2. Teknik Menjual
Teknik menjual merupakan cara-cara atau kiat-kiat yang dilakukan penjual dalam rangka meraih
konsumen. Dalam dunia penjualan ada berbagai macam teori yang berkaitan dengan teknik menjual,
salah satunya adlah berdasarkan 5 konsep AIDAS. Tahapan –tahapan yang harus dilakukan seorang
wirausaha dalam melakukan kegiatan penjualan berdasarkan 5 konsep AIDAS sebagai berikut.
a. Perhatian (Attention)
Pada tahap ini wirausaha berusaha agar calon konsumen memperhatikan penawaran yang
dilakukannya. Untuk mendapatkan perhatian dari calon konsumen wirausaha harus
memperlihatkan sikap yang baik, tutur kata dan cara berpakaian yang menarik yang akan
membeeri penilaian yang positif dari calon konsumen yang akan berpengaruh terhadap
terjadinya jual beli
b. Minat (Interest)
Pada tahap ini wirausaha berusaha meningkatkan perhatian calon konsumen menjadi minat
dengan cara menciptakan suasana yang menyenangkan, mendengarkan dan memahami
kebutuhan konsumen.
c. Keinginan (Desire)
Pada tahap ini wirausaha harus dapat meyakinkan calon konsumen dengan menjelaskan
keuntungan yang akan didapat calon konsumen apabila membeli produk yang ditawarkan
serta kerugiannnya jika tidak membeli produk yang ditawarkan serta kerugiannya jika tidak
membeli produk tersebut. Hal-hal yang mempengaruhi keinginan membeli dari calon
konsumen adalah faktor pendapatan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin dan lain-lain.
d. Tindakan (Action)
Pada tahap inni wirausaha harus dapat mewujudkan kebutuhan , harapan konsumen serta
memberikan keyakinan bahwa barang, jasa dan ide yang dibeli merupakan langkah tepat
yang dapat memberikan keuntungan bagi konsumen.
e. Kepuasan (Satisfaction)
Pada tahap ini wirausaha harus dapat memastikan bahwa kualitas barang, jasa dan ide yang
dibeli sesuai dengan harapan konsumen. Harga ditetapkan juga merupakan harga yang
pantas, sehingga pembeli merasa puas dan selanjutnya menjadi langganan. Untuk itu,
seorang penjual yang baik adalah penjual yang mampu dan mau mengarahkan,
membimbing, serta memberi petunjuk tentang kegunaan maupun efek samping dari produk
yang ditawarkan.
Tenaga penjual yang profesional merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam
kelancaran usaha.
Aspek pemasaran selanjutnya yang harus diperhatikan oleh penjual yang harus diperhatikan
oleh penjual atau wirausahawan yaitu penetapan harga jual produk.
1. Penetapan Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2010:314), harga merupakan sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa, atau jumlah dari
nilai yang ditukar konsumen atasa manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut. Kebijakan penetapan harga mempengaruhi keberhasilan
pemasaran. Harga yang ditetapkan oleh wirausaha atau penjual bukan berarti harus murah
atau mahal, akan tetapi disesuaikan dengan daya beli konsumen.
Penetapan harga sangat penting, baik bagi wirausaha maupun konsumen. Tujuan penetapan
harga adalah sebagai berikut untuk memperoleh laba maksimal, untuk mempertahankan
dan meningkatkan pangsa pasar, untuk meningkatkan volume penjualan, serta untuk alat
promosi. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan harga antara lain
sebagi berikut.
a. Biaya produksi, biaya-biaya yang langsung berhubungan dengan proses menghasilkan
barang
b. Daya beli konsumen, kemampuan konsumen untuk membeli barang yang dihasilkan
c. Laba yang diinginkan, besar kecilnya harga barang ditentukan pula besar kecilnya laba
yang diinginkan.
d. Pesaing, dalam menetapkan harga suatu barang harus memperhatikan pesaing/barang
yang sejenisnya. Apabila harga barang lain lebih rendah dari harga barang yang kita
tawarkan maka barang yang kita tawarkan akan diterima pasar.
e. Jenis barang yang ditawarkan. Dalam menetapkan harga barang, perhatikan jenis barang
yang ditawarkan, apabila barang yang kita tawarkan adalah barang yang tidak ada
penggantinya maka kita dapat menetapkan barang dengan harga tinggi atau sebaliknya.
2. Cara Menetapkan Harga Jual
Harga memegang peranan sangat penting bila dibandingkan dengan kegiatan pemasaran
lainnya. Harga dapat mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta share pasar yang
dituju. Harga juga mampu mempengaruhi posisi persaingan dan dapat mempengaruhi konsumen
terhadap produk yang akan dibeli. Secara umum, terdapat empat metode untuk menetapkan harga
yaitu, metode Penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis
persaingan. Berikut addlah beberapa penjelasan mengenai metode penetapan harga.
a. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Yaitu suatu metode yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan
preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biay, laba dan persaingan. Terdapat tujuh
metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis
persaingan. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai penetapan harga.
1. Skimming Pricing
Strategi ini diterapkan dengan jalan mentapkan harga yang tinggi bagi suatu produk baru atay
inovasi dalam tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan
mulai ketat.
2. Penetration Pricing
Memperkenalkan suatu produk baru berharga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh
volume penjualan yang besar dalam waktu singkat. Tujuan dari strategi ini untuk mencapai
skala ekonomis dan mengurangi biaya per unit.
3. Prestige Lining
Strategi harga yang menetapka hatga tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi
4. Price Lining
Digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dari satu jenis. Perusahaan menentukan
beberapa tingkatan harga pada semua barang yang dijual. Sebagai contoh: sebuah toko yang
menjual bberbagai macam sepatu dengan model, ukuran dan kualitas yang berbeda,
menentuka tiga tingkat harga yaitu Rp. 40.000,00: Rp. 70.000,00: dan Rp. 100.000,00.
5. Olde Even Pricing
Yaitu menetapkan harga yang ganjil atau sedikit dibawah harga yang telah ditentukan dengan
tujuan seccara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Misalnya
harga Rp. 4.980,00 bagi sekelompok tertentu masih beranggapan harga tersebut masih berada
dalam kisaran harga 4.000-an. Konsumen mungkin akan melihat harga 4,980,00 jauh lebih
murah daripada 5.000,00
6. Demand –Backward Pricing
Perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen, kemudian
perusahaan menentukan margin yang harus dibayarkan kepada wholesaler dan retailer. Setelah
itu baru harga jualnya ditentukan.
7. Bunddle Pricing
Penetapan harga dengan cara menjual produk dalam satu paket dengan satu harga tertentu
yang lebih murah dibanding membeli satu unit produk masing-masing. Misalnya travel agency
menawarkan paket liburan yang mencakup trancportasi, akomodasi, dan konsumsi.
Contoh menghitung harga jual menggunakan metode cost plus pricing yaitu sebagai
berikut. Seorang wirausaha akan memproduksi produk pakaian, akan dikeluarkan sejumlah
biaya ddengan rincian sebagai berikut.
Biaya produksi 50 barang adalah :
- Biaya bahan baku = Rp. 2.000.000,00
- Biaya tenaga kerja = Rp. 700.000,00
- Biaya lain-lain = Rp. 350.000,00
- Jumlah biaya = Rp. 3.050.000,00
Keuntungan yang diinginkan wirausaha tersebut adalah 30 % dari total biaya. Sehingga
harga seluruhnya adalah sebagai berikut.
2) Mark Up Pricing
Yaitu perusahaan yang mentapkanharga jual dengan menambah harga beli dari seorang pedagang
dengan suatu persentase tertentu. Rumus Mark Up pricing addalah sebagai berikut.
D. Melakukan Negoisasi
Aspek pemasaran yang selanjutnya adalah Negoisasi. Seorang wirausaha atau penjual harus
menguasai cara bernegoisasi yang baik dengan pelanggan. Negoisasi merupakan
perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan
tawar menawar.
Kesulitan menjual terjadi pada saat menemui calon pelanggan yang suka menawar dan ingin
mendapatkan potongan dengan harga yang tinggi. Pada saat seperti itulah diperlukan
kemampuan negisasi yang baik.
1. Strategi Negoisasi
Strategi negoisasi terdiri atas tiga strategi yaitu strategi menang-menang, strategi menang
kalah, dan strategi kalah-kalah.
a. Strategi menang-menang ( Win-win Strategi)
Strategi negoisasi yang berorientasi pada kemenangan kedua belah pihak. Dalam
strategi ini tidak ada pihak yang dirugikan, kedua belah pihak sama-sama mendapatkan
keuntungan (tujuannya).
b. Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy)
Strategi negoisasi untuk memperoleh kemenangan mutlak dengan cara mengalahkan
orang lain. Strategi inni diambil ketika situasi tertentu yang membuat salah satu pihak
mengharuskan untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya namun disamping itu pihak lainnya terpaksa menerima kekalahan dari
perundingan yang telah diusulkan
c.
2.