih dahulu dimohonkan kepada
Pengadilan Niaga. Menurut Gunawan Widjaja, maksud dari permohonan dan putusan
pailit tersebut kepada Pengadilan adalah untuk memenuhi asas publisitas dari keadaan
kepada khalayak umum bahwa Debitur dalam keadaan tidak mampu membayar, dan
hal tersebut memberi kesempatan kepada Kreditur lain yang berkepentingan untuk
melakukan tindakan. Dengan demikian, dari pasal tersebut dapat kita tarik kesimpulan
bahankuliyah )
2. Adanya hutang
4. Adanya debitur
4
5. Adanya kreditur (lebih dari satu kreditur)
C. Peraturan Kepailitan
pailit)
1. Permohonan pailit, syarat permohonan pailit telah diatur dalam UU No. 4 Tahun
3. Rapat verifikasi, adalah rapat pendaftaran utang – piutang, pada langkah ini
dilakukan pendataan berupa jumlah utang dan piutang yang dimiliki oleh debitur.
Verifikasi utang merupakan tahap yang paling penting dalam kepailitan karena
4. Perdamaian, jika perdamaian diterima maka proses kepailitan berakhir, jika tidak
5
6. Insolvensi, yaitu suatu keadaan dimana debitur dinyatakan benar – benar tidak
mampu membayar, atau dengan kata lain harta debitur lebih sedikit jumlah
dengan hutangnya
7. Pemberesan atau likuidasi, yaitu penjualan harta kekayaan debitur pailit, yang
8. Rehabilitasi, yaitu suatu usaha pemulihan nama baik kreditur, akan tetapi dengan
catatan jika proses perdamaian diterima, karena jika perdamaian ditolak maka
9. Kepailitan berakhir.
Jaminan atau agunan adalah aset pihak peminjam yang dijanjikan kepada pemberi
pinjaman jika peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Jika peminjam
gagal bayar, pihak pemberi pinjaman dapat memiliki agunan tersebut. Dalam
pemeringkatan kredit, jaminan sering menjadi faktor penting untuk meningkatkan nilai
kredit perseorangan ataupun perusahaan. Bahkan dalam perjanjian kredit gadai, jaminan
Sedangkan pengertian angunan dalam pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
6
“Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada
maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur
itu.”
B. Fungsi jaminan
C. Jenis jaminan